Post on 05-Feb-2018
Vivi Afrilia Sari: FKIP S-1 PGSD Page | 1
ARTIKEL ILMIAH
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS V
SDN NO. 170/I KEHIDUPAN BARU
Oleh:
VIVI AFRILIA SARI
NIM AIDI09131
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 2 Viviafrilia45@gmail.com
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE
LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS V
SDN NO. 170/I KEHIDUPAN BARU
Oleh:
VIVI AFRILIA SARI
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Jambi
ABSTRAK
Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa merupakan salah satu masalah
dalam pembelajaran di sekolah. Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia
materi unsur-unsur cerita pendek, guru perlu menerapkan model pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Jigsaw sebagai model pembelajaran yang dapat membantu
siswa untuk mencapai nilai yang baik. Oleh karena itu, masalah penelitian dirumuskan
sebagai berikut; “Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
Bahasa Indonesia materi Unsur-Unsur Cerita Pendek di Kelas V SDN No. 170/I
Kehidupan Baru?”.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran Bahasa Indonesia materi Unsur-Unsur Cerita Pendek dengan
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw di kelas V SDN
No. 170/I Kehidupan Baru.
Metode penelitian ini berupa PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dengan subjek
penelitian berjumlah 20 orang siswa. Variabel yang diteliti yaitu hasil belajar siswa
yang dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap
perencanaan, tahap implementasi tindakan, observasi dan evaluasi, serta tahap
refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I hanya 65% siswa mencapai
kategori tuntas, nilai rata-rata hasil belajar baru mencapai 72,2. Pada siklus II terjadi
peningkatan, siswa yang mencapai tuntas belajar 75%, dan hasil belajar mencapai
nilai rata-rata 75,8. Pada akhir siklus III, 95% siswa dinyatakan berhasil mencapai
kategori tuntas belajar, dan mencapai nilai rata-rata 81,8. Oleh karena itu hipotesis
tindakan yang diajukan dapat diterima.
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperati Learning tipe Jigsaw
pada pembelajaran Bahasa Indonesia, untuk materi unsur-unsur cerita pendek dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 170/I Kehidupan Baru. Maka
Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 3 Viviafrilia45@gmail.com
disarankan untuk para guru agar dapat menerapkan model pembelajaran dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia agar hasil belajar yang diperoleh maksimal.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw.
I. PENDAHULUAN
Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib
yang diajarkan di SDN No. 170/I Kehidupan Baru. “Pembelajaran Bahasa Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, baik dalam situasi formal maupun
informal, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia
Indonesia” (Anonim, 2013:1).
Selain itu pembelajaran bahasa diharapkan mampu menjadi bekal bagi peserta
didik untuk melanjutkan pendidikan dan untuk mengembangkan kemampuan dalam
berfikir serta mengembangkan keterampilan siswa dalam mengemukakan gagasan dan
perasaan.
Banyak cara yang diinginkan oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan optimal tetapi terkadang cara yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran
kurang tepat sehingga menimbulkan masalah bagi siswa dalam memahami materi yang
diajarkan oleh guru. Selama ini guru dalam melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia
di sekolah terutama pada materi unsur-unsur cerita pendek sangatlah kurang
membimbing siswa, sehingga masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru
hanya memberikan pembelajaran dengan ceramah serta tanya jawab saja. Hal ini
mengakibatkan siswa jenuh dan bosan sehingga siswa kurang memperhatikan guru
dalam menyampaikan materi pelajaran, serta menimbulkan situasi belajar yang tidak
efektif.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pembelajaran unsur-unsur
cerita pendek di kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru bahwa hasil belajar yang
diperoleh siswa sangatlah rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut
mengalami permasalahan yaitu siswa belum mampu mencapai hasil belajar sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimum yang sudah ditetapkan yaitu 65. Hal ini terlihat
pada hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru hanya
7 atau 35% siswa yang memperoleh nilai sesuai atau lebih dari KKM yang telah
ditetapkan.
Setelah dianalisis, ditemukan bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa
kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru tersebut yaitu : (1) dalam menyampaikan
materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita pendek guru kurang membimbing siswa
serta hanya menggunakan metode ceramah saja, (2) tidak adanya usaha guru untuk
merangsang ingatan siswa (misalnya tidak memberikan pre tes), (3) kurangnya upaya
guru dalam membangkitkan perhatian siswa, (4) kurangnya upaya guru dalam
menjelaskan tujuan dan kompetensi yang harus dicapai, (5) guru kurang melakukan
variasi dalam pembelajaran, (6) rendahnya tingkat pemahaman siswa yang diajarkan
oleh guru.
