Post on 03-Nov-2020
71
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi
Volume XIII, No. 1 (April 2019): 71-86
ISSN: 1978-1180
© 2019 The Authors. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
Analisis Pengaruh Iklan Online Terhadap Pembelian Impulsif pada Mahasiswa Di Kabupaten Sleman
(Studi Kasus Toko Online Lazada)
*Rade Lesmana Sinamo1, Edi Santosa2
Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Immanuel
Corresponding author: *sikontangsinamorade@yahoo.co.id
Abstract
This study aims to determine the profile of respondents who visited and bought from Lazada's online store, identified the influence of Lazada's online advertising influence on purchases impulsively on students in Sleman Regency and the extent of impulsive buying rates in students in Sleman Regency, and to find out if there are differences in the tendency of impulsive purchases for students in Sleman Regency according to gender, age, income level and education level. This study found that the highest percentage of consumers who visited and purchased products from Lazada's online store were 56% female, aged 19-25 years 97%, 86% undergraduate education, and Rp. 2,000,000.00, - up to Rp. 000,000.00, - as much as 39%. The results of a simple regression test indicate that the factor variables that influence purchasing have a relationship to the impulsive purchasing tendency variable. Based on the chi-square analysis shows that Hi and H0 in gender, age, level of education and income level lead to differences in the level of impulsive tendencies in students in Sleman Regency.
Keywords: online advertising, impulsive buying
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil responden yang mengunjungi dan membeli dari toko online Lazada, mengidentifikasi adanya pengaruh daya tarik iklan online Lazada terhadap pembelian secara impulsif pada mahasiswa di Kabupaten Sleman dan
sejauh mana tingkat pembelian impulsif pada mahasiswa di kabupaten Sleman, serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan kecenderungan pembelian secara impulsif bagi mahasiswa di Kabupaten Sleman menurut jenis kelamin, usia, tingkat pendapatan dan
jenjang pendidikan. Studi ini menemukan bahwa persentase tertinggi konsumen yang mengunjungi dan membeli produk dari toko online Lazada adalah perempuan sebanyak 56%, usia 19-25 tahun sebanyak 97%, pendidikan S1 86%, dan berpendapatan Rp
2.000.000,00,- sampai dengan Rp3.000.000,00,- sebanyak 39%. Hasil uji regresi sederhana menunjukkan variabel faktor yang memengaruhi pembelian mempunyai hubungan terhadap variabel kecenderungan pembelian secara impulsif. Berdasarkan
analisis chi-square menunjukkan bahwa Hi dan H0 pada jenis kelamin, usia, jenjang pendidikan dan tingkat pendapatan menimbulkan perbedaan tingkat kecenderungan impulsif pada mahasiswa di Kabupaten Sleman.
Kata kunci: iklan online, pembelian impulsif
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
72 | © 2019 The Authors. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
Pendahuluan
Globalisasi perekonomian merupakan
suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas
suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan
semakin erat. Dalam sejarahnya, transaksi jual beli
di Indonesia pada zaman dahulu adalah
dengan menggunakan sistem barter, dimana pembeli dan penjual saling bertukar barang sesuai dengan kebutuhan mereka, kemudian dilakukan secara
konvensional, yaitu penjual dan pembeli bertemu secara langsung untuk melakukan transaksi.
Semakin berkembangnya teknologi seperti sekarang ini melakukan transaksi dapat dilakukan dengan mudahnya apalagi
ditambah dengan adanya internet, sehingga penjual dan pembeli semakin mudah untuk melakukan transaksi jual
beli. Perkembangan teknologi yang begitu pesat terutama internet membawa dampak yang besar bagi segala aspek, tidak
terkecuali perkembangan dunia bisnis dan pemasaran.
Hingga pada tahun 2017 jumlah
pengguna internet di Indonesia telah mencapai 143, 26 juta pengguna (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia).
Di dunia internet ada banyak sekali laman yang menawarkan jasa jual beli dengan berbagai macam keunggulan yang dimiliki,
sehingga konsumen memiliki banyak pilihan.
Lazada.co.id merupakan salah satu
pusat belanja online yang hadir dengan konsep produk yang lengkap dan kemudahan belanja online pesan antar.
Melalui berbagai macam jenis kegiatan periklanan yang dilakukan oleh Lazada menyebabkan masyarakat tertarik untuk melihat dan membeli produk-produk dari
Lazada. Iklan digunakan untuk mempromosikan produk yang dijual dalam
toko online tersebut. Iklan adalah suatu bentuk presentasi
dan promosi non-pribadi ide, barang atau
jasa melalui berbegai media masa, seperti surat kabar, majalah, televisi, atau radio dengan sponsor yang terindentifikasi
(Philip Kotler 1999:793). Salah satu jenis iklan yang paling sering digunakan oleh lazada dalam menawarkan produknya
adalah iklan online google adsense. Google adsense adalah program kerja sama periklanan melalui media internet yang
diselenggarakan oleh Google. Melalui periklanan adsense, para
pengguna internet dapat melihat dan mengunjungi situs Lazada dan membeli
barang dari Lazada. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pembelian secara impulsif.
