Post on 28-Mar-2019
ANALISIS KELAYAKAN USAHA KONVEKSI KULIT DOMBA
DI PERUSAHAAN PERORANGAN
KULIT KALONG, BOGOR
TUTY RACHMAWATI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kelayakan
Usaha Konveksi Kulit Domba di Perusahaan Perorangan Kulit Kalong, Bogor
adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2014
Tuty Rachmawati
NIM H34100028
ABSTRAK
TUTY RACHMAWATI. Analisis Kelayakan Usaha Konveksi Kulit Domba di
Perusahaan Perorangan Kulit Kalong, Bogor. Dibimbing oleh RITA
NURMALINA.
Jumlah UMKM sektor industri pengolahan khususnya sub sektor industri
kulit di Bogor setiap tahunnya rata-rata mengalami peningkatan sebesar 1.44
persen. Hal ini menjadi daya tarik untuk membuka usaha konveksi kulit domba
dilihat dari setiap tahunnya Usaha Konveksi Kulit Domba mengalami
peningkatan omset penjualan rata-rata sebesar 10 persen. Studi kelayakan bisnis
diperlukan untuk menganalisis kelayakan Usaha Konveksi Kulit Domba. Metode
analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif untuk menganalisis
kelayakan dari aspek non finansial (aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen
dan hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan), analisis kuantitatif
untuk menganalisis kelayakan dari aspek finansial berdasarkan kriteria investasi
yaitu NPV, Net B/C, IRR, dan Payback Period serta analisis switching value.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Usaha Konveksi Kulit Domba layak
untuk dijalankan berdasarkan aspek non finansial dan aspek finansial.
Kata kunci: kelayakan, kulit domba, switching value
ABSTRACT
TUTY RACHMAWATI. Feasibility Analysis of Convection Sheep Leather in
Kalong’s Company, Bogor. Supervised by RITA NURMALINA.
There is a number of UMKM in Indonesia which increase 1.44 percent a
year. This is the main attraction to open a business convection sheep leather
view of each year business of Sheep Leather Convection has increased turnover
by an average of 10 percent. This study aims to analyze a feasibility study the
business of Sheep Leather Convection. Data analysis method uses both
qualitative and quantitative that contains non financial aspects and financial
aspects. The qualitative consists of market aspects, technical aspects,
management & legal aspects, and social, economic, and environmental aspects.
In order to provide better feasibility on financial aspects, the quantitative
consists several criteria which are NPV, Net B/C, IRR, and Payback Period and
the switching value. The results of this study demonstrates that Sheep Leather
Convection has a sufficient feasibility for financial aspects and non financial
aspects.
Keywords: feasibilty, sheep leather, switching value
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
ANALISIS KELAYAKAN USAHA KONVEKSI KULIT DOMBA
DI PERUSAHAAN PERORANGAN
KULIT KALONG, BOGOR
TUTY RACHMAWATI
Judul Skripsi : Analisis Kelayakan Usaha Konveksi Kulit Domba di Perusahaan
Perorangan Kulit Kalong, Bogor
Nama : Tuty Rachmawati
NIM : H34100028
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS
Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen Agribisnis
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Terima kasih penulis
ucapkan kepada Ibu Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS selaku dosen pembimbing
atas bimbingan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis
selama menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ibu
Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji utama dan Ibu Anita Primaswari
Widhiani, SP, MSi selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah menjadi
dosen penguji yang memberikan kritik dan saran atas skripsi ini. Terima kasih
juga penulis ucapkan kepada Bapak Sutarmanto sebagai pemilik Usaha
Konveksi Kulit Domba beserta istri yang membantu dalam memperoleh data dan
kelancaran skripsi, serta seluruh pegawai Usaha Konveksi Kulit Domba yang
telah bekerjasama dengan baik.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada orangtua, kakak, dan adik
yang senantiasa mendukung penulis dalam keadaan apapun. Terima kasih
penulis ucapkan juga kepada teman Agribisnis 47, Nazmi, Neneng, Denty, Isye,
Bertha, Isti, Shaula, Putri, Pugu, Riska, Josia, Haekal, Galih, Ayu, Yola, Fira,
Ica, dan Hernita atas segala doa dan dukungannya.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, April 2014
Tuty Rachmawati
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 4
Manfaat Penelitian 4
Ruang Lingkup Penelitian 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
Kulit Domba 5
Kajian Studi Kelayakan Usaha 6
KERANGKA PEMIKIRAN 7
Kerangka Pemikiran Teoritis 7
Studi Kelayakan Bisnis 7
Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis 7
Arus Kas (Cashflow) 8
Analisis Laporan Laba Rugi 8
Analisis Kriteria Investasi 9
Analisis Switching Value 9
Kerangka Pemikiran Operasional 9
METODE PENELITIAN 11
Lokasi dan Waktu Penelitian 11
Jenis dan Sumber Data 12
Metode Pengumpulan Data 12
Metode Pengolahan dan Analisis Data 12
Analisis Kualitatif 12
Analisis Kuantitatif (Aspek Finansial) 13
Asumsi Dasar yang Digunakan dalam Penelitian 16
GAMBARAN USAHA 17
Lokasi Usaha 17
Visi, Misi, dan Tujuan Usaha 17
Aktivitas Bisnis Usaha 18
Aktivitas Bisnis Utama 18
Aktivitas Bisnis Tambahan 18
ANALISIS KELAYAKAN USAHA ASPEK NON FINANSIAL 19
Aspek Pasar 19
Permintaan dan Penawaran 19
Strategi Pemasaran 19
Hasil Analisis Aspek Pasar 20
Aspek Teknis 21
Penentuan Lokasi Usaha 21
Infrastruktur dan Fasilitas Usaha 21
Proses Produksi 23
Layout Produksi 24
Hasil Analisis Aspek Teknis 24
Aspek Manajemen dan Hukum 25
Hasil Analisis Aspek Manajemen dan Hukum 25
Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan 25
Hasil Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan 26
ANALISIS KELAYAKAN USAHA ASPEK FINANSIAL 26
Arus Kas (Cashflow) 26
Analisis Laba Rugi 39
Analisis Kelayakan Finansial 40
Analisis Switching Value 41
SIMPULAN DAN SARAN 42
Simpulan 42
Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 43
RIWAYAT HIDUP 64
DAFTAR TABEL
1 Jumlah pengangguran di Indonesia tahun 2008-2012 2 2 Jumlah unit usaha mikro, kecil, dan menengah menurut sektor
industri pengolahan di Indonesia tahun 2007-2011 2 3 Jumlah unit usaha mikro, kecil, dan menengah menurut sektor
industri pengolahan khususnya sub sektor industri kulit di Bogor
tahun 2007-2011 3 4 Harga produk yang dihasilkan Usaha Konveksi Kulit Domba 20 5 Proyeksi penerimaan aktivitas bisnis utama dan tambahan Usaha
Konveksi Kulit Domba pada tahun 2013 27 6 Proyeksi penerimaan aktivitas bisnis utama dan tambahan Usaha
Konveksi Kulit Domba pada tahun 2014-2022 27 7 Proyeksi penjualan jaket Usaha Konveksi Kulit Domba pada
tahun 2013 28 8 Proyeksi penjualan jaket Usaha Konveksi Kulit Domba pada
tahun 2014-2022 28 9 Proyeksi penjualan sisa kulit domba Usaha Konveksi Kulit
Domba pada tahun 2013-2022 29 10 Proyeksi penjualan sarung tangan Usaha Konveksi Kulit Domba
pada tahun 2013-2022 30 11 Rincian biaya investasi pada Usaha Konveksi Kulit Domba 33 12 Proyeksi pembelian kulit domba Usaha Konveksi Kulit Domba
pada tahun 2013-2022 34 13 Proyeksi pembelian kain keras Usaha Konveksi Kulit Domba
pada tahun 2013-2022 34 14 Proyeksi pembelian kain satin Usaha Konveksi Kulit Domba
pada tahun 2013-2022 35 15 Proyeksi biaya tetap Usaha Konveksi Kulit Domba pada tahun
2013-2022 38
16 Pembayaran pinjaman dan bunga Usaha Konveksi Kulit Domba
kepada Bank BRI pada tahun 2013-2015 39 17 Hasil analisis laporan laba rugi Usaha Konveksi Kulit Domba 40 18 Hasil analisis kelayakan finansial Usaha Konveksi Kulit Domba 40 19 Hasil analisis switching value pada Usaha Konveksi Kulit
Domba 41
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka Pemikiran Operasional 11
2 Hubungan antara NPV dan IRR 15 3 Tempat konveksi Usaha Konveksi Kulit Domba 22 4 Outlet Usaha Konveksi Kulit Domba 22 5 Jalan menuju Usaha Konveksi Kulit Domba 23
6 Layout produksi Usaha Konveksi Kulit Domba 24
7 Hubungan NPV dan IRR hasil analisis kelayakan finansial pada
Usaha Konveksi Kulit Domba 41
DAFTAR LAMPIRAN
1 Diagram alir pembuatan jaket kulit Usaha Konveksi Kulit
Domba 45 2 Laporan laba rugi Usaha Konveksi Kulit Domba 46 3 Laporan arus kas (cashflow) Usaha Konveksi Kulit Domba 48 4 Jumlah nilai sisa usaha dan biaya penyusutan Usaha Konveksi
Kulit Domba 52 5 Tabel inflow Usaha Konveksi Kulit Domba 53 6 Proyeksi siklus penjualan Usaha Konveksi Kulit Domba tahun
2013 54 7 Proyeksi siklus penjualan Usaha Konveksi Kulit Domba tahun
2014-2022 55 8 Hasil switching value Usaha Konveksi Kulit Domba penurunan
jumlah produksi jaket kulit sebesar 13.81% 56 9 Hasil switching value Usaha Konveksi Kulit Domba kenaikan
biaya kulit domba sebesar 33.58% 60
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Industri pengolahan merupakan sektor yang memberikan sumbangan
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Indikator pertumbuhan ekonomi
Indonesia dapat dilihat dari pendapatan nasional. Pendapatan nasional mempunyai
peranan penting dalam keberlangsungan suatu negara dan kestabilan ekonomi
negara tersebut terhadap negara lainnya. Dengan pendapatan nasional, suatu
negara dapat mengukur tingkat kemakmuran negaranya. Semakin tinggi
pendapatan nasional suatu negara dapat mengindikasikan negara tersebut semakin
makmur dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator
pendapatan nasional adalah Produk Domestik Bruto (PDB). PDB adalah
pendapatan total dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa. PDB
sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian (Mankiw,
2006). PDB Indonesia khususnya sektor industri pengolahan pada tahun 2013
sebesar 23.71 persen meningkat dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 23.63
persen dengan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 sebesar 1.48 persen1.
Hal ini dapat terlihat bahwa sektor industri pengolahan memberikan sumbangan
yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Industri pengolahan terdiri dari berbagai segmentasi usaha, salah satu
segmentasi yang jumlahnya banyak adalah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah). Menurut Departemen Koperasi, UMKM dapat dikatakan tulang
punggung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi UMKM
pada tahun 2013 terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia yaitu sebesar 97
persen dengan jumlah sebesar 56.5 juta2. Berdasarkan hal tersebut, artinya
keberadaan UMKM dapat menyumbang pendapatan suatu negara dan mengurangi
pengangguran. Dengan semakin banyaknya UMKM maka semakin banyak
pendapatan suatu negara tersebut karena menyediakan lapangan pekerjaan,
menekan angka kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pengangguran menunjukkan adanya sumber daya yang terbuang. Para
pengangguran memiliki potensi untuk memberikan kontribusi pada pendapatan
nasional, tetapi mereka tidak melakukannya (Mankiw, 2006). Pengangguran di
Indonesia pada tahun 2008 sampai tahun 2012 rata-rata berkurang setiap tahunnya
sebesar 7.19 persen, tetapi masih mempunyai jumlah pengangguran yang cukup
banyak. Oleh karena itu, dibutuhkan banyak lapangan pekerjaan untuk mengurangi
pengangguran tersebut. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan sektor
UMKM.
Berdasarkan data jumlah pengangguran di Indonesia Tabel 1, pada tahun
2008 sampai tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 4.60 persen, pada tahun
2009 sampai tahun 2010 penurunan sebesar 7.17 persen, pada tahun 2010 sampai
tahun 2011 penurunan sebesar 7.45 persen, dan pada tahun 2011 sampai tahun
2012 penurunan sebesar 9.55 persen. Penurunan pengangguran terbesar terjadi
pada tahun 2012. Hal ini dapat disebabkan oleh meningkatnya jumlah UMKM di
1 http://www.bps.go.id/ [2 November 2013]
2 http://www.depkop.go.id/ [2 November 2013]
2
Indonesia setiap tahunnya sehingga memberikan kesempatan kerja kepada
masyarakat dan memberikan dampak secara langsung kepada pengangguran yang
semakin berkurang.
Tabel 1 Jumlah pengangguran di Indonesia tahun 2008-2012
Tahun Jumlah pengangguran (juta orang) Trend (%)
2008 9 394 515 -
2009 8 962 617 4.60
2010 8 319 779 7.17
2011 7 700 086 7.45
2012 6 965 004 9.55
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)
UMKM di Indonesia khususnya pada sektor industri pengolahan pada tahun
2007 sampai tahun 2011 rata-rata mengalami peningkatan setiap tahunnya sebesar
2.72 persen3. Jumlah sektor industri pengolahan setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Pada tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar
1.85 persen, pada tahun 2008 sampai tahun 2009 peningkatan sebesar 0.94 persen,
pada tahun 2009 sampai tahun 2010 peningkatan sebesar 4.73 persen, dan pada
tahun 2010 sampai tahun 2011 peningkatan sebesar 3.36 persen. Peningkatan
jumlah UMKM terbesar terjadi pada tahun 2010 sebesar 4.73 persen. Faktor yang
dapat mempengaruhi peningkatan jumlah UMKM sektor industri pengolahan
adalah pelaku bisnis melihat peluang sektor ini lebih prospektif, memiliki nilai
tambah, dan lebih menguntungkan. Hal ini disebabkan, nilai tambah yang ada
masih rendah karena masih dijual dalam keadaan mentah sehingga produk yang
dihasilkan memiliki daya jual rendah dan pendapatan yang dihasilkan rendah.
Tabel jumlah unit usaha mikro, kecil, dan menengah menurut sektor industri
pengolahan di Indonesia tahun 2007 sampai tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Jumlah unit usaha mikro, kecil, dan menengah menurut sektor industri
pengolahan di Indonesia tahun 2007-2011
No Tahun Jumlah UMKM (unit) Trend (%)
1 2007 3 179 143 -
2 2008 3 238 111 1.85
3 2009 3 268 496 0.94
4 2010 3 423 078 4.73
5 2011 3 538 070 3.36
Sumber: Departemen Koperasi (2013)
Bogor mempunyai jumlah UMKM sektor industri pengolahan khususnya sub
sektor industri kulit yang meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada
jumlah UMKM sub sektor industri kulit di Bogor pada tahun 2007 sampai tahun
2011 rata-rata mengalami peningkatan setiap tahunnya sebesar 1.44 persen. Pada
tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 2.05 persen, pada
tahun 2008 sampai tahun 2009 peningkatan sebesar 1.50 persen, pada tahun 2009
3 http://www.smecda.com/ [16 April 2013]
3
sampai tahun 2010 peningkatan sebesar 1.23 persen, dan pada tahun 2010 sampai
tahun 2011 peningkatan sebesar 0.98 persen. Tabel jumlah unit usaha mikro, kecil,
dan menengah menurut sektor industri pengolahan khususnya sub sektor industri
kulit di Bogor tahun 2007 sampai tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Jumlah unit usaha mikro, kecil, dan menengah menurut sektor industri
pengolahan khususnya sub sektor industri kulit di Bogor tahun 2007-2011
No Tahun Jumlah UMKM (unit) Trend (%)
1 2007 391 -
2 2008 399 2.05
3 2009 405 1.50
4 2010 410 1.23
5 2011 414 0.98
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan (2013)
Salah satu UMKM sub sektor industri kulit di Bogor yang berpotensi
diusahakan adalah Usaha Konveksi Kulit Domba. Usaha Konveksi Kulit Domba
yang cukup maju di Bogor adalah Usaha Konveksi Kulit Kalong. Usaha ini
merupakan salah satu UMKM di Bogor yang termasuk industri pengolahan. Usaha
ini memproduksi jaket kulit yang mengubah bahan baku setengah jadi yaitu kulit
kering domba menjadi produk jadi berupa jaket kulit. Usaha ini berdiri pada tahun
2001 dan setiap tahunnya mengalami peningkatan omset penjualan rata-rata
sebesar 10 persen. Berdasarkan potensi tersebut, maka dilakukan perencanaan
usaha dengan membuka usaha yang sejenis yaitu Usaha Konveksi Kulit Domba.
Dengan adanya perencanaan usaha ini, maka perlu dilakukan analisis kelayakan
suatu usaha agar usaha tersebut dapat dikatakan layak atau tidak dijadikan suatu
bisnis.
Perumusan Masalah
Bogor mempunyai jumlah UMKM sektor industri pengolahan khususnya sub
sektor industri kulit yang meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari
rata-rata jumlah UMKM setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar 1.44
persen. Salah satu UMKM sub sektor industri kulit yang berpotensi diusahakan
yaitu Usaha Konveksi Kulit Domba. Hal ini dilihat dari industri kulit yang cukup
maju di Bogor adalah Usaha Konveksi Kulit Kalong.
Usaha Konveksi Kulit Kalong adalah salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) yang bergerak pada sub sektor industri kulit. Usaha konveksi
kulit ini terbuat dari bahan baku setengah jadi yaitu kulit kering domba menjadi
produk jadi berupa jaket kulit. Jaket kulit domba lebih disukai oleh konsumen
daripada jaket kulit sapi dan kambing karena lebih lembut, warna terang, lentur,
dan tidak berbau jika menjadi jaket kulit. Usaha ini berdiri pada tahun 2001 dan
setiap tahunnya mengalami peningkatan omset penjualan rata-rata sebesar 10
persen. Berdasarkan potensi tersebut, maka menjadi daya tarik untuk membuka
usaha sejenis yang berlokasi di Cilendek Barat, Bogor Barat dengan beberapa
pertimbangan yaitu usaha konveksi kulit di daerah ini belum ada, letaknya yang
4
strategis di pinggir jalan sehingga dapat dijangkau oleh kosumen serta sarana dan
prasarana yang memadai. Dengan adanya perencanaan usaha tersebut, maka
penting untuk dilakukan suatu analisis kelayakan yang dapat menilai apakah bisnis
tersebut menguntungkan atau tidak jika dilakukan perencanaan usaha.
