Post on 06-Feb-2018
ANALISIS SEMIOTIK MAKNA TAWAKAL DALAM
FILM UMMI AMINAH
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)
Oleh
Diana Nopiana
NIM: 1110051000063
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah saru persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, November 2014
Diana Nopiana
i
ABSTRAK
Diana Nopiana 1110051000063 Analisis Semiotik Makna Tawakal Dalam Film Ummi Aminah Film adalah karya seni yang sarat dengan simbol-simbol yang didalamnya terkandung makna tertentu. Salah satu film bernuansa Islam yang berjudul Ummi Aminah merupakan potret kehidupan seorang da’i dengan berbagai persoalan pelik rumah tangganya. Dalam film bertemakan ustadzah juga manusia ini melukiskan alur dalam menghadapi dan menyelesaikan konflik dengan berbagai cara dan salah satunya adalah dengan bertawakal. Berbagai konflik yang muncul memberikan aspek penandaan makna, salah satunya adalah penandaan makna tawakal.
Berdasarkan konteks di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan, Bagaimana penandaan makna tawakal dalam film Ummi Aminah?
Di dunia perfilman Indonesia beberapa film yang diproduksi berdasarkan sebuah novel. Salah satunya film Ummi Aminah. Film ini kemudian dibuat menjadi novel Best Seller karya Asma Nadia. Film yang disutradarai oleh Aditya Gumay ini sarat akan pesan tawakal. Kisah yang diperankan para aktor dapat diterapkan penonton dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang menjelaskan makna denotasi, konotasi dan mitos. Makna denotasi adalah interaksi antara signifier dan signified dalam sign, dan antara sign dengan objek dalam realitas. Makna konotasi adalah interaksi yang muncul ketika sign bertemu dengan perasaan atau emosi pembaca/pengguna dan nilai-nilai budaya mereka. Sedangkan mitos merupakan pengkodean makna dan nilai-nilai sosial sebagai sesuatu yang dianggap alamiah.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat dekskriptif analisis, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara objektif, dengan menggambarkan pesan-pesan secara simbolis dalam film Ummi Aminah.
Hasil yang diperoleh peneliti meliputi makna denotasi dan konotasi pada beberapa scene yaitu scene perbaikan hubungan antara Abah dan Zidan, scene Ridhanya Ummi Ridha Allah, scene penangkapan tak bersalah Zainal dalam kasus narkoba, scene Ummi Aminah kembali berceramah, serta scene menjadi penjual sepatu demi impian istri. Film tersebut juga hendak menyampaikan bahwa tawakal adalah akhir dari ikhtiar. Film ini tampaknya memang diniatkan sebagai film keluarga oleh pembuatnya. Analisis penulis, berpusat pada satu ‘kalimat sakti’ yakni Ridhanya Ummi Ridha Allah.
Keywords: film, semiotika, tawakal
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT.
Dialah sumber tempat bersandar, dan sumber kenikmatan hidup yang tanpa batas.
Rahman dan Rahim tetap menghiasi asma-Nya, sehingga penulis diberikan kekuatan
fisik dan batin untuk dapat menyelesaikan tugas skripsi ini. Shalawat beserta salam
tetap tercurahkan atas penghulu umat Islam Nabi Muhammad saw. beserta para
keluarganya, sahabat dan para pengikutnya yang telah membuka pintu keimanan
yang bertauhidkan kebenaran, kearifan hidup manusia dan pencerahan atas kegelapan
manusia serta uswatun hasanah yang dijadikan sebuah pembelajaran bagi muslim dan
muslimah hingga akhir zaman.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terimakasih pada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
terutama kepada:
1. Bapak DR. H. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi beserta (PUDEK I) Bapak Dr. Suparto, S.Ag, M.Ed,
(PUDEK II) Bapak Drs. Jumroni, M.Si, (PUDEK III) Bapak Drs. Sunandar
MA.
iii
2. Bapak Rachmat Baihaky, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam. Serta Ibu Fita Fathurokhmah SS, M.Si selaku Sekertaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Drs. S. Hamdani, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan inspirasinya yang
sangat berharga.
4. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan pengalaman yang
sangat berharga bagi penulis.
5. Bagian administrasi dan tata usaha yang telah banyak membantu memberikan
kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan administrasi. Serta pemimpin
dan segenap karyawan perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memfasilitasi penulis untuk mempelajari dan mencari bahan untuk
melengkapi skripsi ini.
6. Kedua orang tua tercinta, Bapak Mudini dan Ibu Mumun atas segala kasih
sayang, perhatian, dan terutama doa yang tiada henti untuk kesuksesan putri
tunggalnya.
7. Mas Aditya Gumay selaku sutradara dan Mas Adena Adlan selaku penulis
skenario film Ummi Aminah. Terima kasih atas waktu dan nasihatnya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
iv
8. Sahabat yang selalu memberikan rasa kebersamaannya dalam satu atap di
Seulanga Kost, Anita Greanti, Siti Subaikoh, dan Upik Yanwaria. Serta
sahabat seperjuangan Ais Muflihah, Alfia Nurlayla, Andari Novianti,
Ishmatun Nisa, Miftakhul Aida, Safitri yang selalu memberikan semangat.
9. Kawan seperjuangan KPI Angkatan 2010 kelas B yang selalu memberikan
warna-warni perjuangan dalam menuntut ilmu.
10. M. Ilyas Albani, terimakasih atas semangat, doa, dan bantuan yang diberikan
dalam menjalani proses penyusunan skripsi ini.
11. Kawan-kawan KKN L10N yang memberikan pengalaman hidup yang sangat
berarti.
Kepada semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas budi baik yang
telah kalian berikan. Amin
Jakarta, November 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………….................................................................. …. v
DAFTAR TABEL ……………………………………………….... viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………... 6
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian …………... 6
D. Metodologi Penelitian ………………………………….. 7
E. Tinjauan Pustaka ………………………………………….. 10
F. Kerangka Teori ………………………………………….. 11
G. Sistematika Penulisan ………………………………….. 14
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Umum Tentang Semiotika
1. Pengertian Semiotika ………………………………….. 16
2. Semiotika Komunikasi ……………………...…... 17
3. Konsep Semiotika Roland Barthes ………………..… 20
B. Makna Tawakal Dalam Pandangan Islam
1. Pengertian Tawakal ……………………………..…… 22
vi
2. Landasan dan Keutamaan Tawakal …………….……. 24
C. Tinjauan Umum Tentang Film
1. Pengertian Film ………………………….………. 29
2. Sejarah dan Perkembangan Film ………………...... 31
3. Unsur-unsur film ………………………………...... 35
4. Jenis-jenis film ………………………………….. 36
5. Struktur film ………………………………………….. 40
6. Sinematografi ………………………………………….. 42
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG FILM UMMI AMINAH
A. Sekilas Tentang Film Ummi Aminah …………………… 46
B. Sinopsis Film Ummi Aminah …………………………… 47
C. Profil Sutradara Film Ummi Aminah …………………… 49
D. Profil Pemain dan Karakteristik Tokoh Utama
Film Ummi Aminah …………………………………… 51
BAB IV HASILTEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Tawakal Terhadap Nasib Atau Takdir …………………… 73
B. Tawakal Dalam Mengharapkan Pertolongan ……………. 85
C. Tawakal Dalam Mencari Rezeki
dan Memenuhi Kebutuhan …………………………… 95
vii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………. 100
B. Saran-saran .…………………………………………………… 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Peta Tanda Roland Barthes ………………………………………….. 9
Tabel 2.1 Peta Tanda Roland Barthes ………………………………………….. 20
Tabel 4.1 Scene Perbaikan Hubungan Antara Abah dan Zidan …………. 74
Tabel 4.2 Scene Ridhanya Ummi Ridha Allah ,,,……………………….. 80
Tabel 4.3 Scene Penangkapan Tak Bersalah Zainal Dalam Kasus Narkoba …. 85
Tabel 4.4 Scene Ummi Aminah Kembali Berceramah …………………. 90
Tabel 4.5 Scene Menjadi Penjual Sepatu Demi Impian Istri ……………..…… 95
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Poster Film Ummi Aminah ………………………………… 47
Gambar 3.2 Aditya Gumay ………………………………………………… 49
Gambar 3.3 Nani Wijaya ………………………………………………... 52
Gambar 3.4 Rasyid Karim ………………………………………………… 54
Gambar 3.5 Cahya Kamila ………………………………………………… 55
Gamabr 3.6 Gatot Brajamusti ………………….……………………... 57
Gambar 3.7 Paramitha Rusady ………………………………………... 58
Gambar 3.8 Ali Zaenal ………………………………………………… 60
Gambar 3.9 Aty Cancer ………………………………………………… 62
Gambar 3.10 Yessy Gusman ………………………………………… 63
Gamabr 3.11 Revalina S. Temat ………………………………………… 66
Gambar 3.12 Ruben Onsu …………………………………………………. 68
Gambar 3.13 Zee Zee Sahab …………………………………………………. 69
Gambar 3.14 Temmy Rahadi …………………………………………. 71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah bagian yang tidak mungkin bisa terpisahkan dari
kehidupan kita sebagai manusia, karena dengan komunikasi kita dapat
menyampaikan keinginan, harapan. Dengan komunikasi kita juga bisa mengubah
dan mempengaruhi orang lain.
Dewasa ini kita harus semakin bijak dan kreatif dalam menyikapi
perkembangan teknologi yang luar biasa. Teknologi bisa diibaratkan sebagai pisau
yang bisa menguntungkan sekaligus merugikan. Salah satu dari manfaat teknologi
yang luar biasa yaitu memudahkan kita dalam berkomunikasi. Dengan
perkembangnya teknologi yang sangat cepat, penggunaan media dalam
berkomunikasi pun semakin maju yakni bisa menggunakan media massa. Media
massa dalam cakupan pengertian komunikasi massa itu adalah surat kabar,
majalah, radio, televisi, atau film. Jadi, media massa modern merupakan produk
teknologi modern yang selalu berkembang menuju kesempurnaan.1
Harus kita akui bahwa hubungan antara film dan masyarakat memiliki
sejarah yang panjang dalam kajian para ahli komunikasi. Film pada umumnya
dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda
yang bekerja sama dengan baik dalam upaya mencapai efek yang diharapkan.
Yang paling penting dalam film adalah gambar dan suara: kata yang diucap
1Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), h. 20.
2
(ditambah dengan suara-suara lain yang serentak mengirim gambar-gambar) dan
musik film. Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam film adalah
digunakannya tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu.2
Sepanjang perkembangan film Indonesia, film bernuansa Islam memiliki
popularitas tersendiri. Menurut Eric Sasono memberi gambaran menyeluruh
tentang film bertemakan Islam. Menurutnya, “…film memiliki dimensi yang kuat
hingga kecenderungan sekarang ketika Islam sangat dihubungkan dengan gaya
hidup.”3
Meminjam kata-kata Putut Wijanarko (Direktur Production House Mizan
Production).
“Islam membawa kepercayaan dan gaya hidup lokal yang secara bersama membentuk identitas Indonesia yang terbuka dan multikulturalisme. Keragaman tema Islam dalam film-film Indonesia mengindikasikan hubungan yang dekat antara Islam dan budaya populer, seperti film. Medium ini digunakan untuk mempromosikan spectrum Islam oleh berbagai kelompok muslim tanpa mengesampingkan dimensi komersial yang terang-terangan.4
Berdasarkan pemahaman di atas, peneliti pun memiliki ketertarikan yang
besar untuk menganalisis film yang bertemakan Islam. Salah satunya adalah film
yang berjudul Ummi Aminah.
Ummi Aminah merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada 5
Januari 2012 yang disutradarai oleh Aditya Gumay serta dibintangi oleh Nani
Widjaja dan Rasyid Karim.5
2Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 128. 3Kho Gaik Cheng dan Thomas Barker, Mau Dibawa Kemana Sinema Kita? Beberapa
Wacana Seputar Film Indonesia (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 4. 4Kho Gaik Cheng dan Thomas Barker, Mau Dibawa Kemana Sinema Kita? Beberapa
Wacana Seputar Film Indonesia (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 71-72. 5Agus Apriyanto, “Film Ummi Aminah”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.antaranews.com/foto/4/25549/film-ummi-aminah
3
Film Ummi Aminah adalah film religi ke dua karya Aditya Gumay setelah
sukses dengan film religi pertamanya Emak Ingin Naik Haji. Sekalipun dibungkus
dalam bentuk film religi, Ummi Aminah memuat pesan universal tentang cinta
kasih dalam keluarga.
Digambarkan Ummi Aminah adalah ustadzah kondang. Yang istimewa
dari beliau adalah beliau seorang ustadzah yang rendah hati dan murni niatnya
untuk berdakwah, terbukti walaupun beliau telah sedemikian terkenal tapi beliau
tidak pernah mematok tarif dalam tiap kali ceramahnya, bahkan digambarkan
beliau pernah dibayar hanya dengan hasil kebun. Akan tetapi, sosok sempurna
sang penceramah kondang ini ternyata tidaklah sedemikian sempurnanya. Dengan
tujuh orang anaknya yang memiliki karakter berbeda-beda serta masing-masing
dengan masalahnya yang pelik menjadi persoalan rumah tangga dalam kehidupan
Ummi Aminah mengandung banyak hikmah. Menggambarkan bahwasanya tidak
ada harta di dunia ini yang lebih berharga dari keluarga. Ketika masyarakat
termakan oleh hasutan media dan satu persatu pergi meninggalkan Ummi, Ummi
tergoncang. Di saat inilah anggota keluarganya datang seraya menggandeng
tangan Ummi yang membuat Ummi berhasil kembali berdiri tegak. Dukungan
yang diberikan oleh keluarga tulus adanya, tanpa pamrih.
Aditya Gumay dan Adenin Adlan turut menyentil terhadap perilaku
masyarakat yang dengan mudah menghakimi seseorang hanya dengan
berlandaskan pada pemberitaan di media dan apa yang tampak dari luar. Bagi
mereka, publik figur dituntut untuk selalu berperilaku sempurna dan haram
hukumnya melakukan kesalahan. Melalui sosok Abah dan Zidan, penonton
4
kembali dihadapkan pada permasalahan yang tidak jauh berbeda, penghakiman
terhadap kaum LGBT6. Tidak pernah dijelaskan secara eksplisit apakah Zidan
adalah seorang gay, namun dapat ditafsirkan dari cara Abah memperlakukan
Zidan.
Di dalam dunia ini, semua orang pasti ingin mencari yang namanya
kebahagiaan dengan berusaha untuk bisa memperolehnya, sama saja apakah dia
seorang muslim atau kafir, orang yang baik atau pun yang fajir. Allah SWT
menjelaskan kepada kita tentang keadaan orang-orang kafir di dalam
pencariannya mereka tentang kebahagiaan, Allah SWT berfirman dalam Surah al-
Baqarah/2:135 berikut:
“Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi
atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk”. Katakanlah: “Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah Dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik.”
Adapun keadaan menusia dalam kehidupan ini, sebagaimana yang Allah
SWT jelaskan seperti dalam firman-Nya Surah al-Balad/90:4 berikut:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.”
6LGBT adalah akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender". Istilah ini
digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa komunitas gay.
5
Maka manakala sebuah musibah turun menimpa, membuat suasana
menjadi gelap gulita, dunia menjadi terasa sempit, maka dalam menangani
problematikanya terkadang dibutuhkan waktu yang lama serta usaha yang
sungguh-sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang dipercayai.
Dalam hidup sehari-hari salah satu kebiasaan para nabi adalah selalu
memohon petunjuk kepada Tuhan. Petunjuk yang diberikan Tuhan bisa berupa
ilham yang merebak di dalam hati atau pendengaran, bisa pula berupa tindakan.
Salah satu petunjuk yakni berupa tawakal kepada Allah, maka Allah itulah cukup
baginya. Allah sungguh akan menyampaikan kepentingannya. Untuk tiap sesuatu,
Allah telah menyiapkan kadar masing-masingnya, sedangkan dalam tawakal itu
sendiri dapat menguatkan jiwa, menjadikan hati berani menerima apa pun
hasilnya, menjadi tenang dan tentram.7
Dalam al-Qur'an dinyatakan bahwa setiap permasalah hidup pasti ada jalan
keluarnya dan yakin bahwa Allah akan memberikan pertolongannya, sebagaimana
yang dijelaskan dalam Surah Al-Imran/3: 160 berikut:
“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.”
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti berrmaksud
7Syaikh Abdul Malik al-Qasim, Empat Puluh Cara Menyelesaikan Masalah
(IslamHouse.com: 2012), h. 29.
6
menyusun skripsi dengan judul “ANALISIS SEMIOTIK MAKNA TAWAKAL
DALAM FILM UMMI AMINAH”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang yang telah dijabarkan oleh penulis di atas,
maka penulis membatasi penelitian pada pesan tanda atau simbol yang
mengandung makna tawakal yang ada pada film Ummi Aminah. Menggunakan
analisis semiotik model Roland Barthes dengan membatasi pada makna denotasi,
konotasi dan mitos.
Sedangkan rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah
“Bagaimana penandaan makna tawakal dalam film Ummi Aminah?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemikiran dan permasalahan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui penandaan makna tawakal dalam film Ummi
Aminah.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Akademis
Memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu komunikasi
khususnya dalam penelitian-penelitian yang berkaitan dengan analisis
semiotika terhadap film.
7
b. Secara Praktis
Memberikan wacana baru bagi sineas-sineas muda atau pembuat film
untuk lebih berpikir kritis mengenai makna pesan yang dapat
disampaikan melalui film.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini digali melalui pendekatan kualitatif jenis deskriptif
yaitu bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat
tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.8 Sedangkan
metode yang digunakan adalah observasi nonpartisipan yaitu metode yang
dimana periset mengamati langsung objek yang diteliti dan tidak
memosisikan dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti.9
2. Jenis Data
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh berupa dokumen elektronik, yaitu berupa
DVD original Film Ummi Aminah.
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh melalui sumber-sumber lain seperti buku,
film, media internet, dan terbitan lain yang ada relevansinya dengan
8Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public
Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana, 2010), h. 69.
9Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana, 2010), h. 64.
8
masalah penelitian.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah film Ummi Aminah karya sutradara
Aditya Gumay dan Adenin Adlan sebagai penulis naskah dan skenarionya
dalam film Ummi Aminah yang berkaitan dengan rumusan masalah
penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data pemulis
menggunakan metode sebagai berikut:
a. Observasi atau pengamatan yaitu metode pertama yang digunakan
dalam penelitian ini dengan melakukan pengamatan dan pencatatan
dalam fenomena-fenomena yang diselidiki. Disini penulis membaca
dan memahami isi pesan dan makna dari tanda atau simbol yang ada
pada film Ummi Aminah ini. Setelah itu penulis mengutip kemudian
mencatat dialog ataupun paragraf yang mengandung pesan pada film
ini untuk dijadikan codingsheet, yakni rangkaian pencatatan lambang
atau pesan secara sistematika untuk kemudian diberi interpretasi.10
b. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, buku-buku yang menunjang penulisan skripsi ini,
internet dan lain sebagainya.
c. Wawancara adalah percakapan antara periset atau seorang yang
berharap informasi yaitu oang yang diasumsikan mempunyai informasi
10Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press: 2006), h.
23.
9
penting tentang suatu objek.
