Post on 21-Oct-2020
ANALISIS PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA
DAN INVESTASI ASING TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA DI
NEGARA-NEGARA ASEAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Thariq Abdul Warits
11140840000019
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2019
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Daftar Riwayat Hidup
I. Identitas Pribadi
1.Nama Lengkap :Thariq Abdul Warits
2.Tempat/Taggal Lahir Jakarta,30 Maret 1996
3. Alamat :Jalan Kirai Indah Rt 06/10 Kalisari-
Jakarta Timur
4.Telpon :08787784083
5.Email :thoriqabdulwarits2@gmail.com
III. Pendidikan formal
1.SDIT As-saadah Tahun 2003-2008
2.SMP Sudirman Tahun 2008-2011
3.SMA 106 Jakarta Tahun 2011-2014
IV. .Pengalaman organisasi
1.Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi pemnangunan 2016-2017
ii
ABSTRACT
The research aims to see how the influence of economic indicators
including labor and foreign investment on the human development index in
ASEAN countries from 2013-2017. This study uses secondary data and panel
data regression analysis using the Fixed Effect Model (FEM) approach. The
results of this study indicate that the Workforce variable has a significant and
positif effect while the Foreign Investment variable has a significant positive
effect on the level of the Human Development Index in ASEAN countries.
Keywords: human development index, labor, foreign investment
iii
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh indikator-indikator
ekonomi diantaranya Tingkat partisipasi angkatan kerja dan investasi asing terhadap
pembangunan manusia di negara-negara ASEAN dari tahun 2013-2017. Penelitian
ini menggunakan data sekunder dan analisis regresi data panel dengan
pendekatan Fixed Effect Model (FEM). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel Tingkat partisipasi angkatan kerja berpengaruh positif dan
signifikan sedangkan variabel Investasi Asing berpengaruh positif signifikan
terhadap tingkat Pembangunan manusia yang ada di negara-negara ASEAN.
Kata kunci: Pembangunan manusia, Tingkat partisipasi angkatan kerja, Investasi
asing
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT. telah memberikan segala nikmat yang tidak
terhitung, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Analisis Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Investasi
Asing Terhadap Pembangunan Manusia di ngera-negara ASEAN”
dengan baik. Sholawat serta salam tak lupa saya hanturkan kepada Baginda
Nabi Muhammad SAW yang membawa seluruh umatnya dari zaman
kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Segala proses dari mulai perencanaan latar belakang hingga selesainya skripsi
ini tentu banyak pihak yang mendukung saya. Oleh karena itu izinkan saya
untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Terima Kasih kepada keuda orangtua saya ayahanda dan ibunda yang
selalu memberikan doa serta dukungan secara moril dan material sehingga
saya bisa sampai pada tahap ini. Segala pengorbanan yang tidak pernah
henti untuk saya, dan motivasi untuk selalu rendah hati.
2. Terima Kasih untuk Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bapak Prof. Dr.
Amilin, SE., AK., CA., M.Si., BKP., QIA., CRMP, berserta seluruh jajaranya
yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi penulis
3. Terima Kasih kepada Bapak M. Hartana, M. Si selaku Kepala Jurusan
Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Bapak Deni Pandu Nugraha
SE., M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan yang
selalu sabar menghadapi saya.
4. Terima Kasih kepada Bapak Arisman M.Si. selaku dosen pembimbing
skripsi satu. Terima Kasih atas segala ilmu yang diberikan untuk
v
menyelesaikan skripsi saya. Semoga ilmu yang diberikan selalu
bermanfaat dan selalu dalam Lindungan Allah SWT.
5. Terimakasih terhadap Aisyah yang telah memberikan dukungan kepada
penulis selama ini
6. Terimakasih kepada Hamdi, Arfa dan Alesha yang selalu menghibur
penulis selama ini
7. Terima Kasih kepada penghuni KOTHOR atas bantuan nya selama masa
perkuliahan Gembal, Jody, Riko, Raha, Iksan, Adi, Gilang, Ucup Kumis,
Asef, faikar, Hanif, dan Tanu.
8. Terima Kasih kepada teman-teman konsentrasi Ekonomi Pembanugnan
Daerah telah memberikan pembelajaran yang sangat berarti dalam kelas.
Semangat kalian yang selalu membara, sehingga saya selalu terpacu untuk
berkembang.
9. Terima Kasih juga kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu
per satu.
Saya menyadari bahwa skripsi saya masih jauh dari kata sempurna karena
saya mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan di
masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah selalu
melindungi dan memberikan yang terbaik bagi umat-Nya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 29 September 2019
Penulis,
Thariq Abdul Warits
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................. ii
ABSTRAK ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A.Latar belakang penelitian.................................................................. 1
B.Rumusan Masalah .......................................................................... 12
C.Tunjauan Penelitian ........................................................................ 13
D.Manfaat Penelitian ......................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 15
A. Indeks Pembangunan Manusia ...................................................... 15
B. Tingkat partisipasi angkatan Kerja ................................................. 18
C. Investasi ........................................................................................ 24
D. Penelitian Sebelumnya .................................................................. 31
E. Hubungan Antar Variabel .............................................................. 35
F. Hipotesi Penelitian ........................................................................ 35
G. Kerangka Berfikir .......................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 37
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 37
B. Metode Pengumpulan data ............................................................ 38
C. Metode Pengolahan data ................................................................ 38
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 49
A. Analisis Deskriptif......................................................................... 49
B. Penentuan Model .......................................................................... 56
C. Entepretasi data ............................................................................. 57
vii
BAB V KESIMPULAN .......................................................................... 66
A. Kesimpulan ................................................................................... 66
B. Saran ...................................................................... …...………….66
DAFRAR PUSRAKA ............................................................................. 68
LAMPIRAN ............................................................................................ 70
viii
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
1.1 Rata-rata Indeks Pembangunan Manusia di ASEAN 4
1.2 Indeks Pembangunan Manusia di ASEAN 2015-2017 5
1.3 Rata-rata Tingkat partisipasi angkatan Kerja di ASEAN 7
1.4 Tingkat partisipasi angkatan Kerja di ASEAN 2015-2017 8
1.5 Rata-rata Investasi Asing di ASEAN 10
1.6 Investasi Asing di ASEAN tahun 2015-2017 11
2.1 Penelitian Sebelumnya 32
4.1 Indeks pembangunan manusia di ASEAN tahun 2013-2017 51
4.2 Indeks pembangunan manusia di ASEAN tahun 2013-2017 51
4.3 Tenaga Kerja di negara-negara ASEAN tahun 2013-2017 53
4.4 Tenaga Kerja di negara-negara ASEAN tahun 2013-2017 54
4.5 Investasi Asing di negara-negara ASEAN tahun 2013-2017 55
4.6 Hasil Perhitungan Estimasi Data Panel 58
ix
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Kerangka berfir 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sumber daya manusia merupakan objek dari suatu pembangunan
ekonomi itu sendiri. Pengukuran kualitas sdm itu merupakan hal penting dalam
upaya petingkatan kesejahteraan masyarakat, hal ini dikarenakan taraf hidup
masyarakat yang berkualiatas merupakan salah satu dari tujuan pembangun
ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan usaha yang dikerjakan secara
terencana untuk melaksanakan perubahan yang memiliki tujuan utama untuk
memperbaiki dan menaikan taraf hidup, kesejahteraan dan kualitas manusia. Ketiga
hal tersebut merupakan indikator-indikator ekonomi yang digunakan dalam
meningkatkan pembangunan manusia.
MDGs menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus utama
pembangunan, memiliki jarak waktu dan kemajuan yang terukur. Hal di awali
dengan diadakanya Deklarasi Milenium pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Milenium PBB bulan September 2000, yang salah satu produknya adalah
Millenium Development Goals (MDGs). Cita cita hampir dari seluruh negara di
dunia dituangkan di dalam deklarasi milenium (Milenium Declaration) yang tujuan
akhirnya adalah tercapainya kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang sejahtera
adalah masyarakat yang dapat menikmati kemakmuran secara utuh, tidak miskin,
terhindar dari kelaparan, mendapatkan hak pendidikan dan pelayanan kesehatan
secara terjamin. (UNDP, 2008).
2
Pada tanggal 31 Desember 2015 mulai diberlakukannya pembentukan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC)
yaitu era liberalisasi kawasan ASEAN dalam melakukan perdagangan barang dan
jasa, pasar bebas investasi, dan pasar bebas tenaga kerja. Secara teoritis, liberalisasi
dalam pasar barang, jasa, modal, dan tenaga kerja akan meningkatkan produktivitas
tenaga kerja, karena akan menciptakan kondisi yang mendorong perusahaan untuk
mengalokasikan sumber-sumber daya secara lebih efisien. (Sugiyono, 2010:38).
Dampak dari liberalisai pasar tenaga kerja ini adalah meningkatnya daya saing
tenaga kerja Indonesia untuk mempunyai keahlian yang lebih dari rata-rata agar
bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Oleh karena itu menjadi
sangat penting dilakukannya pembangunan manusia guna meningkatkan kualitas
tenaga kerja di Indonesia.
Pembangunan Manusia sendiri merupakan salah satu indikator penting
untuk mengurkur keberhasilan dalam upaya untuk membangun kualitas hidup
manusia. Pembangunan merupakan sebuah proses untuk melakukan perubahan
kearah yang lebih baik (Baeti, 2013: 49). Dengan demikian Pembangunan Manusia
dapat digunakan dalam mengukur seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari
upaya peningkatan kemampuan modal dasar manusia. Pembangunan Manusia
merupakan komponen pembangunan melalui pemberdayaan penduduk yang
menitik beratkan pada peningkatan dasar manusia. Pembangunan yang dihitung
menggunakan ukuran besar kecilnya angka pendidikan, kesehatan dan daya beli.
