Post on 12-Dec-2020
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI EKSPOR BIJI KOPI
INDONESIA KE PASAR INTERNASIONAL
DENGAN METODE
ERROR CORRECTION MODEL (ECM)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
CHANDRA ARIF ADIANTO
NIM. 12020111130048
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPPONEGORO
SEMARANG
2015
ii
PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Penyusun : Chandra Arif Adianto
Nomor Induk Mahasiswa : 12020111130048
Fakultas / Jurusan : Ekonomika dan Bisnis / IESP
Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
EKSPOR BIJI KOPI INDONESIA
KE PASAR INTERNASIONAL
DENGAN METODE
ERROR CORRECTION MODEL
(ECM)
Dosen Pembimbing : Firmansyah, S.E, M.Si, Ph.D
Semarang, 11 November 2015
Firmansyah, S.E, M.Si, Ph.D.
NIP. 19740427 199903 1001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN
Nama Penyusun : Chandra Arif Adianto
Nomor Induk Mahasiswa : 12020111130048
Fakultas / Jurusan : Ekonomika dan Bisnis / IESP
Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
EKSPOR BIJI KOPI INDONESIA
KE PASAR INTERNASIONAL
DENGAN METODE
ERROR CORRECTION MODEL
(ECM)
Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 27 November 2015
Tim Penguji
1. Firmansyah, S.E, M.Si, Ph.D (………………………....)
2. Akhmad Syakir Kurnia, S.E, M.Si, Ph.D (…………………………)
3. Darwanto, S.E, M.Si (…………………………)
Mengetahui,
Pembantu Dekan I,
Anis Chariri, SE, M.Com.,Ph.D, Akt
NIP. 196708091992031001
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Chandra Arif Adianto, menyatakan
bahwa skripsi dengan judul: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI EKSPOR BIJI KOPI INDONESIA KE PASAR
INTERNASIONALDENGAN METODE ERROR CORRECTION MODEL
(ECM), adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian
tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam
bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat
atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya
sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya tiru,
atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis
aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas,
baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang
saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian saya terbukti
melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil
pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh
universitas batal saya terima.
Semarang, 11 November 2015
Yang membuat pernyataan,
Chandra Arif Adianto
NIM. 12020111130048
v
ABSTRACT
Indonesian plantation sub-sector has an important role in order to improve
the national economy. The role was as one of the sub-sectors that absorb a lot of
labor, foreign exchange earnings, and a contributor to the national income through
international trade (exports of). One of the exports of commodity plantation sub-
sector plays an important role for the improvement of the national economy and
become Indonesia's main commodities are coffee beans. Indonesia is one of the
largest producer and exporter of coffee in the world. This is an opportunity to
improve the national economy through commodity coffee beans. This study aims
to identify and analyze the factors that influence exports of Indonesian coffee
beans into the international market, in order to provide advice and policies so that
exports of Indonesian coffee beans can produce benefits for Indonesia.
This research uses analysis Error Correction Model (ECM). By using time
series data or (time sereies) years of 1980-2013. The dependent variable in this
study is the export volume of coffee beans, with the independent variables of
international coffee prices, the total area of plantations, and the Rupiah against the
USD. From the analysis of the variables there are two variables that significantly
influence Indonesian coffee bean exports of to international markets. Results of
analysis in this study can be considered as a reference in policy making exports of
Indonesian coffee beans.
Keywords: Export of coffee beans, Total area of coffee bean plantation, exchange
rate, ECM
vi
ABSTRAK
Subsektor perkebunan Indonesia memiliki peranan yang cukup penting
dalam rangka meningkatkan perekonomian nasional. Peranan tersebut adalah
sebagai salah satu sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, penghasil devisa
negara, dan penyumbang pendapatan nasional melalui perdagangan internasional
(ekspor). Salah satu komoditi ekspor subsektor perkebunan yang memegang
peranan penting untuk peningkatan perekonomian nasional dan menjadi komoditi
unggulan Indonesia adalah biji kopi. Indonesia merupakan salah satu penghasil
dan eksportir kopi terbesar di dunia. Hal ini merupakan peluang untuk
meningkatkan perekonomian nasional melalui komoditi biji kopi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi ekspor biji kopi Indonesia ke pasar internasional sehingga dapat
memberikan saran dan kebijakan agar ekspor biji kopi Indonesia dapat
menghasilkan keuntungan bagi Indonesia.
Penelitian ini menggunakan analisis Error Correction Model (ECM).
Dengan menggunakan data runtun waktu atau (time sereies) tahun 1980-2013.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah volume ekspor biji kopi, dengan
variabel independen harga kopi internasional, luas areal lahan perkebunan, dan
real exchange rate Rupiah terhadap USD. Dari hasil analisis variabel-variabel
terdapat 2 variabel yang berpengaruh signifikan terhadap ekspor biji kopi
Indonesia ke pasar internasional. Hasil analisis dalam penelitian ini dapat
dipertimbangkan sebagai salah satu acuan dalam pengambilan kebijakan ekspor
biji kopi Indonesia.
Kata kunci : Ekspor biji kopi, Luas areal perkebunan biji kopi, Exchange rate,
ECM
vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
حمن يم الر ح ا الر ب سم لله
dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Hendaklah kamu semua mengusahakan ilmu pengetahuan itu sebelum
dilenyapkan. Lenyapnya ilmu pengetahuan ialah dengan matinya orang-orang
yang memberikan atau mengajarkannya. Seorang itu tidaklah dilahirkan langsung
pandai, jadi ilmu pengetahuan itu pastilah harus dengan belajar.
( Ibnu Mas’ud r.a )
Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar.
(Khalifah ‘Umar)
”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah
hingga ia pulang”.