Adapun narasumber yang diwawancarai adalah sutradara Film
“Ummi Aminah” yaitu (Aditya Gumay). Wwawancara dalam
penelitian kualitatif yang disebut wawancara mendalam (depth
interview) atau wawancara secara intensif (intensive interview) dan
kebanyakan tidak berstruktur. Tujuannya untuk mendapatkan data
kualitatif yang mendalam.11
5. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
semiotik dengan model Roland Barthes. Menurut Roland Barthes peta
bagaimana tanda bekerja adalah sebagai berikut12:
1. signifer (penanda)
2. signified (petanda)
3. denotative signifier (tanda denotatif)
4. CONNOTATIVE SIGNIFIER (PENANDA KONOTATIF)
5. CONNOTATIVE SIGNIFIED (PETANDA KONOTATIF)
6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)
Tabel 1.1
Peta Tanda Roland Barthes
Dari peta di atas dapat dijelaskan bahwa tanda denotatif (3) terdiri
atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda
11Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Pranada Media Group), h.
96. 12Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 69.
10
denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut
merupakan unsur material: hanya jika Anda mengenal tanda “singa”,
barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi
mungkin.
Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki
makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif
yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes
yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure, yang
berhenti pada penandaan dalam tataran denotatif.
6. Teknik Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku
“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang
diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan tinjauan
pustaka baik pustaka primer maupun penelitian-penelitian terdahulu. Adapun
pustaka primer yang penulis gunakan yaitu Semiotika Komunikasi Cetakan
keempat, Drs. Alex Sobur, M.Si, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.
Sedangkan tinjauan tentang penelitian-penelitian terdahulu ternyata
penulis belum menemukan skripsi mahasiswa/i yang meneliti tentang judul ini.
Hanya saja ada beberapa skripsi mahasiswa/i yang hampir serupa, diantaranya
11
yaitu:
1. ”Semiotika Makna Arti Kasih Ibu Dalam Film Semesta Mendukung”, oleh
Ania Febriani Fasya, Tahun 2013, NIM: 10805100014. Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. “Analisis Semiotik Film 3 Doa 3 Cinta”, oleh Fikri Gazali, Tahun 2010,
NIM: 206051003915. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. “Analisis Semiotik Film Negeri 5 Menara”, oleh Amin Rois, Tahun 2013,
NIM: 108051000036. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ketiga skripsi di atas memiliki objek yang sama yakni film. Dan masing-
masing menggunakan teknik analisis semiotik model Roland Barthes. Akan tetapi,
objek yang penulis teliti berbeda dengan yang lainnya yakni makna yang diambil
dalam film adalah tawakal. Film Ummi Aminah yang penulis pilih untuk diteliti
karena menurut penulis mengandung banyak makna tawakal. Sehingga harapan
penulis semoga penelitian ini menambah referensi penelitian film.
F. Kerangka Teori
1. Tinjuan Teori Tentang Semiotika
Didalam bukunya, Alex Sobur menjelaskan tentang semiotika.
“Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to
12
sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.13
Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure
tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk
kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa
kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada
orang yang berbeda situasinya. Roland Barthes meneruskan pemikiran
tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman
personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks
dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya.
Gagasan Barthes ini dikenal dengan “order of signification”.14
2. Tinjauan Tentang Film
Sebuah definisi film dari Andi Pranjaya yang menarik untuk
dikutip.
“Film dapat dikatakan sebagai media komunikasi yang unik dibandingkan dengan media lainnya, karena sifatnya yang bergerak secara bebas dan tetap, penerjemahannya langsung melalui gambar-gambar visual dan suara yang nyata, juga memiliki kesanggupan untuk menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya”.15
Menurut UUD Nomor 3 tahun 2009 tentang Perfilman Nasional
dijelaskan bahwa film merupakan: “...Karya seni budaya yang merupakan
13Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 15. 14Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising,, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana, 2010), h. 272.
15Andi Pranajaya, Film dan Masyarakat; Sebuah Pengantar (Jakarta, BPSDM Citra Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, 2000), h. 6.
13
pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan
kaidah sinematografi dengan dan atau tanpa suara dan dapat
dipertunjukan...”16
3. Tinjauan Tentang Tawakal
Tawakal berasal dari bahasa arab at tawakul yang dibentuk dari
kata wakala, artinya menyerahkan, mempercayai, atau mewakilkan,
bersandar kepada dinding. Rasulullah SAW senantiasa mengajarkan orang
yang terkena musibah dengan sikap yang paling bermanfaat bagi dirinya,
yaitu bersa bar dan introspeksi diri (al-ihtisab), dengan memberikan alasan
bahwa sabar dan introspeksi diri akan dapat meringankan musibah dan
memperbanyak pahala. Rasulullah juga menegaskan bahwa banyak
mengeluh, kesal, dan marah akan menambah beban musibah dan
menghilangkan pahala. Rasulullah menjelaskan bahwa tidak ada anugerah
Allah yang lebih baik dan lebih luas bagi hamba-hamba-Nya dibandingkan
kesabaran. Karena Allah SWT benar-benar mencintai orang-orang yang
bersabar.
Kesabaran tidaklah muncul dengan sendirinya, tetapi ia harus
diusahakan dan dibiasakan agar menjadi sifat utama diri. Di sinilah
dibutuhkan pengorbanan melawan keinginan hati dan perjuangan menahan
nafsu diri.
Sementara itu, tawakal merupakan pelengkap sejati sifat sabar.
16Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), h. 105.
14
Tawakal merupakan kerja hati memasrahkan seluruh ujian dan cobaan
kepada kehendak-Nya. Menurut Basyar al-Hafi dan Yahya bin Muaz,
tawakal berkaitan erat dengan keridaan kita menjadikan Allah sebagai
pelindung dalam kehidupan.
Kehadiran tawakal dalam diri akan menghadirkan kemudahan
mengatasi persoalan. Karena kita benar-benar mengharap pertolongan dan
kemudahan hanya dari Allah SWT Yang Mahakuasa dan Maha Penolong.
Penulis yakin, bila kombinasi kesabaran dan tawakal senantiasa hadir
dalam diri dan jiwa setiap manusia, kemudahan dan kesuksesan akan
menjadi capaian terbaiknya. Semoga kita semua termasuk orang-orang
yang sabar dan tawakal.17
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan ini menguraikan secara singkat mengenai alasan pemilihan
judul, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menerangkan tentang tinjauan umum tentang semiotika, yang
berisi seputar pengertian semiotika, semiotika komunikasi dan konsep semiotika
Roland Barthes, makna tawakal dalam pandangan Islam yang meliputi pengertian
tawakal, landasan dan keutamaan tawakal, tinjauan umum tentang film yang
17Solehudin A. Aziz. “Hikmah Sore: Sabar dan Tawakal”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/12/24/154222-hikmah-sore-sabar-dan-tawakal
15
meliputi pengertian, sejarah dan perkembangan, unsur-unsur, jenis-jenis, struktur
film. serta senimatografi.
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG FILM UMMI AMINAH
Pada bab ini berisikan sekilas tentang film Ummi Aminah, sinopsi film
Ummi Aminah, profil sutradara film Ummi Aminah, profil pemain utama dan
karakteristik tokoh utama dalam film Ummi Aminah.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini menjelaskan tentang penandaan makna tawakkal dalam film
Ummi Aminah.
BAB V PENUTUP
Dalam bab akhir ini, penulis memberikan kesimpulan terhadap apa yang
telah diteliti oleh penulis dalam karya ini, serta memberikan saran-saran yang
dapat mendukung perbaikan penelitian selanjutnya.
16
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Tentang Semiotika
1. Pengertian Semiotika
Semiotika berasal dari kata Yunani: semion, yang berarti tanda.
Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de
Saussure (1857-1913) dan Carles Sander Peirce (1839-1914). Kedua tokoh
tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak
mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika
Serikat. Latar belakang keilmuan Saussure adalah linguistic, sedangkan
Peirce filsafat.
Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi
(semiology). Sedangkan Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya
semiotika (semiotics). Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika,
“…Penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia
hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya logika sama dengan
semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda….”
Dalam perkembangan selanjutnya istilah semiotika lebih popular daripada
semiologi.1
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda (sign),
berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi
seseorang berarti sesuatu yang lain. Dalam pandangan Zoest, segala
1Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2013), h. 12.
17
sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda.
Karena itu tanda tidaklah terbatas pada benda. Adanya peristiwa tidak
adanya peristiwa struktur yang ditemukan dalam sesuatu, suatu kebiasaan,
semua itu dapat disebut tanda. Sebuah bendera kecil, sebuah isyarat
tangan, sebuah kata, suatu keheningan, suatu kebiasaan makan, sebuah
gejala mode, suatu gerak syaraf, peristiwa memerahnya wajah, suatu
kesukaan tertentu, letak bintang tertentu, suatu sikap, setangkai bunga,
rambut uban, sikap diam membisu, gagap, berbicara cepat, berjalan
sempoyongan, menatap, api, putih, bentuk, bersudut tajam, kecepatan,
kesabaran, kegilaan, kekhawatiran, kelengahan, semua itu dianggap
sebagai tanda.2
Menurut Saussure, tanda adalah kesatuan dari dua bidang yang
tidak dapat dipisahkan, seperti halnya selembar kertas. Di mana ada tanda,
di sana ada sistem. Artinya, sebuah tanda (berwujud kata atau gambar)
mempunyai dua aspek yang ditangkap oleh indra kita yang disebut dengan
signifier, bidang penanda atau bentuk. Aspek lainnya disebut signified,
bidang petanda atau konsep atau makna. Aspek kedua terkandung di
dalam aspek pertama. Jadi petanda merupakan konsep atau apa yang
dipresentasikan oleh aspek pertama.
2. Semiotika Komunikasi
Peirce melihat tanda (representamen) sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari objek referensinya serta pemahaman subjek atas tanda
2Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2013), h. 12.
18
(interpretant). “Tanda” menurut pandangan Peirce adalah “…something
which stands to somebody for something in some respect or capacity”.
Tampak pada definisi Peirce ini peran “subjek” (somebody) sebagai bagian
tak terpisahkan dari pertandaan, yang menjadi landasan bagi semiotika
komunikasi. ‘Semiotika komunikasi’, menurut Umberto Eco dalam A
Theory of Semiotics, adalah semiotika yang menekankan aspek ‘produksi
tanda’ (sign production), ketimbang ‘sistem tanda’ (sign system). Sebagai
sebuah ‘mesin produksi makna’, semiotika komunikasi sangat bertumpu
pada tanda-tanda yang ada dan mengkombinasikannya dalam rangka
memproduksi sebuah ekspresi bahasa bermakna.3
Kebanyakan pemikiran semiotik melibatkan ide dasar triad of
meaning yang menegaskan bahwa arti muncul dari hubungan diantara tiga
hal: benda (atau yang dituju), manusia (penafsir), dan tanda. Charles
Sander Pierce, ahli semiotik modern pertama, dapat dikatakan sebagai
pelopor ide ini.4
Bila Saussure dianggap mengabaikan subjek sebagai agen
perubahan sistem bahasa, Pierce, sebaliknya, melihat subjek sebagai
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses signifikasi. Model triadic
yang digunakan Pierce (representamen + object + interpretanti = sign)
memperlihatkan peran besar subjek ini dalam proses transformasi bahasa.
‘Tanda’ dalam pandangan Pierce selalu berada di dalam proses perubahan
tanpa henti, yang disebut proses ‘semiosis tak berbatas’ (unlimited
semiosis), yaitu proses penciptaan ‘rangkaian interpretant yang tanpa
3Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. xii. 4Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theories of Human
Communication (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 54.
19
akhir’ di dalam sebuah rantai produksi dan reproduksi tanda, yang di
dalamnya tanda mendapatkan tempat hidupnya, bertumbuh, dan
berkembang-biak.
Umberto Eco – yang sering disebut-sebut sebagai ‘penengah’
antara semiotika signifikasi Saussure dan semiotika komunikasi Pierce –
melihat semacam dialektika antara kode (code) dan pesan (message).
Meskipun kode mengontrol penyampaian pesan, akan tetapi pesan itu
sendiri dapat merestruktur kode, yang memberi peluang bagi ‘kreativitas
bahasa’. Orang dapat merestruktur ekspresi maupun isi pesan mengikuti
kemungkinan-kemungkinan dan kapasitas pengkombinasiannya yang
dinamis. Proses komunikasi dapat menciptakan semacam diskursus baru
(new discourse), yaitu ketika ekspresi atau isi komunikasi betul-betul baru
dan tak-terumuskan (undefinable) lewat kode yang ada. Dalam hal ini, Eco
melukiskan sebuah situasi diskursus yang didalamnya berlangsung proses
‘kreativitas yang merubah aturan’ (rule changing creativity), yaitu ketika
situasi diskursus menuntut adanya perubahan aturan main.
Proses ‘dinamika bahasa’ seperti ini, sebagaimana yang kita lihat di
atas hanya dimungkinkan ketika sistem bahasa (langue) dan proses
penggunaan tanda secara sosial merupakan sebuah ‘spiral’, yang satu sama
lain saling mendinamisasi, sehingga menciptakan sebuah sistem bahasa
yang selalu ‘siaga’ terhadap berbagai situasi atau lingkungan baru yang
menuntut adanya perubahan. Akan tetapi, sebagaimana yang diingatkan
oleh Saussure, proses dinamika bahasa tersebut bukanlah proses yang
semena-mena, oleh karena produk akhir dari setiap perubahan sistem
20
adalah konvesi baru, yang merupakan produk sosial dari bahasa.5
3. Konsep Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis
yang getol mempraktikan model linguistik dan semiologi Sussurean.
Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga kelas menengah Protestan di
Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik di
sebelah barat daya Prancis Ia juga intelektual dan kritikus sastra Prancis
yang ternama, eksponen penerapan strukturalisme dan semiotika pada
studi sastra. Bertens menyebutnya sebagai tokoh yang memainkan peranan
sentral dalam strukturalisme tahun 1960-an dan 70-an.
Ia berpendapat bahasa adalah sebuah sistem tanda yang
mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu
tertentu. Ia mengajukan pandangan ini dalam Writing Degree Zero (1953;
terj. Inggris 1977) dan Critical Essay (1964; terj. Inggris 1972).
Barthes menciptakan peta tentang bagaimana tanda bekerja:
1. signifier (Penanda)
2. signified (Petanda)
3. denotative signifier (Tanda Denotatif)
4. CONNOTATIVE SIGNIFIER (Penanda Konotatif)
5. CONNOTATIVE SIGNIFIED (Petanda Konotatif)
6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)
Tabel 2.1
Peta Tanda Roland Barthes
5Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. xii-xiv.
21
Dari peta di atas dapat dijelaskan bahwa tanda denotatif (3) terdiri
atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda
denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut
merupakan unsur material: hanya jika Anda mengenal tanda “singa”,
barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi
mungkin.
Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki
makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif
yang melandasi keberadaannya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes
yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure, yang
berhenti pada penandaan dalam tataran denotatif.
Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam
pengertian secara umum serta denotasi dan konotasi yang dimengerti oleh
Barthes. Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti sebagai
makna harfiah, makna yang “sesungguhnya”, bahkan kadang kala juga
dirancukan dengan referensi atau acuan. Proses signifikasi yang secara
tradisional disebut sebagai denotasi ini biasanya mengacu kepada
penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap.
Akan tetapi, di dalam semiologi Roland Barthes dan para pengikutnya,
denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sementara konotasi
merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih diasosiasikan
dengan ketertutupan makna dan, dengan demikian, sensor atau represi
22
politis.6
Dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki
makna tambahan, namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif
yang melandasi keberadaannya. Konotasi indentik dengan operasi
ideology yang disebutnya sebagai mitos, dan berfungsi untuk
mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan
yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Mitos, dalam pemahaman
semiotika Barthes adalah pengkodean makna dan nilai-nilai sosial sebagai
sesuatu yang dianggap alamiah.7
B. Makna Tawakal Dalam Pandangan Islam
1. Pengertian Tawakal
Tawakal berasal dari kata arab “wakalah” (وكالة) atau “wikalah”
yang berarti memperlihatkan ketidakmampuan dan bersandar atau pasrah
kepada orang lain. Kata kerja asalnya adalah وكل yang kemudian lebih
lazim memakai wazan “tawakala” “tawakkulan” ( كالتوكل تو ) yang berarti
menyerahkan, menyandarkan, mewakilkan, dan mempercayakan urusan
kepada pihak lain.8
Sebagai sebuah istilah keagamaan, tawakal berarti membebaskan
diri dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan
keputusan atas segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT. Dalam
masalah ini, banyak para ulama mendefinisikan tawakal. Diantaranya
6Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 69-71. 7Akhmad Muzakki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama (Malang:
UIN Malang-Press), h. 23. 8Supriyanto, Tawakal Bukan Pasrah (Jakarta: Qultum Media, 2010), h. 7.
23
Imam Al-Ghazali yang mendefinisikan tawakal sebagai penyandaran diri
kepada Allah SWT sebagai satu-satunya al-wakili (tempat bersandar)
dalam menghadapi setiap kepentingan, bersandar kepada-Nya pada saat
menghadapi kesukaran, teguh hati ketika ditimpa bencana, dengan jiwa
yang tenang dan hati yang tentram.9
Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT dalam al-Qur'an
Surah Ibrahim/14: 12 berikut:
"Mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah padahal Dia telah menunjukan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakal itu berserah diri."
Buya Hamka atau yang bernama lengkap Haji Abdul Malik Karim
Amrullah, seorang mufassir (ahli tafsir) mengatakan mengenai tawakal.
Menurutnya, pengakuan iman belum berarti kalau belum tiba di puncak
tawakal. Oleh sebab itu apabila orang mukmin telah bertawakal, berserah
diri kepada Allah SWT, terlimpah dalam dirinya sifat aziz (terhormat lagi
mulia) yang ada pada-Nya. Ia tidak lagi takut menghadapi maut. Selain itu
terlimpah kepadanya pengetahuan Allah SWT. Dengan demikian, Ia
memperoleh berbagai Ilham dari Allah SWT untuk mencapai
kemenangan.10
Dengan pengertian tersebut, dapat ditegaskan bahwa tawakal itu
berkaitan dengan suatu rencana tetap (keputusan), atau kemauan (azam),
9Supriyanto, Tawakal Bukan Pasrah (Jakarta: Qultum Media, 2010), h. 9. 10Supriyanto, Tawakal Bukan Pasrah (Jakarta: Qultum Media, 2010), h. 11.
24
yang disertai dengan usaha untuk melaksanakan rencana itu. Allah SWT
berfirman dalam Surah an-Nisa/4:81 berikut:
"...berpalinglah dari mereka dan bertawakallah kepada Allah SWT.
Cukuplah Allah yang menjadi pelindung."
2. Landasan dan Keutamaan Tawakal
Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk mengetahui syariat
tuntunan bertawakal sebelum lebih jauh mengenal tentang tawakal.
Berikut adalah landasan syariat dalam bertawakal:
"...Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah jika kamu orang-orang beriman." (QS. Al-Maidah: 23)
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal." (QS. Al-Anfal: 2)
"Wahai Nabi (Muhammad)! Cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu dan orang-orang mukmin yang mengikutimu." (QS. Al-Anfal: 64)
25
"Jika Allah menolong kamu, tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan) maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal." (QS. Al-Imran: 160)
"Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertawakallah dengan memuji-Nya..." (QS. Al-Furqan: 58)
Dari beberapa ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum
tawakal adalah wajib dan tawakal itu termasuk syarat-syarat iman. Tidak
dapat disangkal lagi bahwa setiap perbuatan yang dianjurkan Al-Qur'an
dan Hadits untuk dilakukan pasti memiliki manfaat positif bagi
pelakunya. Berikut mafaat yang dapat diraih dari tawakal11:
1. Dicukupkan rezeki. Allah SWT berfirman dalam Surah at-Talaq/65: 3 berikut:
"Dan Dia memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah megadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
2. Dikuatkan imam dan dijauhkan dari setan. Allah SWT berfirman dalam
Surah an-Nahl/16:99:
11Abdul Halim Sholeh, The Power of Tawakal (Solo: Tiga Serangkai, 2008), h. 20.
