Post on 27-Nov-2015
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.S UMUR 32 TAHUN P1A0
DENGAN POST SECTIO CAESAREA HARI KE-0
INDIKASI MAKROSOMIA DAN FETAL DISTRESS
DI RUANG FLAMBOYAN RSUD PROF. DR MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
2014
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 1 Januari 2014
Jam : 22.00 WIB
Tempat : Ruang Flamboyan RSMS
A. Subyektif
1. Identitas Klien :
Nama Ibu : Ny. F
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Alamat : Dk. Keseran Rt 03/01 Winduaji
Nama Suami : Tn. A
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Suku/ bangsa : Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Alamat : Dk. Keseran Rt 03/01 Winduaji
2. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan bekas operasi
2
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu tidak pernah mengalami kondisi /penyakit sbb :
1) Penyakit menular : TBC, Hepatitis, HIV/ AIDS
2) Penyakit menurun: DM, Asma, Hipertensi
3) Penyakit menahun: Jantung, Ginjal, Liver
4) Riwayat Alergi : Alergi obat kloramfenikol.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu tidak pernah mengalami kondisi/ penyakit sbb :
1) Penyakit menular : TBC, Hepatitis, HIV/ AIDS
2) Penyakit menurun: DM, Asma, Hipertensi
3) Penyakit menahun: Jantung, Ginjal, Liver
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak pernah mengalami kondisi / penyakit sbb :
1) Penyakit menular : TBC, Hepatitis, HIV/ AIDS
2) Penyakit menurun: DM, Asma, Hipertensi
3) Penyakit menahun: Jantung, Ginjal, Liver
4. Riwayat Obstetri :
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 14 tahun
2) Siklus : 27 hari; tidak teratur
3) Lama : 6 hari
4) Sifat dan warna : cair dengan gumpalan merah
5) Dismenorhoe : kadang sebelum haid
6) Flour albus : setelah haid
7) HPHT : 20-03-2013
HPL : 27-12-2013
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Persalinan ini merupakan persalinan yang ke 1 (P1 A0)
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) TM I : ANC 2 kali; tempat di PKD
3
PP test : hasil positif tanggal 21-04-2013
Keluhan / masalah : tidak ada keluhan
Obat / suplementasi : Asam folat (1x1), Kalk (1x1)
Imunisasi/ Penkes yang didapat : pemenuhan gizi ibu hamil
2) TM II : ANC 3 kali; tempat di PKD
Gerakan janin pertama kali : ± 20 minggu
Keluhan / masalah: tidak ada keluhan
Obat/ suplementasi : Asamfolat (1x1), Kalk (1x1)
Imunisasi/ Penkes yang didapat : banyak istirahat
3) TM III : ANC 3 kali; tempat di PKD
Gerakan janin sekarang : >10x dalam 12 jam
Keluhan/masalah: tidak ada
Obat : Fe (1x1) ,Calk (1x1),Vit C (1x1)
Nasehat: biasakan jalan-jalan kecil untuk memperlancar proses
persalinan
5. Riwayat Persalinan Sekarang
Pasien datang dari VK IGD pada tanggal 1 Januari 2014 pukul
12.00 dengan G1P0A0 HPHT 20 Maret 2013 dan HPL 27 Desember
2013, usia kehamilan 41 minggu, dengan janin hidup intrauterine,
belum inpartu, curiga makrosomia. Pasien mengeluh nyeri pada
bagian perut bawah dan punggung, letak janin preskep. Kencang-
kencang sejak jam 07.00 (1 Januari 2014), lendir darah positif pukul
07.00 (1 Januari 2014), riwayat haid tidak teratur
TFU: 39 cm, TBJ: (39-11) x 155 = 4340 gram, DJJ: 170
x/menit, Ku; baik, composmentis, TD 130/80 mmHg, N 85x/mnt, S
36,7 C, RR 23x/mnt.
Pada pukul 15.20 tanggal 1 Januari 2013 atas instruksi dokter
spesialis Obsgin dan persetujuan pasien beserta keluarga, dilakukan
tindakan Sectio Caesarea Transperitonealis Profunda atas indikasi
Makrosomia, dan Fetal Distress. Pasien dilakukan pembiusan atau
anestesi spinal dengan buvanest spinal/ buvipakain HCL 20 mg. Pada
pukul 15.30 bayi berhasil dilahirkan.
