Post on 21-Jan-2016
description
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama penyusun tulang adalah
kalsium. Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya
kalsium yang terdapat pada tulang, sehingga lama kelamaan akan terjadi
perubahan pada mikroarstektur tulang dan tulang menjadi lunak. Akibatnya
tulang menjadi kehilangan kepadatan dan kekuatannya, sehingga mudah
retak/patah.
Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi
tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di
bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil
akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia . Kekurangan
kalsium dan vitamin D terutama di masa kecil dan remaja saat di mana terjadi
pembentukan massa tulang yang maksimal, merupakan penyebab utama
osteomalasia Konsumsi kalsium yang rendah atau menurunnya kemampuan
tubuh untuk menyerap kalsium yang umumnya terjadi pada dewasa , dapat
menyebabkan osteomalasia, selain itu ganguan pada sindroma malabsorbsi usus,
penyakit hati, gagal ginjal kronis dapat juga menyebab terjadinya osteomalasia.
Terjadinya osteomalasia merupakan rangkaian awal terjadinya osteoporosis,
pada saat sekarang ini angka kejadian tersebut sangat meningkat tajam baik pada
anak – anak, dewasa atau pun orang tua.
Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, bekerja
sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas
1
Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition
tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270 miligram kalsium
per hari. Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari
50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan
kesehatan tulang. Asupan yang kurang dari 50% rekomendasi harian tersebut
bahkan juga terjadi di 9 negara Asia, seperti terlihat pada penelitian yang
dilakukan Lyengar dan tim pada 2004. Kebutuhan kalsium yang dianjurkan per
harinya adalah 1.000-1.200 mg.
Data kepadatan tulang yang dianalisa oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Puslitbang) Gizi Bogor pada 2005, ditemukan bahwa 2 dari 5
orang Indonesia berisiko menderita kerapuhan tulang. Dari jumlah kejadian
diatas dan kondisi penyakit yang memerlukan pendeteksian dan penanganan
sejak dini, penulis tertarik untuk menulis makalah “ Asuhan Keperawatan
osteomalasia
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana
Asuhan Keperawatan pada klien Osteomalasia.
2. Tujuan khusus
a. Menignkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada klien
dengan osteomalasia.
b. Memberi gambaran dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien
dengan osteomalasia.
c. Mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada klien dengan osteomalasia.
d. Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medical bedah.
2
C. RUANG LINGKUP PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini hanya membatasi pada ruang lingkup
penulisan “asuhan keperawatan pada klien dengan system muskuloskletal
(osteomalasia).
D. METODE PENULISAN
Dalam menyusun makalah ini penulis menggunakan metode deskriftif.
Metode penulisan ini dengan cara mengumpulkan data baik dari keperpustakaan
yaitu mempelajari buku buku dan lainnya untuk mendapaktan dasar dasar
ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan kasus ini.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini terdiri dari 4 (empat) bab yang disusun
dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I :pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, metode
penulisan, ruang lingkup penulisan,metode penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II :landasan teoritis, yang terdiri dari, Anatomi fisiologi system
musculoskeletal (osteomalasia) konsep dasar osteomalasia
BAB III :asuhan keperawatan
BAB IV :penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. ANATOMI FISIOLOGI
System muskuloskletal merupakan suatu system yang dibentuk oleh
tulang sendi dan otot.
1. Tulang
System skeletal (tulang) dibuat lebih dari 200 tulang, bekerja sama
untuk menciptakan kerangka kerja kehidupan yang kuat dan dapat bergerak
untuk tubuh. Fungsi system ini ada empat. Fungsinya menyokong
melindungi jaringan lunak sekitarnya dan organ vital: tulang membantu
tubuh dalam bergerak dengan membebrikan perlekatan keotot dan
memberikan gerakan sendi, tulang merupakan pusat pembentukan sel darah
disum sum tulangnya dan merupakan penyimpan garam mineral terutama
fosfor dan kalsium. Ujung tulang satu dengan ujung tulang lainnya
dihubungkan dengan otot straiata melalui tendo. Bila otot berkontraksi,
tulang satu dengan tulang lainnya akan bergerak melalui sendi, tulang tukang
tubuh kita akan membentuk kerangka.
Tengkorak manusia merupakan rongga terbesar yang berisi otak.