Dalam menganalisis kelayakan perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba
tersebut, maka diperlukan analisis aspek finansial dan aspek non finansial (aspek
pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan). Analisis aspek finansial diperlukan untuk menganalisis apakah Usaha
Konveksi Kulit Domba layak berdasarkan aspek finansial yaitu kriteria investasi
yang terdiri dari Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C),
Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP). Analisis aspek non
finansial juga diperlukan untuk mengetahui bagaimana gambaran keadaan usaha
tersebut secara deskriptif. Selain itu, untuk mengetahui penurunan maksimum
jumlah produksi produk dan peningkatan maksimum harga bahan baku tersebut
dapat digunakan analisis nilai pengganti (switching value).
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana kelayakan Usaha Konveksi Kulit Domba, apakah sudah layak dari
aspek non finansial (aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum,
serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan)?
2. Bagaimana kelayakan finansial Usaha Konveksi Kulit Domba jika dilihat dari
aspek finansial?
3. Bagaimana tingkat sensitivitas Usaha Konveksi Kulit Domba berdasarkan
switching value jika terjadi penurunan jumlah produksi produk atau peningkatan
harga bahan baku?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi kelayakan Usaha Konveksi Kulit Domba jika dilihat dari
aspek non finansial (aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum,
serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan).
2. Menguji kelayakan Usaha Konveksi Kulit Domba dilihat dari aspek finansial.
3. Mengetahui tingkat sensitivitas Usaha Konveksi Kulit Domba berdasarkan
switching value pada penurunan jumlah produksi produk atau peningkatan
harga bahan baku.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna:
1. Bagi investor yang ingin menanamkan modalnya dengan membuka usaha
konveksi kulit domba.
2. Bagi kreditor yang ingin memberikan modal pinjaman kepada usaha konveksi
kulit domba.
5
3. Bagi pembaca untuk menambah pengetahuan pembaca tentang konveksi kulit
domba, dapat sebagai referensi penelitian selanjutnya dan pertimbangan
pembaca jika ingin membuka atau merencanakan usaha konveksi kulit domba.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas perencanaan usaha konveksi kulit domba, apakah
layak atau tidak untuk dijadikan suatu bisnis. Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan perorangan kulit kalong yang berlokasi di Cilendek Barat, Kelurahan
Cilendek, Kecamatan Bogor Barat. Produk utama yang dihasilkan pada usaha ini
adalah jaket kulit domba. Harga jaket semua model dan ukuran sama, terdiri dari
jaket motor Rp 780 000, jaket fashion Rp 2 900 000, jaket formal Rp 2 340 000,
dan jaket anak-anak Rp 550 000. Aspek yang dibahas yaitu aspek non finansial
(aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan), aspek finansial (NPV, IRR, Net B/C, dan Payback
Period), dan analisis nilai pengganti (switching value) yang akan menganalisis
kelayakan usaha apabila terjadi perubahan jumlah produksi produk dan harga
bahan baku.
TINJAUAN PUSTAKA
Kulit Domba
Salah satu hasil dari ternak domba adalah kulitnya. Kulit sebagai salah satu
produk sampingan dari ternak terutama ternak ruminansia baik besar maupun kecil
mempunyai nilai tambah yang sangat besar apabila sudah diolah (Wahyudi, 2001).
Sedangkan Purnomo (1991) menambahkan bahwa dalam dunia perkulitan, kulit
dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu:
1. Kulit yang berasal dari binatang besar yang lazim disebut Hide. Contohnya
adalah kulit sapi, kulit kerbau, kulit kuda, kulit banteng, kulit badak, dan lain-
lain.
2. Kulit yang berasal dari binatang kecil yang lazim disebut Skin. Contohnya
adalah kulit kambing, kulit domba, kulit rusa, kulit kelinci, kulit reptil, dan
lain-lain.
Kulit tubuh hewan digunakan untuk bahan dasar industri kulit seperti jaket,
sedangkan kulit bagian kepala, leher, ekor, serta kulit yang cacat dapat digunakan
dalam industri biasanya diolah untuk dibuat lem atau gelatin (Oktafiyani, 2009).
Menurut Windrati (2004) kegunaan kulit sebagai bahan baku industri seperti
industri sepatu kulit, tas kulit, maupun berbahan baku lainnya. Sedangkan
Wahyudi (2001) melengkapi, kulit dapat menghasilkan beberapa macam produk
seperti jaket, tas, dompet, sepatu, sandal, ikat pinggang, kerupuk kulit, dan
sebagainya. Keunggulan kulit domba jika dibandingkan dengan kulit sapi dan kulit
kambing adalah kualitasnya yang lebih baik seperti lebih lembut, warna terang,
lentur, dan tidak berbau jika menjadi jaket kulit.
6
Menurut Windrati (2004), latar belakang diadakannya penelitian tentang
kulit adalah perkembangan konsumsi kulit oleh industri nasional yang
menunjukkan trend yang meningkat untuk beberapa tahun terakhir. Adanya
pertumbuhan konsumsi tersebut merupakan suatu indikasi bagi perkembangan
yang cukup prospektif di sektor industri dan perdagangan kulit. Dengan adanya
perkembangan kebutuhan akan produk kulit di masa mendatang, tentunya
ditangkap oleh para produsen di bidang usaha ini. Hal ini mendorong pengusaha
kulit untuk melakukan investasi baik untuk keperluan peningkatan skala
produksinya, perbaikan efisiensi operasinya dengan penggantian mesin
produksinya, maupun untuk pengadaan alat produksi baru guna meningkatkan
kualitas produk yang dihasilkan. Sedangkan menurut Wahyudi (2001),
menambahkan perkembangan industri kulit dapat dilihat dari ekspor nasional.
Perkembangan nilai ekspor produk industri kulit di Indonesia terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1999 nilai ekspor kulit dan barang
kulit sebesar 37 178.983 ton dan pada tahun 2000 menjadi sebesar 44 972.520 ton.
Sedangkan pada penelitian ini, berlatar belakang dari dilihatnya PDB Indonesia
pada sektor industri pengolahan pada tahun 2013 sebesar 23.71 persen meningkat
dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 23.63 persen dengan laju pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2013 sebesar 1.48 persen mengindikasikan bahwa sektor
industri pengolahan menyumbang pendapatan nasional dan memberikan
keuntungan. Industri pengolahan terdiri dari berbagai segmentasi usaha, salah satu
segmentasi yang jumlahnya banyak adalah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah). Jumlah UMKM sektor industri pengolahan khususnya sub sektor
industri kulit di Bogor setiap tahunnya rata-rata mengalami peningkatan sebesar
1.44 persen. Hal ini mengindikasikan tingkat keuntungan di sub sektor tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan analisis tentang industri kulit di Bogor
apakah menguntungkan atau tidak jika dilakukan perencanaan dengan membuka
usaha baru.
Kajian Studi Kelayakan Usaha
Pada penelitian Faizal (2007), yang menganalisis pengembangan usaha
industri sepatu menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer hanya
diperoleh dari wawancara langsung dengan pemilik dan karyawan sedangkan data
sekunder diperoleh dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan serta berbagai
sumber dari internet. Sementara Rully (2012) yang melakukan penelitian
pengembangan usaha sepatu kulit melengkapi data primer yang digunakan yaitu
dokumentasi. Rully (2012) dan Faizal (2007) menganalisis aspek yang sama yaitu
aspek non finansial dan aspek finansial tetapi mempunyai perbedaan. Rully (2012)
menganalisis aspek non finansial yaitu aspek pasar dan aspek teknis sedangkan
Faizal (2007) menambahkan aspek yang digunakan yaitu aspek manajemen, aspek
hukum, aspek sosial, dan aspek lingkungan. Pada aspek finansial, Rully (2012)
menganalisis Net present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C),
Profitability Index (PI), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP).
Namun, analisis kriteria investasi tersebut tidak cukup, menurut Faizal (2007)
Rasio Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C ratio), Break Event Point (BEP),
Return on Investment (ROI), dan analisis sensitivitas perlu untuk dianalisis.
7
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), kelayakan artinya penelitian yang
dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha
yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan
dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dan menurut Nurmalina et al. (2010), bisnis
adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan harapan akan
memperoleh hasil/benefit dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan
kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit.
Sehingga studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), untuk menentukan layak atau tidaknya
suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Setiap aspek untuk bisa dikatakan
layak harus memiliki suatu standar nilai tertentu, namun keputusan penilaian tak
hanya dilakukan pada salah satu aspek saja. Penilaian untuk menentukan
kelayakan harus didasarkan kepada seluruh aspek yang akan dinilai nantinya.
Aspek-aspek tersebut adalah:
1) Aspek Pasar
Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek penting yang harus diteliti
dalam menentukan suatu usaha untuk menghadapi kondisi pasar, apakah usaha
tersebut layak atau tidak untuk dijalankan atau dikembangkan. Aspek pasar
tersebut dapat dilihat dari permintaan dan penawaran serta strategi pemasaran
yang dikenal bauran pemasaran (4P). Bauran pemasaran (4P) tersebut yaitu
product (produk), price (harga), place (lokasi), dan promotion (promosi)
(Nurmalina et al. 2010).
2) Aspek Teknis
Menurut Husnan dan Suwarsono (1999), aspek teknis merupakan suatu
aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan
pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Aspek teknis
dibutuhkan untuk menganalisis suatu usaha tersebut dalam beroperasi sehingga
sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam menjalankan atau mengembangkan
usahanya. Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek teknis ini menyangkut lokasi
bisnis, proses produksi, layout, dan pemilihan jenis teknologi dan equipment.
3) Aspek Manajemen dan Hukum
Dalam suatu usaha diperlukan adanya aspek manajemen dan hukum,
aspek manajemen digunakan untuk mengatur sumber daya dalam usaha tersebut
untuk mencapai tujuan. Nurmalina et al. (2010) menyatakan bahwa aspek
hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan
(dikaitkan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya) dan mempelajari
jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana
yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, dan izin.
8
4) Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Suatu usaha dapat dianalisis mengenai dampaknya terhadap masyarakat
dan lingkungan sekitar. Dalam aspek sosial yang dijelaskan adalah penambahan
kesempatan kerja untuk mengurangi pengangguran dengan adanya suatu usaha
tersebut. Dalam aspek ekonomi bagaimana usaha dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat di sekitar usaha tersebut. Dan dilihat dari aspek
lingkungannya menjelaskan dampak lingkungan sekitar usaha dengan adanya
usaha tersebut, apakah lingkungan tersebut tercemar atau tidak dengan adanya
usaha tersebut (Nurmalina et al. 2010).
5) Aspek Finansial
Menurut Umar (2003), analisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan
bisnis untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan
manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan
pendapatan, seperti halnya ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek
untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan, dan
menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus.
Arus Kas (Cashflow)
Arus kas (cashflow) yaitu aktivitas keuangan yang mempengaruhi
posisi/kondisi kas pada suatu periode tertentu (Nurmalina et al. 2010). Suatu
cashflow terdiri dari beberapa unsur yang terdiri dari:
1) Inflow (arus penerimaan) dimasukkan setiap komponen yang merupakan
pemasukan dalam bisnis, pada saat permulaan atau selama bisnis
berjalan. Komponen-komponen yang termasuk ke dalam inflow antara
lain: nilai produksi total, penerimaan pinjaman, grants (bantuan-
bantuan), nilai sewa, dan salvage value (Nurmalina et al. 2010).
2) Outflow (arus pengeluaran) adalah aliran yang menunjukkan
pengurangan kas, akibat biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membiayai
kegiatan bisnis baik pada saat di awal pendirian maupun pada saat tahun
berjalan. Komponen-komponen yang terdapat dalam outflow,
diantaranya adalah: biaya investasi, biaya produksi, biaya pemeliharaan,
biaya tenaga kerja, tanah, bahan-bahan, debt service (bunga dan
pinjaman pokok), dan pajak.
3) Manfaat bersih (net benefit) adalah total manfaat yang diperoleh dari
selisih hasil total inflow dikurangi total outflow.
Analisis Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah suatu laporan keuangan yang meringkas
penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi. Jadi
merupakan suatu laporan yang menunjukkan hasil-hasil operasi perusahaan selama
periode tertentu. Laba adalah apa yang tersisa setelah dikurangkannya
pengeluaran-pengeluaran yang timbul di dalam memproduksi barang dan jasa
(Gittinger, 1986). Nurmalina et al. (2010) menyatakan bahwa laporan laba rugi
merupakan ringkasan dari empat jenis kegiatan dalam suatu bisnis, yang terdiri
dari pendapatan dari penjualan produk barang dan jasa, beban produksi untuk
mendapatkan barang atau jasa yang akan dijual, beban yang timbul dalam
memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa pada konsumen serta beban
administratif dan operasional, dan beban keuangan dalam menjalankan bisnis.
9
Analisis Kriteria Investasi
Analisis investasi digunakan untuk mengetahui kelayakan bisnis apakah
layak atau tidak. Menurut Sinaga (2009), yang dimaksud dengan metode atau
kriteria penilaian investasi adalah model-model yang digunakan untuk menilai
apakah suatu investasi modal yang akan dilakukan pada suatu proyek atau bisnis
layak atau tidak, dilihat dari kemampuan proyek menghasilkan keuntungan bersih
tiap tahun. Adapun metode yang dimaksud yaitu:
1) Net Present Value (NPV) adalah selisih arus penerimaan (stream benefits)
dan pengeluaran (stream costs) selama umur proyek (masa waktu
pembangunan proyek ditambah masa operasional selama umur ekonominya)
yang sudah dihitung nilainya sekarang (sudah di present value) dengan
menggunakan discount factor.
2) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah hasil perbandingan arus benefit
bersih dan biaya yang dihitung nilainya sekarang (di present value).
3) Payback Period, model ini digunakan untuk mengetahui berapa lama
investasi modal kembali, dilihat dari keuntungan bersih proyek sesudah
diperhitungkan pajak perusahaan.
4) Internal Rate of Return (IRR) adalah cara untuk menghitung besarnya tingkat
keuntungan rata-rata bersih (Raturn on Investment) yang dihasilkan proyek
tiap tahun selama umur ekonomis proyek tersebut.
Analisis Switching Value
Switching value merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan
maksimum dari perubahan komponen inflow (penurunan harga output/penurunan
produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input/peningkatan
biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak
(Nurmalina et al. 2010). Analisis switching value dapat dilakukan dengan
menghitung secara coba-coba perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat
perubahan inflow atau outflow yang mengacu kepada berapa besar perubahan
terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol (NPV=0).
Kerangka Pemikiran Operasional
Perkembangan sektor industri pengolahan di Bogor meningkat setiap
tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah UMKM di Bogor khususnya sub sektor
industri kulit setiap tahunnya mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1.44
persen. Dengan semakin meningkatnya jumlah UMKM sub sektor industri kulit
tersebut setiap tahunnya mengindikasikan tingkat keuntungan di sub sektor
tersebut. Hal ini menjadi daya tarik untuk membuka usaha di bidang industri kulit.
Salah satu industri yang berpeluang dalam bidang industri pengolahan kulit
yaitu konveksi kulit domba dilihat dari prospek Usaha Konveksi Kulit Domba
setiap tahunnya mengalami peningkatan omset penjualan rata-rata sebesar 10
persen. Usaha konveksi kulit ini terbuat dari bahan baku setengah jadi yaitu kulit
kering domba menjadi produk jadi berupa jaket kulit. Sehingga dilihat dari potensi
tersebut, maka menjadi daya tarik untuk membuka usaha yang sejenis yang
berlokasi di Cilendek Barat, Bogor Barat. Dengan perencanaan usaha tersebut,
Usaha Konveksi Kulit Domba ini perlu dianalisis kelayakan usahanya. Dalam
10
menganalisis apakah Usaha Konveksi Kulit Domba ini layak atau tidak diperlukan
analisis kelayakan yaitu aspek non finansial dan aspek finansial.
Aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen
dan hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Aspek-aspek non
finansial akan dipaparkan secara deskriptif. Pada aspek pasar, variabel-variabel
yang akan dianalisis meliputi permintaan dan penawaran serta strategi pemasaran
(bauran pemasaran). Pada aspek teknis, variabel-variabel yang akan dianalisis
meliputi lokasi usaha, infrastruktur dan fasilitas usaha, layout produksi, dan proses
produksi. Pada aspek manajemen, variabel yang akan dianalisis meliputi sistem
pembagian tugas. Pada aspek hukum, variabel-variabel yang akan dianalisis
meliputi bentuk badan usaha dan perizinan usaha serta lokasi. Pada aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan, akan dianalisis pengaruh usaha terhadap lingkungan
sekitar.
Aspek finansial dilakukan dengan menganalisis komponen yang akan
dimasukkan ke penerimaan dan komponen yang akan dimasukkan ke pengeluaran
pada arus kas (cashflow). Setelah dimasukkan ke dalam arus kas (cashflow), dapat
dianalisis kelayakan usahanya menggunakan analisis laporan laba rugi dan analisis
kriteria investasi yang terdiri dari: Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost
Ratio (Net B/C), Payback Period (PP), dan Internal Rate of Return (IRR). Setelah
melakukan analisis kelayakan finansial, maka selanjutnya dilakukan analisis
switching value untuk melihat berapa besar perubahan maksimum pada komponen
inflow dan komponen outflow yang akan mempengaruhi kelayakan usaha.
Perubahan komponen inflow yang terjadi yaitu penurunan jumlah produksi produk
dan perubahan komponen outflow yang terjadi yaitu peningkatan harga bahan
baku.
Setelah melakukan evaluasi analisis kelayakan usaha berdasarkan aspek non
finansial dan aspek finansial, jika usaha tersebut layak untuk dijalankan maka
perencanaan usaha tersebut dapat dilaksanakan. Dan jika usaha tersebut tidak
layak untuk dijalankan maka usaha tersebut sebaiknya dilakukan perbaikan-
perbaikan dengan meninjau berbagai aspek sehingga perencanaan usaha tersebut
dapat dilaksanakan. Secara sederhana, dapat dilihat diagram kerangka pemikiran
operasional tersebut seperti pada Gambar 1.
11
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Usaha Konveksi Kulit Domba di Jalan Raya
Cemplang Baru, Cilendek Barat, Kelurahan Cilendek, Kecamatan Bogor Barat.
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan
bahwa usaha ini adalah usaha konveksi kulit domba yang cukup maju di Bogor.