Pembelian impulsif adalah keputusan yang tidak terencana untuk membeli produk atau layanan, yang dibuat sebelum
melakukan pembelian (Wikipedia.com). Orang yang cenderung melakukan pembelian seperti itu disebut sebagai
pembeli impuls. Menurut Semuel (dalam, Lestari
2014: 24) sebagian orang menganggap
kegiatan belanja dapat menjadi alat untuk menghilangkan stress, menghabiskan uang dapat mengubah suasana hati
seseorang berubah secara signifikan, dengan kata lain uang adalah sumber kekuatan.
Seseorang akan merasa berkuasa ketika mereka mampu menghabiskan uang. Lebih banyak barang yang
diinginkan untuk dibeli merupakan barang-barang yang dibeli secara tidak terencana (produk impulsif), dan kebanyakan
pelanggan barang-barang tersebut tidak diperlukan.
Kegiatan iklan yang dilakukan oleh
Lazada melalui media online dalam mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian secara impulsif sangat menarik minat bagi penulis.
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
73 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
Tinjauan Literatur dan Hipotesis
Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain (Kotler 2003:8). Secara umum manajemen pemasaran memiliki tiga tugas pokok, yaitu:
1. Mempersiapkan rencana atau strategi umum bagi perusahaan.
2. Melaksanakan rencana tersebut.
3. Mengadakan evaluasi, menganalisa dan mengawasi rencana tersebut dalam operasinya.
Perilaku Konsumen
Tujuan kegiatan pemasaran adalah untuk mempengaruhi pembeli untuk
bersedia membeli barang dan jasa pada saat mereka membutuhkan. Hal ini sangat penting dalam pemasaran untuk
mengetahui “mengapa” dan “bagaimana” tingkah laku konsumen tersebut sehingga perusahaan dapat mengembangkan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produknya dengan lebih baik.
Menurut Engel et al yang dikutip dari Etta
dan Sopiah; “Perilaku konsumen adalah
tindakan yang langsung terlibat dalam
pemerolehan, pengonsumsian, dan penghabisan produk/jasa, termasuk proses yang mendahului dan
menyusul tindakan ini” (Etta dan Sopiah, 2013:7).
Periklanan
Pada dasarnya periklanan merupakan salah satu bentuk khusus
komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Perikalanan harus mampu membujuk konsumen supaya berperilaku
sedemikian rupa sesuai dengan strategi
pemasaran perusahaan untuk mendapatkan penjualan dan keuntungan.
Periklanan juga dipandang sebagai salah satu media yang paling efektif dalam mengkomunikasikan suatu produk barang
atau jasa.
Adapun pengertian Periklanan menurut Swastha adalah;
“Periklanan merupakan bentuk promosi non pribadi tentang ide barang, dan jasa yang
dibayar oleh sponsor tertentu” (Swastha 2008:350).
Adapun pengertian periklanan
menurut Djaslim Saladin adalah; “Periklanan adalah semua bentuk penyajian yang sifatnya nonpersonal, dan promosi ide-
ide, promosi barang-barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor”.
Berdasarkan pendapat dari para ahli tentang definisi iklan diatas maka dapat disimpulkan iklan merupakan suatu bentuk
komunikasi nonpersonal mengenai suatu barang atau jasa maupun ide sponsor tertentu yang dikeluarkan hanya untuk
kegiatan tersebut. Dalam praktiknya periklanan memiliki
banyak fungsi yang sangat baik bagi
perusahaan. Menurut Lee dan Johnson ada tiga fungsi periklanan, taitu sebagai berikut:
1. Fungsi iklan yang pertama yaitu memberi informasi dan mengkomunikasikan produk, ciri-ciri,
dan lokasi penjualnya. 2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi
persuasif yang mencoba membujuk
para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau
perusahaan tersebut.
Fungsi selanjutnya adalah pengingat dimana konsumen dibuat mengingat
secara terus menerus tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap memilih produk yang diiklankan tanpa
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
74 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
memperdulikan produk pesaingnya, (Lee dan Johnson, 2007:10-11).
Online Shop
Online Shopping (E-Commerce)
adalah istilah umum untuk proses jual-beli yang didukung oleh cara-cara elektronik. Toko online juga dapat diartikan sebagai
toko yang mempresentasikan suatu produk atau jasa melalui media internet. Jika ada toko online, tentu juga ada toko riil atau
toko yang memiliki bentuk fisik, dimana pembeli dapat berinteraksi dengan penjual secara langsung. Berikut adalah Tabel 1
perbedaan toko online dan tan toko fisik (Rakhmat, 2018:3).
Dari penjelasan di atas, maka dapat
diartikan bahwa pada toko online antara
penjual dan pembeli tidak berinteraksi secara riil, tetapi mereka berkomunikasi melalui media elektrik. Saat ini online shop
semakin digemari dalam melakukan perbelanjaan dibanding dengan cara lama seperti harus datang ke toko dan menyita
banyak sekali waktu dan tenaga.
Berikut keuntungan toko online bagi pembeli yang di sebut oleh Juju (2010:7).
1. Menghemat biaya, apalagi jika barang yang dibeli hanya ada di luar kota. Pembeli tidak harus mengeluarkan
biaya lebih untuk mencari barang tersebut di luar kota.
2. Barang bisa langsung diantar ke rumah.
3. Pembayaran dilakukan secara transfer, maka pembayaran akan lebih aman.
4. Harga yang lebih bersaing.
Keuntungan toko online bagi penjual adalah sebagai berikut: 1. Jangkauan pasar yang lebih luas.
