Post on 14-Jul-2020
ASUHAN GIZI PADA GIZI KURANG DAN GIZI BURUK
Lora Sri Nofi, PGNutr, MNutrDiet, RD
Asosiasi Dietisien Indonesia
2016
Pembahasan
• Standar Internasional terkait Asuhan Gizi dan Dietetik
• Kolaborasi Tenaga Kesehatan
• Gizi Anak
• Skrining Gizi Anak
• Asuhan Gizi Pada Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Joint Committee International
JCI adalah akreditasi internasional untuk pelayanan rumah sakit Standar JCI terkait asuhan gizi AOP. 1.6 elemen pengukuran 2 Setiap pasien mendapatkan skrining gizi dan dirujuk untuk dilakukan asesmen/pengkajian. Pasien rawat inap diskrining dalam waktu 24 jam AOP.1.6 elemen pengukuran 3 Pasien yang memiliki risiko malnutrisi mendapatkan asesmen / pengkajian gizi lanjut
Joint Committee International
Standar JCI terkait asuhan gizi AOP. 2 Pasien mendapatkan asesmen ulang dengan interval waktu tertentu AOP. 4 Tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam kolaborasi pelayanan
Kolaborasi tenaga kesehatan sesuai JCI
Perawat
Kolaborasi dgn Perawat
Kolaborasi dgn Dokter
Asuhan Gizi / NCP oleh Dietisien
Kolaborasi Tenaga Kesehatan
Pasien
Perawat
Dokter Dietisien
Nakes lainnya
Asuhan keperawatan -Skrining gizi -Asupan harian
Asuhan Medis -Diagnosa penyakit -Preskripsi Diet
Asuhan Gizi -Asesmen -Diagnosa -Intervensi -Monitoring Evaluasi
Asuhan Farmasi Asuhan fisioterapi Dan lainnya
Gizi Anak
• Usia1 bulan – 18 tahun
• Proses tumbuh kembang
• Berisiko malnutrisi
• Makan sebagai proses belajar
Perubahan volume, jumlah, ukuran atau dimensi pada sel dan organ tubuh yang dapat diukur dengan antropometri (panjang / tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala dll).
Meningkatnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh, yang merupakan hasil dari proses maturisasi (kemampuan motorik, kemampuan berfikir, kemampuan bersosialisasi, pubertas).
Bukan miniatur orang dewasa
Lora 2016
Skrining Gizi
Definisi: Suatu proses mengidentifikasi individu yang berisiko / mengalami malnutrisi agar mendapatkan pengkajian gizi sesuai indikasi (ASPEN, 2011)
Sifat alat skrining:
Sederhana
Mudah
Sebagai data rutin
Murah
Efektif mengidentifikasi malnutrisi
Reliable dan valid
Lora 2016
Skrining Gizi
Merupakan bagian dari pengkajian awal keperawatan pada pasien Langkah awal sebagai penapis sebelum dimulainya asuhan gizi Salah satu contoh kolaborasi tenaga kesehatan dalam pelayanan Terutama dilakukan pada kelompok pasien tertentu; anak, lansia
Lora 2016
Jenis Skrining Gizi Anak
• Strong-Kids dari Belanda
• PYMS dari Inggris
• STAMP dari Inggris
Lora 2016
Alat Skrining Untuk Anak Strong-Kids
Lora 2016
Strong-Kids Modifikasi RSCM
Lora 2016
Asuhan Gizi dan Dietetik Anak
Asesmen / Pengkajian Gizi
Status gizi: keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
• Antropometri
• Biokimia (nilai lab dan penunjang lainnya)
• Klinis dan Fisik
• Riwayat Diet
Lora 2016
Pengkajian Status Gizi
Pengukuran menurut antropometri:
• Berat Badan (BB)
• Panjang Badan (PB)
• Tinggi Badan (TB)
• Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Status Gizi berdasar Antropometri
Usia 0 – 2 tahun berdasar WHO 2005 (lihat grafik) WHO_chts_boys_z.pdf
Usia 2 – 18 tahun berdasar CDC 2000 (lihat grafik) buku-sk-antropometri-2010.pdf
Lora 2016
Lora 2016
Pengkajian Status Gizi Anak Indeks Antropometri Status Gizi Z-score
BB/U Overweight Normoweight Underweight Severe underweight
≥2 SD -2 sampai 2 SD -3 sampai -2 SD ≤-3
TB/U atau PB/U Tall Normoheight Stunted Severe stunted