Semakin tinggi angka yang diperoleh maka semakin tercapai tujuan dari
pembangunan. Indeks pembangunan manusia diciptakan untuk menekankan
3
kepada orang-orang dan kemampuan yang mereka miliki agar menjadi kriteria
utama untuk menilai perkembangan suatu negara, bukan hanya pertumbuhan
ekonomi. Indeks pembangunan manusia juga digunakan untuk menetukan pilihan
kebijakan nasional, melihat bagaimana dua negara dengan tingkat Produk Domestik
Bruto (PDRB) per kapita yang sama dapat berakhir dengan hasil pembangunan
manusia yang berbeda. Perbedaan ini dapat menstimulasi prioritas kebijakan
pemerintah. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah ukuran ringkasan
pencapaian rata-rata dalam kunci pembangunan manusia: kehidupan yang panjang
dan sehat, memiliki pengetahuan dan memiliki standar kehidupan yang layak.
Dengan demikian penggunaan Indeks pembanguan manusia untuk
mengukur kualitas hidup manusia menjadi standar di hampir seluruh negara di
dunia, tak terkucuali di negara-negara ASEAN. IPM sendiri memiliki 3 klasifikasi
dalam perhitungan nya dimana angka lebih dari 80 berarti memiliki tingkat IPM
tinggi, IPM sedang memiliki angka diantara 50-80, dan kategori ketiga dimana
angka IPM dibawah 50. Dalam Laporan tahunan yang dikeluarkan oleh United
Nations Development Programme (UNDP) yang berjudul Human Development
Report menunjukan bahwa negera-negara yang menempati peringkat atas dari IPM
di dominasi oleh negara-negara eropa dan asia timur. Sedangkan negara-negara di
kawasan asia tenggara banyak menempati peringkat 100 besar dari 188 negara yang
ada dengan angka IPM di kisaran 60 kebawah. Hal itu membuat negara-negara di
Kawasan ASEAN berupaya untuk memperbaiki kualitas hidup di negaranya.
Dengan mengunakan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan angka IPM.
4
Tabel 1.1
Rata-rata Indeks Pembangunan Manusia di ASEAN Tahun 2013-2017
Sumber: Wordl Bank
Tabel 1.1 merupakan tabel Indeks Pembangunan manusia di negara-
negara ASEAN pada tahun 2013 hingga tahun 2017 dimana tren dari Indeks
Pembanguna Manusia di Negara-negara ASEAN mengalami kenaikan setiap tahun
nya walaupun jumlah nya tidak besar dengan rata-rata kenaikan berkisaran di angka
0.5.
69
69.5
70
70.5
71
71.5
72
72.5
2013 2014 2015 2016 2017
Indeks Pembangunan manusia
5
Tabel 1.2
Indeks Pembangunan Manusia di ASEAN Tahun 2015-2017
Sumber: Wordl Bank
Dari tabel 1.2 di atas Singapura merupakan negara di ASEAN dengan
nilai IPM tertinggi mencapai 93.2 pada tahun 2017. Sedangkan Myanmar
merupakan negara dengan skor IPM terendah di ASEAN hanya mendapatkan nilai
57.8 pada tahun 2017. Untuk rata-rata skor IPM di negara ASEAN berada di angka
tengah-tangah yaitu antara 50 sampai 60
Negara 2015 2016 2017
Brunai 86.5 87.7 89.8
Kamboja 57.1 58.6 59.9
Indonesia 68.6 69.1 69.4
Malaysia 78 79.9 80.2
Thailand 75.1 76.8 76.5
Laos 59.3 59.8 60.1
Singapur 92.9 93 93.2
Vietnam 68.4 68.9 69.4
Myamar 56.9 57.4 57.8
Filiphina 69.3 69.6 69.9
6
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang menjadi penentu
dalam output perekonomian suatu negara. Angkatan kerja yang besar akan
terbentuk dari jumlah penduduk yang besar. Namun pertumbuhan penduduk di
khawatirkan akan menimbulkan efek buruk terhadap pertumbuhan ekonomi.
Jumlah penduduk yang besar berarti tenaga kerja yang tersedia juga besar.
Semakin tinggi jumlah tenaga kerja yang terserap akan meningkatkan
output perekonomian suatu negara secara tidak langsung semakin tinggi total output
akan meningkatkan level inome dari masyarakat itu sendiri. Pendapatan
masyarakat yang semakin baik tentunya akan meningkatkan kemampuan daya beli
maysarakat agar sesuai standar hidup layak . Standar hidup yang tinggi tentunya
akan menentukan kualitas hidup yang baik dicerminkan dari kemampuan mencapai
pendidikan yang lebih baik dan Tingkat kesehatan yang baik. Berikut adalah angka
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di negara ASEAN.
7
Tabel 1.3
Rata-rata Tingkat partisipsi angktan kerja di negara-negara ASEAN 2013-
2017
Sumber: World bank
Tabel 1.3 di atas merupakan rata-rata tingkat partisipasi Angkatan kerja yang
ada di negara ASEAN pada tahun 2013-2017 dimana terjadi fluktuasi Tingkat partisipasi
Angkatan kerja di ASEAN terlihat pada tahun 2014 menjadi tahun dengan nilai rata-rata
tertinggi sedangkan pada tahun 2017 menjadi tahun dengan Tingkat partisipasi Angkatan
kerja terendah walau begitu penurunan nya tidak signifikan.
68.5
68.6
68.7
68.8
68.9
69
69.1
69.2
69.3
2013 2014 2015 2016 2017
Tenaga Kerja
8
Tabel 1.4
tenaga kerja di negara-negara ASEAN 2015-2017
Sumber: World bank
Table 1.4 merupakan tabel jumlah tenaga kerja yang berda di negara-
negara ASEAN. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dimana tren yang terjadi
menunjukan fluktuatif nya jumlah angkatan kerja yang. Dimana negara singapura
merupakan negara dengan penyerapan tenaga kerja terbaik dengan nilai 84
sedangkan Filipina merupakan negara dengan penyerapan tenaga kerja tersendah di
ASEAN dengan nilai 60.
Negara 2015 2016 2017
Brunai 62.929 62.341 64.222
Singapura 84.213 84.453 84.694
Indonesia 63.638 63.512 64.323
Malaysia 62.11 62.31 62.519
Thailand 68.122 67.82 67.491
Laos 77.629 77.748 77.849
Kamboja 67.735 67.077 67.003
Vietnam 76.56 76.611 76.518
Myamar 64.8 64.56 64.325
Filiphina 60.558 60.852 61.214
9
Selain jumlah tenaga kerja, Investasi diyakini memiliki peran penting
untuk memperbaiki kualitas hidup. Investasi adalah penanaman modal yang
dilakukan oleh investor, baik investor asing maupun investor domestik dalam
berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, yang bertujuan untuk
memperoleh keuntungan. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sutrisno,Salim
(2012) Investasi dapat memberikan keuntungan bagi investor serta penerima
investasi nya di masa yang akan datang. Keuntungan yang di perloleh tersebut dapat
digunakan untuk membangun negara. Karena itu kebutuhan investasi untuk
ekonomi tidak dapat dihindari, karena dengan investasi negara dapat membangun
infrastruktur yang dapat mendukung perekonomian realisasi. Selain itu,
perkembangan investa asing di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Sebagai
komponen yang membentuk pendapatan nasional, investasi diharapkan dapat
meningkatkan pembangunan manusia di Indonesia melalui pendapatan nasional
yang lebih baik dari waktu ke waktu. Pengelolaan investasi baik yang berasal dari
dalam maupun luar negeri akan sangat berpengaruh positif terhadap negara tujuan.
Selain pada bidang ekonomi, penyaluran investasi juga dapat didistribusikan baik
pada sektor pendidikan maupun sektor kesehatan. Hal ini akan berdampak kepada
peningkatan taraf hidup masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga
akan sangat berpengaruh terhadap meningkatnya pembangunan manusia.
10
Tabel 1.5
Rata-rata Investasi Asing di ASEAN Tahun 2013-2017 dalam US$
Sumber: World bank
Tabel 1.3 diatas merupakan rata-rata Tingkat partisipasi angkatan kerja yang
ada di negara ASEAN pada tahun 2013-2017 dimana terjadi fluktuasi Tingkat partisipasi
Angkatan kerja di ASEAN terlihat pada tahun 2014 menjadi tahun dengan nilai rata-rata
tertinggi sedangkan pada tahun 2017 menjadi tahun dengan Tingkat partisipasi angkatan
kerja terendah walau begitu penurunan nya tidak signifikan.
1.1E+10
1.15E+10
1.2E+10
1.25E+10
1.3E+10
1.35E+10
2013 2014 2015 2016 2017
Inevestasi Asing
11
Tabel 1.6
Investasi Asing di ASEAN Tahun 2015-2017 dalam US$
Sumber: World bank
Untuk perkembangan Investasi asing yang ada di negara ASEAN terlihat
ada beberapa negara yang mengalami penurunan sehingga membuat rata-rata
investasi asing menngalami penurunan. Negara dengan Investasi Asing terbesar
adalah negara singapura, setiap tahun nya singapur mengalami peningkatan dengan
nilai 63 juta dollar pada tahun 2017, sedangkan negara dengan Investasi asing
terkecil adalah kamboja dengan nilai 171 ribu dollar pada tahun 2015.
