Post on 31-Jan-2016
description
Chapter 20 Audit Siklus Persediaan dan Pergudangan
Oleh : Padlah Riyadi, SE, Ak, CA.------------------------------------------------------------------------------------Pendahuluan
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya yang erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku memasuki siklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi danpembayaran, sementara tenaga kerja langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.
Audit terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun, sering kali merupakan bagian yang paling kompleks dan paling menghabiskan waktu audit. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas audit persediaan termasuk :
Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca Persediaan sering kali berada pada lokasi yang berbeda, yang membuat pengendalian
dan perhitungan fisik menjadi sulit Sering kali sulit bagi auditor untuk mengamati dan menilai itempersediaan yang
berbeda seperti perhiasan, bahan kimia, dan suku cadang elektronik Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keuasangan persediaan merupakan hal
yang penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan. Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima dan beberapa
organisasi mungkin ingin menggunakan metode penilaian yang berbeda unutk berbagai bagain persediaan yang dapat diterima menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum
Tujuan Pembelajaran 1 :
Menguraikan fungsi bisnis serta dokumen dan catatan terkait dalam siklus persediaan dan
pergudangan
Fungsi Bisnis dalam Siklus serta Dokumen dan Catatan Terkait
Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat bisnisnya. Untuk bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering kali berupa persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari siklus persediaan dan pergudangan, kita akan menggunakan contoh perusahaan manufaktur, yang persediaannya mungkin meliputi bahan baku, suku cadang dan perlengkapan yang dibeli untuk digunakan dalam produksi, barang dalam proses manufaktur, dan barang jadi yang tersedia untuk dijual. Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap sebagai terdiri dari dua sistem terpisah tetapi terkait erat, di mana yang satu melibatkan arus fisik bang dan yang
lainnnya dengan biaya terkait. Enam fungsi bisnis akan membentuk siklus persediaan dan pergudangan.
1. Memroses Pesanan Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan apakah pembelian persediaan adalah berupa bahan baku suatu perusahaan manufaktur atau barang jadi bagi perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan untuk meminta departemen pembelian untuk memesan persediaan. Permintaan tersebut dapat dilakukan oleh personil ruang penyimpanan bahan baku yang diperlukan, dengan perangkat lunak computer yang terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat yang telah ditentukan terlebih dahulu, dengan pesanan yang dilakukan atas abahan baku yang diminta unutk memenuhi pesanan pelanggan, atau melalui pesanan yang dilakukan atas dasar perhitungaan bahan baku secara periodik.
2. Menerima Bahan Baku
Penerimaan bahan baku yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut kuantitas dan kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat laporan penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran dilakukan. Setelah inspeksi, bahan itu dikirim ke ruang penyimpanan dan slinan dokumen penerimaan, atau pemebritahuan atau notifikasi elektronik mengenai penerimaan barang, biasanya diserahkan ke bagian pembelian, ruang penyimpanan, dan utang usaha. Pengendalian dan akuntabilitas merupakan hal penting unutk semua transfer tersebut.
3. Menyimpan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan. Ketika departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan pesanan, atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk memperbaharui file induk persediaan perpetual dan mencatat transef dari akun bahan baku kea kun barang dalam proses. Pembaharuan tersebut dilakukan secara otomatis dalam organisasi yang memiliki sistem perangkat lunak akuntansi dan manajemen persediaan terintergrasi.
4. Memroses Barang
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi yang ekonomis. Departemen pengendalian produksi yang terpisah sering kali bertanggung jawab untuk menentukan provisi untuk memperhitungkan kuantitas yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan, pengendalian kualitas, dan perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap departemen produksi biasanya bertanggung jawab untuk mereview laporan produksi dan sisa bahan yang dibuat computer,
yang menyediakan informasi yang bermanfaat bagi akuntansi untuk mencatat transfer bahan dan menentukan biaya produksi.
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan profitabilitas relative produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen serta menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya : sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi dan kombinasi dari kedua sistem tersebut.dalam sistem biaya pekerjaan (job cost system), biaya diakumulasikan oleh setiap pekerjaan ketika biaya dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya proses (process cost system), biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk setiap proses dibebankan ke produk melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari fileinduk, neraca lajur, dan laporan yang mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau produk telah selesai, biaya yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke barang jadi pada laporan departemen produksi.
5. Menyimpan Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang penyimpanan menunggu dikirim. Dalamperusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik, barang jadi disimpan dibawah pengendalian fisik yang terpisah, disuatu area dengan akses terbatas. Pengendalian barang sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
6. Mengirimkan Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan. Pengiriman aktual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau aktiva lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva yang diperlukan untuk memenuhi criteria pengakuan pendapatan. Untuk sebagian besar transaksi penjualan, pengiriman aktual merupakan pemicu untuk mengakui piutang usaha terkait dan penjualan terkait dalam sistem akuntansi. Jadi, pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang disetujui secara layak.
Serupa dengan pengiriman barang jadi, transfer persediaan dalam siklus persediaan dan pergudangan harus diotorisasi oleh dokumentasi transfer yang layak untuk memastikan keakuratan transfer biaya antarakun persediaan pada neraca.
File Induk Persediaan Perpetual
Catatan perpetual yang terpisah biasanya disimpan untuk bahan baku dan barang jadi. Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan sistem perpetual untuk barang dalam proses. File induk persediaan yang diakuisisi, dijual, dana di ditangan. Dalam sistem terkomputerisasi yang dirancang dengan baik, file itu juga berisi informasi mengenai biaya
per unit. Untuk akuisisi bahan baku, file induk persediaan perpetual diperbaharui secara otomatis ketika akuisisi persediaan diproses sebagai bagian dari pencatatan akuisisi.
