Post on 11-Nov-2020
1
ARTIKEL ILMIAH
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KACANG
MERAH “BUNCIS” di KECAMATAN SEMBALUN
PAHRIATUS SHOLIKHAH
C1G113083
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
2
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KACANG MERAH “BUNCIS” di
KECAMATAN SEMBALUN
THE ANALYSIS OF AGROINDUSTRY BUSINESS OF RED BEAN “BUNCIS”
IN KECAMATAN SEMBALUN
Pahriatus Sholikhah *, Sri Maryati**, Dian Lestari Miharja**
* Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram
** Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram
ABSTRAK
Pahriatus Sholikhah. Analisis Usaha Agroindustri Kacang Merah “Buncis” Di
Kecamatan Sembalun. Pembimbing Utama: Sri Maryati, Dan Pembimbing
Pendamping: Dian Lestari Miharja.
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Untuk mengkaji pendapatan dari usaha
agroindustri kacang merah “Buncis” di kecamatan Sembalun, 2) Untuk mengkaji
kelayakan usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun, 3)
untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam produksi kacang merah “Buncis” di
Kecamatan Sembalun. Pendapatan yang diperoleh dalam usaha agroindustri kacang
merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun adalah sebesar Rp. 54.313 dengan biaya
produksi sebesar Rp. 267.741 dan penerimaan sebesar Rp. 322.053 per produksi.
Kelayakan dalam usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun
dikatakan layak dikembangkan dengan R/C-ratio yang diperoleh sebesar 1.18,
kendala yang dihadapi dalam usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di
Kecamatan Sembalun memiliki kendala pada ketersediaan bahan baku tidak tersedia
sepanjang tahun.
Kata Kunci : Sosial Ekonomi, Analisis Usaha Agroindustri Kacang Merah “Buncis”
di Kecamatan Sembalun.
3
ABSTRACT
Pahriatus Sholikhah. The Analisis Of Agroindustri Buseiness Of Red Bean
“Buncis” In District Sembalun.
The purpose of this research are 1). To asses the income of agroindustry of
red bean “Buncis” in Kecamatan Sembalun, 2). To asses the feasibility agroindustry
business of red bean “Buncis” in Kecamatan Sembalun, 3). To find out the obstacles
were faced in the production of red bean “Buncis” in Kecamatan Sembalun. The
result of the research can be concluded are the average income of agroindustry
business of red bean “Buncis” in Kecamatan Sembalun is Rp. 54.313 per
production, with productin costs aqual to Rp. 267.741 and revenues equal is Rp.
322.053 per production. The feasibility of agroindustry business of red bean
“Buncis” in Kecamatan Sembalun is said be feasible to be developed with value of
R/C was obtained by 1.18, and the obstacles faced by respondents in agroindustry
business of the read bean “Buncis” is availability of raw materials at the rainy
season and it causing in high selling prices.
Keywords: Social Economy, The Analysis Of Agroindustry Business Of Red Bean
“Buncis” In District Sembalun
4
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kecamatan Sembalun merupakan satu-satunya kecamatan yang memproduksi kacang merah
yang ada di Kabupaten Lombok Timur.Rata-rata produksi kacang merah “Buncis” pada tahun 2017
hanya mencapai 0.354,6 dengan luas lahan sebesar 20 ha. Hasil produksi yang rendah ini diakibatkan
karena tanaman kacang merah hanya dijadikan sebagai tanaman pelengkap atau ditanam dengan sistem
tumpang sari, sehingga memiliki hasil produksi yang rendah, dengan adanya pengolahan hasil pasca
panen ini diharapkan dapat meningkatkan hasil produksi mentah kacang merah. Sehingga dalam
mengusahakan agroindustri kacang merah “buncis” ketersediaan bahan baku utama selalu tersedia.