(HR. Turmudzi)
“Success is not only about having a tons of money, but success is when we make
others have hope”. (Merry Riana)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
Kedua orang tua saya yang telah memberikan kasih sayang, selalu mendukung
saya, dan memberikan pelajaran hidup.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI EKSPOR BIJI KOPI INDONESIA KE PASAR
INTERNASIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ERROR
CORRECTION MODEL (ECM)”. Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat menyelesaikan program S1 (Strata 1) pada Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro
Semarang.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, dukungan, saran dan doa serta fasilitas dari berbagai pihak, maka
dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati dan ketulussan penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada
1. Bapak Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang, yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti kegiatan
perkuliahan pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Semarang.
ix
2. Bapak Firmansyah, S.E, Msi, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan nasihat, dan
pengarahan hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
3. Banatul Hayati S.E., M.Si selaku dosen wali dari penulis di Jurusan Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan
4. Segenap staf, karyawan, dan seluruh anggota keluarga besar Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang yang telah
membantu proses belajar penulis di Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro.
5. Kedua orang tua penulis, Ibu Dewi Susana dan Bapak Bambang Mardi
Priyono, yang selalu mengajarkan nilai-nilai agama, sosial, dan
kepemimpinan. Terima kasih atas semua doa-doa dan kasih sayang yang
telah diberikan selama ini. Tidak akan pernah sanggup anakmu ini untuk
membalas semuanya. Nadia Nur Indah Ramadhani, se laku ad ik yang
selalu memberikan kasih sayang dan semangat kepada penulis.
6. Mas Dian, Mas Satrio, Mas Sukma, Kresna dan mbak wida beserta keluarga
besar mbah Pudjiono di Jawa Timur atas semangat dan dukungannya selama
ini.
7. Keluarga besar Economic Finance Study Club (ECOFINSC)
8. Ketua ECOFINSC M Fahmi P, Taufik A, Rofiq, Nia, Vanes, Dila, Ega, Lisa ,
dan Agvi terima kasih atas kebersamaan selama ini yang kita lalui selama
berada di organisasi ECOINSC .
x
9. Keluarga besar IESP 2011 yang telah banyak membantu dan
menginspirasi penulis.
10. Teman-teman grup “Diskusi Berbobot” Lina, Rara, Cantika dan Taufik.
11. Terima kasih penulis ucapkan kepada : Ari, Josh, Hendrik, Akhyar, David,
Yonathan, Denny, Iqbal, Dian, Ratna, Lois, Yunita, Savira, Amel, Afif,
Ashari, Rifi, Prisca, Hami dan Fajar atas kebersamaannya selama
menempuh bangku perkuliahan di IESP UNDIP
12. Puspa Fadila terimakasih atas dukungan dan perhatianya selama ini.
13. Anggota KKN Jepara desa Gedangan Ivan, Dwi, Rado, Itsna, Inan, dan
Okta terimakasih atas kenanganya selama mengabdi kepada masyarakat.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang dengan
tulus dan ikhlas memberikan bantuan, doa dan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata,
penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
wawasan dan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Semarang, 11 November 2015
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ..................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .............................................. iv
ABSTRACT ................................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................. ......... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 15
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................. 19
1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................. 20
1.3.2 Manfaat Penelitian ........................................................... 20
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................. 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 22
2.1 Landasan Teori ......................................................................... 22
xii
2.1.1 Teori Perdagangan Internasional ...................................... 22
2.1.2 Teori Penawaran Ekspor .................................................. 25
2.2 Penelitian Terdahulu.................................................................... 30
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................... 32
2.4 Hipotesis................................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 35
3.1 Metode Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ................ 35
3.1.1 Variabel Penelitian ........................................................... 35
3.1.2 Definisi Operasional Variabel .......................................... 35
3.2 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 36
3.2.1 Jenis Data ........................................................................ 36
3.2.2 Sumber Data .................................................................... 37
3.3 Metode Analisis ........................................................................ 37
3.3.1 Model Empiris ................................................................ 37
3.3.2 Derivasi Hubungan Jangka Panjang ................................. 38
3.3.3 Derivasi Hubungan Jangka Pendek .................................. 39
3.4 Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik .................................. 41
3.4.1 Uji Normalitas ................................................................. 41
3.4.2 Uji Multikolinearitas ........................................................ 41
3.4.3 Uji Heteroskedastisitas .................................................... 42
3.4.4 Uji Autokorelasi .............................................................. 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 45
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ....................................................... 45
xiii
4.1.1 Perkembangan Kopi dan Ekspor Kopi Indonesia.............. 45
4.1.2 Tataniaga Biji Kopi Indonesia.......................................... 48
4.2 Analisis Data ............................................................................ 48
4.2.1 Uji Asumsi Klasik ........................................................... 48
4.3 Interpretasi Hasil ...................................................................... 50
4.3.1 Diskusi dan Pembahasan Hasil Estimasi .......................... 50
BAB V PENUTUP .......................................................................... 56
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 56
5.2. Saran dan Keterbatasan Penelitian ............................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 59
LAMPIRAN ......... ........................................................................ ....... 62
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Perkembangan Nilai Ekspor Migas dan Non-Migas Indonesia
Periode Tahun 2010-2014 (juta US$) ........................................ 2
Tabel 1.2 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (Subsektor Tanaman Bahan pangan &
Tanaman Perkebunan) 2010-2014
Miliar Rupiah ........................................................................... 3
Tabel 1.3 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha (Sektor Pertanian) 2010-2014 ( persen) .......................... 4
Tabel 1.4 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Subsektor Perkebunan
Komoditas Unggulan 2008-2013 .............................................. 5
Tabel 1.5 Jumlah Produksi Kopi Indonesia Tahun 2009-2013 .................. 8
Tabel 1.6 Luas Lahan Perkebunan Kopi Indonesia 2009-2013
(ha) ........................................................................................... 9
Tabel 1.7 Volume Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2007-2013 .................... 10
Tabel 1.8 Volume Ekspor Kopi Indonesia Berdasarkan Jenis Kopi Tahun 2007-
2014.............. ............................................................................ 11
Tabel 1.9 Nilai Kurs Rupiah Terhadap US Dollar & Volume Ekspor Biji Kopi
Indonesia Tahun 2009-2013 ...................................................... 13
Tabel 1.10 Negara Importir Kopi Terbesar Tahun 2010-2013 ..................... 14
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Harga Biji Kopi International, Luas Lahan
Perkebunan dan Real Exchange RateRupiah Terhadap USD
xvi
Tahun (1980-2013) ................................................................... 47
Tabel 4.2 Nilai Probabilitas dan Nilai Jarque-Bera Model Jangka Panjang dan
Jangka Pendek Dalam Uji Normalitas ....................................... 49
Tabel 4.3 Nilai Probabilitas chi-square Model Jangka Panjang dan Jangka
Pendek Dalam Uji Autokorelasi ................................................ 50
Tabel 4.4 Hasil Estimasi Jangka Panjang .................................................. 51
Tabel 4.5 Hasil Estimasi Jangka Pendek ................................................... 52
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Nilai Rukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Januari 2010-
Desember 2014 ....................................................................... 7
Gambar 2.1 Kurva Perdagangan Internasional ............................................. 24
Gambar 2.2 Kurva Penawaran Ekspor ......................................................... 27
Gambar 2.3 Kurva Penawaran Ekspor Yang Dipengaruhi Luas Lahan Perkebunan
Kopi ......................................................................................... 28
Gambar 2.4 Kurva Penawaran Ekspor Yang Dipengaruhi
Exchange Rate...................................................................... .... 29
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................... 34
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Data Penelitian
LAMPIRAN 2 Hasil Output eviews
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) kata agraris memiliki arti yaitu, segala sesuatu yang
berhubungan dengan pertanian. Negara agraris memiliki pengertian sebagai, suatu
negara yang mengandalkan sektor pertanian sebagai salah satu pendorong
pembangunan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pengertian
lainnya adalah suatu negara yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian
sebagai petani. Indonesia disebut negara agraris karena Indonesia memiliki
keberagaman sumber daya alam pertanian yang berlimpah, yang merupakan salah
satu keunggulan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian
nasional.
