Post on 08-Aug-2021
i
ANALISIS METODE PEMISAHAN BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL DALAM PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT
PADA PT. BUMI SARANA BETON
SKRIPSI
Oleh
YUYUNG INDASARI 10573 05359 15
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
HALAMAN JUDUL
ANALISIS METODE PEMISAHAN BIAYA TETAP DAN BIAYA VARIABEL DALAM PERHITUNGAN BREAK EVEN
POINT PADA PT. BUMI SARANA BETON
Oleh
YUYUNG INDASARI 105730535915
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
i
M O TT O
Katakanlah: “Bahwa aku hanyalah seorang manusia seperti kamu,
diwahyukan kepadaku bahwasanya Tahan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan
mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukannya.” (Q.s.Fushshilat:6).
Jadikan Sifat Sebagai Cerminan Diri
(Yuyung indasari)
PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah Ini Saya Persembahkan Kepada :
1. Kedua orangtua tercinta Almarhum Ayahanda Cege Anta dan Ibunda
Nursyamsuriani, yang telah memberikan semangat dan motivasi yang
tiada henti sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini, karena tiada
do’a yang paling khusyu’ selain do’a dari kedua orangtua serta saudara
dan sepupu saya yang selalu memberi motivasi dan semangat dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Bapak dan ibu dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini
tulus dan ikhlas meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
3. Para sahabat –sahabat yang selalu memberi bantuan dan memberi
semangat beserta dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Yuyung indasari.”Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel dalam Perhitungan Break Even Point (BEP) Pada PT. Bumi Sarana Beton”. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Dr. Hj. Ruliaty, MM dan Abd Salam HB.
Penelitian ini bertujuan untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel serta menghitung BEP berdasarkan jenis produk PT. Bumi Sarana Beton.Jenis penelitian yang digunakan adalah Kuantitatif dengan format Deskriktif, yaitu penulis menggambarkan hasil observasi dan menganalisa data-data yang diperoleh di lapangan. Penulisan tugas akhir ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus 2019 sampai dengan Oktober 2019.Setelah dilakukan analisa dan pembahasan masalah, perusahaan memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian selama tahun 2018. Hal ini harus dipertahankan dan di tingkatkan agar setiap tahun perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dibanding tahun 2017 dan perusahaan harus melakukan pemisahan biaya tetap dan biaya variabel untuk masing-masing jenis produk. Kata Kunci: Break Even Point, Biaya tetap dan biaya variabel
vi
ABSTRACT
Yuyung indasari.”The Seperation Of Fixed Costs and Variabel Costs in Relation to The Break Even Point at PT. Bumi Sarana Beton. Thesis Faculty of Economics and Bisiness Depertement of Accounting Muhammadiyah Universiyt of Makassar. Supervised by Dr. Hj. Ruliaty, MM and Abd Salam, HB The purpose of this study is to separated the fixed costs and variabel costs and also the calculation of BEP based on product type PT. Bumi Sarana Beton. The method of analysis used is quantitative with deskriktif format. The authors describe the result of observations and analyze the data obtained in the field. This thesis is the result of research conducted in to October 2018. After calculating and discussion the result of data collections, the authors come to the calculasion that PT. Bumi Sarana Beton during engine sales in 2018 is at stake even, where the compony still obtain a summary and not al loss for 2017. Key words: Break Even Point, Fixed cost and Variabel cost.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim, Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan
ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti
diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa pula kita
kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga,
sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai
manakala penulis skripsi yang berjudu “ Analisis Metode Pemisahan Biaya
Tetap dan Biaya Variabel Dalam Perhitungan Break Even Point Pada PT.
Bumi Sarana Beton. “
Skripsi yang dibuat penulis ini bertujuan untuk memenuhi syarat
dalam menyelesaikan program sarjana (S1) pada fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis bapak Jufri dan ibu Buati yang
senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih saying dan doa
tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa
mendukung dan memberi semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh
keluarga besar atas segala pengorban, dukungan dan doa restu yang
telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga
apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan
cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
viii
Penulis menyadari bahwa penyususnan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagi pihak. Begitu
pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak
disampaikan dengan hormat kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Rahman Rahim, SE.,MM selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Dr.Hj. Ruliaty, MM selaku Pembimbing I dan Abd. Salam,
HB.SE.,M.Si.AK.CA.CSP selaku Pembimbing II terima kasih atas
bimbingan dan nasehat-nasehatnya selama dalam pemeriksaan
skripsi Penelitian ini
5. Segenap Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar, Khususnya dosen-dosen Jurusan
Akuntansi, yang telah mendidik dan mengarahkan penulis selama
dalam proses perkuliahan
6. Buat seluruh teman-teman terkhusu kelas AK 15. E dan seluruh
mahasiswa angkatan 2015 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
7. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu
persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi,
ix
dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan
penulisan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku sekalian di makassar yang banyak memberikan
dukungannya selama ini
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya semoga Allah SWT menerima dan membalas amal perbuatan
baik dari semua pihak yang telah mambantu dan berpartisipasi dalam
penulisan skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum begitu sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dalam
menyempurnakan dan memperbaiki skripsi ini untuk bertujuan kedepan.
Semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
wawasan bagi kita semua. Aamiin…
Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khaerat, Waalaikumsalam Wr.Wb
Makassar, 2019
Penulis
x
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. v
SURAT PERNYATAAN........................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................ vii
ABSTRAC ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi Biaya .......................................................................... 6
1. Pengertian Biaya ................................................................... 6
2. Klasifikasi Biaya ..................................................................... 7
3. Jenis Pemisahan Biaya .......................................................... 9
B. Pengertian Break Even Point ...................................................... 13
xi
1. Kegunaan BEP ...................................................................... 14
2. Tujuan BEP ........................................................................... 15
3. Kelemahan BEP .................................................................... 17
C. Penelitian Terdahulu ................................................................... 23
D. Kerangka Pikir ............................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian ........................................................................... 28
B. Lokasi dan waktu penelitian ........................................................ 28
C. Variabel dan Desain Peneliti ...................................................... 28
D. Defenisi Operasional Variabel ..................................................... 29
E. Teknik pengumpulan data ........................................................... 30
F. Teknik Analisis data .................................................................... 31
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan.......................................................34
B. Penyajian Data Hasil Penelitian......................................................37
C. Pembahasan...................................................................................61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.....................................................................................64
B. Saran..............................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 66 LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Laporan Stock Produksi ................................................ 38 Tabel 4.2 Nilai Persentase ............................................................ 38 Tabel 4.3 Biaya Produksi .............................................................. 39 Tabel 4.4 Pemisahan Biaya Bahan Baku Paving Blok .................. 40 Tabel 4.5 Pemisahaan Biaya Bahan Baku Topi Uskup ................. 41 Tabel 4.6 Pemisahan Biaya Bahan Baku Casten .......................... 42 Tabel 4.7 Pemisahan Biaya Bahan Baku Bataco .......................... 43 Tabel 4.8 Pemisahan Biaya Tenaga Kerja Paving Blok ................ 44 Tabel 4.9 Pemisahan Biaya Tenaga Kerja Topi Uskup ................. 45 Tabel 4.10 Pemisahan Biaya Tenaga Kerja Casten ....................... 46 Tabel 4.11 Pemisahan Biaya Tenaga Kerja Bataco ....................... 47 Tabel 4.12 Pemisahan Biaya Overhead Paving Blok ..................... 48 Tabel 4.13 Pemisahan Biaya Overhead Topi Uskup ...................... 49 Tabel4.14 Pemisahan Biaya Overhead Casten ............................ 50 Tabel4.15 Pemisahan Biaya Overhead Bataco ............................. 51 Tabel4.16 Pemisahan Biaya Overhead Paving Blok ..................... 52 Tabel4.17 Pemisahan Biaya Overhead Topi Uskup ...................... 54 Tabel4.18 Pemisahan Biaya Overhead Casten ............................ 55 Tabel4.19 Pemisahan Biaya Overhead Bataco ............................. 56 Tabel4.20 Biaya Tetap Untuk Biaya Overhead ............................. 58 Tabel4.21 Biaya Variabel Untuk Paving Blok ................................ 58 Tabel4.22 Biaya Variabel Untuk Topi Uskup ................................. 59 Tabel4.23 Biaya Variabel Untuk Casten ....................................... 59 Tabel4.24 Biaya Variabel Untuk Bataco ........................................ 60 Tabel4.25 Biaya Variabel Untuk Setiap Jenis Produk ................... 60 Tabel4.26 Menghitung BEP .......................................................... 61
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia bisnis, Informasi merupakan alat yang penting bagi
manajemen untuk membantu menggerakkan dan mengembangkan kegiatan
perusahaan. menurut Mulyadi(2015:8) “Biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi
atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.”Dengan
menggunakan informasi akuntansi manajemen, maka akan membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan secara efektif, mengurangi
ketidakpastian dan mengurangi risiko dalam memilih alternatif. Dengan
menggunakan informasi manajemen ini, bisa dilakukan pengendalian
manajemen. Hal ini disebabkan informasi akuntansi manajemen
menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang
bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya.
Break even point yang biasa disingkat BEP atau yang sering dikenal
dengan titik impas adalah salah satu bentuk dari sekian banyak informasi
akuntansi manajemen yang dipakai menganalisa hubungan antara:
Revenue/Sales, Cost, Volume dan Profit. Analisa break even point sangat
penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi
berapa jumlah penjualan atau dengan kata lain dengan mengetahui break
even point kita akan mengetahui hubungan antara penjualan, produksi,
harga jual, biaya, rugi atau laba, sehingga memudahkan bagi pemimpin
untuk mengambil kebijaksanaan. BEP atau titik impas juga sangat penting
1
2
bagi manajemen untuk mengambil keputusan untuk menarik produk atau
mengembangkan produk atau untuk menutup anak perusahaan.
Biaya semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai
dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya
tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total
biaya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total
biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding.
Biaya tetap adalah biaya secara total tetap dalam relevan (relevant
range) tetapi per-unit berubah. Dalam jangka panjang sebenarnya semua
biaya bersifat variabel meskipun beberapa jenis bisa tampak sebagai biaya
tetap. Jika diharapkan aktivitas meningkat melebihi kapitas sekarang maka
biaya tetap harus dinaikkan untuk menangani kenaikan volume yang di
inginkan. Misalkan manajemen merencanakan untuk menambah produksi
melebihi kapasitas sekarang makaakibat penambahan tersebut memerlukan
tambahan terhadap biaya tetap seperti, tambahan pabrik, peralatan,
mesin,tenagakerja tidak langsung dan mungkin saja terjadi penambahan
terhadap supervisi yang akan mengawasi jalannya proses pembuatan
prosese tersebut.
Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah sebanding
dengan aktivitas atau volume produksi alam rentang relevan tetapi perunit
bersifat tetap. Bahan langsung dan tenaga kerja langsung dapat digolongkan
sebagai biaya variabel.
Komponen-komponen yang memiliki peran pada BEP adalah biaya.
Biaya merupakan faktor kunci yang sangat penting didalam manaksir biaya
masa depan dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Biaya disini
3
merupakan biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel, dimana
dalam prakteknya untuk menentukan atau memisahkan suatu jenis biaya
apakah itu termasuk biaya tetap atau variabel bukan hal yang mudah. Biaya
variabel merupakan biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan satu unit
produk, jadi bila tidak melakukan aktivitas produksi maka biaya variabel ini
tidak akan muncul, sedangkan biaya tetap merupakan biaya yang keluar
untuk semua aktivitas baik itu untuk produksi ataupun bukan untuk produksi.
Perhitungan analisis Break Even Point (BEP) biaya yang terjadi harus
dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya
yang jumlah totalnya tetap dan dalam relevan dengan adanya perubahan
volume kegiatan. Analisis Break Even Pointmenyajikan informasi hubungan
biaya, volume, dan laba kepada manajemen, sehingga memudahkannya
dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian laba
usaha di masa yang akan datang.
PT. Bumi Sarana Beton adalah perusahaan Manufaktur yang
memproduksi lebih dari satu produk bahan baku di antaranya Paving
block,Topi uskup,Cansteen dan Bataco. Setiap memproduksi produk
perusahaan tidak menghitung terlebih dahulu berapa per palet bahan baku
yang harus di produksi setiap perbulan, jangan sampai memproduksi bahan
baku terlalu banyak dan perusahaan tidak mengetahui tingakt BEP setiap
jenis yang akan diproduksi.
Selama ini PT. Bumi Sarana Beton tidak melakukan pemisahaan biaya
tetap dan biaya variabel berdasarkan jenis produk yang diproduksinya, Hal
ini menyebabkan perusahaan tersebut tidak dapat menentukan berapa besar
biaya yang harus dibebankan pada setiap jenis produk yang dihasilkan, dan
4
akhirnya perusahaan tidak dapat mengetahui tingkat BEP untuk setiap jenis
produk, jangan sampai diproduksi banyak tetapi tidak menguntungkan bagi
perusahaan tersebut .
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
malakukan penelitian yang berjudul “Analisis Metode Pemisahan Biaya
Semi Tetap dan Biaya Variabel Dalam Perhitungan Break even Point
Pada PT. Bumi Sarana Beton”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian pada latar belakang di atas, maka
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana Metode Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel dalam
Perhitungan Break Even Point Pada PT. Bumi Sarana Beton ?
