Post on 13-Nov-2021
ANALISIS BERPIKIR REFLEKTIF SISWA MELALUI
MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA
MATERI ASAM BASA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
EKA YULLI KARTIKA
NIM. 1112016200031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Eka Yulli Kartika (NIM 1112016200031). Analisis Berpikir Reflektif Siswa
Melalui Model Problem Based Learning pada Materi Asam Basa. Program
Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017.
Penelitian ini dilatar belakangi karena siswa masih terfokus pada rumus, hafalan
dan kurang mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari sehingga keterampilan
berpikir reflektif siswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
keterampilan berpikir reflektif siswa melalui model Problem Based Learning
(PBL) pada materi asam basa. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 9 Tangerang
Selatan pada 16 Januari - 01 Februari 2017. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 39
siswa kelas XI IPA 1. Instrumen yang digunakan yaitu tes essay, lembar
observasi, dan LKS. Hasil analisis data dari tes essay menunjukkan bahwa
berpikir reflektif siswa dicapai dengan baik. Berdasarkan hasil tes berpikir
reflektif siswa secara keseluruhan mendapatkan kategori baik, begitu pula dengan
hasil kelompok tinggi, sedang dan rendah memiliki kategori baik. Indikator
berpikir reflektif yang memiliki nilai tertinggi yaitu Reacting. Hal ini
menunjukkan bahwa model Problem Based Learning baik digunakan untuk
meningkatkan keterampilan berpikir reflektif siswa.
Kata Kunci: Berpikir Reflektif, Problem Based Learning (PBL), Asam Basa
v
ABSTRACT
Eka Yulli Kartika (1112016200031) Analysis of Reflective Thinking Students
with Model Problem Based Learning of Acid Base Material. Chemistry
Education Studies Program, Science Education Departemen, Faculty of Tarbiya
and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta,
2017.
This research is motivated because the students are still focused on formula,
memorizing and lack of applying concept that have been studied so that student
reflective thinking still low. The aim of this research is to describe students'
reflective thinking skills by using Problem Based Learning (PBL) model on the
material of acid base. This research was conducted at SMAN 9 Tangerang
Selatan on January 16th until February 1st 2017. The research method used is
descriptive kuantitative. The sample of this research are 39 students of class XI
IPA 1. The Instruments used are essay test, observation sheet, and LKS. The
results of the data analysis of the essay test show that reflective thinking of
students is well achieved. Based on the results of the reflective thinking test
students overall get a good category, as well as high, medium and low group
outcomes have a good category. The reflective thinking indicator that has the
highest value is Reacting. It showes that the Problem Based Learning model is
wel used to improve students reflective thinking skills.
Keywords: Reflective Thinking, Problem Based Learning (PBL), Acid- Base.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrohim,
Alhamdullilahi rabbil ‘alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa’at beliau di hari
akhir kelak.
Skripsi yang berjudul “Analisis Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model
Problem Based Learning pada Materi Asam Basa” ini ditunjukkan untuk
memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada Program
Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung dan membimbing penulis
dalam menyelesaikan skrispsi ini, diantaranya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Salamah Agung, S.Si, Apt, MA, Ph.D., selaku dosen pembimbing
akademik.
4. Tonih Feronika, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, waktu, saran dan perhatian kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini.
5. Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, waktu, saran, motivasi dan perhatiannya kepada penulis dengan
sangat baik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
vii
6. Dewi Muniarti, M.Si., selaku validator instrumen yang telah memberikan
kritik dan saran selama proses validasi.
7. Dr. Solfarina, S.Pd., M.Si., selaku dosen Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah memberikan waktu, saran,
motivasi dan perhatiannya kepada penulis.
8. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
9. Drs. Ahmad Nana Mahmur, M.M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 9
Tangerang Selatan yang telah memberikan kesempatan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
10. Menik Stri Wuranti, ST., selaku guru kimia SMA Negeri 9 Tangerang
Selatan yang telah meluangkan waktunya selama penulis melakukan
penelitian.
11. Kedua orang tua yang saya sayangi, Ayahanda H. Ayi Sumiarsa, M.Pd
(Alm) dan Ibunda Hj. Siti Mutmainah yang selalu memberikan kasih
sayang, do’a, semangat, bantuan moril maupun materil, dan kesabaran tanpa
batas kepada penulis.
12. Adik tersayang, Dimas Iswan Ahmadi yang selalu memberi semangat dan
canda tawa kepada penulis.
13. Ferdi Ukhrowi, S.E., Big Thanks for you, for all motivation, attention, and
many other.
14. Sahabat terbaikku Shera Maulidia Gusniati yang telah memberikan
keceriaan dan motivasi kepada penulis selama penulis menjalankan proses
skripsi.
15. Teman terbaikku Ipa Ida Rosita yang telah memberikan semangat, motivasi,
waktu, perhatian, dan bantuannya selama penulis menjalankan proses
skripsi.
16. Teman-teman kos Ibu As (Ummu Kalsum Andi Lajeng, Ade Ira Nurjanah,
Mutia Anggraeni, Lisnawati, Qurotul Aina, Diah Fajriah, Farhatunnisa,
Ambar, Kak Ulan, Tika, Dwi, Devi, Septin, Afifah dan Santi) yang selalu
viii
memberikan semangat dan keceriaan selama penulis menjalankan proses
skripsi.
17. Teman-Teman Almahira (Siti Dian Rosadi, Wida Kurnia, Diva Chyntia G,
Nuramalia Hidayati, Ariyanti Mareta Ismail, Rani Apriliani, Gesti Haeriah)
yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan pembelajaran dalam hidup
untuk selalu berikhtiar, berusaha, dan berdoa kepada penulis.
18. Teman-Teman SMAN 1 Pandeglang (Raden Nurul F.P, Gawan Ribathi, Ires
Restu I.F dan Rara Yesisa) yang selalu memberikan motivasi, semangat dan
keceriaan.
19. Seluruh Siswa/ Siswi Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
sebagai subjek penelitian.
20. Teman-teman bimbingan Bapak Tonih dan Ibu Evi yang telah berbagi
kesabaran, pengalaman, dan dukungannya.
21. Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2012 yang saling memberikan
motivasi.
22. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
membantu hingga tersusunnya skripsi ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,
untuk itu sangat diharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan
manfaat bagi mahasiswa sebagai calon guru dan secara umum bagi peningkatan
mutu pendidikan guna melahirkan manusia yang berkualitas. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 19 Mei 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBUNG SKRIPSI .................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORITIK ..................................................................... 6
A. Kajian Teori .................................................................................... 6
1. Berpikir Reflektif ...................................................................... 6
2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) ................................................................................. 12
B. Deskripsi Materi Asam Basa......................................................... 18
C. Penelitian yang Relevan ................................................................ 21
D. Kerangka Pikir .............................................................................. 22
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 24
A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 24
B. Metode Penelitian ......................................................................... 24
C. Prosedur Penelitian ....................................................................... 24
D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 28
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 28
G. Validasi Instrumen ........................................................................ 31
H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 38
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 38
1. Data Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa
Secara Keseluruhan ................................................................. 38
2. Data Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan
Indikator .................................................................................. 38
3. Data Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan
Kelompok Siswa ..................................................................... 39
4. Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) ............................................................ 40
B. Pembahasan ................................................................................... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 57
A. Kesimpulan ................................................................................... 57
B. Saran ............................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58
LAMPIRAN ......................................................................................................... 62
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Berpikir Reflektif..................................... ............................. 12
Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah .................. 15
Tabel 3.1 Pembagian Kategori Kelompok Siswa ................................................. 27
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 28
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Berpikir Reflektif ........................................... 29
Tabel 3.4 Kisi-kisi Penilaian Hasil Lembar Observasi ......................................... 29
Tabel 3.5 Kisi-kisi Penilaian Hasil Lembar Kerja Siswa ...................................... 30
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas ............................................................................... 32
Tabel 3.7 Tingkat Daya Pembeda ......................................................................... 33
Tabel 3.8 Tingkat Kesukaran ................................................................................ 34
Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui Tes................................. 35
Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui Observasi .................... 36
Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui LKS ............................. 37
Tabel 4.1 Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa Secara Keseluruhan ...................... 38
Tabel 4.2 Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Kelompok Siswa ............. 39
Tabel 4.3 Keterlaksanaan Pembelajaran PBL ....................................................... 40
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian ...................................................... 23
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ................................................................ 26
Gambar 4.1 Grafik Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Indikator .......... 39
Gambar 4.2 Tahap Orientasi Siswa pada Masalah................................................ 43
Gambar 4.3 Tahap Mengorganisir Siswa dalam Belajar ...................................... 44
Gambar 4.4 Tahap Membimbing Penyelidikan Individual Maupun
Kelompok ......................................................................................... 44
Gambar 4.5 Tahap Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya ..................... 46
Gambar 4.6 Tahap Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan
Masalah ............................................................................................ 46
Gambar 4.7 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator
Reacting............................................................................................. 50
Gambar 4.8 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator
Comparing ........................................................................................ 50
Gambar 4.9 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator
Contemplating ................................................................................... 51
Gambar 4.10 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang Indikator
Reacting............................................................................................. 52
Gambar 4.11 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang Indikator
Comparing ...................................................................................... 52
Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang Indikator
Contemplating ................................................................................. 53
Gambar 4.13 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator
Reacting........................................................................................... 53
Gambar 4.14 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator
Comparing ...................................................................................... 54
Gambar 4.15 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator
Contemplating ................................................................................. 54
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Observasi ................................................. 63
Lampiran 2 Studi Pendahuluan Wawancara ..................................................... 64
Lampiran 3 Analisis KD dan Indikator Pembelajaran ...................................... 66
Lampiran 4 RPP ................................................................................................ 73
Lampiran 5 Instrumen Tes ................................................................................ 95
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa ...................................................................... 99
Lampiran 7 Lembar Observasi ......................................................................... 116
Lampiran 8 Validasi Instrumen ........................................................................ 130
Lampiran 9 Surat Izin Validasi Siswa ............................................................... 172
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian..................................................................... 173
Lampiran 11 Hasil Validasi Siswa .................................................................... 174
Lampiran 12 Hasil Tes Berpikir Reflektif ........................................................ 179
Lampiran 13 Hasil Lembar Kerja Siswa ........................................................... 184
Lampiran 14 Hasil Lembar Observasi .............................................................. 189
Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 194
Lampiran 16 Surat Keterangan Sekolah ........................................................... 197
Lampiran 17 Lembar Uji Referensi .................................................................. 198
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1, ayat 1 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya”. Pendidikan yang
mampu mengembangkan potensi peserta didik yaitu pendidikan yang dinamis
dan berkembang sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Oleh karena
itu, pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik,
sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema
kehidupan yang dihadapinya (Trianto, 2009, hlm. 1).
Namun, pendidikan di Indonesia saat ini masih tergolong rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara di seluruh dunia. Berdasarkan hasil
survey yang dilakukan oleh Organisation for Education Cooperation and
Development (OECD) pada tahun 2015 tentang peringkat pendidikan di dunia
menggunakan tes Programme for International Student Assessment (PISA)
menunjukkan skor sains Indonesia dalam peringkat rendah. Indonesia berada
pada peringkat 62 dari 70 negara yang ikut berpartisipasi, dengan rata-rata
skor sains anak-anak Indonesia 403, rata-rata skor membaca 397, dan rata-rata
skor untuk matematika 386 (PISA, 2015, hlm. 5). Diperkuat dengan hasil
laporan UNESCO di dunia internasional, Indeks Pembangunan Pendidikan
untuk Semua atau The Education Development Index (EDI) Indonesia pada
tahun 2014 berada di peringkat 57 dari 115 negara (Kemenkom, 2015, hlm. 1).
Rendahnya kemampuan sains anak-anak Indonesia disebabkan karena
kompetensi yang diujikan dalam tes tersebut berbeda dengan yang diajarkan di
sekolah. Kompetensi yang diujikan dalam PISA lebih mengacu pada
pemahaman, penalaran dan pemecahan masalah. Sementara itu, kompetensi
2
yang diajarkan di sekolah Indonesia belum mengacu kepada kompetensi yang
diujikan dalam PISA, sehingga kurangnya pemahaman konsep yang dimiliki
siswa yang berakibat masih rendahnya keterampilan berpikir reflektif yang
dimiliki siswa (PISA, 2015, hlm. 3).