Dengan toko online, selain bisa menjual barang di lokasi nyata, penjual juga bisa menjual barang secara online
ke seluruh tempat yang ada di Indonesia bahkan hingga ke luar negeri.
2. Bagi penjual yang tidak memiliki bangunan fisik berupa toko, tentu akan lebih menghemat biaya, sebab barang
yang dijual hanya perlu dipajang di
toko online saja. 3. Tidak memerlukan banyak karyawan. 4. Bisa menjual barang sesuai dengan
kebutuhan. 5. Informasi barang yang dijual bisa lebih
banyak, sehingga pembeli atau
konsumen memiliki gambaran mengenai barang yang hendak dibeli.
Pembelian Impulsif
Kemajuan teknologi saat ini yang
semakin canggih membuat kita tidak perlu lagi pergi ke toko untuk membeli barang,
Tabel 1. Perbedaan Toko online dan Toko Fisik
Item Toko Online Toko Fisik
Penjual Memiliki penjual Memiliki penjual
Pembeli Memiliki pembeli Memiliki pembeli
Alat tukar/uang Metode transfer Uang fisik
Uang elektronik Debit card
Komunikasi
Penjual dan pembeli
berinteraksi langsung
Chatting
Thelepone
SMS
Media Internet Suara, gerakan
Produk/Jasa Berupa Gambar Dapat dilihat langsung
Sumber: Bisnis Online
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
75 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
akan tetapi dapat dilakukan secara online. Ketika membuka situs online shop melalui
website ataupun media sosial, tiba-tiba muncul keinginan untuk membeli. Dan kemudian mencari informasi dari penjual
akhirnya membeli barang, seperti pakaian, tas, sepatu, dan lain-lain. Inilah yang biasa disebut sebagai pembelian impulsif,
dimana seseorang sering kali membeli produk tanpa perencanaan terlebih dahulu.
Adapun pembelian impulsif menurut
Hirschman dan Stern adalah “Pembelian impulsif adalah kecenderungan untuk melakukan pembelian secara spontan,
tidak terefleksi, terburu-buru, dan didorong oleh aspek psikologis emosional terhadap suatu produk serta tergoda oleh persuasi dari pemasar”, (dalam Ujang
Sumarwan, 2011:163). Adapun pembelian impulsif menurut
Engel dan Blackwell adalah “Unplaned
buying adalah suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan terlebih sebelumnya atau keputusan pembelian
dilakukan pada saat berada di dalam toko”, (dalam Despri dan Citra 2015:3).
Dari penjelasan para ahli di atas
maka dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif adalah suatu tindakan yang dibuat tanpa terencana sebelumnya dalam
melakukan pembelian. Ada empat karakteristik yang dapat mengukur perilaku pembelian impulsif yang meliputi
spontanitas, kekuatan pembelian, kebahagiaan dan stimulus, dan ketidakpedulian akan akibat yang dimana
ke empat kategori ini akan dijadikan sebagai indikator pada skala pembelian impulsif. Rook menjelaskan empat
karakteristik pembelian impulsif tersebut sebagai berikut: 1. Spontanitas. Hal ini muncul secara
spontan dan menyuruh konsumen unutk membeli produk sekarang.
2. Kekuatan pembelian, konsumen ingin
untuk segera bertindak. 3. Kebahagiaan dan stimulasi, yaitu
dorongan membeli pada konsumen merupakan sumber kebahagiaan
pribadi.
4. Ketidakpedulian akan akibat, tidak memikirkan atau menilai terlebih
dahulu mengenai produk.
Faktor demografi berpengaruh dalam proses pembelian impulsif, seperti faktor
jenis kelamin, faktor usia, penghasilan dan pendidikan, seperti dijelaskan sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin Dalam kaitannya dengan gender atau
jenis kelamin, beberapa penelitian
menunjukkan diantara wanita dan pria, bahwa wanita lebih terpengaruh oleh alasan emosionalnya, sementara pria lebih
dipengaruhi oleh alasan fungsi instrumen (Kacen & Lee, 2002:164), sehingga wanita lebih dapat dikategorikan sebagai pembeli impulsif (Mai et al., 2003:18; Coley D
Burgess, 2003:286). Walaupun demikian beberapa
penelitian justru memperlihatkan adanya
penemuan yang berbeda, yakni wanita terbukti memiliki pembelian yang terencana (sejak dari rumah) dan pria lebih
ter kategori sebagai pembeli impulsif (Mai et al., 2003:19).
b. Usia
Beberapa penelitian memperlihatkan fakta bahwa semakin tua usia seseorang (batasnya adalah 35 tahun dalam dua
penelitian), maka semakin kurang impulsif pembeliannya karena mereka lebih teliti dalam menilai dan melakukan pembelian
(Kacen & Lee, 2002:164; Mai, 2003:19). Namun demikian penelitian lain menunjukkan bahwa semakin tinggi usia
seseorang makan semakin tinggi tingkat perilaku pembelian impulsifnya.
Hal ini terjadi karena mereka yang
sudah berusia 25 tahun ke atas sudah memiliki penghasilan, sehingga apabila melihat produk yang lucu, dan menarik
perhatian, maka mereka akan membelinya (Fransisca 2012:14).
c. Penghasilan Mereka yang memiliki penghasilan
yang lebih tinggi terbukti lebih impulsif dibandingkan dengan mereka yang
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
76 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
penghasilannya lebih rendah (Mai et al., 2003:20). Hal ini bisa dikatakan logis
karena pembelian impulsif akan sangat erat kaitannya dengan yang yang dimiliki seseorang.