4
Data bayi:
a. Jenis Kelamin: Laki-laki
b. APGAR : 8, 9,10
c. BB : 4400 gram
d. PB : 48 cm
e. LK : 34 cm
f. LD : 35 cm
g. Anus : ada
h. Kelainan fisik : Tidak ada
i. Bayi dirawat di ruang Melati guna menjalani evaluasi
perawatan karena berat lahir melebihi 4000 gram dapat
beresiko mengalami hipoglikemi, hiperbilirubin dan
hipokalsemia.
6. Riwayat Perkawinan :
a. Status perkawinan : menikah
b. Pernikahan pertama; lamanya 1 tahun
c. Hubungan dengan suami : baik
7. Riwayat KB :
a. Pasien belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun
b. Rencana KB setelah bersalin : suntik 3 bulan
8. Pola Kehidupan Keseharian :
a. Pemenuhan Nutrisi
1) Selama Hamil
a) Makan
4) Frekuensi makanan pokok : 4 kali perhari
5) Komposisi
Nasi : 4 x @ 1 piring sedang
Lauk : 4 x @ 1 potong sedang; bervariasi (nabati)
6) Camilan 2 x sehari; jenisnya gorengan
5
7) Pantangan tidak ada; alasan tidak ada
8) Ibu sangat menyukai makanan berkarbohidrat seperti
jenis mie ayam dan roti bakar, hampir setiap hari
mengkonsumsi jenis makanan tersebut
b) Minum
1) Jumlah total : 7 gelas perhari
2) Jenis : air putih
3) Ibu sangat menyukai minuman es teh manis dan
mengkonsumsinya hampir setiap hari.
2) Perubahan Selama Nifas
Ibu belum makan dan minum semenjak operasi
b. Eliminasi
1) Selama Hamil
a) Buang Air Kecil
1) Frekuensi : 7 x perhari; warna : kuning jernih
2) Keluhan / masalah : tidak ada
b) Buang Air Besar
1) Frekuensi 1-2 kali perhari; warna : Coklat
konsistensi : lembek
2) Keluhan / masalah : tidak ada
2) Perubahan Selama Nifas
a) BAK : Terpasang DC, urine 1000 cc/ 8 jam, warna kuning
jernih
b) BAB : Belum BAB semenjak operasi
c. Personal Higiene
1) Selama Hamil
3) Mandi : 2 x sehari
4) Keramas : 3 x seminggu
5) Gosok gigi : 2 x sehari
6) Ganti pakaian : 2 x sehari; celana dalam 2 x sehari
7) Kebiasaan memakai alas kaki : jika ibu keluar rumah
6
2) Perubahan Selama Nifas
Ibu belum melakukan personal higiene
d. Hubungan Seksual
1) Selama Hamil: 2X seminggu
2) Perubahan Selama Nifas: belum pernah
e. Istirahat/ tidur
1) Selama Hamil
a) Tidur malam 8 jam
b) Tidur siang tidak
c) Keluhan/ masalah : tidak ada
2) Perubahan Selama Nifas
Ibu belum tidur setelah operasi dan merasa mengantuk serta
lelah.
f. Aktifitas fisik dan olahraga
1) Selama Hamil :3 x seminggu
a) Aktifitas fisik menyapu, mengepel, mencuci
b) Olah raga tidak dilakukan
2) Perubahan Selama nifas : ibu masih bedrest selama 24 jam
g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan
1) Merokok : tidak pernah
2) Minuman beralkohol : tidak pernah
3) Obat-obatan : tidak pernah
4) Jamu : tidak pernah
9. Data Psikososial - Spiritual - Kultural – Ekonomi
a. Psikososial: ibu senang dengan kelahiran anaknya, tetapi masih
cemas dengan kondisi bayinya
b. Kultural : tidak ada adat istiadat yang merugikan ibu dan bayi
c. Spiritual ; ibu menjalankan sholat tapi selama masa nifas tidak
d. Data Sosial Ekonomi: penghasilan cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
7
e. Lingkungan yang berpengaruh: ibu tinggal dilingkungan yang
baik
f. Adabtasi Psikologis masa nifas: . Ibu dalam Fase Taking In
artinya ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung
pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami
antara lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur,
kelelahan.
g. Data Pengetahuan: ibu sudah tahun cara merawat bayinya
B. Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tekanan darah : 110/ 70 mmHg
d) Pernapasan : 20 x/menit
e) Nadi : 85 x/menit
f) Suhu : 36,2 ˚ C
g) Berat Badan : Sebelum hamil 65 Kg, selama hamil 80 Kg.