Rendahnya keterampilan berpikir reflektif siswa ditunjukkan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Nindiasari, Kusumah, Sumarmo, dan Sabandar
(2014, hlm. 82) bahwa siswa masih terfokus pada rumus dan hafalan sehingga
siswa belum memahami konsep yang sedang dipelajari. Selain itu, Solfarina
(2012, hlm. 6), menyatakan bahwa dalam pembelajaran kimia diperlukan
keterampilan berpikir reflektif untuk menjelaskan suatu permasalahan yang
mengaitkan suatu konsep dengan konsep lain, sehingga dalam menyelesaikan
suatu permasalahan dapat dijelaskan dengan pengetahuan atau konsep yang
sudah dipahami. Jika proses pembelajaran kimia terus mengandalkan pada
rumus dan hafalan, maka keterampilan berpikir reflektif siswa tidak akan
berkembang karena kurang mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari
untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan
keterampilan berpikir reflektif peserta didik.
Peran guru sangat diperlukan dalam membangun keterampilan
berpikir reflektif siswa. Guru dituntut melakukan perubahan pada model
pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya keterampilan berpikir
reflektif siswa. Salah satu model yang dapat membangun keterampilan
berpikir reflektif siswa adalah model Problem Based Learning (PBL). Model
PBL berlandaskan filosofi konstruktivisme, dimana siswa diberikan
kesempatan lebih banyak untuk aktif mencari dan memeroses informasi
sendiri, membangun pengetahuan sendiri, dan membangun makna
berdasarkan pengalamannya (Linden, 2006, hlm. 56). Sejalan dengan
pendapat Sanjaya (2006, hlm. 220) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis
masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan
untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. Selain itu, pembelajaran
berbasis masalah juga, dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
3
Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan Angkotasan
dan Suryanto (2013, hlm. 99) di SMA Negeri 5 Kota Ternate. Hasil
penelitiannya yaitu model Problem Based Learning (PBL) efektif ditinjau
dari kemampuan berpikir reflektif matematis dan kemampuan pemecahan
masalah matematis pada siswa SMA Negeri 5 Kota Ternate. Selain itu
didukung oleh penelitian Kania (2012, hlm. 84) yang menunjukkan
peningkatan kemampuan berpikir reflektif menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah yakni dalam kategori baik.
Salah satu materi kimia dalam Kurikulum 2013 pada kelas XI
semester genap adalah asam basa. Pada pokok bahasan asam basa, siswa
dituntut agar dapat membedakan larutan asam dan basa berdasarkan
percobaan. Larutan asam dan basa merupakan materi yang memerlukan
kecakapan, keterampilan, pengetahuan konsep yang tinggi serta kemampuan
berpikir reflektif dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan materi tersebut, sehingga guru dituntut untuk meningkatkan
kualitas pembelajarannya.
Berdasarkan wawancara dengan guru kimia SMA Negeri 9 Tangerang
Selatan, materi asam basa merupakan salah satu materi yang dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Namun sering kali dianggap materi yang bersifat
hafalan dalam konsep teori asam dan basa. Siswa hanya menerima
pembelajaran yang diberikan oleh guru tanpa memberikan respon yang baik
terhadap materi. Ketika memasuki konsep teori asam dan basa siswa
mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Sebagian besar siswa tidak
mampu menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pengetahuan itu diterapkan untuk menyelesaikan masalah dalam situasi yang
berbeda, baik untuk mengerjakan soal-soal maupun penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik
untuk mengkaji bagaimana “Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model
Problem Based Learning (PBL) pada Materi Asam Basa”.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut
1. Pada pembelajaran kimia, siswa cenderung menghafalkan rumus sehingga
kemampuan berpikir reflektif peserta didik masih rendah.
2. Sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan materi yang sedang
mereka pelajari untuk menyelesaikan masalah.
3. Siswa mengalami kesulitan pada materi yang mereka pelajari untuk
menyelesaikan masalah konsep asam basa.
C. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Berpikir reflektif siswa yang diukur terdiri dari tiga indikator yaitu:
Reacting, Comparing dan Contemplating (Surbeck, 1991)
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model Problem Based
Learning (Arends, 2012)
3. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah asam basa
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu Bagaimanakah keterampilan berpikir reflektif siswa
melalui model Problem Based Learning (PBL) pada materi asam basa?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui keterampilan berpikir reflektif siswa
melalui model Problem Based Learning (PBL) pada materi asam basa.
5
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Siswa
Melalui model Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan berpikir reflektif siswa.
2. Guru
Sebagai wawasan bagi guru tentang salah satu model pembelajaran
yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
3. Peneliti
Sebagai acuan dan motivasi untuk melaksanakan penelitian lebih
lanjut dan sebagai referensi atau tolak ukur serta pembanding dalam
melakukan penelitian atau pun dalam hal lainnya selama penelitian ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat.
6
BAB II
LANDASAN TEORITIK
A. Kajian Teori
1. Berpikir Reflektif
a. Pengertian Berpikir
Berpikir adalah saat seseorang memperoleh pengetahuan lebih
banyak dari pengalaman yang telah dilakukan. Pengalaman ini
dilakukan secara sadar untuk mencapai suatu tujuan berbentuk
pemahaman, pengambilan keputusan, perencanaan, pemecahan
masalah, penilaian, tindakan dan sebagainya (DeBono, 1992, hlm.
36). Santock (2008, hlm. 357) mendefinisikan berpikir sebagai
manipulasi atau mengelola dan mentransfer suatu informasi dalam
otak sehingga akan membuat keputusan, membentuk konsep,
bernalar dan berpikir secara kritis, berpikir kreatif, dan memecahkan
masalah. Syam (2011, hlm. 5) mengemukakan berpikir merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk memahami suatu kejadian yang nyata
sehingga dapat memecahkan masalah dan mengambil suatu
keputusan untuk menghasilkan sesuatu hal yang baru. Menurut
Suryabrata (2010, hlm. 54) berpikir adalah suatu aktivitas aktif
dalam mengungkapkan tanggapan-tanggapan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa berpikir adalah ekplorasi pengalaman secara
nyata dalam rangka mengambil keputusan untuk memecahkan suatu
masalah dan membentuk konsep sehingga memperoleh sesuatu yang
baru.
Proses berpikir terbagi 2, yaitu berpikir autistik dan berpikir
realistik. Berpikir autistik yaitu berpikir dengan melamun,
menghayal, berfantasi, dan wishful thinking. Seseorang yang berpikir
seperti ini hanya melihat kehidupan sebagai khayalan saja dan
melihat kehidupan sebagai gambaran fantasi. Sedangkan berpikir
7
realistik atau disebut nalar yaitu berpikir dalam rangka
menyesuaikan diri dengan keadaan nyata (Syam, 2011, hlm. 5).
Syam (2011, hlm. 6-7) menyebutkan bahwa dalam berpikir
terjadi proses pemecahan masalah yang berlangsung 5 tahap, yaitu :
1) Adanya masalah
2) Menggali memori masa lalu untuk memecahkan masalah yang
efektif
3) Mencoba seluruh kemungkinan pemecahan masalah
4) Menggunakan lambang-lambang verbal dan grafis untuk
memecahkan masalah
5) Adanya pemecahan masalah.
b. Pengertian Berpikir Reflektif
Berpikir reflektif tertuang dalam Peraturan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 70 Tahun 2013
menyebutkan bahwa “landasan filosofi kurikulum 2013 bermaksud
untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam kemampuan
berpikir reflektif untuk penyelesaian masalah sosial di masyarakat”.
Berpikir reflektif diperkenalkan oleh John Dewey pada tahun
1910 dalam bukunya yang berjudul "How We Think”, sebuah karya
yang dirancang bagi para guru. Pemikiran dasar Dewey menyatakan
bahwa pembelajaran meningkatkan proses refleksi. Proses refleksi
ini berguna untuk meninjau kembali pemahaman siswa sehingga
dapat meningkatkan prestasinya dalam kelas (Shermis, 1999, hlm.
2).
John Dewey (1910, hlm. 2) mendefinisikan berpikir reflektif
adalah “active, persistent, and careful consideration of any belief or
supposed form of knowledge in the light of the grounds that support
it, and the further conclusions to which it tends”. Berpikir reflektif
adalah aktif, gigih, dan mempertimbangkan dengan saksama tentang
segala sesuatu yang dipercaya kebenarannya atau format yang
8
diharapkan tentang pengetahuan apabila dipandang dari sudut
pandang yang mendukungnya, dan menuju pada suatu kesimpulan.
Chen dalam Solfarina (2012, hlm. 7) “mendukung pendapat
Dewey melalui temuannya bahwa berpikir reflektif diperlukan dan
penting bagi profesional untuk mengembangkan profesionalitas
berkelanjutan, karena mendorong untuk belajar lebih lanjut dan
meningkatkan keterampilan berpikir lainnya”. Menurut Kuswana
(2011, hlm. 26) berpikir reflektif “menekankan pada pendekatan
aplikasi yang diterjemahkan menjadi keterampilan dan proses
pemecahan masalah”. Choy dan Oo (2012, hlm. 168) juga
menegaskan pendapat Dewey bahwa untuk berfikir secara reflektif,
seseorang seharusnya mampu mencantumkan ide-idenya untuk
membentuk satu hal yang stabil ke arah kesimpulan yang bersepadu
akibat daripada pemikiran konsisten. Berdasarkan penjelasan para
ahli maka, dapat disimpulkan bahwa berpikir reflektif adalah salah
satu dari berpikir tingkat tinggi yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah menggunakan pengetahuan lamanya untuk menjawab
masalah yang sedang dihadapi sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan.
Boody, Hamilton, dan Schon dalam Choy dan Oo (2012, hlm.
168-170) menjelaskan bahwa terdapat 4 karakteristik berpikir
reflektif, yaitu reflection as retrospective analysis, reflection as
problem solving, critical reflection of self, and reflection on beliefs
about self and self-efficacy.
1) Refleksi sebagai analisis retrospektif (kemampuan untuk
menilai diri sendiri)
Pendekatan ini siswa maupun guru masing-masing merefleksikan
pemikirannya untuk menggabungkan pengalaman sebelumnya
dan bagaimana pengalaman ini bisa berpengaruh saat dalam
prakteknya.
9
2) Refleksi sebagai proses pemecahan masalah (kesadaran
tentang bagaimana seseorang belajar)
Diperlukannya mengambil langkah-langkah untuk
menganalisis dan menjelaskan masalah sebelum mengambil
tindakan. Hal ini memungkinkan agar tindakan yang lebih
konstruktif yang harus diambil daripada menerapkan perbaikan
cepat.
3) Refleksi kritis pada diri (mengembangkan perbaikan diri
secara terus menerus).
Refleksi kritis dapat dianggap sebagai proses analisis,
mempertimbangkan kembali dan mempertanyakan
pengalaman dalam konteks yang luas dari suatu permasalahan.
4) Refleksi pada keyakinan dan keberhasilan diri.
Keyakinan lebih efektif dibandingkan dengan pengetahuan
dalam mempengaruhi seseorang pada saat menyelesaikan tugas
maupun masalah. Selain itu, keberhasilan merupakan peran
yang sangat penting dalam menentukan praktik dari
kemampuan berpikir reflektif.
Masalah hadir ketika seorang siswa penasaran, bingung, atau
tidak mampu menemukan solusi. Teori reflektif mengatakan bahwa
jika ingin menghasilkan masalah, maka buatlah pertanyaan dan
membuat rangkaian proses siswa menjawabnya. Lalu meminta
mereka membuat pertanyaan yang menciptakan konflik. Kemudian
membantu mereka mencapai jawaban yang tepat. Jika seseorang
ingin mengajar reflektif dan mengadakan diskusi reflektif, maka
tujuan, sasaran, atau tujuan harus mandat diskusi. Maka hal ini akan
mengurangi evaluasi yang menekankan pada hafalan (Shermis, 1999,
hlm. 3).
Kusumaningrum dan Saefudin (2012, hlm. 575)
mengemukakan bahwa terdapat lima komponen yang berkenaan
dengan kemampuan berpikir reflektif, diantaranya adalah :
10
1) Recognize or felt difficulty problem, merasakan dan
mengidentifikasi masalah. Masalah mungkin dirasakan siswa
setelah siswa membaca data pada soal. Kemudian, siswa
mencari cara untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Pada langkah ini, siswa merasakan adanya permasalahan dan
mengidentifikasinya.
