Post on 29-Dec-2015
ANATOMI IKAN NILEM (Osteochillus hasselti) DAN IKAN LELE (Clarias batrachus)
Oleh :
Nama : Oktaviani Utami DewiNIM : B1J010118Rombongan : VIKelompok : 2Asisten : Haryanto
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN I
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks dan
terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas
hidup. Ikan merupakan jenis hewan yang hidup di perairan. Suhu ikan tidak tetap
berubah – ubah tergantung dari suhu luar sehingga disebut hewan berdarah dingin
atau poikiloterm.
Ikan adalah vertebrata akuatik yang bernapas dengan insang, tetapi pada
beberapa jenis ikan bernapas melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung
renang (gelembung udara). Ikan mempunyai otak yang terbagi menjadi regio –
regio dan dibungkus dalam kranium yang berupa kartilago. Ikan mempunyai
peredaran darah tunggal. Jantung ikan berkembang baik, dengan sirkulasi
menyangkut aliran seluruh darah dari jantung melalui insang lalu ke seluruh
bagian tubuh lain. Ikan memiliki tipe ginjal pronefros dan mesonefros. Ikan
bereproduksi dengan cara ovipar, sel telur dibuahi dalam air.
Ada beberapa jenis ikan yang hidup di laut, hidup di air tawar, hidup di
perairan pantai, hidup di rawa – rawa atau air berlumpur. Jenis ikan rawa atau
berlumpur dalam rongga kepala terdapat ruang penyimpanan udara.
Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) banyak ditemukan di air tawar. Ikan
Nilem (Osteochillus hasselti) tergolong dalam keluarga Cyprinidae. Bentuk badan
mirip ikan mas, tetapi badannya lebih memanjang dan pipih dengan sirip punggung
relative lebih panjang. Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) merupakan jenis ikan
herbivore yang makanannya terdiri atas lumut dan tumbuhan pelekat. Ciri-ciri khusus
ikan Nilem (Osteochillus hasselti) adalah memiliki warna coklat atau hijau-
kehitaman dan merah, seluruh badan bersisik, mempunyai gurat sisi (linea
lateralis) di tengah-tengah kiri dan kanan badan serta membentang dari depan
sampai ujung ekor.
Ikan Lele (Clarias batrachus) merupakan salah satu komuditas perairan
yang dibudidayakan pada air tawar. Ikan Lele (Clarias batrachus) memiliki tiga
variasi warna tubuh, yaitu hitam agak kelabu gelap (warna yang paling umum),
bulai atau putih, dan merah.
Ikan Lele (Clarias batrachus) adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar
dan mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta
memiliki kumis yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan
Lele (Clarias batrachus) juga dapat hidup dengan padat penebaran tinggi maupun
pada kolam yang memiliki kadar oksigen rendah karena ikan Lele (Clarias
batrachus) mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut labirin sehingga
memungkinkan ikan Lele (Clarias batrachus) mengambil oksigen langsung dari
udara untuk pernapasannya. Ikan Lele (Clarias batrachus) memiliki kulit
berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi
pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak
dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal
ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400
mm.
Salah satu species yang mewakili kelas Pisces yang digunakan dalam
praktikum anatomi hewan adalah ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan ikan Lele
(Clarias batrachus). Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan ikan Lele (Clarias
batrachus) dipilih sebagai bahan praktikum karena memiliki morfologi dan
anatomi yang sederhana. Ikan Nilem dan ikan Lele mempunyai organ yang jelas
sehingga mempermudah pratikan melakukan pengamatan, baik organ dalam maupun
organ luar.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan 1 adalah untuk
melihat Anatomi Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan Anatomi Ikan Lele
(Clarias batrachus).
II. KERANGKA PEMIKIRAN
Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) termasuk dalam famili Cyprinidae yang
mempunyai ciri-ciri badan agak memanjang dan pipih ke samping (compressed).
Panjang badan antara 2,5-3 kali tinggi badan dan bagian moncong tumpul. Sirip
ekor bercagak dalam dengan lobus longitudinal mengikuti garis sisik dengan
sebuah titik pada tiap sisik. Sirip, ekor, dubur, dan perut kemerah-merahan.
Panjang badan maksimum mencapai 35 cm (Hardjamulia, 1998).
Sirip dorsal umumnya lemas dan disokong jari-jari atau duri yang
mengandung zat kapur. Tipe sirip Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) adalah tipe
homocercal yaitu bila columna vertebralis berakhir tidak persis pada ujung ekor.