Usaha agroindustri kacang merah “Buncis” diharapkan dapat menigkatkan pendapatan wanita
yang mengusahakan agroindustri tersebut, dan mendapatkan keuntungan, sehingga dapat membantu
ekonomi rumah tangga yang mengusahakan agroindusti kacang merah “Buncis” tersebut. Untuk
meningkatkan nilai ekonomi dari kacang merah ”Buncis” tersebut dengan cara pengolahan hasil
pertanian, tentunya memerlukan biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha tersebut, pendapatan
yang diperoleh dari usahanya, dan bagaimana kelayakan usaha kacang merah tersebut layak untuk
diusahakan atau tidak. Oleh karena itu untuk melihat besarnya biaya yang dikeluarkan, pendapatan
yang diterima, dan keuntungan yang diperoleh dalam kegiatan agroindustri kacang merah “Buncis” ini
adalah dengan cara menganalisis usaha agroindustri.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang“Analisis Usaha
Agroindustri Kacang Merah “Buncis” Di Kecamatan Sembalun “
Tujuan penelitian analisis usaha agroindustri kacang merah “buncis” di kecamatan sembalun
yakni : 1) Untuk mengetahui pendapatan dari agroindustri Kacang Merah “Buncis” di Kecamatan
Sembalun. 2)Untuk mengetahui kelayakan usaha agroindustri Kacang Merah “Buncis” di Kecamatan
5
Sembalun. 3) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam produksi Kacang Merah “Buncis” di
Kecamatan Sembalun.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang
bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada waktu sekarang dengan cara mengumpulkan data
kemudian menyusun serta menginterprestasikan data, menetapkan hubungan dan kedudukan masing-
masing variable yang diteliti dan selanjutnya dianalisis dan menarik kesimpulan (Surakhmad, 1990).
Unit analisis dalam penelitian ini adalah wanita yang mengusahakan Agroindustri Kacang Merah
“Buncis” yang masih aktif di Kecamatan Sembalun.
Penentuan daerah sample dalam penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sembalun Kabupaten
Lombok Timur khususnya di Desa Sembalun Bumbung, Desa Sembalun Lawang Dan Desa Timba
Gading.Dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan di tiga desa tersebut memiliki
wanita yang mengusahakan agroindustri kacang merah “Buncis” paling banyak.
Penentuan responden dalam penelitian ini adalah wanita yang mengusaha agroindustri kacang
merah “Buncis” yang masih aktif berusaha. Penentuan jumlah responden diambil 50% dari jumlah
wanita tani yang mengusahakan agroindustri kacang merah “Buncis” tersebut dan dilakukan secara
“quota sampling” yaitu sebanyak 30 responden. Sedangkan Penetapan responden dimasing-masing
desa dilakukan dengan menggunakan metode “proposional random sampling”, yang terdiri atas 18
wanita di Desa Sembalun Bumbung, 36 wanita di Desa Sembalun Lawang dan 6 wanita di Desa
Sembalun Timba Gading. Desa Timba Gading.
6
Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data kualitatif adalah data yang dinyakatan dalam bentuk kalimat, simbol, dan data lainnya
yang berbentuk bukan angka.
b. Data kuantitatif adalah data yang bersifat numerik. Data ini mempersentasikan suatu ukuran
dari objek yang diteliti dalam satuan ukuran tertentu, misalnya berat, volume, tinggi dan
sebagainya.
2. Sumber Data
a. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama atau wanita tani yang
mengusahakan kacang merah yang menjadi responden dengan cara observasi dan
mewawancarai langsung dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan.
b. Data skunder merupakan data yang didapetkan dari berbagai jenis instansi meliputi Dinas
Agroindustri Dan Perdagangan Kabupaten Lombok Timur, Unit Pembantu Pertanian
Kecamatan Sembalun, Kantor Desa Sembalun Dan Lembaga Terkait Lainnya
Variabel Dan Cara Pengukuran
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah :
1) Produksi yaitu jumlah hasil fisik yang diperoleh dari usaha agroindustri kacang merah
“Buncis” yang dinyatakan dalam kilogram.
2) Harga yaitu nilai kacang merah “Buncis” yang dijual oleh pengusaha kepada konsumen yang
dinyatakan dalan rupiah perkologram.
3) Nilai produksi yaitu produksi fisik kacang merah “Buncis” dikali dengan harga dinyatakan
dalam rupiah.
4) Biaya produksi yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan usaha
agroindustri kacang merah “Buncis” yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap
adalah biaya yang tidak berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan selama proses
7
produksi. Yang termasuk dalam biaya ini adalah biaya penyusutan alat, izin usaha dan lain-
lain. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan setiap kali berproduksi, yang
termasuk dalam biaya ini adalah biaya bahan baku, bahan penolong, biaya tenaga kerja dan
lain-lain.