Data dan Metode Penelitian
Untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pembelian impulsif pada mahasiswa terhadap toko online Lazada melalui iklan yang di tayangkan melalui
media online, maka peneliti melakukan analisis data jawaban responden. Data diperoleh dari jawaban-jawaban atas
pertanyaan dalam kueisioner yang dibagikan kepada 100 responden yang pernah berbelanja di toko online Lazada.
Kuesioner dibagikan kepada
responden pada tanggal 1 Juni sampai 8 Juni 2018 di daerah Kabupaten Sleman. Adapun kueisioner yang dibagikan kepada
konsumen terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Pertanyaan secara umum Pertanyaan umum ini dimaksudkan
untuk mengetahui karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, dan tingkat pendapatan.
2. Pertanyaan secara khusus Pertanyaan secara khusus ini
dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan pelanggan terhadap pembelian secara impulsif yang diteliti.
Pertanyaan khusus dibagi menjadi dua bagian, yaitu: faktor yang mempengaruhi pembelian, dan
kecenderungan pembelian secara impulsif.
I. Pengujian Instrumen
Uji instrumen penelitian memegang peranan penting dalam penelitian ini karena kualitas data yang digunakan
dalam banyak hal ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan. Data-data yang dikumpulkan dari responden harus
benar-benar memiliki kualitas yang baik agar hasil penelitian obyektif. Oleh karena itu data-data tersebut harus melalui uji
instrumen, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui ketetapan dan tingkat kestabilan kueisioner sebagai alat pengukur yang dibutuhkan dalam
pengukuran variabel independen dan
Tabel 2. Hasil Uji Validitas
I. Variabel 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan
II. FP 1 0, 487 0, 361 Valid
III. FP 2 0, 470 0, 361 Valid
IV. FP 3 0,722 0, 361 Valid
V. FP 4 0,379 0, 361 Valid
VI. FP 5 0,653 0, 361 Valid
VII. FP 6 0,507 0, 361 Valid
VIII. FP 7 0,732 0, 361 Valid
IX. FP 8 0,672 0, 361 Valid
X. FP 9 0,647 0, 361 Valid
XI. Variabel 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan
XII. KI 1 0,862 0,361 Valid
XIII. KI 2 0,647 0,361 Valid
XIV. KI 3 0,693 0,361 Valid
XV. KI 4 0,705 0,361 Valid
XVI. KI 5 0,490 0,361 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
77 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
variabel dependen. Jumlah responden yang digunakan dalam uji instrumen
sebanyak 30 responden.
Uji Validitas
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kueisioner. Kueisioner dinyatakan valid jika pertanyaan yang diajukan mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur, oleh karena itu sebelum digunakan dalam penelitian, kueisioner ini harus diuji
terlebih dahulu secara cermat suatu alat ukur ini melakukan fungsinya atau validitasnya. Secara operasional apakah
kueisioner betul-betul mengungkapkan tingkat validitas dari populasi penelitian. Teknik korelasi yang dipakai adalah
product moment coefficient corelation (Simamora, 2002:62).
𝑟𝑥𝑦=
𝑁(∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
√[𝑁 ∑𝑥2−(∑𝑥)2][𝑁 ∑𝑦2−(∑𝑦)2]
Keterangan
𝑟𝑥𝑦=Koefisien korelasi antara item
bernomor ganjil dengan item bernomor genap
𝑁= Jumlah responden
𝑋= skor pertanyaan (pernyataan) nomor tertentu
𝑌= skor total dari variabel
X= skor pertanyaan (pernyataan) tertentu dikalikan skor total
Pengujian dilakukan dengan membandingkan skor 𝑟𝑥𝑦 terhadap 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
pada tingkat signifikansi α=0,05.
Kriteria pengujian:
a. Bila 𝒓𝒙𝒚 ≥ 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍, maka pernyataan
tersebut terbukti valid
b. b. Bila 𝒓𝒙𝒚 < 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍, maka pernyataan
tersebut tidak terbukti valid
Dari Pengujian validitas pada Tabel 2 yaitu pada tingkat faktor yang mempengaruhi pembelian dan
kecenderungan pembelian secara impulsif, maka adapun yang menjadi kesimpulan pada pengujian untuk tingkat kepentingan
yang terdiri dari 10 butir pertanyaan. Hasil dari uji validitas dengan melihat
Person Correlation yang didapat dengan
menggunakan SPSS, maka dapat dibuktikan bahwa hasil dari kesepuluh pertanyaan tersebut yang dibagikan kepada 30 responden dinyatakan valid.