Tujuan Pembelajaran 2 :
Menguraikan bagaimana e-commerce mempengaruhi manajemen persediaan
Bagaimana E-Commerce Mempengaruhi Manajemen Persediaan
Internet memiliki kegunaan khusus dalam pengelolaan persediaan, dari sini dapat diketahui informasi lengkap berbasis real time yang dibutuhkan oleh rekan bisnis (pemasok dan pelanggan). Informasi yang biasanya terseedia didalamnya, seperti jumlah stok yang disimpan, lokasi produk, dan berbagai informasi lainnya yang diperlukan manajemen untuk meegawasi aliran persediaan.
Selain kegunaannya yang penting, internet juga dapat menimbulkan resiko bisnis. Penggunaannya dalam E-Commerce akan meningkatkan resiko bisnis jika pengendalian untuk mengoperasikannya kurang memadai. Seperti pembetasan penggunaan password, firewalls, dan peengendalian teknologi manajemen lainnya. Hal tersebut akan memunculkan kecurangan/kesempatan untuk mengubah jumlah persediaan yang telah ada.
Tujuan Pembelajaran 3:
Menjelaskan lima bagian audit siklus persediaan dan pergudangan
Bagian dari Audit Persediaan
Tujuan dalaam auditsiklus perssediaan dan pergudangan adalah menyediakan kepastian bahwa laporan keuangan menyajikan informasi bahan baku, barang setengah jadi, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan secara wajar.
Audit atas siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima) aktivitas yang berbeda, yaitu :
1. Akuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.
Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu pemrosesan atas pembelian pesanan, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku. Auditor mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal atas ketiga fungsi tersebut dan kemudian melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, baik transaksi siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia.
Pengujian terhadap pengendalian akuisisi bahan baku dan biaya manufaktur tersebut harus berjalan efektif dan transaksi akuisisi dinyatakan dengan benar. Bila tenaga kerja langsung merupakan bagian penting dalam persediaan manufaktur, maka auditor harus melakukan verifikasi proses akuntansi yang benar atas biaya inidalam siklus penggajian dan personalia.
2.Perpindahan internal atas asset dan biaya.
Pemindahan internal dalam persediaan meliputi fungsi ke 4 (empat), yaitu pemrosesan barang dan pentimpanan barang jadi. Klien membukukan aktivitasnya dalam pencatatan akuntansi biaya, yang independen dari siklus lain dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan.
3. Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya.
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakan fungsi terakhir. Proses ini merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, maka auditor harus mendapatkan pemahaman dan pengujian pengendalian internal atas pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus ini, termasuk prosedur dalam verifikasi akurasi kredit atas persediaan yang dicatat dalam berkas utama persediaan perpetual.
4. Pengamanan fisik atas persediaan.
Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca dan dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti penting yang dapat digunakan utuk melakukan verifikasi terhadap keberadaan dan perhitungan persediaan.
5. Penempatan harga dan kompilasi persediaan.
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentuan apakah klien mengikuti metode persediaan yang sesuai dengan SAK dan konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya. Prosedur yang digunakan auditor untuk melakukan verifikasi biaya ini disebut pengujian harga. Sebagai tambahan, auditor harus melakukan pengujian kompilasi persediaan. Yaitu suatu pengujian utuk melakukan verifikasi apakah perhitungan fisik dilakukan dengan benar, kuantitas dan harga persediaan dijabarkan dengan benar untuk menghitung saldo buku besar.
Auditor menguji akuisisi dan melakukan pencatatan bahan baku, tenaga keja langsung, daan overhead sebagai bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia. Mereka juga menguji pengiriman barang dan mencatat pendapatan dan biayaterkait dengan siklus penjualan dan penagihan. Auditor perlu mempertimbangkanhasil pengujian tersebutdalam siklus lainnnya untuk menentukan sifat dan lingkup pengujian subtantif yang diperlukandalam audit persediaan.
Tujuan Pembelajaran 4 :
Merancang dan melaksanakan pengujian audit atas akuntansi biaya
Audit atas Akuntansi Biaya
Sistem dan pengendalian akuntansi biaya milik perusahaan yang berbeda lebih bervariasi ketimbang banyak bidang audit lainnya karena sangat beragamnya item persediaan dan tingkat kecanggihan yang diinginkan oleh manajemen. Sebagai contoh , perusahaan yang membuat mesin peternakan mungkin memiliki catatan biaya dan pengendalian internal yang sama sekali berbeda dengan pabrik baja yang membuat dan memasang lemari logam yang dibuat seragam. Tentu saja, perusahaan kecil yang pemiliknya terlibat secara aktif dalam proses manufaktur memerlukan catatan yang tidak terlalu canggih ketimbang peruashaan multiproduk yang besar.