Hal ini dapat dilihat dari omset penjualan yang didapatkan Usaha Konveksi Kulit
Domba rata-rata meningkat sebesar 10 persen setiap tahunnya. Dengan adanya
perencanaan usaha ini perlu dilakukan kelayakan suatu usaha agar usaha tersebut
dapat dikatakan layak atau tidak dijadikan suatu bisnis. Pengambilan data
dilakukan pada November 2013 sampai dengan Desember 2013.
Prospek Usaha Konveksi Kulit Domba
Perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba
Membuka Usaha Baru
Analisis Kelayakan Usaha Konveksi Kulit Domba
Aspek Non Finansial :
- Aspek Pasar
- Aspek Teknis
- Aspek Manajemen dan
Hukum
- Aspek Sosial, Ekonomi,
dan Lingkungan
Aspek Finansial :
- Arus Kas (Cashflow)
- Analisis Laporan Laba
Rugi
- Analisis Kriteria
Kelayakan Investasi
- Analisis Switching Value
Hasil Kelayakan Usaha
Layak
(Laksanakan)
Tidak Layak
(Saran)
12
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari wawancara langsung dan observasi lapang. Sumber data
primer diperoleh dari wawancara melalui pemilik usaha yang sejenis beserta
karyawannya. Data primer yang diperoleh meliputi penerimaan, pengeluaran,
biaya, dan aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen
dan hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari studi literatur, perpustakaan IPB, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, Departemen Koperasi, Badan Pusat Statistik (BPS), dan berbagai
sumber dari internet. Data sekunder tersebut berisi data yang relevan diperlukan
dalam penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara kepada pemilik
usaha yang sejenis dan karyawannya melalui panduan interview guide yang telah
disiapkan. Selain wawancara, juga dilakukan kegiatan pengamatan di lokasi
penelitian untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari narasumber.
Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui kegiatan literature review terhadap
beberapa buku, jurnal, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Badan Pusat Statistik
(BPS), dan sumber lainnya serta browsing di beberapa website pemerintahan,
seperti Departemen Koperasi dan berbagai sumber dari internet.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dan kuantitatif sesuai sifat data. Data kualitatif untuk
mendapatkan gambaran tentang aspek-aspek non finansial seperti aspek pasar,
aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Sedangkan data kuantitatif untuk mendapatkan gambaran tentang
aspek finansial dengan melakukan analisis laporan laba rugi, penilaian kriteria
investasi yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C),
Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP) serta analisis nilai
pengganti (switching value) dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan
kalkulator.
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang aspek-
apek non finansial sebagai berikut:
1) Aspek Pasar
Analisis aspek pasar digunakan untuk mengetahui bagaimana permintaan
dan penawaran masyarakat terhadap Usaha Konveksi Kulit Domba. Selain itu,
untuk menjamin kelancaran proses produksi pasokan bahan baku dari pemasok
harus tersedia. Dan juga analisis aspek pasar untuk mengetahui strategi
pemasaran yang dikenal dengan bauran pemasaran (4P) apakah sudah
dilaksanakan dengan baik atau tidak. Usaha Konveksi Kulit Domba dapat
13
dinyatakan layak jika usaha tersebut dapat menghasilkan produk yang dapat
diterima pasar (dibutuhkan dan diinginkan oleh calon konsumen) dengan
tingkat penjualan yang menguntungkan serta bauran pemasaran yang
dilaksanakan dengan baik (Suliyanto, 2010).
2) Aspek Teknis
Aspek ini dilakukan untuk melihat bagaimana proses pembangunan
tersebut berlangsung dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut berlangsung.
Aspek tersebut mencakup bagaimana lokasi perencanaan Usaha Konveksi Kulit
Domba tersebut, proses produksi berlangsungnya perencanaan Usaha Konveksi
Kulit Domba, layout produksi, dan teknologi yang dipakai. Suliyanto (2010)
menyatakan bahwa suatu usaha dapat dinyatakan layak jika memenuhi kriteria
seperti diperolehnya lokasi yang layak, tersedianya teknologi, dapat menyusun
layout secara optimal, dan proses produksi berlangsung dengan lancar.
3) Aspek Manajemen dan Hukum
Analisis ini digunakan untuk melihat apakah fungsi manajemen dan
hukum dapat diterapkan dalam perencanaan usaha ini. Suliyanto (2010)
menyatakan bahwa usaha dapat dikatakan layak pada aspek manajemen jika
sumber daya manusia yang dapat mengelola kegiatan bisnis pada masa yang
akan datang tersedia dan dikatakan layak dari aspek hukum jika usaha mampu
memenuhi ketentuan hukum, persyaratan perizinan, dan jaminan yang
diperlukan jika usaha dibiayai dengan pinjaman.
4) Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Dengan adanya Usaha Konveksi Kulit Domba tersebut, apakah usaha
tersebut dapat memberikan pengaruhnya terhadap masyarakat sekitar seperti
penambahan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat di daerah
sekitar, dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar Usaha Konveksi Kulit
Domba tersebut. Kasmir dan Jakfar (2003) menyatakan bahwa suatu usaha
dapat dikatakan layak jika memberikan manfaat secara sosial, ekonomi, dan
lingkungan kepada berbagai pihak seperti masyarakat dan pemerintah.
Analisis Kuantitatif (Aspek Finansial)
Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan perencanaan Usaha
Konveksi Kulit Domba. Dalam analisis kuantitatif dikaji untuk memperoleh data
tentang finansial dalam Usaha Konveksi Kulit Domba tersebut. Analisis ini
dilakukan dengan membuat cashflow dengan rincian inflow dan outflow. Dalam
menilai kelayakan usaha dilihat dari analisis laporan laba rugi, kriteria kelayakan
investasi yang digunakan yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio
(Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP) serta dilakukan
analisis nilai pengganti (switching value).
1) Arus Kas (Cashflow)
Arus kas (cashflow) menggambarkan seluruh penerimaan dan pengeluaran
dalam menjalankan suatu usaha. Arus kas ini dapat melihat berapa besar seluruh
penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan Usaha Konveksi Kulit Domba baik
pengeluaran untuk biaya investasi, biaya variabel, biaya tetap, dan biaya lainnya
yang dikeluarkan oleh usaha ini.
2) Analisis Laporan Laba Rugi
Analisis laporan laba rugi menggambarkan penerimaan, pengeluaran, dan
kondisi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun akuntansi
14
atau produksi (Nurmalina et al. 2010). Hasil analisis laporan laba rugi
menggambarkan berapa keuntungan perusahaan setiap tahunnya dan diperoleh
pajak yang akan digunakan pada arus kas (cashflow).
3) Analisis Kriteria Kelayakan Investasi
Adapun kriteria kelayakan investasinya yaitu:
a. NPV (Net Present Value) adalah keuntungan yang diperoleh dari hasil selisih
penerimaan dan pengeluaran selama umur proyek tersebut. Rumus yang
digunakan adalah
Keterangan:
Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t
Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t
i = Tingkat suku bunga (discount rate)
t = Tahun
n = Jumlah tahun
Kriteria kelayakan investasi berdasarkan NPV:
NPV>0, berarti perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba layak/
menguntungkan
NPV=0, berarti perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba normal (tidak
untung/tidak rugi)
NPV<0, berarti perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba tidak layak/rugi
b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan rasio antara total nilai sekarang
dari penerimaan bersih yang bersifat positif dengan total nilai sekarang dari
penerimaan bersih yang bersifat negatif. Secara matematis, rumus yang
digunakan adalah
Keterangan:
Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t
Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t
i = Tingkat suku bunga (discount rate)
t = Tahun
n = Jumlah tahun
Kriteria kelayakan berdasarkan Net B/C:
Net B/C >1, berarti perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba layak/
menguntungkan
Net B/C =1, berarti perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba normal (tidak
untung/tidak rugi)
Net B/C <1, berarti perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba tidak layak/rugi
15
c. Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat keuntungan internal atas investasi
yang telah ditanam. Rumus IRR yang digunakan adalah
Keterangan:
I1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif
I 2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV 1 = NPV positif
NPV 2 = NPV negatif
Kriteria kelayakan berdasarkan IRR: (DR = discount rate)
IRR>DR, berarti perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba layak/
menguntungkan
IRR<DR, berarti perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba tidak layak/rugi
IRR adalah tingkat discount rate (DR) yang menghasilkan NPV sama
dengan 0 (Nurmalina et al. 2010). Hubungan antara NPV dan IRR dapat dilihat
pada Gambar 2.
d. Payback Period adalah jangka waktu dari pengembalian yang diharapkan atas
modal/investasi yang telah ditanam. Rumus yang digunakan dalam payback
period adalah
Keterangan:
PP = Payback Period
I = Jumlah modal investasi
Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh setiap tahunnya
Gambar 2 Hubungan antara NPV dan IRR
16
Kriteria kelayakan berdasarkan PP:
PP<umur ekonomis, berarti perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba layak/
menguntungkan
PP>umur ekonomis, berarti perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba tidak
layak/rugi
4) Analisis Switching Value
Switching value adalah suatu nilai dimana pada nilai tersebut NPV yang
dihasilkan sama dengan nol, Net B/C sama dengan satu, dan IRR sama dengan
discount factornya. Dalam penelitian Usaha Konveksi Kulit Domba ini, switching
value dilakukan untuk menguji kepekaan setiap perubahan kenaikan biaya input
(outflow) dan penuruan harga atau jumlah output (inflow). Variabel yang dianggap
paling mempengaruhi komponen outflow adalah biaya kulit domba dan variabel
yang paling mempengaruhi komponen inflow adalah jumlah produksi jaket kulit.
Asumsi Dasar yang Digunakan dalam Penelitian
Sebagai upaya memudahkan analisis secara finansial, beberapa asumsi dasar
yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Modal yang digunakan dalam perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba ini
adalah modal sendiri sebesar 55 persen dan pinjaman dari Bank BRI sebesar 45
persen dengan tingkat suku bunga pinjaman sebesar 12 persen per tahun pada
tahun 2013.
2. Harga seluruh komponen inflow dan outflow setiap tahunnya dalam
perencanaan Usaha Konveksi Kulit Domba adalah harga konstan tahun 2013
bersumber dari hasil wawancara dengan pemilik usaha sejenis.
3. Umur ekonomis usaha ditetapkan 10 tahun. Umur ini ditetapkan berdasarkan
umur ekonomis dari aset terbesar yang ada pada usaha ini yaitu bangunan milik
sendiri dengan luas 175 m2.
4. Tingkat discount rate (DR) yang digunakan adalah sebesar 8.84 persen karena
terdiri dari 55 persen modal sendiri dan 45 persen modal pinjaman berdasarkan
besarnya wacc (weighted average cost of capital) dan diasumsikan tetap
hingga akhir bisnis. 5. Output yang dihasilkan dalam Usaha Konveksi Kulit Domba ini adalah jaket
kulit yang terdiri jaket wanita, pria, dan anak-anak. 6. Harga jaket semua ukuran dan model sama terdiri dari jaket motor Rp 780 000,
jaket fashion Rp 2 900 000, dan jaket formal Rp 2 340 000 serta harga jaket
untuk anak-anak yaitu Rp 550 000.
7. Aktivitas bisnis tambahan Usaha Konveksi Kulit Domba adalah sarung tangan
motor. Harga sarung tangan motor adalah Rp 50 000.
8. Aktivitas bisnis tambahan lainnya adalah penerimaan jasa (vermak, cuci, dan
perbaikan jaket) dengan total penerimaan setiap bulannya sama yaitu
Rp 7 500 000. Penerimaan jasa setiap harinya Rp 250 000, yang terdiri dari
penerimaan cuci Rp 50 000, vermak atau perbaikan jaket Rp 200 000 .
9. Usaha ini mempunyai umur ekonomis 10 tahun, tahun ke-1 terdiri dari 8 bulan
produksi karena bulan ke-1 sampai bulan ke-4 merupakan tahap persiapan
sehingga penjualan jaket anak-anak sebanyak 1 unit jaket. Tahun ke-2 sampai
17
tahun ke-10 terdiri dari 12 bulan produksi sehingga penjualan jaket anak-anak
sebanyak 2 unit jaket setiap tahunnya. (1 bulan = 30 hari)
10. Pemakaian biaya variabel yaitu kulit domba dan kain satin sama, dalam
menghasilkan total jaket kulit, yaitu warna hitam sebesar 70 persen, warna
coklat sebesar 20 persen, dan warna selain hitam dan coklat sebesar 10 persen.
11. Harga kulit domba hitam dan coklat Rp 140 000/lembar dan kulit domba selain
hitam dan coklat Rp 160 000/lembar. (1 lembar=20 feet)
12. Harga kulit domba selain hitam dan coklat lebih mahal 15 persen dibandingkan
harga kulit domba hitam dan kulit domba coklat yaitu Rp 8 000/feet.
13. Harga kain satin selain hitam dan coklat lebih mahal 15 persen dibandingkan
harga kain satin hitam dan kain satin coklat yaitu Rp 15 000/m.
14. Dalam perhitungan, tidak adanya biaya sunk cost (biaya-biaya yang
dikeluarkan di masa lalu sebelum investasi baru yang direncanakan akan
ditetapkan).
15. Pajak penghasilan yang digunakan adalah berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 36 tahun 2008, pasal 17 ayat 2a, yang merupakan
perubahan keempat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang pajak
penghasilan, yaitu:
Pasal 17 ayat 1b. Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap
adalah sebesar 28 persen.
Pasal 17 ayat 2a. Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi
25 persen yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.
GAMBARAN USAHA
Lokasi Usaha
Usaha Konveksi Kulit Domba terletak di Jalan Raya Cemplang Baru,
Cilendek Barat, Kelurahan Cilendek, Kecamatan Bogor Barat. Luas lokasi ini
adalah 175 m2. Luas lokasi ini terdiri dari 125 m
2 bangunan yaitu tempat
pembuatan jaket kulit (konveksi) dan tempat penjualan jaket kulit (outlet) serta
50 m2 berupa tempat parkir kendaraan.
Visi, Misi, dan Tujuan Usaha
Usaha Konveksi Kulit Domba mempunyai visi dan misi dalam menjalankan
usahanya. Visinya yaitu menjadikan produk lokal yang dibuat oleh masyarakat
lokal dengan kualitas internasional yang banyak diminati oleh masyarakat
internasional. Sedangkan untuk mencapai visi tersebut, maka harus mempunyai
misi dalam menjalankannya yaitu (1) Mengangkat produk hasil pertanian dengan
mempunyai nilai tambah yang mengutamakan kualitas, (2) Meningkatkan nilai
produk hasil olahan pertanian dengan menambah tingkat kualitas mutunya, dan (3)
Mendidik pengrajin lokal untuk menghasilkan barang-barang bermutu yang
berkualitas internasional. Selain visi dan misi, Usaha Konveksi Kulit Domba ini
18
mempunyai tujuan yaitu memberikan contoh kepada pengrajin lain untuk
meningkatkan kualitas sehingga dapat diterima pada tingkat internasional.
Aktivitas Bisnis Usaha
Aktivitas bisnis yang dijalankan Usaha Konveksi Kulit Domba ini ada dua
yaitu aktivitas utama dan aktivitas tambahan. Aktivitas utama yaitu pembuatan dan
penjualan jaket kulit domba sedangkan aktivitas tambahan yaitu penjualan sisa
kulit domba yang sudah terpakai, penjualan sarung tangan kulit domba, dan jasa
(vermak, cuci, dan perbaikan jaket).
Aktivitas Bisnis Utama
Aktivitas bisnis utama yang dijalankan Usaha Konveksi Kulit Domba ini
adalah pembuatan dan penjualan jaket kulit domba. Input utama dalam pembuatan
jaket kulit yaitu kulit domba yang didatangkan dari Garut. Harga pada saat
penelitian adalah Rp 140 000/lembar untuk kulit domba warna hitam dan coklat
sedangkan kulit domba warna selain hitam dan coklat lebih mahal 15% yaitu
Rp 160 000/lembar. Pembuatan jaket kulit ini dapat dilakukan pemesanan dalam
jumlah yang besar dan dapat dijadikan sebagai stock (persediaan) untuk pembelian
langsung di outlet. Sedangkan dalam penjualan jaket kulit domba tersebut dibagi
menjadi tiga macam jaket untuk pria dan wanita serta jaket anak-anak. Jaket kulit
domba semua ukuran dan model mempunyai harga yang sama untuk pria dan
wanita terdiri dari jaket motor dengan harga Rp 780 000, jaket fashion dengan
harga Rp 2 900 000, dan jaket formal dengan harga Rp 2 340 000 serta jaket anak-
anak dengan harga Rp 550 000.
Aktivitas Bisnis Tambahan
Selain aktivitas bisinis utama yaitu pembuatan dan penjualan jaket kulit,
terdapat juga aktivitas bisnis tambahan seperti penjualan sisa kulit domba,
penjualan sarung tangan, dan jasa (vermak, cuci, dan perbaikan jaket). Namun,
penerimaan aktivitas bisnis tambahan tidak sebesar aktivitas bisnis utama karena
tujuan utama usaha konveksi kulit domba ini adalah penjualan jaket kulit. Dalam
pembuatan jaket kulit, terdapat sisa setiap lembar kulit domba tersebut untuk
kemudian dijual oleh pengrajin yang berasal dari Garut, yang kemudian setiap
sisanya dijual dengan harga yaitu Rp 30 000/kg. Hasil olahan sisa kulit domba
tersebut dibuat oleh pengrajin dari Garut menjadi sarung tangan motor yang
kemudian hasilnya disalurkan kembali ke Usaha Konveksi Kulit Domba ini.
Selain penjualan sisa kulit domba, Usaha Konveksi Kulit Domba ini
melakukan penjualan sarung tangan yang dihasilkan dari pengrajin Garut tersebut
dengan harga Rp 50 000/sarung tangan karena usaha ini hanya mendistribusikan
produk yang berasal dari Garut, tidak mengeluarkan biaya variabel untuk
pembuatannya. Selain produk yang dijual, usaha ini juga menerima jasa seperti
vermak, cuci, dan perbaikan jaket bagi pelanggan jaket kulit yang merawat jaket
kulitnya agar tahan lama dengan harga cuci 1 jaket kulit adalah Rp 7 500, vermak
Rp 200 000, dan perbaikan jaket kulit Rp 200 000.
19
ANALISIS KELAYAKAN USAHA ASPEK NON FINANSIAL
Analisis non finansial penting untuk dikaji karena kita dapat mengetahui
apakah usaha tersebut layak untuk dijalankan atau tidak jika dilihat dari aspek non
finansial. Aspek non finansial yang akan dikaji meliputi aspek pasar, aspek teknis,
aspek manajemen dan hukum, serta aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Aspek Pasar
Aspek pasar pada Usaha Konveksi Kulit Domba berkaitan dengan adanya
peluang pasar untuk suatu produk yang akan di tawarkan oleh usaha tersebut.