Dikatakan Valid karena nilai Pada R hitung lebih besar dari pada nilai R tabel (kritis), dimana df=N-2 (df=30-2=28) dan angka
28 pada signifikan 0,05, yaitu 0,361.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana tingkat kepercayaan atau keandalan
alat ukur dalam mengukur objek penelitian. Tingkat reliabilitas dikatakan tinggi jika indeks reliabilitas menunjukkan
nilai. Dalam penelitian ini digunakan teknik belah dua yaitu dengan mengkorelasikan antara item bernomor ganjil dengan item
bernomor genap, kemudian dicari dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦=
𝑁(∑ 𝑥𝑦)−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
√[𝑁 ∑𝑥2−(∑𝑥)2][𝑁 ∑𝑦2−(∑𝑦)2]
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan
XVII. FP 0.837 0,361 Reliabel
XVIII. KI 0,753 0,361 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah, 2018
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
78 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
Keterangan
𝑟𝑥𝑦=Koefisien korelasi antara item
bernomor ganjil dengan item bernomor genap
𝑁= Jumlah responden
𝑋= skor pertanyaan (pernyataan) nomor tertentu
𝑌= skor total dari variabel
Xy=skor pertanyaan (pernyataan) tertentu dikalikan skor total
Setelah dimasukkan ke dalam rumus korelasi Sperman Brown Prophency
(Sumanto, 2014:73) sebagai berikut: Keterangan
𝒓𝒙𝒚= Koefisien korelasi
𝒓= Koefisien korelasi product moment Pengujian dilakukan dengan
membandingkan skor 𝒓𝒙𝒚 terhadap 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍
pada tingkat signifikansi α=0,05.
Kriteria pengujian:
a. Bila 𝒓𝒙𝒚 ≥ 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍, maka pernyataan
tersebut terbukti reliabel
b. Bila 𝒓𝒙𝒚 < 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍, maka pernyataan
tersebut tidak terbukti reliabel
II. Hasil dan Diskusi I I I .
IV. Analisis Persentase
Dari hasil pengumpulan data diperoleh informasi tentang karakteristik responden sebagai berikut:
Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari Tabel 4 diketahui bahwa
klasifikasi terbesar dari jenis kelamin
adalah perempuan sebanyak 56 responden (56%) sedangkan laki-laki sebanyak 44
responden (44%). Artinya responden yang paling banyak menggunakan toko online Lazada untuk berbelanja adalah wanita.
Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia
Dari Tabel 5 diketahui bahwa responden dengan kelompok usia yang
paling banyak berbelanja di toko online Lazada di Kabupaten Sleman berada pada usia 18-25 tahun yakni 97 responden
(97%), kemudian berusia 26-33 tahun yakni 2 responden (2%), dan yang paling
𝑟𝑥𝑦 =2𝑅
1 + 𝑅
Tabel 4. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 44 44%
Perempuan 56 56%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Tabel 5. Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
17 tahun - -
18-25 tahun 97 97%
26-33 tahun 2 2%
34-41 tahun 1 1%
42 tahun - -
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
79 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
sedikit berusia 34-41 tahun yakni 1 responden (1%). Artinya kelompok usia yang paling banyak berbelanja di toko
online Lazada di Kabupaten Sleman adalah usia 18-25 tahun.
Klasifikasi Berdasarkan Pendidikan
Dari Tabel 6, diketahui bahwa responden yang paling banyak berbelanja
di Toko online Lazada di Kabupaten Sleman yang sedang menempuh pendidikan S1 yakni sebanyak 86
responden (86%), kemudian yang sedang menempuh pendidikan D3 sebanyak 11 responden (11%), kemudian yang sedang
menempuh pendidikan S2 sebanyak 2 responden (2%). Paling sedikit yaitu yang sedang menempuh pendidikan S3
sebanyak 1 responden (1%). Artinya yang paling banyak berbelanja di toko online Lazada di Kabupaten Sleman adalah responden yang sedang menempuh
pendidkan S1.
Klasifikasi Responden Berdasarkan
Pendapatan
Dari Tabel 7 diketahui bahwa sebagian besar responden toko online Lazada di Kabupaten Sleman
berpendapatan Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 sebanyak 39 responden (39%), kemudian berpendapatan <Rp 1.000.000
sebanyak 27 responden (27%), kemudian berpendapatan Rp. 1.000.000-Rp 2.000.000 sebanyak 22 responden (22%)
kemudian berpendapatan Rp 3.000.000-Rp 4.000.000 sebanyak 12 responden (12%). Artinya responden yang paling banyak
berbelanja di toko online Lazada di Kabupaten Sleman berpendapatan Rp. 2.000.000-Rp 3.000.000.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Dari Gambar 1 dapat diketahui
bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka terdistribusi dengan
normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase
D 3 11 11%
S 1 86 86%
S 2 2 2%
S 3 1 1%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah 2018
Tabel 7. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan Jumlah Persentase
<Rp 1.000.000 27 27%
Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 22 22%
Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 39 39%
Rp 3.000.000-Rp 4.000.000 12 12%
>Rp 4.000.000 - -
Jumlah 100% 100%
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
80 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
Uji Heteroskedastisitas
Gambar 2 hasil uji
heterokedastisitas menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar ke atas dan bawah 0 pada
sumbu Y, maka dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas pada hasil penelitian.
Analisis Regresi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap pembelian secara impulsif. Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel dapat digunakan rumus sebagai berikut (Sugiono, 2014:270).
Rumus regresi sederhana:
Y= α + bX Keterangan : Y = variabel dependen α = konstanta (intercept)
b = koefisien regresi X = variabel independen
Nilai konstanta sebesar 15,427 berarti
menunjukkan bahwa apabila variabel independen (faktor pembelian) bernilai nol, maka nilai variabel kecenderungan
pembelian impulsif akan sebesar 15,427.