Negara 2015 2016 2017
Brunai 1.822.804.151 2.475.915.853 2.788.084.321
Singapur 69.542.538.312 74.235.027.404 63.633.434.111
Indonesia 19.779.127.976 20.464.583.219 21.464.553.719
Malaysia 9.857.162.232 13.470.089.617 9.511.691.608
Thailand 8,927.579.180 8,927.579.180 8,927.579.180
Laos 1.077.759.914 935.296.172 1.599.265.808
Kamboja 171.289.167 150.550.820 476.927.550
Vietnam 11,800,000.000 12.600.000.000 14.100.000.000
Myamar 4.083.839.111 3.278.096.409 6.333.434.111
Filiphina 5.639.155.961 8.279.548.274 10.057.378.728
12
Analisis Pembangunan Manusia secara ilmiah diharapkan dapat menjadi
salah satu referensi bagi pemangku kepentingan (Stakeholders) guna menentukan
kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas taraf hidup
masyarkat. Tren pembangunan ekonomi di ASEAN yang sangat dinamis ditambah
dengan karakteristik negara-negara ASEAN yang cenderung saling berbeda
menarik untuk dilakukan kajian penelitian yang lebih mendalam.
Oleh sebab itu penulis tertarik mengkaji Jumlah Tingkat partisipasi
angkatan kerja dan Investasi asing terhadap Pembangunan Manusia pada negara-
negara ASEAN.
B. Rumusan Masalah
Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), setiap negara ASEAN
memungkinkan melakukan kegiatan perdagangan ekonomi dengan lebih mudah
atau yang dikenal dengan perdagangan bebas. MEA bisa menjadi kesempatan bagi
tenaga kerja di negara-negara ASEAN untuk mampu bersaing dengan tenaga kerja
yang ada di ASEAN. Oleh karena itu hal yang perlu di perhatikan adalah bagaimana
kualitas yang dimiliki sumber daya manusia yang ada di Indonesia. Selain itu
persaingan pasar bebas ini dari sisi investasi akan dapat menciptakan iklim yang
mendukung maksuknya modal asing yang dapat mensimulus pertumbuhan
ekonomi melalui ada nya transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja serta
adaptasi manajemen skill.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut maka pertanyaan
penelitian yang di ambil untuk penelitian ini sebagai berikut:
13
1. Seberapa besar pengaruh Tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap
Pembangunan Manusia di Negara-negara ASEAN?
2. Seberapa Besar Pengaruh Investasi Asing terhadap Pembangunan Manusia di
Negara-Negara ASEAN?
3. Seberapa besar pengaruh Tingkat partisipasi Angkatan kerja dan Investasi
Asing secara Bersama-sama terhadap Pembangunan Manusia di negara-negara
ASEAN?
C.Tujuan Penelitian
Dilihat dari latar belakang penelitian tujuan penelitian ini adalah:
A. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Tingkat partisipasi angkatan kerja
terhadap Pembangunan Manusia di Negara-Negara ASEAN
B. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Investasi Asing terhadap
Pembangunan Manusia di Negara-Negara ASEAN
C. Untuk mengetahui bagaimana pengaruhInvestasi Asing dan Tingkat Partisipasi
Angkatan kerja secara Bersama-sama terhadap Pembangunan Manusia di
Negara-Negara ASEAN
D. Untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Tingkat partisipasi angkatan kerja dan
Investasi Asing secara Bersama-sama terhadap Pembangunan Manusia di
Negara-Negara ASEAN
14
D.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian kali ini adalah:
1. Bagi masyarakat Ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan
tentang dampak yang ditimbulkan Oleh Tingkat partisipasi angkatan kerja, dan
Inevestasi Asing Terhadap Pembangunan manusia di masa yang akan datang dan
sebagai bekal bagi masyarakat umum mengenai topik perekonomian yang ingin
menuntut ilmu di bidang ekonomi.
2. Bagi pemerintah dan Instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
salah satu bahan pertimbangan dalam penentu kebijakan ekonomi khususnya
mengenai mengenai Tingkat partisipasi angkatan kerja, Inevestasi Asing, dan
Pembangunan manusia
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembangunan Manusia
1. Pengertian Pembangunan Manusia
Pembangunan Manusia merupakan sebuah teori yang berfokus pada
kualitas hidup manusia nya itu sendiri, menurut (Human Development
Report, 1990) pembangunan manusia mempunyai arti yang luas, namun ide
dasar dari pembangunan manusia adalah menciptakan pertumbuhan positif
dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya dan lingkungan serta
perubahan dalam kesejahteraan manusia. Oleh karena itu manusia harus
diposisikan sebagai potensi kekayaan bangsa, sehingga pembangunan
manusia diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang memungkinkan
bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan
kehidupan yang produktif.
Pengertian pembangunan yang di kemukakan oleh UNDP bukan
hanya sekedar perluasan pendapatan dan kesejahteraan tapi pembangunan
manusia yang harus memfokuskan pada manusia. Mengukur Pembangunan
Manusia dalam sistem pengukuran dan monitoring pembangunan manusia,
idealnya mencakup banyak variable untuk mendapatkan gambaran yang
komperhensif. Namun, terlalu banyak indikator akan memberikan
gambaran yang membingungkan. Isu ini menjadi perhatian penting dalam
pengukuran pembangunan manusia.
16
2. Pengukuran dan Komponen Pembangunan Manusia
Pengukuran pembangunan manusia pertama kali diperkenal oleh
UNDP pada tahun 1990. UNDP memperkenalkan sebuah gagasan baru
dalam pengukuran pembangunan manusia yang disebut dengan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Sejak saat itu, IPM dipublikasikan secara
berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). IPM
menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan
dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Menurut UNDP, IPM mengukur capaian pembangunan manusia berbasis
sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai alat ukuran kualitas
hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi
tersebut mencakup Umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life);
2. Pengetahuan (knowledge); dan 3. Standar hidup layak (decent standard
of living). Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian yang sangat luas
karena terkait banyak faktor. Pada laporan pertamanya, UNDP mengukur
dimensi kesehatan dengan menggunakan angka harapan hidup waktu lahir.
Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan angka melek
huruf.
17
Untuk melihat capaian IPM suatu negara dapat dilihat melalui
pengelompokan IPM dalam beberapa kategori, yaitu:
• IPM < 60 : IPM rendah
• 60 < IPM < 70 : IPM sedang
• 70 < IPM < 80 : IPM tinggi
• IPM < 80 : IPM sangat tinggi
Dalam UNDP (United Nations Development Programme),
pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-
pilihan bagi manusia (“a process of enlarging people’s choices”). Konsep
atau definisi pembangunan manusia tersebut pada dasarnya mencakup
dimensi pembangunan yang sangat luas. Dalam konsep pembangunan
manusia, pembangunan seharusnya dianalisis serta dipahami dari sudut
manusianya, bukan hanya dari pertumbuhan ekonominya. Sebagaimana
dikutip dari (UNDP, 2014), sejumlah hal penting dalam pembangunan
manusia adalah:
1. Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat
perhatian.
2. Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-
pilihan bagi penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan
pendapatan mereka. Oleh karena itu konsep pembangunan
manusia harus terpusat pada penduduk secara keseluruhan dan
bukan hanya pada aspek ekonomi saja.
18
3. Pembangunan manusia pemperhatikan bukan hanya pada upaya
meningkatkan kemampuan manusia tetapi juga dalam upaya-upaya
memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal
4. Pembanguna manusia didukung oleh empat pilar pokok yaitu:
produktifitas, pemerataan, keseimbangan dan pemberdayaan
5. Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan
pembangunan dalam menganalisi pilihan-pilihan untuk mencapainya.
B. Tingkat Partisipasi Angatan Kerja
1. Pengertian Tenaga Kerja
Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua
pengertian. Pertama, sumber daya manusia mengandung pengertian usaha
kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini
SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seorang dalam
waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua dari
SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa
atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan
kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia. Dengan kata lain,
orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja. Kelompok penduduk
dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau man power. Secara
19
singkat, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja
(work-ing age population) (Sumarsono, 2009).
Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja,
yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti
bersekolah dan mengurus rumah tangga (Simanjuntak, 1985).
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan, yang disebut sebagai tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Indonesia, Badan
Pusat Statistik pada tahun sekitar 1970-an menentukan batas usia kerja bila
seseorang berumur 10 tahun atau lebih. Semenjak dilaksanakan
SAKERNAS (Survei Angkatan Kerja Nasional) batas usia kerja dirubah
menjadi 15 tahun atau lebih, ini dilaksanakan karena dianjurkan oleh
International Labour Organization (ILO). Menurut Sumarsono (2003),
dalam hubungannya dengan pasar tenaga kerja perilaku penduduk
dipisahkan menjadi 2 golongan, yaitu golongan aktif secara ekonomis dan
bukan. Angkatan kerja termasuk golongan aktif secara ekonomis. Golongan
ini terdiri dari penduduk yang menawarkan tenaga kerjanya dan berhasil
memperolehnya (employed) dan penduduk yang menawarkan tenaga
kerjanya di pasar tenaga kerja tetapi belum berhasil memperolehnya
(unemployed).
20
2. Pembagian Tenaga Kerja
Tenaga kerja atau manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja.
a. Angkatan kerja
Angkatan Kerja.atau labor force adalah bagian tenaga kerja yang
ingin dan yang benar-benar menghasilkan barang dan jasa. Angkatan kerja
terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur dan
mencari pekerjaan. Besarnya penyediaan atau supply tenaga kerja dalam
masyarakat adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses
produksi. Di antara mereka sebagian sudah aktif dalam kegiatannya yang
menghasilkan barang atau jasa. Mereka dinamakan golongan yang bekerja
atau employed persons. Sebagian lain tergolong yang siap bekerja dan
sedang berusaha mencari pekerjaan, mereka dinamakan pencari kerja atau
penganggur. Jumlah yang bekerja dan pencari kerja dinamakan angkatan
kerja atau labor force (Simanjuntak, 1985).