Dari faktor penyebab permasalahan yang dihadapi siswa kelas V SDN No. 170/I
Kehidupan Baru, perlu diadakannya suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan
Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 4 Viviafrilia45@gmail.com
tersebut yaitu dengan menerapkan suatu model pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang memungkinkan dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu model
pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Melalui model pembelajaran ini siswa
dapat belajar mengemukakan pendapat, mengembangkan pengetahuanya serta dapat
meningkatkan keterampilan dalam bekerja sama.
Pada pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw ini siswa dituntut untuk
bekerja sama, dengan bekerja sama siswa akan lebih mudah dalam memahami materi
pelajaran karena mereka dapat saling bertukar pikiran satu sama lain dengan bimbingan
guru. Selain itu, pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw ini merupakan salah
satu tipe pembelajaran yang mendorong siswa untuk saling membantu dalam mengusai
materi pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Dalam pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw siswa lebih
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, karena dalam pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Jigsaw diberikan materi yang berbeda lalu mereka membentuk tim ahli
untuk berdiskusi, selanjutnya mereka kembali lagi pada kelompok asal dan menjelaskan
kepada teman-teman mereka hasil diskusi mereka di kelompok ahli. Dengan begitu,
siswa akan lebih mudah memahami materi karena mereka bukan hanya mendengarkan
penjelasan dari guru saja melainkan mereka mencari tahu sendiri dari sumber ataupun
dari teman meraka.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
materi Unsur-Unsur Cerita Pendek melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Jigsaw di Kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru”.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Hasil Belajar Unsur-Unsur Cerita Pendek
Menurut Hamalik (dalam Ekawarna, 2011:41) mengemukakan bahwa “hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur
dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar itu
biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata baik, sedang, kurang dan
sebagainya”.
“Hasil belajar nyata dari apa yang dapat dilakukannya yang tidak dapat
dilakukannya sebelumnya. Maka terjadi perubahan kelakuan yang dapat kita amati dan
dapat dibuktikannya dalam perbuatan” (Nasution, 1982:176). Jihad dan Haris (2008:14)
mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku
yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses
belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu”.
Demikian halnya dalam pembelajaran materi unsur-unsur cerita pendek bukan
hanya memahami konsep-konsepnya saja, melainkan siswa mampu menerapkannya
dengan menganalisis suatu unsur dalam cerita pendek seperti tokoh, tema, alur, latar,
dan amanat.
Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Shingwa (2013:1) berpendapat bahwa “model pembelajaran kooperatif jigsaw
adalah satu jenis pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya”. Lie (dalam
Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 5 Viviafrilia45@gmail.com
Rusman, 2010:218) juga berpendapat bahwa “pembelajaran kooperatif model jigsaw ini
merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil
yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama
saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw ini adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa
anggota dalam satu kelompok secara heterogen yang bertanggung jawab atas
penguasaan materi dan mampu menyampaikannya kepada anggota lain dalam
kelompoknya.
Pada dasarnya, model pembelajaran ini berpusat pada siswa. Siswa mempunyai
peran dan tanggung jawab besar dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai
fasilisator dan motifator. Guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok
belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota
bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/sub topik yang ditugaskan
guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung
jawab terhadap sub topik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua
atau tiga orang sebagai kelompok ahli.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN No. 170/I Kehidupan Baru yang
terletak di Desa Kehidupan Baru, Kec. Maro Sebo Ilir, Kab. Batang Hari. Sekolah ini
mempunyai enam ruang kelas untuk belajar, satu ruang kantor untuk majelis guru serta
kepala sekolah. Penelitian Tindakan Kelas ini disusun untuk siswa kelas V SDN No.
170/I Kehidupan Baru, yang diselenggarakan pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014.
Maka dari itu, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang, dengan
rata-rata berumur 10 sampai 11 tahun. Adapun objek penelitian ini adalah berupa
variabel yang diselidiki dalam rangka memecahkan permasalahan.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini didesain untuk beberapa siklus, dimana
tiap-tiap siklus dilaksanakan dalam 2 (dua) kali tatap muka. Rencana tindakan pada
masing-masing siklus dalam penelitian ini dibagi dalam empat kegiatan yaitu: (1)
Perencanaan, (2) Implementasi Tindakan, (3) Observasi dan Evaluasi, dan (4) Analisis
dan Refleksi.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif tentang aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran akan
dikumpulkan melalui pelaksanaan observasi dengan menggunakan lembar observasi.