2) Location and definition of the problem, membatasi dan
merumuskan masalah. Langkah ini menuntun siswa untuk
berpikir kritis. Berdasarkan pengalaman pada langkah pertama
tersebut, siswa mempunyai masalah khusus yang merangsang
pikirannya, dalam langkah ini siswa mencermati
permasalahan tersebut dan timbul upaya mempertajam
masalah.
3) Suggestion of possible solution, mengajukan beberapa
kemungkinan alternatif solusi pemecahan masalah. Pada
langkah ini, siswa mengembangkan berbagai kemungkinan dan
solusi untuk memecahkan masalah yang telah dibatasi dan
dirumuskan tersebut, siswa berusaha untuk mengadakan
penyelesaian masalah.
4) Rational elaboration of an idea, mengembangkan ide untuk
memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan. Siswa mencari informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah tersebut, dalam langkah ini siswa
memikirkan dan merumuskan penyelesaian masalah dengan
mengumpulkan data-data pendukung.
5) Test and formation of conclusion, melakukan tes untuk
menguji solusi pemecahan masalah dan menggunakannya
sebagai bahan pertimbangan membuat kesimpulan. Siswa
menguji kemungkinan dengan jalan menerapkannya untuk
memecahkan masalah sehingga siswa menemukan sendiri
keabsahan temuannya.
11
Berpikir reflektif memiliki tiga kategori menurut Dewey
(1910, hlm. 9-10) yaitu, sebagai berikut :
1) Curiosity (Keingintahuan)
Hal ini lebih kepada cara-cara siswa merespon masalah.
Curiosity merupakan keingintahuan seseorang akan penjelasan
fenomena-fenomena yang memerlukan jawaban fakta secara
jelas serta keinginan untuk mencari jawaban sendiri terhadap
soal yang diangkat.
2) Suggestion (Saran)
Suggestion merupakan ide-ide yang dirancang oleh siswa
akibat pengalamannya. Saran haruslah beraneka ragam agar
siswa mempunyai pilihan yang banyak dan luas serta
mendalam agar siswa dapat memahami inti masalahnya.
3) Orderlinnes (Keteraturan)
Dalam hal ini siswa harus mampu merangkum ide-idenya
untuk membentuk satu kesatuan.
Adapun menurut Surbeck, Han & Moyer (1991, hlm. 25-27)
berpikir reflektif berdasarkan respon siswa, yaitu :
1) Reaction/ Reacting
Tanggapan awal siswa di kelas berdasarkan pemahaman pribadi
terhadap masalah dengan berfokus pada sifat situasi alami.
2) Elaboration/ Comparing
Siswa melakukan analisis dan klarifikasi serta makna dan
informasi yang diyakini dengan cara membandingkan
pengalaman dengan pengalaman yang lain.
3) Contemplating
Pada kategori ini mengutamakan pengertian pribadi yang
mendalam seperti menguraikan menginformasikan,
mempertimbangkan, dan merekonstruksi situasi atau masalah.
12
Menurut Nisak (2013, hlm. 31-32) terdapat tiga indikator
berpikir reflektif. Tiga kelompok indikator berpikir reflektif tersebut
diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :
Tabel 2.1 Indikator Berpikir Reflektif
No Indikator Berpikir
Reflektif Aktivitas yang dilakukan
1 Reacting Menyebutkan apa yang diketahui
Menyebutkan apa yang ditanyakan
2 Comparing
Menjelaskan definisi
Mengaitkan masalah yang
ditanyakan dengan masalah yang
pernah dihadapi.
3 Contemplating
Mendeteksi kesalahan
Memperbaiki dan menjelaskan jika
terjadi kesalahan
Membuat kesimpulan dengan
benar
2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
Istilah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau yang
lebih dikenal dengan Problem Based Learning (PBL) diadopsi dari
istilah Inggris yaitu Problem Based Instruction (PBI). Model ini
sudah dikenal sejak zaman John Dewey (Trianto, 2009, hlm. 91).
“Model Problem Based Learning pada umumnya mendorong peserta
didik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata secara
berkelompok, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa pada
pembelajaran” (Maryani dan Fatmawati, 2015, hlm. 51).
Menurut Linden (2006, hlm. 56) Problem Based Learning
(PBL) merupakan model pembelajaran yang berlandaskan filosofi
konstruktivisme bahwa peserta didik diberikan kesempatan lebih
banyak untuk aktif mencari dan lebih lanjut memeroses informasi,
membangun pengetahuan dan makna berdasarkan pengalamannya.
Model Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model
13
pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga saat proses
pembelajaran dapat memberikan kondisi belajar aktif dan inovatif
(Yustina, Syafii, dan Apriliani, 2014, hlm. 61). PBL merupakan
suatu strategi pembelajaran, dalam hal ini peserta didik mengerjakan
permasalahan yang bersifat autentik dalam kehidupan sehari-hari,
dengan menyusun pengetahuan, mengembangan inkuiri dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi, serta mengembangkan
kemandirian dan percaya diri dalam belajar (Arends, 2012, hlm.
396).
Berdasarkan definisi para ahli maka dapat disimpulkan
bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based
Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang menyajikan
masalah di awal pembelajaran untuk mengembangkan berpikir siswa
dalam memecahkan masalah serta siswa dapat mengetahui mengapa
mereka harus mempelajari materi ajar tersebut.
b. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
Rusman (2013, hlm. 232-233) mengemukakan karakteristik
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :
1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada
di dunia nyata yang tidak terstruktur.
3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple
perspective).
4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh
siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan
identifikasi kebutuhan belajar.
5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama
6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,
penggunaanya, dan evaluasi sumber informasi merupakan
proses yang esensial dalam PBL
7) Belajar adalah kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
8) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan
masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi
14
pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah
permasalahan.
9) Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesi dan
integrasi dari sebuah proses belajar, dan
10) PBM melibatkan evaluasi dan riview pengetahuan siswa dan
proses belajar.
c. Sintak Pembelajaran Berbasis Masalah
Sintak suatu pembelajaran berisi langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Huda (2014, hlm. 272-273) mengemukakan sintak operasional PBL,
yakni sebagai berikut :
1) Pertama-tama siswa disajikan suatu masalah
2) Siswa mendiskusikan masalah dalam tutor PBL dalam
sebuah kelompok kecil. Mereka mengklarifikasi fakta-fakta
suatu kasus kemudian mendefinisikan sebuah masalah.
Mereka membrainstorming gagasan-gagasannya dengan
berpijak pada pengetahuan sebelumnya. Kemudian, mereka
mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan untuk
menyelesaikan masalah serta apa yang mereka butuhkan
untuk menyelesaikan masalah serta apa yang mereka tidak
ketahui. Mereka menelaah masalah tersebut. Mereka juga
mendesain suatu rencana tindakan untuk menggarap
masalah.
3) Siswa terlibat dalam studi independen untuk menyelesaikan
masalah di luar bimbingan guru. Hal ini bisa mencakup:
perpustakaan, database, website, masyarakat, dan observasi.
4) Siswa kembali pada tutor PBL, lalu saling sharing
informasi, melalui peer teaching atau cooperative learning
atas masalah tertentu.
5) Siswa menyajikan solusi atas masalah.
6) Siswa mereview apa yang mereka pelajari selama proses
pengajaran selama ini. Semua yang berpartisipasi dalam
proses tersebut terlibat dalam review pribadi, review
berpasangan, dan review berdasarkan bimbingan guru,
sekaligus melakukan refleksi atas kontribusi terhadap proses
tersebut.
15
Menurut Fogarty (dikutip oleh Rusman, 2013, hlm. 243)
langkah-langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam sebuah proses
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :
1. Menemukan masalah
2. Mendefinisikan masalah
3. Mengumpulkan fakta dengan menggunakan KND
4. Pembuatan hipotesis
5. Penelitian
6. Rephrasing masalah
7. Menyuguhkan alternatif
8. Menyusun solusi
Lingkungan belajar yang harus disiapkan dalam pembelajaran
berbasis masalah adalah lingkungan belajar yang terbuka,
menggunakan proses demokratis, dan menekankan pada peran aktif
siswa. Sehingga akan membantu siswa menjadi mandiri dan
mempunyai keterampilan intelektual yang mandiri. Pada lingkungan
belajar menekankan peran sentral siswa (Rusman, 2013, hlm. 243-
244).
Arends (2012, hlm. 443) mengemukakan bahwa langkah-
langkah pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
Fase Tahap Tingkah Laku Guru
1. Orientasi siswa
pada masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang
dibutuhkan, mengajukan fenomena
atau demonstrasi atau cerita untuk
memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat
dalam pemecahan masalah.
2. Mengorganisir
siswa untuk belajar
Membantu siswa untuk
mendefinisikan dan mengorganisir
tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
16
Fase Tahap Tingkah Laku Guru
3. Membimbing
penyelidikan
individual maupun
kelompok
Mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
4. Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan,
video, dan model serta membantu
mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.
5. Menganalisis dan
mengevaluasi
proses pemecahan
masalah
Membantu siswa untuk
melakakukan refleksi atau eveluasi
terhadapa penyelidikan mereka
dan proses-proses yang mereka
gunakan.
d. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
Tujuan pembelajaran berbasis masalah adalah penguasaaan
materi pelajaran dari disiplin heuristik dan pengembangan
keterampilan pemecahan masalah. PBM berhubungan dengan
keterampilan memaknai informasi, lifewide learning, kolaboratif dan
belajar tim, serta keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif
(Rusman, 2013, hlm. 238).
Menurut Trianto (2009, hlm. 94-96) tujuan pembelajaran
berbasis masalah yaitu :
1) Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan pemecahan masalah
Keterampilan berpikir adalah proses yang melibatkan operasional
mental untuk menganalisis, mengkritik, dan membuat kesimpulan
berdasarkan berbagai pertimbangan. Keterampilan pemecahan
masalah adalah konteks dari keterampilan berpikir tingkat tinggi
yang tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang
17
dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih
konkret.
2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik
Model pembelajaran berdasarkan masalah amat penting untuk
menjembatani gap antara pembelajaran di sekolah formal dengan
aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah
sehingga memiliki implikasi: mendorong kerjasama dalam
menyelesaikan tugas, memiliki elemen-elemen belajar magang, dan
melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri.
3) Menjadi pembelajar yang mandiri
Adanya bimbingan guru secara terus menerus akan mendorong dan
mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari
penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa
belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam
hidupnya kelak.
e. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Masalah
Banyak keunggulan dari pembelajaran berbasis masalah ini
telah diungkapkan oleh para ahli, salah satunya menurut Sanjaya
(2006, hlm. 220-221) menyatakan bahwa :
a) Pembelajaran berbasis masalah adalah teknik yang cukup bagus
untuk memahami isi pelajaran
b) Pembelajaran berbasis masalah dapat menantang kemampuan
siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan
baru bagi siswa
c) Pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa
d) Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa bagaimana
mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata
18
e) Pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan
f) Pembelajaran berbasis masalah bisa memperlihatkan kepada siswa
bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain
sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu
yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari
guru atau dari buku-buku saja.
g) Pembelajaran berbasis masalah dianggap lebih menyenangkan dan
disukai siswa
h) Pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
baru.
i) Pembelajaran berbasis masalah dapat memberikan kesempatan
pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
miliki dalam dunia nyata
j) Pembelajaran berbasis masalah dapat mengembangkan minat siswa
untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir.
B. Deskripsi Materi Asam Basa
1. Teori Asam Basa
Asam dan basa (alkali) sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah
asam berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa
(alkali) diambil dari bahasa Arab untuk abu. Jauh sebelum Arrhenius,
berabad-abad yang lalu para ilmuan telah mendefinisikan asam dan basa
atas dasar sifat-sifatnya. Pada tahun 1777, Lavoisier menyatakan bahwa
semua asam selalu mengandung suatu unsur dasar yaitu oksigen.
Selanjutnya di tahun 1810, Davy menunjukkan bahwa asam muriatat (asam
hidroklorida) hanya mengandung hidrogen dan klor. Tidak mengandung
19
oksigen dan dengan itu menetapkan bahwa hidrogenlah dan bukan oksigen
yang menjadi unsur dasar di dalam asam (Petrucci, 1987, hlm. 260).
a. Asam dan basa menurut Arrhenius
Menurut Arrhenius, larutan bersifat asam apabila suatu jenis zat
yang jika terurai menghasilkan ion hidrogen (H+). Contoh :
HCl(aq) H+
(aq) + Cl-(aq)
Sedangkan basa apabila larutan terurai menghasilkan ion
hidroksida (OH-).