Angakatan kerja adalah penduduk berumur 10 tahun keatas yang
mampu terlibat dalam proses produksi. Yang digolongkan bekerja yaitu
mereka yang sudah aktif dalam kegiatannya menghasilkan barang atau jasa
atau mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan
pekerjaan atau bekerja dengan maksud memperoleh penghasilan selama
paling tidak 1 jam dalam seminggu yang lalu dan tidak boleh terputus.
21
Sedangakan pencari kerja adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang
ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan (Mulyadi, 2003).
b. Bukan Angkatan Kerja
Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari kelompok penduduk
selama seminggu yang lalu mempunyai kegiatan yakni, pertama, sekolah
yaitu mereka yang kegiatan utamanya sekolah. Kedua, mengurus rumah
tangga yaitu mereka yang kegiatan utamanya mengurus rumah tangga atau
membantu tanpa mendapatkan upah. Ketiga, penerima pendapatan yaitu
mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan tetapi memperoleh
penghasilan misalnya pensiunan, bunga simpanan dan sebagainya.
Keempat, yaitu mereka yang sudah tidak dapat melakukan kegiatan seperti
yang termasuk dalam kategori sebelumnya seperti sudah lanjut usia, cacat
jasmani atau lainnya (Simanjuntak, 1985).
3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Secara harfiah, partisipasi berarti "turut berperan serta dalam suatu
kegiatan”, “keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegiatan”, “peran
serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan”. Partisipasi dapat
didefinisikan secara luas sebagai keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat
secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan intrinsik maupun
ekstrinsik (Hadi, 2009). Pengertian bekerja di Indonesia seperti telah
disebutkan sebelumnya adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh
22
pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam
seminggu yang lalu. Sehingga apabila kedua konsep partisipasi dan bekerja
dikaitkan maka secara sederhana partisipasi kerja dapat diartikan sebagai
keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela dalam
pekerjaan untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit
satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Keterlibatan
masyarakat dalam pekerjaan itu dapat diukur melalui Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK). Internatioanl Labour Organization
mendefinisikan TPAK atau Labor Force Participation Rate (LFPR) sebagai
ukuran proporsi populasi usia kerja suatu negara yang bergerak aktif di
pasar tenaga kerja, baik dengan bekerja atau mencari pekerjaan. Ini
memberikan indikasi ukuran pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk
terlibat dalam produksi barang dan jasa, relatif terhadap populasi pada usia
kerja. TPAK menghitung jumlah orang dalam angkatan kerja sebagai
prosentase dari penduduk usia kerja. Angkatan kerja adalah jumlah dari
orang yang bekerja dan tidak bekerja; sedangkan populasi penduduk usia
kerja adalah penduduk di atas usia kerja legal (biasanya 15 tahun ke atas)
(ILO, 2016).
Konsep tingkat partisipasi angkatan kerja menurut BPS adalah
prosentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang merupakan angkatan kerja.
Angka ini mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang
aktif secara ekonomi disuatu negara/wilayah. Semakin tinggi TPAK
menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja (labour
23
supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu
perekonomian.
4. Penyerapan Tenaga Kerja
Menurut (Kuncoro, 2002) penyerapan tenaga kerja adalah jumlah
lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari banyaknya jumlah
pernduduk yang bekerja. Artinya telah terserapnya penduduk oleh adanya
permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja
dapat dikatakan sebagai permintaan tenaga kerja.
Menurut (Todaro, 2000) penyerapan tenaga kerja adalah
diterimanya para pelaku tenaga kerja untuk melakukan sebagaimana
mestinya atau adanya suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya
pekerja atau lapangan pekerjaan bagi para pencari kerja.
Dapat disimpulkan bahwa penyerapan tenaga kerja adalah jumlah
tenaga kerja yang terserap atau telah mendapatkan pekerjaan pada suatu
sektor ekonomi tertentu.
5. Kesempatan Kerja.
Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat ditampung
untuk bekerja pada suatu perusahaan. Kesempatan kerja ini akan
menampung semua tenaga kerja apabila lapangan pekerjaan yang tersedia
mencukupi atau seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang ada.
Adapun lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan usaha, instansi, dimana
seseorang bekerja atau pernah bekerja (BPS, 2016).
24
Menurut Sumarsono (2009), kesempatan kerja yang dapat
diciptakan oleh suatu perekonomian tergantung pada pertumbuhan dan daya
serap masing-masing sektor. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap
tenaga kerja antara lain:
• Kemungkinan subtitusi tenaga kerja dengan suatu faktor produksi
• Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan.
• Proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi.
• Elastisitas persediaan faktor produksi perlengkap lainnya.
C. Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi adalah langkah awal kegiatan produksi dan menjadi faktor
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, investasi
pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan
ekonomi. (Todaro, 2004:65).
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai
macam aktivitas. Menginvestasikan dana pada sektor rill (tanah, emas,
mesin atau bangunan) maupun asset finansial (deposito, saham atau
obligasi), merupakan aktifitas yang umum di lakukan (Tendelilin, 2001:
hal.1)
25
Salvatore (Prakoso, 2009: 43) medifinisikan modal internasional
menjadi dua, yakni investasi portofolio (portofolio investments) dan
investasi langsung (direct investments). Portofolio investments adalah
investasi yang pada dasarnya berhubngan dengan aset-aset secara finansial,
seperti surat hutang, saham, obligasi dan lainnya. Investasi ini tidak
memasukkan unsur kepemilikan. Aliran modal ini termasuk aliran modal
finansial yang biasanya memberikan dampak seketika terhadap neraca
pembayaran ataupun nilai tukar, dibandingkan dari sisi pendapatan ataupun
produksi. Investasi langsung adalah investasi pada aset riil, seperti pabrik,
tanah termasuk modal dan manajemen. Investasi langsung biasanya terlihat
dalam praktek akuisisi perusahaan atau pembelian sebagian besar bahkan
semua kepemilikan perusahaan di perusahaan lain. Investasi Asing biasanya
dilakukan perusahaan multinasional yang melakukan usaha seperti sumber
daya alam, manufaktur dan jasa. Investasi asing sering dikaitkan dengan
perusahaan-perusahaan multinasional yang ditunjukkan dengan fenomena
produksi saat ini, di mana produksi dilakukan di pabrik yang berlokasi di
dua atau lebih negara tetapi tetap berada dalam satu pengawasan dan
pengaturan oleh kantor pusat di satu negara. Direct investments dilakukan
agar perusahaan tetap memiliki fungsi kontrol terhadap investasi yang
dilakukan. (Salvatore: 2007 dalam Prakoso: 2009).
2. Komponen – Komponen Pengeluaran Investasi
Pengeluaran investasi dibedakan menjadi empat komponen yaitu
(Sadono, 2005):
26
1. Investasi perusahaan–perusahaan swasta Investasi perusahaan–
perusahaan merupakan komponen yang terbesar dari investasi dalam
suatu Negara pada suatu tahun tertentu. Pengeluaran investasi ini yang
terutama diperhatikan oleh ahli-ahli ekonomi dalam membuat analisis
mengenai investasi. Pengeluaran investasi tersebut meliputi mendirikan
bangunan industri, membeli mesin-mesin dan peralatan produksi lain,
dan pengeluaran untuk menyediakan bahan mentah. Tujuan para
pengusaha melakukan investasi ini adalah untuk memperoleh
keuntungan dari kegiatan produksi yan akan dilakukan di masa depan.
2. Investasi yang dilakukan oleh pemerintah Pemerintah juga melakukan
investasi. Berbeda dengan investasi perusahaan yang bertujuan untuk
mnecari keuntungan, investasi pemerintah bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, investasi
pemerintah dinamakan jiga investasi sosial. Investasi-invetasi tersebut
meliputi pembangunan jalan raya, pelabuhan dan irigasi, mendirikan
sekolah, rumah sakit, dan bendungan. Analisis untuk investasi tersebut
bukanlah aspek yang dibahas secara mendalam dalam teori makro
ekonomi.
3. Investasi untuk mendirikan tempat tinggal Pembanguan rumah-rumah
tempat tinggal juga merupakan pembelanjaan yang digolongkan sebagai
investasi. Hal ini dikarenakan rumah mempunyai sifat yang mendekati
peralatan produksi perusahaan, yaitu memakan waktu lama sebelum
nilainya susut sama sekali, dan bangunan tersebut secara terus menerus
27
menghasilkan jasa bagi pemilik atau penyewanya.
4. Investasi atas barang-barang inventaris Komponen yang paling kecil
dari investasi adalah inventaris atau inventory, yaitu stok barang
simpanan perusahaan. Barang-barang yang digolongkan sebagai
inventaris meliputi bahan mentah yang belum diproses, dan barang yang
sudah dihasilkan olehperusahaan tetapi masih dalam simpanan dan
belum dijual ke pasran. Menyediakan barang-barang seperti itu
mempunyai arti penting dalam menciptakan efisiensi dan kelancaran
kegiatan perusahaan.
3. Jenis-Jenis Investasi Menurut Sumbernya
a. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Didalam neraca nasional atau struktur Produk Domestik Bruto
(PDB) menurut penggunaannya investasi didefinisikan sebagai
pembentukan modal tetap domestik (domestic fixed capital formation).
Investasi sebagai salah satu komponen penting dari permintaan agregat di
dalam ekonomi meruakan faktor yang sangat krusial bagi kelangsungan
proses pembangunan ekonomi dalam negeri (sustainable development).