26
"Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan."
3. Termasuk umat Nabi Muhammad yang akan masuk surga tanpa hisab.
Didalam Hadits diriwayatkan, Nabi Muhammad pernah menyebutkan
bahwa diantara umatnya ada tujuh puluh ribu orang yang akan masuk
surga tanpa hisab. Kemudian, beliau bersabda:
"Mereka itu adalah orang-orang yang tidak pernah menjampi, dan mereka tidak pernah minta dijampi, dan mereka yang tidak pernah meramal dan hanya kepada Tuhan mereka sajalah mereka bertawakal." (HR. Bukhari dan Muslim) Sifat tawakal melahirkan syaja'ah (keberanian). Secara manusiawi,
manusia memang memiliki sifat khauf (takut) sebagai lawan sifat
syaja'ah. Namun, sifat khauf tabi'i (takut alamiah) yang diberikan Allah
kepada manusia sebagai mekanisme pertahanan diri, seperti takut
terbakar, tenggelam, terjatuh, dan dimangsa binatang buas, harus berada
dibawah khauf syar'i, yaitu takut kepada Allah SWT.
Jika tawakal adalah panduan antara upaya kita dan kepasrahan
kepada Allah SWT, maka Imam Al-Ghazali mengajarkan kepada kita
bahwa tawakal itu dapat ditempatkan pada tiga hal, diantaranya dalam
masalah bagian atau nasib kita sebagai manusia, masalah pertolongan,
dan yang terakhir adalah masalah rezeki dan kebutuhan hidup. Dalam tiga
masalah itu perlu ditumbuhkan tawakal dalam diri setiap manusia.12
a. Tawakal Terhadap Nasib
Bertawakal dalam hal nasib atau bagian yang kita dapatkan dalam
kehidupan ini adalah meyakini sepenuhnya bahwa apapun yang kita
12Supriyanto, Tawakal Bukan Pasrah (Jakarta: Qultum Media, 2010), h. 32
27
dapatkan, banyak atau sedikit, itu semua adalah ketentuan Allah Yang
Maha Bijaksana dan harus kita terima dengan hati lega.
Termasuk penempatan tawakal dalam nasib adalah tawakal
menerima terhadap ketetapan hukum dan takdir Allah seperti tersebut
dalam firman-Nya surah Yusuf/12: 67 berikut:
“Ya’qub berkata, “Hai anak-anakku, janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain. Meskipun demikian, Aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikit pun dari pada (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya lah Aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal, berserah diri.”
b. Tawakal Dalam Mengharapkan Pertolongan
Tidak ada penolong yang mampu menolong kita kapan saja dan
dalam kesulitan yang paling pelik sekalipun, selain Allah SWT. Oleh
sebab itu, mohonlah bantuan kepada Sang Maha Penolong. Meskipun
demikian, pertolongan Allah ini unik. Ia mungkin tampak jelas dan
sangat mudah kita kenali. Namun, kadang kala ia samar dan nyaris
tidak kita sadari. Dalam hal ini, seorang mukmin wajib menyandarkan
diri dan penuh keyakinan bahwa sesuatu itu atas pertolongan SWT,
sebagaimana Allah berfirman dalam al-Quran surah Al-Imran/3: 159-
160 berikut:
28
“Jika azam (kemauan) kamu sudah kuat maka bertawakallah kepada Allah. Jika Allah menolong kamu, tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu.”
“Jika Allah menolong kamu, tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu. Jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) ndari Allah sesudah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.”
Seperti yang telah disebutkan di atas, pertolongan itu datang tidak
selalu dalam bentuk apa yang nyata langsung diterima sesuai kehendak
kita. Misalnya pertolongan hadir dalam bentuk terjaganya kita dari
bahaya, bencanan yang tertolak, hilangnya mudarat, kalah atau
rusaknya musuh. Namun, dapat juga wujud pertolongan itu justru ada
dalam bencana atau musibah karena musibah ini merupakan
pertolongan Allah. Karena dengan datangnya musibah itu, justru
mencegah musibah yang lebih besar lagi.
c. Tawakal Membuka Rezeki dan Memenuhi Kebutuhan
Penempatan tawakal dalam masalah rezeki yaitu dengan meyakini
secara sadar bahwa Allah SWT menjamin dalam memenuhi rezeki
berupa makanan dan lainnya, sehingga kita memiliki kekuatan untuk
beribadah kepada-Nya. Keyakinan ini didasari dengan adanya firman
Allah SWT dalam al-Quran surah Ath-Thalaq/65: 3 berikut:
29
“….Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tidak terduga. Baranagsiapa bertawakal kepada Allah maka Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah mengendalikan segala urusan. Allah telah membuat ketentuan untuk berbagai hal.” Rezeki manusia kadang terasa misterius. Tidak setiap usaha
membuahkan hasil. Dalam hal ini, kita sebagai umat beriman harus
menyikapinya dengan bijaksana. Tugas utama kita adalah berusaha
sesuai dengan kaidah alam. Sementara hasilnya terserah yang Maha
Kuasa.
C. Tinjauan Umum Tentang Film
1. Pengertian Film
Dalam mendefinisikan film ada beberapa tokoh yang
mengartikannya dengan berbagai macam pemikiran. Menurut Askurifai
Baskin, film merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa dari
berbagai teknologi dan berbagai unsur-unsur kesenian. Sebagai seni
ketujuh, film sangat berbeda dengan seni sastra, teater, seni rupa, seni
suara, seni musik, dan arsitektur yang muncul sebelumnya. Seni film
sangat mengandalkan teknologi baik sebagai bahan baku produksi maupun
dalam hal ekshibisi ke hadapan penontonnya.13
Berbeda halnya menurut John Vivian dalam bukunya teori
komunikasi massa, film adalah bagian dari kehidupan sehari-hari kita
dalam banyak hal. Bahkan cara kita bicara sangat dipengaruhi oleh
metafora film. Majalah New Yorker menggunakan metafora ini dalam
13Askurafai Baskin, Membuat Film Itu Gampang (Bandung: Kataris, 2003), h. 59-60.
30
edisi khusus tentang Hollywood, “Skenario pribadi kita terentang dalam
urutan Flahback, percakapan, dan peran.”14
Film adalah suatu media visual, yaitu media yang memaparkan
“berita” yang dapat ditangkap, baik melalui indra mata maupun telinga
dengan sangat efektif dalam mempengaruhi penonton. Menurut A. W.
Widjaja, film merupakan kombinasi dari drama dengan paduan suara dan
musik, serta drama dari paduan tingkah laku dan emosi. Dilihat dari
jenisnya, film dibedakan menjadi empat jenis yaitu film cerita, film berita,
film dokumenter, dan film kartun.15
Menurut UUD Nomor 33 tahun 2009 tentang Perfilman Nasional
dijelaskan bahwa film merupakan: “Karya seni budaya yang merupakan
pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan
kaidah sinematografi dengan dan atau tanpa suara dan dapat
dipertunjukkan.”16
Sedangkan ditinjau dari durasi film dibagi dalam film panjang dan
pendek. Kemunculan televisi melahirkan film dalam bentuk lain, yakni
film berseri (film seri), film bersambung (seperti telenovela dan sinetron),
dan sebagainya. Sedangkan ditinjau dari isinya film dibagi dalam film
action, film drama, film komedi, dan film propaganda.17
Film sebetulnya tidak jauh berbeda dengan televisi. Namun film
14John Vivian, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Kencana Media Group, 2008), h. 160. 15Elvinaro Ardianto dan Iukiyati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar
(Bandung: Simbiosis Rekatama Media, 2004), h. 138. 16Anwar Arifin, Dakwah Komtemporer Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), h. 105. 17Heru Effendy, Mari Membuat Film (Jakarta: Komfiden, 2002), h. 24-31.
31
memiliki bahasanya sendiri dengan sintaksis18 dan tata bahasa yang
berbeda. Tata bahasa itu terdiri atas semacam unsur yang akrab seperti
pemotongan (cut), pemotretan jarak dekat (close-up), pemotretan dua (two
shot), pemotretan jarak jauh (long shot), pembesaran gambar (zoom-in),
pengecilan gambar (zoom-out) dan lain-lain. Sejak pertama kali film
dibuat, atau populernya sebagai alat untuk bercerita.
2. Sejarah dan Perkembangan Film
Sebagai seni yang lahir terakhir, film tumbuh dengan menyerap
penemuan-penemuan yang telah maupun yang tengah terjadi, naik sains,
teknologi dan estetika – semisal fotografi, kinetografi dan fonograf. Hasil
dari beberapa penemuan itu terwujud dalam sinematograf, sebuah mesin
yang sekaligus bisa difungsikan sebagai kamera dan proyektor, sehingga
memungkinkan sebuah film bisa ditonton oleh banyak orang dalam satu
waktu.
Sejarah film pertama terjadi di Perancis, tepatnya pada 28
Desember 1895, ketika Lumiere bersaudara telah membuat dunia
“terkejut”. Mereka telah melakukan pemutaran film pertama kalinya di
depan publik, yakni di Café de Paris. Film-film buatan Lumiere yang
diputar pada pertunjukan pertama itu adalah tentang para laki-laki dan
wanita pekerja di Pabrik Lumiere, kedatangan kereta api di Stasium La
Ciotat, bayi yang sedang makan siang dan kapal-kapal yang meninggalkan
pelabuhan. Salah satu kejadian unik, yaitu saat dipertunjukan lokomotif
18Sintaksis yang dimaksud dalam kamus ilmiah populer disini adalah tata kalimat, bagian dari tata bahasa yang memperlajari dasar-dasar dan proses pembentukan kalimat dalam suatu bahasa.
32
yang kelihatannya menuju ke arah penonton, banyak yang lari ke bawah
bangku. Teknologi temuan Lumiere ini kemudian mendunia dengan cepat
karena juga didukung oleh teknologi proyektor berfilm 2 ¾ inci yang lebih
unggul keluaran The American Biograph, yang diciptakan Herman Casler
pada 1896. Maka sejak pertunjukan di Café de Paris itulah, kata Louis
Lumiere, lahirlah ekspresi I have been to a movie! (Aneka, 22 Juni
1953).19
Awal sejarah film Indonesia tak bisa dilepaskan dari perubahan
sosial di Indonesia. Menurut sejarah perfilman di Indonesia, film pertama
di negeri ini berjudul “Lely va Java” yang diproduksi di Bandung pada
tahun 1926 oleh seorang yang bernama David. Ini disusul oleh “Eulis
Atjih” produksi Krueger Corporation pada tahun 1927/1928. Dan sampai
dengan tahun 1930 masyarakat pada waktu itu telah dihidangi film-film
berikutnya yaitu “Lutung Kasarung”, “Si Conat”, dan “Pareh”. Sampai
tahun itu, film yang disajikan masih merupakan film bisu, dan yang
mengusahakannya adalah orang-orang Belanda dan Cina.
Film bicara yang pertama berjudul “Terang Bulan” yang bintangi
Roekiah dan R. Mochtar berdasarkan naskah seorang penulis Indonesia
Saerun.
Di penghujung tahun 1941 Perang Asia Timur Raya pecah. Dunia
film pun berubah wajah. Perusahaan-perusahaan film, seperti Brothers,
South Pacific, dan Multi Film diambil alih Jepang, ketika pemerintah
Belanda sebagai penguasa di Indonesia menyerah kalah kepada balatentara
19Misbach Yusa Biran, Sejarah Film 1990-1950 Bikin Film di Jawa (Jakarta: Komunitas
Bambu, 2009), h. xvi.
33
Jepang.
NV Multi Film diambil alih oleh pemerintahan Nippon dan diganti
namanya menjadi “Nippon Eiga Sha” di bawah pengawasan Sendenbu,
yakin Barisan Propaganda balatentara Jepang. Sudah tentu yang menjadi
kepalanya orang Jepang, tetapi wakilnya adalah R.M. Soetarto, seorang
Indonesia yang memang banyak pengalaman sebelumnya.
Yang diprodusir Nippon Eiga Sha adalah film-film berita yang
diberi judul “Djawa Baharu”, kemudian diganti menjadi “Nampo Hodo”,
lalu film-film dokumenter, film feature, dan lain-lain.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya. Maka dunia perfilman pun ikut
berubah. Nippon Eiga Sha diserahkan secara resmi pada tanggal 6 Oktober
1945 kepada Pemerintah Republik Indonesia yang dalam serah terimanya
dilakukan oleh Ishimoto dari pihak Pemerintah Militer Jepang kepada R,
M. Soetarto yang mewakili Pemerintah Republik Indonesia. Sejak tanggal
6 Oktober 1945 itu lahirlah Berita Film Indonesia atau B.F.I.
Sementara itu ketika Pemerintaha RI memindakan kegiatannya ke
Surakarta dan berjalan dengan baik, meskipun segalanya serba sederhana.
Sementara itu, ketika Pemerintah RI meninggalkan Jakarta dan
berpusat di Yogyakarta, maka gedung, studio dan laboratorium BF3
diduduki tentara Nica. Sejak itu prasarana tersebut dipergunakan oleh
Regeerings Film Bedrijf untuk juga membuat film dokumenter, film berita
dan film cerita, bersama-sama dengan South Pacific Film Co.
Pada tahun 1950, setelah kedaulatan diserahkan oleh Pemerintah
34
Belanda kepada Pemerintah RI maka Regeerings Film Bedrijf diserahkan
kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) yang kemudian
diberi nama Perusahaan Pilem Negara (PPN) dalam lingkungan
Kementrian Penerangan pada waktu itu.
Dalam pada itu, bersamaan dengan pindahnya Pemerintah RI dari
Yogyakarta ke Jakarta, berpindah pula B.F.I. kembali ke ibukota negara
untuk bergabung dengan PPN. Namanya pun menjadi Perusahaan Film
Negara (P.F.N.).
Dengan menginjak dekade lima puluhan itu, dunia film di
Indonesia memasuki alam yang cerah. Tampaklah kegiatan yang
dilakukan para sineas film nasional dalam bentuk perusahaan-perusahaan
film. Dengan dipelopori “Sticoting Hiburan Mataram” yang sudah berdiri
sejak zaman revolusi, muali decade itu diikuti oleh Perusahaan Film
Nasional (Perfini) di bawah pimpinan Usmar Ismail dan Persatuan Artis
Republik Indonesia (Persari) yang dipimpin oleh Djamaludin Malik. Ini
diikuti pula oleh Surya Film Trading, Jawa Industrial Film, Bintang
Surabaya, Tan & Wong Brothers Film Corp., Golden Arrow, Ksatrya
Dharma Film dan Benteng Fim.
3. Unsur-unsur Film
Sebagai alat komunikasi massa untuk bercerita film memiliki unsur
yang tidak dimiliki media massa lainnya. Unsur-unsur yang berkaitan
dengan film
a. Skenario: Rencana untuk pelakonan film berupa naskah. Skenario
35
berisi sinopsis, deskripsi treatment (deskripsi peran), break down,
rencana shot, dan dialog.
b. Sutradara: Pengarah adegan sesuai skenario.
c. Sinopsis: Ringkasan cerita pada sebuah film.
d. Plot: Biasa juga disebut alur atau jalan cerita. Plot merupakan jalur
cerita pada sebuah skenario. Plot hanya terdapat pada film cerita.
e. Penokohan: Tokoh pada film cerita selalu menampilkan protagonis
(tokoh utama), antagonis (lawan protagonis), tokoh pembantu utama
dan figuran.
f. Karakteristik: Karakteristik pada sebuah film cerita merupakan
gambaran umum karakter yang dimiliki oleh para tokoh dalam film
tersebut.
g. Scene: Biasa disebut adengan, scene adalah entitas terkecil dalam film
yang merupakan rangkaian shot dalam satu ruangan dan waktu serta
memiliki kesamaan gagasan.20
4. Jenis-jenis Film21
a. Film Dokumenter (Documentary Films)
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama
karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan
(travelogues) yang dibuat sekitar 1890-an. Tigapuluh enam tahun
kemudian, kata 'dokumenter' kembali digunakan oleh pembuat film dan
20Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 11-
12. 21Heru Effendy, Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser (Jakarta: Erlangga,
2009), h. 3-6.
36
kritikus film asal Inggris Jhon Grierson untuk film Moana (1926) karya
Robert Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara
kreatif mempersentasikan realitas. Sekalipun Grierson mendapatkan
tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya tetap relavan sampai saat
ini. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan
dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film
dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi,
pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.
Intinya film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata
mungkin. Seiring dengan berjalannya waktu, muncul berbagai aliran
dari film dokumenter misalnya dokudrama (docudrama). Dalam
dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar
gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak
antara kenyataan dan hasil tersaji lewat dokudrama biasanya tak
berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap jadi pakem pegangan.
Kini dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman
dunia. Para pembuat film bisa bereksperimen dan belajar tentang
banyak hal ketika terlibat dalam produksi film dokumenter. Tak hanya
itu, film dokumenter juga dapat membawa keuntungan dalam jumlah
yang cukup memuaskan. Ini bisa dilihat dari banyaknya film
dokumenter yang bisa kita saksikan memlalui siaran televisi seperti
program National Geographic dan Animal Planet. Bahkan saluran
televise Discover Channel pun mantap menasbih diri sebagai saluran
televisi yang hanya menayangkan program dokumenter tentang
37
keragaman flora dan fauna. Selain untuk konsumsi televisi, film
dokumenter juga lazim diikutsertakan dalam berbagai festival film di
dalam dan di luar negeri. Sampai nafas penghabisannya di tahun 1992,
Festival Film Indonesia (FPI) memiliki kategori untuk penjurian jenis
film dokumenter.
Di Indonesia, produksi film dokumenter untuk televisi dipelopori
oleh televisi pertama kita Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Beragam film dokumenter, tentang kebudayaan, flora dan fauna
Indonesia telah banyak dihasilkan TVRI. Memasuki era televisi swasta
tahun 1990, pembuatan film dokumenter untuk televisi tidak lagi
dimonopoli TVRI. Semua televisi swasta menayangkan program film
dokumenter, baik yang diproduksi sendiri maupun yang dibeli dari
sejumlah rumah produksi. Salah satu gaya film dokumenter yang
banyak dikenal orang –salah satunya karena ditayangkan secara
serentak oleh lima stasiun televisi swasta dan TVRI- adalah Anak
Seribu Pulau (Miles Prduction, 1995). Dokudrama ini ternyata disukai
oleh banyak kalangan sehingga sekitar enam tahun kemudian program
yang hampir sama dengan judul Pustaka Anak Nusantara diproduksi
untuk konsumsi televisi. Dokudrama juga mengilhami para pembuat
film di Hollywood. Beberapa film terkenal juga mengambil gaya
dokudrama seperi JFK, Malcom X, dan Schindler’s List.
b. Film Cerita Pendek (Short Films)
Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Dibanyak
negara seperti Jerman, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat, film
38
cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi
seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita
panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa/I jurusan
film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih
membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga orang yang
memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek,
umumnya hasi produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau
saluran televisi.
c. Film Cerita Panjang (Feature-Length Films)
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100
menit. Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam
kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Walves, bahkan
berdurasi lebih dari 120 menit. Film-film produksi India yang cukup
banyak beredar di Indonesia, rata-rata berdurasi hingga 180 menit.
d. Profil Perusahaan (Corporate Profile)
Film ini diproduksi untuk kepentingan institute tertentu berkaitan
dengan kegiatan yang mereka lakukan, misalnya tayangan “Usaha
Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat bantu
persentasi.
e. Iklan Televisi (TV Commercial)
Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik
tentang produk (iklan produk) maupun berupaya layanan masyarakat
(iklan layanan masyarakat atau public service announcement/PSA).
Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan “secara
39
eksplisit”, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang produk
tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat menginformasikan
kepedulian produsen suatu produk yang terhadap fenomena sosial yang
diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan layanan
masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit.
f. Program Televisi (TV Program)
Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara
umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non
cerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi
dan nonfiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film
televisi/FTV (popular lewat saluran televise SCTV), dan film cerita
pendek. Kelompok nonfiksi menggarap aneka program pendidikan, film
dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program
noncerita sendiri menggarap variety show, TV quiz, talkshow, dan
liputan/berita.
g. Video Klip (Music Video)
Sejatinya video klip adalah sarana bagi para produser musik untuk
memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan pertama
kali lewat saluran televisi MTV tahun 1981. Di Indonesia, video klip ini
sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan seiring
dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya, video klip tumbuh
sebagai aliran dan industri sendiri. Beberapa rumah produksi mantap
memilih video klip menjadi bisnis utama (core business) mereka. Di
Indonesia, tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahunnya.
40
5. Struktur Film
Secara fisik sebuah film dapat dipecah menjadi unsur-unsur yakni
shot, adegan dan sekuen. Pemahaman tentang shot, adegan dan sekuen
nantinya banyak berguna untuk membagi urutan-urutan (segmentasi) plot
sebuah film secara sistematik. Segmentasi plot akan banyak membantu
melihat perkembangan plot sebuah film secara menyeluruh dari awal
hingga akhir.
a. Shot
Shot selama produksi film memiliki arti proses perekaman gambar
sejak kamera diaktifkan (on) hingga kamera dihentikan (off) atau juga
setelah film telah jadi (pasca produksi) memiliki arti satu rangkaian
gambar utuh yang tidak terintrupsi oleh potongan gambar (editing).
Shot merupakan unsur terkecil dalam film. Dalam novel, shot bisa
diibaratkan satu kalimat. Sekumpulan beberapa shot biasanya dapat
dikelompokan menjadi sebuah adegan. Satu adegan bisa berjumlah
belasan hingga puluhan shot. Satu shot dapat berdurasi kurang dari
satu detik, beberapa menit, bahkan jam.
b. Adegan (Scene)
Adegan salah satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang
memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang,
waktu, isi (cerita), tema, katekter, atau motif. Satu adegan umumnya
terdiri dari beberapa shot yang saling berhubungan. Biasanya film
cerita terdiri dari tiga puluh sampai lima puluh buah adegan. Adegan
41
adalah yang paling mudah dikenal sewaktu menonton film.
c. Sekuen (Sequence)
Sekuen adalah satu adegan besar yang memperlihatkan satu
rangkaian peristiwa yang utuh. Satu sekuen umumnya terdiri dari
beberapa adegan yang saling berhubungan. Dalam karya literatur,
sekuen bisa diibaratkan seperti sebuah bab atau sekumpulan bab.
Dalam pertunjukan teater, sekuen bisa disamakan dengan satu babak.
Satu sekuen biasanya dikelompokan berdasarkan satu periode (waktu),
lokasi, atau satu rangkaian aksi panjang. Biasanya film cerita terdiri
dari delapan sampai lima belas sekuen. Dalam beberapa kasus film,
sekuen dapat dibagi berdasarkan usia karakter utama, yakni masa
balita, kanak-kanak, remaja, dewasa, serta lanjut usia. Dalam film-film
petualangan yang umumnya mengambil banyak tempat, sekuen
biasanya dibagi berdasarkan lokasi cerita.22
6. Sinematografi
Dalam sebuah produksi film ketika seluruh aspek mise-en-scene
telah tersedia dan sebuah adegan telah siap ambil gambarnya, pada tahap
inilah unsur sinematografi mulai berperan. Sinematografi secara umum
dapat dibagi menjadi tiga aspek, yakni kamera dan film framing, serta
durasi gambar. Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat
dilakukan melalui kamera dan stok filmnya, seperti warna, penggunaan
lensa, kecepatan gerak gambar, dan sebagainya. Framing adalah hubungan
22Himawan Pratisa, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 29-30.
42
kamera dengan objek yang akan diambil, seperti batasan wilayah gambar
atau frame, jarak, ketinggian, pergerakan kamera dan seterusnya.
Sementara durasi gambar mencakup lamanya sebuah objek diambil
gambarnya oleh kamera.23
Berikut ini adalah salah satu aspek framing yang terdapat dalam
sinematografi, yakni jarak kamera terhadap objek (type of shot), yaitu24:
a. Extreme long shot
Extreme long shot merupakan jarak kamera yang paling jauh dari
objeknya. Wujud fisik manusia nyaris tidak tampak. Teknik ini umumnya
untuk menggambarkan sebuah obyek yang sangat jauh atau panorama
yang luas.
b. Long shot
Pada Long shot fisik manusia telah tampak jelas namun latar
belakang masih dominan. Long shot sering digunakan sebagai estabilising
shot, yaitu pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih
dekat.
c. Medium long shot
Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke
atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
d. Medium shot
Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari punggung ke
atas. Gesture serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai
dominan dalam frame.
23Himawan Pratisa, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 89. 24Himawan Pratisa, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 104-
106
43
e. Medium close up
Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas.
Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi
dominan. Adegan percakapan normal biasanya menggunakan jarak
medium close-up.
f. Close-up
Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek
kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan
jelas serta gesture yang mendetail. Close-up biasanya digunakan untuk
adegan dialog yang lebih intim. Close-up juga memperlihatkan lebih
mendetail sbeuah benda atau obyek.
g. Ekstreme close-up
Pada jarak terdekat ini mampu memperlihatkan lebih mendetail
bagian dari wajah, sepeerti telinga, mata, hidung, dan lainnya atau bagian
dari sebuah obyek.
Berdasarkan sudut pengambilan gambar (camera angle)25:
a. High Angle
Menempatkan objek lebih rendah daripada kamera, atau kamera
lebih tinggi daripada objek, sehingga yang terlihat pada kaca objek yang
terkesan mengecil. Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek,
pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil
atau kerdil.
b. Pan
25Himawan Pratisa, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 108-
110
44
Pan merupakan singkatan dari kata panorama. Istilah panorama
digunakan karena umumnya menggambarkan pemandangan secara luas.
Pan adalah pergerakan kamera secara horizontal kanan dan kiri dengan
posisi kamera yang statis.
c. Tilt
Gerakan kamera secara vertikal, ke atas ke bawah atau ke atas
dengan kamera statis. Tilt Up jika kamera mendongkak dan tilt down jika
kamera mengangguk. Tilt sering digunakan untuk memperlihatkan objek
yang tinggi atau raksasa.
d. Tracking
Tracking shot atau dolly shot merupakan pergerakan kamera akibat
perubahan posisi kamera secara horizontal. Kedudukan kamera di tripod
dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out
jika bergerak menjauh.
e. Crane shot
Crane shot adalah pergerakan kamera akibat perubahan posisi
kamera secara vertical, horizontal atau kemana saja selama masih di atas
permukaan tanah. Crame shot umumnya menghasilkan efek high-angle
dan sering digunakan untuk menggambarkan situasi lanskep luas, seperti
kawasan kota, bangunan, areal taman, dan sebagainya.
f. Zoom in/ zoom out
Kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan
menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
45
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM UMMI AMINAH
A. Sekilas Tentang Film Ummi Aminah
Aditya Gumay adalah satu dari sekian sutradara yang tidak pernah terlalu
menargetkan kesempurnaan dalam proses membuat film. Setelah Emak Ingin Naik
Haji (2009) dan Rumah Tanpa Jendela (2011) yang muncul dengan begitu sederhana
namun mampu membuat hati menangis, di awal tahun 2012 ini hadir kembali satu
karya terbarunya bertajuk Ummi Aminah. Aditya Gumay kali ini dipercaya MVP
Pictures untuk menggarap sebuah drama keluarga yang cukup kompleks dimana
problematikanya amat beragam dan meliputi nyaris seluruh anggota keluarga yang
menjadi sentral cerita dalam film adalah Ummi Aminah, karena semua berawal dari
Ibu dan dikembalikan lagi kepada Ibu.1 Tokoh utama adalah seorang ustadzah
terkemuka dan terpandang yang patut menjadi panutan publik yaitu Aminah.
Ummi Aminah juga menjadi catatan tersendiri bagi MVP Pictures. Ia
merupakan film produksi ke-31, setelah sebelumnya MVP Pictures merilis film Sang
Pencerah yang menjadi film terlaris di tahaun 2010. Sang Pencerah juga menjadi film
Terbaik Festival Film Bandung (FFB) 2010. Dan Ummi Aminah juga ditangai
sutradara berbakat, Aditya Gumay yang juga merupakan sutradara film Emak Ingin
Naik Haji - film Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2009.
1Wawancara Pribadi dengan Aditya Gumay, Sutradara, Penulis Naskah dan Skenario Film
Ummi Aminah, Jakarta Selatan, 25 November 2014, pukul 15.30 WIB.
46
Film bernuansa Islam ini tidak diangkat dari sebuah novel, akan tetapi naskah
dan skenarionya ditulis sendiri oleh Aditya Gumay bersama Adena Adlan yang
kemudian dibuat novel oleh Asma Nadia.2 Ummi Aminah bercerita tentang seorang
ustadzah terkenal bernama Aminah (Nani Wijaya) yang memiliki ribuan jemaah
setia. Meski dijadikan sosok panutan karena syiar agamanya mampu menggugah
siapapun, tak lantas membuat hidup Aminah dan keluarga besarnya jauh dari cobaan.
Tema 'ustadzah juga manusia' inilah yang kemudian dijadikan duet Adenin Adlan dan
Aditya Gumay sebagai menu utama.
Satu kelebihan lain adalah keputusan tepat yang diambil penulis skenario
untuk tidak terlalu menghakimi kaum LGBT3 seperti yang terjadi dalam segmen
cerita anak Aminah bernama Zidan (Ruben Onsu). Disini sosok Zidan sengaja di abu-
abukan untuk kemudian jadi bahan kontemplasi orang-orang yang sering memandang
mereka sebelah mata. Bahwa sosok seperti Zidan ada disekitar kita. Dan mereka juga
manusia.
B. Sinopsis Film Ummi Aminah
2Wawancara Pribadi dengan Aditya Gumay, Sutradara, Penulis Naskah dan Skenario Film
Ummi Aminah, Jakarta Selatan, 25 November 2014, pukul 15.30 WIB. 3GLBT adalah akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender". Istilah ini digunakan
semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa komunitas gay.
47
Gambar 3.14
Poster Film Ummi Aminah
Ummi Aminah (Nani Wijaya), ustadzah 68 tahun, memiliki jamaah setia
mencapai ribuan. Ummi memiliki tujuh anak. Dari perkawinan pertamanya yang
gagal, Ummi dikaruniai dua anak: Umar (Gatot Brajamusti) yang beristrikan Risma
(Yessy Gusman). Risma adalah gambaran menantu yang selalu sinis dan tak memiliki
relasi harmonis dengan keluarga Ummi. Risma selalu khawatir, keluarga Umar akan
memanfaatkan kekayaan mereka. Ini yang membuat Umar kerap emosi hingga
mengancam akan menceraikan Risma. Aisyah (Cahya Kamila), anak kedua, seorang
ibu rumah tangga yang bersuamikan Hasan (Budi Chaerul), pegawai negeri golongan
menengah dengan dua anak yang masih kecil.
Dari suami keduanya, Abah (Rasyid Karim), Ummi memiliki lima anak lagi:
Zarika (Paramitha Rusadi), Zainal (Ali Zainal), Zubaidah (Genta Windi), Zidan
(Ruben Onsu) dan Ziah (Zee Zee Shahab).Zarika, wanita karir sukses yang was-was
dengan usianya. Ia belum punya jodoh. Zarika memiliki hubungan khusus dengan
bawahannya -- Ivan (Temmy Rahadi) yang sudah beristeri, namanya Dewi (Elma
Theana). Di jejaring sosial, Zarika menjadi bulan-bulanan. Ia dituduh sebagai
perempuan perebut suami orang. Ummi marah besar dan merasa malu. Ia minta
Zarika mengakhiri hubungan mereka.
Istri Zainal, Rini (Revalina S Temat), tengah mengandung anak kedua.
Mereka masih menumpang di rumah Ummi. Kerja Zainal hanya menyopiri Ummi ke
4Asma Nadia, “Poster Film Ummi Aminah”, foto dikses pada 22 November 2014 dari
https://www.facebook.com/notes/asma-nadia/catatan-tentang-ummi-novel-dan-filmnya-ummi-aminah-jadwal-tayang-per-11-januari-/10150520966217579
48
berbagai tempat ceramahnya. Untuk menambah penghasilan, Zainal mencoba jualan
sepatu di tempat-tempat Ummi ceramah. Malang baginya, Zainal dimanfaatkan
teman bisnisnya sebagai kurir narkoba. Penangkapan Zainal disaksikan jamaah
Ummi. Berita pun menyebar, Ummi hanya bisa pasrah ketika semua tempat-tempat
pengajian membatalkan undangan ceramah.
Bukan hanya persoalan Risma, Zarika dan Zainal, masalah Zidan juga
membuat Ummi harus lebih tawakal. Abah masih sulit menerima keadaan Zidan yang
sifatnya seperti perempuan. Sementara Zubaidah merasa tak pernah diperhatikan
Ummi. Pendidikannya rendah, Zubaidah merasa tidak dipercaya Ummi sebagai
asisten ustadzah kondang. Persoalan keluarga Ummi makin menggunung ketika Abah
tertipu bisnis jual-beli tanah kontrakan. Semua rangkaian peristiwa memukul hati
Ummi. Ummi memutuskan berhenti sebagai penceramah.5
B. Profil Sutradara Film Ummi Aminah
Gambar 3.2
Aditya Gumay
5“Ummi Aminah”, artikel diakses pada Kamis, 24 April 2014 dari
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-u010-12-330680_ummi-aminah#.VHCTLGel50s
49
Aditya Gumay lahir di Jambi, 1 Oktober 1966. Ia dikenal sebagai pimpinan
Teater Kawula Muda dan Sanggar Ananda yang sudah didirikan sejak tahun 1986.
Aditya identik dengan Sanggar Ananda yang dikenal sejak tahun 1989 muncul di
berbagai tayangan televisi untuk anak-anak dan berjaya di tahun 1990-an.
Aditya memiliki 4 orang anak. Bungsu dari keempat anaknya, Ayu Gumay
juga terlibat dalam film arahannya, RUMAH TANPA JENDELA.
Sebelumnya, Aditya pernah mendapatkan pendidikan di Institusi Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Jakarta dan mengenyam Ilmu Perfilman di Kursus Pendidikan
Umum Sinematografi yang diselenggarakan oleh Pusat Perfilman Usmar Ismail.
Setelah 15 tahun malang melintang di dunia broadcast, Aditya memulai
debutnya sebagai sutradara untuk TINA TOON & LENONG BOCAH MOVIE muncul
pada tahun 2004. Dan belakangan menjadi juri yang dipilih oleh Didi Petet untuk
Indonesian Movie Awards yang diselenggarakan pada Mei 2012 kemarin.
Aditya memulai karirnya dengan mendirikan dan memimpin Sanggar Ananda
dan Teater Kawula Muda. Lewat kedua sanggar itu, ia berperan mencetak bintang
baru di dunia pertelevisian di Indonesia. Banyak bakat yang dicetak olehnya seperti
Olga Syahputra, Ruben Onsu, Indra Bekti bahkan Agnes Monica.
Setelah acara televisi anak-anak yang dibinanya, LENONG BOCAH populer
di era 1990an, Ia lalu memulai debutnya untuk menyutradarai LENONG BOCAH
THE MOVIE. Dalam film tersebut, Tina Toon, Okky Lukman, Olga Syahputra yang
merupakan murid binaan Sanggar Ananda muncul sebagai pemeran di dalamnya.
Kini, Aditya mulai menyutradarai beberapa film lagi seperti EMAK INGIN
NAIK HAJI, UMMI AMINAH dan RUMAH TANPA JENDELA. Dan dalam waktu
50
dekat, Ia ingin mengulangi kejayaannya menggarap film musikal seperti saat Ia
menyutradarai LENONG BOCAH THE MOVIE.
FILMOGRAFI
2012 UMMI AMINAH
2011 RUMAH TANPA JENDELA
2008 EMAK INGIN NAIK HAJI
2004 TINA TOON & LENONG BOCAH THE MOVIE
PENGHARGAAN
2010 kategori Sutradara Terpuji pada Festival FIlm Bandung untuk film EMAK
INGIN NAIK HAJI
2009 kategori Penulis Skenario Cerita Adaptasi terbaik pada Festival Film
Indonesia untuk film EMAK INGIN NAIK HAJI6
C. Profil Pemain Utama dan Karakteristik Tokoh Utama Film Ummi Aminah
1. Nani Widjaja
Nani Widjaja terlahir di Cirebon, Jawa Barat, 10 November 1944. Ia
dikenal sebagai salah satu aktris senior yang telah membintangi sejumlah
sinetron dan film layar lebar. Nani sendiri adalah istri dari aktor dan sutradara
Misbach Yusa Biran, dan ibu dari almarhum Sukma Ayu.
6Dyan Saryani, “Profil Aditya Gumay”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/a/aditya_gumay/
51
Gambar 3.3
Nani Widjaja
Selepas sekolah menengah, Nani Widjaja melanjutkan studi formalnya
di Universitas Indonesia, jurusan Kriminologi di Fakultas Ilmu Sosial.
Awalnya, Nani diterima pula di Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra jurusan
Antropologi, tapi Nani memutuskan untuk kuliah di jurusan Kriminologi.
Nani juga adalah satu dari empat personel golden girls bersama Ida Kusumah,
Connie Sutedja dan Rina Hasyim. Nani Widjaja adalah salah satu aktris watak
terbaik Indonesia spesialis film drama.
Sebagai bintang layar lebar nani pernah membintangi film DARAH
TINGGI (1958), RA KARTINI (1984), CATATAN SI BOY 1 DAN 4 (1987
DAN 1990), OPERA JAKARTA (1986), YANG (1983), SI JAMPANG
MENCARI NAGA HITAM (1969), OPERATION X (1968), YANG MUDA
YANG BERCINTA (1978) dan PENCURI CINTA (1984). Peran terkenalnya
saat memerani karakter Emak dalam serial komedi situasi, BAJAJ BAJURI.
Karakter Emak yang licik dan menang sendiri, berhasil membawa emosi
setiap penonton yang menyaksikannya. Ditambah kelucuan beberapa karakter
dalam sitkom tersebut. Peran populer terakhirnya juga pada serial TV, INTAN.
52
Di mana Nani memerankan karakter Nenek Intan yang memiliki kasih tulus.