Biasanya agak membelok sedikit dan ujungnya membagi sedikit menjadi dua
bagian yang sama besar (Jasin, 1989).
Ikan Nilem (Osteochillus hesselti) mempunyai sisik yang tersusun seperti
genting rumah dan terdapat pada tubuh dan ekor di epidermis. Tipe sisik Ikan
Niem adalah cycloid dimana sisiknya berbentuk pipih dan bulat. Sisik ini jika
diamati lebih dalam akan tampak lingkaran yang berbeda-beda. Linea lateralis
yang berupa aluran terletak sebelah membelah di bawah sisik dan di dalamnya
terdapat alat sensor yang peka terhadap getaran gelombang air (Radiopoerto,
1977).
Ikan Nilem (Osteochillus hesselti) mempuyai hati dan pankreas yang sulit
dibedakan sehingga disebut hepatopankreas. Jantung (cor) terdiri atas sinus
venosus, atrium, dan ventrikulus yang kontraktil serta bulbus ateriosus yang tidak
berkontraktil. Jantung ikan Nilem dapat dibedakan dengan cara memijit bagian
perut kearah anus. Ikan jantan akan mengeluarkan cairan putih susu dari lubang
genitalnya. Induk betina yang sudah matang telurnya dicirikan dengan perut yang
relatife besar dan lunak bila diraba (Sumantadinata, 1981).
Tubuh ikan Lele (Clarias batrachus) dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
kepala, badan, ekor. Batas kepala adalah dari mulai moncong sampai bagian
belakang tutup insang, batas badan dari mulai belakang tutup insang sampai
dubur, sedangkan batas ekor dari mulai dubur sampai ujung sirip ekor (Djuhanda,
1982).
Sistem pencernaan ikan terdiri dari : rahang ikan mempunyai banyak gigi
kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar
rongga mulut membantu gerakan respirasi. Farink terdapat insang di sisi dan
samping lalu ke oesophagus pendek mengikuti hingga timbul lambung atau
gastrum. Pyloric value terpisah belakang dari intestine. Tiga tubular pyloric caeca,
fungsi mengabsorpsi, mengambil ke intestine. Tiga hati besar di dalam rongga
tubuh dengan kantung empedu dan saluran ke intestine serta pankreasnya tidak
jelas (Storer and Usinger, 1961).
Sistem pernafasan pada ikan biasanya berupa insang, tempat terdapat
membran pernafasan atau yang merupakan tambahan disamping permukaan lain.
Insang merupakan alat yang terdiri atas lamela-lamela yang halus atau filamen
yang menjulur keluar dari permukaan yang tampak, meskipun fungsi utamanya
adalah untuk keperluan lain seperti makan dengan cara menyaring, ekskresi,
pertukaran ion dan pengaturan tekanan osmosis. Ikan dan banyak amphibi
mengadakan pertukaran gas dengan lingkungan insang. Beberapa larva ikan dan
amphibi mempunyai insang dalam ruang insang (Villee et al.1988).
Saluran reproduksi pada ikan jantan, tubulus mikroskopik yang disebut vasa
eferensia menyalurkan sperma dari tubulus seminiferus melalui mesenteri yang
menyangga testis ke tubulus anterior ginjal yang berujung pada kloaka. Ujung
anterior dari opistonefros primitif melekat pada permukaan testis sebagai lapisan
yang disebut epididimis. Sistem genitalia berfungsi untuk perkelaminan, organ
utamanya adalah gonad. Gonad betina disebut ovarium, ada sepasang yang
masing-masing berhubungan langsung dengan oviduc. Oviduc yang kiri dan yang
kanan di bagian belakang bersatu, kemudian bermuara di porus urogenitalis.
Gonad jantan disebut testis, ada sepasang, di dalamnya dibentuk spermatozoid.
Masing-masing testis berhubungan dengan duktus deferensia yang pendek, yang
kemudian pada bagian belakangnya bersatu dan bermuara di porus urogenitalis.
Sebagian besar ikan betina, telur disalurkan dari ronngga tubuh oleh sepasang
oviduk, tetapi oviduk tersebut mengalami perubahan sesuai dengan cara
reproduksinya. Ikan berkembang biak di dalam air, sebagian besar bersifat ovipar.
Fertilisasi terjadi dii luar dan telur berkembang menjadi larva yang dapat berdiri
sendiri (Villee et al.1988).
III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA
A. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah,
jarum penusuk.
B. Bahan
Bahan yang digunakan adalah Ikan Nilem (Osteochillus hesselti), air kran,
formalin, kloroform, eter, dan tissue.