Sektor pertanian Indonesia memiliki peranan yang cukup penting dalam
rangka meningkatkan perekonomian nasional. Peranan tersebut adalah mampu
menyerap banyak tenaga kerja, penghasil devisa negara, dan penyumbang
pendapatan nasional. Selain itu sektor pertanian yang berada di negara
berkembang seperti Indonesia merupakan salah satu sektor yang sangat penting
dalam penyediaan kebutuhan pangan nasional. Peranan penting sektor pertanian
Indonesia juga dapat dilihat dari neraca perdagangan dan neraca pembayaran,
yaitu penerimaan surplus. Surplus tersebut diperoleh dari hasil-hasil
2
pertanian yang di ekspor ke luar negeri atau pasar internasional, serta adanya
subtitusi impor.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menganut sistem
perekonomian terbuka kecil, artinya terdapat perdagangan internasional yaitu
melakukan ekspor tetapi bukan sebagai pembuat harga (price maker) sehingga
tidak terlepas dari perdagangan luar negeri. Negara yang melakukan perdagangan
luar negeri dapat meningkatkan pendapatannya dengan mengekspor bahan baku
mentah, barang setengah jadi, maupun barang yang sudah jadi atau langsung
pakai (Irma Komalasari). Ekspor Indonesia dibagi menjadi dua kategori, yaitu
ekspor migas dan non migas. Ekspor non migas mendominasi perdagangan luar
negeri Indonesia. Nilai ekspor non migas Indonesia setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Pada tahun 2014 nilai ekspor non migas Indonesia adalah 145.960,8
juta USD (Kementerian Perdagangan 2014). Tabel 1.1 dibawah menunjukan nilai
ekspor non migas Indonesia yang meningkat setiap tahunnya.
Tabel 1.1
Nilai Ekspor Non migas Juta US$
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014
Pertanian 5.001,9 5.165,8 5.569,2 5.713,0 5.770,6
Industri
98.010,6 122.187,7 116.123,3 113.029,7 117.329,5
Pertambangan 26.712,6 34.652,0 31.329,9 31.159,5 22.850,0
Lain-lain 9,9 13,0 18,7 16,3 10,3
Total non migas 129.739,5 162.019,6 153.043,0 149.918,8 145.960,8
Sumber : Kementerian Perdagangan, 2014
Tabel 1.1 menunjukkan ekspor non migas Indonesia. Ekspor non migas
terdiri dari sektor pertanian, sektor industri, sektor pertambangan dan lain-lain.
Pada Tabel 1.1 sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki kontribusi
3
cukup besar terhadap pendapatan nasional berupa produk dometik bruto (PDB).
Sektor pertanian melalui subsektor tanaman bahan pangan dan tanaman
perkebunan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap PDB setiap
tahunnya. Dua subsektor tersebut, yaitu subsektor tanaman bahan pangan dan
tanaman perkebunan memiliki kontribusi yang terus meningkat.
Tabel 1.2 menunjukan kontribusi subsektor tanaman bahan pangan dan
tanaman perkebunan dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Pada tahun 2010
subsektor tanaman bahan pangan dan tanaman perkebunan berkontribusi sebesar
618.425,6 miliar rupiah. Pada tahun 2011 kontribusi dua subsektor tersebut
meningkat menjadi 683.677,1 miliar rupiah, peningkatan tersebut berlanjut pada
tahun-tahun berikutnya yaitu tahun 2012 meningkat menjadi 737.458,9 miliar
rupiah, tahun 2013 meningkat menjadi 796.647,1 miliar rupiah dan tahun 2014
meningkat menjadi 861.259,2 miliar rupiah (Badan Pusat Statistik 2010-2014).
Tabel 1.2
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha (Subsektor Tanaman Bahan pangan &
Tanaman Perkebunan) 2010-2014 Miliar Rupiah
Subsektor 2010 2011 2012 2013 2014
Tanaman Bahan Pangan 482 377.1 529 967.8 574 916.3 621 832.7 668 337.7
Tanaman Perkebunan 136 048.5 153 709.3 162 542.6 174 638.4 192 921.5
Total 618 425.6 683 677.1 737 458.9 796 471.1 861 259.2
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014 diolah
Pada Tabel 1.2 menunjukan bahwa salah satu subsektor pertanian yang
memiliki peranan penting bagi peningkatan perekonomian nasional adalah
subsektor perkebunan. Subsektor tersebut menjadi sangat
4
penting peranannya, karena nilai ekspor komoditi subsektor perkebunan nasional
lebih tinggi dari nilai impor komoditi perkebunan dari pasar internasional. Selain
itu subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor pada sektor pertanian
yang mempunyai kontribusi dominan terhadap nilai ekspor dalam neraca
perdagangan Indonesia. Nilai ekspor subsektor perkebunan pada tahun 2013
hingga bulan Desember mencapai 2.171 Juta USD (Kementerian Pertanian 2013).