Karakter kejujuran dan ketulusannya tersebut mengantarkan Intan, cucu yang
dikasihinya mendapat keberuntungan-keberuntungan.7
Dalam film Ummi Aminah ini Nani Widjaja berperan sebagi Ummi
Aminah. Ummi Aminah digambarkan sebagai seorang ustadzah kondang
yang memiliki 7 anak dengan masalah kehidupannya masing-masing.
Karakter yang diperankan oleh Ummi Aminah ini adalah penyabar dan ikhlas
menerima keadaan anak-anaknya. Terlihat dengan kondisi anaknya yang
bernama Zidan. Disamping itu, Ummi Aminah juga tidak pernah menuntut
anak-anaknya untuk menjadi orang yang seperti dirinya yang sukses dalam
bidang dakwahnya. Ummi Aminah terkesan terlihat lebih bersyukur dengan
kehidupan keluarganya. Permasalahan yang timbul sepintas memang dari
anak-anaknya, tapi keluarga yang sejak awal dengan baik terpelihara,
nantinya akan tetap dalam koridor yang baik.
2. Rasyid Karim
Sejak tahun 1975 Rasyid telah mengenal dunai perfilman. Namun baru
di tahun 2010 ia berhasil meraih Piala Citra untuk Pemeran Pendukung Pria
Terbaik lewat perannya di film "3 Hati Dua Dunia Satu Cinta". Lewat film
7“Profil Nani Widjaja”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/n/nani_wijaya/
53
yang sama, ia juga memenangkan kategori Pemeran Pembantu Pria Terpuji
dalam ajang Festival Film Bandung di tahun 2011.8
Gambar 3.4
Rasyid Karim
Dalam film Ummi Aminah ini Rasyid berperan sebagai Abah, suami
ke dua Ummi Aminah. Karakter Abah dalam di dalam film ini cukup terlihat
menarik. Ayah tiri Umar dan Aisyah itu saleh. Shalat di masjidnya tak pernah
tinggal. Uang yang diperoleh dari usha kos-kosan dan kontrakan yang
dirintisnya digunakan selain untuk keluarga juga bersedekah ke sekitar
mereka yang memerlukan uluran tangan. Kegesitan Abah yang membuat
Ummi tak gelagapan membesarkan anak-anak setelah suami pertamanya
menelantarka Ummi dan dua anaknya yang masih kecil karena terpikat
perempuan lain.
Dan meski bukan anak kandungnya, Abah tak pernah membeda-
bedakan Aisyah dan Umar. Semua dikasihi dan dicintai. Abah tak pernah pilih
kasih. Kehadiran lelaki itu telah dengan sempurna menggantikan seluruh
memori buruk tentang bapak yang pernah Aisyah dan Umar ingat. Abah
8“Rasyid Karim”, artikel diakses pada 12 Agustus 2-14 dari
http://www.indonesianfilmcenter.com/cc/rasyid-karim.html
54
membuat keluarga mereka utuh dan sakinah. Kepandaian Abah mencari uang
juga yang membuat Ummi ringan langkah dakwah, walaupun kiprah Ummi
sudah merambah ke televisi, kalangan mana saja masih bisa meminta Ummi
Aminah untuk ceramah. Dan Abah mendukung seratus persen kegiatan
istrinya. Selain itu, kesetiaannya kepada sang istri ketika kalut dalam
kesedihan karena masalah pelik yang menimpa keluarganya. Walaupun Abah
di awal masalah terlihat sedikit tidak bisa menerima kenyataan dengan salah
satu anaknya, akhirnya Abah belajar untuk lebih dewasa. Sehingga di akhir
hayatnya, Abah telah terlepas dari beberapa konflik dengan anaknya.
3. Cahya Kamila
Cahya Kamila lahir di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 1973. Dia
dikenal sebagai aktris Indonesia. Cahya Kamila adalah anak dari Misbach
Yusa Biran dan Nani Widjaja serta kakak dari Sukma Ayu. KARIR Bakat
akting sepertinya menurun dari sang ibu. Seperti juga sang adik, Cahya
memilih untuk menggeluti dunia seni peran. Pada tahun 2008, ia pernah
bermain dalam film DOA YANG MENGANCAM. Sebelumnya masuk dunia
perfilman layar lebar, Cahya lebih banyak bermain dalam sinetron.
FILMOGRAFI DOA YANG MENGANCAM (2008) UMMI AMINAH (2012).9
9“Profil Cahya Kamila”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/c/cahya_kamila/
55
Gambar 3.5
Cahya Kamila
Dalam film Ummi Aminah, Cahya Kamila berperan sebagai Aisyah
anak dari hasil perkawinan Ummi Aminah dengan suami pertamanya. Aisyah
hanyalah sebagai ibu rumah tangga yang bersuamikan Hasan. Karakter yang
dimainkan oleh Aisyah tidak terlalu banyak dan konflik yang dialami oleh
Aisyah hanya sekedar jembatan kepada konflik yang lebih panas yang terjadi
di keluarga kakanya yaitu Umar. Akan tetapi, pada saat konflik menghampiri
Aisyah terlihat karakternya yang peduli kepada keluarga walaupun Abah
bukanlah ayah kandungnya dan tidak ingin merusak rumah tangga kakaknya
hanya karena persoalan uang.
4. Gatot Brajamusti
Gatot adalah ketua umum dari PARFI (Persatuan Artis Film
Indonesia). Selain terjun dalam bidang perfilman ia juga pernah merilis album
56
religi yang berjudul "Tunjukkan Jalan Yang Lurus. Pria kelahiran Sukabumi,
29 Agustus 1962 juga dikenal sebagai aa Gatot.10
Gambar 3.6
Gatot Brajamusti
Dalam film Ummi Aminah, Gatot Brajamusti berperan sebagai Umar.
Ia sangat totalitas dalam memainkan perannya dalam film ini. Diantara anak-
anak Abah, Umarlah yang paling berhasil dalam bisnisnya. Karenanya lelaki
itu selalu menjadi yang pertama dicari setiap keluarga Abah memerlukan
bantuan. Umar sangat peduli kepada keluarganya yang diterpa konflik
bertubi-tubi dengan tidak pandang bulu, apakah dia Abah kandung ataupun
saudara kandungnya. Sifat pemarah yang ditampilkan tentulah memiliki
alasan yang pas ketika konflik mulai memuncak. Akan tetapi, di setiap konflik
di sini memiliki berbagai nasihat-nasihat yang bisa sedikit meredakan konflik
yang terjadi. Umar memiliki sifat tegas akan tetapi mudah tersulut emosi dan
terlalu cepat mengambil keputusan sehingga konflik yang tercipta mengancam
tali pernikahannya.
10“Gatot Brajamusti”, artikel diakses pada 12 Agustus 2014 dari
http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/profile/profile.php?pid=d59bc6238f0b
57
5. Paramitha Rusady
Gambar 3.7
Paramitha Rusady
Pradnya Paramitha Chandra Devy Rusady atau akrab disapa Mitha ini
adalah salah satu seniman kawakan Indonesia yang lahir di Makassar pada
tanggal 11 Agustus 1966. Selain dikenal sebagai seorang aktris, dia juga
dikenal dengan aktivitas musik dan prestasi lain di beberapa bidang.
Pada 20 Mei 2004, janda pesinetron Gunawan itu, menikah dengan
pemuda asal Croasia, Nenad Bago. Nenad yang kemudian berpindan nama
menjadi Muhammad Hamzah Akbar, setelah memeluk agama Islam adalah
duda Anna Hero yang bercerai pada 12 Desember 2002.
Pada 14 Mei 2007, pukul 04.28 WIB, Mitha melahirkan bayi lelaki
seberat 3,11 kg dan panjang 48 cm, melalui operasi caesar, dan diberi nama
Adrian Tegar Maharaja Bago.
Paramitha Rusady dikenal publik sebagai seorang aktris film, sinetron,
model dan juga penyanyi. Sejak usia belia, dirinya telah turut mendukung
sejumlah film, di antaranya sebuah film dokumenter, DI BAWAH NYIUR
MELAMBAI dan perannya sebagai perempuan sunda, Nyi Iteung dalam
58
beberapa film SI KABAYAN berpasangan dengan Didi Petet, menjadikan adik
Ully Sigar Rusady ini menjadi aktris cukup dikenal luas.
Di saat remaja, Mitha pernah membintangi film percintaan, RANJAU-
RANJAU CINTA bersama Rano Karno. Selain itu, bintang sinetron JANGAN
AMBIL NYAWAKU tersebut, sejak remaja piawai memainkan alat musik dan
telah menciptakan sejumlah lagu, yang juga dinyayikannya.
Lama vakum dari dunia musik, pada Juni 2009 Mitha merilis single
terbarunya. Dengan single Bulan ke Tiga ini, menandakan kembalinya Mitha
ke dunia tarik suara. Tahun 2011 ini, Mitha kembali disibukkan dengan
aktivitas syuting. Setelah lama tidak muncul lagi di layar kaca, tahun 2011
wajahnya kembali tampil dalam sinteron berjudul ANUGRAH.11
Pada film Ummi Aminah, Paramitha Rusady berperan sebagai Zarika.
Karir gadis cntik berjilbab yang penampilannya modern itu melesat pesat.
Akan tetapi disamping itu, Zarika yang lebih fokus terhadap karir membuat
Zarika memiliki konflik yang membuat setiap anak menyadari bahwa Ridha
Allah adalah Ridhanya orang tua. Tudingan “perebuat suami orang” membuat
Ummi Aminah murka, akan tetapi di situ aqidah yang tertanam dalam dirinya
yaitu rasa cinta yang benar-benar takut kepada Allah SWT membuat Zarika
langsung berikhtiar menyelesaikan masalah dengan pergi menemui istri laki-
laki yang menjalani hubungan bersamanya.
11“Profil Paramitha Rusady”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/p/paramitha_rusady/
59
6. Ali Zaenal
Gambar 3.8
Ali Zaenal
Ali Zaenal di dunia hiburan Indonesia terkenal sebagai seorang
bintang sinetron dan presenter acara televisi. Pria kelahiran 12 November
1978, merupakan suami Rena Oktavia Muis, perempuan yang dinikahinya
pada 8 Januari 2006. Rena merupakan manajer Ali. Konon kedekatannya
dengan Rena diawali sejak proses perceraian Rena dengan suami sebelumnya
Budi Darmawan. Kasak-kusuk pun sempat muncul, kalau Zaenal merupakan
pria di balik perceraian itu. Kini keduanya telah dikaruniai anak laki-laki yang
diberi nama Jibril. KARIR Karirnya dalam dunia entertaint adalah sebagai
bintang sinetron dan juga presenter acara televisi. Namun dirinya tak hanya
berhenti di situ. Tahun 2010 Ali Zaenal menjajal kemampuan aktingnya
dalam film layar lebar bertajuk ISTIKHARAH CINTA yang dirilis pada tahun
2011. Film yang mengisahkan tentang percintaan dalam Islam ini langsung
diterima oleh Ali. Lama tak terdengar kabarnya dalam dunia perfilman, bulam
September 2011, Ali Zaenal kembali mebintangi sebuah film bertajuk UMMI
AMINAH. Dalam setiap tawaran bermain film yang diterimanya, Ali Zaenal
60
sangat menghindari adegan berciuman, apalagi adegan yang lebih mesra.
Baginya, adegan-adegan seperti itu bukanlah konsumsi publik. 12
Dalam film Ummi Aminah, Ali Zaenal berperan sebagai Zainal.
Karakter yang dimainkannya adalah sebagai suami Rini yang memiliki gaji
pas-pasan, bahkan untuk membeli susu pun cukup sulit. Dengan sifat sabarnya
Zainal, ia tetap mau berusaha mencari nafkah dengan berjualan sepatu di
setiap tempat ummi ceramah. Malang baginya, Zainal dimanfaatkan teman
bisnisnya sebagai kurir narkoba. Penangkapan Zainal disaksikan jamaah
Ummi. Berita pun menyebar dan Zainal pasrah terhadap apa yang terjadi
dengan dirinya. Musibah yang menimpanya bertubi-tubi menampakan
ketaatan yang bertambah kepada Allah SWT. Sifat sabar dan tawakal Zainal
yang kuat dan ditambah dengan semangat dari istrinya memberikannya jalan
keluar yang tidak terduga dari masalah yang pelik tersebut.
7. Aty Cancer
Wanita yang bertempat kelahiran Lampung ini memiliki pendidikan
di Jurusan Publisistik. Menyenangi berbagai cabang seni, menyanyi, menari,
sandiwara, dan lain-lain. Sejak 2 SMP telah ikut manggung, bersama HSBI.
Ketika di SMA sudah "masuk" TVRI. Main film pertama kali dalam Mantili
si Pembunuh (1972). Sering berkeliling dengan Teater Saja pimpinan
Ikranegara. Berkat pengalaman sebagai penyiar dan pemain sandiwara radio,
12“Profil Ali Zaenal”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/a/ali_zaenal/
61
Aty aktif sebagai dubber. Antara lain untuk lakon boneka (TVRI) Si Unyil
dari 1981 hingga 1992, juga buat film-film asing (dan telenovela) untuk TV
swasta. Masih turut main film dalam Taksi (1990), Potret (1991) dan
Kuberikan Segalanya (1992). Kemudian ke sinetron, Alang-alang (1994),
Indonesia Berbisik (1995), Balada Dangdut (1996-1997), Perkawinan Siti
Zubaedah (1997), dan lain-lain.13
Gambar 3.9
Dalam film Ummi Aminah ini, Aty Cancer berperan sebagai Mak Ina.
Perannya di film tidak terlalu banyak karena ia hanyalah seorang pembantu di
keluarga Abah. Akan tetapi sifatnya yang selalu memberi semangat ketika
Ummi Aminah cukup menjadi selintas penentram hati Ummi. Cukup
dimaklumi karena usianya yang sudah lanjut usia, dengan kepolosan
ucapannya membuat seolah-olah konflik akan muncul lagi. Akan tetapi, di
situ Ummi Aminah dan keluarga sudah mahir bagaimana suatu konflik agar
tidak kembali meruak ke permukaan.
8. Yessy Gusman
13SM Ardan, “Aty Nurhayati Djosan”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4bdd67f5e6fd7_aty-nurhayati-djosan#.VHCR_Wel50t
62
Gambar 3.10
Yessy Gusman
Yasmine Yuliantina Yessy Gusman S.H., M.B.A dikenal sebagai
Yessy Gusman lahir di Jakarta, 21 Juli 1962 adalah bintang film terkenal era
tahun 1980-an.
Yessy pernah menikah dengan Djoko Tingkir Tjakra (Okky) pada 5
Desember 1985 dan dikaruniai dua orang anak, Javan Dave Djakra dan
Cherro Adimas Djakra. Setelah mengarungi bahtera pernikahan selama 17
tahun, mereka bercerai akhir September 2002.
Tiga tahun menjanda, Yessy menambatkan hati pada pengusaha asal
Kalimantan Timur, Ir. Syachruddin bin Hasan Batong, M.B.A.. Mereka
menikah tanggal 10 Juli 2005. Namun baru 4 bulan menikah, sang suami
langsung terganjal kasus illegal logging dan harus masuk bui. Belum usai
kasus tersebut, Syachruddin harus menghadapi gugatan cerai Yessy pada
bulan Oktober 2007, dua tahun setelah mereka menikah.
Yessy mengawali karier keartisannya sejak tahun 1974. Namanya
melejit lewat film GITA CINTA DARI SMA yang dibintanginya bersama Rano
Karno. Film yang pernah dibintanginya antara lain ROMI & YULI, PUSPA
63
INDAH TAMAN HATI, BUAH TERLARANG, NERACA KASIH, dan TALI
MERAH PERKAWINAN.
Yessy pun pernah masuk sebagai nominee Aktris terbaik Festival Film
Indonesia tahun 1981, dalam film USIA 18, arahan Teguh Karya. Sosoknya
tiba-tiba menghilang seiring dengan gulung tikarnya industri perfilman
nasional.
Setelah dua puluh tahun lebih tidak lagi aktif di panggung seni peran,
Yessy muncul kembali dengan penampilan yang berbeda. Di samping
penampilan fisik yang kini tidak lepas dari kerudung panjangnya, ia juga
tampil dengan 'gelar' yang berbeda. Predikat pemerhati pendidikan
disandangkan kepadanya setelah ia memutuskan menekuni dunia pendidikan,
terutama pendidikan anak.
Berkat aktivitasnya ini, Mendiknas A. Malik Fadjar pada 16 Desember
2003 menyematkan penghargaan kepadanya atas prestasinya dalam
meningkatkan minat baca masyarakat melalui Taman Bacaan Anak yang
diberi nama Yayasan Bunda Yessy. Ia telah mendirikan 46 Taman Bacaan
Anak (TBA) dan Sanggar Kreativitas Anak di bawah naungan Yayasan Bunda
Yessy.
Sebelumnya, pada 3 Mei 2003 lulusan Golden Gate University of San
Fransisco ini lebih dulu mendapat penghargaan dari MIZAN atas
64
kepeduliannya mendukung penyediaan sarana taman bacaan bagi
masyarakat.14
Dalam film ini Yessy Gusman berperan sebagai Risma. Dilihat dari
segi fisiknya, Risma tetap cantik meski berat badannya terus bertambah.
Perempuan berambut ikal yang dinikahi Umar itu sungguh pribadi yang sulit
didekati. Memiliki keluarga yang cukup kaya membuat Risma menjadi
perhitungan dalam soal uang. Katakternya yang mudah tersinggung dan tidak
mau mengalah sedikit membuat retak keharmonisan keluarga dengan
suaminya. Ditambah lagi memang hubungannya dengan keluarga mertua bisa
dibilang tidak baik disebabkan karena sikapnya. Akan tetapi, pada akhirnya
Risma tersadar dan mau memperbaiki dan membangun keharmonisan
keluarga dengan baik lagi.
9. Revalina S. Temat
Revalina S Temat yang akrab dengan nama panggilan Reva ini lahir di
Jakarta pada tanggal 26 November 1985. Putri pasangan Sayuti Temat dan
Rachmaniar itu merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
14“Profil Yessy Gusman”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari http://www.kapanlagi.com/indonesia/y/yessy_gusman/
65
Gambar 3.11
Revalina S. Temat
Karir Reva diawali sebagai bintang model, kemudian melebar sebagai
aktris sinetron dan layar lebar. Ia pernah menjadi model untuk produk Clear,
Relaxa bersama DJ Winky dan Red A. Reva yang pernah menjadi Juara
Favorite Gadis Sampul 1999 Majalah Gadis itu, pernah membintangi sinetron
BAWANG MERAH BAWANG PUTIH.
Ia juga telah membintangi sinetron PERCIKAN SANGKURIANG,
CINTAKU DI KAMPUS BIRU 2, JP ASYIKNYA PACARAN, BAWANG
MERAH BAWANG PUTIH, DARA MANISKU, HIKMAH 2 dan KEMBANG
SURGA. Film TV CINTA DENGAN LUKA (2002) dan GERANGAN CINTA
(2003) menjadi bukti kemampuan aktingnya.
Bintang video clip Kupilih Dia (Cokelat, 2004) dan Juwita (Yovie &
The Nuno) itu juga berakting di layar lebar. Film terbaru yang dibintanginya
POCONG 2 dirilis akhir 2006 lalu.
Reva semakin memantapkan aktingnya di layar lebar dengan menjadi
pemeran utama film PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN (PBS). Film
garapan sutradara Hanung Bramantyo ini diangkat dari Novel karya Abidah
Al Khalieqy yang mengisahkan perjuangan dan pengorbanan seorang
muslimah bernama Annisa yang diperankan oleh Reva.