Tulang tulang yang menyusun kerangka dibagi empat kelompok, yaitu
tulang panjang, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak teratur.
a. Tulang tulang panjang
1) Humerus, radius, ulna, femur, tibia, fibula.
2) Tulang tulang ini tidak benar benar lurus, tapi agak melengkung,
tujuannya supaya tulang menjadi kuat menahan beban dan takanan.
4
b. Tulang tulang pendek
1) Perbandingan tebal dan panjang hampir sama, terdapat pada
pergelangan tangan dan kaki, bentuknya seperti kubus.
c. Tulang tulang pipih
1) tulang iga, tempurung kepala, panggul dan belikat.
2) bentuk pipih berpungsi untuk pelindung otak, rongga
dada dan perlekatannya yang luas.
d. Tulang tulang tidak teratur
1) Tulang tulang pada wajah dan vertebra.
2) Ada kelompok tulang yang lain,tetapi fungsinya berbeda,yaitu tulang
tulang sesamoid, terdapat pada pergelangan tangan dan patella
(lutut).
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus atau kortikal tulang
terdiri atas batang tulang ( diafisis ) yang terdiri darikortikal ujung tulang
panjang yang disebut epifisis dan terutama tersusun oleh tulang
canselus .plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat
pertumbuhan longitudinal pada manusia. Ujung tulang panjang di tutup oleh
kartilago artikular pada sendi – sendinya.Tulang panjang disusun untuk
menyangga berat badan dan gerakan, tulang pendek terdiri dari tulang
canselus ditutpi selapis tulang kompak, tulang pipih merupakan tempat
penting untuk hematopoesis, dan sering memberikan perlindungan bagi
organ vital. Tulang pipih tersusun dari tulang calselus diantara 2 tulang
kompak. Tulang tak teratur mempunyai bentuk yang unik, sesuai dengan
fungsinya. Secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan tulang
pipih. Tulang tersusun atas sel, matriks tulang protein dan deposit mineral,
sel – sel nya terdiri atas 3 jenis dasar yaitu Ostoblas ,Osteosit dan Osteosklas
.
5
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan
matriks tulang. matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi
dasar dan proteiglikan. Matrik merupakan kerangka dimana garam – garan
mineral anorganik ditimbun.
Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi
tulang dan terletak dalam osteon. Osteoklas adalah sel multi nuclear yang
berperan dalam penghancuran, resobsi dan remodeling tulang, osteon
merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa. Di tengah osteon
terdapat kapiler, di keliling kapiler tersebut merupakan matrik tulng yang
disebut lamella. Di dalam lamella terdapat osteosit yang memperoleh nutrisi
melaui proses yang berlanjut ke dalam kanalikuli yang halus.
B. KONSEP DASAR OSTEOMALASIA
1. PENGERTIAN
Osteomalasia adalah penyakit rakhitis pada orang dewasa dan
sebagaimana penyakit rakhitis, kelainan ini berkaitan dengan gangguan
kalsium pada matriks tulang (gangguan mineralisasi).( Muttaqin Arief,
2008).
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang ditandai
dengan tidak memadainya mineralisasi tulang(kondisi serupa pada anak
dinamakan rikets). (Brunner dan suddrth, 2002).
Osteomalasia ialah pelunakan tulang setelah pertumbuhan selesai.
Sebagaimana rachitis, juga disebabkan oleh defisiensi vitamin D,
sehingga penyerapan kalsium dari usus terhalang. ( Himawan sutisna,
1996).
Osteomalassia adalah penyakit metabolisme tulang yang
dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai
penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang
6
dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal,
terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada
orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). .( Smeltzer.
2001: 2339 )
Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai
oleh gagalnya pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh.
Istilah lain dari osteomalasia adalah ”soft bone” atau tulang lunak.
Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak
ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang
pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng
epifisis.( http://www.klikdokter.com/illness/detail/99 )
Osteomalasia terutama disebabkan deficit vitamin D dan asidosis
tulang tubulus ginjal. Ada beberapa kasus osteomalasia yang terjadi
akibat gangguan umum metabolism mineral. Faktor terjadinya resiko
osteomalasia meliputi kekurangan dalam diet, malabsopsi, gastriktomi,
gagal ginjal kronik, terpiantikonvulsan berkepanjangan (fenitoin,
fenobarbital), dan kekurangan vitamin D(diet, sinar matahari). Tipe
malnutrisi( kekurangan vitamin D sering berhubungan dengan asupan
kalsium yang buruk ) terutama akibat kemiskinan, tetapi mematangkan
makanan dan kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi juga merupakan
salah satu faktor. Osteomalasia paling sering terjadi dibagian dunia
tempat vitamin D tidak ditambahkan dalam makanan, Terjadi
kekurangan dalam diet, dan jauh dari sinar matahari. Osteomalasia dapat
terjadi akibat kegagalan absorpsi atau kehilangan kalsium berlebihan dari
tubuh. Kelainan gastrointestinal karena absorpsi lemak tidak memadai
sering menimbulkan osteomalasia melalui kehilangan vitamin D
(bersama dengan vitamin yang larut lemak lainnya), dan kalsium kalsium
di ekskresikan melalui feses dalam kombinasi dengan asam lemak.
7
Kelainan ini meliputi penyakit seliak, obstruksi traktus biliaris kronis,
pancreatitis kronis, dan reseksi usus halus.
Gagal ginjal berat menyebabkan asidosis. Kalsium yang tersedia
dipergunakan untuk menetralkan asidosis, dan hormone paratiroid terus
meyebabkan pelepasan kalsium dari skelet sebagai usaha untuk
mengembalikan pH fisiologis. Selama pelepasan kalsium skelet terus
menerus ini terjadi fibrosis tulang dan kista tulang. Glomerulonefritis
kronis, uropati obstruksi, dan keracunan logam berat mengakibatkan
berkurangnya kadar fosfat serum dan dimineralisasi tulang.
Selain itu penyakit hati dan ginjal dapat mengakibatkan
kekurangan vitamin D karena keduanya merupakan organ yang
melakukan konversi vitamin D kebentuk aktif. Akhirnya
hiperparatiroidisme mengakibatkan dekalsifikasi skelet, dan artinya
osteomalasia, dengan peningkatan ekskresi fosfat dalam urine. Klien
dapat mengalami anoreksia, Penurunan berat badan, kelemahan otot,
nyeri tulang dan deformitas yang progresif pada tualng belakang serta
anggota gerak bawah.
Gejala yang paling sering dan mencemaskan pada osteomalasia
adalah nyeri tulang dan nyeri tekan tulang . Sebagai akibat kekurangan
kalsium, biasanya terjadi kelemahan otot. Klien akan mengalami cara
jalan bebek atau pincang.
Pada penyakit yang telah lanjut, tungkai menjadi melengkung
( karna berat tubuh dan tarikan otot).Vertebra yang melunak mengalami
kompresi hingga mengakibatkan kemendekan tinggi badan dan merusak
bentuk torak (kiposis). Sakrum terdorong kebawah dan kedepan, dan
pelpis tertekan kelateral. Kedua deformitas tersebut menggambarkan
bentuk khas velvis yang sering mengakibatkan perlunya dilakuka seksio
sesaria pada ibu hamil yang terkena penyakit ini. Kelemahan dan ketidak
seimbangan meningkatkan resiko jatuh dan fraktur.
8
Osteomalasia sering terjadi pada wanita hamil, kelaparan,
gangguan penyerapan lemak (oleh karena vitamin D melarut dalam
lemak) dan gangguan fungsi ginjal.
Osteomalasia kini jarang disebabkan oleh deficit vitamin D,
melainkan lebih sering oleh berbagai keadaan lain, diantaranya adalah:
a) Defisiensi absorpsi kalsium atau vitamin D dalam usus misalnya
pada ”intestinal malabsorption syndrome”, celiac disease, psilosis
( sprue), pancreatitis chronic.
b) Renal tubular asidosis, terjadi ekskresi kalsium berlebihan akibat
defek pada tubulus dalam hal sekresi ion hydrogen, sehingga terjadi
kehilangan kation yang berguna.
c) Payah ginjal menahun, dapat menimbulkan kelainan kerangka yaitu
renal rickets dan renal osteodystrophy.
d) Kelainan herediter yang merupakan predesposisi bagi osteomalasia.
Dalam golongan ini termasuk sindromfanconi dan osteomalasia
yang resisten terhadap vitamin D.
2. ETIOLOGI
a. Klien kekurangan kalsium dan vitamin D. Klien yang kekurangan
kalsium akan mengalami gangguan pada proses mineralisasi.
Demikian juga apabila ia kekurangan vitamin D. Di dalam tubuh
vitamin D berfungsi membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh.
Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi makan tulang-tulang menjadi
lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi adalah proses proses
terakhir pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium tercukupi maka
otomatis proses mineralisasi dalam tubuh akan berlangsung dengan
baik.
9
b. Klien menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ
hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi
tidak terjadi.
c. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan
kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan
terhambat.
d. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu,
efek pemakaian obat seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang
rentan terhadap penyakit ini.
e. Gangguan malabsorbsi
Penyebab utama osteomalasia yang terjadi setelah masa anak-
anak ialah :
1) Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit
mukosa usus halus proksimal dan penyakit ileum.
2) Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang me- nyebabkan
peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati.
3) Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired),
renal tubular acidosis yang disertai disproteinemia kronik
3. PATOFISIOLOGI
Ada berbagai kasus osteomalasia yang terjadi akibat gangguan
umum metabolismle mineral. Faktor resiko terjadi osteomalasia meliputi
kekurangan dalam diet, malabsorbsi, gastriktomi, gagal ginjal kronik,
terapi antikonvulsan (fenitoin, fenobarbital), dan kekurangan vitamin D
(diet, sinar matahari).
Tipe malnutrisi (kekurangan vitamin D sering berhubungan
dengan asupan kalsium yang jelek) terutama akibat kemiskinan, tapi
mematang makanan dan kurangnya pengatahuan mengenai nutrisi juga
merupakan salah satu factor. Paling sering terjadi dibagian dunia
10
dibagian dunia vitamin D tidak ditambahkan dalam makanan dan dimana
terjadi kekurangan dalam diet dan jauh dari sinar matahari.
Osteomalasia dapat terjadi sebagai akibat kegagalan absorpsi
kalsium atau kehilangan kalsium berlebihan dari tubuh. Kelainan
gastrointestinal dimana absorpsi lemak tidak memadai sering
menimbulkan osteomalasia melalui kehilangan vitamin D (bersam
dengan vitamin yamg larut lemak lainnya) dan kalsium, kalsium
diekskresikan melalui feses dengan kombinasi asam lemak. Kelainan ini
meliputi penyakit seliak, obstruksi traktus biliaris kronik, pancreatitis
kronik, dan reaksi usus halus.
Gagal ginjal berat menyebabkan asidosis. Kalsium yang tersedia
dipergunakan untuk menetralkan asidosis, dan hormone para tiroid terus
menyebabkan pelepasan dari kalsium skelet sebagai usaha untuk
mengembalikan pH fisiologis.
Selama pelepasan kalsium skelet terus menerus ini, terjadi
fibrosis tulang dan kista tulang. Glomerulonefritis kronik, uropati
obstruksi, dan keracunan logam berat mengakibatkan berkurangnnya
kadar fosfat serum dan minneralisasi tulang. Selain itu penyakit hati dan
ginjal dapat mengakibatkan kekurangan vitamin Dm, karna keduanya
merupakan organ yang melakukan konversi vitamin D kebentuk aktif.
Akhirnya hiperparatiroidisme mengakibatkan dekalsifikasi skelet, dan
artinya osteomalasia, dengan peningkatan ekskresi fosfat dalam urine.
Pertimbangan gerontilogik. Diet yang brgizi tinggi sangat penting
terutama lansia. Dianjurkan peningkatan kalsium dan vitamin D. Karena
sinar matahari penting, lansia harus didorong untuk banyak berjemur
dibawah sinar matahari.
Pencegahan, identifikasi, dan penanganan osteomalasia pada
lansia sangat penting untuk menurunkan insiden fraktur. Bila
osteomalasia terjadi bersama dengan osteoporosis, maka insiden fraktur
akan semakin meningkat.
11
4. TANDA DAN GEJALA
Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada
osteomalasia adalah nyeri tulang dan nyeri tekanan tulang. Sebagai akibat
kekurangan kalsium, biasanya terjadi kelemahan otot. Pasien akan
mengalami cara jalan bebek atau pincang. Pada penyakit yang telah lanjut,
tungkai menjadi melengkung(karna berat tubuh dan tarikan otot). Vertebra
yang melunak mengalami kompresi sehingga mengakibatkan pemendekan
tinggi badan dan merusak bentuk thorax (kifosis). Sacrum terdorong
kebawah dan kedepan, dan pelvis tertekan kelateral. Kedua depormitas
tersebut menerangkan bentuk khas pelvis yang sering mengakibatkan
perlunya dilakukan seksio sesaria pada wanita hamil yang terkena
penyakit ini. Kelemahan dan ketidak seimbangan mengakibatkan resiko
jatuh dan fraktur. Studi laboraatorium biasanya akan menampakan
peningkatan fosfat alkalin dan ketidak normalan lainnya, tergantung pada
etiologi pokok. Sinar X memunculkan diskontinyuitas kecil pada korteks
tulang dan fraktur pada tahapan penyakit yang sudah lanjut.