Aspek pasar tersebut terdiri dari:
Permintaan dan Penawaran
Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh besarnya permintaan dan
penawaran produk yang dihasilkan. Permintaan dan penawaran mempunyai
hubungan yang saling berkaitan. Permintaan adalah perkiraan akan kemungkinan
kebutuhan konsumen yang bisa kita penuhi dengan produk kita (Johan, 2011) dan
penawaran adalah jumlah produk yang akan kita tawarkan kepada pasar
berdasarkan akan kemampuan produk kita (Johan, 2011).
Jumlah penawaran pada Usaha Konveksi Kulit Domba ini disesuaikan
dengan jumlah permintaan konsumen. Jumlah permintaan konsumen setiap
bulannya rata-rata membeli 40 sampai 42 jaket kulit, sehingga jumlah penawaran
disesuaikan dengan permintaan konsumen. Setiap bulannya, penawaran jaket kulit
terdiri dari jaket motor sebanyak 30 unit jaket, jaket formal sebanyak 10 unit jaket
serta kadang memproduksi jaket fashion sebanyak 1 unit jaket, dan jaket anak-
anak sebanyak 1 unit jaket. Permintaan seperti ini disebut permintaan efektif yaitu
permintaan yang produknya pasti akan dibeli oleh konsumen (Suliyanto, 2010).
Produksi jaket kulit tersebut menghasilkan sisa kulit domba sebanyak 10
kg/bulan yang dijual kepada pengrajin Garut, kemudian di produksi menjadi
sarung tangan motor. Sarung tangan motor tersebut kemudian dijual kepada Usaha
Konveksi Kulit Domba. Penawaran pada Usaha Konveksi Kulit Domba selain
menghasilkan jaket kulit, juga menjual sarung tangan motor sebanyak 10 unit
sarung tangan motor setiap bulannya dan penyedia jasa (vermak, cuci, dan
perbaikan jaket). Jasa tersebut disediakan agar konsumen dapat melakukan
perawatan terhadap jaket kulit. Konsumen dalam melakukan permintaannya
biasanya melakukan pemesanan terlebih dahulu untuk jaket kulit, sedangkan
sarung tangan motor dan jasa tersebut dapat langsung membelinya di outlet.
Konsumen dari usaha ini adalah pria dan wanita dewasa yang berusia 25 tahun ke
atas.
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran Usaha Konveksi Kulit Domba tidak terlepas dari konsep
bauran pemasaran. Bauran pemasaran tersebut biasa dikenal dengan 4P yaitu
produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan tempat atau distribusi
(place).
20
1. Produk (Product)
Produk utama yang dijual pada Usaha Konveksi Kulit Domba adalah jaket
kulit domba. Jaket kulit domba ini berbeda dengan jaket kulit sapi dan jaket
kulit kambing karena kualitasnya yang lebih baik seperti lebih lembut, warna
terang, lentur, dan tidak berbau jika menjadi jaket kulit. Kualitas kulit domba
tersebut menyebabkan harga jaket kulit domba lebih mahal dibandingkan
dengan yang lainnya. Selain jaket kulit domba, terdapat produk tambahan
Usaha Konveksi Kulit Domba yaitu sarung tangan motor yang dihasilkan dari
pengrajin Garut. Selain itu, usaha ini menyediakan produk berupa jasa yaitu
cuci, vermak, dan perbaikan jaket untuk konsumen yang melakukan perawatan
dan perbaikan pada jaket kulitnya.
2. Harga (Price)
Penentuan harga Usaha Konveksi Kulit Domba ditetapkan sesuai dengan
harga yang berlaku yaitu harga yang sesuai dengan kompetisi di pasar atau
mendekati dan sama dengan pesaing (Johan, 2011), khususnya penjual jaket
kulit di Bogor. Harga yang berlaku pada Usaha Konveksi Kulit Domba dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Harga produk yang dihasilkan Usaha Konveksi Kulit Domba
Produk Satuan Harga/Satuan (rupiah)
Jaket motor unit jaket 780 000
Jaket fashion unit jaket 2 900 000
Jaket formal unit jaket 2 340 000
Sarung tangan unit sarung tangan 50 000
Sumber: Data primer (diolah)
3. Promosi (Promotion)
Promosi dilakukan untuk mengkomunikasikan produk yang dihasilkan
oleh Usaha Konveksi Kulit Domba agar dikenal dan dibeli oleh konsumen
(Umar, 2005). Promosi yang dilakukan Usaha Konveksi Kulit Domba yaitu
menggunakan media internet sebagai media yang dapat menjangkau masyarakat
luas dan promosi mulut ke mulut oleh konsumen yang loyal terhadap usaha ini.
4. Tempat atau Distribusi (Place)
Penentuan lokasi terletak di Cilendek Barat, Bogor Barat karena lokasi ini
dekat dengan konsumen dan strategis karena letaknya di pinggir jalan sehingga
konsumen dapat melihat langsung adanya usaha tersebut. Saluran distribusi
produknya adalah konsumen dapat membeli secara langsung pada outlet
tersebut atau melakukan pemesanan, tidak ada perantara dalam melakukan
transaksi tersebut.
Hasil Analisis Aspek Pasar
Berdasarkan permintaan dan penawaran serta strategi pemasaran, maka
Usaha Konveksi Kulit Domba layak untuk dijalankan. Hal ini disebabkan,
permintaan dan penawaran tersebut seimbang karena jumlah produksi yang
dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen dan perkiraan penjualan serta tidak
over supply. Strategi pemasaran yang ada telah diupayakan dengan baik sehingga
21
produk, harga, promosi, dan saluran distribusi dapat diterima dengan baik oleh
konsumen.
Aspek Teknis
Penentuan Lokasi Usaha
Lokasi Usaha Konveksi Kulit Domba dengan outletnya berada di satu lokasi
yaitu di Cilendek Barat, Bogor Barat. Penentuan satu lokasi ini agar tidak adanya
biaya transportasi tambahan yang dikeluarkan jika produk tersebut akan dijual
pada outlet tersebut. Selain itu, keuntungan dibangun pada lokasi ini adalah
kedekatan dengan konsumen sehingga konsumen dapat membeli langsung di outlet
tersebut dan dapat melihat pembuatan jaket kulit. Faktor ketersediaan tenaga kerja
menentukan penentuan lokasi usaha tersebut, dengan tenaga kerja yang digunakan
berasal dari masyarakat daerah tersebut. Kemudian faktor sarana dan prasarana
menunjang aktivitas usaha tersebut seperti akses jalan yang dapat dilalui oleh
kendaraan roda dua maupun roda empat karena terletak dipinggir jalan raya, akses
air, listrik, dan komunikasi yang tersedia dengan mudah.
Selain keuntungan tersebut, terdapat kelemahan lokasi usaha ini yaitu
ketersediaan bahan baku yang jauh. Bahan baku yang dibutuhkan adalah kulit
domba yang berasal dari Garut. Bahan baku tersebut tidak berasal dari Bogor
karena kualitas kulit yang dihasilkan lebih bagus daripada kualitas kulit yang
dihasilkan di Bogor.
Infrastruktur dan Fasilitas Usaha
Infrastruktur dan fasilitas usaha dibangun untuk mendukung aktivitas Usaha
Konveksi Kulit Domba. Infrastruktur dan fasilitas usaha tersebut terdiri dari:
1. Lahan
Usaha Konveksi Kulit Domba terletak di Jalan Raya Cemplang Baru,
Cilendek Barat, Kelurahan Cilendek, Kecamatan Bogor Barat dengan luas
175 m2. Lahan ini terdiri dari bangunan seluas 125 m
2 dan tempat parkir
kendaraan seluas 50 m2. Bangunan tersebut terdiri dari tempat pembuatan jaket
kulit (konveksi), tempat penjualan jaket kulit dan sarung tangan (outlet), wc,
dan ruang terima tamu.
2. Tempat Pembuatan Jaket Kulit (Konveksi)
Tempat konveksi ini digunakan untuk pembuatan jaket kulit. Dimana
tempat konveksi ini terdapat mesin jahit untuk membuat jaket kulit, meja untuk
membuat pola desain jaket kulit, dan peralatan lainnya yang mendukung
pembuatan jaket kulit seperti setrika, gunting, alat pembolong kulit, alat
pemasang kancing, kursi, meteran, penggaris serta bahan yang digunakan untuk
membuat jaket kulit seperti kulit domba, kain keras, kain satin, benang,
kancing, zipper (resleting), gesper, lem, lotion, jarum, dan double tape.
22
Gambar 3 Tempat konveksi Usaha Konveksi Kulit Domba
3. Tempat Penjualan Jaket Kulit dan Sarung Tangan (Outlet)
Setelah produksi yang dihasilkan oleh tempat konveksi selesai, maka jaket
kulit dijual di outlet tersebut. Fungsi outlet ini adalah untuk memasarkan produk
yang telah dibuat oleh Usaha Konveksi Kulit Domba sehingga konsumen dapat
memilih jaket kulit yang telah diproduksi atau dapat memesan model jaket kulit
sesuai keinginan kosumen.
Gambar 4 Outlet Usaha Konveksi Kulit Domba
4. Instalasi Listrik dan Air
Instalasi listrik dan air digunakan untuk mendukung aktivitas Usaha
Konveksi Kulit Domba. Pasokan air bersih berasal dari sumur yang dibangun.
Pasokan listrik yang dipasang oleh PLN yaitu 1 300 VA yang digunakan untuk
memperlancar aktivitas Usaha Konveksi Kulit Domba.
5. Jalan
Jalan merupakan infrastruktur yang penting untuk memperlancar aktivitas
Usaha Konveksi Kulit Domba. Jalan yang ada berupa jalan beraspal yang cukup
luas dan ramai dilalui oleh kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat
sehingga akses keluar masuk kendaraan sangat mudah.
23
Gambar 5 Jalan menuju Usaha Konveksi Kulit Domba
6. Kendaraan
Usaha Konveksi Kulit Domba mempunyai 2 kendaraan yang dapat
digunakan untuk kepentingan mobilisasi pegawai seperti membeli kain, bahan,
dan perlengkapan lainnya yang menunjang proses pembuatan jaket kulit.
Kendaraan tersebut yaitu motor dan secara rutin dilakukan perawatan seperti
ganti oli selama 3 bulan sekali.
Proses Produksi
Proses produksi jaket kulit yang dilakukan Usaha Konveksi Kulit Domba
terdiri dari beberapa tahap mulai dari pemesanan kulit kering hingga menjadi jaket
kulit. Beberapa tahapan tersebut adalah
1. Pemesanan kulit domba kering ke daerah Garut.
2. Membuat pola desain jaket kulit di kertas.
3. Potong kulit domba tersebut sesuai dengan pola desain yang telah dibuat di
kertas.
4. Jika diperlukan, pasang veltrow (perekat papan nama dada kiri).
5. Lipat pinggir semua panel dan pemasangan kain keras pada panel kerah,
ban pinggang, flap depan, dan tempat jahit semua zipper (resleting) agar
tidak lunak dan mempunyai bentuk.
6. Gabungkan badan atas jaket dan badan bawah jaket.
7. Membuat kantung bobok depan (pada bagian saku jaket).
8. Jahit lengan dan zipper (resleting) lengan.
9. Gabungkan badan depan jaket dan badan belakang jaket.
10. Pasang ban pinggang, kerah, dan hanger loop (gantungan jaket).
11. Memotong puring/kain satin (lining).
12. Membuat saku dalam (lining).
13. Jahit puring/kain satin (lining) dan label ukuran.
14. Pasang puring/kain satin ke badan jaket.
15. Jahit zipper (resleting) depan.
16. Pasang flap depan (penutup zipper) dan pasang kancing.
Diagram alir proses produksi jaket kulit Usaha Konveksi Kulit Domba dapat
dilihat pada Lampiran 1.
24
Layout Produksi
Layout adalah keseluruhan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan dalam proses produksi (Suliyanto, 2010). Layout ditetapkan oleh
perusahaan tersebut untuk mempermudah proses produksi. Usaha Konveksi Kulit
Domba mempunyai luas lahan 175 m2 dengan 50 m
2 untuk tempat parkir
kendaraan dan 125 m2 untuk bangunan. Bangunan tersebut terdiri dari tempat
konveksi dan outletnya yang menyatu dan bersebelahan sehingga jika telah selesai
dibuat jaket tersebut maka langsung dijual di outlet kemudian di tengah tersebut
terdapat kasir untuk melakukan pembayaran produk barang dan jasa serta sebelah
kanan outlet terdapat ruang terima tamu yang dapat digunakan sebagai ruang
tunggu. Dan sebelah kiri outlet terdapat tempat konveksi dan wc. Secara lebih rinci
layout produksi Usaha Konveksi Kulit Domba dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Layout produksi Usaha Konveksi Kulit Domba
Hasil Analisis Aspek Teknis
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka aspek teknis layak untuk
dijalankan. Hal ini dapat terlihat dari penentuan lokasi usaha yang sesuai
berdasarkan faktor kedekatan konsumen, faktor ketersediaan tenaga kerja, dan
faktor sarana dan prasarana yang memadai. Berdasarkan infrasruktur dan fasilitas
usaha, telah mendukung aktivitas berjalannya Usaha Konveksi Kulit Domba.
Proses produksi telah berjalan dengan baik dari pemesanan kulit domba kering
hingga menjadi jaket kulit. Dan layout produksi yang diatur dan ditata dengan baik
sehingga memudahkan dalam melakukan proses produksi.
Ruang Terima
Tamu
Outlet
Tempat Konveksi
W
WC
Tempat Parkiran
25
Aspek Manajemen dan Hukum
Struktur organisasi pada Usaha Konveksi Kulit Domba tidak ada, sehingga
usaha ini hanya dijalankan oleh pemilik dan karyawan. Meskipun tidak
mempunyai struktur organisasi yang jelas, tetapi pembagian tugas kerja ada.
Pemilik bertugas sebagai pemimpin usaha dan memegang semua keputusan yang
berada di usaha ini seperti memutuskan banyaknya produksi jaket kulit yang
dihasilkan, mengatur banyaknya pemasukan dan pengeluaran serta mencari pangsa
pasar. Karyawannya terdiri dari 2 orang penjahit yang bertugas menghasilkan jaket
kulit serta melakukan vermak dan perbaikan jaket, 1 orang satpam yang bertugas
sebagai keamanan usaha, dan 3 orang penjaga toko (outlet) yang melayani
konsumen dalam membeli jaket kulit dan sarung tangan. Usaha Konveksi Kulit
Domba ini tidak mempunyai catatan pembukuan dengan jelas sehingga pemilik
usaha dalam menentukan banyaknya pemasukan dan pengeluaran berdasarkan
perkiraan trend usaha dari tahun ke tahun.
Pada aspek hukum, Usaha Konveksi Kulit Domba adalah usaha perorangan
dan modalnya berasal dari pemilik dan pinjaman dari Bank BRI. Usaha ini
memiliki perizinan usaha yang biasa dilakukan oleh semua usaha yang baru
membuka usahanya seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Selain itu, usaha ini
telah memiliki izin lokasi seperti surat izin usaha, surat akta tanah, surat Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB), surat rekomendasi dari RT/RW, surat rekomendasi
dari Kecamatan, dan KTP.
Hasil Analisis Aspek Manajemen dan Hukum
Berdasarkan aspek manajemen, maka Usaha Konveksi Kulit Domba layak.
Hal ini dapat dilihat bahwa pemilik berperan penting dalam usahanya seperti
memutuskan banyaknya produksi jaket kulit yang dihasilkan, mengatur banyaknya
pemasukan dan pengeluaran serta mencari pangsa pasar. Berdasarkan aspek
hukum, Usaha Konveksi Kulit Domba layak karena telah memenuhi persyaratan
hukum dalam menjalankan usahanya seperti adanya badan usaha, izin usaha, dan
izin lokasi.
Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Berdirinya suatu usaha dapat menimbulkan dampak, baik sosial, ekonomi,
dan lingkungan. Adanya Usaha Konveksi Kulit Domba ini memberikan dampak
bagi masyarakat sekitar yaitu memberikan kesempatan kerja dengan menggunakan
tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar Cilendek Barat, Bogor Barat
yang berdampak pada berkurangnya pengangguran. Dan juga adanya Usaha
Konveksi Kulit Domba ini secara tidak langsung memberikan dampak bagi
peningkatan pendapatan masyarakat sekitar dan pemerintah daerah yaitu
peningkatan pendapatan daerah pada sektor industri pengolahan karena telah
menambah jumlah UMKM di Bogor. Pada produksi jaket kulit tersebut, tidak
memberikan dampak yang mencemari lingkungan karena sisa kulit domba yang
merupakan sisa produksi jaket kulit, dijual pada pengrajin kulit asal Garut yang
kemudian dimanfaatkan untuk dijadikan sarung tangan.
26
Hasil Analisis Aspek Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, Usaha Konveksi Kulit Domba
memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar yaitu memberikan
kesempatan kerja sehingga menyebabkan peningkatan pendapatan daerah. Dan
Usaha Konveksi Kulit Domba tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Usaha Konveksi Kulit Domba layak untuk
dijalankan.
ANALISIS KELAYAKAN USAHA ASPEK FINANSIAL
Aspek finansial dalam analisis kelayakan Usaha Konveksi Kulit Domba
berkaitan dengan seluruh aktivitas yang dijalankan oleh usaha ini dilihat dari sisi
finansial (keuangan). Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan
kriteria penilaian investasi, meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), Net benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period. Sebelum
menghitung kelayakan usaha menggunakan kriteria penilaian investasi, terlebih
dahulu akan diproyeksikan laporan laba/rugi dan arus kas (cashflow). Sedangkan
umur proyek yang akan digunakan yaitu 10 tahun, yang ditentukan berdasarkan
umur ekonomis dari aset terbesar usaha ini.
Arus Kas (Cashflow)
Arus Penerimaan (Inflow)
Arus kas dari Usaha Konveksi Kulit Domba dihitung selama 10 tahun
yaitu tahun 2013 sampai tahun 2022. Arus penerimaan yang diperoleh dari
Usaha Konveksi Kulit Domba berasal dari aktivitas bisnis utama, akivitas bisnis
tambahan, penerimaan modal pinjaman, dan penerimaan nilai sisa. Arus
penerimaan (inflow) dapat dilihat pada Lampiran 5. Pada tahun ke-1 terdiri dari
8 bulan produksi karena bulan ke-1 sampai bulan ke-4 merupakan tahap
persiapan dan tahun ke-2 sampai tahun ke-10 terdiri dari 12 bulan produksi dan
diasumsikan sama karena adanya keterbatasan data terkait dengan penjualan-
penjualan tersebut.