2. Apakah Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel dengan
Berdasarkan Jenis Poduk dapat Mempengaruhi Keuntungan Pada PT.
Bumi Sarana Beton?
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui metode pemisahanBiaya Tetap dan Biaya Variabel
berdasarkan jenis produk yang di untungkan PT. Bumi Sarana Beton.
2. Untuk mengetahui perhitungan break even point berdasarkan jenis
produk pada perencanaan laba PT Bumi Sarana Beton.
5
D. Manfaat Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan
dapat berguna untuk :
a) Kegunaan Teoritis
1. Sebagai sumbangan pikiran dalam pengembangan ilmu akuntansi,
khususnya yang berkaitan dengan akuntansi manajemen.
2. Dapat dijadikan sebagai referansi dan perbandingan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut tentang BEP (Break Even Point).
3. Bagi Akademisi, Dapat digunakan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya manajemen keuangan
b) Kegunaan Praktis
1. Memotivasi perusahaan untuk menerapkan pemisahan biaya dalam
memproduksi suatu produk, agar perusahaan dapat mengetahui
berapa biaya tetap dan biaya variabel dalam setiap produk yang di
produksi.
2. Bagi perusahaan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan, serta perusahaan juga
dapat mengetahui BEP dalam setiap produk yang dimiliki.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi Biaya
1. Pengertian Biaya
Biaya adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi
barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan
di masa mendatang. Berdasarkan perilakunya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel. Selain itu, pengertian biaya
secara luas mengandung empat unsur antara lain:
a. Merupakan pengorbanan sumber ekonomi
b. Diukur dengan satuan uang
c. Yang telah terjadi atau yang akan terjadi
d. Untuk tujuan tertentu
Menurut (Rahmawati, 2015): 1 Biaya adalah pengalokasian sumber daya
yang telah habis terpakai untuk menghasilkan sesuatu untuk keperluan
operasional, atau pengorbanan sumber daya, baik yang masa manfaatnya
langsung habis pada saat hasil telah tercapai (Expences) ataupun sumber daya
yang telah digunakan tapi masa manfaatnya masih ada dimasa yang akan
datang terutama untuk memperoleh barang dan jasa (Cost).
Menurut (Carter & Milton, 2016) mendefenisikan bahwa “Biaya sebagai
nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat”. Sedangkan
menurut (Harahap, 2016): 240 dalam bukunya mendefinisikan ”Biaya sebagai
penurunan gross dalam asset atau kenaikkan gross dalam kewajiban yang diakui
6
7
dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan
lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah semua harga
yang telah dipakai atau digunakan untuk memperoleh pendapatan dalam sebuah
perusahaan.
2. Klasifikasi Biaya
Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya tergantung
pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktivitas
bisnis. Studi dan analisis yang hati-hati atas dampak aktivitas bisnis atas biaya
umumnya akan menghasilkan klasifikasi biaya.
Menurut (Carter & Milton, 2016):57) menjelaskan bahwa“Biaya umumnya
akan menghasilkan klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap, biaya
variabel, atau biaya semivariabel.”
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai klasifikasi biaya:
a. Pengertian Biaya Tetap
Biaya Tetap yaitu biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas
bisnis meningkat atau menurun. Yang termasuk dalam kelompok biaya ini
adalah biaya penyusutan (bangunan, mesin, kendaraan, dan aktiva tetap
lainnya), gaji dan upah yang dibayar secara tetap, biaya sewa, biaya
asuransi, pajak, dan biaya lainnya yang besarnya tidak terpengaruh oleh
volume penjualan. Jadi, biaya tetap adalah biaya yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1) Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan atau aktivitas dengan tingkatan tertentu.
8
2) Biaya tetap per satuan (unit cost) berubah berbanding terbalik dengan
perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin
rendah biaya satuan, semakin rendah volumen kegiatan semakin
tinggi biaya satuan.
3) Biaya tetap untuk kepentingan perencanaan dan pengambilan
keputusan dibagi menjadi tiga yaitu: discretionary fixed cost,
commited fixed cost dan biaya tetap bertingkat.
b. Pengertian Biaya Variabel
Biaya variabel yaitu biaya yang secara total meningkat secara proporsional
terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional
terhadap penurunan dalam aktivitas. Biaya variabel termasuk biaya bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, beberapa
tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang, dan unit-unit
yang rusak.
c. Pengertian Biaya Semi Variabel
Biaya Semi Variabel yaitu biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-
karakteristik dan biaya tetap maupun biaya variabel. Contoh biaya tersebut
adalah biaya listrik, air, gas, bensin, batu bara, perlengkapan,
pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa
kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya
perjalanan dinas, dan biaya hiburan. Jadi biaya semi variabel memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Biaya semi variabel jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan
volume kegiatan, akan tetapi sifat-sifat perubahannya tidak sebanding.
9
Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya,
semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total
biaya, tetapi perubahannya tidak sebanding.
2) Biaya semi variabel per satuan berubah terbalik dihubungkan dengan
perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding. Sampai
dengan tingkat kegiatan tertentu, semakin tinggi volume kegiatan
semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan
semakin tinggi biaya satuan.
Biaya semi variabel memiliki unsur biaya tetap dan biaya variabel. Untuk
memisahkan biaya semi variabel ke dalam elemen biaya tetap dan biaya
variabel, ada dua pendekatan yang digunakan yaitu:
a. Pendekatan analisis (Analytical Approach)
Dalam pendekatan ini diadakan kerjasama antara bagian teknik dengan
bagian penyusunan anggaran untuk mengadakan penyelidikan terhadap
tiap-tiap kegiatan atau pekerjaan, untuk menentukan perlu tidaknya suatu
biaya, jumlah biaya pada berbagai kegiatan untuk pekerjaan tertentu,
metode pelaksanaan pekerjaan yang paling efisien, dan jumlah biaya yang
bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut pada berbagai
tingkat kegiatan.
b. Pendekatan Historis (Historical Approach)
Pendekatan ini mencoba menentukan fungsi biaya dengan cara
menganalisis tingkah laku biaya yang terjadi di masa lalu dalam
hubungannya dengan volume kegiatan. Dalam pendekatan historis, data
biaya selama beberapa periode dikumpulkan dan dihitung biaya tetap dan
biaya variabelnya dengan menggunakan metode tertentu.
10
4. Jenis Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Dalam melakukan pemisahan biaya tetap dan biaya variabel metode yang
digunakan adalah :
a. Metode Kuadrat Terkecil ( Least Squares Method )
Dalam persamaan garis regresi : y = a + bx, dimana y merupakan variable
tidak bebas (dependent variable), yaitu variabel yang perubahannya
ditentukan oleh perubahan pada variabel x yang merupakan variabel bebas
(Independent Variable). Variabel y menunjukkan biaya, sedangkan variabel
x menunjukkan volume kegiatan. Contoh: biaya semi variable adalah biaya
listrik dan biaya pemeliharaan dll.
Metode ini juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Kelebihan dari
Least Square Method adalah metode ini dapat menghasilkan persamaan biaya
yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Serta tidak ada data biaya
yang tidak digunakan. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah kesulitan
apabila dalam perhitungannya digunakan secara manual. Menurut Darsono
Prawironegoro dan Ari Perwanti dalam bukunya, perhitungan Metode Least
Square:
y= a + bx
Keterangan:
y = variabel yang tidak bebas
x = variabel waktu (tahun)
a = mencari nilai konstan
b = parameter
11
Rumus perhitungan a dan b dapat ditentukan dengan cara sebagai
berikut:
y= a + bx
dimana :
a =
dan b =
maka di peroleh persamaan untuk rumas biaya tetap dan biaya variabel sebagai
berikut:
Rumus biaya variabel
b= ( )
( )
Rumus biaya tetap
a =
b. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method)
Metode titik tertinggi dan titik terendah adalah metode yang memisahkan
biaya variabel dan biaya tetap dalam periode tertentu dengan mendasarkan
kapasitas dan biaya pada titik tertinggi dan titik terendah. Metode titik tertinggi
dan terendah memiliki keunggulan dan kelemahan.
Keunggulannya adalah metode ini sangat sederhana sehingga mudah
dihitung dan dipakai. Sedangkan kelemahannya adalah kurang teliti dan cermat
12
karena hanya didasarkan pada dua tingkatan kapasitas yang ekstrim, yaitu
tertinggi dan terendah, tingkata kapasitas yang lain tidak dipertimbangkan.
Perbedaan antara kedua titik tersebut disebabkan karena adanya
perubahan kapasitas dan besarnya tarif biaya variabel satuan, sehingga
persamaan Y= a+b(x) dapat ditentukan. Adapun langkah-langkah memisahkan
biaya variabel dan biaya tetap dengan metode titik tertinggi dan terendah
Menurut Darsono Prawironegoro dan Ari Perwanti dalam bukunya “Akuntansi
Manajemen”, adalah:
Menentukan biaya variabel satuan= b
Biaya pada titik tertinggi yt = a + bxt
Biaya pada titik terendah yr = a + bxr
Pebedaan yt - yr = bxt - bxr
Jadi: b(xt - xr) = yt - yr
Dimana:
yt = Jumlah biaya pada tiik tertinggi
yr = Jumlah biaya pada titik terendah
a = Jumlah total biaya tetap
xt = Kapasitas tertinggi
xr = Kapasitas terendah
13
Menentukan besarnya total biaya tetap = a. Jadi total biaya tetap pada a
dapat dihitung dari biaya pada titik tertinggi dan pada titik terendah, dengan
rumus adalah sebagai berikut:
Pada tititk tertinggi adalah: a = yt - bxt
Pada titik terendah adalah: a = yr – bxr
3) Pengertian Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan sumber
ekonomi yang digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi produk.
Perhitungan Harga pokok Produk dapat digunakan untuk menentukan harga jual
yang akan diberikan kepada pelanggan sesuai dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi.
Menurut James C. Van Horne dan Jhon M. Wachcowicz, JR (2015:196)
mendefinisikan bahwa:
“Harga pokok penjualan merupakan biaya produk (biaya yang dapat ditelusuri) yang menjadi biaya suatu periode hanya jika produk tersebut dijual; sama dengan persediaan awal ditambah biaya barang yang dibeli dikurangi persediaan akhir.” Sedangkan menurut (Ismaya, 2016):395) mendefinisikan bahwa“Harga
pokok penjualan adalah nilai persediaan awal ditambah pembelian selama tahun
buku, dikurangi nilai persediaan akhir.”
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok penjualan
dapat diartikan sebagai jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproses bahan
baku menjadi barang jadi dalam suatu periode tertentu.
Adapun Komponen-komponen yang terdapat pada Harga Pokok Produksi
adalah:
14
a. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan baku yang dipakai
dalam produksi untuk membuat barang atau produk, biasanya 100% bahan
baku merupakan masuk dalam produk yang telah jadi.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya ini timbul ketika pemakaian biaya berupa tenaga kerja yang
dilakukan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi, biaya tenaga kerja
langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan kepada tenaga kerja yang
langsung terlibat dalam pengolahan bahan menjadi produk.
c. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik timbul akibat pemakain fasilitas-fasilitas yang
digunakan untuk mengolah bahan seperti mesin, alat-alat, tempat kerja dan
sebagainya. Dan yang lebih jelas lagi adalah biaya overhead pabrik terdiri dari
biaya diluar dari biaya bahan baku.
B. Pengertian BEP
Break even point adalah salah satu teknik analisis untuk mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume penjualan
dan merupakan teknik untuk menggabungkan, mengkoordinasi, menafsirkan
data dan distribusi untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
Menurut (Irawati, 2015):161) mendefenisikan bahwa “Break even point
adalah keadaan dimana tingkat penjualan dan total biaya sama pada tingkat
volume produksi atau volume penjualan tertentu, sehinga perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak menderita suatu kerugian”. Sedangkan Menurut
15
(Hansen & Mowen, 2015):274) “BreakEven Point merupakan suatu alat yang
sangat berguna untuk perencanaan danpengambilan keputusan”.
Menurut (Sutrisno, 2016):178) adalah sebagai berikut “Break even Point
adalah suatu kondisi dimana pada periode tersebut perusahaan tidak mendapat
keuntungan dan juga tidak menderita kerugian.”
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa break even point
adalah suatu keadaan atau kondisi dimana perusahaan belum memperoleh laba
dan tidak menderita kerugian karena saat itu penghasilan yang diterima sama
dengan biaya yang dikeluarkan.
2. Tujuan Break Even Point
Tujuan Break Even Point pada perusahaan adalah :
a. Mengevaluasi tujuan laba dari perusahaan secara keseluruhan.
b. Menyajikan data-data biaya dan laba kepada Manajemen
c. Mengganti sistem laporan yang tebal-tebal dengan suatu grafik yang mudah
dibaca dan dimengerti
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan analisa
Break Event Pointadalah untuk mengetahui beberapa volume penjualan minimal
yang harus dicapai pada tingkat harga tertentu agar perusahaan tidak menderita
rugi dan juga tidak memperoleh laba dengan demikian dapat diketahui pada
tingkat penjualan tertentu diatas break event point bukan hanya alat untuk
perencanaan laba tetapi juga merupakan alat pelaporan yang baik bagi
manajemen.