66
Dalam ajang Indonesian Movie Awards 2009, Reva meraih
penghargaan pertamanya sebagai Pemeran Utama Wanita Terfavorit melalui
film PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN.15
Di dalam film ini. Reva berperan sebagai Rini, istri Zainal. Kehidupan
keluarganya yang serba kekurangan membuat Rini selalu menuntut segala hal
kepada suaminya. Dengan kondisi hamil tua dan suami yang sedang tertimpa
musibah membuat Rini harus ekstra sabar dalam menghadapi cobaan hidup.
Akan tetapi, di situlah karakter Rini terlihat. Rini yang selalu sabar dan
pengertian terhadap suaminya membuat kondisi rumah tangganya cukup
damai. Posisinya sebagai Ibu yang sedang hamil mebuat kita tersadar bahwa
perjuangan seorang Ibu sangatlah berat, apalagi menjaga kandungannya
selama 9 bulan. Dua pekerjaan sekaligus yang dipikul Rini yaitu harapan dan
doa untuk kandungannya serta suaminya. Karakternya sebagai seorang istri
shalihah patut dicontoh oleh para penonton film ini.
10. Ruben Onsu
Ruben Onsu yang mempunyai nama asli Ruben Samuel adalah
presenter, aktor, penyanyi, juga pelawak. Nama pria kelahiran Jakarta, 15
Agustus 1983 ini melejit setelah membawakan acara Rumpi. Sebelumnya,
Ruben pernah ikut bermain dalam Lenong Bocah tahun 1990-an.
15“Profil Revalina S. Temat”, diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/r/revalina_s_temat/
67
Gambar 3.12
Ruben Onsu
Ruben Onsu yang mempunyai nama asli Ruben Samuel adalah
presenter, aktor, penyanyi, juga pelawak. Nama pria kelahiran Jakarta, 15
Agustus 1983 ini melejit setelah membawakan acara Rumpi. Sebelumnya,
Ruben pernah ikut bermain dalam Lenong Bocah tahun 1990-an.
Ruben pernah berpacaran dengan aktris Sheza Idris. Namun hubungan
yang berbeda keyakinan ini akhirnya tak bertahan lama. Beberapa saat setelah
berpisah, Ruben telah memiliki gandengan baru. Walaupun sempat
dirahasiakan, namun identitas kekasihnya yang bernama Vanessa Angel
tersebut akhirnya terkuak. Vanessa adalah mantan kekasih Dwi Andhika.
Mmengawali karir di Lenong Bocah, Ruben akhirnya merambah ke
dunia presenter. Acara yang pernah dipandu Ruben antara lain Supersoulmate
Show, Infotainment Pagi Kiss di Indosiar, Weekend Seru, Cari-Cari Pacar,
Belum Cukup Gede, dan Happy Family.
Tahun 2008, Ruben turut mendukung film ANDA PUAS, SAYA LOYO.
Sebelumnya ia juga bermain dalam film TINA TOON DAN LENONG BOCAH
68
THE MOVIE (2004). Selain itu Ruben juga merilis album perdana bertajuk
KAK RUBEN BERSAMA SANGGAR ANANDA pada tahun 2008.
Dalam ajang Panasonic Award ke-12 yang diadakan pada 27 Maret
2009, Ruben berhasil menjadi pemenang dalam kategori Presenter Reality
Show. Selain itu, masih banyak lagi prestasi yang diraih oleh Ruben.16
Di dalam film Ummi Aminah, Ruben berperan sebagai Zidan (Anak
Abah yang memiliki sifat perempuan). Dengan kondisi yang seperti itu, Zidan
harus menanggung perang dingin dengan Abah terhadap dirinya. Akan tetapi,
sifat Zidan yang tidak mudah putus asa untuk menggapai ridha Abah akhirnya
membuat hubungan anak dengan orang tuanya berkahir dengan baik tanpa ada
rasa kemarahan diantara keduanya. Bahkan di akhir cerita, hubungan mereka
sangat membuat terharu.
11. Zee Zee Sahab
Fauziah Shahab yang lahir di Jakarta pada tanggal 31 Maret 1988
adalah aktris Indonesia keturunan arab. Ayahnya bernama Mustafa bin
Abdurrahman Shahab. Film yang dibintanginya di antaranya POCONG 2,
sebuah film horor yang dirilis pada tahun 2007.
16“Profil Ruben Onsu”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/r/ruben_onsu/
69
Gambar 3.13
Zee Zee Sahab
Zee Zee yang menjalin hubungan dengan Prabu Revolusi, tak mau
menunggu lama untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Meski status Prabu
sebagai duda beranak satu, namun kedua pihak keluarga telah setuju dengan
rencana pernikahan mereka. Sebelum masuk ke janjang pernikahan, Prabu
terlebih dahulu melamar Zee Zee pada usai sholat Jumat, 11 November 2011.
Mereka kemudian menikah pada tanggal 26 November 2011. Prosesi
akad dimulai tepat pukul 09.00WIB. Prabu Revolusi yang mengenakan
busana jubah putih, lancar mengucapkan ijab kabul dengan mas kawin uang
tunai Rp4.000.000,00. Pada 9 Agustus 2012, Pasangan ZeeZee Shahab dan
Prabu dikaruniai seorang putera bernama Fauzi Khaleez Putra Revolusi.
Aktris atau yang dikenal dengan nama Zee Zee Shahab ini mengawali
karirnya di dunia hiburan sebagai finalis GADIS Sampul 2001. Ia kemudian
beralih ke dunia seni peran dengan berperan dalam beberapa judul sinetron
dan film layar lebar. Sementara sinetron yang pernah dibintanginya di
70
antaranya LUV, ANAK-ANAK MASA DEPAN, DAN serta DEWA ASMARA,
dan masih banyak lagi.17
Dalam film ini, Zee Zee Shahab berperan sebagai Ziah. Anak gadis
perempuan Ummi Aminah yang bekerja sebagai asisten Ummi setiap ceramah
ke berbagai daerah. Karakteristik Ziah dalam film ini yaitu penuh kasih
sayang kepada keluarga dan tidak mudah iri dengan apa yang dimilikinya.
Ziah juga memiliki sifat suka menolong dan tidak gegabah dalam mengambil
keputusan. Hal itu terlihat dengan tidak ingin mengecewakan Ummi, dia
menyembunyika isu tidak baik yang menimpa Zarika.
12. Temmy Rahadi
Temmy Rahadi adalah aktor kelahiran Bandung, 11 April 1984.
Wajahnya dikenal masyarakat sebagai bintang iklan, model dan pemain
sinetron. Sejak sekolah, ia dikenal sebagai anak yang taat beribadah. Ketika
kelas 2 SMP ia sudah aktif mengajar anak-anak SD mengaji.
Gambar 3.14
Temmy Rahadi
17“Profil Zee Zee Sahab”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/z/zee_zee_shahab/
71
Sebelum terjun ke dunia film, Temmy telah lebih dulu dikenal sebagai
foto model dan bintang iklan. Tahun 2004, Temmy bermain bersama Agnes
Monica dalam sinetron berjudul CANTIK yang juga dibintangi oleh Jeanny
Waas, putri pemain senior Joseano Waas. Sejak itu, wajahnya mulai marak di
layar kaca sebagai pemain FTV dan sinetron. Beberapa judul FTV yang
pernah dibintanginya antara lain TEROR RADIO BERDARAH, JUMINTEN
GOES TO PARIS, CINTA SUCI, dan CINTA YANG TERTUNDA.
Kepiawaiannya membangun chemistry bersama lawan mainnya
membuat Temmy laris menjadi bintang FTV. Berulang kali dipasangkan
dengan aktris Revi Mariska membuat mereka diduetkan tidak hanya dalam
dunia akting tapi juga dunia tarik suara. Bersama Revi, Temmy mengeluarkan
beberapa single berjudul di antaranya Dua Hati Satu Cinta, Masa-Masa
Bercinta dan Kenangan Masa Lalu. Lagu duet mereka ini juga menjadi
soundtrack FTV yang mereka mainkan.18
Temmy Rahadi memainkan peran sebagai Ivan, laki-laki yang
memiliki hubungan khusus dengan Zarika. Ivan hanyalah seorang bawahan
Zarika di kantornya. Ia memiliki sifat yang kurang peduli terhadap istrinya
yang menderita sakit parah. Ia lebih memilih mendekati perempuan lain yang
lebih sempurna dari istrinya dan kurang bersyukur dengan apa yang
dimilikinya. Akan tetapi, pada saat konflik memuncak, hadirnya hidayah
18“Profil Temmy Rahadi”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/t/temmy_rihadi/
72
Allah kepada Zarika membuat Ivan sadar dengan kesalahannya dan akhirnya
ia berubah jadi suami yang lebih baik.
73
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Perjalanan kehidupan Ummi Aminah dan keluarganya terdapat dalam
beberapa sekuen. Dalam sekuen tersebut ada beberapa adegan yang berkaitan dengan
isi penelitian. Film Ummi Aminah yang berdurasi 104 menit ini merupakan film
keluarga yang menceritakan tentang bagaimana makna tawakal dalam menghadapi
setiap masalah yang terjadi.
Banyak adegan yang menarik dalam film ini. Namun berdasarkan beberapa
adegan yang berhubungan dengan perumusan masalah, sehingga peneliti membatasi
penelitian ini dan hanya akan menjelaskan beberapa adegan. Dalam penelitian
dengan menggunakan metode semiotika pada film Ummi Aminah telah ditemukan
beberapa bentuk penandaan makna tawakal. Adapun penandaan makna tawakal yang
disampaikan dalam film tersebut adalah tawakal terhadap nasib, tawakal dalam
mengharap pertolongan, dan tawakal membuka rezeki atau memenuhi kebutuhan.
Secara semiotik hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Tawakal Terhadap Nasib Atau Takdir
Bertawakal dalam hal nasib atau bagian yang kita dapatkan dalam kehidupan
ini adalah meyakini sepenuhnya bahwa apapun yang kita dapatkan, banyak atau
sedikit. Itu semua adalah ketentuan Allah Yang Maha Bijaksana dan harus kita terima
74
dengan hati lega. Potongan-potongan gambar berikut ini tentang pelajaran tawakal
terhadap nasib.
1. Scene Perbaikan Hubungan Antara Abah dan Zidan
Visual Dialog/ Keterangan Type of Shot
Durasi 30:36
Tanpa Dialog Close Up: Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail.
Durasi 31:48
Zidan: Ummi, tiap balik ke rumah ini, Zidan kaya ga pulang ke rumah. Abah emang gitu, dari dulu emang ga pernah seneng sama Zidan. Zidan memang bukan anak yang membanggakan Ummi dan Abah. Dari kecil Zidan emang kaya perempuan. Zidan tau Abah ga suka itu. Tapi kalau boleh milih, Zidan juga mau kaya bang Umar, bang Zainal, lelaki beneran.. Ummi, Zidan ga minta jadi begini. Zidan Cuma minta dianggap anak oleh Abah dan Ummi.
Close Up: Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail.
75
Durasi 01:21:54
Abah: Yang ini kuda. Dia ga boleh lurus terus.. harus leter L. Rangga: Wah kok kuda jalannya ga boleh lurus. Ga normal tuh kaya om Zidan. Mang Ujang: Eh Rangga, ga boleh ngomong begitu. Zidan itu kan Omnya Rangga. Dan ciptaan Allah itu ga ada yang ga normal. Semuanya sempurna.
Medium Long Shot: Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
Durasi 01:36:17
Tanpa Dialog Medium Long Shot: Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
Durasi 01:38:25
Tanpa Dialog Medium Long Shot: Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
a. Denotasi
Setibanya Zidan di rumah, ia menjulurkan tangannya untuk mencium
tangan Abah. Tetapi Abah tidak menghiraukannya. Kemudian Zidan
bersandar di pangkuan Umminya untuk mengutarakan isi hatinya yang selama
76
ini dipendam terkait soal sikap ketidakpedulian Abah terhadap dirinya. Di hari
lain saat Abah sedang mengajari cucunya bermain catur, tanpa sengaja
cucunya (Rangga) menghina Zidan yang beranggapan bahwa Zidan tidak
normal. Mang Ujang yang hanya sebagai pembantu di rumah Abah
memberikan pembelaan terhadap Zidan. Sebelum ajalnya, untuk yang terakhir
kalinya Abah mengunjungi salon milik Zidan dan membolehkan tangannya
dicium oleh Zidan dan rambutnya dicuci. Pada saat itulah Abah
menghembuskan nafas terakhirnya.
b. Konotasi
Tabel ini diawali dengan shot yang frame size secara close up. Adegan
Zidan yang ingin mencium tangan Abah setibanya di rumah dibuat secara
close up adalah bukti penghormatan seorang anak kepada orang tuanya.
Konotasi dari cium tangan adalah penghormatan. Akan tetapi disitu, Abah
tidak menghiraukan Zidan. Maka makna konotasi yang muncul adalah
ketidakpedulian orangtua atau Ayah terhadap anaknya. Dengan sikap
orangtua yang seperti itu menandakan bahwa berarti dia sedang marah atau
tidak menerima kondisi yang terjadi dalam diri anaknya. Sehingga adegan
tersebut mengisyaratkan bahwa konflik antara Abah dan Zidan adalah
permasalahan LGBT1 yang melekat dalam diri Zidan.
1GLBT adalah akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender". Istilah ini digunakan
semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa komunitas gay.
77
Karena selalu diperlakukan seperti itu oleh Abah, akhirnya Zidan
dengan bernada frustasi melaporkan sikap dingin Abah kepada Ummi. Close
up Zidan yang bersandar di pangkuan Ummi mengisyaratkan bahwa seorang
Ibu memiliki kelembutan dan penuh kasih sayang yang dapat menjadi tempat
bersandar anaknya ketika bersedih. Dengan kondisi sifat keperempuanan yang
dimiliki Zidan, Ummi mampu menata hatinya dan dengan bijak tanpa
kehilangan ketenangan berusaha menerima kenyataan itu dan menjelaskan
bahwa setiap anak membawa sifat dan rezekinya masing-masing.
Di lain kesempatan ketika Abah sedang mengajarkan cara bermain
catur kepada cucunya, Abah menjelaskan satu per satu patung dalam
permainan catur. Ketika sampai pada penjelasan tugas kuda yang berjalan
tidak boleh lurus dan harus later L, Rangga berpendapat bahwa hal itu
tidaklah normal dan sama seperti karakter yang dimiliki Zidan. Mendengar
hal itu, Mang Ujang (pembantu Abah) menjelaskan bahwa semua ciptaan
Allah adalah sempurna. Abah tertegun mendengar perkataan seperti itu karena
menyadari hubungannya dengan anak sendiri tidak akur hanya karena
persoalan normal dan tidak normalnya kepribadian seseorang. Terkadang
bentuk suatu benda mati selalu diibaratkan dengan benda hidup. Konotasi
kuda adalah Zidan dan cara berjalan kuda yang tidak normal adalah sifat
kepribadian Zidan yang agak kemayu.
78
Ketika semua tak seperti yang diinginkan, sedih pasti, kecewa apalagi,
dan akan menjadi kekeliruan yang fatal ketika kita salah menyikapi. Hal itulah
yang dialami Zidan. Ia tidak bisa marah dengan takdir yang didapatnya dan
mau tidak mau harus menerima sikap Abah terhadap dirinya. Akan tetapi,
setelah mendengar perkatan dari Mang Ujang, akhirnya Abah bertawakal
terhadap nasib yang diterima anaknya. Tawakal adalah ketenangan hati
dengan apa yang telah dijanjikan Allah kepada makhlukNya. Pada akhirnya
Abah memutuskan untuk berdamai dengan Zidan. Ia mengunjungi salon milik
Zidan dan dicucikan rambutnya. Pada saat itulah, Zidan diperbolehkan
mencium tangan Abah. Disaat hubungan antara Ayah dan anak kembali
terikat, Allah menakdirkan Abah meninggal. Ia menghembuskan nafas
terakhirnya ketika semua permasalahan hidup yang terkait dengan dirinya dan
anak-anaknya sudah terselesaikan. Ketenangan hakiki telah didapatkan oleh
Abah.
c. Mitos
Tuhan menciptakan manusia tidak hanya berjenis kelamin laki-laki
dan perempuan. Tetapi ternyata ada juga “jenis kelamin ketiga”. Jenis ini
terkait dengan kondisi fisik, psikis dan orientasi seksual. Dalam hal ini salah
satunya muncul fenomena (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender) LGBT.
Fenomena tersebut ternyata telah mewarnai kehidupan masyarakat pada awal-
awal kehadiran Islam. Keberadaan kaum homoseks atau LGBT senantiasa
79
dihubungkan dengan contoh historis kisah perilaku umat Luth. Berbagai kitab
suci seperti al-Quran, Injil, dan Taurat telah memperbincangkan serta
menuliskannya. Meskipun perilaku seksual sejenis itu dikutuk, namun pada
kenyataannya, masyarakat Muslim sendiri telah mempraktekkan tradisi
tersebut.
Isu LGBT yang terjadi menimbulkan pergolakan terutama kelompok
konservatif yang memegang teguh nilai-nilai keluarga dan teologis yang
secara gigih menentang praktek penyimpangan seksual tersebut.
Lemahnya mekanisme sensor dan kritisisme publik menjadikan proses
penetrasi nilai-nilai LGBT menjadi semakin efektif. Targetnya adalah
terciptanya proses habituasi (pembiasaan) dan adaptasi (penyesuaian) bagi
masyarakat terhadap LGBT, sehingga akhirnya masyarakat akan menerima
fenomena penyimpangan orientasi seksual yang jelas-jelas bertentangan
dengan norma agama dan nilai-nilai sosial bangsa sebagai kelaziman, terbiasa
dan bahkan tersugesti untuk masuk dalam kondisi yang mereka sebut sebagai
hak azasi yang tergantung pada pilihan individu masing-masing.
Kaum LGBT kemudian semakin berani muncul di tempat publik
dengan mempertontonkan identitasnya yang kini tidak lagi dianggap tabu.
Legitimasi sosial muncul dengan pembelaan ilmiah dan teologis secara apriori
guna memperkuat klaim tentang eksistensi maupun tujuan-tujuan sosial
mereka. Situasi itulah yang kemudian membuat LGBT menyebar demikian
80
pesat sebagai epidemi sosial. Tidak lagi hanya fenomena kota besar, tetapi
hampir di seluruh wilayah dan lapis sosial.2
Kesalahpahaman menafsirkan takdir bagi kaum penyandang LGBT
terkait persoalan kecenderungan seksual yang berlawanan dari fitrah manusia
haruslah diluruskan, karena hal tersebut merupakan keridhaan terhadap takdir
yang tidak disukai oleh Allah SWT pada manusia. Tidak ada dalil yang
menganjurkan kita untuk ridha dengannya. Sebaliknya semua dalil-dalil
agama mewajibkan kita untuk membencinya dan berusaha ke arah takdir yang
selaras dengan tuntutan agama.
2. Scene Ridhanya Ummi Ridha Allah
Visual Dialog/ Keterangan Type of Shot
Durasi 05:00
Ummi: Bah, bilang sama Zarika, sering-sering dia datang ke mari, nengokin kita, jangan kerja terus. Akhirnya tuh ga dapet-dapet jodoh deh.
Medium Close Up: Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan.
Tanpa Dialog Long Shot: Fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang masih
2Otjih Sewandarijatun, “LGBT Sebagai Ancaman Sosial”, artikel diakses pada 23 November
2014 dari http://majalahpantau.com/news/read/headline/2014/05/23/3837/lgbt-sebagai-ancaman-sosial.html
81
Durasi 20:38 dominan.