Salah satu indikator keberhasilannya adalah tingkat pendapatan nasional per
kapita atau laju pertumbuhan produk domestik (PDB) rata-rata per tahun
yang tinggi dan stabil. Proses pembangunan ekonomi dalam negeri
melibatkan kegiatan-kegiatan produksi (barang dan jasa) di semua sektor
ekonomi domestik untuk keperluan kegiatan- kegiatan tersebut, perlu
28
dibangun pabrik-pabrik, gedung perkantoran, mesin dan alat-alat produksi.
Selain itu perlu disiapkan tenaga kerja atau sumber daya manusia yang
terampil, untuk pengadaan semua itu, termasuk fasilitas seperti gedung
sekolah, perpustakaan, dan sebagainya untuk mendukung penyiapan smber
daya manusia, diperlukan dana yang disebut dana investasi (Tambunan,
2000 dalam Eny dan Siti: 62).
Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 6 pasal 1 Tahun 1968
pengertian penanaman modal dalam negeri adalah bagian daripada
kekayaan masyarakat Indonesia, baik secara langsung maupun tidak
langsung, termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh
Negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili di
indonesia, yang disisihkan guna menjalankan sesuatu usaha menurut atau
berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini.
Penanaman modal dalam negeri merupakan bagian dari penggunaan
kekayaan yang dapat dilakukan secara langsung oleh pemilik sendiri atau
secara tidak langsung, antara lain melalui pembelian obligasi, saham,
deposito, dan tabungan yang jangka waktu minimal 1 tahun. Menurut
undang-undang tersebut pada pasal 3, perusahaan yang dapat menggunakan
modal dalam negeri dapat dibedakan dua jenis perusahaan, yaitu perusahaan
nasional dan perusahaan asing. Dimana perusahaan nasional dapat dimiliki
seluruhnya oleh negara dan atau swasta nasional ataupun sebagai usaha
gabungan antara negara dan atau swasta nasional dengan swasta asing
dimana sekurang-kurangnya 51% modal dimiliki oleh Negara atau swasta
29
nasional. Dalam setiap izin usaha yang diberikan kepada perusahaan asing
yang menggunakan modal dalam negeri ditentukan jangka waktu
berlakunya yang sudah diatur oleh pemerintah dan undang-undang.
Sedangkan batas waktu dalam berusaha bagi perusahaan asing, baik
perusahaan baru maupun perusahaan lama dibatasi antara 10 tahun dan 30
tahun. Jika jangka waktu usaha bagi perusahaan asing telah berakhir, maka
warga Negara asing yang bersangkutan dapat melanjutkan usahanya dengan
mengalihkan modalnya ke bidang usaha lain yang batas waktu usahanya
belum berakhir dan mengadakan usaha gabungan dengan perusahaan
nasional. Setelah waktu berusaha untuk perusahaan asing berakhir, maka
perusahaan atau modal yang dimiliki oleh warga Negara asing yang
bersangkutan harus dialihkan kepada warga Negara Indonesia. Jika
perusahaan asing telah diberi peringatan secara tertulis sekurang-kurangnya
dua kali oleh instansi pemerintah yang berwenang, warga Negara asing yang
tersebut dalam waktu satu tahun sejak berakhirnya jangka waktu usahanya,
maka pemerintah atau instansi terkait berhak melakukan likuiditas terhadap
perusahaan asing tersebut
b. Penanaman Modal Asing (PMA)
Penanaman modal asing (PMA) adalah kegiatan investasi lintas
negara. Penanaman modal asing dilakukan oleh penduduk atau perusahaan
asing. Penanaman modal asing selalu berupa kontrol penuh atau parsial
melalui partisipasi dalam modal dan manajemen (Mudrajad, 2010: 357).
Peningkatan investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI)
30
dianggap lebih baik dalam menjamin kelangsungan pembangunaan
dibandingkan dengan aliran dana asing berupa bantuan atau modal
portofolio.
Menurut Jhingan (2012: 496-497) penggunaan modal asing tidak
hanya mengatasi kekurangan modal uang dan modal fisik, modal asing juga
membawa keterampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman organisasi,
informasi pasar, teknik-teknik produksi maju, pembaharuan produk, dan
lain-lain. Hal tersebut akan membantu mempercepat pembangunan
ekonomi negara-negara terbelakang. Modal asing membantu dalam
industrialisasi, dalam membangun modal overhead ekonomi dan dalam
mencipatakan kesempatan kerja yang lebih luas. Modal asing tidak hanya
membawa uang dan mesin tetapi jiga keterambilan teknik. Ia membuka
daerah-daerah terpencil dan mengarap sumber-sumber baru yang belum
dimanfaatkan. Resiko dan kerugian pada tahap perintisan juga ditanggung
modal asing. Selanjutnya, modal asing mendorong pengusaha setempat
untuk bekerja sama dengan perusahaan asing. Ia meniadakan problem
neraca pembayaran dan menurunkan tekanan inflasi. Modal asing
membnatu memodernisasi masyarakat dan memperkuat sektor Negara
maupun sektor swasta. Penggunaan modal asing dengan demikian penting
untuk mempercepat pembangunan eonomi Negara-negara terbelakang.
Pengertian PMA dari tinjauan dan pembahasan Undang- Undang
Nomor 1 Tahun 1967 dan Nomor 11 Tahun 1970 tentang penanaman modal
dan kredit luar negeri:
31
1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian kekayaan devisa
Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk
pembiayaan perusahaan di Indonesia.
2. Alat-Alat untuk perusahaan, termasuk penemuan baru milik orang asing dan
bahan-bahan yang dimasukkan dari luar negeri ke dalam wilayah Indonesia,
selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan Indonesia.
3. Bagian dari hasil perusahaan yang didasarkan dalam Undang- Undang ini
diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan
dalam negeri.
Kelebihan Penanaman Modal Asing (PMA) adalah:
1. Sifatnya permanen (jangka panjang),
2. Memberikan andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen,
3. Membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini, sangat penting bagi
negara sedang berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah
untuk penyediaan lapangan kerja.
D. Penelitian Terdahulu
Sebelum Penulis melakukan penelitian ini berbagai penelitian telah
banyak dilakukan yang berkaitan dengan peran Tingkat partisipasi angkatan kerja,
investasi asing maupun pembangunan manusia. Beberapa penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini diataranya sebagai berikut:
32
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
No Peneliti
(Tahun) Judul Metode Hasil
1. Martins
Olugbenga
Apinran
(2018)
Impact of Foreign
Direct Investment on
Human Development
Index in Nigeria
Regresi data
panel
Studi ini menyelidiki dampak jangka panjang
Foreign Direct Investment pada beberapa
dimensi pembangunan manusia untuk
periode 1972–2013. Hubungan ekuilibrium
jangka panjang oleh Johansen (1988).
Foreign Direct Investment memiliki dampak
positif, inelastis, dan signifikan secara
statistik pada pendidikan dan Gross National
Income.
2. Nur
Feriyanto
(2016)
The effect of
employment,
economic growth,
and investment on
HDI: In provinces in
Indonesia
Data regresi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel tenaga kerja memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap Pembanguan
manusia di Indonesia, secara parsial,
Investasi Domestik dan Investasi Asing
Langsung memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap IPM di Indonesia.
Secara bersamaan,
3. Hafiz Yazid
Sitorus
(2014)
Analisis penagruh
penanaman modal
asing dan
pengeluaran
pemerintah terhadap
Indeks pembangunan
manusia
Regresi Berdasarkan hasil penelitian tersebut di
simpulkan bahwa penanaman modal asing
berpengaruh signifikan dan positif terhadap
indeks pembangunan pembangunan manusia
33
No
Peneliti
(Tahun) Judul Metode Hasil
4. Basu
Sharma
(2012)
The relationship of
foreign investment to
the human
development index in
Asia in 2005-2010
Regresi data
panel
Hasil penelitian menunjukan bahwa variable
penanaman modal asing terhadap indeks
pembangunan manusia di Asia berpengaruh
signfikan dan positif.
5. Gerry Julian
Agusty
(2015)
The Effect Of
Foreign Direct
Investment &
Official
Development
Assistance To
Human Development
Index Of Developing
Countries In 2009-
2013
Menggunak
an metode
regresi
Berdasakan hasil yang di peroleh bahwa
Forreing Direct Invesment dan Official
Development Assistance berperngaruh
positih signifikan terhadap pembangunan
manusia
6. Hamidah
Nasution
(2015)
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Indeks
Pembangunan
Manusia Kabupaten
Tapanuli Selatan
Menggunak
an metode
regresi
Indeks Pembangunan Manusia dipengaruhi
oleh beberapa variable diantaranya
persentase penduduk miskin, laju
pertumbuhan penduduk, angka melek huruf,
angka harapan hidup, dan tingkat partisipasi
angkatan kerja.
7. Dendi
Andriyansah
(2017)
Pengaruh Investasi,
Tenaga Terhadap
Indeks
Pembangunan
Manusia Kanupaten
Dan Kota Di Jawa
Barat Tahun 2011-
2015
Regresi data
panel
Hasil analisis penelitian ini menunjukan
bahwa secara parsial variabel investasi
memiliki hubungan positif terhadap IPM.
34
No
Peneliti
(tahun)
Judul Metode Hasil
8. AA Gede
Krisna
Pratama, Ida
Bagus
Darsana
(2017)
Pengaruh
Kemiskinan Dan
Investasi Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi Dan
Kesejahteraan
Masyarakat
Regresi data
panel
Investasi berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap ipm di Provinsi Bali
9. Ayunanda
Melliana,
Ismaini Zain
(2017)
Analisis Statistika
Faktor Yang
Mempengaruhi
Indeks
Pembangunan
Manusia Di
Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Timur
Dengan
Menggunakan
Regresi Panel
Regresi data
panel
Terdapat tujuh variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap IPM diantaranya adalah
variabel rasio siswa terhadap kepadatan
penduduk, tingkat partisipasi angkatan kerja,
dan PDRB perkapita.