Gejala lainnya yang sering terjadi pada osteomalasia, penyembuhan
luka yang lama, gangguan pembentukan tulang. Perubahan terlihat pada
daerah efifisis tulang yang sedang tumbuh. Keadaan yang terjadi,
seharusnya suatu proses ossifikasi endochondral, yaitu mula mula
terbentuk tulang rawan yang akan bertambah terus, lalu akan terjadi
pengendapan mineral. Tulang rawan yang mengandung mineral itu akan
diganti oleh osteoid yang dibentuk oleh osteoblas dan bila osteoid diendapi
kalsium maka akan terbentuklah tulang.
Pada scorbutus, osteoblas gagal membentuk osteoid sehingga
tulang rawan yang mengandung mineral itu, tidak diganti. Jadi pada
kelainan ini tidak terbentuk osteoid, sedangkan pada rachitis tidak terjadi
kalsifikasi.
12
Dibawah ini merupakan gambar bentuk tulang yang terkena
osteomalasia.
Gambar: osteomalsia (http://the-medical-dictionary.com/pics)
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Kalsium dan fosfat anorganik rendah atau di bawah normal
b. Fosfatase alkali meninggi
c. Rontgen menunjukkan fraktur yang khas (Looser's zones) pada tulang-
tulang pelvis dan tulang panjang dan terutama metatarsal dan
metacarpal.
d. Kadar vitamin D.
Pemeriksaan tambahan Pada pemeriksaan darah, dapat terlihat kurangnya kadar vitamin D,
kalsium, dan fosfat. Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan untuk
menegakkan kelainan ini adalah foto roentgen tulang. Hasil yang dapat
terlihat adalah berupa perubahan bentuk yang nyata. Karena tulang
menjadi lunak, maka dapat dijumpai garis patah tulang di berbagai temapt
seperti pada tulang iga, panggul, paha, dll.
13
6. PENATALAKSANAAN
a. Atasi penyebab dasar osteomalasia
b. Pemberian diet kaya protein dan kalsium dan vitamin D tinggi.
c. Pemberian vitamin D dan kalsium dosis tinggi akan meningkatkan
konsenterasi kalsium dan fosfor dalam cairan ekstrasel sehingga
tersedia ion kalsium dan fosfor untuk meningkatkan klasifikasi pada
matriks.
d. Pemajanan sinar matahari sebagai radiasi ultraviolet untuk
mentransforamsi bahan kolesterol(7-dehidrokolesterol) yang tersedia
dikulit menjadi vitamin D perlu dianjurkan.
e. Osteotomi bila terjadi deformitas yang menetap.
f. Pemantauan jangka panjang klien diperlukan untuk
secara umum penatalaksanaan dibagi menjadi dua yaitu:
a. Penatalaksanaan medic
1) Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan
vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang
kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU
setiap 4-6 bulan.
2) Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati
dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.
b. Penatalaksanaan non medic
1) Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah
memperbanyak konsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas
(pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain
mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging,
yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan.
2) Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk
memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning
telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan
14
vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar
matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 - 17.
Penyebab dasar osteomalasia harus dikoreksi bila mungkin. Bila
osteomalasia akibat kkesalahan diet, maka perlu diberikan diet kaya
protein dan kalsium dan vitamin D tinggi.Suplemen vitamin Dharus
diresepkan.vitamin D akan meningkatkan konsentrasi kalsium dan fosfor
dalam cairan ekstrasel dan maka tersedia ion kalsium dan fosfor untuk
mineralisasi tulang.