NaOH(aq) Na+
(aq) + OH-(aq)
Teori Arrhenius juga berhasil menerangkan aktivitas katalis
dari asam dalam reaksi-reaksi tertentu. Asam yang merupakan katalis
yang paling efektif adalah asam yang mempunyai daya konduksi yang
paling baik, yaitu asam kuat. Semakin kuat asam, semakin tinggi
konsentrasi H+
di dalam larutannya (Petrucci, 1987, hlm. 261).
b. Asam dan Basa Menurut Bronsted-Lowry
Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah donor (pemberi) proton
sedangkan basa adalah akseptor (penerima) proton. Contoh:
HCl + NH3 Cl- + NH4
+
Suatu asam (1) kehilangan proton akan menjadi basa (1) dan
basa (2) yang mendapatkan proton akan menjadi asam (2). Secara
umum perpindahan proton berlaku dua arah (reversible). Jika basa (1)
mendapatkan kembali proton, asam (1) terbentuk. Basa (1) disebut
basa konjugasi dari asam. Begitu juga asam (2) adalah asam konjugat
dari basa (2) (Patrucci, 1987, hlm. 262)
c. Asam dan Basa Menurut Lewis
Menurut Lewis, asam adalah akseptor (penerima) pasangan
elektron dan basa adalah donor (pemberi) pasangan elektron. Dalam
(1) (2) (1) (2)
(asam) (basa) (basa (asam
Konjugasi) konjugasi)
20
hal ini dapat diketahui tentang ikatan kimia, asam adalah zat yang
mempunyi orbital yang belum penuh dan kekurangan elektron. Basa
adalah zat yang memiliki pasangan elektron yang dapat digunakan
bersama. Contoh :
Dalam reaksi di atas, BF3 berfungsi sebagai basa lewis dan NH3
sebagai basa lewis sebuah ikatan pasangan elektron (ikatan koordinat
kovalen) terbentuk diantara atom B dan N (Patrucci, 1987, hlm 263-
264).
Contoh dalam kehidupan sehari-hari : Di dalam obat mag
terkandung zat yang bersifat basa yang dapat mengurangi kelebihan asam
lambung. Asam yang terkandung dalam lambung yaitu HCl dan basa yang
terkandung dalam obat mag yaitu Mg(OH)2, Al(OH)3, atau campuran
keduanya. Obat mag dapat mengurangi kelebihan asam lambung karena
terjadi reaksi antara asam lambung dengan bahan aktif dalam obat maag.
2. Indikator Asam Basa
Noda kunyit akan memberikan warna yang berbeda. Ketika noda
kunyit diberi larutan asam akan berubah warna menjadi kuning cerah dan
ketika diberi larutan basa akan berubah warna menjadi coklat. Sifat-sifat
lain dari asam dan basa adalah pengaruhnya pada indikator. Indikator
adalah suatu zat yang digunakan untuk membedakan asam atau basa
(Brady, 2000, hlm. 201). Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui
kekuatan suatu asam atau basa. Indikator ada 2 macam, yaitu indikator
alami dan indikator buatan. Indikator alami terdapat pada beberapa jenis
tanaman yakni mahkota bunga sepatu, bunga hydrangea, kubis merah,
kunyit, bunga waru, kayu secang, dan lain sebagainya. Syarat dapat
tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam basa adalah terjadinya
21
perubahan warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam dan
larutan basa. Indikator alami yang digunakan biasanya dalam bentuk
larutan yang kemudian diteteskan pada cairan/ larutan yang akan diuji.
Namun kekurangan indikator alam ini tidak tahan lama dan menimbulkan
bau yang tidak sedap apabila disimpan terlalu lama. Indikator buatan yakni
terdapat 2 bentuk, bantuk kertas : kertas lakmus dan indikator universal,
serta indikator buatan dalam bentuk larutan. Kertas lakmus ada yang
berwarna merah dan biru. Meskipun dapat menunjukkan sifat asam dan
sifat basa suatu larutan, indikator kertas lakmus biru dan kertas lakmus
merah tidak dapat menunjukkan seberapa kuat sifat asam maupun basa
suatu larutan. Sedangkan indikator universal dapat menunjukkan kekutan
asam maupun basa, ditunjukkan pada deret perubahan warnanya. Indikator
buatan dalam bentuk larutan, misalnya fenolptalein, larutan metil merah,
larutan metil biru, dan sebagainya (Lestari, 2016, hlm. 69-70).
C. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan penelitian terkait
dengan model Problem Based Learning (PBL) yaitu penelitian Angkotasan
dan Suryanto (2013) yang berjudul “Model PBL dan Cooperative Learning
Tipe TAI Ditinjau dari Aspek Kemampuan Berpikir Reflektif dan Pemecahan
Masalah”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
model Problem Based Learning efektif ditinjau dari kemampuan berpikir
reflektif dan pemecahan masalah pada siswa SMA Negeri 5 Kota Ternate.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Solfarina (2012) dengan judul
“Pembelajaran Ikatan Kimia Berbasis E-Learning Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Reflektif Bagi Mahasiswa Calon Guru”. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran ikatan kimia berbasis e-
learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir reflektif mahasiswa.
Penelitian yang sejalan dilakukan juga oleh Nisak (2013) dengan
judul “Analisis Kemampuan Reflektif Siswa dalam Memecahkan Masalah
Berbentuk Semantik, Figural, dan Simbolik pada Pokok Bahasan Fungsi
22
Kelas XI IPA di MAN Nglawak Kertosono Nganjuk”. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa keterampilan berpikir reflektif siswa dalam memecahkan
masalah berbentuk semantik, figural, dan simbolik pada kelompok tinggi,
sedang, rendah memiliki kategori sangat tinggi dan tinggi.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Pratikno (2016) dengan judul
“Analisis Kemampuan Berpikir Reflektif dalam Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika Subpokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Siswa
Kelas X Pembangkit Listrik (PBL) SMK Negeri 2 Jember”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa pada kelas interval 6 termasuk dalam kategori
sangat tinggi, siswa pada kelas interval 5 termasuk dalam kategori tinggi, dan
siswa pada kelas interval 2 termasuk dalam kategori rendah.
D. Kerangka Pikir
Masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia mengakibatkan
sulitnya anak-anak Indonesia untuk bersaing dengan anak-anak lain di seluruh
dunia. Faktor penyebabnya karena masih rendahnya kemampuan sains anak-
anak di Indonesia dan berbedanya kompetensi yang diajarkan di Indonesia
dengan negara lain. Di negara lain kompetensi yang diajarkan sudah mengacu
kepada kemampuan anak berpikir tingkat tinggi sehingga timbul keterampilan
berpikir reflektif siswa. Sedangkan di Indonesia sendiri kompetensi yang
diajarkan belum mengacu kepada keterampilan berpikir reflektif siswa. Salah
satu mata pelajaran sains yang masih menggunakan kompetensi pembelajaran
seperti itu adalah mata pelajaran kimia dalam materi asam basa. Untuk
meningkatkan keterampilan berpikir reflektif, siswa diperlukan model
pembelajaran yang dapat menimbulkan keterampilan berpikir reflektif siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat menimbulkan keterampilan
berpikir reflektif siwa adalah model Problem Based Learning (PBL).
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa melalui Problem
Based Learning (PBL) akan menimbulkan keterampilan berpikir reflektif
siswa.
23
akibatnya
faktor penyebabnya
contoh materi
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Rendahnya berpikir reflektif
siswa
Siswa cenderung menghapalkan rumus
Siswa tidak mampu menghubungkan materi yang sedang
mereka pelajari untuk menyelesaikan masalah.
Larutan asam basa
Model Problem Based Learning
(PBL)
1. Orientasi siswa pada masalah
-Membaca masalah pada wacana
-Mengidentifikasi masalah pada wacana
-Menuliskan masalah pada wacana
2. Mengorganisir siswa untuk belajar
-Mengidentifikasi masalah pada wacana melalui diskusi
kelompok
-Membedakan beberapa teori asam basa secara
berkelompok
3. Membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok
-Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan
baik melalui studi literatur maupun praktikum
-Melakukan kegiatan secara individu maupun kelompok.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
-Mempresentasikan hasil diskusi
-Memberikan tanggapan berupa saran, komentar, atau
pertanyaan kepada kelompok lain (penyaji).
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
-Menyimpulkan kembali/ mengevaluasi konsep bersama
guru
Reacting
Reacting
Comparing
Contemplating
Kemampuan
Berpikir
Reflektif
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 16 Januari – 01 Februari 2017 tahun
ajaran 2016/2017. Tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 9 Tangerang
Selatan yang beralamatkan di Jl. Hidup Baru No. 31 Serua Raya Ciputat.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif, yaitu untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
peristiwa atau kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-
angka yang bermakna (Hamdi dan Bahruddin, 2014, hlm. 5).
C. Prosedur Penelitian
Terdapat tiga tahap dalam penelitian ini, yaitu persiapan, pelaksanaan,
dan penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan analisis Kompetensi Dasar (KD) dan menentukan
indikator pembelajaran pada materi larutan asam basa yang dapat
diterapkan dengan model PBL sehingga dapat memunculkan berpikir
reflektif siswa dengan optimal.
b. Menganalisis berpikir reflektif yang disesuaikan dengan model PBL
pada materi larutan asam basa menurut Surbeck, Han, dan Moyer
(1991).
c. Membuat instrumen penelitian berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), tes
essay dan lembar observasi yang sesuai dengan model PBL dan
indikator berpikir reflektif yang telah ditentukan.
d. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan indikator
pembelajaran yang disesuaikan dengan berpikir reflektif dan langkah
pembelajaran yang disesuaikan dengan model PBL.
25
e. Menguji validitas konstruksi (judgment experts) dan memperbaiki
instrumen sesuai saran para ahli.
f. Menguji cobakan instrumen tes yang telah dibuat kepada siswa. Hasil
uji coba dikonsultasikan kembali dengan dosen.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 3 kali pertemuan.
Seluruh pertemuan dilakukan dengan model PBL sesuai dengan RPP
yang telah dibuat. Pada saat pelaksanaan pembelajaran ditunjang
dengan LKS dan lembar observasi untuk memunculkan berpikir
reflektif dan keterlaksanaan model PBL. Masalah diberikan guru dari
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Pada pertemuan pertama
masalah yang diberikan yakni tentang indikator asam dan basa,
pertemuan kedua berisikan masalah tentang manfaat obat maag, dan
masalah pada pertemuan ketiga adalah tentang noda kunyit yang
menempel pada baju. Setelah diberikan masalah dalam bentuk wacana,
siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS yang berkaitan
dengan materi yang dipelajari secara berkelompok. Sebelumnya
kelompok tersebut sudah dibentuk pada awal pembelajaran. LKS
terdiri dari 5 tahap yaitu tahap orientasi siswa pada masalah, tahap
mengorganisasi siswa dalam belajar, tahap membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok, tahap mengembangkan dan menyajikan
hasil karya, serta tahap menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Pada akhir pertemuan, mengisi tes essay berpikir
reflektif dan mengumpulkannya untuk di analisis.
3. Tahap Penyelesaian
a. Mengolah data hasil
b. Menganalisis data
c. Membuat kesimpulan
26
Secara garis besar prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti sebagai berikut:
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian
Analisis KD dan
Indikator
Kurikulum 2013
Studi Kepustakaan
Berpikir Reflektif
Studi Kepustakaan
Model PBL
Pembuatan Instrumen Penelitian
Pembuatan RPP dengan model PBL
Revisi
LKS
Tes Essay
Lembar
Observasi
Validasi Instrumen
YA Memperbanyak
Instrumen
Penelitian Model PBL
Lembar
Observas
i
LKS
Tes Essay
Analisis Data
Menuliskan hasil dan
pembahasan
Membuat
Kesimpulan
Tahap
Persiapan
Tahap
Pelaksanaan
Tahap
Penyelesaian
27
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi” (Arikunto, 2010, hlm. 173).
Sedangkan sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel” (Arikunto, 2010, hlm. 174).