10. Panjaitan
Libertina
(2015)
Aplikasi Analisis
Jalur Dalam
Menganalisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Indeks
Pembangunan
Manusia Kabupaten
Tapanuli Utara
Regresi data
panel
Indeks Pembangunan Manusia dipengaruhi
oleh banyak variabel seperti angka
partisipasi SD, angka partisipasi SMP,
persentase penduduk miskin, persentase
rumah tangga dengan akses air bersih, laju
pertumbuhan penduduk, angka melek huruf,
angka harapan hidup, dan tingkat partisipasi
angkatan kerja.
35
E. Hubungan Antar Variabel
1. Hubungan antata Tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap
Pembangunan Manusia, Kedua Variabel ini saling berkaitan karena jika
di amati ketika jumlah perkerja terserap dengan baik maka akan
meningkatkan taraf hidup sesorang jika taraf hidup seseorang meningkat
makan akan meningkatkan kualitas hidup nya yang secara langsung
dapat mengpengaruhi Pembangun Manusia.
2. Hubungan antata Investasi asing terhadap Pembangunan Manusia,
Kedua Variabel ini saling memiliki hubungan dimana Investasi asing
dapat membuat roda perekonomian suatu negara berjalan dengan baik,
Hal tersebut dapat mengpengaruhi pembangunan manusia dimana suatu
negara dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat nya.
F. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari
serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya
merupakan gambaran dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau
alternatif solusi dari masalah yang ditetapkan (Hamid, 2010).
36
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang
dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Diduga terdapat pengaruh antara variabel independen Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja, terhadap variabel dependen Pembangunan Manusia.
2. Diduga terdapat pengaruh antara variabel independen Investasi Asing
terhadap variabel dependen Pembangunan Manusia.
3. Diduga terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, dan Investasi Asing terhadap variabel
dependen Pembangunan Manusia.
Tingkat partisipasi
Angkatan kerja
Investasi asing
Pembangunan
manusia
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam sebuah penelirian diperlukan suatu batasan ruang lingkup
dengan tujuan agar subjek, objek dan waktu dari periode tidak melebihi dari
tujuan yang ingin dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengaruh, Tingkata partisipasi amgkatan kerja dan Investasi
Asing terhadap pembangunan manusia. Metode penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif dimaksudkan agar penelitian
yang dilakukan lebih bersifat objektif berdasarkan angka yang dihasilkan
kemudian dikaitkan dengan teori yang ada dan terbebas dari pengaruh
penilaian subjektif pribadi peneliti. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi data panel, data panel merupakan analisis yang
menggabungkan data cross section dengan data time series.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel
tidak bebas (Dependent Variabel) dan dua variabel bebas (Independent
Variabel). Dependent variabel adalah Pembangunan Manusia (Y).
Independent variabel terdiri dari: Tingkata partisipasi angkatan kerja (X1),
Investasi Asing (X2), Penelitan ini menggunakan studi populasi di wilayah
negara-negara di ASEAN tahun 2013-2017.
38
B. Metode Pengumpulan Data
Data kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder yang telah diolah dan dipublikasikan didalam berita resmi statistik
oleh World Bank. Data yang digunakan adalah gabungan dari data time
series dan cross section yang terdiri 10 negara ASEAN dan runtutan waktu
dari tahun 2013-2017. Data dibagi menjadi dua garis besar yaitu time-series
dan cross-section. Gabungan antara dua itu adalah data panel. Atau dapat
dikatakan, data panel merupakan data yang memiliki cross-sectional unit
yang sama dan dilakukan setiap waktu. (Gujarati, 2006) Manfaat dari
penggunaan data panel antara lain:
1. Estimasi data panel dapat mengambil heterogenitas dalam individu secara
eksplisit ke dalam model atau persamaan
2. Memberikan data yang lebih informatif, variabilitas, serta collinearity
yang lemah antar variabel.
3. Sesuai untuk mempelajari dinamika perubahan (dynamics of change)
kebebasan lebih banyak dan efisien.
4. Dapat memperkaya analisis empiris dengan cara-cara yang tidak mungkin
menggunakan data timeseries atau cross-section.
C. Metode Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif.
Analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan
masalah yang tekah terjadi pada masa lalu maupun masa sekarang atau saat
39
penelitian ini berlangsung. Terdapat ciri-ciri penelitian deskriptif yaitu
terdapat hubungan dengan keadaan yang terjadi pada saat itu, dapat
menguraikan satu variabel atau beberapa variabel yang diuraikan satu
persatu, tidak memanipulasi variabel atau tidak ada perlakuan (Ronny
Kountur, 2013). Pemilihan analisis pada penelitian ini didasarkan untuk
melihat kondisi yang terjadi pada beberapa tahun yang lalu serta
menjelaskan sebab dan fakta yang terjadi terhadap variabel yang diteliti.
1. Penentuan Model Analisis
Penelitian ini menggunakan data panel untuk mengolah data,
karena dengan menggunakan data panel terdapat beberapa kelebihan.
Menurut (Gujarati, 2013), keuntungan menggunakan data panel sebagai
erikut:
1. Dengan menggabungkan informasi dari data time series dan cross
section dapat mengatasi masalah yang timbul karena ada masalah
penghilangan variabel (omitted variable).
2. Dengan data panel yang menggabungkan antara time series dan
cross section, maka hasil yang didapatkan lebih akurat serta nilai
degrr of freedom akan lebih tinggi dan menghasilkan estimasi yang
lebih efisien.
3. Data panel lebih memberikan peluang observasi yang lebih banyak
dibandingkan metode lain, karena akan meminimalisasikan bias dan
mampu mengurangi kolinearitas antar variabel.
40
4. Data panel memungkinkan mempelajari lebih kompleks mengenai
perilaku yang ada dalam model sehingga pengujian data panel tidak
memerlukan uji asumsi klasik.
Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear berganda.
(multiple regression). Regresi dalam pengertian menurut Gujarati
(2013) ialah sebagai kajian terhadap ketergantungan satu variabel, yaitu
variabel tergantung terhadap satu atau lebih variabel lainnya atau yang
disebut sebagai variabel – variabel eksplanatori dengan tujuan untuk
membuat estimasi atau memprediksi rata – rata populasi atau nilai rata-
rata variabel tergantung dalam kaitannya dengan nilai – nilai yang
sudah diketahui dari variabel ekslanatorinya. Selanjutnya, meski
analisis regresi berkaitan dengan ketergantungan atau dependensi satu
variabel terhadap variabel-variabel lainnya hal tersebut tidak harus
menyiratkan sebab-akibat (causation).
Dalam regresi data panel terdapat model yang dapat digunakan.
Model tersebut antara lain: Pooled Least Square (PLS), Fixed Effects
Model (FEM), Random Effect Model (REM) (Gujarati, 2013):
a. Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pool Least Squares)/PLS
Yaitu teknik yang paling mudah dan sederhana dengan cara
mengasumsikan data gabungan yang ada. Model ini hanya
menggabungkan seluruh data time series dan cross section,
kemudian estimasi model dengan menggunakan metode Ordinary
Least Square (OLS). Hasil dari regresi ini dianggap berlaku untuk
41
semua objek pada semua waktu. Keuntungan penaksiran
menggunakan OLS yaitu data lebih banyak dan bervariasi,
heterogenitas individu atau kelompok secara eksplisit seperti model
lainnya tidak di eksploitasi (Effendi, 2014). Wing Wahyu Winarno
(2009) mengatakan bahwa pada metode OLS (Ordinary Least
Square) memiliki kekurangan, yaitu terletak pada ketidaksesuaian
model dengan keadan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling
berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda
pada kondisi objek pada waktu yang lain.
b. Pendekatan Effek Tetap (Fixed Effect Model)
Model yang dapat menunjukkan perbedaan konstan antar objek
meskipun dengan koefisien regresi yang sama. Model ini juga
memperhitungkan kemungkinan bahwa peneliti menghadapi
masalah omitted variables yang mungkin membawa perubahan pada
intercept time series atau cross section. Menurut Wing Wahyu
Winarno (2009) Model FEM dengan efek tetap maksudnya adalah
bahwa satu objek, memiliki konstan yang tetap besarnya untuk
berbagai periode waktu. Demikian pula dengan koefisien regresinya
yang besarnya tetap dari waktu ke waktu (time invariant).
c. Pendekatan Effek Acak (Random Effect Model)
Dengan menggunakan model ini, kita tidak dapat melihat
pengaruh dari berbagai karakteristik yang bersifat konstan dalam
42
waktu atau konstan di antara individual. Model ini mengestimasi
data panel dimana melibatkan hubungan eror term. Perbedaan
intersep diakomodasi oleh eror term masing-masing. Keuntungan
dari model ini yaitu menghilangkan heterokedasitas.