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Y= 15,427 + 0,116X
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
81 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
Koefisien regresi (b) dari variabel faktor pembelian (X) sebesar 0,116, berarti
besarnya kenaikan satu satuan faktor pembelian (X) akan berhubungan dengan kenaikan variabel
kecenderungan pembelian impulsif (Y) sebesar 15,427.
Analisis Chi-Square
Untuk menguji hipotesis, digunakan analisis chi square, yaitu:
𝑿𝟐 = ∑(𝒇𝒐−𝒇𝒉)𝟐
𝒇𝒉
Keterangan:
𝑋2 = Kuadrat Chi-Square fo = frekuensi yang diamati
fh = frekuensi yang diharapkan.
Frekuensi yang diharapkan (fh) dapat dihitung dengan rumus:
Fh=Total Baris
N
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian
ini adalah: H0= Diduga perbedaan jenis kelamin,
usia, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan tidak menimbulkan perbedaan kecenderungan pembelian impulsif dari pengaruh iklan online
pada mahasiswa di Kabupaten Sleman. Hi= Diduga perbedaan jenis kelamin,
usia, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dapat menimbulkan perbedaan kecenderungan pembelian
impulsif dari pengaruh iklan online pada mahasiswa di Kabupaten Sleman.
Tabel 8. Frekuensi Yang diamati (fo) Kecenderungan Pembelian Secara Impulsif Berdasarkan Jenis Kelamin
JK Kecenderungan Pembelian Impulsif
XIX. Jumlah STS TS RR S SS
Laki-laki A
0,0 1,0 8,0 29,0 5,0 43
Perempuan 2,0 1,0 14,0 30,0 10,0 57
Laki-laki B
0,0 1,0 11,0 25,0 6,0 43
Perempuan 0,0 1,0 13,0 37,0 6,0 57
Laki-laki C
0,0 1,0 3,0 32,0 7,0 43
Perempuan 0,0 1,0 8,0 38,0 10,0 57
Laki-laki D
0,0 0,0 8,0 25,0 10,0 43
Perempuan 0,0 1,0 6,0 34,0 16,0 57
Laki-laki E
0,0 1,0 9,0 22,0 11,0 43
Perempuan 0,0 1,0 17,0 28,0 11,0 57
Jumlah 2,0 9,0 97,0 300,0 92,0 500
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Tabel 9. Rata-Rata Frekuensi Yang diamati (fo) Kecenderungan Pembelian Secara Impulsif Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin XX. 1 2 3 4 5 Jumlah
Laki-Laki 0,0 0,8 7,8 26,6 7,8 43
Perempuan 0,4 1,0 11,6 33,4 10,6 57
Jumlah 0,4 1,8 19,4 60,0 18,4 100
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
82 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
Tingkat signifikansi yang digunakan α= 0,5
dan derajat kebebasan untuk distribusi Chi Square adalah:
df = (B-1) (K-1)
Keterangan: df = distribusi frekuensi B = jumlah baris
K = jumlah kolom
Kriteria pengujian adalah:
H0 diterima apabila:
𝑋2 hitung< 𝑋2 𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙
H0 ditolak apabila:
𝑋2 hitung> 𝑋2 𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙
Analisis ada tidaknya perbedaan antara kecenderungan pembelian secara impulsif bagi mahasiswa di Kabupaten
Sleman dengan jenis kelamin. Untuk memperoleh nilai rata-rata
frekuensi laki-laki adalah:
Fh Sangat Setuju: 18,4 x 43/100=7,912
Tabel 10. Nilai Rata-Rata Frekuensi Harapan (Fh) Kecenderungan Pembelian Secara Impulsif Berdasarkan Jenis Kelamin
Pernyataan Laki-laki Perempuan Jumlah
Sangat Setuju 7,912 10,488 18,4
Setuju 25,800 34,2 60
Ragu-Ragu 8,342 11,058 19,4
Tidak Seuju 0,774 1,026 1,8
Sangat Tidak Setuju 0,172 0,228 0,4
Jumlah 43 57 100
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Tabel 11. Perhitungan Kuadrat Rata-Rata Kecenderungan
Pembelian Secara Impulsif Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Kelamin Pernyataan Fo Fh Fo-Fh (Fo-Fh)𝟐
(𝐅𝐨 − 𝐅𝐡)𝟐
𝐅𝐡
Laki-laki
Sangat Setuju 7,8 7,912 -0,112 0,640 0,025
Setuju 26,6 25,800 0,8 0,294 0,035
Ragu-Ragu 7,8 8,342 -0,542 0,001 0,001
Tidak Setuju 0,8 0,774 0,026 0,030 0,172
Sangat Tidak
Setuju 0 0,172 -0,172 0,013 0,001
Perempuan
Sangat Setuju 10,6 10,488 0,112 0,640 0,019
Setuju 33,4 34,2 -0,8 0,294 0,027
Ragu-Ragu 11,6 11,058 0,542 0,001 0,001
Tidak Setuju 1,0 1,026 -0,026 3,140 13,772
Sangat Tidak
Setuju 2,0 0,228 1,772 0,640 0,025
Jumlah 14,052
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
83 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
Fh Setuju: 60 x 43/100=25.800 Fh Ragu-Ragu: 19,4 x 43/100=8,342 Fh Tidak Setuju: 1,8 x 43/100=0,774
Fh Sangat Tidak Setuju: 0,4 x
43/100=0,172 Untuk memperoleh nilai rata-rata
frekuensi perempuan adalah:
Fh Sangat Setuju: 18,4 x
57.0/100=10,488 Fh Setuju: 60 x 57.0/100=34,2
Fh Ragu-Ragu: 19,4 x 57.0/100=11,058 Fh Tidak Setuju: 1,8 x 57.0/100=1,026 Fh Sangat Tidak Setuju: 0,4 x
57.0/100=0,228
Hasil di atas dihitung secara manual yang
mana 𝑋2 hitung adalah 14,053 dan 𝑋2 tabel dengan derajat kebebasan:
V.