Pengendalian Akuntansi Biaya
Pengendalian akuntansi biaya, adalah pengendalian yang berhubungan dengan pemrosesan yang mempengaruhi persediaan fisik dan penelusuran biaya terkait dari saat bahan baku diminta hingga produk selesai dibuat dan ditransfer ke penyimpanan dan dibagi ke dalam dua kategori luas :
1. Pengendalian fisik atas bahan baku, barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi.2. Pengendalian atas biaya terkait
Untuk melindungi aset, banyak perusahaan secara fisik memisahkan dan membatasi akses ketempat penyimpanan bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi untuk mengendalikan pergerakan persediaan. Klien dapat menggunakan dokumen bernomor urut untuk mengotorisasi pergerakan persediaan agar tidak terjaddi penyalahgunaan aset. Salinan atas dokumen tersebut harus dikirimkan langsung kebagian akuntansi oleh pihak yang menerbitkan, tanpa melalui personel yang bertanggunngjawabatas pengawasannya. Contoh dokumen yang efektif untk jenis ini adalah permintaan bahan baku yang disetujui untuk dikeluarkan dari ruang penyimpanan.
File induk persediaan perpetual yang disimpan oleh orang tidak bertanggung jawab atau memiliki akses ke aktiva merupakan pengendalian akuntansi biaya lainnya yang bermanfaat karena :
File tersebut menyediakan catatan persediaan yang ada di tangan, yang digunakan untuk memulai produksi dan akuisis bahan atau barang tambahan.
File tersebut menyediakan catatan File tersebutmenyediakan caatatan untuk mempertanggungjawabkan apabila
ditemukan selisih antara perhitungan fisik dan jumlah yang tersaji pada listing atau daftar perpetual
Metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi bagi akuntansi biaya :
Pengujian atas Akuntansi Biaya
Auditor sangat memperhatikan empat aspek akuntansi biaya berikut :
1. Pengendalian fisik terhadap persediaan
Auditor menguji pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan
barang jadi terbatas pada observasi serta pengajuan pertanyaan. Auditor dapat
memeriksa area penyimpanan bahan baku untuk menentukan apakah persediaan
sudah dilindungi dari pencurian dan penyalahgunaan dengan menggunakan kunci atau
ukuran keamanan lainnya, termasuk custodian persediaan. Auditor dapat meminta
Memahami pengendalian internal-
sistem akuntansi biaya
Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi bagi sistem akuntansi biaya guna memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
Mengevaluasi cost-benefitpengujian pengendalian
Menilai risiko pengendalian yang
direncanakan- sistem akuntansi biaya
Penetapan waktu
Item-item yang akan dipilih
Ukuran sampel
Prosedur audit
custodian persediaan untuk menjelaskan tugas-tugasnya yang terkait dengan
mengawasi persediaan yang dimonitor olehnya. Jika auditor menyimpulkan bahwa
pengendalian fisik sangat tidak memadai sehingga persediaan akan sulit dihitung
secara akurat, auditor harus memperluas observasi pengujian persediaan fisik untuk
memastikan bahwa perhitungan yang memadai telah dilakukan
2. Dokumen dan catatan untuk mentransfer persediaan
Perhatian auditor terutama tertuju pada memverifikasi transfer persediaan dari satu
lokasi ke lokasi lainnya yang dicatat memang ada, semua transfer actual sudah dicatat,
dan kuantitas, deskripsi, serta tanggal semua transfer yang dicatat sudah akurat.
Produk yang diberi label dengan kode batang terstandardisasi yang dapat dipindai
oleh pembaca kode batang laser dan teknologi lainnya akan mempermudah klien
menelusuri pergerakan barang melalui produksi. Ketika mengaudit transfer
persediaan, pertama auditor harus memahami pengendalian internal klien untuk
mencatat transfer sebelum dapat melaksanakan pengujian yang relevan.
Setelah memahami persediaan internal, suditor dapat dengan mudah melaksanakan
pengujian pengendalian atau pengujian substantive atas transaksi dengan memeriksa
dokumen serta catatan untuk menguji tujuan keterjadian dan keakuratan bagi transfer
barang dari ruang penyimpanan bahan baku ke lini perakitan manufaktur.
3. File induk persediaan perpetual
Reliabilitas file induk persediaan perpetual mempengaruhi penetaoan waktu dan
lingkup pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika file induk persediaan
perpetual sudah akurat , auditor dapat menguji persediaan fisik sebelum tanggal
neraca. Auditor menguji file induk persediaan perpetual dengan memeriksa
dokumentasi yang mendukung penambahan dan pegurangan jumlah persediaan dalam
file induk.
4. Catatan biaya per unit
Kakuratan data biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead manufatur
sangatlah penting untuk menyatakan secara wajar persediaan bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi. Agar data biayanya akurat, klien harus
mengintegrasikan catatan akuntansi biayanya dengan catatan produksi dan akuntansi
lainnya. Ketika menguji catatan biaya persediaan, pertama auditor harus memahami
pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya. Setelah auditor memahami
pengendalian internal yang mempengaruhi catatan akuntansi biaya, pendekatan untuk
melakukan verifikasi internal atas catatan akuntansi biaya akan melibatkan konsep
yang sama dengan yang dibahas dalam verifikasi atas transaksi akuisisi, penggajian,
dan penjualan. Menentukan kewajaran biaya overhead manufaktur yang dibebankan
ke barang dalam proses sangatlah menantang bagi auditor karena managemen harus
membuat asumsi yang mempengaruhi alokasi overhead yang dapat mempengaruhi
secara signifikan biaya per unit persediaan, sehingga penilaian persediaan menjadi
wajar.
Tujuan Pembelajaran 5
Menerapkan prosedur analitis pada akun-akun dalam siklus persediaan dan pergudangan.
Prosedur Analitis
Prosedur analitis merupakan hal yang penting dalam mengaudit persediaan dan
pergudangan seperti pada semua siklus lainnya. Selain melaksanakan prosedur analitis yang
memeriksa hubungan saldo akun persediaan dengan akun laporan keuangan lainnya.