Rumusan model penelitian ini adalah sebagai berikut:
IPM𝑖j = β0+β1TPAK𝑖j+β2FDI𝑖j+ +𝜀𝑖j
Dimana :
IPMij = Indeks Pembangunan Manusia di negara ASEAN i pada
periode j
TPAKij = Tingkata partisipasi angkatan kerja di Negara ASEAN i
pada periode j
FDIij = Investasi Asing di Negara ASEAN i pada periode j
β0 = Intercept/Konstanta
β1, β2, = Koefisien regresi
𝜀 = error term
Untuk mengetahui model mana yang terbaik dalam penelitian
ini maka digunakan pengujian yang dinamakan Uji Chow dan Uji
Hausman.
a. Uji Chow
Untuk melihat model yang digunakan Pooled Least Square atau
Fixed Effect Model, dilihat dari nilai probabilitas yang dihasilkan
pada Uji Chow dengan hipotesis sebagai berikut :
43
H0 : Pooled Least Square Model
H1 : Fixed Effect Model
Kriteria:
• Jika nilai Prob. > α=5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak
• Jika nilai Prob. < α=5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima
b. Uji Hausman
Keputusan penggunaan Fixed Effect Model (FEM) atau Random
Effect Model (REM) dapat ditentukan dengan menggunakan
spesifikasi yang dikembangkan oleh Hausman. Spesifikasi ini
akan memberikan penilaian dengan menggunakan Chi-Square
Statistic sehingga keputusan pemilihan model akan dapat
ditentukan secara statistik. Pengujian ini dilakukan dengan
hipotesis sebagai berikut :
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Kriteria:
• Jika nilai Prob. > α=5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak
• Jika nilai Prob. < α=5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Setelah model penelitian diestimasi maka akan diperoleh nilai
dan besaran dari masing-masing parameter dalam model persamaan
di atas. Nilai parameter positif atau negatif selanjutnya akan
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
44
2. Estimasi Parameter
Estimasi adalah proses yang menggunakan sampel statistik untuk
menduga atau menaksir hubungan parameter populasi yang tidak
diketahui. Estimasi merupakan suatu pernyataan mengenai parameter
populasi yang diketahui berdasarkan populasi dari sampel, dalam hal
ini sampel random yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Jadi
dengan estimasi ini, keadaan parameter populasi dapat diketahui. Ciri-
ciri penduga yang baik adalah tidak bias (unbiased), efisien dan
konsisten (Hasan, 2017). Tedapat dua estimasi parameter dalam data
panel, yakni:
a. Ordinary Least Square (OLS)
Kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square) merupakan salah
satu metode bagian dari kuadrat terkecil dan sering hanya disebut
kuadrat terkecil saja. Metode ini sering digunakan oleh para ilmuwan
atau peneliti dalam proses penghitungan suatu persamaan regresi
sederhana. Dalam penggunaan regresi, terdapat beberapa asumsi
dasar yang dapat menghasilkan estimator linier tidak bias yang
terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat
terkecil biasa atau biasa dikenal dengan regresi OLS agar taksiran
koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linier Unbiased
Estimator).
Misalkan:
𝑌𝑖 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖 + 𝛽2𝑋2𝑖 + ⋯ + 𝛽𝑘𝑋𝑘𝑖 + 𝜀𝑖
45
Yang dapat secara ringkas ditulis dalam notasi matrik sebagai berikut:
Y = Xβ + ε
Dengan β adalah suatu vektor kolom k-unsur dari penaksir
parameter kuadratterkecil biasa dan ε adalah suatu vektor kolom n x
1 dari n residual (Gujarati, 1999). Variabel ε sangat memegang peran
dalam model ekonometrika, tetapi variabel ini tidak dapat diteliti dan
tidak pula tersedia informasi tentang bentuk distribusi
kemungkinannya. Di samping asumsi mengenai distribusi
probabilitasnya, beberapa asumsi lainnya khususnya tentang sifat
statistiknya perlu dibuat dalam menerapkan metode OLS (Rizki,
2011).
b. Generalized Least Square (GLS)
Menurut Greene (1997), penanggulangan kasus
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan estimasi melalui
pembobotan (weighted) yang dapat pula dikatakan sebagai kuadrat
terkecil yang diberlakukan secara umum atau disebut Generalized
Least Squares (GLS). Kasus heteroskedastisitas ini sering muncul
apabila data yang digunakan adalah cross-section. Gujarati (2003)
mengatakan bahwa untuk data panel, estimasi dengan Generalized
Least Squares (GLS) ini lebih baik dan konsisten dibandingkan
dengan metode OLS. Metode estimasi GLS mampus
memperhitungkan informasi secara explisit dan karenanya mampu
menghasilkan estimator yang BLUE. Penggunaan estimasi GLS
46
sudah memenuhi asumsi klasik, sehingga tidak diperlukan lagi uji
asumsi klasik pada estimasi GLS.
3. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel
independen secara individu terhadap variabel dependen dengan
variabel yang lain konstan. Untuk menguji pengaruh setiap variabel
independen tersebut, maka nilai t hitung harus dibandingkan dengan
t tabel. Untuk nilai t tabel dapat dieproleh dengan melihat tabel
distribusi untuk α = 0,05 dan derajat n – k. Maka dalam pengujian
ini dilakukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : βi ≠ 0 (Variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen).
Selain dengan menggunakan cara diatas, uji-t juga dapat dilakukan
dengan cara Quick Look, yaitu dengan melihat probability < 0,05
atau α = 5% dan jika nilai t-hitung lebih tinggi dari t-tabel yang
berarti menolak Ho dan menerima Ha dan sebaliknya. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel independen secara individual
mempengaruhi variabel dependennya dan sebaliknya (Kuncoro,
2003).
b. Pengujian Signifikansi Simultan (Uji F-Statistik)
47
Pengujian ini akan memperlihatkan hubungan atau pengaruh
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Maka dalam pengajuan ini dilakukan hipotesis sebagai
berikut :
1) Jika F-hitung < F tabel, maka H0 diterima yang berarti secara
bersama-sama variabel independen secara signifikan tidak
dipengaruhi variabel dependen.
2) Jika F-hitung > F tabel, maka H1 ditolak yang berarti secara
bersama-sama variabel independen secara signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
Selain dengan cara diatas, uji-F juga dapat dilakukan dengan cara
Quick Look, yaitu dengan melihat nilai probability dan derajat
kepercayaan yang ditentukan dalam penelitian atau melihat nilai F-
tabel dengan F-hitungnya. Jika nilai probabilty < 0,05 atau α = 5%
yang berarti menolak H0 dan menerima H1 dan sebaliknya. Hal ini
menunjukkanbahwa variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependennya dan sebaliknya (Kuncoro,
2003). Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat
secara simultan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai F
menurut tabel.
H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara
variabel Tingkata partisipasi angkatan kerja dan Investasi Asing (X1,
48
dan X2) terhadap Pembangunan Manusia (Y) di negara-negara
ASEAN
H1 : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel
Tingkata partisipasi angkatan kerja dan Investasi Asing (X1, dan X2
) terhadap pembangunan manusia (Y) di Negara-negara ASEAN
Kriteria Uji F:
• Jika nilai F hitung < nilai F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
• Jika nilai F hitung > nilai F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
c. Pengujian Goodness of Fit ( R2 )
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0
49
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisi Deskriptif
Penelitian ini menganalisis pengaruh pembangunan manusia, Tingkat
partisipasi angkatan kerja dan Investasi Asing pada negara-negara ASEAN
pada periode 2013 hingga 2017. Alat pengolah data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perangkat lunak (software) komputer Eviews 9 dengan
metode analisis regresi berganda. Maka dari itu perlu dilihat bagaimana
gambaran perkembangan secara umum dari pembangunan manusia, Tingkata
partisipasi angkatan kerja dan Investasi Asing.
1. Pembangunan Manusia
Pembangunan Manusia adalah indikator yang dapat melihatkan
perkembangan pembangunan manusia yang diukur melalui Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) secara representatif dan terukur.
Pengukuran indeks pembangunan manusia memiliki tujuan penting yaitu
untuk melihat perkembangan potensi suatu wilayah, keterampilan dan
kualitas sumber daya manusia untuk mencapai produktivitas yang tinggi.
IPM dihitung berdasarkan data yang dapat menggambarkan keempat
komponen, yaitu angka harapan hidup yang mengukur keberhasilan dalam
bidang kesehatan, angka melek huruf dan rata-rata lamanya bersekolah
yang mengukur keberhasilan dalam bidang pendidikan, dan kemampuan
daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari
50
rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan
yang mengukur keberhasilan dalam bidang pembangunan hidup yang
layak. Badan pusat statistik mengelompokkan status pembangunan
manusia bedasarkan IPM menjadi 4 kelompok dengan kriteria sebagai
berikut:
• Sangat Tinggi : IPM ≥ 80.
• Tinggi : 70 ≤ IPM < 80.
• Sedang : 60 ≤ IPM < 70.
• Rendah : IPM < 60.
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di negara ASEAN
memiliki kemajuan yang dari tahun ketahun di setiap negaranya. Hal ini
dikarenakan pemerintah negara-negara ASEAN cukup serius untuk
meningkatkan kuliatas hidup masyarakatnya. Itu di buktikan dari
kerjasama-kerjasama negara-negara ASEAN dalam bidang ekonomi agar
meningkat nya kualitas.
51
Tabel 4.1
Negara-Negara ASEAN Dengan Nilai IPM Tinggi Dan Sangat Tinggi
Sumber : World Bank
Tabel diatas merupakan negara-negara ASEAN yang memiliki nilai
IPM berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Negara Singapura
merupakan negara ASEAN dengan nilai IPM tertinggi sejak tahun 2013
hingga 2017. Namun negara Brunai memiliki pertumbuhan nilai IPM yang
cukup signifikan sejak tahun 2013 dengan nilai IPM 80 hingga mencapai
nilai 89 pada tahun 2017.