Kondisi demikian merupakan hal yang baik bagi sektor pertanian untuk
menutupi devisa yang dikeluarkan untuk biaya impor komoditas pertanian
lainnya, baik tanaman bahan pangan, maupun peternakan (Siregar 2008). Seperti
pada Tabel 1.2, pentingnya subsektor perkebunan bagi peningkatan perekonomian
nasional dapat dilihat dari besarnya sumbangan subsektor perkebunan terhadap
PDB Indonesia menurut lapangan usaha sektor pertanian yang terus meningkat
pada kurun waktu lima tahun terakhir ini. Pada Tabel 1.3 menunjukan kontribusi
subsektor perkebunan terhadap produk domestik bruto Indonesia menurut
lapangan usaha sektor pertanian pada tahun 2010 sampai dengan 2014.
Tabel 1.3
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha (Sektor Pertanian) 2010-2014( persen)
Subsektor 2010 2011 2012 2013 2014
Tanaman Bahan
Pangan
49 49 48 47 46
Tanaman Perkebunan 14 14 14 13 13
Peternakan 12 12 12 13 13
Kehutanan 5 5 5 4 4
Perikanan 20 21 21 22 24
Sumber :Badan Pusat Statistik, 2014
5
Walaupun subsektor perkebunan tidak menjadi penyumbang terbesar
terhadap produk domestik bruto Indonesia, akan tetapi kontribusi subsektor
tanaman perkebunan mempunyai persentase terbesar ketiga setelah tanaman
bahan pangan dan perikanan. Pada tahun 2010 kontribusi subsektor tanaman
perkebunan sebesar 14 persen. Persentase tersebut tidak mengalami perubahan
pada tahun 2011dan 2012. Pada tahun 2011 dan 2012 kontribusi tanaman
perkebunan adalah sebesar 14 persen. Pada kurun waktu dua tahun terakhir ini
kontribusi subsektor tanaman perkebunan mengalami penurunan sebesar 1persen.
Pada tahun 2013 dan 2014 kontribusi subsektor tanaman perkebunan adalah
sebesar 13 persen (Badan Pusat Statistik 2010-2014).
Salah satu komoditi ekspor subsektor perkebunan yang memegang
peranan penting adalah biji kopi. Biji kopi merupakan komoditi unggulan
Indonesia dan merupakan sumber devisa, penyedia lapangan kerja dan sebagai
sumber pendapatan bagi petani dan pelaku ekonomi lainnya yang berhubungan
dengan pembudidayaan, pengolahan, dan pemasaran biji kopi, khususnya di
daerah-daerah penghasil kopi terbesar seperti Sumatera Selatan, Lampung,
Sumatera Utara, dan Jawa Timur (Turnip 2002).
Tabel 1.4
Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Subsektor Perkebunan Komoditas
Unggulan 2008-2013
Komoditi Perkebunan Penyerapan Tenaga Kereja
2008 2009 2010 2011 2012* 2013**
Kelapa 7,198,045 7,172,507 7,043,369 6,956,998 7,091,801 7,026,825
Kelapa Sawit 3,248,909 3,276,168 3,375,398 3,651,636 3,701,321 3,703,104
Karet 2,263,986 2,276,470 2,293,130 2,310,169 2,303,360 2,396,455
Kopi 2,026,972 1,971,578 1,940,684 1,929,459 2,047,273 1,978,891
Kakao 1,475,570 1,551,615 1,661,139 1,701,958 1,638,535 1,705,641
6
Cengkeh 1,081,362 1,067,959 1,060,877 1,064,030 1,065,143 1,065,141
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan (Mei 2015)
Kontribusi subsektor perkebunan terhadap penyerapan tenaga kerja dapat
kita lihat pada tabel 1.4. Terdapat enam komoditi unggulan dalam subsektor
perkebunan, komoditi tersebut antara lain : Kelapa, kelapa sawit, karet, kopi,
kakao dan cengkeh. Pada kurun waktu 2008-2013 penyerapan jumlah tenaga kerja
tertinggi berada di perkebunan kelapa. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di
perkebunan kelapa pada tahun 2013 mencapai 7.026.825 orang. Angka tersebut
menjadikan perkebunan kopi sebagai salah satu komoditi unggulan yang
menyerap paling banyak tenaga kerja di Indonesia. Sedangkan untuk penyerapan
tenaga kerja paling rendah berada di perkebunan cengkeh. Pada tahun 2013
jumlah tenaga kerja yang bekerja di perkebunan cengkeh mencapai 1.065.141
orang yang merupakan angka terendah jika dibandingkan dengan komoditi
unggulan lain (Direktorat Jenderal Perkebunan 2015).
Untuk perkebunan kopi, jumlah tenaga kerja yang bekerja di perkebunan
kopi mencapai 1.978.891 orang pada tahun 2013. Dengan jumlah tenaga kerja
tersebut menjadikan komoditi biji kopi sebagai komoditi yang menyerap tenaga
kerja terbanyak keempat setelah komoditi unggulan kelapa, kelapa sawit, dan
karet. Penjelasan diatas menunjukan bahwa komoditi biji kopi merupakan salah
satu sumber utama pendapatan masyarakat Indonesia, dan merupakan salah satu
komoditi unggulan subsektor perkebunan yang cukup penting dalam penyerapan
tenaga kerja di Indonesia. Selain itu komoditi biji kopi juga memiliki peran yang
cukup penting bagi orang-orang yang memiliki usaha atau bisnis yang
berhubungan dengan komoditi biji kopi itu sendiri.
7
Selain itu Indonesia merupakan salah satu penghasil biji kopi terbesar di
dunia. Terdapat beberapa negara penghasil biji kopi terbesar lainnya seperti
Brazil, Vietnam dan Columbia. Brazil merupakan penghasil kopi terbesar yang
menjadikan Brazil berada di posisi pertama penghasil kopi diantara keempat
negara diatas. Pada tahun 2014 Brazil menghasilkan 45.342 ribu bags biji kopi.