2. Status Present
a) Rambut : hitam, lurus, tidak ada ketombe dan tidak rontok
b) Muka : simetris, tidak ada oedema, tidak ada cloasma
Gravidarum
c) Mata : tidak ada oedema, conjungtiva merah muda dan
sklera putih
d) Hidung : simetris kanan dan kiri, bersih, tidak ada benjolan
e) Mulut : lidah bersih, gigi ada yang berlubang, tidak ada
stomatitis
f) Telinga : simetris, tidak ada serumen
g) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tiroid
8
h) Dada dan mammae
1) Dada : tidak ada retraksi dinding dada
2) Mammae : ukuran normal, terdapat pembengkakan, simetris,
areola mengalami hiperpigmentasi, putting susu menonjol,
ASI kolostrum sedikit keluar pada payudara kanan dan kiri,
3) Axila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan nyeri
i) Abdomen : terdapat luka jahitan post SC tertutup kassa, tidak
tampak tanda infeksi (rubor, tumor, kalor, dolor), terasa nyeri
tekan, TFU 1 jari dibawah pusat, teraba keras, VU Kosong
j) Ekstremitas
1) Atas : terpasang IVFD RL 20 tpm di tangan kiri, tidak
oedema,
Tidak sianosis dibawah kuku
2) Bawah : tidak oedema, tidak sianosis dibawah kuku, tidak
Ada varices, homan sign negative, reflek patella
positif
k) Genetelia eksterna dan anus
1) Genetalia: tidak ada edema vulva,tidak memar,tidak lecet.
2) Anus : tidak ada hemoroid
3) Perineum: terpasang DC, terdapat lochea rubra kurang
lebih 50 cc, konsistensi kental dan bau khas anyir
9
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Tanggal 1 Desember 2013
Parameter Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
11,6
H15640
36
4.6
230.000
87.6
28.3
35.1
12.5
9.6
g/dL
/uL
%
10^6/uL
/uL
tL
pg
%
%
tL
12.0 – 16.0
4800 – 10800
37 – 47
4.2 – 5.4
150000 – 450000
79.0 – 99.0
27.0 - 31.0
33.0 – 37.0
11.5 – 14.5
7.2 – 11.1
4. Terapi
a. Parasetamol Tablet 2 X 500 mg per oral
b. Sulfas Ferosus Tablet 2 X 200 mg per oral
c. Amoxsilin Tablet 2 X 500 mg per oral
d. Vit C Tablet 2 X 200 mg per oral
e. Ketorolac Injeksi 3 X 30 mg Amp Per IV
10
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal 1 Desember 2013 pukul 22.30
A. Diagnosa Kebidanan :
Ny. F umur 29 tahun P1A0 ibu nifas hari ke-0, 7 jam post partum
dengan post sectio caesarea transperitonealis atas indikasi makrosomia
dan fetal distress
Data dasar :
DS :
1. Pasien mengatakan kelahiran ini merupakan kelahiran
anaknya yang pertama melalui operasi sectio caesarea
2. Pasien mengatakan nyeri pada daerah luka post operasi
Pasien mengatakan memiliki riwayat alergi terhadap obat
kloramfenikol
DO :
1. Keadaan umum baik, composmentis, TD 110/70 mmHg,
85x/menit, S 36,2 C, RR 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik:
a) Mamae mengalami pembengkakan, ASI kolostrum
sedikit keluar pada payudara kiri dan kanan
b) Pada abdomen terdapat luka jahitan post operasi, TFU
1 jari dibawah pusat, tidak tampak tanda infeksi
seperti rubor, tumor, dolor dan kalor.