Durasi 20:41
Tanpa Dialog Medium Close Up: Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan.
Durasi 22:31
Ziah: Anak Ustadzah Ummi Aminah merebut suami orang.
Close Up: Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail.
Durasi 35:23
Ummi: Belum dapat jodoh Zarika, bukan berarti kamu harus menutup akal sehat kamu. Biar jadi perawan tua daripada menyakiti perasaan hati perempuan lain. Jodoh itu ada di tangan Tuhan. Tapi kamu jangan bilang bahwa laki-laki sudah beristri itu adalah jodoh kamu. Apa kamu tidak bisa mencari bujangan, mencari duda! Buka mata hati kamu Zarika. Zarika: Maafin Zarika Ummi. Ummi: Percuma kamu sekolah tinggi tapi akhlak kamu rendah. Percuma kaya raya kalau iman
Medium Close Up: Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan.
82
kamu miskin. Sekarang kamu pergi ke rumah perempuan itu dan kamu minta maaf dan berjanji untuk tidak mengganggu suaminya lagi. Ummi tidak ridha dunia akhirat. Zarika: Astagfirullah.. Jangan sampai Ummi tidak ridha. Ridha Ummi Ridha Allah. Amal ibadah Zarika sia-sia.
Durasi 39:11
Tanpa Dialog Close Up: Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail.
Durasi 01:35:25
Robi: Robi Zarika: Zarika
Medium Long Shot: Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
a. Denotasi
Ummi Aminah menasihati Zarika agar tidak hanya fokus pada
pekerjaan. Pada suatu malam, kedekatan Zarika dengan Ivan saat makan
malam berdua dipergoki oleh karyawan kantornya dan akhirnya isu “perebut
83
suami orang” menyebar di media sosial (twitter). Setelah mengetahui isu
tersebut. Ummi murka dan memberikan solusi yang terbaik untuk Zarika dan
hubungannya yaitu dengan menemui istri dari laki-laki tersebut untuk
meminta maaf. Ivan pun akhirnya mengenalkan Zarika dengan pria lain.
b. Konotasi
Scane sebelum ini adalah scene Abah yang sedang menelepon Zarika
kemudian Ummi menasihati Zarika agar tetap menyambung silaturrahim
dengan keluarga walaupun sesibuk apapun pekerjaannya. Mengingat usia
Zarika yang sudah cukup dewasa namun belum mendapatkan jodoh membuat
Ummi khawatir dengan fitnah yang akan terjadi nanti.
Sesuai dengan kutipan ayat dalam al-Quran bahwa Allah mengikuti
prasangka hambaNya, akhirnya apa yang Ummi khawatirkan terjadi. Zarika
memiliki kedekatan hubungan dengan bawahan di kantornya yang diketahui
bahwa dia sudah memiliki istri. Hubungan itu dibuktikan dengan dibuatnya
acara makan malam khusus mereka berdua di suatu tempat makan. Pada saat
itulah, karyawan kantornya memergoki hubungan mereka yang terlihat
semakin dekat dan pada akhirnya isu “perebut suami orang” menyebar di
media sosial (twitter).
Konotasi “perebut suami orang” adalah sebuah tindakan yang salah
dimana seorang perempuan yang masih single memiliki hubungan khusus
dengan pria yang sudah memiliki istri dan dia mengetahui hal tersebut tetapi
84
masih meneruskan hubungannya. Mendengar isu tersebut, Ummi pun murka
dan bersumpah bahwa Ummi tidak ridha dunia akhirat karena jalan untuk
mendapatkan jodoh yang diambil Zarika adalah salah besar. Adegan saat
Ummi murka ditampilkan secara Close Up memberikan tekanan efek dramatis
sekaligus dialog yang keluar dari mulut Ummi merupakan bukan semata
dogmatis tetapi harus dipegang teguh, tapi juga mencerminkan kesedihan di
hati ummi. Kalimat “Ridha Ummi Ridha Allah” yang keluar dari mulut Zarika
menandakan ketakwaaanya kepada Allah. Segala keberkahan dan
kesengsaraan hidup di dunia dapat kita rasakan karena murka Allah
tergantung murka orang tua, begitupun sebaliknya.
Takdir Allah adalah akhir dari ikhtiar. Dengan pilihan solusi yang
diberikan Ummi, Zarika akhirnya berikhtiar dari masalah tersebut dengan
menemui istri dari pria yang dekat dengannya untuk meminta maaf. Masalah
yang menimpa Zarika berubah menjadi anugrah karena Zarika
mengedepankan sikap tawakal yakni menyerahkan semua keputusan kepada
Allah termasuk dalam masalah jodoh. Oleh karena itu, buah dari usaha
tawakal Zarika adalah Ivan menjodohkannya dengan pria yang masih single
juga yang bernama Robi.
c. Mitos
Ada setumpuk bukti, bahwa berbakti kepada kedua orang tua –dalam
wacana Islam- adalah persoalan utama, dalm jejeran hukum-hukum yang
85
terkait dengan berbuat baik terhadap sesama manusia. Allah SWT sudah
cukup menegaskan wacana ‘berbakti’ itu, dalam banyak firman-Nya,
demikian juga Nabi saw. dalam banyak sabdanya, dengan memberikan
‘bingkai-bingkai’ khusus, agar dapat diperhatikan secara lebih saksama.
Setiap anak pada dasarnya sangat mengharapkan agar setiap sesuatu
yang dilakukannya direstui atau diridhai oleh orang tuanya. Keridhaan orang
tua memberikan kekuatan batin tersendiri bagi anak, terutama bila anak dan
orang tua berbeda pendirian dalam suatu masalah. Bagi anak, keridhaan
orang tua menerima sikap anak yang berbeda dengan sikap orang tua adalah
suatu kekuatan tersendiri untuk membentuk kepribadian mandiri.
B. Tawakal Dalam Mengharapkan Pertolongan
1. Scene Penangkapan Tak Bersalah Zainal Dalam Kasus Narkoba
Visual Dialog/ Keterangan Type of Shot
Durasi 49: 57
Zainal: Ada apa ini mas? Medium Close Up: Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan.
86
Durasi 50:10
Polisi: Barang bukti narkoba Zainal: Astagfirullahl’azim..
Close Up: Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail.
Durasi 01:01:47
Rini: Allah ga tidur bang. Ini semua pasti ada hikmahnya.
Close Up: Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail.
Durasi 01:23:07
Tanpa Dialog High Angle: Sudut pengambilan gambar tepat di atas objek, sehingga yang terlihat objek terkesan kecil.
Durasi 01:32:06
Ummi: Zainal sekarang sudah bebas benar? Zainal: Alhamdulillah mi. akhirnya temen Zainal mau ngaku kalau barang haram itu punya dia. Ummi: Alhamdulillah ya Allah.
Medium Close Up: Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia
87
mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan.
a. Denotasi
Polisi menangkap Zainal dan memukan sebungkus narkoba yang
disimpan di dalam sandal. Rini (Istri Zainal) mengunjungi Zainal yang sedang
ditahan di dalam sel penjara Meskipun di dalam penjara, Zainal tetap
melakukan ibadah kepada Allah seperti shalat dan berdoa. Karena tidak
terbukti bersalah akhirnya Zainal dibebaskan dan kembali pulang ke rumah.
Keluarga Zainal terkejut melihat Zainal sudah dibebaskan.
b. Konotasi
Adegan ini berada di halaman masjid tempat Ummi akan berceramah.
Kedatangan polisi yang menangkap Zainal secara tiba-tiba membuat dirinya
dan para jamaah yang akan menghadiri acara ceramah Ummi terkejut histeris.
Polisi menemukan sebuah bungkus barang haram yaitu narkoba yang
tersimpan di dalam sandal barang dagangan Zainal.
Medium Close Up pada bungkus narkoba memberi kesan bahwa
barang haram tersebut merupakan benar-benar milik Zainal. Narkoba
dikonotasikan dengan pergaulan bebas dan masa depan yang rusak. Dugaan
menyelundupkan barang haram tentu saja membuat sesuatu yang positif
berubah secara drastis menjadi negatif. Salah satunya adalah pandangan orang
88
lain terhadap kita. Posisi Ummi Aminah sebagai seorang da’i menjadi
terancam karena kasus yang menimpa Zainal.
Pada saat suami terkena musibah, peran istri sangatlah dibutuhkan
dalam hal memberi motivasi. Dan itulah yang dilakukan oleh Rini. Dia tahu
bagaimana harus menyikapi musibah yang menimpa Zainal. Medium Close
Up pada saat Rini menyentuh tangan Zainal dibalik jeruji penjara bukti bahwa
tanpa sengaja Rini memberikan kekuatan batin kepada Zainal. konotasi dari
sentuhan tangan adalah memberi motivasi, ikut merasakan apa yang
dirasakan.
Cermin kesalehannya Zainal bisa dilihat ketika masalah pelik yang
sedang menimpanya, ia tetap beribadah di dalam penjara. Berbeda dengan
teman satu ruang penjaranya yang terlihat bermalas-malasan. Kegiatan ibadah
yang dilakukan Zainal, seperti ketika sujud memiliki konotasi yaitu
kepasrahan. "Wasjud Waqtarib" demikianlah Allah SWT menutup firmannya
dalam surat al-Alaq. Suatu statemen yang tegas dan gamblang. Bahwa sujud
merupakan wahana paling efesien untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Memang secara psiklogis sujud memiliki nilai lebih dibandingkan
dengan rukun shalat yang lain. Karena ketika sujud posisi seseorang benar-
benar mununjukkan kerendahannya di hadapan Sang Khaliq. Bagaimana
tidak, kepala yang menjadi bagian paling istimewa dalam tubuh manusia dan
tempat bersemayamnya pancaindera. Juga anggota tubuh yang paling
89
dimuliakan oleh manusia, tiba-tiba diposisikan begitu rendahnya hingga rata
dengan tanah, tempat kaki berpijak.
Bagi seorang muslim yang baik, dia akan menyikapi musibah dalam
usahanya dengan cara berpikir positif dan jauh ke depan. Dia lebih banyak
sadar akan rahmat Allah yang luasnya seluas langit dan bumi. Dia tidak
terpaku dan merana meratapi sesuatu yang hilang, tetapi berdiri tegap dengan
berpikiran sadar bahwa sumber segalanya adalah Dia. Itulah gambaran sosok
Zainal ketika musibah menimpanya. Ia berdoa dan tetap melakukan ibadah
yaitu shalat untuk mendapatkan pertolongan dari Allah.
Musibah yang terjadi tidak lain hanyalah ujian kesabaran seseorang.
Kesabaran adalah titik awal kesuksesan. Kesabaran juga dapat mendatangkan
berkat dan rahmat Tuhan yang luas. Kebebasan yang diraih oleh Zainal adalah
bukti rahmat dari Allah. Sifat sabar merupakan salah satu yang menjadi
penyempurna tawakal kepada Allah. Pemahaman yang benar tentang musibah
diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran semua pihak untuk bisa berpikir
objektif, rasional, mawas diri, manusiawi, dan berkeadilan sesuai dengan
filosofi musibah yang diajarkan Alquran dan Sunnah.
Adegan berpelukannya Zainal dengan istrinya dikonotasikan bahwa
kehadiran suaminya juga memiliki arti bagi Rini. Pelukan tersebut
mengisyaratkan kebahagiaan atas kebebasan yang didapat oleh Zainal.
c. Mitos
90
Kasus penangkapan yang dilakukan polisi dengan disertai barang bukti
tidak bisa dipatahkan sekalipun dengan pembelaan atas dasar-dasar agama
yang diutarakan oleh seorang ustadzah.
Jika kita menyadari dan meyakininya, kita memiliki bekal yang sangat
kukuh untuk mengarungi hidup ini, tidak pernah gentar menghadapi persoalan
apapun karena sesungguhnya yang paling mengetahui struktur masalah kita
yang sebenarnya berikut segala jalan keluar terbaik hanyalah Allah SWT
Yang Maha Sempurna. Dia sendiri berjanji akan memberi jalan keluar dari
segala masalah, sepelik dan seberat apapun karena bagi Dia tidak ada yang
rumit dan pelik, semuanya serba mudah dalam genggaman kekuasaan-Nya.
2. Ummi Aminah Kembali Berceramah
Visual Dialog/ Keterangan Type of Shot
Durasi 51:37
Ummi: Kenapa kamu jadi begini Zainal! Zainal: Demi Allah mi. Demi Allah, Zainal ga tau apa-apa. Ummi harus percaya. Ummi: Ya Allah, lindungi anakku.
Close Up: Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail.
91
Durasi 59:23
Tanpa Dialog Close Up: Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail.
Durasi 01:04:20
Tanpa Dialog Medium Long Shot: Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
Durasi 01:10:40
Umar: Dan kami ingin memberitahu kalau anak-anak Ummi akan selalu mendampingi Ummi dalam keadaan situasi apapun. Kita akan saling menguatkan untuk menghadapi persoalan hidup.
Medium Long Shot: Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
Durasi 01:24:40
3 bulan kemudian Ummi: Yakin meminta saya ceramah di radio kalian? Penyiar: Iya mi.
Medium Close Up: Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas. Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan.
92
Durasi 01:25:48
Abah: Permintaan dari radio tadi membuktikan kalau Ummi masih punya tempat di hati masyarakat. Dan kejadian yang menimpa Zainal tidak serta merta membuat orang menghakimi Ummi dan keluarga kita. Masih banyak orang yang bisa berpikir jernih dan mau membedakan yang mana persoalan keluarga dan Ummi secara prribadi.Tidak usah takut. Ini berarti jalan Allah yang meminta Ummi untuk kembali mensyirkan agama. Terima ya?
Medium Long Shot: Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
Durasi 01:28:46
Ummi: Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Close Up: Umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah obyek kecil lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gesture yang mendetail.
a. Denotasi
Ummi Aminah sedih melihat Zainal dipenjara. Karena itu Ummi
memperbanyak zikir kepada Allah.. Jumlah jamaah Ummi semakin
berkurang. Melihat kondisi Ummi, anak-anaknya kemudian membuat acara di
hari ulang tahunUmmi. Tiga bulan kemudian, datang tawaran untuk
berceramah di radio. Pertimbangan untuk menerima tawaran tersebut sangat
93
banyak sehingga Abah memberikan pendapat dan dukungannya kepada
Ummi. Akhirnya Ummi Aminah menerima tawaran tersebut dan memulai
kembali berceramah di radio.
b. Konotasi
Scene ini merupakan kelanjutan dari secene penangkapan Zainal
dalam kasus narkoba. Hati Ummi sangat terpukul ketika menyaksikan Zainal
harus berada di dalam penjara. Rasa tidak percaya bahwa anak yang didiknya
dengan penuh kasih sayang terlihat dari pancaran wajah Ummi yang diiringi
dengan doa semoga Allah melindungi Zainal.
Zoom In pada tasbih yang digenggam Ummi ketika shalat
menggambarkan bahwa masalah pelik yang ada dalam hidup jangan sampai
membuat kita lupa kepada Allah SWT, karena Dia adalah satu-satunya
penolong.
Sesungguhnya tidak akan terjadi sesuatu kecuali dengan izin Allah
SWT. Baik berupa musibah maupun nikmat. Walaupun bergabung jin dan
manusia seluruhnya untuk mencelakakan kita, demi Allah tidak akan jatuh
satu helai rambut pun tanpa izin-Nya. Begitu pun sebaliknya, walaupun
bergabung jin dan manusia menjanjikan akan menolong atau memberi
sesuatu, tidak pernah akan datang satu sen pun tanpa izin-Nya.
Pemberitaan tentang Zainal membuat jumlah jamaah Ummi menjadi
berkurang. Kondisi demikian yang membuat hati Ummi menjadi risau, apakah
94
akan tetap melanjutkan berdakawah atau tidak. Menyaksikan hal tersebut,
sikap kekeluargaan snsk-anak Ummi terwujud dengan merayakan ulang tahun
Ummi dan semuanya mengenakan pakaian berwarna putih. Warna putih
dikonotasikan sebagai suci, bersih, seperti kasih sayang ibu.
Selang tiga bulan Ummi fakum dari berdakwah, datanglah tawaran
untuk berceramah di radio. Nasihat yang diberikan Abah menjadi akhir
keterpakuan Ummi dalam rasan pesimis berdakwah. Dengan
mempertimbangkan nasihat Abah, akhirnya Ummi bertawakal. Ia mencoba
menerima tawaran berceramah di radio, sedangkan masalah masyarakat mau
menerima kehadiran Ummi kembali di medan dakwah adalah urusan Allah
SWT, karena Dia-lah yang Maha Kuasa membolak-balikan hati manusia.
c. Mitos
Penghakiman atas seseorang karena statusnya sebagai panutan di
masyarakat membuat konsekuensi yang diterima lebih besar. Public figure
dilarang berbuat salah. Padahal dia juga hanyalah manusia biasa yang tidak
pernah lepas dari salah. Untuk itu, sikap dalam menyikapi masalah atau
pemberitaan sangat mempengaruhi bagaimana kita mengambil hikmah dari
hal tersebut.
Suatu hal yang pasti tidak akan luput dari keseharian kita adalah yang
disebut masalah atau persoalan hidup, dimanapun, kapanpun, apapun dan
dengan siapapun, semuanya adalah potensi masalah. Namun andaikata kita
95
cermati dengan seksama ternyata dengan persoalan yang persis sama, sikap
orangpun berbeda-beda, ada yang begitu panik, goyah, kalut, stress tapi ada
pula yang menghadapinya dengan begitu mantap, tenang atau bahkan malah
menikmatinya.
Masalah atau persoalan yang sesungguhnya bukan terletak pada
persoalannya melainkan pada sikap terhadap persoalan tersebut. Oleh karena
itu siapapun yang ingin menikmati hidup ini dengan baik, benar, indah dan
bahagia adalah mutlak harus terus-menerus meningkatkan ilmu dan
keterampilan dirinya dalam menghadapi aneka persoalan yang pasti akan
terus meningkat kuantitas dan kualitasnya seiring dengan pertambahan umur,
tuntutan, harapan, kebutuhan, cita-cita dan tanggung jawab.
C. Tawakal Dalam Mencari Rezeki dan Memenuhi Kebutuhan
1. Scene Menjadi Penjual Sepatu Demi Impian Istri
Zainal berusaha menjadi penjual sandal dan sepatu di setiap tempat Ummi
Aminah ceramah demi memenuhi tanggung jawabnya sebagai suami untuk
menafkahi anak dan istrinya.
Visual Dialog/ Keterangan Type of Shot
Durasi 18:26
Zainal: Nah ini minumnya. Rizki: Ga mau teh manis. Maunya susu! Rini: Susunya abis nak. Zainal: Iya susunya abis. Rini: Besok aja Ayah beliin. Itu juga kalau ada uang.
Medium Long Shot: Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan
96
lingkungan sekitar relatif seimbang.
Durasi 20:53
Rini: Itu darimana bang? Zainal: Tadi Abang ketemu temen lama Abang. Ternyata dia sekarang jadi pengusaha sandal dan sepatu perempuan. Abang jadi marketingnya. Abang mau tawarin sama jamaahnya Ummi.
Long Shot: Fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang masih dominan..