Posisi kedua penghasil kopi terbesar di dunia adalah Vietnam yang menghasilkan
27.500 ribu bags biji kopi pada tahun 2014. Posisi ketiga penghasil kopi terbesar
di dunia adalah Columbia yang menghasilkan 12.500 ribu bags pada tahun 2014.
Akan tetapi pada tahun 2012 posisi ketiga sempat diisi oleh Indonesia dengan
menghasilkan 13.048 ribu bags. Indonesia berada di posisi keempat sebagai
penghasil kopi terbesar dengan menghasilkan biji kopi sebesar 9.000 ribu bags
pada tahun 2014 (ICO 2015).
Gambar 1.1
Penghasil Kopi Terbesar di Dunia Tahun 2012-2014
(000 60kg/bags)
Sumber : International Coffee Organization
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
2012 2013 2014
Brazil
Vietnam
Columbia
Indonesia
8
Gambar 1.1 menunjukan bahwa produksi biji kopi Indonesia mengalami
fluktuasi setiap tahunnya. Sumber produksi biji kopi di Indonesia dapat dibagi dua
jenis. Pertama adalah produksi biji kopi perkebunan rakyat dan kedua adalah
produksi biji kopi perkebunan besar negara. Perkebunan rakyat adalah perkebunan
yang dikelola oleh rakyat atau yang termasuk dalam usaha kecil. Sedangkan
perkebunan besar adalah perkebunan yang dikelola secara komersil dan berbadan
hukum. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir produksi biji kopi Indonesia rata-
rata mengalami peningkatan, hanya satu kali terjadi penurunan produksi.
Produksi biji kopi Indonesia tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar
698,8 ribu ton, sedangkan produksi biji kopi terendah terjadi pada tahun 2011
sebesar 638,6 ribu ton. Penurunan ini terjadi pada dua sumber perkebunan, yaitu
perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Akan tetapi produksi biji kopi Indonesia
kembali meningkat pada tahun 2012 dan 2013 (Badan Pusat Statistik 2014).
Tabel 1.5
Jumlah Produksi Kopi Indonesia Tahun 2009-2013 (000 ton)
Tahun Produksi Kopi
Produksi Kopi Rakyat Indonesia
Perkebunan Besar Negara
Total Produksi Kopi Indonesia
2009 653,9 28,67 682,6
2010 657,9 29,01 686,9
2011 616,4 22,22 638,6
2012 661,8 29,3 691,1
2013 669,1 29,8 698,9
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014, diolah
Selain cara berkebun atau cara bertani biji kopi yang baik dan benar,
terdapat satu faktor penting yang dapat mendorong peningkatan produksi biji kopi
Indonesia. Faktor tersebut adalah luas lahan perkebunan. Jumlah luas lahan yang
9
luas dan banyak diharapkan akan meningkatkan produksi biji kopi Indonesia.
Dengan meningkatnya produksi biji kopi Indonesia, diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan kopi nasional maupun memenuhi kebutuhan kopi di pasar
internasional. Selain itu jika produksi biji kopi meningkat secara drastis, akan
mengembalikan peringkat Indonesia sebagai salah satu penghasil biji kopi
terbesar di dunia. Dengan meningkatnya produksi biji kopi nasional, jumlah biji
kopi yang dapat di ekspor diharapkan akan meningkat pula sehingga dapat
menghasilkan pendapatan bagi Indonesia dan memperbaiki neraca perdagangan
nasional.
Tabel 1.6
Luas Lahan Perkebunan Kopi Indonesia Tahun 2009-2013 ( ha)
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014, diolah
Jumlah lahan perkebunan kopi di Indonesia pada lima tahun terkahir ini
mengalami peningkatan, walaupun terdapat penurunan luas lahan pada tahun
2010. Jumlah luas lahan biji kopi di Indonesia paling luas terjadi pada tahun 2009,
seluas 1.266,20 ribu ha. Sedangkan luas lahan terkecil terjadi pada tahun 2010
hanya seluas 1.210,40 ribu ha (Badan Pusat Statistik 2014). Total luas perkebunan
biji kopi Indonesia diperoleh dari penjumlahan antara dua jenis lahan perkebunan
kopi yang berada di Indonesia, yaitu luas lahan tanaman kopi perkebunan rakyat
dan luas lahan tanaman kopi perkebunan besar negara. Lahan perkebunan biji
Tahun Luas Lahan Tanaman
Kopi Perkebunan Rakyat
Luas lahan Tanaman Kopi
Perkebunan Besar Negara
Total Luas Lahan
Perkebunan Kopi
Indonesia
2009 1.217.506 48.729 1,266,235
2010 1.162.820 47.554 1,210,374
2011 1.245.176 47.789 1,292,965
2012 1.258.029 47.866 1,305,895
2013 1.278.706 52.294 1,331,000
10
kopi yang luas memungkinkan peningkatan jumlah produksi biji kopi untuk
konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor.
Tabel 1.7
Volume Ekspor Kopi Indonesia
Tahun 2007-2013
Tahun Ekspor Kopi Indonesia
Volume
Ribu(ton)
Perubahan Nilai (Juta
US$)
Perubahan
2009 510,9 0 824 0
2010 433,6 -77,3 814,3 -9,7
2011 346,5 -87,1 963,4 149,1
2012 448,6 102,1 1249,5 286,1
2013 534 85,4 1174,1 -75,4
Sumber : Ditjen Perkebunan, April 2014
Tabel 1.7 menunjukan volume ekspor biji kopi Indonesia dalam kurun
waktu lima tahun terakhir ini. Data menunjukan bahwa terjadi fluktuasi ekspor
biji kopi Indonesia dari tahun ke tahun. Tahun 2010 dan 2011 volume ekspor biji
kopi Indonesia mengalami penurunan sebesar 77,3 ribu ton dan 87,1 ribu Ton.
Turunnya jumlah volume ekspor biji kopi Indonesia pada tahun 2011 berbanding
terbalik dengan nilai ekspor biji kopi Indonesia pada tahun tersebut. Pada tahun
2011 nilai ekspor biji kopi Indonesia mengalami peningkatan sebesar 149,1 juta
US$ (Direktorat Jenderal Perkebunan 2014).