C. Cara Kerja
Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Ikan Nilem ( osteochillus hasselti ) dan Ikan Lele ( clarias batrachus ) dibius
dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum penusuk.
2. Ikan digunting mulai depan anus sepanjang garis medio-ventral tubuh kearah
depan sampai dekat sirip dada.
3. Bagian belahan daging sebelah atas dibuka dengan bantuan pinset, dan
digunting dari anus ke arah tubuh bagian dorsal yang dilanjutkan ke arah
anterior sampai ke tutup insang.
4. Pengguntingan bagian kepala dilakukan pada tutup insang bagian dorsal dan
ventral sampai ke ujung moncong, pada saat daerah ini digunting harus
dilakukan secara hati – hati.
5. Organ-organ yang terlihat diamati dan nama-nama organ tersebut dituliskan
sesuai gambar yang ada pada diktat praktikum.
6. Ekor pada ikan dipotong melintang untuk mengamati penampang melintang.
7. Bagian tulang-tulang ekor diamati dan gambar-gambar yang ada pada diktat
praktikum diberi keterangan sesuai dengan bagian yang diamati pada
preparat.
B. Pembahasan
1. Ikan Nilem (Osteochillus Hasselti)
Klasifikasi ikan nilem (Osteochillus hasselti) menurut Saanin (1987)
adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Pisces
Subclassis : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub Ordo : Cyprinoidae
Familia : Cyprinidae
Sub familia : Cyprininae
Genus : Ostechillus
Spesies : Osteochillus hasselti
Hasil pengamatan anatomi ikan Nilem (Osteochillus hasselti) didapatkan
hasil bahwa pada tubuh ikan nilem terdapat kepala yaitu mulai dari moncong
sampai dengan batas tutup insang, badan ikan dimulai dari belakang tutup insang
sampai dengan anus, sedangkan ekor dimulai dari belakang anus sampai dengan
bagian ujung sirip ekor. Bagian kepala adalah mulut, hidung, dan mata (organo
fisus). Bagian badan terdapat sepasang sirip dada (pectoral fin), sepasang sirip
perut (abdominal fin), sirip punggung (dorsal fin), gurat sisi (linea lateralis),
lubang porus urogenitalis dan lubang anus. Ekor ikan nilem terdapat sirip dubur
(anal fin) dan sirip ekor (caudal fin). Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Brotowidjoyo, 1990) yang menyatakan bahwa tubuh ikan dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu caput (kepala), truncus (badan), dan cauda (ekor).
Menurut Djuhanda (1982) badan ikan Nilem ( Osteochillus hasselti )
bersisik dan mempunyai gurat sisi (linea lateralis) di tengah – tengah kiri kanan
badan membentang dari depan sampai ujung ekor. Fungsi gurat sisi adalah untuk
mengetahui tekanan arus dalam air. Sisik – sisik yang dilalui gurat sisi, di
tengahnya mempunyai saluran yang dinamakan saluran lateral (canalis lateralis)
sebagai tempat lewatnya sel – sel syaraf.
Berdasarkan hasil pengamatan sistem pencernaannya, ikan Nilem
(Osteochillus hasselti) terdiri dari rongga mulut yang relatif kecil, oesophagus,
usus, ginjal, ginjal kepala, kantung empedu, limpa, ductus pneumaticus. Usus
(intestine) pada ikan Nilem (Osteochillus hasselti) belum bisa dibedakan dengan
lambung sehingga disebut gastrointestum yang berupa saluran yang berliku dan
bermuara pada anus dan terdapat hepar yang menyatu dengan pankreas sehingga
disebut hepatopankeras. Menurut Hildebrand (1995) ikan Nilem (Osteochillus
hasselti) memiliki organ – organ pencernaan berupa intestine, hepar dan vesica
felea yang terdapat di sebelah dalam intestine, yang akan tampak jika intestine
direntangkan.
Sistem pernafasan dilakukan menggunakan insang yang memiliki bagian-
bagian seperti lengkung ingsang, tapis insang, filamen-filamen insang, dan septum
branchialis. Sistem pernafasan ikan Nilem (Osteochillus hasselti) adalah nostril
dan insang tetapi nostril hanya digunakan ketika ikan nilem berada di permukaan
air. Insang ikan Nilem (Osteochillus hasselti) terdiri dari tutup insang. Tutup
insang dibagi lagi menjadi empat potong tulang yaitu Operculum, Preoperculum,
Inter operculum, Sub operculum, membran branhiostegi yang berfungsi sebagai
klep untuk menahan air supaya tidak masuk kerongga insang, Radii branhiostegi
(Saanin, 1987).