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 9
Tangerang Selatan, populasi terjangkau siswa kelas XI IPA pada SMA Negeri
9 Tangerang Selatan semester genap tahun ajaran 2016/2017. Sampel
penelitian diambil dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh
kelas XI IPA 1 yang terdiri dari 39 siswa. Teknik Purposive Sampling
bertujuan untuk mengambil sampel berdasarkan tujuan penelitian bukan
berdasarkan atas strata (Arikunto, 2010, hlm 183). Selanjutnya peneliti
mengelompokkan siswa tersebut menjadi 3 kategori, kategori tinggi, kategori
sedang, dan kategori rendah. Siswa dikelompokkan berdasarkan hasil
perhitungan standar deviasi yang diolah dari hasil UTS. Menurut Arikunto
(2015, hlm. 112) rumus standar deviasi sebagai berikut :
S = √∑
Keterangan :
Kelompok tinggi : ≥ Mean + Standar Deviasi
Kelompok sedang: Mean- Standar Deviasi < x < Mean + Standar Deviasi
Kelompok rendah : ≤ Mean – Standar Deviasi
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 3.1 Pembagian Kategori Kelompok Siswa
Kelompok Siswa Kriteria Jumlah Siswa
Tinggi ≥85 4 Orang
Sedang 60 < N < 85 31 Orang
Rendah ≤ 60 4 Orang
28
E. Teknik Pengumpulan Data
Sebuah penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) membutuhkan teknik dan alat
penelitian yang relevan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya
yaitu:
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data No Data Instrumen Waktu
1.
Kemampuan
berpikir reflektif Soal essay
Dilakukan di kelas sesudah
diajarkan materi larutan asam dan
basa
2. Keterlaksanaan
model PBL
Lembar Kerja
Siswa
Dilakukan di kelas ketika proses
pembelajaran menggunakan model
Problem Based Learning (PBL)
Lembar
Observasi
Dilakukan di kelas ketika proses
pembelajaran berlangsung.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data dalam penelitian
yang dilakukan. Ada 3 instrumen yang digunakan oleh peneliti, yaitu tes
essay, lembar observasi, dan LKS. Soal essay digunakan sebagai instrumen
utama dalam menganalisis berpikir reflektif siswa yang tercapai, sedangkan
lembar observasi dan LKS digunakan sebagai instrumen pendukung untuk
menguatkan data.
1. Tes
Tes adalah berupa latihan atau serentetan pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2010, hlm. 193). Tes yang dilakukan yaitu tes essay. Pemberian
tes essay kepada siswa bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir
reflektif siswa pada materi larutan asam basa. Adapun kisi-kisi soal
essay berpikir reflektif siswa dipaparkan pada Tabel 3.3.
29
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Berpikir Reflektif
No. Indikator Berpikir
Reflektif Soal Valid Soal Invalid
1 Reacting
1,2,4,7,9,11,
13,14,15,16
3*,5*,6*,8*,10*,
12* 2 Comparing
3 Contemplating
Jumlah 10 6
Keterangan *: Soal yang Invalid
2. Lembar Observasi
Lembar Observasi adalah alat yang digunakan untuk melakukan
kegiatan pengamatan suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra
(Arikunto, 2010, hlm. 199). Melalui lembar observasi dapat terlihat
kemunculan berpikir reflektif siswa yang diamati dengan menggunakan
panca indra secara langsung. Adapun hubungan antara kegiatan yang
diamati dalam proses belajar dan indikator berpikir reflektif yang diteliti
dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Penilaian Lembar Observasi
No Indikator
Berpikir
Reflektif
Aktivitas yang dilakukan No Kegiatan
1 Reacting Tanggapan awal siswa di kelas
berdasarkan pemahaman pribadi
terhadap masalah dengan
berfokus pada sifat situasi alami.
5,8,9,11,16
(LO 1)
5,8,11 (LO 2)
6 (LO 3)
2 Comparing Siswa melakukan analisis dan
klarifikasi serta makna dan
informasi yang diyakini dengan
cara membandingkan pengala-
man dengan pengalaman yang
lain.
12,14 (LO 1)
10, 15 (LO 2)
10,13,15 (LO
3)
3 Contemplating Mengutamakan pengertian
pribadi yang mendalam seperti
menguraikan menginformasi-
kan, mempertimbangkan, dan
merekonstruksi situasi atau
masalah.
13,15,17 (LO
1)
17 (LO 2)
17 (LO 3)
Keterangan LO: Lembar Observasi
30
Berdasarkan Tabel 3.4 terdapat 3 aspek berpikir reflektif yang
dapat diukur dengan menggunakan lembar observasi pada saat
pembelajaran sedang berlangsung.
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah “panduan siswa yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penyelidikan pemecahan masalah” (Trianto,
2009, hlm. 222). Pada penelitian, Lembar Kerja Siswa (LKS) ini
digunakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran di kelas yang di
dalamnya terdapat permasalahan-permasalahan yang diselesaikan melalui
langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL). Lembar Kerja
Siswa (LKS) dikerjakan ketika proses pembelajaran dilakukan. Hal
tersebut sebagai bukti bahwa model Problem Based Learning (PBL) telah
dilaksanakan, sehingga memudahkan proses penilaiannya dan dibuatlah
rubrik penilaian lembar kerja siswa (LKS).
Adapun hubungan antara permasalahan-permasalahan dalam
bentuk pertanyaan pada LKS dan indikator berpikir reflektif yang diteliti
dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Penilaian Hasil Lembar Kerja Siswa
No Indikator
Berpikir
Reflektif
Aktivitas yang dilakukan No Soal
1 Reacting
Tanggapan awal siswa di
kelas berdasarkan pemaha-
man pribadi terhadap masalah
dengan berfokus pada sifat
situasi alami.
1,2,4,5,6,11
(Kegiatan 1)
1,2,4,5
(Kegiatan 2)
1,2,3
(Kegiatan 3)
2 Comparing
Siswa melakukan analisis dan
klarifikasi serta makna dan
informasi yang diyakini
dengan cara membandingkan
pengalaman dengan
pengalaman yang lain.
3,7,8,9,10
(Kegiatan 1)
3,6,7
(Kegiatan 2)
4,5,6
(Kegiatan 3)
31
No Indikator
Berpikir
Reflektif
Aktivitas yang dilakukan No Soal
3 Contemplating
Mengutamakan pengertian
pribadi yang mendalam
seperti menguraikan mengin-
formasikan, mempertimbang-
kan, dan merekonstruksi
situasi atau masalah.
12 (Kegiatan 1)
8,9 (Kegiatan 2)
7 (Kegiatan 3)
Berdasarkan Tabel 3.6 terdapat 3 indikator berpikir reflektif siswa
yang dapat terukur menggunakan LKS.
G. Validasi Instrumen
Untuk menguji apakah instrumen itu valid atau tidak dibutuhkan uji
validitas.
1. Validitas Logis
Menurut Arikunto (2015, hlm. 81) validitas logis terdiri dari
validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi bagi sebuah instrumen
adalah menunjukkan instrumen tersebut sesuai dengan isi materi konsep
yang akan dievaluasi. Adapun validitas konstruk sebuah instrumen yang
menunjukkan instrumen tersebut sesuai dengan konstrak dilakukan dengan
mengkonsultasikan setiap butir soal essay, LKS dan lembar observasi yang
akan digunakan kepada dua dosen sebagai validator ahli.
2. Validitas Empiris
Validitas empiris ini dilakukan hanya pada instrumen tes. Menurut
Arikunto (2015, hlm. 81) sebuah instrumen akan dikatakan telah memiliki
validitas empiris jika telah diuji dari pengalaman. Untuk menguji validitas
empiris instrumen yang dibuat, tes diuji cobakan kepada siswa yang bukan
subjek penelitian lalu dihitung validitas setiap butir soalnya. Validitas
empiris hanya dilakukan pada instrumen tes sedangkan untuk LKS dan
observasi hanya menggunakan validitas isi dan konstruk.
32
a. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan taraf kepercayaan. Tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila
memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2015, hlm. 100). Adapun
rumus reliabilitas menurut Riduwan (2015, hlm. 109) yaitu :
rii = [
] [
]
Keterangan :
rii = reliabilitas menggunakan persamaan KR-21
p = proporsi siswa yang menjawab benar
q = proporsi siswa yang menjawab salah
k = banyak soal
St^2 = standar deviasi atau simpangan baku
Adapun kriteria reliabelitas menurut Arifin (2011, hlm. 257)
dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut :
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas
Indeks Klasifikasi Penafsiran
r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah Buruk Sekali
0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah Buruk
0,40 < r11 ≤ 0,60 Sedang Cukup
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tingggi Baik
r11 >0,80 Sangat Tinggi Sangat Baik
Untuk mendapatkan nilai reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan software Anates Versi 4.0.4. Berdasarkan uji reliabilitas
dengan menggunakan software Anates Versi 4.0.4 didapatkan nilai
reliabilitas seluruh item adalah 0,96 termasuk dalam kategori sangat
baik.
33
b. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2015, hlm. 226). Adapun
rumus daya pembeda menurut Arikunto (2015, hlm. 228) yaitu :
D =
-
= PA -PB
Keterangan :
D = Daya pembeda
BA= jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar
JA = Jumlah siswa kelompok atas
JB = Jumlah siswa keompok bawah
Sebagai acuan tolak ukur koefisien daya pembeda menurut
Arikunto (2015, hlm. 232) dapat digunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.7 Tingkatan Daya Pembeda
Tingkat Daya Pembeda Keterangan
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
Untuk mendapatkan nilai daya pembeda dalam penelitian ini
menggunakan software Anates Versi 4.0.4. Hasil pengujian daya
pembeda seluruh butir soal secara lengkap terdapat dalam lampiran
11.
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah sebuah pengukuran untuk mengukur
seberapa besar indeks kesukaran suatu soal (Arikunto, 2015, hlm.
223). Adapun rumus tingkat kesukaran soal menurut Arikunto (2015,
hlm. 223) sebagai berikut :
P =
34
Keterangan :
P = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyak siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksud
Tolak ukur suatu indeks kesukaran yang digunakan menurut
Arikunto (2015, hlm. 225) yakni sebagai berikut :
Tabel 3.8 Tingkatan Kesukaran
Tingkatan Kesukaran Keterangan
0,00 – 0,30 Soal sukar
0,31 – 0,70 Soal sedang
0,71 – 1,00 Soal mudah
Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini
menggunakan software Anates versi 4.0.4. hasil pengujian tingkat
kesukaran seluruh butir soal secara lengkap terdapat pada lampiran
11.
H. Teknis Analisis Data
Setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan adalah deskiptif
kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mencari jumlah frekuensi dan mencari jumlah persentasenya.
1. Data Hasil Tes Essay
Tes essay ini terdiri dari 8 soal yang mewakili tiap indikator
berpikir reflektif. Setiap butir soal terdiri atas 3 indikator berpikir reflektif
yaitu Reacting, Comparing dan Contemplating. Setiap soal terdiri dari 3
indikator berpikir reflektif dengan skor perindikator menggunakan skala
likert (0-4) dan diberi skor maksimum 12. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan cara :
35
a. Memberi skor mentah pada setiap jawaban siswa pada soal essay
berdasarkan standar jawaban yang telah dibuat.
b. Menghitung skor total dari soal essay untuk masing-masing siswa
berdasarkan setiap indikatornya.
c. Menentukan nilai persentase berpikir reflektif masing-masing siswa.
Menurur Purwanto (2002, hlm.102) di dalam bukunya disebutkan
bahwa nilai persentase dicari dengan menggunakan rumus:
NP =
x 100
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal
100 = Bilangan tetap
d. Menghitung skor rata-rata untuk seluruh aspek indikator berpikir
reflektif yang terdapat pada tes untuk nilai persentase dicari dengan
menggunakan rumus:
Rata-rata =
e. Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan kriteria. Adapun
kriteria tingkat kemampuan siswa melalui tes menurut Riduwan (2015,
hlm.89) yakni sebagai berikut :
Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa
Melalui Tes
Interval Skor (%) Kategori
81 – 100 Sangat Baik
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat Kurang
Perhitungan tingkat kemampuan siswa melalui tes dalam
penelitian ini menggunakan perhitungan manual.