Indonesia mengekspor beberapa jenis kopi ke pasar internasional. Tabel
1.7 menjelaskan beberapa jenis kopi yang di ekspor ke pasar internasional. Jenis
kopi tersebut adalah green beans, instant coffee, extract essence, dan roasted
coffee. Biji kopi green beans adalah biji kopi hijau mentah yang siap untuk
digoreng, instant coffee adalah biji kopi yang sudah dihaluskan, extract essence
adalah ekstrak dari biji kopi, sedangkan roasted coffee adalah biji kopi yang
11
sudah di panggang atau disangrai. Tabel dibawah memperlihatkan volume ekspor
kopi Indonesia dari tahun 2007 sampai 2014. Ekspor kopi Indonesia selama
delapan tahun terakhir ini mengalami fluktuasi.
Tabel 1.8 menunjukan adanya perbedaan volume ekspor dari setiap jenis
kopi. Volume ekspor kopi Indonesia tahun 2012 sampai 2013 mengalami
kenaikan untuk jenis kopi green beans, instant coffee dan roasted coffee.
Peningkatan volume ekspor kopi Indonesia ini tidak berlanjut sampai tahun 2014.
Pada tahun 2013 sampai 2014 volume ekspor kopi Indonesia mengalami
penurunan yang sangat drastis. Hampir semua jenis kopi mengalami penurunan,
kopi jenis green beans turun menjadi 348.359 juta ton, instant coffee meningkat
menjadi 84.965 juta ton, extract dan essence turun menjadi 3.396 juta ton dan
roasted coffee turun menjadi 1.799 juta ton. Selain pengaruh dari penurunan
devisa ekspor kopi Indonesia dan harga rata- rata kopi di tahun yang
bersangkutan, volume ekspor kopi Indonesia dipengaruhi juga oleh exchange rate
mata uang Rupiah dengan USD (Asosiasi Ekspor Kopi Indonesia 2014).
Tabel 1.8
Volume Ekspor Kopi Indonesia Berdasarkan Jenis Kopi Tahun 2007-
2014
Jenis Kopi
Green
Beans
Instant
coffee
Extract,
Essence
Roasted
coffee
No Tahun volume volume volume volume
1 2007 321.545 13.186 6.096 935
2 2008 468.018 7.829 15.618 727
3 2009 510.187 7.200 19.647 708
4 2010 432.780 7.384 43.870 812
5 2011 346.091 7.196 69.721 399
6 2012 447.064 71.685 14.941 1.526
7 2013 532.157 72.899 10.030 1.867
12
8 2014 348.359 84.965 3.396 1.799
Sumber : AICE (Februari 2014)
Pengertian ekspor adalah proses perpindahan barang dan jasa dari suatu
negara ke negara lain, dengan kata lain barang yang telah dihasilkan oleh
Indonesia dijual ke negara lain atau pasar internasional. Dalam melakukan
transaksi ekspor tentu menggunakan mata uang masing-masing negara. Mata uang
yang digunakan untuk pembayaran barang dan jasa yang diperjual belikan yaitu
USD. Jika Indonesia mengekspor komoditi biji kopinya ke pasar internasional
maka yang harus diperhatikan adalah exchange rate terhadap USD.
Exchange rate atau kurs terdiri dari kurs nominal dan kurs riil. Kurs
nominal mata uang Rupiah dengan USD memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap perkembangan ekspor. Jika suatu negara mengalami depresiasi kurs
nominal, maka akan meningkatkan pertumbuhan ekspor di negara tersebut. Hal ini
terjadi karena depresiasi kurs nominal menyebabkan harga-harga komoditi
domestik terlihat lebih murah di pasar internasional, sehingga permintaan pasar
internasional akan komoditi tersebut akan meningkat (Lipsey 1995). Tabel 1.9
menunjukan nilai kurs Rupiah terhadap USD dan menunjukan volume ekspor biji
kopi Indonesia. Pada tabel 1.9, dapat dilihat terjadi satu kali penurunan kurs USD
terhadap Rupiah (USD melemah) pada lima tahun terakhir ini.
Penurunan kurs USD terhadap Rupiah atau melemahnya mata uang USD
ini terjadi pada tahun 2010. Pada tahun 2010 nilai mata uang Rupiah terhadap
USD adalah 8.978 Rupiah, mengalami penguatan dibandingkan tahun 2009 yaitu
sebesar 9.400 Rupiah. Akan tetapi pada tahun-tahun berikutnya kurs nominal
Rupiah terus mengalami pelemahan. Pada kurun waktu 2009-2013 pelemahan
13
nilai mata uang Rupiah terbesar terjadi pada tahun 2013, dimana $1 sama dengan
12.270 Rupiah. Jika exchange rate atau kurs asing naik, maka nilai mata uang
domestik terhadap mata uang asing dinilai lebih tinggi dari pada nilai sebelumnya.
Sebaliknya jika exchange rate atau kurs valuta asing turun, maka nilai mata uang
domestik terhadap mata uang asing dinilai lebih rendah dari sebelumnya. Jika
exchange rate naik maka harga barang import lebih rendah, yang mengakibatkan
jumlah barang import yang diminta akan meningkat (Anggraini 2006).
Tabel 1.9
Nilai Kurs Rupiah Terhadap US Dollar & Volume Ekspor Biji Kopi
Indonesia Tahun 2009-2013
Tahun Kurs Total Volume Ekspor Kopi
Indonesia Juta US$
2009 9400 824.0
2010 8978 814.3
2011 9068 963.4
2012 9973 1,249.5
2013 12,270 1,174.1
Sumber : Ditjen Perkebunan dan ORTAX (Mei 2015)
Pada tahun 2011 kurs Rupiah terhadap USD mengalami depresiasi sebesar
90 Rupiah. Depresiasi kurs nominal Rupiah terhadap USD ini diikuti dengan
meningkatnya volume ekspor biji kopi Indonesia yaitu sebesar 963,4 juta USD.