Sistem peredaran darah pada ikan terjadi pada jantung didalam cavum
percordi. Jantung terdiri dari sinus venosus, atrium, dan ventriculus yang
merupakan kontraktil, tetapi dinding bulbus arteriosus tidak. Bulbus arteriosus
merupakan pangkal dari aorta ventralis kemudian ke afferentiae branchialis selalu
menuju arcus branchialis. Satu dari afferentiae branchialis (berupa kapiler)
menuju lamella. Kapiler bermuara ke dalam arteriola di dalam filamentum.
Arteriola ini menuju ke arcus branchialis kemudian ke epibranchialis yang
bermuara ke dalam aorta dorsalis (Radiopoetro, 1977).
Sistem ekskresi ikan nilem terdiri dari ginjal yang teletak diantara
gelembung renang dan tulang vertebrae, juga terdapat ginjal kepala (pronephros)
yang terletak pada anterior dari ujung gelembung udara bagian depan. ureter
adalah pembuluh yang sangat halus terletak sebelah dorsal dari gelembung renang
bagian posterior, berfungsi untuk menyalurkan urine dari ginjal ke vesica urinaria,
vesica urinaria berupa kantong pelebaran dari muara kedua uretre, yang mengecil
kembali menjadi uretra yang berahir pada porus urogenitalis, porus genitalis
merupakan tempat keluarnya sel-sel kelamin dan urien dan anus tempat keluarnya
vese, kedua lubang ini baik anus maupun urogenitalis terlatak dalam satu celah
(Brotowidjoyo, 1990).
Sistem genitalia pada ikan terdiri atas sel kelamin jantan dan sel kelamin
betina yang terletak terpisah pada individu yang berbeda. Pembuahan terjadi di
luar tubuh. Otot-otot pada ikan Nilem masih segmental dan dinamakan myomere
yang dilengkapi dengan selaput pembungkus yang disebut myocomata
(Radiopoetro, 1977).
2. Ikan Lele (Clarias batrachus)
Klasifikasi Ikan Lele (Clarias batrachus) menurut Saanin (1987)
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub-class : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Species : Clarias batrachus
Hasil pengamatan anatomi ikan lele didapatkan hasil bahwa tubuh ikan
lele dibagi menjadi tiga bagian, yaitu caput (kepala), truncus (badan), cauda (ekor)
dan terdapat juga patil sebagai senjata pertahanan diri. Sesuai dengan pernyataan
Djuhanda (1982) yang menyatakan bahwa tubuh ikan dapat dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu kepala, badan, ekor. Batas kepala adalah dari mulai moncong sampai
bagian belakang tutup insang, batas badan dari mulai belakang tutup insang
sampai dubur, sedangkan batas ekor dari mulai dubur sampai ujung sirip ekor.
Untuk bergerak, ikan mempunyai anggota gerak yang disebut sirip. Secara garis
besar, ikan mempunyai dua macam sirip : yaitu sirip berpasangan dan sirip
tunggal. Sirip berpasangan terdiri dari sepasang sirip dada dan sepasang sirip
perut, sedangkan sirip tunggal terdiri dari sirip punggung, sirip ekor dan sirip
dubur. Bentuk tubuh ikan lele mempunyai bagian perut yang datar dan bagian
punggung yang cembung. Ikan lele tubuhnya tidak bersisik, lain dengan ikan pada
umumnya. Tubuh ikan lele juga licin dan berlendir, lendir tersebut juga bersifat
antiseptik yang berguna untuk membebaskan kulit dari macam-macam jamur dan
bakteri.
Sistem pencernaan dari ikan lele terdiri atas mulut, lambung, usus, dan
dikeluarkan melalui porus urogenitalis. Usus ikan lele panjang karena termasuk
ikan omnivora. Menurut Storer and Usinger (1961) sistem pencernaan ikan terdiri
dari : rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk
mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu
gerakan respirasi. Farink terdapat insang di sisi dan samping lalu ke oesophagus
pendek mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum. Pyloric value terpisah
belakang dari intestine. Tiga tubular pyloric caeca, fungsi mengabsorpsi,
mengambil ke intestine. Tiga hati besar di dalam rongga tubuh dengan kantung
empedu dan saluran ke intestine serta pankreasnya tidak jelas.