Analisis Data
1. AnalisisBiaya
TC = FC +VC
Dimana
TC = Total Cost (Total Biaya)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)
2. Analisis Penerimaan.
TR = P x Q
Dimana
TR = Total Penerimaan
P = Harga Produksi
Q = Jumlah Produksi
3. Analisis Pendapatan.
I = TR-TC
Dimana
I = Pendapatan
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
4. Analisis Kelayakan.
R/C =
8
Dimana
TR = Total Revenue
TC =Total Cost
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Biaya Produksi Usaha Agroindustri Kacang Merah “Buncis” Di Kecamatan Sembalun.
Tabel 4.2.Rata-rata biaya produksi usaha agroindustri kacang merah “buncis” di kecamatan sembalun
tahun 2018.
No. Uraian Satuan Kacang Merah
1. Biaya Variabel Jumlah Fisik Nilai (Rp/Pp)
a. Bahan Baku
Kacang Merah Kering
b. Bahan Penolong
1. Bawang Putih
2. Minyak Goreng
3. Penyedap Rasa
4. Garam
5. Gas 3 Kg
6. Kayu
7. Kemasan Plastik
Kemasan 6 Cm
Kemasan 10 Cm
Kemasan 15 Cm
Kemasan Mika
Kemasan Eceran
Kemasan Toples
Kg
Kg
Kg
Bgks
Kg
Tabung
Ikat
Roll
Roll
Roll
Pak
Pak
Buah
6
0.298
3.7
1
176
1
0.41
0.403
0.133
1.1
0.208
0.0053
1.7
116.667
4.303
53.250
667
882
17.333
4.033
3.226
1.333
220
3.130
27
4.167
c. Biaya Tenaga Kerja Jumlah TK Upah
1. Pencucian Dan Penirisan 1 3.400
2. Pengupasan 1 18.533
3. Penggorengan 1 7.800
4. Pengemasan 1 8.233
Jumlah Tenaga Kerja 4 37.966
Jumlah Biaya Variabel 246.715
2. Biaya Tetap
Penyusutan Alat
1. Ember
2. Bak Besar
3. Kompor/Tungku
4. Wajan
5. Bakul Anyaman
6. Penyaringan
1
1
1
2
1
1
431
1.529
12.844
2.384
3.465
373
Jumlah Biaya Tetap 21.026
3. Total Biaya Produksi 267.741
Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 5.6.7)
9
1. Biaya variabel
Tabel 4.2. menunjukkan dalam satu kali produksi, biaya kacang merah “Buncis” yang
dikeluarkan sebesar Rp. 116.667 dengan jumlah fisik atau pemakaian 6 kg dalam satu kali
proses produksi, dengan biaya bahan penolong kacang merah “Buncis” meliputi bawang putih,
minyak goreng, penyedap rasa, garam, gas/kayu, dan kemasan plastik. Pembelian bahan
penolong yang paling banyak dikeluarkan yakni pembelian minyak goreng. Dalam satu kali
produksi, kebutuhan minyak goreng 3.7 kg dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 53.250
sedangkan pembelian bahan penolong yang paling sedikit dikeluarkan yakni penyedap rasa
sebanyak 1 bungkus dengan biaya sebesar Rp. 667/produksi.
Biaya tenaga kerja dalam hal ini biaya penggunaan jasa manusia dalam proses produksi
kacang merah “Buncis”. Berdasarkan tabel 4.2 dalam satu kali produksi kacang merah
“Buncis” membutuhkan 4 orang tenaga kerja yang berasal dari tenaga kerja dalam keluarga dan
luar keluarga dengan upah sebesar Rp. 37.966/produksi. Upah tenaga kerja yang paling banyak
dikeluarkan yaitu pada jenis kegiatan pengupasan dengan rata-rata upah sebesar Rp. 18.533 per
produksi.
2. Biaya tetap
Tabel 4.2. menunjukkan, rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan responden untuk usaha
agroindustri kacang merah “Buncis hanya biaya penyusutan peralatan sebesar Rp.21.026 per
proses produksi dengan rincian biaya pembelian ember sebesar Rp. 431, bak besar sebesar Rp.