Tabel 4.2
Negara-Negara ASEAN Dengan Nilai IPM Rendah
Negara 2013 2014 2015 2016 2017
Myamar 52.9 56.4 56.9 57.4 57.8
Laos 53 58.6 59.3 59.8 60.1
Kamboja 50 54.6 57.1 58.6 59.9
Sumber : World Bank
Negara 2013 2014 2015 2016 2017
Singapura 91 92.8 92.9 93 93.2
Brunai 80 85.3 86.5 87.7 89.8
Malaysia 74 76 78 79.9 80.2
52
Tabel diatas merupakan negara-negara ASEAN yang memiliki nilai
IPM berada pada kategori rendah. Negara Kamboja merupakan negara
ASEAN dengan nilai IPM terendah sejak tahun 2013, namun. pada tahun
2017 negara Myanmar menjadi negara dengan nilai IPM terendah diantara
negara-negara ASEAN. Perkembangan nilai IPM di negara Myanmar,
Laos, dan Kamboja cenderung meningkat namun masih belum mencapai
kategori sedang.
2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Partisipasi kerja dapat diartikan sebagai keterlibatan atau
keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela dalam pekerjaan untuk
memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit satu jam (tidak
terputus) dalam seminggu yang lalu. Keterlibatan masyarakat dalam
pekerjaan itu dapat diukur melalui Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK).
Internatioanl Labour Organization mendefinisikan TPAK atau
Labor Force Participation Rate (LFPR) sebagai ukuran proporsi populasi
usia kerja suatu negara yang bergerak aktif di pasar tenaga kerja, baik
dengan bekerja atau mencari pekerjaan.
Tenaga Kerja merupakan salah satu fokus dari negara-negara
berkembang. Tingkat partisipasi angkatan kerja dapat menunjukan sebuah
53
negara memiliki tingkat kesejahteraan yang baik. Semakin tinggi Tingkat
partisipasi angkatan kerja maka sebuah negara akan memiliki peluang yang
lebih besar untuk mencapai kesejahteraan. Berikut merupakan data Tingkat
partisipasi angkatan kerja di ASEAN pada tahun 2013-2017.
Tabel 4.3
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di negara-negara ASEAN (dalam persen)
Negara 2013 2014 2015 2016 2017
Singapura 83.343 84.343 84.213 84.453 84.694
Laos 75.656 77.656 77.629 77.748 77.849
Vietnam 75.534 76.834 76.56 76.611 76.518
Sumber : World Bank
Tabel diatas merupakan negara-negara ASEAN yang memiliki nilai
TPAK 3 tertinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya . Negara
Singapura merupakan negara ASEAN dengan nilai TPAK dimana pada
tahun 2013 nilai TPAK mencapai 83,3 persen dan pada tahun 2017
mencapai nilai 84,4 persen. Kemudian negara Laos dan Vietnam memiliki
nilai TPAK yang hampir sama yakni masing-masing pada tahun 2017
adalah 77,8 persen dan 76,5 persen.
54
Tabel 4.4
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di negara-negara ASEAN (dalam
persen)
Negara 2013 2014 2015 2016 2017
Filiphina 60.325 60.458 60.558 60.852 61.214
Malaysia 60.325 62.325 62.11 62.31 62.519
Brunai 61.457 62.557 62.929 62.341 64.222
Sumber : World Bank
Tabel diatas merupakan negara-negara ASEAN yang memiliki nilai
TPAK 3 terendah diantara negara-negara ASEAN lainnya . Negara
Filipina, Malaysia, dan Brunai memiliki nilai TPAK yang cukup rendah
dimana nilai TPAK nya masih berada di bawah 70 persen.
3. Investasi asing
Investasi asing merupakan salah satu alat untuk mempercepat
pembangunan di suatu wilayah. Salah satu alasan utama mengapa sebuah
negara membutuhkan investor asing adalah daya konsumsi masyarakat serta
tren ekspor yang masih rendah. Infrastruktur kawasan industri dan sektor
penunjang ekonomi tentu saja bisa menghabiskan anggaran yang
besar.Sedangkan, jika suatu negara belum memiliki tabungan yang cukup
untuk mendanai pembangunan tersebut dari kantong sendiri. Dengan begitu,
pembangunan tidak bisa bertumpu pada investasi dalam negeri saja.Investor
asing yang menanamkan modal dengan cara membangun perusahaan atau
55
pabrik di suatu negara tertentu diharapkan dapat mempercepat
perekonomian. Aliran modal asing yang masuk dapat menggerakkan roda
perekonomian dan meningkatkan pendapatan negara. Dari 10 negara
ASEAN memiliki tren Investasi asing yang berbeda beda.
Tabel 4.5
Negara-Negara ASEAN dengan Nilai Investasi Tertinggi (dalam US$)
Negara 2013 2014 2015 2016 2017
Singapur 68.542.538.212 69.542.538.312 69.542.538.312 74.235.027.404 63.633.434.111
Indonesia 22.120.732.059 25.120.732.059 19.779.127.976 20.464.583.219 21.464.553.719
Vietnam 9.000.000.000 9.200.000.000 11,800,000.000 12.600.000.000 14.100.000.000
Sumber : World Bank
Tabel diatas merupakan negara-negara ASEAN yang memiliki nilai
investasi tertinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya. Negara
Singapura merupakan negara di ASEAN dengan nilai investasi tertinggi
dimana pada tahun 2017 nilai investasi mencapai mencapai 63.633.434.111
US$.
Pada 5 tahun terakhir investasi asing di negara ASEAN memiliki
tren yang berbeda-beda, kondisi investasi di negara singapura dan Indonesia
mengalami fluktuasi naik turun. Sementara di Negara Vietnam kondisi
investasi mengalami peningkatan secara konstan.
56
B. Penentuan Model
Pada bagian ini akan ditentukan model mana yang paling tepat untuk
penelitian ini dengan melakukan uji chow dan uji hausman:
1. Hasil Uji Chow
Untuk melihat model yang digunakan Pooled Least Square atau Fixed
Effect Model, dilihat dari nilai probabilitas yang dihasilkan pada Uji Chow
dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Pooled Least Square Model
H1 : Fixed Effect Model
Kriteria:
• Jika nilai Prob. > α=5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak
• Jika nilai Prob. < α=5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Uji ini dilakukan untuk menentukan metode estimasi terbaik antara
metode fixed effect, random effect atau common effect untuk mengestimasi
data penelitian. Pada software eviews jika nilai probabilitas untuk cross-
section F pada uji regresi dengan pendekatan fixed effect lebih dari 0,05
(tingkat signifikansi atau α = 5%) maka model yang terpilih adalah common
effect, tetapi jika nilainya kurang dari 0,05 maka model yang terpilih adalah
fixed effect. Hasil uji chow pada penelitian ini menunjukkan, bahwa nilai
probabilitas cross-section F nya sebesar 0,0000 yang nilainya kurang dari
0,05 sehingga dalam penelitian ini model estimasi fixed effect yang tepat
untuk digunakan.
2. Hasil Uji Hausman
57
Setelah melakukan uji chow, selanjutnya adalah melakukan uji
hausman untuk memastikan metode estimasi yang tepat.
Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 : Random Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
Kriteria:
• Jika nilai Prob. > α=5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak
• Jika nilai Prob. < α=5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Pada software eviews jika nilai probabilitas untuk cross-section
random pada uji regresi dengan pendekatan random effect lebih dari 0,05
(tingkat signifikansi atau α = 5%) maka model yang terpilih adalah random
effect, tetapi jika nilainya kurang dari 0,05 maka model yang terpilih adalah
fixed effect. Hasil uji chow pada penelitian ini menunjukkan, bahwa nilai
probabilitas cross-section randomnya sebesar 0,0000 yang nilainya kurang
dari 0,05 sehingga dalam penelitian ini model estimasi fixed effect yang
tepat untuk digunakan.
C. Interpretasi Data
1. Uji Statistik
Pengujian statistik dilakukan untuk mengetahui apakah model
penelitian sudah bagus atau belum secara statisitk. Terdapat beberapa
pengujian dalam uji hipotesis ini, diantaranya adalah uji koefisien
determinasi (R2), uji F statistik, serta uji t statistik. Model yang
58
digunakan dalam estimasi penelitian ini adalah Fixed Effect. Uji statistik
dalam penelitian ini menggunakan software eviews, maka hasilnya
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Estimasi Data Panel
Variabel Koefisien Prob.
C - 1.356142 0.0002
(LN) FDI 0.015925 0.0333
( TPAK 0.024834 0.0000
Fixed Effect (cross)
_Indonesia__C 0.096427 -1.259715
_Brunai__C 0.311037 -1.045105
_Kamboja__C -0.065734 -1.421876
_Malaysia__C 0.227018 -1.129124
_Thailand__C 0.053783 -1.302359
_Laos__C -0.312560 -1.668702
_Singapur__C -0.206716 -1.562858
_Vietnam__C -0.233062 -1.589204
_Myanmar__C -0.043638 -1.39978
_Filiphina__C 0.173444 -1.182698
(
59
Variabel Koefisien Prob.
R-squared 0.982564
Adjusted R-squared 0. 977517
F-statistic 194.6759
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Hasil Olah Data Eviews 9
a. Apabila nilai masing-masing variabel Tingkat partisipasi angkatan kerja,
dan Investasi asing pada model adalah 0, maka nilai pembangunan manusia
Indonesia sebesar -1.25%
b. Apabila nilai masing-masing variabel Tingkat partisipasi angkatan kerja,
dan Investasi asing pada model adalah 0, maka nilai pembangunan manusia
Brunai sebesar -1.04%
c. Apabila nilai masing-masing variabel Tingkat partisipasi angkatan kerja,
dan Investasi asing pada model adalah 0, maka nilai pembangunan manusia
Kamboja sebesar -1.42%
d. Apabila nilai masing-masing variabel Tingkat partisipasi angkatan kerja,
dan Investasi asing pada model adalah 0, maka nilai pembangunan manusia
Malaysia sebesar -1.12%
e