36
2. Data Observasi
Menganalisis hasil observasi yang dilakukan kepada seluruh
siswa yang terdiri dari 6 kelompok. Hasil data observasi ini digunakan
untuk dapat melengkapi data-data penelitian yang telah diolah. Data yang
diperoleh dari lembar observasi dianalisis dengan cara :
a. Menjumlahkan banyak ceklis (√) pada setiap kolom yang terdapat
pada lembar observasi dari tiap-tiap aspek indikator berpikir reflektif
dengan cara pemberian skor berpikir reflektif siswa menggunakan
skala likert (0-4).
b. Mencari persentase dari masing-masing indikator yang muncul.
Menurur Purwanto (2002, hlm.102 ) di dalam bukunya disebutkan
bahwa nilai persentase dicari dengan menggunakan rumus:
NP =
x 100
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal
100 = Bilangan tetap
c. Menginterpretasikan secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek
indikator berpikir reflektif yang muncul selama proses pembelajaran.
Adapun kriteria tingkat kemampuan siswa melalui observasi menurut
Riduwan (2015, hlm.89 ) yaitu:
Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa
Melalui Observasi
Interval Skor (%) Kategori
81 – 100 Sangat Baik
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat Kurang
37
Perhitungan tingkat kemampuan siswa melalui observasi
dalam penelitian ini menggunakan perhitungan manual.
3. Data Lembar Kerja Siswa (LKS)
a. Memberi skor terhadap jawaban lembar kerja siswa (LKS)
berdasarkan penilaian yang telah dibuat dengan menggunakan skala
likert (0-4).
b. Mencari persentase dari masing-masing indikator yang muncul.
Menurur Purwanto (2002, hlm. 102 ) di dalam bukunya disebutkan
bahwa nilai persentase dicari dengan menggunakan rumus:
NP =
x 100
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal
100 = Bilangan tetap
c. Menginterpretasikan secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek
indikator berpikir reflektif yang muncul selama proses pembelajaran.
Adapun kriteria tingkat kemampuan siswa melalui Lembar Kerja
Siswa (LKS) menurut Riduwan (2013, hlm. 89 ) yaitu:
Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa Melalui LKS
Interval Skor
(%)
Kategori
81 – 100 Sangat Baik
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat Kurang
Perhitungan tingkat kemampuan siswa melalui LKS dalam
penelitian ini menggunakan perhitungan manual.
38
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan beberapa data hasil penelitian berpikir
reflektif siswa SMA kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
pada materi asam basa menggunakan model PBL. Hasil pengukuran
indikator berpikir reflektif siswa diukur melalui tes essay, lembar
observasi dan LKS. Berikut ini adalah data hasil penelitian yang diperoleh:
1. Data Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa Secara Keseluruhan
Data hasil tes berpikir reflektif siswa secara keseluruhan dapat
dijelaskan secara rinci pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa Secara
Keseluruhan
Data Jumlah
Sampel 39
Nilai Tertinggi 96,8
Nilai Terendah 57,3
Rata-Rata 75,2
Standar Deviasi 8,8
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes
siswa secara keseluruhan adalah 75,2 (baik) dengan nilai tertinggi 96,8
(sangat baik) dan nilai terendah 57,3 (cukup) serta standar deviasi 8,8.
2. Data Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Indikator
Data hasil berpikir reflektif siswa berdasarkan indikator
berpikir reflektif dapat dijelaskan secara rinci pada Gambar 4.1
39
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Indikator Berpikir Reflektif Siswa
90
72.20 62.80
Per
sen
tase
Rata
-Rata
Reacting Comparing Contemplating
Gambar 4.1 Grafik Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan
Indikator
Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata
indikator berpikir reflektif siswa pada indikator Reacting sebesar 90%
(sangat baik), Comparing sebesar 72,20% (baik), dan Contemplating
sebesar 62,80% (baik). Hal ini menunjukkan nilai rata-rata indikator
berpikir reflektif yang tertinggi pada indikator Reacting dan terendah
pada indikator Contemplating.
3. Data Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Kelompok Siswa
Data hasil berpikir reflektif siswa berdasarkan kelompok siswa
dapat dijelaskan secara rinci pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Berpikir Reflektif Siswa Berdasarkan Kelompok
Siswa
Indikator
Berpikir
Reflektif
Kelompok
Tinggi
Kelompok
Sedang
Kelompok
Rendah
% Kategori % Kategori % Kategori
Reacting 90,6 Sangat
Baik
90,1 Sangat
Baik
90,6 Sangat
Baik
Comparing 78,9 Baik 70,2 Baik 76,5 Baik
Contemplating 61 Baik 62,9 Baik 61,7 Baik
Rata-Rata 76,8 Baik 74,4 Baik 76,3 Baik
40
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata
berpikir reflektif siswa pada kelompok tinggi sebesar 76,8% (baik),
pada kelompok sedang sebesar 74,8% (baik) dan pada kelompok
rendah sebesar 76,3% (baik). Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai
rata-rata berpikir reflektif siswa pada kelompok tinggi, sedang dan
rendah termasuk dalam kategori baik.
4. Data Keterlaksanaan Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)
Data keterlaksanaan pembelajaran PBL dalam meningkatkan
kemampuan berpikir reflektif siswa diperoleh dari instrumen LKS dan
lembar observasi. LKS ini digunakan sebagai panduan dalam proses
pembelajaran di kelas yang di dalamnya terdapat permasalahan-
permasalahan yang diselesaikan melalui langkah-langkah model PBL.
Lembar Observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model
PBL dan juga untuk melihat secara langsung kemunculan beberapa
kemampuan berpikir reflektif siswa. Data perolehan skor siswa
dijelaskan secara rinci pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Keterlaksanaan Pembelajaran PBL
Indikator Berpikir
Reflektif
Rata-Rata Persentase
LKS Observasi
Reacting 80,50 81,50
Comparing 87,30 80,70
Contemplating 90,70 82
Rata-Rata 81,17 81,40
Kategori Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil LKS menunjukkan bahwa nilai
rata-rata indikator berpikir reflektif siswa pada indikator Reacting
sebesar 80,50% (baik), Comparing sebesar 87,30% (sangat baik) dan
Contemplating sebesar 90,70% (sangat baik). Hal ini menunjukkan
bahwa nilai rata-rata indikator berpikir reflektif dalam LKS yang
41
tertinggi pada indikator Contemplating dan terendah pada indikator
Reacting.
Hasil observasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase
indikator berpikir reflektif siswa pada indikator Reacting sebesar
81,50% (sangat baik), Comparing sebesar 80,70% (baik) dan
Contemplating sebesar 82% (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa
nilai rata-rata indikator berpikir reflektif dalam observasi yang
tertinggi pada indikator Contemplating dan terendah pada indikator
Comparing.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir
reflektif siswa melalui model PBL pada materi asam basa. Berdasarkan
keterlaksanaan pembelajaran PBL dalam meningkatkan kemampuan
berpikir reflektif siswa diperoleh dari instrumen LKS dan lembar
observasi. LKS ini digunakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran
di kelas yang di dalamnya terdapat permasalahan-permasalahan yang
diselesaikan melalui langkah-langkah model PBL. LKS dikerjakan ketika
proses pembelajaran dilakukan. Hal tersebut sebagai bukti bahwa model
PBL telah dilaksanakan. Menurut Barrows dan Tamblyn (1980, hlm. 1)
model PBL merupakan pembelajaran yang diperoleh melalui proses
menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Masalahnya ditemukan
saat proses awal pembelajaran. Selain itu, menurut Zakiyah, Adlim, dan
Halim (2014, hlm. 120) menunjukkan bahwa penerapan model PBL dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi titrasi asam basa, karena
model PBL dapat membangun konsep kimia.
Pada awal pembelajaran di kelas, menggunakan model PBL. Guru
memberikan masalah dalam bentuk wacana kepada siswa, yang berkaitan
dengan materi asam basa agar siswa mendapatkan gambaran mengenai
materi yang akan mereka pelajari. Masalah diberikan guru dari pertemuan
pertama sampai pertemuan ketiga. Pada pertemuan pertama masalah yang
42
diberikan yakni tentang indikator asam dan basa, pertemuan kedua
berisikan masalah tentang manfaat obat maag, dan masalah pada
pertemuan ketiga adalah tentang noda kunyit yang menempel pada baju.
Setelah diberikan masalah dalam bentuk wacana, siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam LKS yang berkaitan dengan materi yang
dipelajari secara berkelompok. Sebelumnya kelompok tersebut sudah
dibentuk pada awal pembelajaran. LKS terdiri dari 5 tahap yaitu tahap
orientasi siswa pada masalah, tahap mengorganisasi siswa dalam belajar,
tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, tahap
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta tahap menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Didalam LKS pada tahap orientasi siswa pada masalah, indikator
berpikir reflektif yang muncul adalah Reacting. Indikator Reacting
muncul ketika siswa menuliskan permasalahan apa yang ditemukan pada
wacana. Tahap ini siswa disajikan suatu masalah yang berhubungan
dengan materi yang sedang dipelajari. Kusumaningrum dan Saefudin
(2012, hlm. 575) mengatakan bahwa masalah mungkin dirasakan siswa
setelah siswa membaca data pada soal. Lalu, siswa mencari cara untuk
mengetahui jawaban. Ketika siswa merespon suatu masalah dengan
pengetahuan awal yang dimiliki, dapat meningkatkan berpikir reflektif
siswa. Dalam hal ini, siswa merespon dengan pemahaman awal terhadap
masalah yang ada seperti menemukan permasalahan yang ada dalam
wacana, menuliskan inti permasalahan dalam wacana, dan menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan pemahaman awal siswa. Agar
lebih jelasnya, berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap
orientasi siswa pada masalah yang ada di LKS pada Gambar 4.2.
43
Gambar 4.2 Tahap Orientasi Siswa pada Masalah
Pada tahap mengorganisasi siswa dalam belajar, terdapat 2
indikator keterampilan berpikir reflektif yang muncul, yaitu indikator
Reacting dan Comparing. Indikator Reacting muncul ketika siswa
mengidentifikasi masalah dalam wacana di LKS. Indikator Comparing
muncul ketika siswa membedakan teori asam basa menurut Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis. Sesuai dengan teori Dewey (1933, hlm. 7)
bahwa mengemukakan ide merupakan tahap ketiga dari berpikir reflektif.
Hal tersebut dapat mengembangkan keterampilan berpikir reflektif siswa.
Agar lebih jelasnya, berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa pada
tahap mengorganisasi siswa dalam belajar yang ada di LKS pada Gambar
4.3.
44
Gambar 4.3 Tahap Mengorganisir Siswa dalam Belajar
Kemudian pada tahap membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok, terdapat 2 indikator keterampilan berpikir reflektif
yang muncul, yaitu indikator Reacting dan Comparing. Indikator Reacting
muncul ketika siswa menyebutkan sifat jeruk dan sabun setelah diuji
menggunakan indra peraba dan pengecap. Menurut Rahmatina, Sumarmo
dan Johar (2014, hlm. 67) ciri berpikir reflektif yakni berpikir mendalam
sehingga memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk menyelesaikan suatu
masalah yang ada, sehingga membuka banyak kemungkinan jawaban yang
bisa mereka dapatkan untuk mendapatkan jawaban yang paling tepat. Agar
lebih jelasnya, berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap
membimbing penyelidikan individual maupun kelompok yang ada di LKS
pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Tahap Membimbing Penyelidikan Individual
Maupun Kelompok
45
Lalu pada tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
terdapat 2 indikator keterampilan berpikir reflektif yang muncul, yaitu
indikator Reacting dan Comparing. Indikator Reacting muncul ketika
siswa menuliskan reaksi ionisasi dari larutan NaOH, H2SO4, CH3COOH,
Mg(OH)2 dan H2O. Indikator Comparing muncul ketika siswa
mempresentasikan perbedaan beberapa larutan menggunakan kertas
lakmus dan indikator universal. Menurut Hmelo dan Silver (2004, hlm.
236) dalam PBL siswa bekerja dalam kelompok kolaboratif kecil dan
mempelajari apa yang mereka perlu tahu untuk memecahkan masalah.
Guru bertindak sebagai fasilitator untuk membimbing siswa belajar
melalui siklus belajar. Siswa disajikan dengan skenario masalah, kemudian
merumuskan dan menganalisis masalah dengan mengidentifikasi fakta-
fakta yang relevan dari skenario. Bahkan identifikasi langkah membantu
siswa mewakili masalah. agar siswa memahami masalah lebih baik
sehingga menghasilkan hipotesis tentang kemungkinan solusi. Bagian
penting dari tahap ini adalah mengidentifikasi suatu masalah. Agar lebih
jelasnya, berikut ini ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap
mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang ada di LKS pada
Gambar 4.5.