1529, kompor/tungku sebesar Rp.12.844, wajan sebesar Rp.2.384, bakul anyaman sebesar
Rp.3.465 dan penyaringan sebesar Rp.373.
3. Total biaya produksi
Total produksi adalah total semua biaya yang dikleuarkan secara keseluruhan yang
mencakup biaya variabel dan biaya tetap. Tabel 4.2. menunjukkan bahwa nilai biaya variabel
sebesar Rp. 246.715 per produksi dan biaya tetap sebesar Rp. 21.026 per produksi dan total
10
biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 267.741 per peroduksi. Jika dibandingkan antara dua jenis
biaya (biaya variabel dan biaya tetap), maka biaya yang terbesar yang dikeluarkan responden
usaha agroindustri kacang merah “Buncis” didominasai oleh biaya variabel.
Analisis Penerimaan
Berasarkan hasil penelitian penerimaan usaha agroindustri kacang merah dapat dilihat pada tabel
4.3 berikut.
Tabel 4.3. Rata-Rata Penerimaan Usaha Agroindustri Kacang Merah “Buncis” Per Proses
Produksi di Kecamatan Sembalun.
No. Uraian Jumlah Harga Nilai
Rp/Produksi Kacang Merah"Buncis" Bungkus Gram Rp/Bgks Rp/Gr
1 Rencengan 130 2.402 906 49 117.220
2 Pe 75 Gram 11 828 4.000 53 44.133
3 Mika 80 Gram 21 1.664 4.000 50 83.200
4 Toples 1,7 333 15.000 75 25.000
5 Pe 400 Gram 1,2 437 25.000 63 30.833
6 Eceran 0,13 313 158.333 50 21.667
Jumlah 165,03 5.890 207.239 340 322.053
Sumber : Data primer diolah tahun 2018 (lampiran 11)
Tabel 4.11. menunjukkan rata-rata penerimaan usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di
Kecamatan Sembalun dalam satu kali peroses produksi 6 bentuk kemasan dan berat yang berbeda-
beda setiap bungkus dengan nilai sebesar Rp. 322.053 penerimaan produksi kacang merah “Buncis”
yang paling banyak diterima pada jenis produksi rencangan dengan jumlah 130 bungkus dengan harga
sebesar 906 dan nilai sebesar Rp. 117.220 dan penerimaan produksi kacang merah buncis yang paling
rendah diterima pada jenis produki kemasan eceran dengan jumlah 0.13 bungkus eceran dengan harga
Rp.158.333 dan nilai sebesar Rp. 21.667
Analisis Pendapatan
11
Tabel 4.4. Rata-Rata Pendapatan Responden Usaha Agroindustri Kacang Merah “BUNCIS” Per Proses
Produksi di Kecamatan Sembalun Tahun 2018.
No. Uraian Rata-rata
1 Jumlah Produksi (Kg) 5.890
2 Biaya produksi (Rp) 267.741
3 Nilai Produksi (Rp) 322.503
4 Pendapatan (Rp) 54.313
Sumber : data primer diolah (lampiran 12)
Tabel 4.4. Menunjukkan bahwa rata-rata jumlah produksi membutuhkan sebanyak 6 kg
kacang merah “Buncis”dengan nilai per peroses produksi sebesar 5.890 gram sedangkan biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp. 267.741 per produksi dengan nilai produksi Rp. 322.503 sehingga dapat
diketahui pendapatan yang diperoleh usaha agroindustri kacang merah “buncis” adalah Rp. 54.313 per
produksi.
Analisis Kelayakan
Tabel 4.5. Rata-Rata Nilai Kelayakan Usaha Kacang Merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun Tahun
2018.