Total penerimaan tahun ke-1 aktivitas bisnis utama dan aktivitas bisnis
tambahan adalah Rp 452 950 000 yang merupakan penerimaan dari jaket motor
sebanyak 240 unit jaket dengan harga Rp 780 000/jaket, penerimaan jaket
fashion sebanyak 4 unit jaket dengan harga Rp 2 900 000/jaket, penerimaan
jaket formal sebanyak 80 unit jaket dengan harga Rp 2 340 000/jaket,
penerimaan jaket anak-anak sebanyak 1 unit jaket dengan harga
Rp 550 000/jaket, penerimaan sisa kulit domba sebanyak 80 kg dengan harga
Rp 30 000/kg, penerimaan sarung tangan sebanyak 80 unit sarung tangan
dengan harga Rp 50 000/sarung tangan, dan penerimaan jasa dengan total
penerimaan Rp 60 000 000. Rincian proyeksi penerimaan aktivitas bisnis utama
dan tambahan tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 5.
27
Tabel 5 Proyeksi penerimaan aktivitas bisnis utama dan tambahan Usaha
Konveksi Kulit Domba pada tahun 2013
Macam penerimaan Jumlah Harga (rupiah) Total penerimaan
(rupiah)
Jaket motor 240 780 000 187 200 000
Jaket fashion 4 2 900 000 11 600 000
Jaket formal 80 2 340 000 187 200 000
Jaket anak-anak 1 550 000 550 000
Sisa kulit domba 80 kg 30 0000 2 400 000
Sarung tangan 80 50 000 4 000 000
Jasa (vermak, cuci,
dan perbaikan jaket)
- - 60 000 000
Sumber: Data primer (diolah)
Total penerimaan pada tahun ke-2 sampai tahun ke-10 diasumsikan
besarnya sama yaitu Rp 679 700 000 yang merupakan penerimaan dari jaket
motor sebanyak 360 unit jaket dengan harga Rp 780 000/jaket, penerimaan
jaket fashion sebanyak 6 unit jaket dengan harga Rp 2 900 000/jaket,
penerimaan jaket formal sebanyak 120 unit jaket dengan harga
Rp 2 340 000/jaket, penerimaan jaket anak-anak sebanyak 2 unit jaket dengan
harga Rp 550 000/jaket, penerimaan sisa kulit domba sebanyak 120 kg dengan
harga Rp 30 000/kg, penerimaan sarung tangan sebanyak 120 unit sarung
tangan dengan harga Rp 50 000/sarung tangan, dan penerimaan jasa dengan
total penerimaan Rp 90 000 000. Rincian proyeksi penerimaan aktivitas bisnis
utama dan tambahan pada tahun 2014 sampai tahun 2022 dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6 Proyeksi penerimaan aktivitas bisnis utama dan tambahan Usaha
Konveksi Kulit Domba pada tahun 2014-2022
Macam penerimaan Jumlah Harga (rupiah) Total penerimaan
(Rupiah)
Jaket motor 360 780 000 280 800 000
Jaket fashion 6 2 900 000 17 400 000
Jaket formal 120 2 340 000 280 800 000
Jaket anak-anak 2 550 000 1 100 000
Sisa kulit domba 120 kg 30 000 3 600 000
Sarung tangan 120 50 000 6 000 000
Jasa (vermak, cuci,
dan perbaikan jaket)
- - 90 000 000
Sumber: Data primer (diolah)
1. Penerimaan dari Aktivitas Bisnis Utama
Penerimaan dari aktivitas bisnis utama berasal dari penjualan jaket yang
terdiri dari jaket motor, jaket fashion, jaket formal, dan jaket anak-anak. Harga
jaket kulit semua model dan ukuran diasumsikan sama, yaitu jaket motor
Rp 780 000, jaket fashion Rp 2 900 000, jaket formal Rp 2 340 000, dan jaket
anak-anak Rp 550 000. Usaha Konveksi Kulit Domba mendapatkan penerimaan
28
penjualan setiap bulannya dari jaket motor sebanyak 30 unit jaket dan jaket
formal 10 unit jaket. Jaket fashion mendapatkan penerimaan penjualan
sebanyak 1 unit jaket selama 2 bulan, sedangkan jaket anak-anak 1 unit jaket
selama 6 bulan. Proyeksi siklus penjualan Usaha Konveksi Kulit Domba dapat
dilihat pada Lampiran 6 dan 7.
Pada tahun ke-1 hanya terdiri dari 8 bulan produksi karena bulan ke-1
sampai bulan ke-4 merupakan tahap persiapan. Proyeksi penerimaan pada tahun
ke-1 sebesar Rp 386 550 000 yang merupakan penjualan dari jaket motor
sebanyak 240 (73.85 persen) dengan harga Rp 780 000/jaket, penjualan jaket
fashion sebanyak 4 (1.23 persen) dengan harga Rp 2 900 000/jaket, penjualan
jaket formal sebanyak 80 (24.61 persen) dengan harga Rp 2 340 000/jaket, dan
penjualan jaket anak-anak sebanyak 1 (0.31 persen) dengan harga
Rp 550 000/jaket. Proyeksi penerimaan jaket tahun 2013 dapat dijelaskan pada
Tabel 7.
Tabel 7 Proyeksi penjualan jaket Usaha Konveksi Kulit Domba pada tahun
2013
Macam jaket Total penjualan
(unit)
Harga jual
(rupiah)
Penerimaan penjualan
(rupiah)
Jaket motor 240 780 000 187 200 000
Jaket fashion 4 2 900 000 11 600 000
Jaket formal 80 2 340 000 187 200 000
Jaket anak-anak 1 550 000 550 000
Sumber: Data primer (diolah)
Proyeksi penerimaan pada tahun ke-2 sampai tahun ke-10 terdiri dari 12
bulan produksi dengan penerimaan besarnya sama yaitu Rp 580 100 000 yang
merupakan penjualan dari jaket motor sebanyak 360 (73.77 persen) dengan
harga Rp 780 000/jaket, penjualan jaket fashion sebanyak 6 (1.23 persen)
dengan harga Rp 2 900 000/jaket, penjualan jaket formal sebanyak 120 (24.59
persen) dengan harga Rp 2 340 000/jaket, dan penjualan jaket anak-anak
sebanyak 2 (0.41 persen) dengan harga Rp 550 000/jaket. Proyeksi penerimaan
penjualan jaket tahun ke-2 sampai tahun ke-10 diasumsikan sama karena
adanya keterbatasan data terkait dengan penjualan-penjualan tersebut. Proyeksi
penerimaan jaket tahun 2014 sampai tahun 2022 dapat dijelaskan pada Tabel 8.
Tabel 8 Proyeksi penjualan jaket Usaha Konveksi Kulit Domba pada tahun
2014-2022
Macam jaket Total penjualan
(unit)
Harga jual
(rupiah)
Penerimaan penjualan
(rupiah)
Jaket motor 360 780 000 280 800 000
Jaket fashion 6 2 900 000 17 400 000
Jaket formal 120 2 340 000 280 800 000
Jaket anak-anak 2 550 000 1 100 000
Sumber: Data primer (diolah)
29
2. Penerimaan dari Aktivitas Bisnis Tambahan
Selain aktivitas bisnis utama, Usaha Konveksi Kulit Domba mempunyai
aktivitas bisnis tambahan seperti penjualan sisa kulit domba, penjualan sarung
tangan, dan jasa (vermak, cuci, dan perbaikan jaket). Proyeksi penerimaan
aktivitas tambahan pada tahun ke-1 sebesar Rp 66 400 000 yang terdiri dari
penjualan sisa kulit domba sebesar Rp 2 400 000, penjualan sarung tangan
sebesar Rp 4 000 000, dan penjualan jasa sebesar Rp 60 000 000. Sisa kulit
domba setiap bulannya menjual 10 kg dengan harga Rp 30 000/kg. Berdasarkan
hal tersebut maka penjualan sisa kulit domba tahun 2013 sebanyak 80 kg
dengan harga Rp 30 000/kg, sehingga total penerimaan sebesar Rp 2 400 000.
Sedangkan sisa kulit domba tahun 2014 sampai tahun 2022 diasumsikan sama
penjualannya sebanyak 120 kg dengan harga Rp 30 000/kg, sehingga total
penerimaan sebesar Rp 3 600 000. Proyeksi penjualan sisa kulit domba dapat
dijelaskan pada Tabel 9.
Tabel 9 Proyeksi penjualan sisa kulit domba Usaha Konveksi Kulit Domba pada
tahun 2013-2022
Tahun Total penjualan
(kilogram)
Harga jual
(rupiah)
Penerimaan penjualan
(rupiah)
2013 80 30 000 2 400 000
2014–2022 120 30 000 3 600 000
Sumber: Data primer (diolah)
Proyeksi penerimaan tahun ke-2 sampai tahun ke-10 besarnya sama yaitu
Rp 99 600 000 yang terdiri dari penjualan sisa kulit domba sebesar
Rp 3 600 000, penjualan sarung tangan sebesar Rp 6 000 000, dan penjualan
jasa (vermak, cuci, dan perbaikan jaket) sebesar Rp 90 000 000. Penerimaan
tahun ke-2 sampai tahun ke-10 diasumsikan sama, asumsi tersebut diambil
karena adanya keterbatasan data terkait dengan penjualan-penjualan tersebut.
Dan penerimaan setiap bulan jasa (vermak, cuci, dan perbaikan jaket) sebesar
Rp 7 500 000, dengan penerimaan setiap harinya Rp 250 000 yang terdiri dari
penerimaan cuci Rp 50 000 dan vermak atau perbaikan jaket Rp 200 000. Data
tersebut diasumsikan sama karena keterbatasan data terkait dengan penjualan
jasa tersebut. Sarung tangan setiap bulannya menjual 10 unit sarung tangan
dengan harga Rp 50 000/sarung tangan. Berdasarkan hal tersebut maka
penjualan sarung tangan tahun 2013 sebanyak 80 unit sarung tangan dengan
harga Rp 50 000/sarung tangan, sehingga total penerimaan sebesar
Rp 4 000 000. Sedangkan sarung tangan tahun 2014 sampai tahun 2022
diasumsikan sama penjualannya sebanyak 120 unit sarung tangan dengan harga
Rp 50 000/kg, sehingga total penerimaan sebesar Rp 6 000 000. Proyeksi
penjualan sarung tangan dapat dilihat pada Tabel 10.
30
Tabel 10 Proyeksi penjualan sarung tangan Usaha Konveksi Kulit Domba pada
tahun 2013-2022
Tahun Total penjualan
(unit)
Harga jual
(rupiah)
Penerimaan penjualan
(rupiah)
2013 80 50 000 4 000 000
2014-2022 120 50 000 6 000 000
Sumber: Data primer (diolah)
3. Penerimaan Modal Pinjaman
Sumber penerimaan pinjaman pada Usaha Konveksi Kulit Domba ini
berasal dari Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia) yaitu sebesar Rp 450 000 000
dengan jangka waktu pengembaliannya adalah 3 tahun. Bunga yang dikenakan
setiap tahunnya adalah sebesar 12 persen. Modal pinjaman ini diperoleh pada
tahun ke-1 yaitu tahun 2013 dan digunakan untuk biaya investasi di tahun yang
sama. Pengembalian modal pinjaman tersebut selesai di akhir tahun ke-3.
4. Penerimaan dari Nilai Sisa
Penerimaan nilai sisa adalah jumlah nilai barang atau peralatan yang tidak
habis selama usaha berjalan. Nilai sisa termasuk komponen inflow dan dihitung
diakhir proyek. Jumlah nilai sisa pada tahun 2022 adalah Rp 262 700 000.
Secara lebih rinci, nilai sisa terlihat pada Lampiran 4.
Arus Pengeluaran (outflow)
Arus pengeluaran (outflow) adalah arus pengurangan kas, akibat biaya-biaya
yang dikeluarkan pada saat pendirian usaha maupun pada saat tahun berjalan.
Komponen biaya dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya investasi dan biaya
operasional.
1. Biaya Investasi
Biaya investasi yang dilakukan Usaha Konveksi Kulit Domba dilakukan
pada tahun 2013 dan dilakukan re-investasi jika umur ekonomisnya kurang dari 10
tahun. Total biaya investasi pada tahun 2013 adalah Rp 608 475 500. Biaya
investasi yang terbesar adalah biaya mendirikan bangunan sebesar
Rp 250 000 000. Penjelasan mengeni rincian biaya investasi yang dikeluarkan
adalah sebagai berikut:
a) Tanah
Tanah merupakan komponen investasi yang tidak mengalami penyusutan.
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah sebesar Rp 262 500 000 dengan
luas 175 m2.
b) Bangunan
Bangunan merupakan komponen investasi terbesar pada Usaha Konveksi
Kulit Domba. Bangunan tersebut mempunyai luas 125 m2
yang terdiri dari
tempat konveksi, outlet, ruang terima tamu, dan wc. Biaya yang dikeluarkan
untuk mendirikan bangunan tersebut sebesar Rp 250 000 000. Umur ekonomis
bangunan tersebut diperkirakan sekitar 10 tahun.
c) Mesin Jahit
Mesin jahit digunakan untuk menjahit kulit domba dan bahan lainnya
hingga menjadi jaket kulit. Usaha Konveksi Kulit Domba memiliki 3 unit mesin
jahit dengan harga Rp 5 500 000/mesin jahit. Umur ekonomis mesin jahit
diperkirakan selama 2 tahun.
31
d) Gunting
Gunting digunakan untuk memotong bahan yang akan digunakan oleh
Usaha Konveksi Kulit Domba. Usaha ini mempunyai 4 unit gunting dengan
harga Rp 300 000/gunting. Umur ekonomis gunting diperkirakan mencapai 2
tahun.
e) Alat Pemasang Kancing
Alat pemasang kancing digunakan untuk memasang kancing pada jaket
kulit. Usaha Konveksi Kulit Domba mempunyai 2 unit alat pemasang kancing
dengan harga Rp 600 000/alat pemasang kancing. Umur ekonomis alat
pemasang kancing diperkirakan selama 10 tahun.
f) Meja
Meja digunakan sebagai alas untuk melakukan proses pembuatan jaket
kulit. Usaha Konveksi Kulit Domba memiliki 2 unit meja dengan harga
Rp 2 000 000/meja. Umur ekonomis meja diperkirakan mencapai 5 tahun.
g) Kursi
Kursi digunakan sebagai tempat duduk penjahit dan tamu. Usaha
Konveksi Kulit Domba mempunyai 2 jenis kursi yaitu kursi penjahit sebanyak 3
unit kursi dengan harga Rp 250 000/kursi dan kursi tamu sebanyak 4 unit kursi
dengan harga Rp 425 000/kursi. Umur ekonomis kursi diperkirakan selama 5
tahun.
h) Motor
Motor digunakan untuk mobilitas pegawai dalam membeli bahan baku
Usaha Konveksi Kulit Domba. Usaha ini mempunyai 2 unit motor dengan harga
Rp 15 000 000/motor. Umur ekonomis motor diperkirakan selama 10 tahun.
i) Instalasi Listrik dan Telepon
Biaya pemasangan listrik sebesar Rp 1 000 000 dengan umur ekonomis
diperkirakan selama 10 tahun. Sedangkan biaya pemasangan telepon yang
digunakan untuk akses internet mengeluarkan biaya sebesar Rp 300 000 dengan
umur ekonomis diperkirakan selama 10 tahun.
j) Handphone
Handphone digunakan untuk akses komunikasi dengan konsumen atau
produsen bahan baku. Handphone yang dimiliki Usaha Konveksi Kulit Domba
sebanyak 2 unit handphone dengan harga Rp 500 000/handphone. Umur
ekonomisnya diperkirakan mencapai 2 tahun.
k) Pompa Air
Pompa air digunakan untuk menyerap air yang ada di tanah untuk
keperluan Usaha Konveksi Kulit Domba. Usaha ini hanya mempunyai 1 unit
pompa air dengan harga Rp 300 000/pompa air. Umur ekonomis pompa air
diperkirakan selama 3 tahun.
l) Hanger dan Hanger Stand
Hanger berfungsi untuk menggantung jaket kulit yang sudah jadi. Usaha
Konveksi Kulit Domba mempunyai 100 unit hanger dengan harga
Rp 2 000/hanger. Umur ekonomis hanger diperkirakan selama 5 tahun.
Sedangkan hanger stand berfungsi untuk menggantung hanger jaket kulit
tersebut untuk dijual di outlet. Usaha ini mempunyai 2 unit hanger stand
dengan harga Rp 1 500 000/hanger stand. Umur ekonomis hanger stand
diperkirakan selama 10 tahun.
32
m) Etalase
Etalase digunakan untuk menyimpan sarung tangan yang dijual di outlet.
Usaha Konveksi Kulit Domba mempunyai 6 unit etalase dengan harga
Rp 2 000 000/etalase. Umur ekonomis etalase diperkirakan mencapai 10 tahun.
n) Manekin
Manekin digunakan untuk menampilkan jaket kulit hasil karya Usaha
Konveksi Kulit Domba. Usaha ini mempunyai 6 unit manekin dengan harga
Rp 1 500 000/manekin. Umur ekonomis manekin diperkirakan mencapai 10
tahun.
o) PC (Komputer)
PC (komputer) digunakan untuk transaksi terhadap konsumen mengenai
data penjualan pada Usaha Konveksi Kulit Domba. Usaha ini mempunyai 1 unit
PC (komputer) dengan harga Rp 3 500 000/komputer. Umur ekonomis PC
(komputer) diperkirakan selama 5 tahun.
p) AC (Air Conditioner)
AC (Air Conditioner) digunakan untuk pendingin ruangan sekaligus
menjaga agar jaket kulit tersebut tidak lembab. Usaha Konveksi Kulit Domba
mempunyai 3 unit AC (Air Conditioner) dengan harga Rp 2 000 000/AC. Umur
ekonomis AC (Air Conditioner) diperkirakan selama 10 tahun.
q) Rak Stainless
Rak stainless pada Usaha Konveksi Kulit Domba terdiri dari rak stainless
besar dan kecil. Rak stainless ini berfungsi untuk menyimpan jaket kulit yang
belum dijual di outlet dan kulit domba kering yang akan dibuat menjadi jaket
kulit. Usaha ini mempunyai 1 unit rak stainless besar dengan harga
Rp 800 000/rak stainless dan umur ekonomis diperkirakan selama 10 tahun.