46
Gambar 4.5 Tahap Mengembangkan dan Menyajikan
Hasil Karya
Setelah itu tahap menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah terdapat 1 indikator keterampilan berpikir reflektif
yang muncul yaitu Contemplating. Indikator tersebut muncul ketika siswa
menyimpulkan kembali sifat larutan asam dan basa berdasarkan indikator
alam, kertas lakmus, dan indikator universal. Menurut Surbeck, Han, &
Moyer (1991, hlm. 27) menginformasikan kembali, dan merekonstruksi
suatu masalah sehingga siswa dapat menyimpulkan apa yang sudah
dipelajari disebut dengan Contemplating. Agar lebih jelasnya, berikut ini
ditampilkan contoh jawaban siswa pada tahap menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah yang ada di LKS pada gambar
4.6.
Gambar 4.6 Tahap Menganalisis dan Mengevaluasi Proses
Pemecahan Masalah
47
Hasil LKS menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir
reflektif siswa pada indikator Reacting sebesar 80,50% (baik), Comparing
sebesar 87,30% (sangat baik) dan Contemplating sebesar 90,70% (sangat
baik). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir
reflektif dalam LKS pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) lebih dari 80% maka dapat dikatakan bahwa penerapan model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) telah terlaksana
dengan baik di kelas XI IPA 1. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Angkotasan dan Suryanto (2013, hlm. 98) yang
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) efektif pada kemampuan berpikir reflektif. Keefektifan model
PBL ini memberikan pengaruh yang baik dalam meningkatkan
kemampuan berpikir reflektif. Menurut Arends (2012, hlm. 398) belajar
berbasis masalah membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir
dan keterampilan pemecahan masalah sehingga menjadi pelajar yang
mandiri. Dalam hal ini belajar berbasis masalah yakni dengan model PBL
dapat membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah ada dalam
pikirannya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri. Selain itu siswa
juga dilatih untuk menjadi dewasa dan menjadi pembelajar yang mandiri.
Berdasarkan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui
keterlaksanaan model PBL dan juga untuk melihat secara langsung
kemunculan beberapa keterampilan berpikir reflektif siswa. Observasi
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung, yaitu
mengumpulkan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata
atau telinga secara langsung. Melalui observasi dapat terlihat kemunculan
berpikir reflektif siswa yang diamati dengan menggunakan panca indera
secara langsung. Pada penelitian ini, pengambilan data melalui lembar
observasi melibatkan dua orang observer. Penjelasan yang diberikan
berupa penggunaan lembar observasi pada saat mengamati kegiatan
pembelajaran serta pemberian kisi-kisi setiap poin pengamatan pada
lembar observasi. Langkah tersebut diharapkan persepsi setiap observer
48
terhadap fenomena yang muncul pada saat pembelajaran menjadi sama
sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pengisian format
lembar observasi.
Hasil observasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator
berpikir reflektif siswa pada indikator Reacting sebesar 81,50% (sangat
baik), Comparing sebesar 80,70% (baik) dan Contemplating sebesar 82%
(sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata indikator berpikir
reflektif melalui keterlaksanaan pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) yakni 81,40% (sangat baik) maka dapat dikatakan bahwa
penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) telah terlaksana dengan baik. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Lestari (2015, hlm. 73) di SMP Joannes Bosco
Yogyakarta, menyatakan bahwa keterlaksanaan keseluruhan pembelajaran
berbasis masalah terlaksana dengan baik karena hasil yang diperoleh lebih
dari 80%. Setelah mengetahui keterlaksanaan pembelajaran PBL dari LKS
dan lembar observasi di dapatkan pula hasil analisis pencapaian
keterampilan berpikir reflektif berdasarkan indikator yang dapat dilihat
pada Gambar 4.1. Berikut ini penjelasan mengenai indikator-indikator
keterampilan berpikir reflektif siswa.
Pada indikator pertama yaitu Reacting di dapatkan data dengan
nilai rata-rata sebesar 90% (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa
hampir semua siswa dapat memahami masalah yang ada dalam soal
sehingga dapat menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat
baik. Menurut Prayitno, Sutawidjaya, Subanji, & Muksar (2014, hlm. 155)
proses berpikir yang membangun pengetahuan berdasarkan
pengalamannya dan kemudian menafsirkannya disebut dengan berpikir
reflektif. Hasil yang sama diperoleh Fadhilah (2015, hlm. 106) yakni siswa
yang dapat menyebutkan apa yang ditanyakan dalam soal, mencari apa
yang diketahui dan dapat menyebutkan dengan tepat, merasa cukup
dengan apa yang diketahui dari soal, serta dapat menyebutkan hubungan
49
antara diketahui dan ditanyakan maka memenuhi indikator dengan sangat
baik.
Kedua, indikator Comparing memiliki nilai persentase rata-rata
yakni 72,20% (baik). Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat melakukan
analisis dan klarifikasi pengalaman individual, serta makna dan informasi-
informasi untuk mengevaluasi apa yang diyakini dengan membandingkan
reaksi dengan pengalaman yang lain sehingga siswa dapat menjawab soal
yang diberikan dengan baik. Menurut Surbeck, Han, & Moyer (1991, hlm.
26) Comparing adalah kegiatan siswa ketika menganalisis dan
mengklarifikasi informasi yang diyakini dengan cara membandingkan
pengalaman dengan pengalaman yang lain. Hasil yang sama pernah
dilakukan oleh Nisak (2013, hlm. 52) menyatakan bahwa siswa dapat
menjelaskan hubungan atau kaitan antara permasalahan yang pernah
dihadapi sebelumnya dengan permasalahan tersebut berarti memenuhi
indikator Comparing dengan baik.
Terakhir, indikator Contemplating memiliki nilai rata-rata sebesar
62,80% (baik). Hal ini menunjukkan bahwa belum semua siswa dapat
mengutamakan pengertian pribadi yang mendalam seperti
menginformasikan, mempertimbangkan, dan merekonstruksi situasi atau
masalah sehingga siswa belum mampu menyimpulkan jawaban dengan
tepat dan lengkap. Hasil yang sama pernah dilakukan oleh Rhaudyatun
(2017, hlm. 70) menunjukkan bahwa indikator Contemplating memiliki
nilai terendah diantara indikator Reacting dan Comparing. Hal ini, karena
proses berpikir siswa belum membangun pemahaman diri yang mendalam
terhadap permasalahan sehingga siswa tidak dapat menyimpulkan jawaban
dengan tepat.
Jika dilihat dari hasil analisis pencapaian keterampilan berpikir
reflektif berdasarkan kelompok siswa pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
pada kelompok tinggi sebesar 76,8% (baik), kelompok sedang sebesar
74,8% (baik) dan kelompok rendah sebesar 76,3% (baik). Agar lebih
50
jelasnya, berikut ditampilkan contoh jawaban siswa pada kelompok tinggi,
kelompok sedang, dan kelompok rendah.
Gambar 4.7 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi
Indikator Reacting
Berdasarkan Gambar 4.7 indikator Reacting diperoleh sebesar
90,6% (sangat baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa dapat
memahami masalah yang ada dalam soal sehingga dapat menuliskan yang
diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik. Hal ini sesuai dengan
jawaban siswa pada kelompok tinggi bahwa siswa dapat menuliskan 3-4
informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat.
Gambar 4.8 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator
Comparing
51
Pada Gambar 4.8 indikator Comparing diperoleh sebesar 78,9%
(baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa pada kelompok tinggi
dapat melakukan analisis dan klarifikasi pengalaman individual, serta
makna dan informasi-informasi untuk mengevaluasi apa yang diyakini
dengan membandingkan reaksi dengan pengalaman yang lain sehingga
siswa dapat menjawab soal yang diberikan. Hal ini sesuai dengan jawaban
siswa pada kelompok rendah dapat dilihat bahwa siswa dapat
mengidentifikasi 3-4 sifat senyawa dengan tepat.
Gambar 4.9 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Tinggi Indikator
Contemplating
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa indikator Contemplating
diperoleh sebesar 61% (baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa pada
kelompok tinggi belum semua siswa dapat mengutamakan pengertian
pribadi yang mendalam seperti menguraikan, menginformasikan,
mempertimbangkan, dan merekonstruksi situasi atau masalah.
Berdasarkan jawaban siswa pada kelompok tinggi dapat dilihat bahwa
siswa dapat menyimpulkan 2 sifat senyawa namun tidak tepat.
Berdasarkan data yang didapatkan diketahui bahwa pada kelompok
tinggi memiliki keterampilan berpikir reflektif baik karena dapat
menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik.
Siswa pun dapat menjelaskan, mengaitkan masalah yang ditanyakan
dengan masalah yang pernah dihadapi, serta menyimpulkan dengan baik.
Menurut Lestari (2015, hlm. 16) suatu aktivitas yang dilakukan secara
sadar seperti memeriksa tindakan dan keputusannya dalam situasi yang
ada di seluruh proses penyelesaian masalah dianggap memiliki
keterampilan berpikir reflektif. Selain itu saat seseorang mengintrospeksi
suatu isu, sehingga memperoleh pemikiran baru dan membuat perubahan
52
untuk meningkatkan situasi yang tidak memuaskan, kemudian dapat
menafsirkan segala hal, dianggap sebagai tindakan berpikir reflektif.
Gambar 4.10 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang
Indikator Reacting
Berdasarkan Gambar 4.10 indikator Reacting diperoleh sebesar
91,1% (sangat baik). Hasil jawaban siswa pada kelompok sedang
menunjukkan bahwa siswa dapat menuliskan 3-4 informasi yang diketahui
namun salah satu informasi kurang tepat dan ditanyakan dengan tepat.
Gambar 4.11 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang
Indikator Comparing
Pada Gambar 4.11 indikator Comparing diperoleh sebesar 70,2%
(baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa siswa pada kelompok sedang
kurang tepat dan lengkap menjawab soal. Berdasarkan jawaban siswa pada
kelompok sedang dapat dilihat bahwa siswa dapat mengidentifikasi 1-2
sifat senyawa dengan tepat.
53
Gambar 4.12 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Sedang
Indikator Contemplating
Pada Gambar 4.12 indikator Contemplating diperoleh sebesar
62,9% (baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok sedang
dapat menyimpulkan jawaban. Hal ini sesuai dengan jawaban siswa pada
kelompok sedang dapat dilihat bahwa siswa dapat menyimpulkan 2 sifat
senyawa dengan tepat dan lengkap.
Berdasarkan data yang didapatkan diketahui bahwa pada kelompok
sedang memiliki keterampilan berpikir reflektif baik karena dapat
menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik.
Siswa pun dapat menjelaskan, mengaitkan masalah yang ditanyakan
dengan masalah yang pernah dihadapi, serta menyimpulkan dengan baik.
Menurut Pratikno (2016, hlm. 8) kegiatan mental yang mendorong siswa
agar berusaha mengidentifikasi masalah, mengajukan alternatif
penyelesaian dengan mempertimbangkan informasi yang berkaitan untuk
memperoleh sebuah kesimpulan disebut dengan berpikir reflektif.
Gambar 4.13 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator
Reacting
54
Berdasarkan Gambar 4.13 indikator Reacting diperoleh sebesar
90,6% (sangat baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa beberapa siswa
pada kelompok rendah dapat memahami masalah yang ada dalam soal
sehingga dapat menuliskan yang diketahui dan ditanyakan dengan sangat
baik. Hal ini sesuai dengan jawaban siswa pada kelompok rendah bahwa
siswa dapat menuliskan 3-4 informasi yang diketahui dan ditanyakan
dengan tepat.
Gambar 4.14 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator
Comparing
Pada Gambar 4.14 indikator Comparing diperoleh sebesar 76,5%
(baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok rendah dapat
melakukan analisis dan klarifikasi pengalaman individual, serta makna dan
informasi-informasi untuk mengevaluasi apa yang diyakini dengan
membandingkan reaksi dengan pengalaman yang lain sehingga siswa
dapat menjawab soal yang diberikan. Hal ini sesuai dengan jawaban siswa
pada kelompok rendah dapat dilihat bahwa siswa dapat mengidentifikasi
3-4 sifat senyawa dengan tepat.