Depresiasi kurs nominal Rupiah terhadap USD terjadi pada tahun-tahun
berikutnya. Pada tahun 2012 nilai kurs Rupiah mengalami depresiasi sebesar 905
Rupiah dengan total volume ekspor biji kopi Indonesia yang meningkat sebesar
286,1 juta USD. Sedangkan pada tahun 2013 nilai kurs Rupiah mengalami
depresiasi yang cukup besar, yaitu sebesar 2.297 Rupiah. Pada tahun yang sama
total volume ekspor biji kopi Indonesia mengalami penurunan sebesar 75,4 juta
14
USD sehingga total volume ekspor biji kopi Indonesia pada tahun 2013 menjadi
1.174,1 juta USD (ORTAX 2015).
Gabungan Ekspor Kopi Indonesia Jawa Timur mengatakan melemahnya
kurs nominal Rupiah tidak membuat para eksportir kopi menanggung untung yang
besar. Selain itu harga kopi dunia yang semakin melemahlah yang membuat
keuntungan para eksportir menurun. Pelemahan kurs nominal Rupiah terhadap
USD diakuinya sedikit membantu efek penurunan harga kopi dunia. Menurut
Sugandhi penurunan harga kopi dunia tidak akan berpengaruh, asalkan
fluktuasinya tidak terlalu tajam. Fluktuasi yang tajam sangat menyulitkan importir
(bisnis.tempo.co 2015).
Tabel 1.10
Negara Importir Kopi Terbesar Tahun 2010-2013
Negara Tahun (000) 60 kg/ bags
Total 2010 2011 2012 2013
Amerika 24.378 26.093 26.056 27.016 103.543
Jerman 20.603 20.926 21.816 21.174 84.520
Italy 8.236 8.355 8.691 8.834 34.116
Japan 7.407 7.544 7.025 8.381 30.357
France 6.717 6.992 6.841 6.713 27.263
Belgium 5.924 5.828 5.668 5.502 22.923
Sepanyol 5.034 4.821 5.094 5.137 20.086
UK 4.302 4.183 4.126 4.206 16.817
Belanda 2.583 2.678 2.730 3.407 11.398
Sumber : International Coffee Organization (Mei 2015)
Data International Coffee Organization (ICO 2015) menyatakan ,terdapat
sembilan importir kopi terbesar didunia dalam kurun waktu 2010-2013. Daftar
negara-negara tersebut secara berurutan yaitu : Amerika dengan total import
sebesar 103.543 ribu bags, Jerman 84.520 ribu bags, Italy 34.116 ribu bags, Japan
30.357 ribu bags, France 27.263 ribu bags, Belgium 22.923 ribu bags, Sepanyol
15
20.086 ribu bags, UK 16.817 ribu bags, dan Belanda 11.398 ribu bags. Tabel 1.10
diatas menunjukan permintaan biji kopi yang rata-rata setiap tahunnya dan di
setiap negara tersebut mengalami peningkatan. Dengan meningkatnya permintaan
akan biji kopi internasional, merupakan peluang bagi Indonesia dengan salah satu
komoditi unggulannya yaitu komoditi biji kopi untuk memenuhi permintaan pasar
internasional tersebut.
Uraian diatas menjelaskan bahwa subsektor perkebunan merupakan salah
satu subsektor yang cukup penting bagi perekonomian nasional, dengan komoditi
biji kopi sebagai komoditi unggulan ekspor. Kontribusi sektor perkebunan dengan
komoditi biji kopinya terhadap pendapatan nasional melalui PDB cukup besar.
Selain itu komoditi biji kopi mempunyai pangsa pasar yang cukup menggiurkan
di pasar domestik maupun di pasar internasional. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk menganalisis “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi
Indonesia ke Pasar Internasional Dengan Metode Error Correction Model
(ECM)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam suatu negara berkembang, sektor pertanian merupakan salah satu
sektor ekonomi yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi nasional. Kontribusi tersebut bisa kita lihat dari :
kontribusi produk, kontribusi pasar, kontribusi faktor-faktor produksi, dan
kontribusi devisa (Todaro dan Smith 2008) . Salah satu subsektor yang berada
dalam sektor pertanian Indonesia adalah subsektor perkebunan. Subsektor
16
perkebunan mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap peningkatan
perekonomian nasional melalui PDB.
Salah satu komoditi unggulan dalam subsektor perkebunan adalah biji
kopi. Komoditi biji kopi Indonesia merupakan salah satu sumber pendapatan
utama bagi sejumlah masyarakat, dan penyedia lapangan pekerjaan di berbagai
daerah di Indonesia (GAEKI 2015).Jika perkembangan produksi dan ekspor biji
kopi meningkat, hal tersebut akan berpengaruh terhadap kesejahteraan pelaku-
pelaku usaha dan bisnis yang berhubungan dengan komoditi biji kopi. Selain itu
peningkatan ekspor komoditi biji kopi ini akan meningkatkan pendapatan nasional
dan pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi ekspor biji kopi Indonesia
dipengaruhi beberapa faktor seperti faktor penawaran, peraturan untuk masuk ke
negara tujuan ekspor, peningkatan produksi negara-negara produsen kopi selain
Indonesia yang mengakibatkan terjadinya overproduksi yang merambat pada
turunnya harga kopi dunia (Siregar 2008).
Sebagai salah satu negara produsen biji kopi dan pengekspor biji kopi
terbesar di dunia, Indonesia perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi
kendala bagi ekspor biji kopi Indonesia. Ekspor biji kopi Indonesia saat ini
bersifat fluktuatif, kondisi ini diakibatkan oleh produksi biji kopi domestik
mencakup cara bertani, pengolahan dan pemasaran, fluktuasi harga biji kopi
dunia, dan exchange rate. Kuantitas produksi biji kopi sangat penting dalam
peningkatan ekspor biji kopi Indonesia, akan tetatpi kualitas dari komoditi biji
kopi itu sendiri juga sangat berpengaruh untuk meningkatkan kembali ekspor kopi
Indonesia di pasar internasional.
17
Hanani (2010) menyatakan , walaupun pangsa ekspor biji kopi indonesia
fluktuatif, akan tetapi laju pertumbuhannya sangat lambat dibandingkan dengan
negara pesaing. Pangsa ekspor biji kopi Indonesia dapat ditingkatkan melalui
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi
pangsa ekspor biji kopi Indonesia adalah luas areal dan produktivitas biji kopi
Indonesia. Luas areal biji kopi sangat berpengaruh terhadap peningkatan pangsa
ekspor biji kopi. Usaha-usaha peningkatan produktivitas biji kopi per satuan
hektar patut diprioritaskan karena produktivitas biji kopi Indonesia sangat rendah,
baru mencapai 25 persen dari produktivitas potensialnya.