c) Genitalia terpasang DC, tampak lochea rubra kurang
lebih 50 cc, konsistensi pekat, bau anyir
3. Penunjang laboratorium; leukosit H 15.640 (nilai normal
4800 – 10.800)
B. Masalah
Nyeri akut disebabkan adanya luka post operasi sectio caesarea
11
III. DIAGNOSA POTENSIAL
1. Potensi terjadinya infeksi pada luka post operasi sectio caesarea
2. Potensi ketidakefektifan menyusui disebabkan adanya pembengkakan
payudara
IV. KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA, KONSULTASI DAN
KOLABORASI
Tidak ada
V. PERENCANAAN
Tanggal 1 Januari 2014 jam 22.10 WIB
1. Observasi keadaan umum pasien
2. Kaji keluhan pasien
3. Observasi tanda-tanda vital
4. Motivasi pasien untuk bedrest selama 24 jam pertama post operasi
sesuai instruksi dokter anestesi dan mobilisasi secara bertahap
5. Ajarkan pasien teknik mengurangi rasa nyeri dengan nafas dalam
6. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai program
7. Ajarkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 1 September 2013
1. Jam 22.15 WIB
Implementasi: Mengobservasi keadaan umum pasien
2. Jam 22.20 WIB
Mengkaji keluhan pasien
3. Jam 22.25 WIB
Mengobservasi tanda-tanda vital
4. Jam 22.30 WIB
Mengajarkan pasien cara mengurangi nyeri dengan nafas dalam
12
5. Jam 22. 45 WIB
Memotivasi keluarga untuk melakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien
6. Jam 24.00 WIB
Memberikan terapi sesuai program: Injeksi Ketorolac 1 ampul 30 mg
7. Jam 24.10 WIB
Motivasi pasien untuk bedrest selama 24 jam pertama sesuai instruksi
dokter anestesi dan mobilisasi bertahap yaitu boleh miring kanan kiri
setelah 8-12 jam post operasi, dan boleh mulai duduk setelah 24 jam
dan berjalan secara bertahap.
8. Jam 05.00 WIB
Mengobservasi tanda-tanda vital pasien
.
VII. EVALUASI
1. Jam 22.15 WIB
Hasil : KU cukup, composmentis
2. Jam 22.20 WIB
Hasil: pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi
3. Jam 22.25 WIB
Hasil: TD 110/70 mmHg, 85x/menit, S 36,2 C, RR 20 x/menit, TFU 1 jari
dibawah pusat, kontraksi keras.
4. Jam 22.30 WIB
Hasil ; pasien dapat melakukan teknik nafas dalam secara mandiri
5. Jam 22. 45 WIB
Hasil: keluarga bersedia mengikuti anjuran petugas
6. Jam 24.00 WIB
Hasil; obat masuk ketorolac 30 mg per-IV, lancar
7. Jam 24.10 WIB
Hasil : pasien bersedia mengikuti anjuran petugas untuk bedrest 24 jam
dan mobilisasi bertahap dengan miring kanan dan kiri pada 8-12 jam post
operasi dan duduk setelah 24 jam
13
8. Jam 05.00 WIB
Hasil: TD: 110/80 mmHg, N 80x/mnt, S 36,7 C, RR 20x/mnt
VIII. DATA PERKEMBANGAN
Tanggal 2 Januari 2014 pukul 05.00
S:
- Ibu mengatakan nyeri pada daerah luka post operasi masih
dirasakan
O:
- TTV : TD: 110/80 mmHg, N 80x/mnt, S 36,7 C, RR 20x/mnt
- Luka post operasi tampak tidak ada pembengkakan,
kemerahan, panas/demam, perdarahan
- Tampak pembengkakan pada payudara dan ASI kolostrum
sedikit keluar pada payudara kanan dan kiri
- Genitalia terpasang DC
A
- Ny. F umur 29 tahun P1A0 ibu nifas hari ke-0, 7 jam post
partum dengan post sectio caesarea transperitonealis atas
indikasi makrosomia dan fetal distress
- Masalah nyeri akut belum teratasi
P
- Observasi keadaan umum pasien
- Kaji keluhan pasien
- Observasi tanda-tanda vital
- Motivasi pasien untuk mobilisasi bertahap setelah 24 jam post
operasi yaitu dengan duduk selama 5 menit pada hari ke 2 dan
boleh berjalan pada hari ke 3-5 post operasi.
- Ajarkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien guna mencegah infeksi
- Lakukan breast care untuk memperlancar proses laktasi ibu
dan bayi
14
- Kolaborasi pemberian analgetik dan antibiotik sesuai program
yaitu
Parasetamol Tablet 2 X 500 mg per oral
Sulfas Ferosus Tablet 2 X 200 mg per oral
Amoxsilin Tablet 2 X 500 mg per oral
Vit C Tablet 2 X 200 mg per oral
Ketorolac Injeksi 3 X 30 mg Amp Per IV
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan membandingkan antara kasus yang
diiteliti dengan tinjauan teori yang ada. Teori yang disajikan dapat mendukung
atau bertentangan dengan kasus di lahan. Sehingga dari temuan tersebut, penulis
dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan atau kesenjangan yang terjadi
menggunakan langkah-langkah manajemen kebidanan yaitu pengkajian,
intrepretasi data, diagnosa kebidanan, diagnosa potensial, tindakan segera,
renacan tindakan, pelaksanaan serta evaluasi.