≥2 SD -2 sampai 2 SD -3 sampai -2 SD ≤-3
BB/TB atau BB/PB Obese Normal Wasted Severe wasted
≥2 SD -2 sampai 2 SD -3 sampai -2 SD ≤-3
Lora 2016
Gizi buruk
Gizi kurang
Pengkajian Status Gizi Anak
Indeks Antropometri
Status Gizi Prosentase
BB/U Lebih Baik Kurang
≥ 120% 90-119% <90%
TB/U atau PB/U Tinggi Baik Pendek
≥105% 96-104% ≤95%
BB/TB atau BB/PB Lebih Baik Kurang Sangat Kurang
≥ 120% 90-119% 71-90% ≤70%
Lora 2016
Gizi kurang
Gizi buruk
Pengkajian Status Gizi
Interpretasi gizi kurang berdasarkan indeks antropometri
• Gizi kurang akut* → BB/U, BB/TB, LiLA/U atau BB turun ≥5%
• Gizi kurang kronik** → TB/U
Lora 2016
*WHO, 1999 **Milman et al 2005
Pengkajian Status Gizi Biokimia dan laboratorium • Darah
– Elektrolit; Na, K, Cl – Plasma; Hb, albumin – Gas darah; PCO2, PO2, HCO3 – Fungsi ginjal; ureum, kreatinin – Fungsi hati; SGOT, SGPT – Profil lipid; HDL, LDL, Total kolesterol, trigliserida – Gula darah; sewaktu, PP – Lainnya; amoniak, Mg, P
• Urinaria – Protein urin
• Feces – Malabsorpsi, maldigesti, infeksi
Pengkajian Status Gizi
Klinis Fisik
Rambut Mata Mulut Kulit Massa otot Massa lemak Edema
Tekanan darah Suhu tubuh Frekuensi nadi Frekuensi napas
Pengkajian Status Gizi Marasmik
Kurus (tulang terbungkus kulit) Iga gambang Kehilangan massa lemak Atrofi massa otot Wajah tampak seperti orang tua Rewel Rambut mudah dicabut Diare kronik
Kwasiorkor
Kurus (pada lengan dan kaki) Perut membesar (asites/hepatomegali) Edema perifer Penurunan massa otot Wajah tampak bulat ‘moonface’ Apatis Rambut kemerahan
Pengkajian Status Gizi
Komplikasi pada gizi buruk
• Hipoglikemia
• Hipotermia
• Dehidrasi
• Ketidakseimbangan elektrolit (hiponatremia, hipokalemia)
• Defisiensi zat gizi mikro (vitamin dan mineral)
• Infeksi
Pengkajian Status Gizi
Riwayat Diet
• Alergi makanan
• Riwayat ASI, MP-ASI
• Kesukaan dan pantangan
• Pola makan -> kualitas diet
• Estimasi asupan -> kuantitas diet – Food recall
– Food record
– Food weighing
Diagnosa Gizi
• Domain intake – Asupan energi tidak adekuat
– Asupan energi dan zat gizi tidak adekuat
– Pola makan tidak seimbang
• Domain klinis – Berat badan kurang
– Perubahan nilai lab
• Domain prilaku – Kurang pengetahuan gizi
Intervensi Gizi
Intervensi gizi:
• Edukasi dan konseling diet
• Pemberian diet dengan 3J1C
– Jumlah diet (energi, zat gizi, cairan)
– Jenis (diet standar, diet khusus)
– Jadwal (sesuai waktu makan)
– Cara (oral, enteral, parenteral)
Lora 2016
Intervensi Gizi
Intervensi gizi:
• Diet diberikan secara bertahap sesuai
kemampuan/toleransi
• Diet sebagai Medical Nutrition Therapy
• Sesuai preskripsi diet
• Diberikan ONS (oral nutrition support)
untuk memperbaiki asupan dan status
gizi
Lora 2016
Intervensi Gizi
Intervensi gizi pada gizi buruk:
• Rehidrasi dengan Resomal
• Diet sesuai tahap; stabilisasi, transisi,
rehabilitasi
• Pemberian PMT-Pemulihan yang
mengandung ± 350 Kcal 15g protein
per hari
Lora 2016
Monitoring dan Evaluasi Gizi
• Asupan makan – Asupan oral 3-7 hari – Asupan enteral 1-3 hari – Asupan parenteral setiap hari
• Toleransi terhadap diet – Priming Feeding; volume rendah di awal pemberian – Transitional Feeding; bentuk makanan bertahap meningkat – Nutrition Impact Symptoms: mual, muntah, BAB, BAK – GRV (Gastric Residual Volume)
• Data antropometri • Target kenaikan BB pada gizi buruk minimal 10g/kgBB perhari
atau 50g/kgBB perminggu
• Interaksi obat dengan makanan • Nilai lab terkait gizi
Lora 2016
Terima kasih
Lora 2016