Bila osteomalasia disebabkan oleh malabsorpsi penambahan dosis
vitamin D selain suplemen kalsium biasanya diresepkan. Pemajanan sinar
matahari sebagai radiasi ultraviolet untuk mentransformasi bahan
kolesterol (7-dehidrokolesterol) yang tersedia dikulit menjadi vitamin D
perlu dianjurkan.Sering masalah skelet yang berhubungan dengan
osteomalasia sembuh sendiri bila kekurangan nutrisi atau proses patologis
yang mendasarinya telah ditangani secara adekuat. Pemantauan jangka
panjang pasien diperlukan untuk meyakinkan stabilisasi atau kesembuhan
osteomalasia. Berbagai deformitas ortopedik persisten mungkin perlu
ditangani dengan brace atau pembedahan (dapat dilakukan osteotomi
untuk mengoreksi deformitas tulang panjang).
Pasien dengan osteomalasia biasanya mengeluh nyeri tulang umum
biasanya pada punggung bawah dan ekstrimitas biasanya disertai dengan
nyeri takan. Gambaran ketidak nyamanan tidak jelas. Pasien mungkin
datang dengan fraktur. Selama wawancara,Informasi yang mengenai
penyakit juga ada (misalnya sindrom mal absorpsi) Dan kebiasaan diet
harus diperoleh. Pada pemerikmsaan fisik,didapatkan deformitas skelet.
Deformitas vertebra dan deformitas lengkungan tulang panjang
memebuat penampakan pasien menjadi tidak normal dan jalannya
membebek. Dapat terjadi kelemahan otot, Pasien ini merasa tidak nyaman
dengan penampilan mereka.
15
7. KOMPLIKASI
a. Kesemutan ditangan dan kaki
b. Cocok (kejang).
c. Kram
d. Rasa berkedut dalam tubuh
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN OSTEOMALASIA
A. PENGKAJIAN
1. Data Biografi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, status,
dan identitas yang lain berikutnya.
2. Riwayat kesehatan:
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Pasien mengeluh nyeri tulang
2) Ekstremitas disertai nyeri tekan
3) Kelemahan otot
4) Cara jalan bebek atau pincang
b. Riwayat kesehayan dahulu
1) Kemungkinan klien pernah malabsorpsi
2) Kekurangan kalsium dalam diet
3) Klien pernah mengalami gagal ginjal kronik
4) Klien pernah mengalami gangguan hati
c. Riwayat kesehatan keluarga
1) Orang tua klien pernah mengalami osteomalasia
3. Pemeriksaan fisik
1) Ekstremitas
2) Deformitas skelet
3) Deformitas Vertebra
4) Deformitas lengkungan tulang panjang
5) Otot lemah
4. Data pengkajian dasar
a. Aktivitas atau istirahat
Tanda : keterbatasan fungsi pada bagian yang terkena, nyeri
17
1) Sirkulasi
tanda : takikardia (Respon stress)
2) neorosensori
tanda :deformitas local, kelemahan.
Gejala :hilang gerakan
3) nyeri atau kenyamanan
gejala :nyeri tekan
5. Pemeriksaan diagnostik
Pada foto x – ray umumnya nampak kekurangan mineral dari tulang
sangat nyata. Berdasar dari vertebra mungkin menunjukkan fraktur
kompressi dengan nyeri pada ujung vertebra. Pemeriksaan laboratorium
menunjukkan lambatnya rata-rata serum kalsium dan jumlah fosfor serta
kurangnya kenaikan alkaline phosfat. Ekskresi urine calsium dan creatinin
lamba.
18
Berikut merupakan gambaran osteomalasia yang telah dilakukan x-ray
berikut adalah x-ray
menunjukan pseudofracture
(panah merah) dari seorang
dewasa yang memiliki x-link
rackhitis hypophosphatemic.
Ini adalah pseudofracture
klasik dan patognomonok
untuk osteomalasia.
Ini merupakan Xray
seorang anak dengan
kaki bengkok akibat
rakhitis (terima kasih
kepada Dr Mike
Richardson).
melihat lebih dekat dari
pelat lutut menunjukan
pertumbuhan tebal
yang muncul fuzzy,
dan melebar sendi
lutut.
gambar osteomalasia: (http://depts.washington.edu/bonebio/ASBMF)
19
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Muttaqin Arief(2008).Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Sistem Muskuloskeletal, dan
Brunner&Suddarth(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi
kedelapan jilid III.
1. nyeri yang berhubungan dengan nyeri tekan tulang dan kemungkinan fraktur
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan program
tindakan
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tungkai
melengkung, jalan bebek, deformitas vertebra
4. kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan musculoskletal dan
neoromuscular
Intervensi keperawatan
a. Nyeri yang berhubungan dengan nyeri tekan tulang dan kemungkinan
fraktur
Tujuan: mencapai pengurangan rasa nyeri
Kriteria hasil: pasien melaporkan perasaan nyaman serta berkurangnya
kelemahan tulang.