df= (baris-1) (kolom-1) df= (2-1) (5-1) = 4
Tabel 12. Frekuensi Yang diamati (fo) Kecenderungan
Pembelian Secara Impulsif Berdasarkan Usia
Usia Pernyataan Jumlah
STS TS RR S SS
18-25 A 2,00 1,00 22,00 57,00 15,00 97
26-33 0,00 0,00 0,00 2,00 0,00 2
34-41 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 1
18-25 B 0,00 1,00 23,00 61,00 12,00 97
26-33 0,00 0,00 1,00 1,00 0,00 2
34-41 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 1
18-25 C 0,00 0,00 13,00 58,00 26,00 97
26-33 0,00 0,00 1,00 1,00 0,00 2
34-41 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 1
18-25 D 0,00 1,00 11,00 68,00 17,00 97
26-33 0,00 0,00 0,00 2,00 0,00 2
34-41 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 1
18-25 E 0,00 1,00 25,00 49,00 22,00 97
26-33 0,00 0,00 1,00 1,00 0,00 2
34-41 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 1
Jumlah 500
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Tabel 13. Rata-Rata Frekuensi Yang diamati (fo) Kecenderungan Pembelian Secara Impulsif Berdasarkan Usia
Usia 1 2 3 4 5 Jumlah
18-25 0,57 1,14 14,29 43,00 14,57 97
26-33 0,00 0,00 0,60 1,40 0,00 2
34-41 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 1
Jumlah 0,57 2,14 14,89 44,40 14,57 100
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
84 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
Jadi 𝑋2 tabel dengan derajat kebebasan 4 adalah 9,49.
Dengan menggunakan chi squre 𝑋2 hitung
adalah 14,052 sedangkan 𝑋2 tabel dengan df=4 adalah 9,49. Hal ini menunjukkan Hi
diterima dan H0 di tolak artinya perbedaan jenis kelamin itu menimbulkan perbedaan tingkat kecenderungan pembelian impulsif
pada mahasiswa.
Analisis ada tidaknya perbedaan antara kecenderungan pembelian secara impulsif bagi mahasiswa di Kabupaten
Sleman dengan usia.
Hasil perhitungan menggunakan chi square 𝑋2 hitung adalah 451,291,
sedangkan 𝑋2 tabel dengan derajat kebebasan 8 adalah 15,51.
Hal ini menunjukkan Hi diterima dan
H0 di tolak artinya perbedaan usia itu menimbulkan perbedaan tingkat kecenderungan pembelian impulsif pada
mahasiswa.
Analisis ada tidaknya perbedaan antara kecenderungan pembelian secara
impulsif bagi mahasiswa di Kabupaten
Sleman dengan pendidikan. Hasil perhitungan menggunakan chi
square 𝑋2 hitung adalah 99,16, sedangkan
𝑋2 tabel dengan derajat kebebasan 8 adalah 15,51 Hal ini menunjukkan Hi diterima dan H0 di tolak artinya perbedaan
Tabel 14. Frekuensi Yang diamati (fo) Kecenderungan Pembelian Secara
Impulsif Berdasarkan jenjang Pendidikan Yang ditempuh
Pendidikan Pernyataan Jumlah
D 3 A 0,00 0,00 1,00 10,00 0,00 11
S 1 2,00 2,00 19,00 47,00 15,00 85
S 2 0,00 0,00 2,00 2,00 0,00 4
D 3 B
0,00 0,00 2,00 9,00 0,00 11
S 1 0,00 2,00 21,00 51,00 11,00 85
S 2 0,00 0,00 1,00 2,00 1,00 4
D 3 C 0,00 0,00 1,00 7,00 3,00 11
S 1 0,00 1,00 12,00 49,00 23,00 85
S 2 0,00 0,00 1,00 3,00 0,00 4
D 3 D 0,00 0,00 1,00 9,00 1,00 11
S 1 0,00 2,00 10,00 59,00 14,00 85
S 2 0,00 0,00 0,00 2,00 2,00 4
D 3 E 0,00 0,00 7,00 3,00 1,00 11
S 1 0,00 2,00 18,00 46,00 19,00 85
S 2 0,00 0,00 1,00 1,00 2,00 4
2,00 9,00 97,00 300,00 92,00 500
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
85 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
tingkat pendidikan itu menimbulkan perbedaan tingkat kecenderungan
pembelian impulsif pada mahasiswa. Analisis ada tidaknya perbedaan antara
kecenderungan pembelian secara impulsif
bagi mahasiswa di Kabupaten Sleman
dengan Pendapatan.
Hasil perhitungan menggunakan chi square 𝑋2 hitung adalah 463,36,
sedangkan 𝑋2 tabel dengan derajat
Tabel 15. Rata-Rata Frekuensi Yang diamati (fo) Kecenderungan Pembelian Secara Impulsif Berdasarkan Jenjang Pendidikan Yang ditempuh
Usia 1 2 3 4 5 Jumlah
D 3 0,00 0,00 2,40 7,60 1,00 11
S 1 0,40 1,80 16,00 50,40 16,40 85
S 2 0,00 0,00 1,00 2,00 1,00 4
Jumlah 0,00 0,00 2,40 7,60 1,00 100
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Tabel 16. Frekuensi Yang diamati (fo) Kecenderungan Pembelian Secara Impulsif Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan Pernyataan Jumlah
≤ Rp 1.000.000
A
0,00 1,00 6,00 14,00 6,00 27,00
Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 0,00 1,00 5,00 11,00 5,00 22,00
Rp 3.000.000-Rp 4.000.000 2,00 0,00 8,00 25,00 4,00 39,00
>Rp 4.000.000 0,00 0,00 3,00 9,00 0,00 12,00
≤ Rp 1.000.000
B
0,00 1,00 7,00 13,00 6,00 27,00
Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 0,00 1,00 8,00 11,00 2,00 22,00
Rp 3.000.000-Rp 4.000.000 0,00 0,00 8,00 27,00 4,00 39,00
>Rp 4.000.000 0,00 0,00 1,00 11,00 0,00 12,00
≤ Rp 1.000.000
C
0,00 0,00 5,00 13,00 9,00 27,00
Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 0,00 1,00 2,00 12,00 7,00 22,00
Rp 3.000.000-Rp 4.000.000 0,00 0,00 6,00 27,00 6,00 39,00
>Rp 4.000.000 0,00 0,00 1,00 7,00 4,00 12,00
≤ Rp 1.000.000
D
0,00 1,00 5,00 12,00 9,00 27,00
Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 0,00 1,00 4,00 15,00 2,00 22,00
Rp 3.000.000-Rp 4.000.000 0,00 0,00 2,00 33,00 4,00 39,00
>Rp 4.000.000 0,00 0,00 0,00 10,00 2,00 12,00
≤ Rp 1.000.000
E
0,00 1,00 3,00 11,00 12,00 27,00
Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 0,00 1,00 6,00 11,00 4,00 22,00
Rp 3.000.000-Rp 4.000.000 0,00 0,00 14,00 19,00 6,00 39,00
>Rp 4.000.000 0,00 0,00 3,00 9,00 0,00 12,00
Jumlah 500
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018
Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi Volume XIII, No.1 (April 2019): 71-86
86 | © 2019 The Author. Equilibrium Jurnal Bisnis & Akuntansi. Published by Faculty of Economy,
Universitas Kristen Immanuel
kebebasan 12 adalah 21,03 Hal ini
menunjukkan Hi diterima dan H0 di tolak artinya perbedaan tingat pendapatan itu menimbulkan perbedaan tingkat kecenderungan pembelian impulsif pada
mahasiswa. Referensi
Despri Lolita Br Sinuraya & Citra Kusuma
Dewi, 2015, Jurnal Pengaruh Online
Store Beliefs Terhadap Impulse
Buying Pada Toko Online (Study pada
Elevenia.co.id).
Juju, Dominikus. 2010. Cara Mudah Buka
Toko Online dengan Wordpress+WP
E-Commerce. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Kacen, Jaqueline, and Julie Anne lee. 2002.
The Influence of Culture on
Consumer Impulsive Buying
Behavior. Journal of Consumer
Psychology, 12 (2), pp. 163-176
Lee, Monle & Johnson, Carla. 2007.
Prinsip-prinsip Pokok Periklanan
dalam Perspektif Global. Jakarta:
Kencana.
Lestari, I. 2014. Pengaruh Hedonic
Shopping Motivation Terhadap
ImpulseBuying melalui Positive
Emotion Customer Flashy Shop
Surabaya. Skripsi.Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA).
Surabaya.
Mai, Nguyen Thi Tuyet, and Kwon Jung,
and Garold Lantz, and Sandra G.
Loeb. 2003. An Exploratory
Investigation into Impulse Buying
Behavior in a Transitional Economy:
a Study of Urban Consumers in
Vietnam. Journal of International
Marketing, Vol. 11, no. 2, Special
Issue on Marketing in Tranbsitional
Economies, pp. 13-35.
Philip Kotler, 1999. Principles of Marketing,
Second European Edition, Prentice
Hall Inc.
Rakhmat Makmur, 2018. Bisnis Online,
Revisi kedua, Informatika Bandung
Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku
Konsumen: Teori dan Penerapannya
dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Sumarwan, Ujang 2011. Perilaku
Konsumen. Bogor: Ghalia Indonesia.
www.wikipedia.com
Tabel 17. Rata-Rata Frekuensi Yang diamati (fo) Kecenderungan Pembelian Secara Impulsif Berdasarkan Usia
Pendapatan 1 2 3 4 5 Jumlah
≤ Rp 1.000.000 0,00 0,80 5,20 12,60 8,40 27,00
Rp2.000.000-3.000.000 0,00 1,00 5,00 12,00 4,00 22,00
Rp 3.000.000-4.000.000 0,40 0,00 7,60 26,20 4,80 39,00
>Rp 4.000.000 0,00 0,00 1,60 9,20 1,20 12,00
Jumlah 0,00 0,80 5,20 12,60 8,40 27,00
Sumber: Data Primer yang Diolah, 2018