Widayanti dkk (2009) dalam penelitiannya menyatakan, bahwa terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas ekspor biji kopi Indonesia,
diantaranya adalah harga ekspor biji kopi, harga biji kopi dalam negeri, exchange
rate berupa kurs nominal Rupiah terhadap USD, dan penawaran kopi tahun t-1.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa harga ekspor biji kopi berhubungan
negatif dengan kuantitas ekspor biji kopi Indonesia, hal ini menjelaskan bahwa
saat harga ekspor meningkat kuantitas ekspor biji kopi Indonesia menurun. Hal
ini terjadi karena mutu biji kopi Indonesia yang masih rendah sehingga tidak
memenuhi kualitas yang diminta konsumen luar negeri. Harga biji kopi dalam
negeri berhubungan positif dengan kuantitas ekspor biji kopi. Pada saat harga biji
kopi dalam negeri meningkat kegiatan ekspor tetap dilakukan karena permintaan
biji kopi dalam negeri masih rendah. Faktor-faktor lain yang berhubungan positif
terhadap ekspor biji kopi Indonesia adalah nilai tukar rupiah dan penawaran kopi
t-1 (Widayanti, Kiptiyah dan Semaoen 2009).
18
Selain itu kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah mempunyai andil
yang cukup besar dalam perkembangan subsektor perkebunan dan komoditi
unggulannya termasuk biji kopi. Indonesia sempat mengalami krisis ekonomi
pada akhir tahun 1997. Subsektor perkebunan dengan salah satu komoditi
andalannya yaitu biji kopi tampil sebagai penyelamat perekonomian Indonesia
dari keterpurukan. Hal ini terjadi karena berhasilnya kebijakan percepatan
perluasan areal perkebunan yang dilakukan melalui berbagai pola pengembangan
salah satunya adalah swadaya dan perkebunan besar sejak akhir 1970-an.
Teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekspor suatu komoditas salah satunya dijelaskan oleh Lipsey.
Menurut Lipsey (1995), pertumbuhan ekspor suatu komoditas dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor pertama adalah adanya daya saing dengan negara-negara
lain di dunia. Oleh karena itu suatu negara hendaknya melakukan spesialisasi
sehingga negara tersebut dapat mengekspor komoditi yang telah diproduksi untuk
dipertukarkan dengan apa yang dihasilkan negara lain dengan biaya yang lebih
rendah yang akan meningkatkan pertumbuhan ekspor di negara tersebut.
Faktor kedua adalah adanya penetapan harga pasar domestik dan harga
pasar internasional. Jika harga pasar internasional lebih tinggi dibandingkan
dengan harga pasar domestik, maka produsen akan memilih untuk memasarkan
komoditi yang ia produksi ke pasar internasional yang nantinya akan
meningkatkan pertumbuhan ekspor di negara tersebut. Faktor ketiga adalah
permintaan dari luar negeri. Semakin tinggi permintaan dari luar negeri, maka
semakin tinggi pula pertumbuhan ekspor di negara tersebut. Faktor yang terakhir
19
adalah nilai tukar mata uang. Jika suatu negara mengalami depresiasi nilai tukar,
maka akan meningkatkan pertumbuhan ekspor di negara tersebut. Depresiasi nilai
tukar menyebabkan harga-harga komoditi domestik terlihat lebih murah di mata
internasioanl, sehingga permintaan luar negeri untuk komiditi tersebut akan
meningkat (Lipsey 1995).
Penjelasan yang telah dijelaskan diatas menyatakan bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi ekspor biji kopi Indonesia ke pasar
internasional, yang hingga saat ini pengaruh dari faktor-faktor tersebut dapat
berubah-ubah pengaruhnya setiap saat. Oleh karena itu perlu adanya penelitian
lebih dalam mengenai pengaruh faktor-faktor ekspor biji kopi Indonesia ke pasar
internasional agar nantinya kita dapat mengetahui apa masalah yang terdapat
dalam ekspor biji kopi Indonesia ke pasar internasional.
Peneliti menggunakan alat analisis Error Correction Model (ECM) untuk
menganalisis faktor-faktor tersebut. Peneliti menggunakan analisis tersebut karena
alat analisis ECM mampu memberikan arti lebih luas dari estimasi model
ekonomi yang merupakan pengaruh perubahan variabel independen terhadap
variabel dependen dalam hubungan jangka pendek dan jangka panjang.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan di
atas, maka dapat ditentukan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis seberapa besar pengaruh faktor-faktor ( volume ekspor biji kopi,
20
harga kopi internasional, luas areal perkebunan, dan exchange rate) terhadap
perkembangan ekspor biji kopi Indonesia ke pasar internasional. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk pengembangan
ekspor komoditi unggulan Indonesia terutama biji kopi agar pendapatan nasional
kita meningkat dan orang-orang yang berhubungan dengan biji kopi.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai :
1.3.2.1 Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi
pengambil kebijakan ekonomi dalam menentukan kebijkan dalam
pengembangan produksi, dan ekspor biji kopi Indonesia.
1.3.2.2 Sebagai sarana pengetahuan untuk kalangan akademik maupun
publik mengenai komoditi biji kopi.
1.3.2.3 Sebagai bahan masukan maupun referensi bagi penelitian-
penelitian selanjutnya pada bidang yang sama dengan penelitian
ini.
1.4 Sistematika Penulisan
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika
penelitian.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
21
Bab ini berisi mengenai landasan teori dan penelitian terdahulu
yang menjadi landasan dalam penelitian ini, kerangka pemikiran teoritis
serta hipotesis penelitian.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisis variabel-variabel penelitian, definisi operasional
variabel, unit penelitian, jenis dan sumber data serta metode penelitian.
4. Bab IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian,
penjelasan singkat variabel penelitian, analisis dan pembahasan mengenai
hasil penelitian.
5. Bab V Penutup
Bab ini menjadi bab yang terakhir yang berisikan uraian secara
singkat tentang kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian, saran dan
keterbatasan penelitian.