20
Intervensi Rasional
1) kaji status nyeri( lokasi, frekuensi,
durasi dan intensitas nyeri.
2) Ajarkan teknik manajemen nyeri
seperti teknik relaksasi napas
dalam, visualisasi, dan bimbingan
imajinasi.
3) Berikan lingkungan yang nyaman.
4) Anjurkan untuk bergerak ringan
pada waktu pengkajian misalnya
dengan mengubah posisi secara
berulang-ulang.
5) Beri aktivitas yang mengalihkan
perhatian pasien ke hal lain seperti
mengajak bicara, nonton TV, dan
tehnik distraksi lain, hal tersebut
akan mengurangi persepsi klien
terhadap nyeri.
6) Berikan analgesik sesuai kebutuhan
untuk nyeri (kolaborasi).
1) Memberikan data dasar untuk
menentukan dan mengevaluasi
intervensi yang diberikan.
2) meningkatkan relaksasi yang
dapat menurunkan rasa nyeri
klien.
3) Meningkatkan relaksasi klien.
4) untuk membantu mengurangi
gejala ketidaknyamanan dengan
immobilitas.
5) hal tersebut akan mengurangi
persepsi klien terhadap nyeri.
6) Mengurangi nyeri dan spasme
otot.
b. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan program
tindakan.
Tujuan: menunjuka peningkatan pengetahuan klien.
21
Kriteria hasil: mengetahui penyakit dan program tindakan, menunjukn
kepercayaan diri mengenai kemampuannya.
Intervensi Rasional
1) Kaji proses penyakit
2) Diskusikan perlunya
keseimbangan kesehatan , nutrisi.
3) Anjurkan pasien mengkonsumsi
kalsium dan Vit, D sesuai jumlah
terapeutik dan anjurkan
pemajanan terhadap sinar
matahari.
4) Menerangkan factor spesifik yang
berperan dalam proses penyakit.
5) Memonitor tekanan rata rata
serum kalsium klien.
1) Memberikan pengetahuan dasar
dimana pasien dapat membuat
pilihan berdasarkan informasi.
2) Memberikan nutrisi optimal untuk
meningkatkan regenerasi jaringan.
3) Untuk mempercepat proses
penyembuhan, Dimana target
penting dan dibutuhkan untuk
memproduksi vitamin D dalam
tubuh.
4) Meminimalisasi kecemasan klien.
5) Dosis yang tinggi dari vitamin D
dapat menjadi racun dan faktor
penunjang untuk terjadinya
hypercalsemia.
c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan tungkai
melengkung, jalan bebek, deformitas vertebra
Tujuan: menunjukan kepercayaan diri mengenai kemampuannya.
Kriteria hasil: meningkatkan tingkat keaktivitasan klien, meningkatkan
interaksi sosial.
22
Intervensi Rasional
1) Mengajak pasien berdiskusi
tentang body image dan metode
koping yang efektif.
2) Pasien diberi kesempatan untuk
mengenal dan mengungkapkan
perasaannya.
3) Membantu klien dalam interaksi
sosia
1) Untuk membangun sebuah
hubungan kepercayaan pasien
dalam hubungannnya dengan
pelayanan perawat.
2) Menciptakan partisipasi aktif
pasien dan perawat dalam
rangka mengontrol diri dan
perasaannya untuk membantu
memecahkan masalah.
3) Membantu penerimaan klien
akan keadaannya yang telah
mengalami perubahan.
d. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
musculoskletal dan neuromuscular.
Tujuan: meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada tingkat
paling tinggi.
Kriteria hasil: meningkatkan kekuatan atau fungsi yang sakit dan
mengkompensasi bagian tubuh.
Intervensi Rasional
1) Kaji derajat imobilisasi yang
dihasilkan oleh cedera/pengobatan
dan perhatikan persepsi klienb
terhadap imobilisasi.
2) Dorong partisipasi pada aktivitas
terapuetik/reaksi, pertahankan
rangsangan lingkungan contoh,
1) Pasien mungkin dibatasi oleh
pandangan diri/persepsi diri
tentang keterbatasan fisik
aktual/memerlukan informasi
atau intervensi untuk
meningkatkan kemajuan
23
radio, tv, koran, barang milik
pribadi/lukisan , jam kalender,
kunjungan keluarga atau teman.