Rasio yang dapat digunakan dalam prosedur analitis, antara lain :
1. Rate of gross profit, yaitu laba kotor dibagi dengan penjualan bersih.2. Merchandise inventory turnover, yaitu harga pokok penjualan dibagi dengan
persediaan barang dagangan rata-rata.3. Number of sales in inventory, yaitu 365 dibagi dengan merchandise inventory
turnover.4. Rasio persediaan per aktiva lancar, yaitu persediaan dibagi dengan total aktiva
lancar.5. Rasio yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan rasio sebelumnya, anggaran dan
data industri rata-rata. Prosedur pengujian ini berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
Prosedur Analitis untuk Siklus Persediaan dan Pergudangan
Prosedur Analitis Kemungkinan salah saji
Membandingkan persentase margin kotor
dengan tahun sebelumnya
Lebih saji atau kurang saji persediaan dan
harga pokok penjualan
Membandingkan perputaran persediaan Persediaan yang using, yang mempengaruhi
( harga pokok penjualan dibagi dengan
persediaan rata-rata) dengan tahun
sebelumnya.
persediaan dan harga pokok penjualan.
Lebih saji atau kurang saji persediaan
Membandingkan biaya per unit persediaan
dengan tahun sebelumnya
Lebih saji atau kurang saji biaya per unit,
yang mempengaruhi persediaan dan harga
pokok penjualan.
Membandingkan nilai persediaan yang
ditambahkan dengan tahun sebelumnya
Salah saji dalam kompilasi, biaya per unit,
atau perkalian, yang mempengaruhi
persediaan dan harga pokok penjualan
Membandingkan biaya manufaktur tahun
berjalan dengan tahun sebelumnya ( biaya
variable harus disesuaikan dengan perubahan
dengan volume)
Salah saji biaya per unit persediaan, terutama
tenaga kerja langsung dan overhead
manufaktur, yang mempengaruhi persediaan
dan harga pokok penjualan
Metodologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo untuk Persediaan
Tujuan Pembelajaran 6
Merancang dan melaksanakan pengujian audit observasi fisik atas persediaan.
Pengendalian Terhadap Perhitungan Fisik
Instruksi klien yang benar untuk melakukan perhitungan fisik
Supervisi oleh personil perusahaan yang bertanggung jawab
Verifikasi internal yang independen atas perhitungan yang dilakukan oleh personel klien
lainnya
Mengidenifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi persediaan.
Merancang pengujian atas rincian saldo persediaan untuk memenuhi tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo
Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai resiko inheren untuk persediaan.
Menliai resiko pengendalian untuk beberapa siklus.
Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi untuk beberapa siklus.
Merancang pengujian atas rincian saldo persediaan untuk memenuhi tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo.
Prosedur audit
Ukuran sampel
Item yang akan dipilih
Penetapan waktu
Rekonsiliasi independen antara perhitungan fisik dengan file induk persediaan perpetual
Pengendalian klien yang memadai terhadap lembar perhitungan atau tag
Keputusan Audit
Penetapan Waktu
Auditor harus memutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir
tahun terutama atas dasar keakuratan file induk persediaan perpetual. Jika klien
melakukan perhitungan fisik interim, dimana auditor hanya akan setuju apabila
pengendalian internalnya efektif, auditor akan mengamati perhitungan persediaan
pada saat itu, dan juga menguji transaksi yang dicatat dalam catatan persediaan
perpetual dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun. Jika catatan perpetual sudah
akurat dan pengendalian terkait beroperasi secara efektif, mungkin klien tidak perlu
menghitung semua persediaan pada akhir tahun. Sebaliknya, jika tidak terdapat
catatan perpetual dan persediaan berjumlah material, klien harus menghitung
persediaan fisik secara menyeluruh mendekati akhir periode akuntansi
Ukuran Sampel
Jumlah item persediaan yang harus dihitung auditor sulit dirinci karena auditor
berfokus pada mengamati prosedur klien dan bukan pada memilih item yang akan
diuji. Demi kemudahan, ukuran sampel dalam observasi fisik dapat dipertimbangkan
dalam istilah total jam yang dihabiskan dan bukan jumlah item persediaan yang
dihitung.
Pemilihan Item
Ketika mengamati klien yang menghitung persediaan, auditor harus berhati-hati untuk
:
- Mengamati perhitungan item-item yang paling signifikan dan sampel representatif
dari item persediaan yang umum.
- Menyelidiki item yang mungkin telah using atau rusak.
- Membahas dengan manajemen menyangkut alasan mengeluarkan item yang
material.
Observasi Fisik Persediaan
Bagian yang paling penting dari observasi persediaan adalah menentukan apakah
perhitungan fisik telah dilakukan sesuai denga instruksi klien. Untuk melakukan hal ini
secara efektif, auditor harus hadir ketika perhitungan fisik dilakukan. Jika karyawan klien
tidak mengikuti instruksi persediaan, auditor harus menghubungi penyelia untuk
memecahkan masalah atau memodifikasi prosedur observasi fisik.
Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Saldo dan Pengujian atas Rincian Saldo untuk Observasi
Persediaan Fisik
Tujuan Audit yang Berkaitan
dengan Saldo
Prosedur Observasi
Persediaan yang Umum
Komentar
Eksistensi : Persedian yang
dicatat pada tag memang ada.