16
1. Kegunaan Break Even Point
Analisis break even point ini selain digunakan untuk menganalisis pada unit
berapa atau pada omzet penjualan berapa perusahaan tidak menderita rugi dan
tidak menerima keuntungan.
Menurut (Irawati, 2015):161 memaparkan kegunaan break even point
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menunjukkan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai, jika
perusahaan ingin mendapatkan laba.
2. Untuk membantu menganalisis rencana untuk modernisasi atau otomatisasi
untuk mengganti biaya variabel menjadi biaya tetap.
3. Untuk membantu menganalisis pengaruh-pengaruh dari ekspansi terhadap
tingkat operasi atau kegiatan.
4. Untuk membantu dalam keputusan mengenai produk baru dalam hal biaya
dan hasil penjualan.
Menurut Sutrisno menjelaskan ada beberapa manfaat lain yang bisa
diambil dengan menggunakan konsep break even point yaitu sebagai berikut :
1) Perencanaan Penjualan atau Produksi
Pada setiap awal periode perusahaan sudah harus mempunyai
perencanaan produksi dan penjualan. Rencana produksi dan penjualan bisa
direncanakan dengan menggunakan konsep break even point.
2) Perencanaan Harga Jual Normal
Salah satu keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan adalah
penentuan harga jual. Harga jual merupakan sejumlah uang yang dibayarkan
oleh pembeli untuk mendapatkan barang/jasa yang diinginkan. Bagi
perusahaan harga jual harus bisa menutup semua biaya dan target
17
keuntungan. Apabila tidak bisa menutup target laba, apalagi biaya yang
dikeluarkan berarti perusahaan dalam kondisi rugi. Dalam membuat rencana
harga jual, perusahaan mendasarkan pada proyeksi penjualan yang telah
direncanakan, serta target laba pada periode yang bersangkutan.
3) Perencanaan Metode Produksi
Analisis break even point ini juga sering digunakan untuk menentukan
alternatif pemilihan metode produksi atau mesin produksi. Ada mesin produksi
yang mempunyai karakteristik biaya tetap rendah tetapi biaya variabel tinggi
(sering disebut padat karya) atau biaya tetap tinggi tetapi biaya variabel
perunit rendah (sering disebut padat modal). Dari dua pilihan tersebut, mana
yang akan dipilih apakah dengan padat karya atau padat modal?.Untuk
memilih alternatif mana yang terbaik, bisa digunakan analisis biaya, laba, dan
volume (cost, profit, volume analysis).
4) Titik Tutup Pabrik
Apabila kondisi perusahaan sudah menunjukkan biaya total melebihi
penjualan totalnya, yang artinya bahwa perusahaan beroperasi dibawah titik
break even, apakah perusahaan sebaiknya ditutup atau tetap dipertahankan.
Untuk itu manajemen harus menganalisis apakah kondisi yang demikian akan
berlanjut dalam waktu yang relatif lama, atau tidak. Ada kemungkinan
manajemen harus memutuskan untuk menghentikan sementara atau
seterusnya apabila kondisi sudah sedemikian parahnya. Alat yang dapat
digunakan manajemen dalam mengadakan analisis penutupan perusahaan
tersebut adalah analisis titik tutup pabrik atau sering disebut shut down point.
Apabila perusahan beroperasi dibawah break even point berarti perusahaan
secara akuntansi mengalami kerugian namun secara cash flow atau aliran
18
kas perusahaan masih mendapatkan sisa kas, selama penerimaan
pengahasilan masih bisa menutup biaya variabel dan biya tetap tunai. Biaya
tetap tunai adalah biaya tetap yang dikeluarkan secara tunai seperti
pembayaran gaji, biaya promosi, sewa gedung, dan biaya tetap tunai lainnya.
Artinya pada kondisi tersebut perusahan masih bisa membayar gaji
karyawannya, walaupun untuk membayar biaya tetap tidak tunai (penyusutan)
tidak mencukupi. Tetapi kalau penerimaan penjualan tidak bisa menutup biaya
variabel dan biaya tetap tunai, maka perusahaan sudah harus ditutup.
2. Kelemahan Break Even Point
Adapun kelemahan dari BEP adalah sebagai berikut:
a. Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataan harga
ini kadang-kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan permintaan
dan penawaran di pasar. Untuk menutupi kelemahan itu, maka harus
dibuat analisis sensitivitas untuk harga jual yang berbeda.
b. Asumsi terhadap cost, penggolongan biaya tetap dan biaya variabel juga
mengandung kelemahan. Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi
volume penjualan biaya tetap tidak bisa tidak harus berubah karena
pembelian mesin-mesin atau peralatan lainnya.Dengan demikian juga
perhitungannya biaya variabel perunit juga akan dapat dipengaruhi
perubahan ini.
c. Jenis barang yang dijual tidak selalu satu jenis.
d. Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas.
e. Biaya variabel juga tidak selalu berubah sejajar dengan perubahan
volume.
19
3. Asumsi yang digunakan dalam Break Even Point
Mudah tidaknya perhitungan atau penutupan titik break even point
tergantung pada konsep-konsep yang mendasari atau asumsi yang digunakan
didalamnya.
Menurut (Irawati, 2015):172), memaparkan asumsi dasar yang digunakan
dalam break even point adalah sebagai berikut :
a. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam
biaya tetap dan biaya variabel.
b. Biaya vaiabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan
volume, sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
c. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan,
sedangkan biaya tetap perunit akan berubah-ubah.
d. Harga jual perunit konstan selama periode dianalisis.
e. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
f. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan
membuat atau menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan
hasil penjualan” setiap produk tetap.
Metode Perhitungan Break Even Point
Metode Perhitungan Break Even Point dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Metode Break Even Point dengan Produk Tunggal
Perhitungan untuk menentukan luas operasi pada tingkat break even point
dapat dilakukan dengan menggunakan suatu rumus tertentu, tetapi untuk
menggambarkan tingkat volume dengan laba maka diperlukan grafik atau bagan
20
break even point. Secara matematik tingkat break even point dapat ditentukan
dengan berbagai rumus.
Menurut Sutrisno mengemukakan metode perhitungan break even point
dapat ditentukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut :
Dengan Pendekatan Matematik
Ada dua cara perhitungan break even point dengan pendekatan matematik,
yaitu :
Rumus break even point adalah sebagai berikut :
1) Atas Dasar Unit
P.Q = V.Q + FC
PQ – V.Q = FC
(P - V) Q = FC
FC Q =
P – V
Dimana :
P = Harga jual perunit
V = Biaya variabel perunit
FC = Fixed Cost
Q = Kuantitas penjualan
Maka didapat rumus break even point dalam unit, sebagai berikut :
Sumber:Sutrisno, Manajemen Keuangan , Teori, Konsep dan Aplikasi.(2007:180)
FC BEP = P - V
21
2) Atas Dasar Rupiah
Apabila diinginkan break even point dalam rupiah, maka dari formulasi
rumus break even point dalam unit dikalikan dengan harganya (P), sehingga :
Sumber : Sutrisno, Manajemen Keuangan , Teori, Konsep dan Aplikasi. (2007:180)
ATAU
Sumber : Abdul Halim, Manajemen Keuangan Bisnis. (2007:189)
b. Metode Perhitungan Break Even Point dengan Multi Produk
Perusahaan yang memproduksi barang lebih dari satu produk cenderung
mengalami kesulitan dalam menentukan berapa besar proporsi yang harus
dibebankan pada tiap produk yang dihasilkan sehingga dalam suatu analisa BEP
dapat memperoleh hasil yang memuaskan dan optimal. Selama ini ada beberapa
dasar pendapat yang dijadikan dasar perbandingan penenteuan BEP pada
perusahaan yang produksinya beragam. “Apabila perusahaan itu membuat lebih
dari satu jenis produk maka harus diperlakukan seperti membuat suatu jenis
barang“ (Sigit, 2015);30).
FC BEP = V
1- P
BEP = Biaya Tetap Setahun
Biaya Variabel 1-
Penjualan
22
Dari teori di atas dapat dikatakan bahwa pengalokasian setiap biaya harus
seimbang dengan peegorbanan yang dikeluarkan untuk masing-masing produk
sehingga tidak terjadi pembebanan yang terlalu besar terhadap salah satu jenis
produk tertentu sehingga biaya harus dipisahkan sesuai dengan jenis biaya
tersebut. Apabila biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap jenis produk dapat
dipisahkan maka akan dapat diketahui batas kontribusi untuk setiap produk
terhadap laba perusahaan. Adapun rumsu BEP untuk multi produk menurut
Ronald W. Hilton dalam bukunya “Managerial Accounting” (2015:30)
Rumus BEP Multi Produk:
BEP (unit) =
Dimana:
CMRT = Unit Kontribusi Marjin x Proporsi Penjualan
Ket : CMRT = Contribusi Marjin Rata-rata Tertimbang
Dengan Pendekatan Grafik
Salah satu pendekatan penentuan titik break even point adalah dengan
menggambarkan unsur-unsur biaya dan penghasilan ke dalam suatu gambar
grafik. Pada grafik tersebut nampak garis-garis biaya variabel, biaya tetap, total
biaya, dan garis total penghasilan.
23
Daerah rugi Total penghasilan
Total biaya
BEP Biaya variabel
Daerah laba
Sumber : Susan Irawati, Manajemen Keuangan. (2015:164)
Grafik Break Even Point 2.1
c. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Break Even Point
Menurut Bambang Hermanto dan Mulyo Agung , Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi break even point adalah :
1. Perubahan Harga Jual
Seperti yang telah diuraikan dimuka bahwa dalam melakukan analisa
BEP (titik impas) digunakannya asumsi terhadap harga jual per unit yang bersifat
konstan. Sekarang bagaimana jika manajemen perusahaan dalam usahanya
meningkatkan penjualan harus melakukan kenaikan harga jual. Jadi harga jual P
naik dan dengan asumsi semua faktor biaya tetap dan biaya variabel sementara
tidak mengalami perubahan atau tetap.
2. Perubahan Biaya
Terhadap perubahan biaya tetap dan biaya variabel akan berpengaruh
kepada keseluruhan jumlah biaya dan pasti akan sangat berpengaruh terhadap
volume penjualan, dengan perubahan jumlah biaya sangat berpengaruh
terhadap jumlah volume pada tingkat perusahaan mancapai titik impas.
24
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian pertama yaitu skripsi Purnaning mahanani dan Mahsina arif
rahman, Universitas Indonesia pada tahun 2015 dengan judul Analisis
Penerapan Metode Break Even Point Sebagai Alat Pengambilan Keputusan
Dalam Rangka Meningkatkan Perencanaan Laba Perusahaan (Studi Kasus
Pada PT. Widaya Inti Plasma diSidoarjo). Dalam penelitianya peneliti
menggunakan metode Kualitatif dan jenis penelitian adalah Deskriptif. Metode ini
dilakukan menunjukkan bahwa posisi Perusahaan PT. Widaya Inti Plasma masih
berada dalam daerah laba. Cukup dengan mempertahankan penjualan dan
mempertahankan harga jual dan kualitas maka perusahaan dapat bersaing
kompotior dengan yang lain.
Penelitian kedua yaitu Yunita E. Baris Mahasiswi Universitas Manado
pada tahun 2014 dengan judul Analisis Break Even Point Sebagai Alat
Perencanaan Laba Produk Gorengan Pada Usaha Kecil Menengah (Ukm) di
Kawasan Boulevard Manado. Dalam penelitianya peneliti menggunakan metode
kualitatif den jenis penelitian adalah deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan
UD Jarod, UD Hollywood, UD Pada Idi, UD Fanakey, dan UD Al Hilal, sudah
mampu mengoptimalkan kinerjanya sehingga sudah memperoleh penjualan di
atas break even. Para pengusaha di kawasan Boulevard Manado sebaiknya
melakukan pengklasifikasian biaya berdasarkan perilaku biaya yang diperlukan
dalam melakukan perencanaan laba yang lebih baik lagi untuk keuntungan yang
lebih besar.
Penelitian ketiga yaitu Nirmala Buata Mahasiswi universitas indonesia
pada tahun 2015 dengan judul Analisis Perencanaan Laba Perusahaan Melalui
Penerapan Break Even Point Pada Pt. Tira Austenite Tbk menggunakan metode
25
deskriptif dengan hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum kinerja
penjualan dan pengelolaan biaya-biaya yang dilakukan oleh PT. Tira Austenite
Tbk Bitung sudah cukup efisien Selama tahun 2009-2011 PT. Tira Austenite Tbk
memproduksi produk Oksigen 6 m3 dan karbondioksida di atas titik impas
dengan kata lain PT. Tira Austenite Tbk mampu memperoleh laba, dan laba ini
bergerak cukup signifikan dari hasil penjualan dan hal tersebut berarti
perusahaan telah mampu merencanakan perolehan laba dengan sebaik
mungkin. Pihak manajemen sebaiknya mempertahankan penggolongan biaya-
biaya, agar tetap cermat dan efisiensi.
Penelitian keempat yaitu Joy Toar Pangemanan mahasiswa universitas
indonesia pada tahun 2016 dengan judul Analisis Perencanaan Laba
Perusahaan Dengan Penerapan Break Even Point Pada Pt. Kharisma Sentosa
Manado. Dengan menggunakan metode kualitatif dengan menunjukkan hasil
penelitian menunjukkan secara umum kinerja penjualan dan pengelolaan biaya-
biaya yang dilakukan oleh PT. Kharisma Sentosa Manado sudah efisien. Selama
tahun 2013-2015 PT. Kharisma Sentosa Manado mampu menjual mobil Xenia
Sporty 1.3 (MT) di atas titik impas dengan kata lain PT. Kharisma Sentosa
Manado mampu memperoleh keuntungan, dan keuntungan ini bergerak cukup
signifikan dari hasil penjualan dan hal tersebut berarti PT. Kharisma Sentosa
Manado telah mampu merencanakan perolehan laba dengan sebaik mungkin.
Penelitian ke lima yaitu Gracea Elyda Safaret Sembiring pada tahun 2015
mahasiswi universitas yogyakarta dengan judul Analisa Biaya Tetap Dan
Variabel Pada Penetapan Harga Pokok Sewa Apartemen Di Yogyakarta dengan
metode kualitatif dan menunjukan hasil penelitian Dengan simulasi pada margin
profit 10%, didapatkan harga pokok sewa masing-masing tipe yaitu tipe studio
26
adalah Rp 20,600,157.72 /unit/tahun, tipe studio deluxe dengan margin profit
10% harga pokok sewanya adalah Rp24,250,092.90/unit/tahun tipe 1BR dengan
margin profit 10% harga pokok sewanya adalah Rp39,986,855.31/unit/tahun, dan
tipe 2BR dengan margin profit 10% harga pokok sewanya adalah Rp
53,583,341.60/unit/tahun.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian
1 Purnaning
mahanani,
Mahsina,
Arief
Rahman
(2015)
Analisis
Penerapan
Metode Break
Even Point
Sebagai Alat
Pengambilan
Keputusan
Dalam Rangka
Meningkatkan
Perencanaan
Laba
Perusahaan
Deskriptif
Kualitatif
Hasil Penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan
bahwa posisi Perusahaan
PT. Widaya Inti Plasma
masih berada dalam daerah
laba. Cukup dengan
mempertahankan penjualan
dan mempertahankan harga
jual dan kualitas maka
perusahaan dapat bersaing
kompotior dengan yang lain.
2 Yunita E.
Baris,
Jullie J.
Sondakh
(2014)
Analisis Break
Even Point
Sebagai Alat
Perencanaan
Laba Produk
Gorengan Pada
Usaha Kecil
Menengah
(Ukm) di
Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan
UD Jarod, UD Hollywood,
UD Pada Idi, UD Fanakey,
dan UD Al Hilal, sudah
mampu mengoptimalkan
kinerjanya sehingga sudah
memperoleh penjualan di
atas break even. Para
pengusaha di kawasan
27
Kawasan
Boulevard
Manado
Boulevard Manado
sebaiknya melakukan
pengklasifikasian biaya
berdasarkan perilaku biaya
yang diperlukan dalam
melakukan
perencanaan laba yang
lebih baik lagi untuk
keuntungan yang lebih
besar.
3 Nirmala
Buata1
Ventje
Ilat2 S.S.
Pangeman
an
(2015)
Analisis
Perencanaan
Laba
Perusahaan
Melalui
Penerapan
Break Even
Point Pada Pt.
Tira Austenite
Tbk Bitung
Deskriptif Hasil penelitian menunjukan
bahwa secara umum kinerja
penjualan dan pengelolaan
biaya-biaya yang dilakukan
oleh PT. Tira Austenite Tbk
Bitung sudah cukup efisien
Selama tahun 2009-2011
mampu memperoleh laba,
dan laba ini bergerak cukup
signifikan dari hasil
penjualan dan hal tersebut
berarti perusahaan telah
mampu merencanakan
perolehan laba dengan
sebaik mungkin. Pihak
manajemen sebaiknya
mempertahankan
penggolongan biaya-biaya,
agar tetap cermat dan
efisiensi.
28
4 Joy Toar
Pangeman
an
(2016)
Analisis
Perencanaan
Laba
Perusahaan
Dengan
Penerapan
Break Even
Point Pada Pt.
Kharisma
Sentosa
Manado
Deskriptif Hasil penelitian
menunjukkan secara umum
kinerja penjualan dan
pengelolaan biaya-biaya
yang dilakukan oleh PT.
Kharisma Sentosa Manado
sudah efisien. Selama tahun
2013-2015 PT. Kharisma
Sentosa Manado mampu
memperoleh keuntungan,
dan keuntungan ini bergerak
cukup signifikan dari hasil
penjualan.
5 Gracea
Elyda
Safaret
Sembiring
dan
Christiono
Utomo
(2015)
Analisa Biaya
Tetap Dan
Variabel Pada
Penetapan
Harga Pokok
Sewa
Apartemen
Di Yogyakarta
Deskriptif Dengan simulasi pada
margin profit 10%,
didapatkan harga pokok
sewa masing-masing tipe
yaitu tipe studio adalah Rp
20,600,157.72 /unit/tahun,
tipe studio deluxe dengan
margin profit 10% dari harga
pokok .
29
D. Kerangka Pikir
Perusahaan Manufaktur adalah badan usaha di Indonesia,
perusahaan manufaktur meyakini bahwa baik perusahaan, masyarakat dan
lingkungan dapat bersinergi dan berjalan seiring dalam mencapai suatu
tujuan perusahaan. Oleh karna itu PT. Bumi Sarana Beton menerapkan
analisis data Biaya tetap dan Biaya variabel untuk menentukan atau
memisahkan suatu jenis biaya apakah termasukbiaya tetap atau biaya
variabel. Dimana biaya tetap adalah biaya yang secara total tetap dalam
relevan tetapi perunit berubah sedangkan biaya variabel adalah biaya yang
secara total berubah sebanding dengan aktivitas atau volime produksi tetapi
perunit bersifat tetap. Oleh karna itu dengan menggunakan analisis data
biaya tetap dan biaya variabel porusahaan dapat mengetahui laba setiap
barang yang diproduksi dengan menggunakan perhitungan break even point.
Dengan adanya Break even point yang biasa disingkat BEP maka
secara tidak langsung perusahaan dapat mengetahui pada tingkat produksi
berapa jumlah penjualan atau dengan kata lain dapat mengetahui hubungan
antara penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau laba. Sehingga
memudahkan bagi perusahaan dalam menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian laba usaha dimasa yang akan datang.
30
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
PT. Bumi Sarana Beton
Analisis Data
BEP
( Break Even Point)
Biaya Tetap Biaya Variabel
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2015:
13) penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bumi Sarana Beton yang merupakan
salah satu anak perusahaan PT. Hadji Kalla dimana sasaran utama perusahaan
ini adalah memproduksi Beton Siap Pakai (Ready Mix). Pengambilan data
dilakukan di kantor pusat PT. Bumi Sarana Beton yang bertempat di Wisma Kalla
Lantai 10 di Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 8 Makassar. Waktu pelaksanaan penelitian
ini berlangsung selama dua bulan.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Variabel Penelitian
Adapaun variabel penelitian adalah sebagai berikut:
a. Harga Pokok Produksi adalah penjumlahan seluruh pengorbanan
sumber ekonomi yang digunakan untuk mengubah bahan baku
menjadi produk. Dimana dalam harga pokok produksi ini terdapat
biaya bahan baku,biaya tenaga kerja dan biaya Overhead.
29
32
b. BEP (Break Even Point)
Dalam melakukan perhitungan BEP maka harus diketahui berapa
biaya tetap dan biaya variabel serta berapa harga jual dalam setiap
produk yang dimiliki oleh Perusahaan PT. Bumi Sarana Beton.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis penelitian ini
adalah tipe penelitian kuantitatif dengan format deskriktif,yaitu penelitian yang
dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai data yang diamati agar
bermakna dan komunikatif, dilakukan dengan cara memecahkan permasalahan
yang ada sekarang kemudian memprediksi keadaan dimasa yang akan datang
menurut Purwanto (2015:109). Kasus yang akan diteliti dalam penelitian ini
antara lain yaitu tentang masalah pemisahaan biaya tetap dan biaya variabel
dalam kaitannya BEP yang selama ini belum benar-benar dilakukan oleh
perusahaan tempat penelitian ini berlangsung. Untuk perhitungan BEP pada
perusahaan, dilakukan pengumpulan data kemudian diolah untuk menentukan
biaya tetap dan biaya variabel pada setiap produk yang dimiliki oleh perusahaan,
setelah itu dilakukanlah perhitungan BEP. Kemudian hasil penelitian ini
digunakan oleh manajemen dalam memngambil keputusan di masa mendatang.
D. Defenisi Operasional Variabel
1. Biaya Tetap
Biaya Tetap yaitu biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas
bisnis meningkat atau menurun.
33
2. Biaya Variabel
Biaya Variabel adalah biaya yang secara total meningkat secara
proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara
proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menghimpun data yang dibutuhkan maka digunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu bentuk pengambilan data yang
diperlukan dalam penelitian ini berupa teori mengenai biaya dan
penggolongannya serta teori tentang BEP serta perhitungannya.
2. Mengakses Website dan Situs-Situs, yaitu metode ini digunakan untuk
mencari website maupun situs-situs yang menyediakan informasi sehubungan
dengan masalah dalam penelitian.
3. Studi Lapangan, yaitu dengan metode Observasi dengan mengadakan
pengamatan dan mengumpulkan data secara langsung terhadap objek
penelitian untuk memperoleh data yang berkaitan dengan perhitungan BEP
seperti komponen-komponen penting yang terdapat dalam perhitungan BEP
seperti biaya dalam memproduksi produk yang dimiliki oleh perusahaan.
4. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan pencatatan, pengumpulan bahan-bahan tertulis, yang memiliki
keterkaitan dengan permasalahan yang telah peneliti amati.
34
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif kuantitatif tanpa menggunakan analisis statistik. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data yang diperlukan adalah data biaya operasional dan
volume penjualan pada perusahaan.
2. Melakukan pengolahan data yang diperoleh dari perusahaan dengan
memahami prosedur dan kebijakan yang berlaku di perusahaan terkait
dengan perhitungan BEP pada perusahaan.
3. Menentukan besarnya biaya tetap dan biaya variabel pada produk yang
akan diteliti dengan menggunakan Metode Titik Tertinggi dan Terendah
(High and Low Point Method) . Dengan menggunkanan rumus :
Persamaan Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point
Method) :
y= a+b(x)
maka di peroleh persamaan sebagai berikut:
Rumus biaya variabel
b= ( )
( )
Rumus biaya tetap
a =
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
PT. Bumi Sarana Beton merupakan salah satu anak perusahaan Kalla
Group, berdiri pada awal tahun 1996 melalui akta notaris Eddy Mulyanto, S.H.
Nomor 60 tanggal 23 Januari 1996. Sasaran utama perusahaan ini adalah
memproduksi Beton Siap Pakai (Ready Mix) dengan kualitas tinggi guna
memenuhi tuntutan kebutuhan yang semakin meningkat seiring dengan pesatnya
pembangunan di bidang kontruksi, khususnya di Sulawesi Indonesia bagian
Timur.
Sejak awal berdirinya PT. Bumi Sarana Beton telah membukakan
catatan yang baik. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya Baching Plant di
Kendari (Sulawesi Tenggara) pada tahun 2004, di Kab. Poso (Sulawesi Tengah)
pada tahun 2006 di Proyek Tonasa V (Pangkep) Sulawesi Selatan, pada tahun
2013 di Sonoro Gas Development Project di Luwuk Banggai-Sulawesi Tengah.
Dengan didukun oleh potensi dan pengembangan sumber daya yang berkualitas
serta pemahaman akan kebutuhan pasar yang komperatif dan dinamis, sejak
tahun 2002 PT. Bumi Sarana Beton melebarkan bidang usahanya antara lain:
1. Jasa Konstruksi (Kualifikasi Grade-5 dan 6) Sub Bidang Sipil & Arsitektur
2. Penyewaan alat, antara lain: Batching Plant, Truck Mixer, Dumptruck,
Scafolding
3. Beton Precast, antara lain: Pagar Panel, Saluran, Bataco, Paving Block,
Casteen, dll
34
36
4. Penjualan Material : Batu Pecah, Abu Batu, Screening
5. Penjualan Bata Ringan
PT. Bumi Sarana Beton bekerjasama dengan perorangan maupun Badan Usaha
Profesional demi mecapai hasil kerja yang memuaskan pelanggan.
Pabrik (Batching Plant) dengan luas 3 (tiga) herktar yang berlokasi di
Kawasan Tanjung Bunga Makassar, didukukung kapasitas alat yang memadai
dengan 2 Batching Plant yaitu Batching Plant Sytem WET dan Dry dengan
kapasitas produksi 80 m3/jam sehingga mampu memberkan pelayanan
pengocoran dengan kuantitas besar, dan juga Pabrik (Batching Plant) di
Kawasan Industri Makassar (Kima) kapsitas 30 m3/jam, sehingga mampu
memberikan pelayanan pengecoran dengan kuantitas besar.Sejak 28 September
2009, PT BSB mendirikan lagi Pabrik (Batching Plant) sebanyak 2 unit dengan
kapasitas produksi 120 m3/jam untuk melayani proyek Tonasa V dengan lokasi
0,5 km dari lokasi proyek Tonasa V. Penyediaan Beton Ready Mix ini tentunya
ditunjang oleh penyediaan Bahan Baku dari 3 unit Stone Crusher milik PT.BSB,
yang terletak di Desa Lonjoboko Kec. Parangloe, Kab.Gowa.
Demikian pula dengan Pabrik Beton Precast yang antara lain
memproduksi : Paving Bloch, Bataco, Pagar Beton, Saluran, Casten, dll. Selain
didirikan di Tanjung Bunga, juga terdapat di Kawasan Kima Makassar (Luas
4.000 m2) dan di Kawasan Sungguminasa, Kab. Gowa (Luas 1,5 Hektar). Pabrik
ini didukung oleh peralatan yang moderen, mampu memproduksi dengan
kuantitas besar dan mutu tinggi.PT. Bumi Sarana Beton semaikin berkembang,
pada 20 Oktober 2012, telah meresmikan Pabrik Bata Ringan, Berlokasi di
Kawasan Industri Makassar (Kima 17), memproduksi Bata Ringan sebagai bahan
37
pengganti bahan batu merah/ batu bata yang sangant baik digunakan untuk
pembangunan rumah dan gedung perkantoran.
Adapun Visi dan Misi peruhahaan PT. Bumi Sarana Beton adalah sebagai
berikut:
Visi Perusahaan PT. Bumi Sarana Beton Adalah:
“Tobe Come The Market Leader”
PT. Bumi Sarana Beton senantiasa menjadi perusahaan penyedia Ready Mix
dan Non Ready Mix terbaik diantara para pesaingnya.
Misi Perusahaan PT. Bumi Sarana Beton Adalah :
“Tobe Come The Real Partner For Infrastructure Deveelopment.”
PT. Bumi Sarana Beton Senantiasa memberikan :
1. Mutu Produk yang kualitasnya terjamin.
2. Konsultasi peningkatan kualitas pembangunan infrastruktur.
B. Penyajian Data Hasil Penelitian
PT. Bumi Sarana Beton adalah perusahaan Manufaktur yang
memproduksi lebih dari satu produk. Selama ini PT. Bumi Sarana Beton tidak
melakukan pemisahaan biaya tetap dan biaya variabel berdasarkan jenis produk
yang diproduksinya. Sehingga perusahaan tidak dapat mengetahui tingkat BEP
untuk setiap jenis produk.
38
Laporan Stock Produksi PT. Bumi Sarana Beton
Tahun 2018
Jenis Produksi
Satuan
Konversi
Biji
Januari
Februari
Paving Block 44 11.517,82 11.546,92 Topi Uskup 25 293,28 - Casten Biji 1 - 7.268 Bataco Biji 1 14.960 19.300
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Konversi
Biji
Maret
April
Paving Block 44 11.485,90 8.411,66 Topi Uskup 25 - 634,80 Casten Biji 1 75,00 - Bataco Biji 1 36.315,00 10.054,00
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Konversi
Biji
Mei
Juni
Paving Block 44 11.798,18 10.191,73 Topi Uskup 25 - - Casten Biji 1 - - Bataco Biji 1 12.236,00 8.840,00
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Konversi
Biji
Juli
Agustus
Paving Block
44 10.537,53 13.841,48
Topi Uskup 25 - - Casten Biji 1 2.784,00 - Bataco Biji 1 2.560,00 12.340,00
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
39
Jenis Produksi
Satuan
Konversi
Biji
September
Oktober
Paving Block
44 8.476,36 10.657,64
Topi Uskup 25 - - Casten Biji 1 - - Bataco Biji 1 20.272,00 47.334,00
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Konversi
Biji
November
Desember
Paving Block
44 10.280,69 8.438,85
Topi Uskup 25 - - Casten Biji 1 - - Bataco Biji 1 13.720,00 12.504,00
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
C. Analisa Hasil Penelitian
1) Memisahkan biaya tetap dan biaya variabel berdasarkan jenis
produk PT. Bumi Sarana Beton
Perhitungan barang dilakukan dengan besar biaya tetap dan biaya
variabel serta BEP untuk masing-masing jenis produk, maka sebelumnya
volume produksi PT. Bumi Sarana Beton harus dikonversi kedalam
satuan palet dengan menggunakan rumus Metode titik tertinggidan
terendah (High and Low Point Method ) maka diperoleh persamaan biaya
tetap dan biaya variabel:
Persamaan metode High and Low Point :
y= a+b(x)
40
Rumus Biaya Tetap
a =
Rumus Biaya Variabel
b= ( )
( )
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data produksi tahun 2018 sebagai
berikut:
1. Paving Block
Produksi Bulan Januari = (11.517,82 x 44 bj ) / 12 palet
= 506.784,08 bj / 12 palet
= 42.232,01 palet
Produksi Bulan Februari = (11.546,92 x 44 bj) / 12 palet
= 508.064,48 bj / 12 palet
= 42.338,71 palet
Produksi Bulan Maret = (11.485,90 x 44 bj) / 12 palet
= 505.379,6 bj / 12 palet
= 42.114,97 palet
Produksi bulan April = (8.411,66 x 44 bj) / 12 palet
= 307.113,04 bj / 12 palet
= 30.842,75 palet
Produksi bulan Mei = (11.798,18 x 44 bj) / 12 palet
41
= 519.119,92 bj / 12 palet
= 43.259,99 palet
Produksi bulan Juni = (10.191,73 x 44 bj) /12 palet
= 448.436,12 bj / 12 palet
= 37.369,68 palet
Produksi bulan Juli = (10.191,73 x 44 bj) / 12 palet
= 448.436,12 bj / 12 palet
= 37.369,68 palet
Produksi bulan Agust = (13.841,48 x 44 bj) / 12 palet
= 609.025,12 bj / 12 palet
= 50.752,09 palet
Produksi bulan Sept = (8.476,36 x 44 bj) / 12 palet
= 372.959,84 bj / 12 palet
= 31.079,99 palet
Produksi bulan Okt = (10.657,64 x 44 bj) / 12 palet
= 468.936,16 bj / 12 palet
= 39.078,01 palet
Produksi bulan Nop = (10.280,69 x 44 bj) / 12 palet
= 452.350,36 bj / 12 palet
= 37.695,86 palet
Produksi bulan Des = (8.438,85 x 44 bj) / 12 palet
42
= 371.309,4 bj / 12 palet
= 30.942,45 palet
2. Topi Uskup
Produksi bulan Januari = (293,28 x 25 bj) / 6 palet
= 7.332 bj / 6 palet
= 1.222 palet
Produksi bulan Feb – Mart = Tidak Memproduksi
Produksi bulan April = (634,80 x 25 bj) / 6 palet
= 15.870 bj / 6 palet
= 2.645 palet
Produksi bulan Mei – Des = Tidak Memproduksi
3. Casten
Produksi bulan Januari = Tidak Memproduksi
Produksi bulan Februari = 7.268 bj / 2 palet
= 3.634 palet
Produksi bulan Maret = 75,00 bj / 2 palet
= 37,5 palet
Produksi Apr – Juni = Tidak Memproduksi
Produksi bulan Juli = 2.784,00 bj / 2 palet
= 1.392 palet
Produksi bulan Aug – Des = Tidak Memproduksi
4. Bataco
Produksi bulan Januari = 14.960 bj / 4 palet
= 3.740 palet
Produksi bulan Februari = 19.300 bj / 4 palet
= 4.825 palet
Produksi bulan Maret = 36.315,00 bj / 4 palet
= 9.078,75 palet
Produksi bulan April = 10.054,00 bj / 4 palet
= 2.513,5 palet
43
Produksi bulan Mei = 12.236,00 bj / 4 palet
= 3.059 palet
Produksi bulan Juni = 8.840,00 bj / 4 palet
= 2.210 palet
Produksi bulan Juli = 2.560,00 bj / 4 palet
= 640 palet
Produksi bulan Agus = 12.340,00 bj / 4 palet
= 3.085 palet
Produksi bulan Sept = 20.272,00 bj / 4 palet
= 5.068 palet
Produksi bulan Okt = 47.334,00 bj / 4 palet
= 11.833,5 palet
Produksi bulan Nov = 13.720,00 bj / 4 palet
= 3.430 palet
Produksi bulan Des = 12.504,00 bj / 4 palet
= 3.126 palet
Rekapitulasi hasil perhitungan tingkat produksi ditunjukkan pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Laporan Stock Produksi PT. Bumi Sarana Beton
Tahun 2018
Bulan
Paving Blok
(Palet)
Topi Uskup (Palet)
Casten (Palet)
Bataco (Palet)
Jumlah (Palet)
Januari 42.232 1.222 - 3.740 47.194 Februari 42.339 - 3.634 4.825 50.798 Maret 42.115 - 38 9.079 51.231 April 30.843 2.645 - 2.514 36.001 Mei 43.260 - - 3.059 46.319 Juni 37.370 - - 2.210 39.580 Juli 37.370 - 1.392 640 39.402 Agustus 50.752 - - 3.085 53.837 September 31.080 - - 5.068 36.148 Oktober 39.078 - - 11.834 50.912 November 37.696 - - 3.430 41.126 Desember 30.942 - - 3.126 34.068
Total 465.077 3.867 5.064 52.609 526.616 Sumber: PT.Bumi Sarana Beton. ( data yang telah diolah)
44
Berdasarkan tabel 4.1, selanjutnya dihitung persentase tingkat produksi
masing-masing jenis produk dengan cara membandingkan jumlah produksi
setiap jenis produk dengan total produksi.
Hasil perhitungan persentase tingkat produksi ditunjukkan pada tabel 4.2
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Nilai Presentase Jumlah Produksi Berdasarkan Jenis Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Bulan Paving Blok Topi Uskup Casten Bataco
1 89% 3% 0% 8% 2 83% 0% 7% 9% 3 82% 0% 0% 18% 4 86% 7% 0% 7% 5 93% 0% 0% 7% 6 94% 0% 0% 6% 7 95% 0% 4% 2% 8 94% 0% 0% 6% 9 86% 0% 0% 14% 10 77% 0% 0% 23% 11 92% 0% 0% 8% 12 91% 0% 0% 9%
Sumber : PT. Bumi Sarana Beton (data telah diolah).
Berdasrkan hasil perhitungan pada tabel 4.2, Topi Uskup hanya memproduksi
pada bulan Januari dan di bulan April, untuk Casten hanya memproduksi di bulan
Februari dan Juli, sedangkan untuk Paving Blok dan Bataco memproduksi
selama 12 bulan di tahun 2018.
Pemisahan biaya produksi menjadi biaya tetap dan biaya variabel
didasarkan pada persentase tingkat produksi dengan total biaya untuk setiap
jenis biaya berdasarkan jenis produk.
45
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bulanan mengenai total biaya
produksi selama tahun 2018 sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.3:
Tabel 4.3 Biaya Produksi PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Bulan Biaya Bahan Baku
(Rp)
Biaya Tenaga Kerja
Langsung (Rp)
Biaya Overhead
(Rp)
1 301.540.570 84.105.800 540.017.486 2 314.283.269 82.733.425 468.436.511 3 253.795.903 85.688.190 499.074.983 4 261.563.967 84.732.160 511.914.662 5 314.534.741 92.268.600 516.592.946 6 233.395.258 84.362.618 485.767.946 7 217.716.004 79.184.400 474.894.274 8 276.718.167 108.074.400 520.500.116 9 188.416.467 67.156.550 586.517.734 10 251.313.092 79.599.550 517.457.774 11 208.860.306 83.527.900 306.333.150 12 175.186.660 56.576.950 285.146.409
Total 2.997.324.403 988.010.543 5.712.653.990 Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Berdasarkan tabel 4.3, selanjutnya dihitung biaya produksi berdasarkan
jenis produk sebagai berikut:
46
c) Pemisahan biaya bahan baku berdasrkan jenis produk
Hasil pemisahan biaya bahan baku untuk setiap jenis produk ditunjukkan
pada tabel 4.4 sampai 4.7:
Tabel 4.4 Pemisahan Biaya Bahan Baku Berdasarkan Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Paving Blok
Bulan Total Biaya Bahan Baku (Rp)
Presentase
Biaya Bahan Baku (Rp)
1 301.540.570 89% 268.371.107 2 314.283.269 83% 260.855.113 3 253.795.903 82% 208.112.641 4 261.563.967 86% 224.945.012 5 314.534.741 93% 292.517.309 6 233.395.258 94% 219.391.542 7 217.716.004 95% 206.830.203 8 276.718.167 94% 260.115.077 9 188.416.467 86% 162.038.162 10 251.313.092 77% 193.511.081 11 208.860.306 92% 192.151.482 12 175.186.660 91% 159.419.860 Total 2.648.258.589
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jadi untuk tabel 4.4 menunjukkan Biaya bahan baku untuk Paving Blok
selama satu tahun sebesar Rp 2.648.258.589/ tahun.
47
Tabel 4.5
Pemisahan Biaya Bahan Baku Berdasarkan Produk PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Topi Uskup
Bulan Total Biaya Bahan
Baku (Rp)
Presentase
Biaya Bahan Baku
(Rp)
1 301.540.570 3% 9.046.217 2 314.283.269 0% - 3 253.795.903 0% - 4 261.563.967 7% 18.309.478 5 314.534.741 0% - 6 233.395.258 0% - 7 217.716.004 0% - 8 276.718.167 0% - 9 188.416.467 0% - 10 251.313.092 0% - 11 208.860.306 0% - 12 175.186.660 0% - Total 27.355.695
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jadi pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa di tahun 2018 PT. Bumi Sarana
Beton memproduksi Topi Uskup hanya dibulan Januari dan April sebesar Rp
27.355.695/tahun, sedangkan untuk dibulan Februari, Maret, Mei sampai
Desember tidak memproduksi Topi Uskup, karena masih terdapat persediaan di
gudang.
48
Tabel 4.6 Pemisahan Biaya Bahan Baku Berdasarkan Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Casten
Bulan Total Biaya Bahan
Baku (Rp)
Presentase
Biaya Bahan Baku
(RP)
1 301.540.570 0% - 2 314.283.269 7% 21.999.829 3 253.795.903 0% - 4 261.563.967 0% - 5 314.534.741 0% - 6 233.395.258 0% - 7 217.716.004 4% 8.708.640 8 276.718.167 0% - 9 188.416.467 0% - 10 251.313.092 0% - 11 208.860.306 0% - 12 175.186.660 0% - Total 30.708.469
Sumber: PT. Bumi Sarana Beto
Jadi pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa di tahun 2018 PT. Bumi Sarana
Beton hanya memproduksi Casten dibulan Februari dan Juli sebesar Rp
30.708.469/tahun, sedangkan dibulan Januari, Maret, April, Mei, Juni, Agustus
sampai Desember tidak memproduksi Casten karena masih terdapat persediaan
di gudang.
49
Tabel 4.7 Pemisahan Biaya Bahan Baku Berdasarkan Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Bataco
Bulan Total Biaya Bahan
Baku (Rp)
Presentase
Biaya Bahan Baku
(Rp)
1 301.540.570 8% 24.123.246 2 314.283.269 9% 28.285.494 3 253.795.903 18% 45.683.263 4 261.563.967 7% 18.309.478 5 314.534.741 7% 22.017.432 6 233.395.258 6% 14.003.715 7 217.716.004 2% 4.354.320 8 276.718.167 6% 16.603.090 9 188.416.467 14% 26.378.305 10 251.313.092 23% 57.802.011 11 208.860.306 8% 16.708.824 12 175.186.660 9% 15.766.799 Total 290.035.978
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jadi pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada tahun 2018 biaya bahan
baku untuk Bataco selama sebesar Rp 290.035.978/tahun.
50
d) Pemisahan biaya Tenaga Kerja Langsung
Hasil pemisahan biaya tenaga kerja langsung untuk setiap jenis produk
ditunjukkan pada tabel 4.8 sampai 4.1.
Tabel 4.8 Pemisahan Biaya Tenaga Kerja Langsung Berdasarkan Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Paving Blok
Bulan Total Biaya Tenaga
Kerja Langsung (Rp)
Presentase
BTKL (Rp)
1 84.105.800 89% 74.854.162 2 82.733.425 83% 68.668.743 3 85.688.190 82% 70.264.316 4 84.732.160 86% 72.869.658 5 92.268.600 93% 85.809.798 6 84.362.618 94% 79.300.861 7 79.184.400 95% 75.225.180 8 108.074.400 94% 101.589.936 9 67.156.550 86% 57.754.633 10 79.599.550 77% 61.291.654 11 83.527.900 92% 76.845.668 12 56.576.950 91% 51.485.025 Total 875.959.632
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Jadi pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa di tahun 2018 biaya tenaga kerja
langsung untuk Paving Blok selama sebesar Rp 875.959.632/tahun.
51
Tabel 4.9 Pemisahan Biaya Tenaga Kerja Langsung Berdasarkan Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018.
Topi Uskup
Bulan
Total Biaya Tenaga
Kerja Langsung (Rp)
Presentase
Biaya Tenaga Kerja
Langsung (Rp)
1 84.105.800 3% 2.523.174 2 82.733.425 0% - 3 85.688.190 0% - 4 84.732.160 7% 5.931.251 5 92.268.600 0% - 6 84.362.618 0% - 7 79.184.400 0% - 8 108.074.400 0% - 9 67.156.550 0% - 10 79.599.550 0% - 11 83.527.900 0% - 12 56.576.950 0% - Total 8.454.425
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Jadi pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa di tahun 2018 PT. Bumi Sarana
Beton memproduksi Topi Uskup hanya dibulan Januari dan April sebesar Rp
8.454.425/tahun, sedangkan untuk dibulan Februari, Maret, Mei sampai
Desember tidak memproduksi Topi Uskup, karena masih terdapat persediaan di
gudang.
52
Tabel 4.10 Pemisahan Biaya Tenaga Kerja Langsung Berdasarkan Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Casten
Bulan
Total Biaya Tenaga
Kerja Langsung (Rp)
Presentase
Biaya Tenaga Kerja
Langsung (Rp)
1 84.105.800 0% - 2 82.733.425 7% 5.791.340 3 85.688.190 0% - 4 84.732.160 0% - 5 92.268.600 0% - 6 84.362.618 0% - 7 79.184.400 4% 3.167.376 8 108.074.400 0% - 9 67.156.550 0% - 10 79.599.550 0% - 11 83.527.900 0% - 12 56.576.950 0% - Total 8.958.716
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Jadi pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa di tahun 2018 PT. Bumi Sarana
Beton hanya memproduksi Casten dibulan Februari dan Juli sebesar
Rp8.958.716/tahun, sedangkan dibulan Januari, Maret, April, Mei, Juni, Agustus
sampai Desember tidak memproduksi Casten karena masih terdapat persediaan
di gudang.
53
Tabel 4.11 Pemisahan Biaya Tenaga Kerja Langsung Berdasarkan Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Bataco
Bulan
Total Biaya Tenaga
Kerja Langsung (Rp)
Presentase
Biaya Tenaga Kerja
Langsung (Rp)
1 84.105.800 8% 6.728.464 2 82.733.425 9% 7.446.008 3 85.688.190 18% 15.423.874 4 84.732.160 7% 5.931.251 5 92.268.600 7% 6.458.802 6 84.362.618 6% 5.061.757 7 79.184.400 2% 1.583.688 8 108.074.400 6% 6.484.464 9 67.156.550 14% 9.401.917 10 79.599.550 23% 18.307.897 11 83.527.900 8% 6.682.232 12 56.576.950 9% 5.091.926 Total 94.602.280
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jadi pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa di tahun 2018 biaya
tenaga kerja langsung untuk Bataco sebesar Rp 94.602.280/tahun.
54
e) Pemisahan Biaya Overhead berdasrkan jenis produk
Hasil pemisahan biaya Overhead untuk setiap jenis produk ditunjukkan
pada tabel 4.12 sampai 4.15.
Tabel 4.12
Pemisahan biaya Overhead Berdasarkan Produk PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Paving Blok
Bulan Total Biaya Overhead (Rp)
Presentase
Biaya Overhead (Rp)
1 540.017.486 89% 480.615.563 2 468.436.511 83% 388.802.304 3 499.074.983 82% 409.241.486 4 511.914.662 86% 440.246.609 5 516.592.946 93% 480.431.440 6 485.767.946 94% 456.621.869 7 474.894.274 95% 451.149.560 8 520.500.116 94% 489.270.109 9 586.517.734 86% 504.405.251 10 517.457.774 77% 398.442.486 11 306.333.150 92% 281.826.498 12 285.146.409 91% 259.483.232 Total 5.040.536.408
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Jadi pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa di tahun 2018 Biaya Overhead
Paving Blok sebesar Rp 5.040.536.408/tahun.
55
Tabel 4.13 Pemisahan Biaya Overhead Berdasarkan Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Topi Uskup
Bulan Total Biaya Overhead (Rp)
Presentase
Biaya Overhead (Rp)
1 540.017.486 3% 16.200.525 2 468.436.511 0% - 3 499.074.983 0% - 4 511.914.662 7% 35.834.026 5 516.592.946 0% - 6 485.767.946 0% - 7 474.894.274 0% - 8 520.500.116 0% - 9 586.517.734 0% - 10 517.457.774 0% - 11 306.333.150 0% - 12 285.146.409 0% - Total 52.034.551
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton. Jadi pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa di tahun 2018 PT. Bumi Sarana
Beton memproduksi Topi Uskup hanya dibulan Januari dan April sebesar
Rp52.034.551/tahun, sedangkan untuk dibulan Februari, Maret, Mei sampai
Desember tidak memproduksi Topi Uskup, karena masih terdapat persediaan di
gudang.
56
Tabel 4.14 Pemisahan Biaya Overhead Berdasarkan Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Casten
Bulan Total Biaya Overhead (Rp)
Presentase
Biaya Overhead (Rp)
1 540.017.486 0% - 2 468.436.511 7% 32.790.556 3 499.074.983 0% - 4 511.914.662 0% - 5 516.592.946 0% - 6 485.767.946 0% - 7 474.894.274 4% 18.995.771 8 520.500.116 0% 9 586.517.734 0% - 10 517.457.774 0% - 11 306.333.150 0% - 12 285.146.409 0% - Total 51.786.327
Sumber: PT. Bumi Sarana Beto.
Jadi pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa di tahun 2018 PT. Bumi Sarana
Beton hanya memproduksi Casten dibulan Februari dan Juli sebesar
Rp51.786.327/tahun, sedangkan dibulan Januari, Maret, April, Mei, Juni,
Agustus sampai Desember tidak memproduksi Casten karena masih terdapat
persediaan di gudang.
57
Tabel 4.15 Pemisahan Biaya Overhead Berdasarkan Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Bataco
Bulan Total Biaya Overhead (Rp)
Presentase
Biaya Overhead (Rp)
1 540.017.486 8% 43.201.399 2 468.436.511 9% 42.159.286 3 499.074.983 18% 89.833.497 4 511.914.662 7% 35.834.026 5 516.592.946 7% 36.161.506 6 485.767.946 6% 29.146.077 7 474.894.274 2% 9.497.885 8 520.500.116 6% 31.230.007 9 586.517.734 14% 82.112.483 10 517.457.774 23% 119.015.288 11 306.333.150 8% 24.506.652 12 285.146.409 9% 25.663.177 Total 568.361.283
Sumber: PT. Bumi Sarana Beto.
Jadi Biaya Overhead untuk Bataco selama tahun 2018 sebesar
Rp 568.361.283/tahun.
Setelah dilakukan pemisahan biaya Overhead untuk maisng-masing jenis
produk, maka selanjutnya memisahkan berapa biaya tetap dan biaya variabel di
dalam biaya overhead dalam memproduksi setiap jenis produk sebagai berikut:
58
1) Pemisahan biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan metode High Low Point
Tabel 4.17 Pemisahan Biaya Overhead Berdasarkan Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Topi Uskup Keterangan Produksi (Palet) Biaya Overhead (Rp)
Tertinggi 2.645 35.834.026 Terendah 1.222 16.200.525 Selisih 1.423 19.633.501
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton Berdasarkan tabel 4.18, maka selanjutnya dilakukan pemisahan biaya
tetap dan biaya vaeriabel dengan menggunakan High Low Pointsebagai berikut:
a. Biaya Variabel
b = 19.633.501/ 1.423
b= Rp13.797/Palet
Jadi biaya variabel untuk Topi uskup adalah Rp 13.797/Palet
b. Biaya Tetap
y = a + bx
35.834.026 = a + 13.797 x 2.645
35.834.026 = a + Rp 36.493.753
a = 35.834.026 - 36.493.753
a = Rp(659.727)/bulan
Jadi biaya tetap untuk Topi Uskup adalah Rp (659.727)/bulan
59
Tabel 4.18 Pemisahan Biaya Overhead Berdasarkan Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Casten Keterangan Produksi (Palet) Biaya Overhead (Rp)
Tertinggi 3.634 32.790.556 Terendah 38 18.995.771 Selisih 3.672 13.794.785
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton Berdasarkan tabel 4.19, maka selanjutnya dilakukan pemisahan biaya
tetap dan biaya vaeriabel dengan menggunakan High Low Pointsebagai berikut:
a. Biaya Variabel
b = 13.794.785/ 3.672
b = Rp 3.796/Palet
Jadi biaya variabel untuk casten adalah Rp 3.796/Palet
b. Biaya Tetap
y = a + bx
32.790.556 = a + 3.796 x 3.634
32.790.556 = a + Rp 13.794.785
a = 32.790.556 - 13.794.785
a= Rp 18.995.771/bulan
Jadi biaya tetap untuk Casten adalah Rp 18.995.771/bulan
60
1) Menghitung Biaya Tetap setelah dilakukan Pemisahan Biaya Overhead
Tabel 4.20 Biaya Tetap untuk biaya Overhead
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
. Jenis Produk Total (Rp/Palet) Biji Total (RP/Biji)
Paving Blok 254.486.485 44 5.783.784 Topi Uskup (659.727) 25 (26.389) Casten 18.995.771 1 18.995.771 Bataco 4.457.560 1 4.457.560
Total 29.210.726 Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Setelah dilakukan pemisahaan biaya overhead pada tabel 4.20 maka
diperoleh biaya tetap untuk keempat jenis produk yang telah dikonfersi dalam
satuan palet ke biji, dimana di tahun 2018 biaya tetap untuk keempat jenis
produk sebesar Rp 29.210.726/biji.
2) Menghitung biaya variabel untuk keempat jenis produk setelah dilakukan pemisahan biaya operasional
Tabel 4.21 Biaya Variabel Untuk Paving Blok
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Paving Blok
Biaya Produksi Jumlah Biaya
Produksi (Rp/tahun)
Total
Palet/tahun
Total Biaya
Produksi (Rp/palet) Biaya Bahan Baku 2.648.258.589 465.077 5.694 Biaya Tenaga Kerja 875.959.632 465.077 1.883 Biaya Overhead 4.272 Total 11.850
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Jadi pada tabel 4.21 menunjukkan bahwa biaya variabel untuk Paving
Blok di tahun 2018 setelah dilakukan pemisahan biaya produksi sebesar Rp
11.850/pale.
61
Tabel 4.22 Biaya Variabel Untuk Topi Uskup
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Topi Uskup
Biaya Produksi Jumlah Biaya
Produksi (Rp/tahun)
Total
Palet/tahun
Total Biaya Produksi (Rp/palet)
Biaya Bahan Baku 27.355.695 3.867 7.074 Biaya Tenaga Kerja 8.454.425 3.867 2.186 Biaya Overhead 13.797 Total 23.057
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Jadi pada tabel 4.22 menunjukkan bahwa biaya variabel untuk Topi Uskup di tahun 2018 setelah dilakukan pemisahaan biaya produksi sebesar Rp 23.057/palet.
Tabel 4.23 Biaya Variabel Untuk Casten
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Casten
Biaya Produksi Jumlah Biaya
Produksi (Rp/tahun)
Total
Palet/tahun
Total Biaya Produksi (Rp/palet)
Biaya Bahan Baku 30.708.469 5.064 6.064 Biaya Tenaga Kerja 8.958.716 5.064 1.769 Biaya Overhead 3.796 Total 11.629
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Jadi pada tabel 4.23 menunjukkan bahwa biaya variabel untuk Casten di
tahun 2018 setelah dilakukan pemisahaan biaya produksi sebesar Rp
11.629/palet.
62
Tabel 4.24 Biaya Variabel Untuk Bataco
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Bataco
Biaya Produksi Jumlah Biaya
Produksi (Rp/tahun)
Total
Palet/tahun
Total Biaya Produksi (Rp/palet)
Biaya Bahan Baku 290.035.978 52.609 5.513 Biaya Tenaga Kerja 94.602.280 52.609 1.798 Biaya Overhead 9.787 Total 17.098
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Jadi pada tabel 4.24 menunjukkan bahwa biaya variabel untuk Bataco di
tahun 2018 setelah dilakukan pemisahaan biaya produksi sebesar Rp17.098.
Setelah dihitung biaya variabel ke dalam satuan palet, kemudian
selanjutnya satuan palet dikonfersi kedalam satuan biji, karena harga jual untuk
maisng-maisng jenis produk menggunakan satuan biji, adapun perhitungannya
sebagai berikut:
Tabel 4.25 Biaya Variabel Untuk Setiap Jenis Produk
PT. Bumi Sarana Beton Tahun 2018
Jenis Produk Rp/Palet Biji Total (Rp/Biji)
Paving Blok 11.850 44 269
Topi Uskup 23.057 25 922 Cansteen 11.629 1 11.629
Bataco 17.098 1 17.098
Total 29.919 Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Berdasrkan hasil perhitungan pada tabel 4.25, maka biaya variabel untuk ke
empat jenis produk adalah Rp 29.919 biji.
63
1. Menghitung BEP berdasarkan jenis produk pada PT. Bumi Sarana Beton
Setelah dilakukan pemisahan biaya produksi untuk setiap jenis produk,
maka selanjutnya menghitung BEP masing-masing jenis produk, adapun
perhitungan BEP sebagai berikut:
Tabel 4.26 Menghitung Break Even Point Berdasarkan Jenis Produk
PT. Bumi Sarana Brton Tahun 2018
Keterangan
Paving Blok
Topi Uskup
Caten
Bataco
Total
Penjualan (Rp/tahun)
5.991.909.260 81.548.636 152.981.727 700.318.473 6.926.758.096
Proporsi (%) 0,87 0,01 0,02 0,10 1,00
Harga Jual (Rp/biji)
1.196
3.065
15.750
18.068
38.079
Biaya Variabel (Rp/biji)
269 922 11.629 17.098 29.918
Marjin Kontribusi (Rp/biji)
4,45
3,32
1,35
1,06
10,18
Marjin Kontribusi Rasio
0,78
0,70
0,26
0,05
1,79
Total BiayaTetap (Rp/biji)
29.210.726
Marjin Kontribusi Rata-rata Tertimbang
0,69
BEP Mix (Rp)
42.217.144
BEP Produk (Biji)
36.728.915 422.171 844.343 4.221.714 42.217.144
BEP Produk (Rp)
43.927.782.313 1.293.955.453 13.298.400.250 76.277.935.151 134.798.073.167
64
C. Pembahasan
PT. Bumi Sarana Beton dalam melaukan pemisahaan biaya tetap dan
biaya variabel menggunakan Metode Least Square dan metode High Low Point,
Ha ini dikarenakan perusahaan ingin mengetahu berapa besar biaya tetap dan
biaya variabel yang harus dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk. Strategi
yang bisa dilakukan seperti meningkatkan volume penjualan dengan cara selalu
berinovasi dalam pengembangan produk, menekan biaya sekecil mungkin dan
menentukan harga jual yang mampu bersaing dengan produk lain. Maka dari itu
diperlukan suatu perencanaan laba yang baik sehingga faktor-faktor yang terkait
denganperencanaan laba seperti volume penjualan, harga jual produk dan biaya-
biaya bisa direncanakan secara teliti dan terkoordinir.
Penelitian ini bertujuan untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel
untuk setiap jenis produk, dan menghitung BEP masing-masing jenis produk
agar perusahaan dapat mengetahui besarnya laba yang diperoleh selama tahun
2018, adapun hasil penelitian sebagai berikut:
a. Total penjualan PT. Bumi Sarana Beton untuk empat jenis produk sebesar
Rp6.926.758.096, dimana penjulan di tahun 2018 yang paling besar adalah
Paving blok dengan penjulan 5.991.909.260 dengan proporsi 87%.
b. Setelah dilakukan pemisahaan biaya untuk masing-masing jenis produk maka
diperoleh biaya variabel Paving BlokRp 269, Topi Uskup Rp 922, Cansteen
Rp 11.629, dan Bataco 17.098. Dimana biaya variabel ini telah dikonfersi dari
satuan palet ke dalam satuan biji, karena dalam menjual produk tersebut
menggunakan satuan biji. Berbeda dengan biaya produksi yang harus di
65
konfersi kedalam satuan palet, karena dalam memproduksi ke empat tersebut
menggunakan satuan palet.
c. Untuk Marjin Kontribusi rasiomasing-masing jenis produk adalah sebesar
1,79.
d. Sedangkan biaya tetap untuk keempat jenis produk adalah Rp 29.210.726
biji/bulan. Sedangkan Marjin kontribusi rata-rata tertimbang untuk keempat
produk sebesar 0,69 dengan BEP Mix sebesar Rp 42.217.144.
e. Setelah di ketahui BEP Mix untuk keempat jenis produk tersebut maka di
peroleh BEP Produk (Biji) untuk masing-masing produk dimana Paving Blok
36.728.915 biji , Topi Uskup 422.171. biji, Cansteen 844.343 biji dan Bataco
4.221.144 biji. Dengan laba yang di peroleh untuk Paving Blok Rp
43.927.782.313, Topi Uskup Rp 1.293.955.453, Cansteen Rp 13.298.400.250,
Bataco 76.277.935.151.
Setelah dilakuan pemisahan biaya tetap dan biaya variabel untuk masing-
masing jenis produk maka biaya variabel untuk keempat jenis produk sebesar Rp
29.918 biji/bulan sedangkan biaya tetapnya sebesar Rp 29.210.726 biji/bulan.
Dimana biaya variabel dan biaya tetap harus dikonfersi kedalam satuan biji, hal
ini karena dalam melakukan penjualan itu tidak menggunakan satuan palet, akan
tetapi dalam satuan biji, berbeda dengan biaya produksi untuk masing-masing
jenis produk, dimana harus dikonfersi ke dalam satuan palet, karena dalam
memproduksi bahan mentah menjadi bahan jadi itu proses produksinya itu
menggunakan satuan palet. Hal ini, agar perusahaan dapat mengetahui berapa
biaya yang harus dikeluarkan dalam memproduksi masing-masing jenis produk.
Sejalan dengan Hasil penelitian menunjukkan UD Jarod dan beberapa UKM
lain sudah mampu mengoptimalkan kinerjanya sehingga sudah memperoleh
66
penjualan di atas break even Point. Para pengusaha di kawasan Boulevard
Manado sebaiknya melakukan pengklasifikasian biaya berdasarkan perilaku
biaya yang diperlukan dalam melakukan perencanaan laba yang lebih baik lagi
untuk keuntungan yang lebih besar.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, mengenai
pemisahanbiaya tetap dan biaya variabel serta menghitung BEP untuk
masing-masing jenis produk pada PT. Bumi Sarana Beton dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Setelah dilakuan pemisahan biaya tetap dan biaya variabel untuk
masing-masing jenis produk maka biaya variabel untuk keempat jenis produk
sebesar Rp 29.918 biji/bulan sedangkan biaya tetapnya sebesar Rp
29.210.726 biji/bulan. Dimana biaya variabel dan biaya tetap harus dikonfersi
kedalam satuan biji, hal ini karena dalam melakukan penjualan itu tidak
menggunakan satuan palet, akan tetapi dalam satuan biji, berbeda dengan
biaya produksi untuk masing-masing jenis produk, dimana harus dikonfersi ke
dalam satuan palet, karena dalam memproduksi bahan mentah menjadi
bahan jadi itu proses produksinya itu menggunakan satuan palet. Hal ini, agar
perusahaan dapat mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan dalam
memproduksi masing-masing jenis produk. Dan Setelah dilakukan pemisahan
biaya untuk masing-masing jenis produk ternyata perusahaan masih berada di
titik impas, dimana BEP Produk (Biji) Paving Blok 36.728.915 biji , Topi Uskup
422.171. biji, Cansteen 844.343 biji dan Bataco 4.221.144 biji. Dengan laba
yang di peroleh untuk Paving Blok Rp 43.927.782.313, Topi Uskup Rp
1.293.955.453, Cansteen Rp 13.298.400.250, Bataco 76.277.935.151.
66
68
B. Saran
Berdasrakan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diajukan
beberapa saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah: PT. Bumi
Sarana Beton harus bisa menerapkan pemisahaan biaya untuk masing-
masing jenis produk, agar perusahaan dapat mengetahui berapa besar biaya
yang harus dikeluarkan dalam memproduksi setiap jenis produk baik itu
biaya tetap maupun biaya variabel. Serta perusahaan juga harus
menerapkan analisis BEP sebagai alat bantu bagi Manajemen dalam
pengambilan keputusan. Karena selama ini perusahaan belum menerapkan
analisis BEP dalam pengambilan keputusan bagi Manajemen. Dan bukan
hanya itu, perusahaan juga harus bisa meningkatkan laba dari tahun ke
tahun, akan tetapi kualitas juga harus bisa ditingkatkan, sehingga
perusahaan PT. Bumi Sarana Beton dari tahun ketahun dapat bersaing
dalam dunia bisnis.
69
DAFTAR PUSTAKA
Carter, William. K dan Milton F. Usry 2016. Akuntansi Biaya. Edisi Ketigabelas.Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat
Halim, Abdul. 2015. Manajemen Keuangan Bisnis. Yogyakarta: BPFE
Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen. 2015. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Harahap,Sofyan Syafri (2016).Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Halim, Abdul 2016. Majanemen keuangan Bisnis. Yogyakarta: BPFE
Hermanto, Bambang dan Mulyo Agung. 2014. Anaisa Laporan Keuangan.Jakarta:Lentera Ilmu Cendekia
Hilton, Ronald W. 2015. Managerial Accounting.Creating Value A. Dynamic
Business Environment. Esition. MC Graw: New York
Irawati, Susan. 2015. Manajemen Keuangan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Ismaya, Sujana. 2017. Kamus Akuntansi. Jakarta:Penerbit Erlangga
Prawironegoro, Darsono dan Ari Perwanti.Akuntansi Manajemen.2017. Edisi 3. Internal use only
Purwanto 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sigit, Soehardi. 2015. Analisa Break Even Point. Yogyakarta: BPFE
Sutrisno.2016. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi.Jakarta: Penerbit Erlangga
Van Horne, James C dan Jhon M. Wachcowicz, JR. 2015. Edisi 12. Penerbit Salemba Empat
70
L A M P I R A N
71
PT. Bumi Sarana Beton Data Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead
Tahun 2018
Uraian Januari Februari Maret
Biaya Bahan Baku 301.540.569,79 314.283.268,73 253.795.903,06 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Gaji & Transpor - - 2.700.000,00 Kesehatan - - - Makan & Minum 22.075.000,00 17.849.000,00 19.670.500,00 Karyawan Kontrak 62.030.800,00 64.884,425,00 63.317.690,00 Total Biaya Tenaga Kerja
84.105.800,00 82.733.425,00 85.688.190,00
Biaya Overhead By. BBM-Oli 3.148.250,00 592.500,00 1.578.250,00 By. BBM-Solar 39.264.304,00 21.583.296,00 30.113.082,00 By. Spare Part 78.000,00 730.000,00 7.500,00 By. Ban 6.200.000,00 - 6.200.000,00 By. Umum Alat Berat 1.268.000,00 - 600.000,00 By.NRM Bontoramba 668.000,00 - - Biaya Angkut Material 307.450.000,00 298.815.000,00 277.935.000,00 Besi Beton - - - Material - - - By. Prok. Peralatan 9.780.560,00 13.925.787,00 15.604.773,00 By. PLN - - - By. Peralatan Kerja 18.345.342,01 8.654.250,00 21.590.000,00 By. Umum Lapangan 13.386.342,01 2.086.780,18 6.550.134,15 By. Gaji / Upah - 10.675.000,00 - By. Kesehatan 728.700,00 - - By. Perjalanan Dinas
- - -
By. Peralatan & Kebutuhan Kantor
230.000,00 1.995.000,00 -
By.Telekomunikasi 889.087,00 500.000,00 500.000,00 By. Pennyusutan 138.581.243,42 108.878.898,20 138.581.243,42 Total Biaya Overhead
540.017.486
468.436.511
499.074.983
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
72
Uraian April Mei Juni
Biaya Bahan Baku 261.563.966,95 314.534.740,87 233.395.257,68 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Gaji & Transpor 2.700.000,00 27.846.000,00 6.750.000,00 Kesehatan - - 6.105.000,00 Makan & Minum 18.925.500,00 12.500.500,00 10.428.500,00 Karyawan Kontrak 63.106.660,00 51.922.100,00 61.079.118,18 Total Biaya Tenaga Kerja
84.732.160,00
92.268.600,00
84.362.618,18
Biaya Overhead By. BBM-Oli 14.687.250,00 - - By. BBM-Solar 29.968.722,00 27.963.717,00 61.642.471,88 By. Spare Part 28.128.625,00 2.503.000,00 735.000,00 By. Ban - 1.550.000,00 - By. Umum Alat Berat - 650.000,00 - By.NRM Bontoramba - - - By. Agkut Material 259.935.000,00 310.970.000,00 264.455.000,00 Besi Beton - 705.000,00 - Material 8.031.623,21 (2.054.282,70) (1.049.444,73) By. Prok. Peralatan 13.428.317,00 10.471.636,00 15.028.332,00 By. PLN - - - By. Peralatan Kerja 7.046.500,00 16.007.500,00 8.735.000,00 By. Umum Lapangan 5.191.037,49 4.049.388,19 15.481.065,75 By. Gaji / Upah - - - By. Kesehatan 311.000,00 - - By. Perjalanan Dinas 3.850.000,00 2.815.400,00 8.116.800,00 By. Peralatan & Kebutuhan Kantor
- - -
By.Telekomunikasi 500.000,00 500.000,00 500.000,00 By. Penyusutan 140.836.587,18 140.461.587,18 112.123.721,11 Total Biaya Overhead
511.914.662
516.592.946
485.767.946
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
73
Uraian Juli Agustus September
Biaya Bahan Baku 217.716.003,62 276.718.166,93 188.416.467,05 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Gaji & Transpor 2.700.000,00 2.700.000,00 2.700.000,00 Kesehatan - - - Makan & Minum 14.077.500,00 15.142.500,00 11.293.000,00 Karyawan Kontrak 62.406.900,00 90.231.900,00 53.163.550,00 Total Biaya Tenaga Kerja
79.184.400,00
108.074.400,00
67.156.550,00
Biaya Overhead By. BBM-Oli 772.763,33 4.835.537,34 1.256.681,45 By. BBM-Solar 86.509.245,85 85.680.215,68 79.872.173,24 By. Spare Part 452.140,00 31.044.942,09 68.569.270,00 By. Ban - 8.454.545,45 - By. Umum Alat Berat - - - By.NRM Bontoramba - - - By. Angkut Material 249.723.750,00 250.673.400,00 251.735.000,00 Besi Beton (26.563.279,70) - - Material 273.759,20 (3.317.063,33) 8.767.391,02 By. Prok. Peralatan 12.628.252,00 12.011.781,00 16.114.013,00 By. PLN - - 16.855.708,00 By. Peralatan Kerja 4.856.980,00 22.782.687,00 17.758.750,00 By. Umum Lapangan 28.207.142,62 3.310.349,16 17.410.025,95 By. Gaji / Upah - - - By. Kesehatan - - - By. Perjalanan Dinas 5.509.800,00 - 3.155.000,00 By. Peralatan & Kebutuhan Kantor
- - -
By.Telekomunikasi 400.000,00 400.000,00 400.000,00 By. Penyusutan 112.123.721,11 104.623.721,11 104.623.721,11 Total Biaya Overhead
474.894.274
520.500.116
586.517.734
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
74
Uraian Oktober November Desember
Biaya Bahan Baku 251.313.092,39 208.860.306,24 175.186.659,67 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Gaji & Transpor 2.700.000,00 2.700.000,00 2.750.000,00 Kesehatan - - - Makan & Minum 11.959.000,00 12.994.500,00 9.753.500,00 Karyawan Kontrak 64.940.550,00 67.833.400,00 44.073.450,00 Total Biaya Tenaga Kerja
79.599.550,00
83.527.900,00
56.576.950,00
Biaya Overhead By. BBM-Oli 1.727.294,47 4.575.354,64 85.470,22 By. BBM-Solar 85.073.721,27 78.432.646,66 66.620.420,41 By. Spare Part 22.971.000,00 11.861.920,73 2.657.500,00 By. Ban - - - By. Umum Alat Berat - - - By.NRM Bontoramba - - - By. Angkut Material 231.550.000,00 63.414.999,65 55.622.600,00 Besi Beton - 705.000,00 - Material 2.294.884,96 9.243.542,85 3.874.793,56 By. Prok. Peralatan 13.200.366,00 18.163.830,00 14.716.120,00 By. PLN 5.963.340,00 3.692.302,00 25.332.184,00 By. Peralatan Kerja 33.836.500,00 5.288.000,00 8.224.500,00 By. Umum Lapangan 12.425.645,81 5.481.832,31 1.536.200,00 By. Gaji / Upah - - - By. Kesehatan - - - By. Perjalanan Dinas 3.141.300,00 - 1.102.900,00 By. Peralatan & Kebutuhan Kantor
- - -
By.Telekomunikasi 400.000,00 600.000,00 500.000,00 By. Penyusutan 104.873.721,11 104.873.721,11 104.873.721,11 Total Biaya Overhead
517.457.774
306.333.150
285.146.409
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
75
Laporan Stock Produksi PT. Bumi Sarana Beton
Tahun 2018
Jenis Produksi
Satuan
Konversi
Biji
Januari
Februari
Paving Block 44 11.517,82 11.546,92 Topi Uskup 25 293,28 - Casten Biji 1 - 7.268 Bataco Biji 1 14.960 19.300
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Konversi
Biji
Maret
April
Paving Block 44 11.485,90 8.411,66 Topi Uskup 25 - 634,80 Casten Biji 1 75,00 - Bataco Biji 1 36.315,00 10.054,00
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Konversi
Biji
Mei
Juni
Paving Block 44 11.798,18 10.191,73 Topi Uskup 25 - - Casten Biji 1 - - Bataco Biji 1 12.236,00 8.840,00
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Konversi
Biji
Juli
Agustus
Paving Block 44 10.537,53 13.841,48 Topi Uskup 25 - - Casten Biji 1 2.784,00 - Bataco Biji 1 2.560,00 12.340,00
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
76
Jenis Produksi
Satuan
Konversi
Biji
September
Oktober
Paving Block 44 8.476,36 10.657,64 Topi Uskup 25 - - Casten Biji 1 - - Bataco Biji 1 20.272,00 47.334,00
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Konversi
Biji
November
Desember
Paving Block 44 10.280,69 8.438,85 Topi Uskup 25 - - Casten Biji 1 - - Bataco Biji 1 13.720,00 12.504,00
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Laporan Penjualan Berdasarkan Nilai PT. Bumi Sarana Beton
Tahun 2018 (data telah diolah)
Jenis
Produksi
Satuan
Biji
Januari
Februari Paving Block 44 2.166.385.320 784.810.267 Bataco Biji 1 25.575.300 1.595.455 Casten Biji 1 500.000 - Topi Uskup 25 37.789.773 10.865.530
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Biji
Maret
April
Paving Block 44 1.350.786.667 1.122.012.900 Bataco Biji 1 9.269.318 4.900.000 Casten Biji 1 12.159.091 1.222.727 Topi Uskup 25 2.636.364 20.227.273
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
77
Jenis Produksi
Satuan
Biji
Mei
Juni
Paving Block 44 1.405.253.300 511.233.333 Bataco Biji 1 13.993.182 - Casten Biji 1 10.018.182 1.004.545 Topi Uskup 25 58.219.697 22.310.606
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Biji
Juli
Agustus
Paving Block 44 1.594.144.467 2.252.372.000 Bataco Biji 1 2.306.818 22.703.409 Casten Biji 1 7.536.364 3.154.545 Topi Uskup 25 66.458.333 26.685.606
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Biji
September
Oktober
Paving Block 44 2.813.562.800 2.187.396.167 Bataco Biji 1 23.224.773 12.457.955 Casten Biji 1 10.059.091 2.143.636 Topi Uskup 25 41.471.591 30.303.030
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Biji
November
Desember
Total
Paving Block
44
3.401.488.033
2.380.888.700
21.970.333.953
Bataco Biji
1
26.923.864
32.129.545
175.079.618
Casten Biji
1
11.043.182
17.649.500
76.490.864
Topi Uskup
25
22.818.182
-
339.785.985
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
78
Laporan Penjulan Berdasarkan Volume PT. Bumi Sarana Beton
Tahun 2018 (data telah diolah)
Jenis
Produksi
Satuan
Biji
Januari
Februari Paving Block 44 10.375,63 4.273,36 Bataco Biji 1 10.190,00 1.880,00 Casten Biji 1 55,00 - Topi Uskup 25 106,72 29,04
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Biji
Maret
April
Paving Block 44 7.460,00 5.224,31 Bataco Biji 1 9.005,00 4.240,00 Casten Biji 1 1.375,00 130,00 Topi Uskup 25 6,96 54,40
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Biji
Mei
Juni
Paving Block 44 7.404,53 2.724,00 Bataco Biji 1 5.260,00 - Casten Biji 1 1.175,00 130,00 Topi Uskup 25 151,00 57,40
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Biji
Juli
Agustus
Paving Block 44 8.274,82 11.869,91 Bataco Biji 1 2.800,00 5.845,00 Casten Biji 1 832,00 350,00 Topi Uskup 25 166,60 64,00
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
79
Jenis Produksi
Satuan
Biji
September
Oktober
Paving Block 44 15.121,20 11.521,27 Bataco Biji 1 3.466,00 5.450,00 Casten Biji 1 1.165,00 262,00 Topi Uskup 25 109,32 80,00
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Biji
November
Desember
Paving Block
44
17.292,09
12.181,47
Bataco
Biji
1
8.690,00
1.100,00
Casten
Biji
1
985,00
1.408,00
Topi Uskup
25
60,24
-
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton.
Laporan Harga Jual Tahun 2018 PT. Bumi Sarana Beton
(data telah diolah)
Jenis Produksi
Satuan
Biji
Januari
Februari
Paving Block 44 56.944 50.087 Bataco Biji 1 10.039 3.395 Casten Biji 1 18.182 - Topi Uskup 25 84.984 -
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Biji
Maret
April
Paving Block 44 49.383 58.573 Bataco Biji 1 4.117 4.623 Casten Biji 1 17.686 18.811 Topi Uskup 25 90.909 89.238
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
80
Jenis Produksi
Satuan
Biji
Mei
Juni
Paving Block 44 51.759 51.185 Bataco Biji 1 10.641 - Casten Biji 1 17.052 - Topi Uskup 25 92.535 93.285
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Biji
Juli
Agustus
Paving Block 44 52.541 51.751 Bataco Biji 1 3.295 15.537 Casten Biji 1 18.116 18.026 Topi Uskup 25 95.738 100.071
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
Biji
September
Oktober
Paving Block 44 50.746 51.779 Bataco Biji 1 26.803 9.143 Casten Biji 1 17.269 16.364 Topi Uskup 25 91.046 90.909
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
Jenis Produksi
Satuan
biji
November
Desember
Paving Block
44
53.648
53.305
Bataco
Biji
1
12.393
116.835
Casten
Biji
1
22.423
25.070
Topi Uskup
25
90.909
-
Sumber: PT. Bumi Sarana Beton
81
Data Penjualan PT. Bumi Sarana Beton Setelah dikonfersi dalam satuan Biji
Tahun 2018
Sumber: PT.Bumi Sarana.
Berdasrkan data yang di peroleh, maka perusahaan dalam melakukan
penjualan untuk maisng-masing jenis produk,itu dalam satuan biji bukan satuan
palet, berbeda pada saat proses produksi, dimana menggunkan satuan palet.
Keterangan Total Penjualan Biji Total Rp/biji Paving Blok 52.642 44 1.196 Topi Uskup 76.635 25 3.065 Cansteen (biji) 15.750 1 15.750 Bataco (biji) 18.068 1 18.068
82