A. Pengkajian
Pada pengkajian yang dilakukan pada Ny.F ditemukan data
subjective bahwa Ny.S mengatakan kelahiran ini merupakan kelahiran
anaknya yang pertama. Pada riwayat persalinan menunjukkan bahwa
pasien dilakukan tindakan persalinan secara sectio caesarea atas indikasi
makrosomia dan fetal distress. Setelah dilakukan operasi dan memasuki
ruang perawatan, pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi.
Disamping data tersebut ditemukan data objective terdapat hasil
pemeriksaan tanda vital dimana tekanan darah pasien 110/70 mmHg, nadi
85 x/menit, suhu 36,2 C dan respirasi 20x/menit. Pemeriksaan fisik
menunjukkan mamae mengalami pembengkakan dan ASI Kolostrum
sedikit keluar, pada abdomen terdapat luka jahitan post operasi, genitalia
terpasang DC serta tampak lochea rubra kurang lebih 50 cc, konsistensi
kental dan bau anyir. Pemeriksaan penunjang menunjukkan nilai leukosit
yang tinggi yaitu 15.640 (nilai normal 4800 – 10.800)
Berbagai data diatas dapat dibandingkan dengan teori yang ada.
Pasien Ny. F dilakukan sectio caesarea atas indikasi makrosomia dan fetal
distres, hal; ini sesuai dengan pendapat Wiknjosastro (2010) bahwa salah
satu indikasi sectio caesare adalah janin mati (IUFD), fetal distress, dan
makrosomia. Pada pengkajian subjective dan objective ditemukan masalah
utama yaitu pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi, Hal ini sesuai
dengan pendapat Doengoes (2002) bahwa pengkajian pada pasien dengan
16
post Sectio cesarea akan ditemukan keluhan ketidaknyamanan dari
berbagai sumber misalnya trauma bedah atau insisi,nyeri penyerta, distensi
kandung kemih, atau efek-efek anestesi. Dengan demikian tidak ada
kesenjangan dengan teori yang ada.
B. Diagnosa Potensial
Pada kasus yang dialami Ny.F, diagnosa potensial yang muncul
antara lain potensi terjadinya infeksi pada luka post operasi sectio caesarea
dan potensi menyusui tidak efektif disebabkan adanya pembengkakan
payudara dan ASI yang belum keluar. Diagnosa ini sesuai dengan apa
yang diterangkan dalam Doengoes (2002) bahwa beberapa masalah yang
muncul pada pasien post sectio caesarea antara lain nyeri akut, resiko
infeksi, menyusui tidak efektif, kekurangan volume cairan, defisit
perwatan diri, resiko konstipasi, mobilitas inadekuat dan kurang
pengetahuan.
C. Tindakan Segera
Pada kasus Ny. F tidak ada tindakan segera yang perllu dilakukan
di ruang perawatan Flamboyan. Hal ini mengingat pasien telah dilakukan
tindakan segera/ cito di ruang VK melalui operasi sectio caesarea.
Sehingga di ruang Flamboyan hanya menjalani perawatan biasa post
operasi.
D. Perencanaan dan Penatalaksanaan
Pada kasus Ny.S perencaan dan pelaksanaan difokuskan pada
masalah utama yaitu nyeri dan 1 diagnosa potensial resiko infeksi. Hal ini
mengingat tindakan asuhan yang dilakukan penulis hanya pada saat
menerima pasien yaitu pukul 22.00 WIB tanggal 1 Januari 2014 sampai
dengan pukul 07.00 WIB tanggal 2 Januari 2014. beberapa perencanaan
dan implementasi yang direncanakan antara lain mengobservasi keadaan
umum pasien, mengkaji keluhan pasien, mengobservasi tanda-tanda vital,
memotivasi pasien untuk bedrest selama 24 jam post operasi dan
mobilisasi bertahap, mengajarkan teknik relaksasi, mengkolaborasi terapi
analgetik dan menganjurkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien. Beberapa tindakan diatas sesuai dengan
18
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan kami tentang penanganan kasus diatas sama
dengan yang di lakukan oleh bidan di lahan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pada pengkajian yang dilakukan pada Ny. F ditemukan data
subjective bahwa Ny. F mengatakan bahwa kelahiran ini mrupakan
kelahiran anaknya yang pertama, pasien nyeri pada luka post operasi,
dan pasien amlergi terhadap kloramfenikol. Sedangkan data objective
menunjukkan hasil pemeriksaan tanda vital dimana tekanan darah
pasien 110/70 mmHg, nadi 85 x/menit, suhu 36,2 C danrespirasi 20x/
menit. Pemeriksaan fisik menunjukkan mamae mengalami
pembengkakan dan ASI belum keluar, pada abdomen terdapat luka
jahitan post operasi, genitalia terpasang DC serta tampak lochea rubra
kurang lebih 50 cc, konsistensi pekat dan bau anyir. Pemeriksaan
penunjang menunjukkan nilai leukosit yang tinggi yaitu 15.640 (nilai
normal 4800 – 10.800)
2. Pada kasus diatas diangkat diagnosa kebidanan Ny. F umur 32 tahun
P1A0 ibu nifas hari ke-0, 7 jam post partum dengan post sectio
caesarea transperitonealis atas indikasi makrosomia dan fetal distress.