Memilih sampel acak nomor
tag dan mengidentifikasi tag
dengan nomor yang
dilampirkan pada persediaan
actual.
Mengamati apakah terjadi
pergerakan persediaan selama
perhitungan
Tujuannya adalah untuk
mengungkapkan
pencantuman item yang tidak
ada sebagai persediaan.
Kelengkapan : Persediaan
yang ada dihitung dan diberi
tag, dan tag diperhitungkan
untuk memastikan tidak ada
yang hilang.
Memeriksa persediaan untuk
memastikan bahwa
persediaan telah diberi tag.
Mengamati apakah terjadi
pergerakan persediaan selama
perhitungan.
Menyelidiki persediaan di
lokasi lainnya.
Memperhitungkan semua tag
yang digunakan dan tidak
digunakan untuk memastikan
tidak ada yang hilang atau
dihilangkan secara sengaja.
Mencatat nomor tag yang
digunakan dan tidak
digunakan untuk tindak lanjut
berikutnya.
Perhatian khusus harus
diarahkan pada pengilangan
bagian persediaan yang
besar.
Pengujian ini harus
dilakukan pada penyelesaian
perhitungan fisik.
Pengujian ini harus
dilakukan pada penyelesaian
perhitungan fisik.
Keakuratan : Persediaan Menghitung ulang Pencatatan perhitungan klien
dihitung secara akurat. perhitungan klien untuk
memastikan perhitungan
yang dicatat pada tag sudah
akurat ( juga mengecek
deskripsi dan unti
perhitungan, seperti lusin
atau gross).
Membandingkan perhitungan
fisik dengan file induk
persediaan perpetual.
Mencatat perhitungan klien
untuk pengujian selanjutnya.
dalam file audit pada lembar
perhitungan persediaan
dilakukan karena dua alasan :
untuk memperoleh
dokumentasi bahwa
pemeriksaan fisik yang
memadai telah dilakukan,
dan untuk menguji
kemungkinan bahwa klien
mengubah perhitungan yang
tercatat setelah auditor
meninggalkan premis.
Classiffication : Persediaan
diklasifikasikan dengan
benar pada tag.
1. Memeriksa deskripsi
persediaan pada tag dan
membandingkannya
dengan persediaan actual
bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi.
2. Mengevaluasi apakah
presentase penyelesaian yang
dicatat pada tag untuk barang
dalam proses sudah layak.
Pengujian tersebut akan
dilakukan sebagai bagian
dari prosedur pertama dalam
tujuan keakuratan.
Cutoff: Informasi diperoleh
untuk memastikan pembelian
dan penjualan persediaan
dicatat pada periode yang
benar.
1. Mencatat dalam file
audit untuk tindak lanjut
berikutnya atas nomor
dokumen pengiriman
terakhir yang digunakan
pada akhir tahun.
2. Memastikan
persediaan untuk item-item
diatas dikecualikan dari
perhitungan fisik.
3. Mereview area
Memperoleh informasi cut
off yang tepat untuk
penjualan dan akuisisi
merupakan bagian yang
penting dari observasi
persediaan.
pengiriman untuk
persediaan yang
dipisahkan dari pengiriman
tetapi belum
diperhitungkan.
4. Mencatat dalam file
audit untuk tindak lanjut
berikutnya atas nomor
laporan pengiriman
terakhir yang digunakan
pada akhir tahun.
5. Memastikan
persediaan untuk item-item
diatas dilibatkan dalam
perhitungan fisik.
6. Mereview area
penerimaan untuk
persediaan yang harus
dilibatkan dalam
perhitungan fisik.
Realizable Value :
Persediaan yang usang dan
tidak dapat digunakan
dikecualikan atau dicatat.
Menguji persediaan yang
usang dengan menanyakan
karyawan pabrik dan
manajemen serta
mewaspadai item yang
rusak, berkarat atau
ditutupi debu, atau
berlokasi di tempat yang
tidak layak.
Right: Klien memiliki hak
atas persediaan yang dicatat
pada tag.
1. Menanyakan tentang
konsinyasi atau persediaan
pelanggan yang
dicantumkan dalam premis
klien.
2. Mewaspadai akan
persediaan yang
dipisahkan atau diberi
tanda khusus sebagai
indikasi kepemiikan.
Tujuan Audit yang Berkaitan
dengan Saldo
Prosedur Observasi Persediaan yang Umum
Classiffication : Persediaan
diklasifikasikan dengan benar pada
tag.
1. Memeriksa deskripsi persediaan pada tag dan
membandingkannya dengan persediaan actual bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi.
2. Mengevaluasi apakah presentase penyelesaian yang dicatat
pada tag untuk barang dalam proses sudah layak.
Cutoff: Informasi diperoleh untuk
memastikan pembelian dan
penjualan persediaan dicatat pada
periode yang benar.
7. Mencatat dalam file audit untuk tindak lanjut
berikutnya atas nomor dokumen pengiriman terakhir yang
digunakan pada akhir tahun.
8. Memastikan persediaan untuk item-item diatas
dikecualikan dari perhitungan fisik.
9. Mereview area pengiriman untuk persediaan yang
dipisahkan dari pengiriman tetapi belum diperhitungkan.
10. Mencatat dalam file audit untuk tindak lanjut
berikutnya atas nomor laporan pengiriman terakhir yang
digunakan pada akhir tahun.
11. Memastikan persediaan untuk item-item diatas
dilibatkan dalam perhitungan fisik.
12. Mereview area penerimaan untuk persediaan yang
harus dilibatkan dalam perhitungan fisik.