Rak stainless kecil yang dipunyai usaha ini sebanyak 1 unit rak stainless kecil
dengan harga Rp 500 000/rak stainless dan umur ekonomis diperkirakan selama
10 tahun.
r) Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur jaket kulit tersebut apakah sesuai
dengan keinginan konsumen. Usaha Konveksi Kulit Domba mempunyai 2 unit
meteran dengan harga Rp 1 500/meteran. Umur ekonomis meteran diperkirakan
selama 5 tahun.
s) Penggaris
Penggaris digunakan untuk membantu mengukur dalam membuat pola
jaket kulit. Usaha Konveksi Kulit Domba mempunyai 3 unit penggaris dengan
harga Rp 7 500/penggaris. Umur ekonomis penggaris diperkirakan selama 5
tahun.
Secara lebih rinci, biaya investasi Usaha Konveksi Kulit Domba dapat
disajikan pada Tabel 11.
33
Tabel 11 Rincian biaya investasi pada Usaha Konveksi Kulit Domba
Sumber: Laporan keuangan Usaha Konveksi Kulit Domba tahun 2013 (diolah)
2. Biaya Operasional
Biaya operasional menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan
produksi dalam satu periode. Terdiri dari dua komponen, yaitu biaya variabel
dan biaya tetap.
a) Biaya Variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan sesuai dengan
perkembangan produksi atau penjualan setiap tahun. Biaya variabel untuk tahun
ke-1 sebesar Rp 217 524 300 dan untuk tahun ke-2 sampai tahun ke-10
diasumsikan sama sebesar Rp 326 582 700, karena adanya keterbatasan data
terkait dengan biaya-biaya tersebut. Biaya variabel dalam Usaha Konveksi Kulit
Domba ini terdiri dari kulit domba, kain keras, kain satin, benang, kancing,
zipper (resleting), gesper, lem, lotion, plastik, jarum, dan double tape.
1) Kulit Domba
Besarnya pembelian kulit domba ditentukan oleh banyaknya penjualan
jaket kulit. Kulit domba ini terdiri dari kulit domba warna hitam, kulit domba
warna coklat, dan kulit domba selain warna hitam dan coklat. Persentase
pembelian kulit domba warna hitam (70 persen), warna coklat (20 persen), dan
warna selain hitam dan coklat (10 persen) dari 325 jaket untuk tahun 2013 dan
488 jaket untuk tahun 2014 sampai tahun 2022 setiap tahunnya. Harga untuk
kulit domba warna hitam dan coklat sama yaitu Rp 7 000/feet dan harga kulit
No
Investasi Tahun
pembelian
Umur
ekonomis
Nilai investasi (rupiah)
1 Tanah 2013 - 262 500 000
2 Bangunan 2013 10 250 000 000
3 Mesin jahit 2013 2 16 500 000
4 Gunting 2013 2 1 200 000
5 Alat pemasang
kancing
2013 10 1 200 000
6 Meja 2013 5 4 000 000
7 Kursi 2013 5 2 450 000
8 Motor 2013 10 30 000 000
9 Instalasi listrik 2013 10 1 000 000
10 Handphone 2013 2 1 000 000
11 Instalasi telepon 2013 10 300 000
12 Pompa air 2013 3 300 000
13 Hanger 2013 5 200 000
14 Hanger stand 2013 10 3 000 000
15 Etalase 2013 10 12 000 000
16 Manekin 2013 10 9 000 000
17 PC (komputer) 2013 5 3 500 000
18 AC (Air
Conditioner)
2013 10 6 000 000
19 Rak stainless besar 2013 10 800 000
20 Rak stainless kecil 2013 10 500 000
21 Dispenser 2013 5 1 000 000
22 Televisi 2013 5 1 000 000
23 Meteran 2013 5 3 000
24 Penggaris 2013 5 22 500
25 Printer 2013 5 1 000 000
34
domba selain warna hitam dan coklat 15 persen lebih mahal yaitu Rp 8 000/feet.
Proyeksi pembelian kulit domba tahun 2013 sampai tahun 2022 dapat disajikan
pada Tabel 12.
Tabel 12 Proyeksi pembelian kulit domba Usaha Konveksi Kulit Domba pada
tahun 2013-2022
Macam kulit
domba
Jumlah kulit (feet) Harga beli
(rupiah)
Total pengeluaran
(rupiah)
2013 2014-2022 2013 2014-2022
Kulit domba
hitam
15 960 23 940 7 000 111 720 000 167 580 000
Kulit domba
coklat
4 550 6 860 7 000 31 850 000 48 020 000
Kulit domba
selain hitam
dan coklat
2 240 3 360 8 000 17 920 000 26 880 000
Sumber: Data primer (diolah)
2) Kain Keras
Kain keras digunakan untuk melapisi kulit domba pada bagian saku,
kerah, dan bagian depan resleting. Dalam membuat 1 jaket, dibutuhkan 1/3 m
dengan harga Rp 7 000/m. Pada tahun 2013, untuk membuat 325 jaket
dibutuhkan 108.33 m sehingga pengeluarannya sebesar Rp 758 300 dan pada
tahun 2014 sampai tahun 2022, setiap tahunnya dibutuhkan 162.67 m untuk
membuat 488 jaket sehingga pengeluarannya sebesar Rp 1 138 700. Proyeksi
pembelian kain keras tahun 2013 sampai tahun 2022 dapat terlihat pada Tabel
13.
Tabel 13 Proyeksi pembelian kain keras Usaha Konveksi Kulit Domba pada
tahun 2013-2022
Tahun Jumlah kain keras
(meter)
Harga beli
(rupiah)
Total pengeluaran
(rupiah)
2013 108.33 7 000 758 300
2014-2022 162.67 7 000 1 138 700
Sumber: Data primer (diolah)
3) Kain Satin
Kain satin berfungsi sebagai pelapis bagian dalam dari jaket kulit. Kain
satin terdiri dari kain satin warna hitam, kain satin warna coklat, dan kain satin
selain warna hitam dan coklat. Dalam membuat 1 jaket, dibutuhkan 1.5 m
dengan harga Rp 13 000/m untuk warna hitam dan coklat dan Rp 15 000/m
untuk warna selain hitam dan coklat. Persentase pembelian kain satin mengikuti
pembelian kulit domba, untuk kain satin warna hitam (70 persen), warna coklat
(20 persen), dan warna selain hitam dan coklat (10 persen) dari 325 jaket untuk
tahun 2013 dan 488 jaket setiap tahunnya untuk tahun 2014 sampai tahun 2022.
Proyeksi pembelian kain satin tahun 2013 sampai tahun 2022 dapat dijelaskan
pada Tabel 14.
35
Tabel 14 Proyeksi pembelian kain satin Usaha Konveksi Kulit Domba pada
tahun 2013-2022
Macam kulit
domba
Jumlah kain satin
(meter)
Harga beli
(rupiah)
Total pengeluaran
(rupiah)
2013 2014-2022 2013 2014-2022
Kain satin
hitam
342 513 13 000 4 446 000 6 669 000
Kain satin
coklat
97.5 147 13 000 1 267 500 1 911 000
Kain satin
selain hitam
dan coklat
48 72 15 000 720 000 1 080 000
Sumber: Data primer (diolah)
4) Benang
Dalam membuat 1 jaket, dibutuhkan 0.1 gulung benang dengan harga
Rp 20 000/gulung. Pada tahun 2013, untuk membuat 325 jaket dibutuhkan
32.5 gulung dengan total pengeluaran sebesar Rp 650 000 dan tahun 2014
sampai tahun 2022 untuk membuat 488 jaket setiap tahunnya dibutuhkan 48.8
gulung dengan total pengeluaran sebesar Rp 976 000.
5) Kancing
Dalam membuat 1 jaket diperlukan 4 kancing dengan harga
Rp 1 000/kancing. Pada tahun 2013, dibutuhkan 1 300 kancing untuk 325 jaket
dengan pengeluarannya sebesar Rp 1 300 000 sedangkan tahun 2014 sampai
tahun 2022, dibutuhkan 1 952 kancing setiap tahunnya untuk 488 jaket dengan
pengeluaran sebesar Rp 1 952 000.
6) Zipper (Resleting)
Zipper (resleting) terdapat 2 macam yaitu zipper (resleting) panjang dan
zipper (resleting) pendek. Dalam membuat 1 jaket, diperlukan 1 resleting
panjang dengan harga Rp 12 500/resleting dan 6 resleting pendek dengan harga
Rp 6 000/resleting. Pada tahun 2013, diperlukan 325 resleting panjang dan
1 950 resleting pendek dengan total biaya sebesar Rp 15 762 500 dan tahun
2014 sampai tahun 2022 diperlukan 488 resleting panjang dan 2 928 resleting
pendek setiap tahunnya dengan total biaya sebesar Rp 23 668 000.
7) Gesper
Dalam membuat 1 jaket, diperlukan 2 gesper dengan harga
Rp 3 000/gesper. Pada tahun 2013, diperlukan 650 gesper untuk 325 jaket
dengan total biaya sebesar Rp 1 950 000 dan tahun 2014 sampai tahun 2022
diperlukan 976 gesper setiap tahunnya dengan total biaya sebesar
Rp 2 928 000.
8) Lem
Dalam penggunaan lem, diperlukan 3 kaleng lem setiap bulannya. Pada
tahun 2013, penggunaannya sebanyak 24 kaleng dengan harga
Rp 60 000/kaleng sehingga total biaya sebesar Rp 1 440 000 dan tahun 2014
sampai tahun 2022 diperlukan 36 kaleng setiap tahunnya dengan total biaya
sebesar Rp 2 160 000.
36
9) Lotion
Lotion digunakan untuk perawatan jaket kulit oleh pemilik. Pada tahun
2013, diperlukan 60 botol setiap bulannya dengan harga Rp 40 000/botol
sehingga pengeluarannya sebanyak 480 botol dengan total biaya sebesar
Rp 19 200 000 dan pada tahun 2014 sampai tahun 2022 diperlukan 720 botol
setiap tahunnya dengan total biaya sebesar Rp 28 800 000.
10) Plastik
Plastik digunakan untuk membungkus jaket kulit dan sarung tangan jika
konsumen telah melakukan pembelian produk maupun jasa. Pada tahun 2013,
penggunaan plastik Rp 30 000/bulan sehingga pengeluarannya sebesar
Rp 240 000. Dan pada tahun 2014 sampai tahun 2022, pengeluaran plastik
sebesar Rp 360 000 setiap tahunnya.
11) Jarum
Dalam membuat 1 jaket diperlukan 4 jarum dengan harga Rp 5 000/jarum.
Pada tahun 2013, diperlukan 1 300 jarum untuk 325 jaket dengan total biaya
Rp 6 500 000. Dan pada tahun 2014 sampai tahun 2022 setiap tahunnya
diperlukan 1 952 jarum untuk 488 jaket dengan total biaya Rp 9 760 000.
12) Double Tape
Double tape digunakan untuk membantu dalam membuat pola pada kulit
domba tersebut. Dalam satu hari diperlukan 3 gulung double tape dengan harga
Rp 2 500 sehingga tahun 2013 diperlukan 720 gulung dengan total biaya
sebesar Rp 1 800 000. Tahun 2014 sampai tahun 2022 diperlukan 1 080 gulung
dengan total biaya sebesar Rp 2 700 000.
b) Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh
perkembangan produksi atau penjualan setiap tahun. Biaya tetap yang harus
dikeluarkan oleh Usaha Konveksi Kulit Domba pada tahun 2013 hanya terdiri dari
8 bulan produksi sedangkan tahun 2014 sampai tahun 2022 terdiri dari 12 bulan
produksi dan diasumsikan sama karena adanya keterbatasan data terkait dengan
biaya-biaya tersebut. Penjelasan mengeni rincian proyeksi biaya tetap yang
dikeluarkan adalah sebagai berikut:
1) Biaya Pajak
Biaya pajak kendaraan telah dikeluarkan Usaha Konveksi Kulit
Domba pada tahun 2013. Kendaraan yang dipunyai usaha ini yaitu motor
sebanyak 2. Pajak untuk 1 motor sebesar Rp 200 000. Sehingga pada tahun
2013 sampai tahun 2022 setiap tahunnya Usaha Konveksi Kulit Domba
mengeluarkan biaya pajak kendaraan sebesar Rp 400 000 dan diasumsikan
besarnya sama hingga akhir umur bisnis. Kemudian biaya pajak
selanjutnya adalah biaya pajak bumi dan bangunan. Biaya pajak bumi dan
bangunan Usaha Konveksi Kulit Domba telah dikeluarkan pada tahun 2013
sebesar Rp 150 000 dan diasumsikan sama hingga akhir umur bisnis.
2) Biaya Gaji
Biaya gaji yang dikeluarkan Usaha Konveksi Kulit Domba adalah
biaya gaji yang dibayarkan untuk satpam, penjaga outlet, dan penjahit.
Satpam pada usaha ini hanya 1 orang. Gaji satpam sebesar
Rp 1 000 000/bulan sehingga tahun 2013 yang terdiri dari 8 bulan produksi
mengeluarkan biaya sebesar Rp 8 000 000 sedangkan tahun 2014 sampai
tahun 2022 terdiri dari 12 bulan produksi sehingga mengeluarkan biaya
37
sebesar Rp 12 000 000. Penjaga outlet usaha ini terdiri dari 3 karyawan.
Masing-masing gaji karyawan setiap bulannya sebesar Rp 1 300 000
sehingga setiap bulannya mengeluarkan biaya Rp 3 900 000. Gaji penjaga
outlet tahun 2013 yang terdiri dari 8 bulan produksi mengeluarkan biaya
sebesar Rp 31 200 000 sedangkan tahun 2014 sampai tahun 2022 terdiri
dari 12 bulan produksi sehingga mengeluarkan biaya sebesar
Rp 46 800 000. Penjahit pada usaha ini terdiri dari 2 karyawan, 1 karyawan
menjadi penjahit untuk membuat jaket kulit sedangkan 1 karyawan lainnya
untuk penyedia jasa (cuci, vermak, dan perbaikan jaket). Kedua karyawan
tersebut mempunyai gaji yang sama sebesar Rp 3 000 000, sehingga biaya
yang dikeluarkan setiap bulannya untuk gaji penjahit sebesar Rp 6 000 000.
Gaji penjahit tahun 2013 yang terdiri dari 8 bulan produksi mengeluarkan
biaya sebesar Rp 48 000 000 sedangkan tahun 2014 sampai tahun 2022
terdiri dari 12 bulan produksi sehingga mengeluarkan biaya sebesar
Rp 72 000 000. Berdasarkan hal tersebut, biaya gaji karyawan yang
dikeluarkan pada tahun 2013 sebesar Rp 87 200 000 dan tahun 2014
sampai tahun 2022 diasumsikan sama dengan biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp 130 800 000.
3) Biaya Telekomunikasi
Biaya telekomunikasi Usaha Konveksi Kulit Domba terdiri dari pulsa
handphone dan internet (speedy). Handphone yang digunakan sebanyak 2
buah, dan masing-masing handphone setiap bulannya dikeluarkan biaya
pengisian pulsa sebesar Rp 50 000. Berdasarkan hal tersebut, tahun 2013
yang terdiri dari 8 bulan produksi mengeluarkan biaya pulsa handphone
sebesar Rp 800 000 dan tahun 2014 sampai tahun 2022 yang terdiri dari 12
bulan produksi diasumsikan sama sebesar Rp 1 200 000. Biaya paket
internet (speedy) yang dikeluarkan setiap bulannya sebesar Rp 250 000.
Berdasarkan hal tersebut, tahun 2013 yang terdiri dari 8 bulan produksi
mengeluarkan biaya internet sebesar Rp 2 000 000 dan tahun 2014 sampai
tahun 2022 yang terdiri dari 12 bulan produksi diasumsikan sama sebesar
Rp 3 000 000.
4) Biaya Listrik
Biaya listrik yang dikeluarkan Usaha Konveksi Kulit Domba setiap
bulannya sama sebesar Rp 300 000. Berdasarkan hal tersebut, tahun 2013
yang terdiri dari 8 bulan produksi mengeluarkan biaya listrik sebesar
Rp 2 400 000 dan tahun 2014 sampai tahun 2022 yang terdiri dari 12 bulan
produksi diasumsikan sama sebesar Rp 3 600 000.
5) Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan Usaha
Konveksi Kulit Domba untuk memelihara bangunan, kendaraan, dan
mesin. Biaya pemeliharaan bangunan yang dilakukan usaha ini yaitu biaya
pembersih kaca dan lantai dengan biaya yang dikeluarkan setiap bulannya
sebesar Rp 150 000. Pada tahun 2013 yang terdiri dari 8 bulan produksi
mengeluarkan biaya pembersih kaca dan lantai sebesar Rp 1 200 000 dan
tahun 2014 sampai tahun 2022 yang terdiri dari 12 bulan produksi
diasumsikan sama sebesar Rp 1 800 000. Biaya pemeliharaan kendaraan
yang dilakukan usaha ini yaitu servis dan reparasi kendaraan setiap 3 bulan
sekali, biaya yang dikeluarkan 1 kali servis dan reparasi kendaraan sebesar
38
Rp 30 000 sehingga untuk 2 motor mengeluarkan biaya Rp 60 000/3 bulan.
Pada tahun 2013 yang terdiri dari 8 bulan produksi mengeluarkan biaya
servis dan reparasi kendaraan sebesar Rp 180 000 dan tahun 2014 sampai
tahun 2022 yang terdiri dari 12 bulan produksi diasumsikan sama sebesar
Rp 240 000. Biaya pemeliharaan selanjutnya adalah minyak mesin jahit,
mesin jahit yang terdapat pada usaha ini sebanyak 3 mesin jahit. Biaya
yang dikeluarkan setiap bulannya untuk minyak mesin jahit sebesar
Rp 50 000/mesin jahit sehingga setiap bulannya mengeluarkan biaya
Rp 150 000. Pada tahun 2013 yang terdiri dari 8 bulan produksi
mengeluarkan biaya minyak mesin jahit sebesar Rp 1 200 000 dan tahun
2014 sampai tahun 2022 yang terdiri dari 12 bulan produksi diasumsikan
sama sebesar Rp 1 800 000.
6) Biaya Alat Tulis Kantor
Biaya alat tulis kantor merupakan biaya yang dikeluarkan Usaha
Konveksi Kulit Domba untuk pembelian alat tulis kantor. Setiap bulannya
mengeluarkan biaya sebesar Rp 20 000. Pada tahun 2013 yang terdiri dari 8
bulan produksi mengeluarkan biaya alat tulis kantor sebesar Rp 160 000
dan tahun 2014 sampai tahun 2022 yang terdiri dari 12 bulan produksi
diasumsikan sama sebesar Rp 240 000.