Data kuantitatif yang akan merekam daya serap siswa terhadap pembelajaran akan
dikumpulkan melalui pelaksanaan evaluasi secara tertulis dengan menggunakan lembar
evaluasi (bentuk soal uarian). Sedangkan sumber data dari penelitian ini adalah siswa
kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru.
Kriteria keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah jika nilai yang
diukur dengan lembaran tes (variabel hasil belajar) mencapai nilai minimal 65 dalam
skala 10-100 dengan persentase 80%, artinya jika 80% dari seluruh siswa telah
mencapai nilai minimal 65 berarti kriteria keberhasilan yang diharapkan telah tercapai.
Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 6 Viviafrilia45@gmail.com
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian tindakan dengan menggunakan pola 3 (tiga) siklus, ternyata
dapat menguji hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini. Berdasarkan
kerangka berfikir yang disajikan pada Bab II, dalam penelitian ini diajukan hipotesis
tindakan yaitu “Dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Jigsaw pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Unsur–Unsur Cerita Pendek dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru”.
Kemudian yang menjadi kriteria keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas
ini sebagaimana dikemukakan pada Bab III adalah jika nilai yang diukur dengan
lembaran tes (variabel hasil belajar) mencapai nilai minimal 65 dalam skala 10-100
dengan persentase 80%, artinya jika 80% dari seluruh siswa telah mencapai nilai
minimal 65 berarti kriteria keberhasilan yang diharapkan telah tercapai.
Pada siklus I terdapat kekurangan dan kelebihan aktivitas siswa dan guru,
dimana kekurangannya pada aktivitas siswa anatara lain untuk aspek semangat
mengikuti kegiatan pembelajaran, memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan
guru, mencatat hal-hal penting saat proses pembelajaran, berani bertanya kepada guru,
berani menjawab pertanyaan guru, dan mengerjakan tugas tepat waktu. Sedangkan
kelebihannya yaitu untuk aspek aktivitas dalam berdiskusi kelompok, tekun
mengerjakan tugas, dan siswa tidak keluar masuk pada saat pembelajaran.
Selanjutnya, kekurangan aktivitas guru pada yaitu pada aspek membuka
pelajaran/apersepsi, pengelolaan kelas, pemberian motivasi dalam belajar, penjelasan
materi, kemampuan melakukan evaluasi, menyimpulkan materi pelajaran, dan
pemberian umpan balik. Dan kelebihannya yaitu pada aspek penerapan model
pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw, pemberian penghargaan kepada siswa,
dan menutup pelajaran.
Pada siklus II, pembelajaran sudah mengalami peningkatan namun masih
terdapat kekurangan aktivitas siswa dan guru. Peningkatan dalam aktivitas siswa adalah
untuk aspek semangat mengikuti kegiatan pembelajaran dari 57% menjadi 62%,
memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru dari 51% menjadi 53%,
mencatat hal-hal penting saat proses pembelajaran dari 57% menjadi 65%, berani
menjawab pertanyaan guru dari 58% menjadi 73%. Sedangkan pada aktivitas guru juga
sudah mengalami peningkatan. Hal ini diketahui adanya peningkatan pada aspek
membuka pelajaran/apersepsi, pemberian motivasi dalam belajar, kemampuan
melakukan evaluasi, dan menyimpulkan materi pelajaran.
Pada siklus III, aktivitas siswa dan guru sudah mengalami peningkatan, yaitu
untuk aktivitas siswa pada aspek semangat mengikuti kegiatan pembelajaran dari 62%
menjadi 71%, memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru dari 53%
menjadi 71%, aktivitas dalam berdiskusi kelompok dari 70% menjadi 75%, mencatat
hal-hal penting saat proses pembelajaran dari 65% menjadi 71%, berani bertanya
kepada guru dari 57% menjadi 71%, berani menjawab pertanyaan guru dari 73%
menjadi 80%, Tekun mengerjakan tugas dari 77% menjadi 78%, mengerjakan tugas
tepat waktu dari 56% menjadi 73%. Sedangkan aktivitas guru, peningkatannya dapat
diketahui bahwa pada semua aspek sudah dapat dikategorikan baik.
Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 7 Viviafrilia45@gmail.com
V. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Cooperati Learning tipe Jigsaw pada pembelajaran
Bahasa Indonesia, untuk materi unsur-unsur cerita pendek dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SDN 170/I Kehidupan Baru. Terlihat dari hasil yang diperoleh
pada siklus I yaitu ketuntasan belajar yang diperoleh sebesar 65%, nilai rata-rata hasil
belajar baru mencapai 72,2. Pada siklus II terjadi peningkatan, siswa yang mencapai
tuntas belajar 75%, dan hasil belajar mencapai nilai rata-rata 75,8. Pada akhir siklus III,
95% siswa dinyatakan berhasil mencapai kategori tuntas belajar, dan mencapai nilai
rata-rata 81,8.
Hasil ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang telah mencapai target yang
telah ditetapkan baik secara perorangan maupun secara keseluruhan/kelas, secara
perorangan nilai ketuntasan adalah 65 dan secara kelompok nilai ketuntasannya adalah
80% dari seluruh siswa.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberi saran sebagai berikut.
1. Agar dalam proses pembelajaran pada materi unsur-unsur cerita pendek dapat
berjalan dengan baik, hendaknya guru menerapkan model pembelajaran Cooperatif
Learning tipe Jigsaw agar hasil belajar siswa meningkat.
2. Dalam menerapkan model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw, guru
perlu mempertimbangkan kesesuaian dengan materi yang ada di sekolah.
3. Model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw adalah model pembelajaran
yang dapat membantu siswa dalam pencapaian pembelajaran dengan baik, karena
siswa dapat belajar dengan cara berdiskusi. Maka, seorang guru hendaknya
menerapkan model pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam menerima
materi pelajaran.
4. Guru hendaknya selalu memberikan motivasi dalam setiap kali pembelajaran, agar
proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.
5. Siswa harus selalu diberikan penghargaan dalam setiap pencapaian hasil tugas yang
mereka kerjakan agar siswa merasa bahwa guru selalu memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiana, Vivi. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran SAINS
dengan Model Cooperatif Learning Tipe Teams Games Tournaments di Kelas V
SDN No. 111/IX Muhajirin. Jambi: Universitas Jambi.
Anonim, 2011. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia.
http://www.sekolahdasar.net/2011/10/tujuan pembelajaran bahasa indonesia
di.html?m=1. Diunggah 20 September 2013.
Anonim. 2013. Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia. http://www.
trigonalword.com/2013/04/hakikatpembelajaranbahasaindonesia. Diunggah 26
Agustus 2013.
Arikunto. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Budi Aksara.
Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 8 Viviafrilia45@gmail.com
E. Hall, Gene, Linda F.Quin dan Donna M.Goilnick. 2008. Mengajar dengan Senang
Menciptakan Perbedaan dalam Pembelajaran Siswa. Jakarta: PT. Indeks.
Ekawarna. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jambi: Gaung Persada Press.
Fafturahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui
Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.
Ibrahim, Wina Sanjaya dan Masitoh. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung:
Sanjaya Press.
Jihad, Asep, Abdul haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Presindo.
Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung:
Bumi Aksara.
Purnomo, Eko. 2012. Bukan Guru Asal Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
Rohman, Agus. 2013. Model Kooperatif Tipe Jigsaw.
http://mahirbelajar.wordpress.com/2013/04/20/model-kooperatif-tipe-jigsaw/.
Diunggah 26 Agustus 2013.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Bandung: Rajawali Press.
Shaffat, Idri. 2009. Optimized Learning Strategy. Jakarta: Prestasi Pusaka.
Saib, Amin. 2010. Model Pembelajaran IPS SD. Jambi: Universitas Jambi.
Shingwa, Ria. 2013. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw.
http://riyashingwa.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-tipe-jigsaw.html.
Diunggah 26 Agustus 2013.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D. Bandung: Alfabeta.
Suyatno, Ekarini Saraswati, T. Wibowo, Sawali dan Sujimat. 2008. Indahnya Bahasa
dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Mentari Pusaka.
Warsidi, Edi dan Farika. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Wulandari. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar IPA materi Cahaya dengan
Menggunakan Metode Demonstrasi di kelas V SDN 153/I Ladang peris
Kecamatan Bajubang. Jambi: Universitas Jambi.