Realizable Value : Persediaan
yang usang dan tidak dapat
Menguji persediaan yang usang dengan menanyakan
karyawan pabrik dan manajemen serta mewaspadai item
digunakan dikecualikan atau
dicatat.
yang rusak, berkarat atau ditutupi debu, atau berlokasi di
tempat yang tidak layak.
Right: Klien memiliki hak atas
persediaan yang dicatat pada tag.
3. Menanyakan tentang konsinyasi atau persediaan pelanggan
yang dicantumkan dalam premis klien.
4. Mewaspadai akan persediaan yang dipisahkan atau diberi
tanda khusus sebagai indikasi kepemiikan.
Tujuan Pembelajaran 7
Merancang dan melakukan tes pemeriksaan dari harga dan kompilasi untuk persediaan
Audit Penetapan Harga dan Kompilasi
Auditor harus memverifikasi bahwa perhitungan fisik atau kuantitas catatan perpetual sudah
diberi harga dan kompilasi dengan benar.
Pengujian harga persediaan (Inventory Price Test) mencakup semua pengujian atas
harga per unit klien untuk menentukan apakah hal itu sudah benar.
Pengujian Kompilasi Persediaan (Inventory Compilation Test) termasuk menguji
ikhtisar perhitungan persediaan klien, menghitung kembali harga dikalikan dengan
kuantitas, memfooting ikhtisar persediaan, dan menelusuri total ke buku besar umum.
1. Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi
Pengendalian internal yang memadai seputar penelusuran biaya per unit yang
diintegrasikan dengan produksi dan catatan akuntansi lainnya yang menyediakan
kepastian bahwa klien menggunakan biaya yang masuk akal untuk menilai
persediaan akhir.
Catatan biaya standar (standard cost record), yang mengindikasikan variasi biaya
bahan, tenaga kerja, dan overhead sangat membantu untuk mengevaluasi kelayakan
catatan produksi.
Untuk mencegah mencantumkan atau menyatakan terlalu tinggi nilai persediaan
yang usang, klien harus mereview secara formal dan melaporkan item persediaan
yang usang, bergerak lambat, rusak, dan dinyatakan terlalu tinggi.
Klien memerlukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk
memastikan bahwa perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar, diberi harga
pada jumlah yang sama seperti catatan perunit, dikalikan dan ditotalkan dengan
benar, serta dicantumkan dalam file induk persediaan perpetual dan akun
persediaan di buku besar umum pada jumlah yang tepat.
Pengendalian internal yang paling penting adalah verifikasi internal oleh orang
yang independen dan kompeten, yang mengandalkan dokumen serta catatan yang
memadai yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan fisik.
2. Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Observasi fisik merupakan informasi utama Cutoff untuk penjualan dan pembelian.
Pengujian atas catatan akuntansi untuk Cutoff dilakukan sebagai bagian dari
penjualan (siklus penjualan dan penagihan) dan akuisisi (siklus akuisisi dan
pembayaran)
Auditor dapat menerapkan tujuan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
dari klien sebagai kerangka kerja atau referensi, termasuk deskripsi setiap item
persediaan, kuantitas, harga perunit, dan nilai total.
Asumsi informasi yang direfleksikan dalam listing persediaan perpetual dicatat
sesuai urutan deskripsi item persediaan, dengan bahan baku, barang dalam proses,
dan barang jadi disajikan terpisah. Totalnya harus sama dengan saldo buku besar
umum.
3. Penilaian Persediaan
Dalam melakukan pengujian penilaian persediaan (pengujian penetapan harga),
auditor menghadapi tiga permasalahan, yaitu:
a. Pertama, metodenya harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum.
b. Kedua, penerapan metodenya harus konsisten dari tahun ke tahun.
c. Ketiga, biaya persediaan versus nilai pasar (nilai penggantian atau realisasi
bersih) harus dipertimbangkan.
Tujuan Terkait Saldo : Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan
Tujuan Audit Terkait Saldo Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Persediaan
1. Perediaan dalam skedul listing
persediaan sama dengan
perhitungan persediaan fisik,
perkaliannya sudah benar dan
totalnya ditambahkan dengan
benar serta sama dengan buku
besar umum (Detail Tie-In)
1. Melaksanakan pengujian kompilasi
2. Memfooting skedul listing persediaan untuk bahan
baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
3. Menelusuri total ke buku besar umum.
4. Mengalikan kuantitas dengan harga item terpilih.
2. Item persediaan yang dicatat
pada skedul listing persediaan
memang ada (eksistensi)
Menelusuri persediaan yang tercantum dalam
skedul ke tag persediaan dan perhitungan yang
dicatat auditor untuk eksistensi dan deskripsi.
3. Item persediaan yang ada telah
dicantumkan dalam skedul
listing persediaan
(kelengkapan)
1. Memperhitungkan nomor tag yang tidak
digunakan dalam dokumentasi auditor untuk
memastikan tidak ada tag yang ditambahkan.
2. Menelusuri dari tag persediaan ke skedul listing
persediaan dan memastikan persediaan pada tag
telah dicantumkan.
3. Memperhitungkan nomor tag untuk memastikan
tidak ada yang dihapus.
4. Item persediaan dalam skedul
listing persediaan sudah akurat
(keakuratan)
1. Menelusuri persediaan yang ada dalam skedul ke
tag persediaan dan perhitungan yang dicatat
auditor berkenaan dengan kuantitas dan deskripsi.