No. Uraian Nilai Rp/produksi
1 Penerimaan (rp) 322.053
2 Biaya produksi (rp) 267.741
3 Pendapatan (rp) 54.313
4 R/C-Ratio 1.18
Sumber : Data primer diolah (lampiran 14)
Tabel 4.5. menunjukkan bahawa nilai R/C ratio pada usaha kacang merah “Buncis” lebih besar
dari pada 1 yang berarti secara financial usaha agroindustri kacang merah “Buncis” layak untuk
dikembangkan. Adapun nilai efisiensi usaha argroindustri kacang merah “Buncis” adalah R/C-ratio
1,18. artinya setiap Rp. 1000 pengorbanan biaya yang dikeluarkan dapat menghasilkan penerimaan
sebesar Rp.1800 atau dengan kata lain setiap Rp. 1000 pengorbanan yang dikeluarkan dapat
memberikan keuntungan sebesarRp. 180
12
Kendala-kendala Dalam Usaha Agroindustri Kacang Merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun
Kendala-kendala yang dialami dalam usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di Kecamatan
Sembalun yang dapat mempengaruhi pengusaha dalam pengembangan usaha pada masa yang akan
datang. Adanya masalah ini merupakan pertimbangan bagi pemerintah untuk dapat membantu
pengusaha di dalam memecahkan masalah. Berdasarkan wawancara terhadap responden ada kendala
yang dihadapi oleh resonden dalam melakukan kegiatan agroindustri kacang merah “Buncis” ini yaitu
hambatan tentang ketersediaan bahan baku yang bersifat musiman.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pendapatan yang diperoleh dalam usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di Kecamatan
Sembalun adalah sebesar Rp. 54.313 dengan biaya produksi sebesar Rp. 267.741 dan penerimaan
sebesar Rp. 322.053 per produksi.
2. Kelayakan dalam usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun dikatakan
layak dikembangkan dengan R/C-ratio yang diperoleh sebesar 1,18
3. Kendala yang dihadapi dalam usaha agroindustri kacang merah “Buncis” di Kecamatan Sembalun
memiliki kendala pada ketersediaan bahan baku tidak tersedia sepanjang tahun.
Saran
Berdasarkan Hasil Penelitian Usaha Agroindustri Kacang Merah “Buncis” Di Kecamatan
Sembalun Diajukan Beberapa Saran Sebagai Berikut :
1. Untuk meningkatkan minat konsumen diharapkan pengusaha untuk memberikan varian rasa
kacang merah “Buncis”, memberikan kemasan yang menarik, memperhatikan kebersihan produk,
serta meningkatkan pemasaran produk.
13
2. Diharapkan bagi pemerintah untuk memberikan pelatihan dalam memberikan pengemasan yang
menarik dan peningkatan mutu kualitas produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar.2010. Agribisnis Teori Dan Aplikasi. Gaung Persada (GP)Press. Jakarta.
Budianingsih, D. 2015. Analisis Biaya, Pendapatan Dan Kelayakan Pada Usaha Agroindustri Kue
Kering Biji-Bijian Di UD. SAFIR Kota Mataram. Laporan PKL. Fakultas Pertanian.
Universitas Mataram.
Hernanto, F. 1996. Ilmu usahatani. – cet.6 – penebar swadaya. Jakarta
Kartasapoetra. 1992. Marketing Produk Pertanian Dan Industri. Bima Aksara. Jakarta.
Kristian, A A. 2015. Analisis Usaha Agroindustri Kacang Asin Di Kota Mataram. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Mataram.
Khunaepah, U. 2008. Pengaruh Lama Fermentasi Dan Konsentrasi Glikosa Terhadap Aktivitas
Antibakteri, Polifenol, Total Dan Mutu Kimia Kefir Susu Kacang Merah. TesisPascasarjana.
Universitas Diponogoro. Semarang.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Yogyakarta.
Rukmana, R. 1994. Buncis. Kanisius. YOGYAKARTA.
Rahim, A dan. Hastuti. D.R.D. 2008. Pengantar. Teori dan kasus ekonomika Pertanian. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Soekartawi . 1995. Ilmu Usahatani . UI - Pres. Jakarta.
. 2000. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
. 2001. Pengentar Agroindustri. Ed. 1. Cet. 2. Pt. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
14
, 2005. Agroindustri Dalam Perspektif Social Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sukanda, I. 2016. Analisis Usaha Dan Pemasaran Agroindustri Nata De Coco Di Kota Mataram.
Skripsi. Fakultas Peretanian. Universitas Mataram.
Suratiyah, K. 2006. Ilmu usahatani.. Penebar swadaya. Jakarta.
Unit Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sembalun. 2017. Produksi menurut jenis sayur-sayuran dan
hortikultura dikecamatan sembalun. Kecamatan Sembalun.
Yusup, M. 2004. Dasar-Dasar Agribisnis. Universitas Mataram Press. Mataram.