7) Biaya Peralatan
Peralatan pada Usaha Konveksi Kulit Domba yang mengeluarkan
biaya setiap tahunnya adalah alat pembolong kulit dan setrika. Alat
pembolong kulit pada usaha ini hanya mempunyai 1 unit sehingga setiap
tahun dilakukan pembelian dengan biaya yang dikeluarkan tahun 2013
sampai tahun 2022 diasumsikan sama sebesar Rp 200 000. Peralatan
lainnya adalah setrika, karena pada usaha ini hanya menggunakan 1 setrika
sehingga setiap tahunnya dikeluarkan biaya untuk membeli setrika dengan
biaya yang dikeluarkan tahun 2013 sampai tahun 2022 diasumsikan sama
sebesar Rp 350 000.
Secara lebih rinci, proyeksi biaya tetap dijelaskan pada Tabel 15.
Tabel 15 Proyeksi biaya tetap Usaha Konveksi Kulit Domba pada tahun 2013-
2022
Biaya tetap Total pengeluaran (rupiah)
2013 2014-2022
Pajak kendaraan 400 000 400 000
Pajak bumi dan bangunan 150 000 150 000
Gaji karyawan 87 200 000 130 800 000
Pulsa handphone 800 000 1 200 000
Listrik 2 400 000 3 600 000
Servis dan reparasi kendaraan 180 000 240 000
Internet (speedy) 2 000 000 3 000 000
Pembersih kaca dan lantai 1 200 000 1 800 000
Alat pembolong kulit 200 000 200 000
Setrika 350 000 350 000
Alat tulis kantor 160 000 240 000
Minyak mesin jahit 1 200 000 1 800 000
Sumber: Data primer (diolah)
39
c) Pembayaran Pinjaman dan Bunga
Pinjaman dilakukan oleh Usaha Konveksi Kulit Domba kepada Bank BRI
pada tahun 2013 sebesar Rp 450 000 000 dengan bunga 12 persen/tahun.
Pembayaran pinjaman tersebut diangsur selama 3 tahun hingga akhir tahun
2015. Rincian pembayaran pinjaman dan bunga kepada Bank BRI dapat
disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16 Pembayaran pinjaman dan bunga Usaha Konveksi Kulit Domba
kepada Bank BRI pada tahun 2013-2015
Tahun Pembayaran pinjaman
(rupiah)
Bunga 12%
(rupiah)
Total pembayaran
pinjaman dan bunga
(rupiah)
2013 133 357 041 54 000 000 187 357 041
2014 149 359 886 37 997 155 187 357 041
2015 167 283 073 20 073 969 187 357 041
Sumber: Data primer (diolah)
d) Biaya Pajak
Biaya pajak ini adalah pajak penghasilan yang dihasilkan dari laba Usaha
Konveksi Kulit Domba. Besarnya pajak tersebut adalah 25 persen dari laba
yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 36 tahun 2008, pasal 17 ayat 2a. Besarnya pajak setiap tahunnya dapat
dilihat pada laporan laba rugi Lampiran 2.
Analisis Laba Rugi
Analisis laba rugi digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
selama periode tertentu. Komponen laba rugi terdiri dari penerimaan penjualan
(aktivitas bisnis utama dan aktivitas bisnis tambahan), biaya operasional (biaya
variabel dan biaya tetap) yang termasuk di dalamnya biaya penyusutan serta beban
pajak dan bunga pinjaman. Rincian laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak
penghasilan usaha, yang secara langsung mempengaruhi cashflow tersebut.
Besarnya tarif pajak penghasilan mengacu pada Undang-Undang Nomor 36
tahun 2008 tentang pajak yang ditetapkan tarif penghasilan sebesar 25 persen.
Pajak penghasilan dimulai pada tahun ke-1 karena telah memperoleh laba positif.
Total pajak penghasilan yang harus dibayarkan selama umur ekonomis yaitu 10
tahun yaitu Rp 365 648 102. Secara lebih rinci dapat dijelaskan pada Tabel 17
hasil analisis laporan laba rugi Usaha Konveksi Kulit Domba.
40
Tabel 17 Hasil analisis laporan laba rugi Usaha Konveksi Kulit Domba
No Tahun Nilai laba rugi (rupiah)
1 2013 34 767 167
2 2014 95 906 284
3 2015 109 348 673
4 2016 124 404 150
5 2017 124 404 150
6 2018 124 404 150
7 2019 124 404 150
8 2020 124 404 150
9 2021 124 404 150
10 2022 124 404 150 Sumber: Data primer (diolah)
Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial digunakan untuk menilai kelayakan Usaha
Konveksi Kulit Domba berdasarkan aspek finansial. Analisis kelayakan finansial
yang diukur pada penelitian ini berdasarkan dari pendekatan empat kriteria yaitu
Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Rasio (Net B/C), Internal Rate Of
Return (IRR), dan Payback Period (PP). Analisis kelayakan finansial didapatkan
dari hasil perhitungan data-data pada cashflow Lampiran 3. Hasil perhitungan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 Hasil analisis kelayakan finansial Usaha Konveksi Kulit Domba
No Kriteria kelayakan Hasil penilaian pada DF 8.84%
1 NPV Rp 501 278 110
2 Net B/C 3.18
3 IRR 35%
4 PP 6.3 tahun
Sumber: Data primer (diolah)
Dari data diatas, NPV memiliki nilai Rp 501 278 110 yang lebih besar dari 0
(NPV>0), artinya Usaha Konveksi Kulit Domba yang akan dijalankan
memberikan manfaat positif selama umur proyek, menurut nilai sekarang akan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp 501 278 110 selama jangka waktu 10 tahun
sehingga dari kriteria tersebut usaha ini layak untuk dijalankan. Nilai Net B/C
yang diperoleh lebih besar dari 1 (Net B/C>1), sehingga berdasarkan Net B/C
Usaha Konveksi Kulit Domba layak untuk dijalankan. Nilai Net B/C sebesar 3.18
menunjukkan bahwa setiap kerugian yang diterima sebesar Rp 1 mendapatkan
manfaat bersih yang menguntungkan sebesar Rp 3.18.
Nilai IRR lebih besar dari discount rate yang digunakan yaitu 8.84 persen
(IRR>8.84 persen), sehingga berdasarkan IRR Usaha Konveksi Kulit Domba layak
untuk dijalankan. Nilai IRR yang diperoleh sebesar 35 persen artinya tingkat
41
pengembalian terhadap investasi yang ditanamkan adalah sebesar 35 persen.
Hubungan antara NPV dan IRR yang diperoleh pada analisis kelayakan finansial
pada Usaha Konveksi Kulit Domba disajikan pada Gambar 7.
Payback period yang diperoleh yaitu 6.3 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan tingkat pengembalian modal Usaha Konveksi Kulit Domba lebih
cepat dari umur proyek yaitu 10 tahun, sehingga Usaha Konveksi Kulit Domba
layak untuk dijalankan. Dari data hasil kriteria penilaian investasi diatas, maka
Usaha Konveksi Kulit Domba layak untuk dijalankan.
Analisis Switching Value
Analisis switching value digunakan untuk mengetahui perubahan maksimal
pada komponen penting dari bisnis yang dijalankan. Komponen Usaha Konveksi
Kulit Domba yang dinilai peka terhadap perubahan adalah penurunan jumlah
produksi jaket kulit dan kenaikan biaya kulit domba. Switching Value dilakukan
untuk menghasilkan keuntungan normal yaitu NPV=0, Net B/C=1, dan
IRR=discount rate. Hasil analisis switching value Usaha Konveksi Kulit Domba
dapat disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19 Hasil analisis switching value pada Usaha Konveksi Kulit Domba
No. Perubahan Persentase perubahan
1 Penurunan jumlah produksi jaket kulit 13.81%
2 Kenaikan biaya kulit domba 33.58%
Sumber: Data primer (diolah)
Hasil analisis switching value Usaha Konveksi Kulit Domba menjelaskan
bahwa dua komponen tersebut yaitu penurunan jumlah produksi jaket kulit dan
kenaikan biaya kulit domba merupakan komponen yang sangat berpengaruh
terhadap kelayakan Usaha Konveksi Kulit Domba. Penurunan jumlah produksi
jaket kulit sebesar 13.81 persen menunjukkan bahwa Usaha Konveksi Kulit
Gambar 7 Hubungan NPV dan IRR hasil analisis kelayakan finansial pada
Usaha Konveksi Kulit Domba
42
Domba masih layak jika tidak melebihi dari 13.81 persen. Jika jumlah produksi
jaket kulit melebihi 13.81 persen maka Usaha Konveksi Kulit Domba dapat
dikatakan tidak layak. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penurunan
jumlah produksi jaket kulit dapat disebabkan karena permintaan konsumen yang
menurun akibat selera konsumen yang berubah dan adanya pesaing usaha yang
sejenis yang mempunyai kualitas lebih baik sehingga jumlah penjualan jaket kulit
menurun. Penurunan jumlah produksi jaket kulit juga dapat disebabkan tidak
adanya tenaga kerja yang menghasilkan jaket kulit tersebut karena sakit atau
keperluan lain. Hal ini disebabkan, jumlah tenaga kerja penjahit Usaha Konveksi
Kulit Domba hanya 1 tenaga kerja yang menghasilkan jaket kulit tersebut.
Kenaikan biaya kulit domba sebesar 33.58 persen menunjukkan bahwa
Usaha Konveksi Kulit Domba masih layak jika tidak melebihi 33.58 persen.
Kenaikan biaya kulit domba tersebut dapat terjadi karena tingkat persediaan bahan
baku yang terbatas dari pemasok karena konsumen lebih menyukai kulit domba
Garut sedangkan domba Garut tersebut terbatas jumlahnya. Selain itu, kenaikan
kulit domba disebabkan karena inflasi yang terjadi setiap tahunnya. Inflasi tersebut
menyebabkan harga seluruh barang naik dan kulit domba juga adalah barang yang
sensitif terhadap inflasi karena kulit domba termasuk ke dalam peternakan dan
peternakan merupakan bagian dari pertanian (Gittinger, 1986).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka simpulan yang
diperoleh pada penelitian ini yaitu:
1. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha aspek non finansial, yaitu aspek
pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, serta aspek sosial, ekonomi,
dan ligkungan, Usaha Konveksi Kulit Domba layak untuk dijalankan.
2. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha aspek finansial, Usaha Konveksi
Kulit Domba layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan
kriteria investasi yaitu NPV yang dihasilkan sebesar Rp 501 278 110, Net B/C
sebesar 3.18, IRR sebesar 35 persen, dan payback period selama 6.3 tahun.
3. Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa batas maksimum penurunan
jumlah produksi jaket kulit adalah 13.81 persen dan batas maksimum kenaikan
biaya kulit domba adalah 33.58 persen. Hal ini dapat disimpulkan, bahwa
jumlah produksi jaket kulit lebih peka dibandingkan dengan biaya kulit domba.
Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain:
1. Usaha Konveksi Kulit Domba sebaiknya melakukan pencatatan pembukuan
untuk dapat mengetahui dan mengendalikan besarnya penerimaan dan
pengeluaran pada usaha ini.
2. Bagi pemilik usaha sebaiknya memperhatikan penurunan jumlah produksi jaket
kulit. Upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan strategi pemasaran
43
seperti produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan promosi yang dilakukan
lebih ditingkatkan.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menerapkan skenario-skenario tertentu
misalkan modal yang digunakan secara keseluruhan adalah modal sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. Jumlah pengangguran di Indonesia 2008-2012. Bogor
(ID).
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor. 2013. Jumlah unit usaha mikro,
kecil, dan menengah menurut sektor industri pengolahan khususnya sub
sektor industri kulit di Bogor tahun 2007-2011. Bogor (ID).
Faizal R. 2007. Analisis Pengembangan Usaha Industri Kerajinan Sepatu Wanita
(Studi Kasus: Pengrajin Sepatu Raffy Shoes di Desa Ciherang Cutak
Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua.
Mangiri K, Sutomo S, penerjemah. Jakarta (ID). UI Pr. Terjemahan dari:
Economic Analysis of Agriculture Project.
Husnan S. 1999. Studi Kelayakan Proyek Edisi Ketiga. Yogyakarta (ID): AMP
YKPN.
Johan S. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Jakarta (ID): Graha Ilmu.
Kasmir, Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Kedua. Jakarta (ID): Kencana.
Mankiw NG. 2006. Makroekonomi Edisi Keenam. Nurmawan I dan Lizza F,
penerjemah; Hardani W, Barnadi D, Saat S, editor. Jakarta (ID): Penerbit
Erlangga. Terjemahan dari: Macroeconomics 6th
Edition.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID):
Departemen Agribisnis FEM IPB.
Oktafiyani R. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak Kulit
Sapi dan Kulit Kerbau (Studi Kasus: Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak di
Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal, Jawa Tengah) [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Purnomo. 1991. Penyamakan Kulit Reptil. Jakarta (ID): Kanisius.
44
Rully F. 2012. Analisis Studi Kelayakan Pengembangan Usaha “Sepatu Kulit
Flavio” [skripsi]. Jakarta (ID): Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala
Indonesia.
Sinaga D. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Dalam Ekonomi Global. Jakarta (ID):
Mitra Wacana Media.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis. Yogyakarta (ID):
ANDI.
Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Kedua. Jakarta (ID): PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Umar H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis Edisi Ketiga. Jakarta (ID): PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Wahyudi E. 2001. Strategi Pengembangan Industri Pengrajin Kulit Domba di
Sentra Industri Kulit Sukaregang Kabupaten Garut [skripsi]. Bogor (ID):
Insitut Pertanian Bogor.
Windrati R. 2004. Analisis Kelayakan Investasi Ekspansi Usaha Penyamakan
Kulit PT. Rahayu Indokulit Indah [tesis]. Bogor (ID). Institut Pertanian
Bogor.