2. Melakukan pengujian harga persediaan.
5. Item persediaan dalam skedul
listing persediaan
diklasifikasikan dengan benar
(klasifikasi)
Memverifikasi klasifikasi ke dalam bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi dengan
membandingkan deskripsi pada tag persediaan dan
perhitungan pengujian yang dicatat auditor dengan
skedul listing persediaan.
6. Item persediaan dalam listing
persediaan dinyatakan pada
nilai realisasi (realizable
value)
Melaksanakan pengujian mana yang terendah
antara harga pokok dan harga pasar, harga jual dan
keusangan.
7. Klien memiliki hak atas item
persediaan dalam skedul listing
persediaan (right/hak)
1. Menelusuri tag persediaan yang diidentifikasi
sebagai tidak dimiliki selama observasi fisik ke
skedul listing persediaan untuk memastikan item
tsb tidak dicantumkan.
2. Mereview kontrok dengan vendor dan pelanggan
serta mengajukan pertanyaan kepada manajemen
tentang kemungkinan pencantuman persediaan
yang dikonsinyasi atau tidak dimiliki lainnya, atau
penghilangan persediaan yang dimiliki.
8. Persediaan telah disajikan
secara benar dan diungkap
secara memadai (presentation
and disclosure)
1. Periksa penyajian dan pengungkapan laporan
keuangan mengenai pemisahan jenis persediaan.
2. Deskripsi memadai mengenai metode penilaian
persediaan.
Tujuan Terkait Saldo : Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan
1. Penetapan Harga Persediaan yang Dibeli
Jenis utama persediaan yang termasuk dalam kategori ini adalah bahan baku, suku
cadang yang dibeli, dan perlengkapan.
Langkah pertama dalam memverifikasi penilaian persediaan yang dibeli, auditor
harus menentukan apakah klien menggunakan metode FIFO, LIFO, rata-rata
tertimbang, atau beberapa metode penilaian lainnya.
Auditor juga harus menentukan biaya mana yang dilibatkan dalam penilaian item
persediaan, contoh ongkos angkut, penyimpanan, diskon, dan biaya lainnya.
Auditor harus menyajikan daftar item persediaan yang akan diverifikasi untuk
tujuan penetapan harga dan meminta klien untuk mencari faktur vendor yang
sesuai dan memeriksa faktur yang mencukupi untuk memperhitungkan seluruh
kuantitas item persediaan yang diuji.
2. Penetapan Harga Persediaan yang Dibuat
Pada penetapan harga barang dalam proses dan barang jadi, auditor harus
mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
manufakatur.
Dalam menetapkan harga bahan baku untuk membuat produk, auditor harus
mempertimbangkan biaya per unit bahan baku maupun jumlah unit yang
diperlukan untuk membuat unit output.
Biaya per unit dapat diverifiksi dengan memeriksa faktur vendor atau file induk
persediaan perpetual, memeriksa spesifikasi rekayasa, memeriksa barang jadi,
atau menemukan metode yang serupa guna menentukan jumlah unit yang
diperlukan untuk membuat suatu produk.
Ketika menguji tenaga kerja langsung, auditor harus memverifikasi biaya per jam
tenaga kerja langsung, dan jumlah jam yang diperlukan untuk membuat suatu
produk.
Overhead Manufaktur tergantung pada pendekatan yang digunakan klien untuk
mengalokasikan overhead manufaktur. Auditor harus mengevaluasi metode yang
sedang digunakan menyangkut konsistensi dan kelayakan serta menghitung ulang
biaya untuk menentukan apakah overhead sudah benar.
Jika klien memiliki catatan biaya standar, metode yang efisien untuk menentukan
penilaian adalah mereview dan menganalisis varians. Varians bahan, tenaga kerja,
dan overhead manufakatur yang kecil merupakan bukti keandalan catatan biaya
tsb.
3. Harga Pokok atau Harga Pasar
Dalam menetapkan harga persediaan, auditor harus mempertimbangkan apakah
biaya penggantian atau nilai realisasi bersih yang lebih rendah dari biaya historis.
Untuk barang jadi dan bahan baku yang dibeli, auditor dapat menguji biaya
penggantian dengan memeriksa faktur vendor periode selanjutnya atau faktur saat
ini jika tidak ada pembelian yang dilakukan atas item persediaan setelah akhir
tahun.
Auditor harus mempertimbangkan nilai penjualan item persediaan dan dampak
yang mungkin dari fluktuasi harga yang cepat untuk menentukan nilai realisasi
bersih.
Tujuan Pembelajaran 8
Mengintegrasikan berbagai bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan
Integrasi Pengujian
Pengujian Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Ketika memverifikasi akuisisi persediaan sebagai bagian dari pengujian siklus akuisisi
dan pembayara, auditor memperoleh bukti mengenai keakuratan bahan baku yang
diperoleh dan semua biaya overhead manufaktur yang dikeluarkan kecuali tenaga
kerja.
Biaya akuisisi tsb mengalir secara langsung ke harga pokok penjualan atau menjadi
bagian terbesar dari persediaan akhir bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi.
Penggajian dan siklus Personalia
Catatan akuntansi biaya untuk biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung dapat
diuji sebagai bagian dari audit siklus penggajian dan personalia.
Penjualan dan Siklus Penagihan
Pengujian audit atas penyimpanan barang jadi, serta pengiriman dan pencatatan
penjualan, dapat dilakukan ketika siklus penjualan dan penagihan diuji.