3) Intrusikan pasien untuk/bantu dalam
rentang gerak pasien/aktif pada
ekstremitas yang sakit dan yang tak
sakit
4) Dorong penggunaan latihan
isometrik, mulai dengan tungkai
yang tak sakit.
5) Tempatkan dalam posisi terlentang
secara periodik bila mungkin, bila
traksi digunakan untuk menstabilkan
fraktur tungkai bawah.
6) Bantu atau dorong perawatan
diri/kebersihan (contoh mandi).
kesehatan.
2) Memberikan kesempatan
untuk mengeluarkan
energi,memfokuskan kembali
perhatian,meningkatkan rasa
kontrol diri, harga diri dan
membantu menurunkan
isolasi sosial.
3) Meningkatkan aliran darah ke
otot dan tulang untuk
meningkatkan tonus otot,
mempertahankan gerak sendi,
mencegah kontraktur/atrofi,
dan resopsi kalsium karna
tidak digunakan.
4) Kontraksi otot isometrik tanpa
menekuk sendi atau
menggerakan tungkai dan
membantu mempertahankan
kekuatan dan masa otot.
5) Menurunkan resiko kontraktur
fleksi panggul.
6) Meningkatkan kekuatan otot
dan sirkulasi, meningkatkan
kontrol pasien dalam situasi,
dan meningkatkan kesehatan
diri langsung
24
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULA
Osteomalasia terjadi akibat defisiensi vitamin D ataupun akibat defisiensi
kalsium.Penyakit malabsorbsi, gangguan hati dan gagal ginjal kronik dapat
juga mengakibatkan terjadinya osteomalasia. Adapun tanda dan gejala dari
osteomalasia ini adalah nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari
defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak
terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah. Nyeri tulang yang dirasakan
menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha .Kemajuan penyakit, kaki
terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi
tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks
(kifosis).dan banyak tanda dan gejala lainnya. Osteomalasia yang paling sering
disebabkan oleh kekurangan vitamin D berkepanjangan. Vitamin D berasal dari
dua sumber utama: sinar matahari, yang bertanggung jawab atas 80 persen dari
vitamin D yang Anda perlukan, dan diet anda dari mana Anda mendapatkan
sisa 20 persen.
B. SARAN
1. Untuk mahasiswa perawat
Dengan adanya makalah ini mahasiswa dappat mengetahui kelainan-
kalainan apa saja yang terjadi pada tulang dan juga dapat mengetahui tanda
dan gejala apabila seseorang mengalami osteomalasia.
2. Untuk perawat
a) Diharapkan kepada para perawat dapat melakukan tindakan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan pada pasien dengan
osteomalasia.
b) Dapat memberikan asuhan keperawatan dengan sesuai baik dan benar.
25
c) Dapat bekerjasama demi penyembuhan klien dengan osteomalasia.
d) Perawat bisa memberikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang apa
saja yang harus ditingkatkan untuk penyembuhan penyakit osteomalasia
e) Perawat harus memfasilitasi klien dengan memberikan suport dan
dukungan kepada klien untuk meminimalisasi tentang kecemasann klien
tentang penyakit osteomalasia
f) Perawat bisa mencapai pengurangan/menghilangkan rasa nyeri yang
diderita klien osteomalasia
26
DAFTAR PUSTAKA
Brunner&Suddarth(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi kedelapan
jilid III. Penerbit Buku Kedoktoran EGC. Jakarta.
Harnowo Sapto& Susanto Titri(2001). Keperawatan Medikal Bedah Untuk Akademi
Keperawatan. Widya Medika. Jakarta.
Henderson M A(1980).Ilmu Bedah Untuk Perawat. Penerbit Yayasan Essantia
Medica. Yogyakarta.
J Charlene&Roux Reeves Gayle&Lockhart Robin(2001). Keperawatan Medikal
Bedah. Salemba Medika. Jakarta.
Muttaqin Arief(2008).Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Penerbit Buku Kedoktoran EGC. Jakarta.
http://harrawatias.wordpress.com
http://books.google.co.id intervensi+kerusakan+mobilitas
http://the medical dictionary.com/pics
http://depts.washington.edu/bonebio/ASBMF
27