45
Lampiran 1 Diagram alir pembuatan jaket kulit Usaha Konveksi Kulit Domba
Pesan Kulit Kering
Membuat Pola
Potong Kulit Sesuai Pola
Pasang Veltrow (Perekat Papan Nama Dada Kiri) *jika perlu
Lipat Pinggir Semua Panel dan Pemasangan Kain Keras pada Panel
Kerah, Ban Pinggang, Flap Depan, dan Tempat Jahit Semua Zipper (Resleting)
Gabung Badan Atas dan Badan Bawah
Membuat Kantung Bobok Depan
Jahit Lengan dan Zipper (Resleting) Lengan
Gabung Badan Depan dan Badan Belakang
Pasang Ban Pinggang, Kerah, dan Hanger Loop (Gantungan)
Jaket)
Memotong Puring/Kain Satin (Lining)
Membuat Saku Dalam (Lining)
Jahit Puring/Kain Satin (Lining) dan Label Ukuran
Pasang Puring/Kain Satin ke Badan
Jahit Zipper (Resleting) Depan
Pasang Flap Depan (Penutup Zipper) dan Pasang Kancing
46
Lampiran 2 Laporan laba rugi Usaha Konveksi Kulit Domba
Uraian
Komponen
Tahun ke- (rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Inflow 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Penerimaan 452 950 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000
Biaya Variabel
Kulit domba
hitam 111 720 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000
Kulit domba
coklat 31 850 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000
Kulit domba selain hitam
dan coklat
17 920 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000
Kain keras 758 300 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 Kain satin
hitam 4 446 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000
Kain satin coklat
1 267 500 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000
Kain satin
selain hitam dan coklat
720 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000
Benang 650 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000
Kancing 1 300 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 Zipper
(resleting) 15 762 500 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000
Gesper 1 950 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000
Lem 1 440 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000
Lotion 19 200 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000
Plastik 240 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000
Jarum 6 500 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000
Double tape 1 800 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000
Total Biaya
Variabel 217 524 300 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700
Laba kotor 235 425 700 353 117 300 353 117 300 353 117 300 353 117 300 353 117 300 353 117 300 353 117 300 353 117 300 353 117 300
Biaya Tetap
47
Pajak
kendaraan 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000
Pajak bumi dan
bangunan 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000
Gaji karyawan 87 200 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000
Pulsa
Handphone 800 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000
Listrik 2 400 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Servis dan reparasi
kendaraan
180 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000
Internet (speedy)
2 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Pembersih kaca
dan lantai 1 200 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000
Alat
Pembolong
kulit
200 000
200 000
200 000
200 000
200 000
200 000
200 000
200 000
200 000
200 000
Setrika
350 000
350 000
350 000
350 000
350 000
350 000
350,000
350 000
350 000
350 000
Alat tulis kantor
160 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000
Minyak mesin
jahit 1 200 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000
Penyusutan
43 465 100
43 465 100
43 465 100
43 465 100
43 465 100
43 465 100
43 465 100
43 465 100
43 465 100
43 465 100
Total Biaya
Tetap
139 705 100
187 245 100
187 245 100
187 245 100
187 245 100
187 245 100
187 245 100
187 245 100
187 245 100
187 245 100
Laba bersih
sebelum bunga
dan pajak
95 720 600
165 872 200
165 872 200
165 872 200
165 872 200
165 872 200
165 872 200
165 872 200
165 872 200
165 872 200
Biaya bunga
54 000 000
37 997 155
20 073 969
Laba bersih
sebelum pajak
41 720 600
127 875 045
145 798 231
165 872 200
165 872 200
165 872 200
165 872 200
165 872 200
165 872 200
165 872 200
Pajak 25%
6 953 433
31 968 761
36 449 558
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
Laba bersih
setelah pajak
34 767 167
95 906 284
109 348 673
124 404 150
124 404 150
124 404 150
124 404 150
124 404 150
124 404 150
124 404 150
Sumber: Laporan keuangan Usaha Konveksi Kulit Domba tahun 2013 (diolah)
48
48
Lampiran 3 Laporan arus kas (cashflow) Usaha Konveksi Kulit Domba
Uraian
Komponen
Tahun ke- (rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Inflow 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Penerimaan 392 950 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000
Pinjaman 450 000 000
Jasa (vermak, cuci, dan
perbaikan
jaket)
60 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000
Nilai sisa
262 700 000
Total inflow 902 950 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 942 400 000
Outflow
1. Biaya
Investasi
Tanah 262 500 000
Bangunan 250 000 000
Mesin jahit 16 500000
16 500 000
16 500 000
16 500 000
16 500 000
Gunting 1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
Alat pemasang kancing
1 200 000
Meja 4 000 000
4 000 000
Kursi 2 450 000
2 450 000
Motor 30 000 000
Instalasi listrik 1 000 000
Handphone 1 000 000
1 000 000
1 000 000
1 000 000
1 000 000
Instalasi
telepon 300 000
Pompa air 300 000
300 000
300 000
300 000
Hanger 200 000
200 000
47
Hanger stand 3 000 000
Etalase 12 000 000
Manekin 9 000 000
PC (komputer) 3 500 000
3 500 000
AC (Air
Conditioner) 6 000 000
Rak stainless
besar 800 000
Rak stainless kecil
500 000
Dispenser 1 000 000
1 000 000
Televisi 1 000 000
1 000 000
Meteran 3 000
3 000
Penggaris 22 500
22 500
Printer 1 000 000
1 000 000
Total Biaya
Investasi 608 475 500 0 18 700 000 300 000 18 700 000 13 175 500 19 000 000 0 18 700 000 300 000
2. Biaya
Operasional
2.1 Biaya
Variabel
Kulit domba
hitam 111 720 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000
Kulit domba
coklat 31 850 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000
Kulit domba selain hitam
dan coklat
17 920 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000
Kain keras 758 300 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700
Kain satin hitam
4 446 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000
Kain satin
coklat 1 267 500 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000
1 911 000
Kain satin
selain hitam
dan coklat
720 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 49
50
48
Benang 650 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000
Kancing 1 300 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000
Zipper
(resleting) 15 762 500 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000
Gesper 1 950 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000
Lem 1 440 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000
Lotion 19 200 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000
Plastik 240 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000
Jarum 6 500 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000
Double tape 1 800 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000
Total Biaya
Variabel 217 524 300 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700
2.2 Biaya
Tetap
Pajak
kendaraan 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000
Pajak bumi dan
bangunan 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000
Gaji karyawan 87 200 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000
Pulsa handphone
800 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000
Listrik 2 400 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Servis dan
reparasi kendaraan
180 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000
Internet
(speedy) 2 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Pembersih kaca
dan lantai 1 200 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000
Alat pembolong kulit
200 000 200 000 200 000 200 000 200 000 200 000 200 000 200 000 200 000 200 000
Setrika 350 000 350 000 350 000 350 000 350 000 350 000 350 000 350 000 350 000 350 000
Alat tulis
kantor 160 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000
Minyak mesin
jahit
1 200 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
50
47
Total Biaya
Tetap
96 240 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
3.Pembayaran
Bunga
Pinjaman
187 357 041 187 357 041 187 357 041
4. Pajak
6 953 433
31 968 761
36 449 558
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
Total Outflow
1 116 550 275
689 688 503
712 869 299
512 130 750
530 530 750
525 006 250
530 830 750
511 830 750
530 530 750
512 130 750
Net Benefit
(213 600 275)
(9 988 503)
(33 169 299)
167 569 250
149 169 250
154 693 750
148 869 250
167 869 250
149 169 250
430 269 250
DF 8.84% 0.919 0.844 0.776 0.713 0.655 0.602 0.553 0.508 0.467 0.429
PV Manfaat
Bersih
(196 251 630)
(8 431 859)
(25 725 907)
119 409 861
97 664 480
93 055 398
82 278 292
85 243 816
69 595 716
184 439 943
PV Biaya
1 025 863 905
582 204 985
552 897 100
364 944 414
347 350 474
315 815 379
293 383 943
259 907 079
247 521 976
219 530 831
PV Manfaat
829 612 275
573 773 127
527 171 193
484 354 275
445 014 953
408 870 777
375 662 235
345 150 896
317 117 692
403 970 774
NPV 501 278 110
IRR 35%
PV Positif 731 687 506
PV Negatif (230 409 396)
Net B/C 3.18
Net Benefit
Rata-Rata per
Tahun
111 085 117
Payback
Period 6.3 tahun
Sumber: Laporan keuangan Usaha Konveksi Kulit Domba tahun 2013 (diolah)
51
42
Lampiran 4 Jumlah nilai sisa usaha dan biaya penyusutan Usaha Konveksi Kulit Domba
No Investasi (rupiah) Nilai investasi (rupiah) Umur ekonomis (tahun) Nilai sisa (rupiah) Penyusutan per tahun (rupiah)
1 Tanah 262 500 000 - 262 500 000 -
2 Bangunan 250 000 000 10 0 25 000 000
3 Mesin jahit 16 500 000 2 0 8 250 000
4 Gunting 1 200 000 2 0 600 000
5 Alat pemasang kancing 1 200 000 10 0 120 000
6 Meja 4 000 000 5 0 800 000
7 Kursi 2 450 000 5 0 490 000
8 Motor 30 000 000 10 0 3 000 000
9 Instalasi listrik 1 000 000 10 0 100 000
10 Handphone 1 000 000 2 0 500 000
11 Instalasi telepon 300 000 10 0 30 000
12 Pompa air 300 000 3 200 000 100 000
13 Hanger 200 000 5 0 40 000
14 Hanger stand 3 000 000 10 0 300 000
15 Etalase 12 000 000 10 0 1 200 000
16 Manekin 9 000 000 10 0 900 000
17 PC (komputer) 3 500 000 5 0 700 000
18 AC (Air Conditioner) 6 000 000 10 0 600 000
19 Rak stainless besar 800 000 10 0 80 000
20 Rak stainless kecil 500 000 10 0 50 000
21 Dispenser 1 000 000 5 0 200 000
22 Televisi 1 000 000 5 0 200 000
23 Meteran 3 000 5 0 600
24 penggaris 22 500 5 0 4 500
25 printer 1 000 000 5 0 200 000
Total 262 700 000 43 465 100
Sumber: Laporan keuangan Usaha Konveksi Kulit Domba tahun 2013 (diolah)
52
44
Lampiran 5 Tabel inflow Usaha Konveksi Kulit Domba
Inflow Total inflow (ribu rupiah)
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Penerimaan 392 950 589 700 589 700 589 700 589 700 589 700 589 700 589 700 589 700 589 700
Pinjaman 450 000
Jasa (vermak, cuci,
dan perbaikan jaket)
60 000 90 000 90 000 90 000 90 000 90 000 90 000 90 000 90 000 90 000
Nilai sisa 262 700
Total inflow 902 950 679 700 679 700 679 700 679 700 679 700 679 700 679 700 679 700 942 400
Sumber: Laporan keuangan Usaha Konveksi Kulit Domba tahun 2013 (diolah)
53
47
Lampiran 6 Proyeksi siklus penjualan Usaha Konveksi Kulit Domba tahun 2013
Uraian Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 Bulan ke-5 Bulan ke-6 Bulan ke-7 Bulan ke-8 Bulan ke-9 Bulan ke-10 Bulan ke-11 Bulan ke-12
Persiapan Bangunan x x x x
dan Peralatan
Penjualan Jaket Motor 30 30 30 30 30 30 30 30
Penjualan Jaket Fashion 1 1 1 1
Penjualan Jaket Formal 10 10 10 10 10 10 10 10
Penjualan Jaket Anak-Anak 1
Penjualan Sarung Tangan 10 10 10 10 10 10 10 10
Sumber: Data primer (diolah)
54
48
48
Lampiran 7 Proyeksi siklus penjualan Usaha Konveksi Kulit Domba tahun 2014-2022
Uraian Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 Bulan ke-5 Bulan ke-6 Bulan ke-7 Bulan ke-8 Bulan ke-9 Bulan ke-10 Bulan ke-11 Bulan ke-12
Penjualan Jaket Motor 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Penjualan Jaket Fashion 1 1 1 1 1 1
Penjualan Jaket Formal 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Penjualan Jaket Anak-Anak 1 1
Penjualan Sarung Tangan 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Sumber: Data primer (diolah)
55
47
Lampiran 8 Hasil switching value Usaha Konveksi Kulit Domba penurunan jumlah produksi jaket kulit sebesar 13.81%
Uraian
Komponen
Tahun ke- (rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Inflow 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Penerimaan
338 694 101
508 278 181
508 278 181
508 278 181
508 278 181
508 278 181
508 278 181
508 278 181
508 278 181
508 278 181
Pinjaman 450 000 000
Jasa (vermak,
cuci, dan perbaikan
jaket)
60 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000
Nilai sisa
262 700 000
Total inflow
848 694 101
598 278 181
598 278 181
598 278 181
598 278 181
598 278 181
598 278 181
598 278 181
598 278 181
860 978 181
Outflow
1. Biaya
Investasi
Tanah 262 500 000
Bangunan 250 000 000
Mesin jahit 16 500000
16 500 000
16 500 000
16 500 000
16 500 000
Gunting 1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
Alat pemasang
kancing 1 200 000
Meja 4 000 000
4 000 000
Kursi 2 450 000
2 450 000
Motor 30 000 000
Instalasi listrik 1 000 000
Handphone 1 000 000
1 000 000
1 000 000
1 000 000
1 000 000
Instalasi telepon
300 000
Pompa air 300 000
300 000
300 000
300 000
56
50
48
Hanger 200 000
200 000
Hanger stand 3 000 000
Etalase 12 000 000
Manekin 9 000 000
PC (komputer) 3 500 000
3 500 000
AC (Air
Conditioner) 6 000 000
Rak stainless
besar 800 000
Rak stainless kecil
500 000
Dispenser 1 000 000
1 000 000
Televisi 1 000 000
1 000 000
Meteran 3 000
3 000
Penggaris 22 500
22 500
Printer 1 000 000
1 000 000
Total Biaya
Investasi
608 475 500
0
18 700 000
300 000
18 700 000
13 175 500
19 000 000
0
18 700 000
300 000
2. Biaya
Operasional
2.1 Biaya
Variabel
Kulit domba
hitam 111 720 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000 167 580 000
Kulit domba
coklat 31 850 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000 48 020 000
Kulit domba
selain hitam
dan coklat
17 920 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000 26 880 000
Kain keras 758 300 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700
Kain satin hitam
4 446 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000
Kain satin
coklat 1 267 500 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000
Kain satin
selain hitam 720 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000
1 080 000
57
47
dan coklat
Benang 650 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000
Kancing 1 300 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000
Zipper
(resleting) 15 762 500 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000
Gesper 1 950 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000
Lem 1 440 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000
Lotion 19 200 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000
Plastik 240 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000
Jarum 6 500 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000
Double tape 1 800 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000
Total Biaya
Variabel 217 524 300 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700 326 582 700
2.2 Biaya
Tetap
Pajak
kendaraan 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000
Pajak bumi dan
bangunan 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000
Gaji karyawan 87 200 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000
Pulsa handphone
800 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000
Listrik 2 400 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Servis dan reparasi
kendaraan
180 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000
Internet
(speedy) 2 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Pembersih kaca
dan lantai 1 200 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000
Alat
pembolong
kulit
200 000
200 000
200 000
200 000
200 000
200 000
200 000
200 000
200 000
200 000
Setrika
350 000
350 000
350 000
350 000
350 000
350 000
350 000
350 000
350 000
350 000
Alat tulis 160 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000
5
58
52
48
kantor
Minyak mesin
jahit
1 200 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
Total Biaya
Tetap
96 240 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
3.Pembayaran
Bunga
Pinjaman
187 357 041 187 357 041 187 357 041
4. Pajak
6 953 433
31 968 761
36 449 558
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
Total Outflow
1 116 550 275
689 688 503
712 869 299
512 130 750
530 530 750
525 006 250
530 830 750
511 830 750
530 530 750
512 130 750
Net Benefit
(267 856 174)
(91 410 321)
(114 591 118)
86 147 431
67 747 431
73 271 931
67 447 431
86 447 431
67 747 431
348 847 431
DF 8.84% 0.919 0.844 0.776 0.713 0.655 0.602 0.553 0.508 0.467 0.429
PV Manfaat
Bersih
(246 100 858)
(77 164 611)
(88 876 175)
61 388 666
44 355 774
44 076 433
37 277 406
43 897 908
31 607 928
149 537 528
PV Biaya
1 025 863 905
582 204 985
552 897 100
364 944 414
347 350 474
315 815 379
293 383 943
259 907 079
247 521 976
219 530 831
PV Manfaat
779 763 047
505 040 375
464 020 925
426 333 080
391 706 248
359 891 812
330 661 349
303 804 988
279 129 904
369 068 360
NPV 0
IRR 8.84%
PV Positif 412 141 644
PV Negatif (412 141 644)
Net B/C 1.00
Net Benefit
Rata-Rata per
Tahun
32 379 890
Payback
Period 21.5 tahun
Sumber: Laporan keuangan Usaha Konveksi Kulit Domba tahun 2013 (diolah)
59
47
Lampiran 9 Hasil switching value Usaha Konveksi Kulit Domba kenaikan biaya kulit domba sebesar 33.58%
Uraian
Komponen
Tahun ke- (rupiah)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Inflow 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Penerimaan 392 950 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000 589 700 000
Pinjaman 450 000 000
Jasa (vermak, cuci, dan
perbaikan
jaket)
60 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000 90 000 000
Nilai sisa
262 700 000
Total inflow 902 950 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 679 700 000 942 400 000
Outflow
1. Biaya
Investasi
Tanah 262 500 000
Bangunan 250 000 000
Mesin jahit 16 500000
16 500 000
16 500 000
16 500 000
16 500 000
Gunting 1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
1 200 000
Alat pemasang kancing
1 200 000
Meja 4 000 000
4 000 000
Kursi 2 450 000
2 450 000
Motor 30 000 000
Instalasi listrik 1 000 000
Handphone 1 000 000
1 000 000
1 000 000
1 000 000
1 000 000
Instalasi
telepon 300 000
Pompa air 300 000
300 000
300 000
300 000
Hanger 200 000
200 000
60
54
48
Hanger stand 3 000 000
Etalase 12 000 000
Manekin 9 000 000
PC (komputer) 3 500 000
3 500 000
AC (Air
Conditioner) 6 000 000
Rak stainless
besar 800 000
Rak stainless kecil
500 000
Dispenser 1 000 000
1 000 000
Televisi 1 000 000
1 000 000
Meteran 3 000
3 000
Penggaris 22 500
22 500
Printer 1 000 000
1 000 000
Total Biaya
Investasi
608 475 500
0
18 700 000
300 000
18 700 000
13 175 500
19 000 000
0
18 700 000
300 000
2. Biaya
Operasional
2.1 Biaya
Variabel
Kulit domba
hitam
149 236 241
223 854 361
223 854 361
223 854 361
223 854 361
223 854 361
223 854 361
223 854 361
223 854 361
223 854 361 Kulit domba
coklat
42 545 419
64 145 402
64 145 402
64 145 402
64 145 402
64 145 402
64 145 402
64 145 402
64 145 402
64 145 402
Kulit domba selain hitam
dan coklat
23 937 643
35 906 464
35 906 464
35 906 464
35 906 464
35 906 464
35 906 464
35 906 464
35 906 464
35 906 464
Kain keras 758 300 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700 1 138 700
Kain satin hitam
4 446 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000 6 669 000
Kain satin
coklat 1 267 500 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000 1 911 000
Kain satin
selain hitam
dan coklat
720 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000 1 080 000
1 080 000
61
47
Benang 650 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000 976 000
Kancing 1 300 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000 1 952 000
Zipper
(resleting) 15 762 500 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000 23 668 000
Gesper 1 950 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000 2 928 000
Lem 1 440 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000 2 160 000
Lotion 19 200 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000 28 800 000
Plastik 240 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000 360 000
Jarum 6 500 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000 9 760 000
Double tape 1 800 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000 2 700 000
Total Biaya
Variabel
271 753 603
408 008 926
408 008 926
408 008 926
408 008 926
408 008 926
408 008 926
408 008 926
408 008 926
408 008 926
2.2 Biaya
Tetap
Pajak
kendaraan 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000
Pajak bumi dan
bangunan 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000 150 000
Gaji karyawan 87 200 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000 130 800 000
Pulsa handphone
800 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000 1 200 000
Listrik 2 400 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000 3 600 000
Servis dan
reparasi kendaraan
180 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000
Internet
(speedy) 2 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000
Pembersih kaca
dan lantai 1 200 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000 1 800 000
Setrika 350 000 350 000 350 000 350 000 350 000 350 000 350 000 350 000 350 000 350 000
Alat pembolong kulit
200 000 200 000 200 000 200 000 200 000 200 000 200 000 200 000 200 000 200 000
Alat tulis
kantor 160 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000 240 000
240 000
Minyak mesin
jahit
1 200 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
1 800 000
62
56
48
Total Biaya
Tetap
96 240 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
143 780 000
3.Pembayaran
Bunga
Pinjaman
187 357 041 187 357 041 187 357 041
4. Pajak
6 953 433
31 968 761
36 449 558
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
41 468 050
Total Outflow
1 170 779 577
771 114 729
794 295 525
593 556 976
611 956 976
606 432 476
612 256 976
593 256 976
611 956 976
593 556 976
Net Benefit
(267 829 577)
(91 414 729)
(114 595 525)
86 143 024
67 743 024
73 267 524
67 443 024
86 443 024
67 743 024
348 843 024
DF 8.84%
0.919
0.844
0.776
0.713
0.655
0.602
0.553
0.508
0.467
0.429
PV Manfaat
Bersih
(246 076 422)
(77 168 331)
(88 879 594)
61 385 526
44 352 889
44 073 781
37 274 970
43 895 670
31 605 872
149 535 639
PV Biaya
1 075 688 696
650 941 458
616 050 787
422 968 750
400 662 065
364 796 995
338 387 265
301 255 226
285 511 820
254 435 135
PV Manfaat
829 612 275
573 773 127
527 171 193
484 354 275
445 014 953
408 870 777
375 662 235
345 150 896
317 117 692
403 970 774
NPV 0
IRR 8.84%
PV Positif 412 124 347
PV Negatif (412 124 347)
Net B/C 1.00
Net Benefit
Rata-Rata per
Tahun
32 378 583
Payback
Period 21.5 tahun
Sumber: Laporan keuangan Usaha Konveksi Kulit Domba tahun 2013 (diolah)
63
64
48
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jeddah pada tanggal 9 Oktober 1992 dari pasangan
Ayah M. Balya Bithalib dan Ibu Azizah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar
di SDN 1 Weru Kidul Kota Cirebon pada tahun 2004 dan pendidikan menengah
pertama di SMPN 5 Cirebon pada tahun 2007. Pada tahun 2010 penulis lulus dari
SMA Negeri 1 Cirebon dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk
Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan
diterima di Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa organisasi,
kepanitiaan, paper, essay, konferensi, penerima beasiswa, dan menjadi asisten
mata kuliah Dasar-Dasar Komunikasi serta mata kuliah Komunikasi Kelompok
Departemen SKPM IPB.