Durasi 23:10
Tanpa Dialog Medium Long Shot: Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
Durasi 28:34
Zainal: Seratus lima puluh ribu Rin. Baru sekali jualan udah dapet segini. Lumayan yah. Rini: Lumayan banget bang. Zainal: 1 selopnya, abang dapet keuntungan lima ribu. Hari ini nih laku 30 selop. Rini: Alhamdulillah banget ya bang. Zainal: Coba kamu bayangin ngannterin Ummi ceramah 20 kali, setiap Abang nganterin dapet untung segini, artinya selama sebulan kita bisa dapet tiga juta. Rini: Tiga juta bang Zainal: Kita bisa ngontrak rumah.
Medium Long Shot: gambar diambil setengah badan dari jarak yang jauh, namun objek tetap terlihat jelas beserta latar belakangnya.
a. Denotasi
97
Potongan adegan tawakal dalam mencari rezeki diawali dengan Zainal
yang hanya bisa memberi teh kepada Rizki anaknya. Padahal yang diinginkan
anaknya adalah susu. Karena alasan itulah, akhirnya Zainal berusaha mencari
rezeki dengan cara lain selain menjadi supir Ummi yaitu dengan menjadi
marketing sepatu dan sandal di setiap tempat Ummi ceramah.
b. Konotasi
Percakapan yang terjadi di dalam kamar divisualisasikan bahwa
penghasilan Zainal selama ini belum bisa mencukupi kebutuhan anak dan
istrinya. Hal itu bisa dilihat saat Zainal hanya bisa memberikan teh manis
sedangkan anaknya meminta susu. Jika dibandingakan konotasi teh dengan
susu, teh berkonotasi kesederhanaan sedangkan susu memiliki konotasi
kemewahan. Kondisi itulah yang membuat dirinya sendiri berpendapat bahwa
dia belum bisa membahagiakan istrinya. Perkataan Rini yang sinis acap kali
membuat beban pikiran Zainal bertambah dan harus memutar otak untuk
mendapatkan penghasilan tambahan. Padahal yang Zainal harapkan adalah
pengertian dari istrinya.
Allah telah menjamin dan berjanji kepada orang yang bertawakal
kepadaNya untuk diberikan kecukupan termasuk dalam hal rezeki yang
datang dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Adegan setibanya Zainal di
rumah dengan terlihat menjinjing beberapa kardus pasang sepatu dan sandal
merupakan salah satu wujud bentuk pertolongan Allah kepada hambaNya.
98
Allah menggerakan teman lama Zainal yang menawarkan pekerjaan
kepadanya sebagai marketing sandal dan sepatu wanita.
Dengan memanfaatkan peluang yang ada, Zainal berjualan sepatu dan
sandal wanita disetiap tempat Ummi ceramah dan mendapatkan keuntungan
yang banyak dari hasil berjualannya tersebut. Hal itu didukung karena pamor
Ummi yang tinggi sehingga jamaahnya banyak dan bisa menjadi target
pembeli oleh Zainal. Dengan begitu Zainal bisa mendapatkan uang lebih
untuk biaya hidup keluarganya.
Dalam hidup ini, uang dikonotasikan sebagai sumber kebahagiaan.
Dengan uang banyak, kita bisa membeli apa saja yang kita mau.
Perumpamaan Zainal dalam mencari uang bisa dikaitkan dengan sabda
Rasulalllah SAW sebagai berikut “…Seandainya kamu tawakal kepada Alloh
dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Alloh memberi rezeki kepadamu
sebagaimana Alloh memberi rezeki kepada burung, pagi-pagi kosong
perutnya dan sore-sore perutnya penuh” (HR Tirmidzi). Inilah makna
tawakal, sebab burung selalu berusaha mencari rezeki kesana kemari, tidak
pernah diam ditempat.
c. Mitos
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah telah dibekali sejak awal
kejadiannya dengan keinginan untuk berkeluarga, dan mempunyai keturunan.
Setiap keluarga juga menginginkan kebahagian.
99
Hubungan keluarga dalam Islam adalah kudus (suci), justru itu Islam
mewajibkan suami memberi nafkah kepada isteri dan anak-anak. Nafkah
bukan saja membahagiakan keluarga di dunia, bahkan segalanya akan diberi
pahala sebagai amalan yang soleh.
Adalah fitrah manusia juga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik
secara lahiriyah maupun batiniah. Hal ini mendorong manusia untuk
senantiasa berupaya memperoleh segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya.
Pemenuhan kebutuhan lahiriyah identik dengan terpenuhinya kebutuhan dasar
(basic needs) berupa sandang, pangan dan papan.
Islam bukan agama yang akan menyulitkan pemeluknya dengan
iming-iming rezeki yang dijamin oleh Allah SWT. Tetapi mengajarkan umat
Islam agar bekerja dan berusaha mencari karunia Tuhan. Sebagaimana
firman-Nya: “Apabila telah ditunaikan salat, bertebaranlah di muka bumi,
dan carilah karunia Allah dan ingatlah banyak-banyak supaya kamu
beruntung” (QS. al-Bawarah:77).
Ada yang berpendapat bahwa ia malas bekerja dengan alasan tawakal,
jatah rizki sudah ditentukan. Umar bin Khattab ra. pernah menjumpai suatu
kaum yang menganggur, kemudian beliau bertanya, “Apa-apaan kalian ini”.
Mereka menjawab, “kami adalah orang-orang yang bertawakal”. Umar
kemudian menjawab “kalian bohong! Orang yang bertawakal adalah orang yg
menebar biji-bijian di ladang, kemudian berserah diri kepada Allah”.
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menyimpulkan hasil penelitian pada skripsi ini, peneliti mengacu pada
fokus permasalahan yang ada. Dengan melihat melalui berbagai pendekatan teori dan
implementasinya terhadap objek penelitian. Penulis mendapatkan hasil dari setiap
bentuk penandaan makna tawakal dalam film Ummi Aminah yaitu dari tawakal
terhadap nasib atau takdir, tawakal dalam mengharap pertolongan dan tawakal dalam
mencari rezeki atau kebutuhan.
Dari ketiga bentuk penandaan makna tawakal tersebut ada empat scene yang
penulis analisis, yaitu scene perbaikan hubungan antara Abah dan Zidan, scene Ridha
Ummi Ridha Allah, scene penangkapan tak bersalah Zainal dalam kasus narkoba dan
scene menjadi penjual sepatu demi impian istri.
Secara ringkas kesimpulan dari setiap scene tersebut sebagai berikut:
1. Scene Perbaikan Hubungan Antara Abah dan Zidan memiliki makna betapa
pentingnya tawakal dalam menerima kodrat seseorang terlebih orang tersebut
adalah anak kandung atau anggota keluarga sendiri. Karena Allah adalah
pencipta hambaNya dan Dia yang lebih tahu mengenai diri dan keadaan
ciptaanNya. Ketika takdir Allah tak dapat dipahami, maka kembalikanlah
kepadaNya, sebab memang ada ruang gelap yang dengan ilmu akan sulit kita
101
pahami, namun tak sulit untuk direnungi. Dengan demikian, batin kita akan
terkendali dan tenang. Tidak perlu ada keluh kesah, tidak perlu ada sakit hati,
tidak perlu muncul dugaan ketidakadilan atas apa yang diterima.
2. Scene Ridha Ummi Ridha Allah memiliki makna bahwa keridhaan seorang
Ibu akan dapat dirasakan manfaatnya dalam mengarungi bahtera kehidupan.
3. Scene Penangkapan Tak Bersalah Zainal dalam Kasus Narkoba memiliki
makna bahwa pertolongan Allah itu unik. Memiliki kesadaran moral untuk
mengakui keterbatasan diri, yang melakukan upaya apa pun yang masih
mampu kita perbuat. Dibalik usaha itu, Allah Maha Berkendak dan Berkuasa.
4. Scene Ummi Aminah Kembali Berceramah memiliki makna jangan takut
menghadapi masalah, tetapi takutlah tidak mendapat pertolongan Allah dalam
menghadapinya. Tanpa pertolongan-Nya, kita akan terus berkelana dalam
kesusahan, dari satu persoalan ke persoalan lain, tanpa nilai tambah bagi
dunia dan akhirat kita・benar-benar suatu kerugian yang nyata.
5. Scene Menjadi Penjual Sepatu Demi Impian Istri memiliki makna bahwa
sukses memerlukan proses. Apa yang kita inginkan tidak selalu bisa instan.
Ada aturan hukum alam (sunnatullah) yang harus dijalani.
Penulis beranggapan bahwa film Ummi Aminah ingin menunjukan bahwa
tugas seorang da’i sangatlah berat, apalagi dia adalah wanita. Peran yang dimainkan
Ummi dalam film ini mengajarkan kita banyak hal tentang tugas seorang Ibu sebagai
pendidik anak, istri, sekaligus da’i yang segala cerminan tingkah lakunya
102
diperhitungkan di mata masyarakat. Akan tetapi, Ummi Aminah juga manusia biasa
yang tidak luput dari khilaf.
Film Ummi Aminah sebagaaimana analisa penulis, berpusat pada satu
“kalimat sakti” yakni Ridha Ummi Ridha Allah. Kalimat tersebut bukan hanya
peribahasa yang lumrah diterapkan dalam didikan orang tua kepada anak, akan tetapi
kalimat tersebut merupaan kutipan dari sabda Nabi.
Terimalah ucapan selamat berbahagia, bagi saudara-saudaraku yang taat
kepada Allah dan semakin taat lagi ketika diberi kesusahan dan kesenangan,
shalatnya terjaga, akhlaknya mulia, dermawan, hati bersih, dan larut dalam amal-amal
yang disukai Allah.
Masalah yang ada akan menjadi jalan pendidikan dan Allah yang akan
semakin mematangkan diri, mendewasakan, menambah ilmu, meluaskan
pengalaman, melipatgandakan ganjaran, dan menjadikan hidup ini jauh lebih
bermutu, mulia, dan terhormat di dunia akhirat.
B. Saran-saran
Saran-saran yang bisa diberikan peneliti yang bisa dijadikan bahan masukan
dan evaluasi terhadap film Ummi Aminah. Saran-saran ini ditujukan oleh penulis
kepada:
103
1. Pihak Pembuat Film
Adapun saran terhadap pihak pembuat film ini adalah untuk lebih
meningkatkan pesan Islam yang ingin disampaikan baik dari segi tauhid,
muamalah, dan akhlak. Sebaiknya disela-sela adegan disisipkan pelajaran atau
ibrah dari kisah-kisah Nabi terdahulu.
2. Penonton dan Penikmat Film
Dewasa ini film-film yang bernuansa Islam kian banyak dan sudah
tercampur dengan berbagai sisi positif dan negatif kemajuan zaman dan
teknologi. Oleh karena itu, masyarakat sebagai penonton dan penikmat film
diharapkan bisa memilah pesan-pesan apa saja yang ingin disampaikan dalam
film.
3. Universitas
Diharapkan universitas menyediakan sarana yang memadai untuk
mendukung perkuliahan khususnya bidang broadcast dan perfilman. Agar
bisa mempraktekan teori-teori yang sudah didapatkannya, serta mempunyai
skill yang memadai untuk terjun dalam dunia broadcast dan perfilman. Serta
memberikan dosen yang mampuni di bidangnya terutama di bidang broadcast
dan perfilman.
DAFTAR PUSTAKA
al-Qasim, Syaikh Abdul Malik, Empat Puluh Cara Menyelesaikan Masalah, IslamHouse.com: 2012.
Ardianto, Elvinaro dan Iukiyati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosis Rekatama Media, 2004.
Arifin, Anwar, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Baskin, Askurafai, Membuat Film Itu Gampang, Bandung: Kataris, 2003.
Biran, Misbach Yusa, Sejarah Film 1990-1950 Bikin Film di Jawa, Jakarta: Komunitas Bambu, 2009.
Cheng , Kho Gaik dan Thomas Barker, Mau Dibawa Kemana Sinema Kita?Beberapa Wacana Seputar Film Indonesia, Jakarta: Salemba Humanika, 2011.
Effendy, Heru, Mari Membuat Film, Jakarta: Komfiden, 2002.
Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press: 2006.
Kriyanto, Rachmat, Teknik Praktis Riset: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Kencana, 2010.
Kriyanto, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Pranada Media Group, 2006.
Littlejohn, Stephen W. dan Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theories of Human Communication, Jakarta: Salemba Humanika, 2011.
Muzakki, Akhmad, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama, Malang: UIN Malang-Press.
Pranajaya, Andi, Film dan Masyarakat; Sebuah Pengantar, Jakarta, BPSDM Citra Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, 2000.
Pratisa, Himawan, Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008.
Sholeh, Abdul Halim, The Power of Tawakal, Solo: Tiga Serangkai, 2008.
Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Supriyanto, Tawakal Bukan Pasrah, Jakarta: Qultum Media, 2010.
Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2013.
Vivian, John, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana Media Group, 2008.
Wawancara Pribadi dengan Aditya Gumay, Sutradara, Penulis Naskah dan Skenario Film Ummi Aminah, Jakarta Selatan, 25 November 2014, pukul 15.30 WIB.
WEBSITE
Apriyanto, Agus, “Film Ummi Aminah”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari http://www.antaranews.com/foto/4/25549/film-ummi-aminah
Ardan, SM, “Aty Nurhayati Djosan”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4bdd67f5e6fd7_aty-nurhayati-djosan#.VHCR_Wel50t
Aziz, Solehudin A. “Hikmah Sore: Sabar dan Tawakal”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/12/24/154222-hikmah-sore-sabar-dan-tawakal
“Gatot Brajamusti”, artikel diakses pada 12 Agustus 2014 dari http://www.indonesianfilmcenter.com/pages/profile/profile.php?pid=d59bc6238f0b
Nadia, Asma, “Poster Film Ummi Aminah”, foto dikses pada 22 November 2014 dari
https://www.facebook.com/notes/asma-nadia/catatan-tentang-ummi-novel-dan-filmnya-ummi-aminah-jadwal-tayang-per-11-januari-/10150520966217579
“Profil Ali Zaenal”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari http://www.kapanlagi.com/indonesia/a/ali_zaenal/
“Profil Cahya Kamila”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/c/cahya_kamila/
“Profil Nani Widjaja”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari http://www.kapanlagi.com/indonesia/n/nani_wijaya/
“Profil Paramitha Rusady”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/p/paramitha_rusady/
“Profil Revalina S. Temat”, diakses pada 22 November 2014 dari http://www.kapanlagi.com/indonesia/r/revalina_s_temat/
“Profil Ruben Onsu”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/r/ruben_onsu/ “Profil Temmy Rahadi”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/t/temmy_rihadi/
“Profil Yessy Gusman”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari http://www.kapanlagi.com/indonesia/y/yessy_gusman/
“Profil Zee Zee Sahab”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari http://www.kapanlagi.com/indonesia/z/zee_zee_shahab/
“Rasyid Karim”, artikel diakses pada 12 Agustus 2-14 dari
http://www.indonesianfilmcenter.com/cc/rasyid-karim.html
Sewandarijatun, Otjih Sewandarijatun, “LGBT Sebagai Ancaman Sosial”, artikel diakses pada 23 November 2014 dari http://majalahpantau.com/news/read/headline/2014/05/23/3837/lgbt-sebagai-ancaman-sosial.html
Saryani, Dyan, “Profil Aditya Gumay”, artikel diakses pada 22 November 2014 dari
http://www.kapanlagi.com/indonesia/a/aditya_gumay/
“Ummi Aminah”, artikel diakses pada Kamis, 24 April 2014 dari http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-u010-12-330680_ummi-aminah#.VHCTLGel50s
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Hasil Wawancara
Nama : Aditya Gumay
Pekerjaan : Sutradara Film Ummi Aminah
Tempat : Ruang PARFI, Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jak-Sel
Tanggal : 25-11-2014/Selasa
Pukul : 15.30 – 16.00 WIB
Keterangan : Wawancara untuk penelitian Analisis Semiotik Makna Tawakal Dalam Film Ummi Aminah
1. Interviewer : Apa kabar Mas Aditya Gumay?
Narasumber : Baik
2. Interviewer : Lagi sibuk apa? Ada garapan atau project baru?
Narasumber : Produksi film. Film Remaja tentang perjalanan delegasi
budaya ke Eropa, kemarin baru syuting.
3. Interviewer : Darimana ide atau gagasan utama untuk membuat film Ummi
Aminah?
Narasumber : Dari keluarga besar. Tapi persoalannya di keluarga saya tidak
seperti yang ada dalam film Ummi Aminah. Indonesia identik dengan kelurga
besar yang memiliki anak lebih dari 3 dan 4. Setiap keluaga pasti memiliki
persoalan dengan karakter anaknya masing-masing. Film ini ingin
menunjukan bahwa seorang ustadzah yang setiap di mimbar selalu
berceramah tentang kebaikan tetapi anak-anaknya jauh dari apa yang dia
ajarkan. Jauh dari kesalehan dan banyak konflik yang menimpanya.
4. Interviewer : Berapa biaya untuk produksi film Ummi Aminah?
Narasumber : Diluar promosi sekitar 2 milyar.
5. Interviewer : Apa saja visi dan misi dari film Ummi Aminah?
Narasumber : Kalau visinya yaitu ingin menyiarkan, memberitahu bahwa
manusia memiliki masalah dalam kehidupannya masing-masing. Sedangkan
misinya itu berharap setiap orang bisa mengatasi masalah dalam hidupnya.
6. Interviewer : Pesan apa yang ingin disampaikan dalam film Ummi
Aminah?
Narasumber : Menyelesaikan masalah dapat dengan bertawakal. Jangan
menghakimi seseorang karena masalah yang menimpanya.
7. Interviewer : Bagaimana proses pemilihan pemain dalam film Ummi
Aminah?
Narasumber : Untuk pemilihan pemain tidak ada casting karena kita sudah
dekat dan mengenal para pemainnya. Jadi kita bisa memilihkan dan
membayangkan bahwa karakter dan tokoh yang akan cocok dibawakan untuk
siapa dan siapa.
8. Interviewer : Adanya aktor non muslim (Ruben Onsu) dalam film Ummi
Aminah, bagaimana menurut Anda?
Narasumber : Hal itu tida masalah. Selama yang dibawakannya dapat
memberikan contoh atau pelajaran yang baik, kenapa tidak. Malah kita
berharap dia mendapatkan hidayah sehingga mau masuk Islam.
9. Interviewer : Kendala apa saja yang ada dalam pembuatan film Ummi
Aminah?
Narasumber : Tidak ada kendala yang cukup berarti. Semuanya berjalan
lancar.
10. Interviewer : Ada yang memberitakan di suatu blog bahwa film Ummi
Aminah ini mirip dengan sinetron. Apa pendapat Anda?
Narasumber : Menurut saya, setiap orang boleh berpendapat apapun. Kalau
yang saya baca, yang bicara seperti itu hanya ada satu. Dia berpendapat atas
pribadi bukan atas nama masyarakat umum. Kita harusnya dapat membedakan
mana yang termasuk sinetron, film, bahkan ftv itu kan termasuk sinetron. Ada
sinetron serial juga.
11. Interviewer : Apakah ada dorongan lain untuk membuat film lagi yang
bergenre Islam?
Narasumber : Oh tentu ada. Judul film yang akan dirilis Ada Surga di
RumahMu.
12. Interviewer : Apa harapan Anda tentang perkembangan film ke depannya?
Narasumber : Perbanyak edukasi dalam bentuk apapun.
Cover DVD Original Film Ummi Aminah
Novel 17 Catatan Hati: Ummi – Ridhanya Ummi Ridhanya Allah
WAWANCARA BERSAMA ADITYA GUMAY
DAN ADENA ADLAN
Aditya Gumay
Adena Adlan