Masalah utama yang muncul adalah nyeri akut disebabkan adanya
luka post operasi sectio caesarea.
3. Pada kasus diatas, diagnosa potensial yang muncul antara lain potensi
terjadinya infeksi pada luka sectio caesarea dan potensi
ketidakefektifan menyeusui disebabkan adanya pembengkakan
payudara dan ASI belum keluar. Keadaan tersebut dapat dihindari
apabila ibu memeperoleh penatalaksanaan secara tepat.
4. Kebutuhan tindakan segera, konsultasi dan kolaborasi pada kasus Ny.
F tidak ada mengingat Ny. F telah mendapatkan tindakan segera/cito
19
melalui operasi sectio caesarea sehingga di ruang Flamboyan hanya
mendapatkan perawatan biasa bagi pasien post operasi.
5. Perencanaan dan penatalaksanaan yang dilakukan adalah
mengobservasi keadaan umum pasien, mengkaji keluhan pasien,
mengobservasi tanda-tanda vital, memotivasi pasien untuk bedrest
selama 24 jam post operasi, mengajarkan teknik relaksasi,
mengkolaborasi terapi analgetik dan menganjurkan keluarga untuk
cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
6. Evaluasi yang dilakukan disesuaikan dengan perencanaan dan
pelaksanaan, evaluasi yang diperoleh antara lain secraa subjective (S)
bahwa nyerin pasien masih dirasakan dengan skala turun menjadi
skala 5. Secara Objective (O) ditemukan hasil bahwa Tanda vital Ny.
F TD: 110/80 mmHg, N 80x/mnt, S 36,7 C, RR 20x/mnt, luka post
operasi tampak tidak ada pembengkakan, kemerahan, panas/demam,
perdarahan, tampak pembengkakan pada payudara dan ASI belum
keluar, genitalia terpasang DC. Kemudian Assesment (A) yang
diperoleh bahwa pasien Ny. F umur 32 tahun P1A0 ibu nifas hari ke-0
dengan post sectio caesarea transperitonealis atas indikasi makrosomia
dan fetal distress dan masalah nyeri akut belum teratasi. Sebagai
rencana tindak lanjut /Planning (P) direncanakan guna mengobservasi
keadaan umum pasien, kaji keluhan pasien, observasi tanda-tanda
vital, motivasi pasien untuk mobilisasi setelah 24 jam bedrest secara
bertahap, kolaborasi pemberian terapi, ajarkan keluarga guna mencuci
tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien serta lakukan
breast care guna memperlancar proses laktasi ibu dan bayi.
B. Saran
1. Bagi instansi kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga
meningkatkan kepuasan klien dan menurunkan angka kematian ibu dan
bayi.
20
2. Bagi instansi pendidikan
Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan kontinyu
kepada mahasiswa dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui.
3. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan kebidanan ibu nifas
khususnya pada kasus post sectio caesarea sesuai dengan teori yang
diperoleh selama perkuliahan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marlin E. 2005. Rencana Perawatan Maternal/Bayi: Pedoman
Untuk Perencanaan Dan Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 3.
Jakarta: EGC
Mansjoer,Arif. 2005. Kapitaselekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Operasi Kebidanan Kandungan Dan
Keluarga Berencana Untuk Dokter Umum. Jakarta: EGC
Martius, Gerhand. 2005. Bedah Kebidanan Martius. Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC
Padjajaran, Universitas. 2005. Obstetri Operatif. Bandung: Elstar Offset
Saifuddin, A.B. 2005. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo
Saifuddin,A.B. 2005.Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Cetakan Ketujuh.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawihardjo