Post on 31-Oct-2014
description
LOGO
ANALISIS DAYA HANTAR LISTRIK (KONDUKTIVITAS) AIR
Oleh: Wadziatir Rizqi (09630002)
Kimia Analisis Lingkungan
Latar Belakang
Pada umumnya pemantauan kualitas air dilakukan baik secara kontinyu maupun berkala (time series) tergantung kebutuhan dan dana yang ada. Parameter kualitas air yang dipantau secara umum adalah parameter fisika/kimia dan biologi.
parameter yang dipantau secara kontinyu (tanpa jeda) umumnya hanya parameter indikator misal: pH, Oksigen Terlarut (OT), dan Daya Hantar Listrik (DHL) yang dapat diukur secara cepat dan mudah.
Latar Belakang
pemantauan yang dilakukan di Indonesia, adalah masih sebatas hanya membandingkan dengan standar kualitas air untuk penilaian kualitas air atau peruntukan sumber air tersebut.
Pada praktikum ini, dilakukan analisis daya hantar listrik sebgai salah satu parameter kualitas air.
Tinjauan Pustaka
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2010).
Daya hantar listrik adalah bilangan yang menyatakan kemampuan larutan cair untuk menghantarkan arus listrik. Kemampuan ini tergantung keberadaan ion, total konsentrasi ion, valensi konsentrasi relatif ion dan suhu saat pengukuran. Makin tinggi konduktivitas dalam air, air akan terasa payau sampai asin. (Mahida, 1986).
Tinjauan Pustaka
Karena residu mempunyai pengertian bahan sisa yang telah dtinggal cukup lama, maka bahan residu sudah tak efektif lagi sebagai racun langsung, namun masih berbahaya karena dapat terakumulasi. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk mendeteksi atau menganalisisnya, menggunakan metode-metode tertentu yang umumnya telah dibakukan.
Tinjauan Pustaka
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan di laboratorium analitik Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang pada tanggal 4 November 2012.
Prinsip Kerja
Apabila di dalam sampel air terdapat kandungan elektrolit yang pada prinsipnya merupakan garam-garam yang terlarut dalam air, dan berkaitan dengan kemampuan air di dalam menghantarkan arus listrik. Semakin banyak kandungan garam yang terlarut maka semakin baik daya hantar listrik air tersebut.
METODOLOGI
AquadesAir artesisAir sumur borAir sumur galianAir isi ulangAir PDAMAir sungaiLarutan standar untuk kalibrasi alat
Konduktometer
Beaker glassALAT
BAHAN
e-mail: rahmatyudhawibisono@gmail.com
METODOLOGI
Sampel air sumur bor dan air sumur galian diambil dari sumur warga di daerah Sunan Kalijaga Dalam
Sampel air artesis sampel diambil dari kran fakultas saintek.
Sampel air PDAM diambil dari warga daerah Kertopamuji
Sampel air sungai diambil dari persawahan daerah Sunan Kalijaga Dalam
Sampel air isi ulang diambil dari air yang diperjualbelikan di daerah Kerto pamuji
Teknik Pengambilan Sampel
Skema Kerja
Sampel
–Di bilas kolom elektrode beberapa kali dengan sampel.–Di celupkan kolom electrode pada sampel–Di baca nilai konduktivitas sampel pada alat–Di bilas setelah dipakai–Di simpan dalam aquades yang telah di beri detergen
Hasil
Pada praktikum ini saya menggunakan beberapa macam jenis air yang d ambil dari berbagai sumber. Kemudian air tersebut di analisa kadar konduktivitasnya menggunakan konduktometer. Konduktometer setelah dikalibrasi dikeringkan dengan tisu kemudian dicelupkan kedalam air sampel. Setiap akan menganalisis sampel yang lain elektrode dikeringkan dengan tisu terlebih dahulu kemudian dicelupkan ke dalam air sampel. Kemudian nilai konduktivitas di baca pada konduktometer. Dan data tersebut di analisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Titik pengambilan sampel pada sampel air adalah sebagai berikut:1. Pada sumur gali, sampel sampel diambil pada kedalaman
20 cm di bawah permukaan air. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari.
2. Pada sumur bor dengan mesin, sampel diambil dari kran. Pengambilan dilakukan kira-kira lima menit setelah air dikeluarkan.
3. Pada PDAM ,air diambil pada mulut kran langsung. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari.
4. Pada air artesis, air di ambil di masing-masing kran di laboratorium dari gedung saintek. Pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari.
Dalam pengambilan sampel, digunakan botol bekas dengan perlakuan. Botol tersebut dibilas sebanyak tiga kali dengan sampel air yang akan diambil agar bebas dari pengaruh sampel sebelumnya. Volume air yang diambil untuk masing-masing sampel adalah 100 mL. Sampel air segera dianalisis sehingga tidak memerlukan pengawetan.
Sampel air masing-masing diambil sebanyak 100 mL pada tiap titik. Kemudian dianalisis dengan menggunakan konduktometer.
HASIL
SampelDiazinon(μS/cm)
Aquades 14,81
Air artesis 350
Air sumur bor 438
Air sumur galian 341
Air isi ulang 397
Air PDAM 313
Air sungai 347
Dari data diatas diketahui nilai konduktivitas terbesar pada air sumur bor dan nilai konduktivitas terkecil adalah pada air PDAM. Diketahui bahwa air PDAM berasal dari air sungai yang mengalami proses penyaringan, baik secara fisik maupun secara kimiawi dan dimungkinkan banyak ion yang tersaring juga sehingga mengakibatkan rendahnya nilai konduktivitas. Air bawah tanah seperti air artesis maupun air sumur, tidak mengalami proses penyaringan, sehingga dimungkinkan masih banyak elektrolit yang terkandung sehingga nilai konduktivitasnya tinggi.
Semakin tinggi nilai konduktivitas maka semakin banyak garam-garam mineral yang terkandung di dalamnya , sehingga dapat dikatakan baik untuk dikonsumsi karena baik untuk kesehatan tubuh.
KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai
konduktivitas air terendah berasal dari aquades, dan yang terbesar berasal dari
air sumur bor.
LOGO
Thank youfor
your attention
-the end-