Pengujian Akuntansi Biaya
Pengendalian akuntansi biaya adalah pengendalian yang berkaitan dengan persediaan
fisik dan biaya terkait dari titik dimana bahan baku diminta ke titik dimana barang
jadi selesai diproduksi dan ditransfer atau dipindahkan ke gudang.
Untuk memudahkannya, pengendalian akuntansi biaya dibagi menjadi dua kategori:
1. Pengendalian atas persediaan fisik bahan baku, barang setengah jadi, dan barang
jadi.
2. Pengendalian atas biaya terkait.
Persediaan Fisik, Penetapan Harga, dan Kompilasi.
Audit harga pokok penjualan adalah nilai residu dari persediaan awal ditambah
akuisisi bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya manufaktur lainnya dikurangi
persediaan akhir.
Dalam menguji persediaan fisik, auditor bergantung pada file induk persediaan
perpetual jika file tsb telah diuji sebagai bagian dari salah satu atau lebih siklus dan
dianggap dapat diandalkan.
Catatan biaya standar berguna untuk melakukan perbandingan dengan biaya per unit
actual.
Ketika menguji pengendalian dan melaksanakan pengujian substantive yang
berhubungan dengan transaksi serta saldo persediaan, auditor mengintegrasikan
pengujian yang berhubungan dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dengan
pengujian yang dilaksanakan untuk memenuhi empat tujuan penyajian dan
pengungkapan.
Contoh Kasus
Mickey Monus adalah pahlawan lokal di Youngstown, Ohio. Dia mengakuisisi sebuah apotik lokal, dan dalam waktu 10 tahun, telah menambah 299 apotik lagi untuk membentuk rantai ritel diskon nasional PharMor , Inc. Perusahaan ini dipandang sebagai rising star oleh beberapa pakar ritel dan dianggap sebagai Wal-Mart yang baru. Bahkan Sam Walton menyatakan bahwa satu-satunya perusahaan yang dia takuti ketika melakukan ekspansi Wal-Mart adalah Phar-Mor.
Phar-Mor menjual berbagai produk rumah tangga dan obat resep dengan harga yang jauh lebih murah dari toko diskon lainnya. Monus menggambarkan strategi perusahaan sebagai “power buying” , dimana Phar-Mor menumpuk produk ketika pemasok menjual dengan harga yang sangat murah dan mengalihkan penghematan tersebut ke pelanggan yang sangat memperhatikan biaya melalui diskon harga yang sangat tinggi. Sebenarnya, harga
Phar-Mor sudah sedemikian rendah sehingga perusahaan menjual barang dengan harga yang lebih rendah dari biayanya, yang menyebabkan perusahaan kehilangan uang. Akan tetapi,
Monus tetap berpendapat secara internal bahwa melalui power buying Phar Mor, perusahaan akan terus tumbuh sehingga dapat terus melakukan penjualan dan keluar dari masalah. Tidak ingin membiarkan masalah tersebut merusak keberhasilan Phar-Mor, Monus dan timnya mulai terlibat dalam akuntansi yang kreatif sehingga Phar-Mor tidak pernah melaporkan kerugian tersebut dalam laporan keuangannya. Manajemen membuang kerugian tersebut ke dalam “bucket account” hanya untuk merealokasikan jumlahnya ke ratusan took perusahaan dalam bentuk kenaikan fiktif biaya persediaan. Tim Monus mengeluarkan faktur fiktif atas pembelian barang dagang, membuat ayat jurnal fiktif untuk meningkatkan persediaan dan menurunkan harga pokok penjualan, dan menghitung terlalu tinggi serta menghitung dua kali item-item persediaan. Sayangnya, auditor tidak pernah mengungkapkan kecurangan tersebut. Mereka hanya mengamati persediaan di empat toko dari 300 toko, dan memberi tahu manajemen Phar-Mor selama beberapa bulan dimuka mengenai toko-toko mana yang akan dikunjungi. Para eksekutif Phar-Mor melengkapi persediaan di keempat toko yang terpilih tetapi mengalokasikan kenaikan persediaan fiktif ke 296 toko lainnya.
Kecurangan tersebut akhirnya terungkap ketika agen perjalanan menerima cek Phar-Mor yang ditandatangani oleh Monus yang membayar beban yang tidak berhubungan dengan Phar-Mor selama beberapa bulan dimuka mengenai toko-toko mana yang akan dikunjungi. Para eksekutif Phar-Mor melengkapi persediaan di keempat toko yang yerpilih tetapi mengalokasikan kenaikan persediaan fiktif ke 296 toko lainnya. Kecurangan tersebut akhirnya terungkap ketika agen perjalanan menerima cek Phar-Mor yang ditandatangani oleh Monus yang membayar beban yang tidak berhubungan dengan Phar-Mor. Agen ini menunjukkan cek tersebut kepada atasannya, yang ternyata adalah investor Phar-Mor, dan dia menghubungi David Shapiro, CEO Phar-Mor. Penyelidikan lebih lanjut terhadap pengeluaran yang tidak sah tersebut akhirnya menyebabkan ditemukannya kecurangan persediaan. Monus akhirnya dituntut dan dipenjara selama 5 tahun. CFO, yang tidak menerima laba secara pribadi, dihukum 33 bulan penjara. Biaya kelalaian audit menyebabkan kantor akuntan public mengeluarkan biaya lebih dari $300 juta dalam pengadilan sipil
DAFTAR PUSTAKA
- Alvin A. Arens, Randal J.Elder, Mark S. Beasley. Auditing dan Jasa Assurance.