Sistem pernapasan ikan Lele (Clarias batrachus) adalah menggunakan
insang dan alat tambahan yaitu arborescent. Arborescent merupakan membran
yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah, seperti karang. Alat ini terletak
didalam ruangan sebelah atas insang yang berperan dalam pernafasan agar lele
dapat lebih lama bertahan hidup meskipun dalam keadaan kekurangan oksigen.
Rongga insang ikan lele terdapat empat pasang sisir insang dengan bagian-
bagiannya. Bagian-bagian tersebut yaitu filamen insang, lengkung insang, dan
tapis insang. Filamen insang merupakan tempat dimana terjadi pengambilan
oksigen dari dalam air dan pelepasan karbon dioksida dari darah ke dalam air.
Lengkung insang merupakan tempat melekatnya filamen-filamen insang. Tapis
insang berfungsi untuk menyaring air, supaya kotoran tidak sampai masuk ke
dalam insang (Djuhanda, 1984).
Gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki
gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran
gonad lebih kecil dari pada betinanya. Gonad ikan lele betina berwarna lebih
kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian
sisinya mulus tidak bergerigi. Organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri
dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus (Radiopoetro, 1977).
Sistem ekskresi organ utamanya adalah ginjal. Urin yang dihasilkan ginjal,
disalurkan melalui ureter yang berjalan di pinggiran rongga-rongga abdomen
sebelah dorsal menuju ke belakang. Ureter yang kiri dan yang kanan bertemu di
bagian belakang menjadi kantong urin dan dari urin dikeluarkan melalui uretra
yang bermuara di porus urogenitalis (Kirwanto,1986).
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) terdiri dari kepala (caput), badan
(truncus) dan ekor (cauda). Badannya bersirip, memiliki insang, gurat sisi
dan gelembung udara / gelembung renang.
2. Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) merupakan hewan air, termasuk
Phylum : Chordate, Subphylum : Vertebrata, Class : Pisces, Ordo :
Ostariophysi, Family : Cyprinidae, Spesies : Osteochillus hasselti.
3. Sistem pencernaan pada Ikan Nilem terdiri atas mulut, pharynx,
oesophagus, ventriculus, dan intestinum yang bermuara di kloaka. Sistem
pencernaan ikan Nilem terdiri dari usus (intestin) yang berupa saluran
yang berliku-liku dan bermuara pada anus.
4. Ikan Lele (Clarias batrachus) termasuk Phylum : Chordata, Subphylum :
Vertebrata, Class : Pisces, Ordo : Ostariophysi, Subordo : Siluroidea ,
Famili : Clariidae , Genus : Clarias, Spesies : Clarias batrachus
5. Tubuh Ikan Lele (Clarias batrachus) terdiri dari kepala (caput), badan
(truncus), dan ekor (cauda). Tubuhnya tidak terdapat sisik.
6. Sistem pernapasan Ikan Lele (Clarias batrachus) yaitu insang dan terdapat
alat pernapasan tambahan yaitu arborescent.
7. Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan ikan Lele (Clarias batrachus)
mempunyai lima jenis sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada
(pectoral fin), sirip perut (abdominal fin), sirip dubur (anal fin), dan sirip
ekor (caudal fin).
8. Sistem ekskresi pada Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan Ikan Lele
(Clarias batrachus) terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria, dan porus
urogenitalis.
9. Sistem urogenital pada Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) dan Ikan Lele
(Clarias batrachus) memiliki ovarium (betina), oviduct (betina), testis dan
uterus (jantan).
DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, M. D. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta
Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata. Jilid I. Amrico, Bandung.
Djuhanda, T. 1984. Analisa Struktur Vertebrata Jilid 2. Armico. Bandung
Hardjamulia, A. 1998. Budidaya Perikanan. Departemen Pertanian Badan Pendidikan, Latihan, dan penyuluhan Pertanian, Bogor.
Hildebrand, M. 1995. Analysis of Vertebrate Structure. John Willey and Sons, inc, New York.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata Untuk Universitas Cetakan ketiga. Sinar Wijaya, Surabaya.
Kirwanto, M. 1986. Mengenal Ikan Air Tawar. Karya Bani, Jakarta.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Saanin, H. 1987. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta, Bogor.
Sumantadinata, K. 1981. Pengembangan Ikan-Ikan Peliharaan Di Indonesia. Sastra Hudaya, Jakarta.
Storer, T.I and Usinger, R.L. 1961. General of Zoology. Mc Graw Hill Book Company Inc, New York.
Villee, Walker, Barries. 1988. General Zoology. W.B. Saunders Company, Philadelphia.