Gambar 4.15 Contoh Jawaban Siswa Kelompok Rendah Indikator
Contemplating
55
Pada Gambar 4.15 indikator Contemplating diperoleh sebesar
61,7% (baik). Hal tersebut menunjukkan bahwa beberapa siswa dapat
menyimpulkan jawaban dengan tepat namun kurang lengkap. Berdasarkan
data yang didapatkan diketahui bahwa pada kelompok rendah memiliki
keterampilan berpikir reflektif baik karena dapat menyebutkan apa yang
diketahui dan ditanyakan dengan sangat baik. Siswa pun dapat
menjelaskan, mengaitkan masalah yang ditanyakan dengan masalah yang
pernah dihadapi, serta menyimpulkan dengan baik. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan Rahmatina, Sumarmo & Johar (2014, hlm. 67) bahwa
ciri berpikir reflektif yaitu berpikir mendalam, memiliki tingkat ingin tahu
yang besar untuk menyelesaikan masalah karena membuka banyak
kemungkinan jawaban dan memberikan bentuk atau cara baru dalam
menyelesaikan masalah. Menurut Prayitno et al. (2014, hlm. 155) berpikir
reflektif sifatnya menafsirkan situasi berdasarkan ingatan dan mengambil
informasi yang diperoleh seseorang sebelum menyelesaikan masalah.
Adapun data hasil tes berpikir reflektif siswa secara keseluruhan
menunjukkan bahwa nilai rata-rata tes siswa adalah 75,2 (baik). Hal
tersebut berarti terdapat pengaruh berpikir reflektif siswa melalui model
PBL. Sesuai dengan teori Sanjaya (2006, hlm. 220-221) menjelaskan
bahwa keunggulan model PBL bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran dan dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya serta bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan. Sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Angkotosan
dan Suryanto (2013, hlm. 99) di SMA Negeri 5 Kota Ternate
menunjukkan bahwa model PBL efektif untuk meningkatkan kemampuan
berpikir reflektif dan kemampuan pemecahan masalah siswa, sehingga
siswa mampu mengidentifikasi masalah, mampu melakukan analisis dan
klarifikasi mengenai informasi yang diyakini dengan cara membandingkan
pengalaman dengan pengalaman yang lain serta mampu menyimpulkan
kembali apa yang dipelajari.
56
Model PBL berdasarkan hasil LKS dan lembar observasi memiliki
kategori sangat baik serta nilai hasil tes berpikir reflektif siswa secara
keseluruhan memiliki kategori baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lestari (2015, hlm. 191) menyatakan bahwa pembelajaran
berbasis masalah yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas VII SMP
Joannes Bosco Yogyakarta terlaksana dengan baik. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Angkotosan dan Suryanto (2013, hlm. 99)
menyatakan bahwa model PBL efektif untuk meningkatkan kemampuan
berpikir reflektif dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini
diakibatkan dalam model PBL siswa secara aktif dapat memecahkan
masalah dengan mengumpulkan informasi, merencanakan, memantau dan
mengevaluasi proses belajarnya dalam memecahkan suatu masalah.
Sejalan dengan teori yang dijelaskan Arends (2012, hlm. 398) model PBL
dapat membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah ada dalam
pikirannya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri. Selain itu siswa
juga bertanggung jawab dalam merumuskan masalah, mengumpulkan
informasi, merencanakan solusi, memantau proses serta mengevaluasi
proses dan hasil.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir
reflektif siswa melalui model Problem Based Learning (PBL) pada materi
asam basa. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa keterampilan berpikir reflektif siswa melalui model
Problem Based Learning (PBL) pada materi asam basa berada pada
kategori baik (rata-rata 75,2)
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang
dapat diberikan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
1. Model Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir
reflektif siswa. Dengan demikian, model Problem Based Learning
(PBL) dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran dalam
pembelajaran kimia.
2. Pelaksanaan model Problem Based Learning (PBL) disarankan untuk
lebih sering dilakukan karena dapat melatih keterampilan berpikir
reflektif siswa dengan catatan dilatih secara kontinu.
3. Bagi peneliti, perlu dilakukan pada pembelajaran kimia lain agar dapat
mengembangkan keterampilan berpikir reflektif siswa.
58
DAFTAR PUSTAKA
Angkotasan, N., & Suryanto. (2013). Model PBL dan Cooperative Learning Tipe
TAI Ditinjau dari Aspek Kemampuan Berpikir Reflektif dan
Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, 8(1).
Arends, R. I. (2012). Learning to teach (9th ed). New York: The McGraw Hill
Companies, Inc
Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta:
PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2015). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Barrows, H.S., & Tamblyn, R. (1980). Problem-Based Learning. New York:
Springer Publishing Company
Brady, J.E. (2000). Kimia Universitas Asas dan Struktur.Jakarta: Binarupa
Aksara.
Choy S.C dan Oo, P.S .(2012). Reflective Thinking And Teaching Practices: A
Precursor For Incorporating Critical Thinking Into The Classroom?.
5(1). 1694-609X.
DeBono, E. (1992). Mengajar Berpikir. Jakarta: Erlangga.
Dewey, J. (1910). How We Think. Boston :Heath & Co
EDI. (2015). Indonesia Peringkat Ke-57 dari 115 Negara Tahun 2014. UNESCO:
EDI 2014 Database.
Fadhilah, M. (2015). Analisis Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan
Masalah Matematika Materi Garis Singgung Lingkaran Kelas VIII A
(Unggulan) di MTS Negeri Pagu Tahun Ajaran 2014/2015, Skripsi
Hamdi, A. S., & Bahrudin, E. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Hmelo dan Silver. (2004). Problem-Based Learning: What and How Do Students
Learning? Jurnal Education Psychology, 16(3).
Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
59
Kania, D. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Bersikap Reflektif Siswa.
Universitan Pendidikan Indonesia: Repository.upi.edu.
Kusumaningrum. M., & Saefudin, A.Z. (2012). Mengoptimalkan Kemampuan
Berpikir Reflektif Matematika Melalui Pemecahan Masalah
Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, ISBN: 978-979-16353-8-
7.
Kuswana, W.S. (2011). Taksonomi Berpikir.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Lestari, P. (2016). Kertas Indikator Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L)
untuk Uji Larutan Asam-Basa, 1(1).
Lestari, T.V.D., (2015). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Mengeksplorasi Hasil Berpikir Reflektif Siswa dalam Pemecahan
Masalah Matematika pada Pokok Bahasan Aritmatika Sosial di Kelas
VII-Appreciation SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Ajaran
2014/2015. Skripsi.
Linden, J., & Alanko, M.. (2006). Deconstructing conception of problem based
learning. Dalam Poikela, E & Numenmaa, A (Eds). Understanding
problem-based learning. Finland: Tempere University Press.
Maryani,I., & Fatmawati. (2015). Pendekatan Scientific dalam pembelajaran di
sekolah dasar. Yogyakarta: Deepublish.
Nindiasari, H., Kusumah, Y., Sumarmo, U., & Sabandar, J. (2014). Pendekatan
Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Reflektif
Matematis Siswa SMA. Jurnal Ilmu Pendidikan & Pengajaran, 1(1).
Nisak, L. (2013). Analisis Kemampuan Berpikir Reflektif Siswa dalam
Memecahkan Masalah Berbentuk Semantik, Figural, dan Simbolik pada
Pokok Bahasan Fungsi Kelas XI IPA di MAN Nglawak Kertasono
Nganjuk. Skripsi.
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Peraturan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan/
Madrasah Aliyah Kejuruan.
Petrucci, R.H., & Suminar. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
PISA. (2016). PISA 2015 Result in Focus What 15-year-olds know and what they
can do with what they know, OECD : PISA 2015 Database.
60
Pratikno, D.B.E., (2016). Analisis Kemampuan Berpikir Reflektif dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Subpokok Bahasan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel Siswa Kelas X Pembangkit Listrik
(PBL) SMK Negeri 2 Jember. Skripsi.
Prayitno, A., Sutawidjaja, A., Subanji., & Muksar, M. (2014). Proses Berpikir
Refraksi Siswa Menyelesaikan Masalah Data Membuat Keputusan.
Prosiding Seminar Nasional TEQIP Universitas Negeri Malang.
Purwanto, Ngalim. (2002). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rahmatina, S., Sumarno, U., dan Johar, R., (2014). Tingkat Berpikir Kreatif
Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berdasarkan Gaya
Kognitif Reflektif dan Impulsif, Jurnal Didaktik Matematika, 1(1).
Rhaudyatun, A. (2017). Pengaruh Metode Cornell Note-Taking Terhadap
Kmampua Berpikir Reflektif Matematika Siswa. Universitas Islam
Negeri: Repositori.uin.edu.
Riduwan. (2015). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula.Bandung: Alfabeta.
Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran Menggunakan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, W. (2006).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santock, J.W. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Shermis, S.S. (1999). Reflective Thought, Critical Thinking.ERIC Digest.
Solfarina. (2012). Pembelajaran Ikatan Kimia Berbasis E-Learning Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Reflektif Bagi Mahasiswa Calon
Guru. Universitan Pendidikan Indonesia: Repository.upi.edu.
Surbeck, Han, & Moyer. (1991). Assessing Reflective Responses in Journals.
Suryabrata, S. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Syam, N.W. (2011). Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
61
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013).
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
70 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah
menengah kejuruan/ madrasah aliyah kejuruan.
Yustina, Syafii, W., & Apriliana, V. (2014). Peningkatan sikap ilmiah siswa
dalam pembelajaran biologi kelas XI IPA melalui penerapan model
pembelajaran problem based learning (PBL). Jurnal Biognesis, 11(1).
Zakiyah, H., Adlim dan Halim, A., (2014). Implementsi Model Pembelajaran
Berbasis Masalah pada Materi Titrasi Asam Basa untuk Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Kimia. Lantanida Journal, 1(1)
62
LAMPIRAN - LAMPIRAN
63
Lampiran 1
64
Lampiran 2. Studi Pendahuluan Wawancara
PEDOMAN WAWANCARA
Tujuan : Memperoleh informasi mengenai model pembelajaran yang
diterapkan di sekolah dan materi yang dapat memunculkan
keterampilan berpikir reflektif siswa.
Responden : Guru Kimia Kelas XI IPA
Nama Guru : Menik Stri Wuranti., ST
Tempat wawancara : Ruang Guru SMAN 9 Tangerang Selatan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Di SMAN 9 Tangerang Selatan
menggunakan KTSP atau kah kurikulum
2013 ?
Di SMAN 9 Tangerang Selatan
menggunakan kurikulum 2013
2. Metode pembelajaran apa yang sering
digunakan oleh ibu dalam proses
pembelajaran di kelas?
Menggunakan metode ceramah, yang mana
salah satu media pembelajarannya adalah
papan tulis.
3. Ketika proses pembelajaran, apakah ada
siswa yang mengajukan pertanyaan mengenai
materi pembelajaran?
Iya ada, beberapa siswa ada yang
mengajukan pertanyaan.
4. Bagaimana respon siswa ketika ibu bertanya
mengenai materi yang sedang diajarkan?
Beberapa siswa ada yang antusias dan ada
siswa juga yang kurang antusias.
5. Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam
proses pembelajaran di kelas?
Siswa hanya mendapatkan materi dari buku
saja sehingga kurangnya informasi dari
luar.
6. Dengan adanya perubahan kurikulum dari
KTSP menuju K13 menuntut siswa untuk
berpikir reflektif. Menurut ibu, materi apa
sajakah yang dapat menimbulkan
keterampilan berpikir reflektif?
Kalau di kelas XI materinya bisa tentang
termokimia, laju reaksi, larutan asam basa
dan koloid.
7. Apakah dengan metode pembelajaran yang
ibu terapkan sekarang ini pada materi
tersebut dapat menerapkan keterampilan
berpikir reflektif siswa?
Sepertinya belum ya, terutama materi
larutan asam basa. Disitu siswa banyak
yang mengalami kesulitan sehingga siswa
cenderung untuk menghapal saja teorinya
65
tanpa mengaitkan konsep yang sudah
diajarkan sebelumnya. Walaupun kita tahu
materi ini dekat dengan kehidupan sehari-
hari.
8. Jika diberikan kasus mengenai materi larutan
asam basa apakah siswa mampu
menyelesaikannya?
Sepertinya siswa masih kesulitan.
9. Kemudian, upaya apa yang dilakukan ibu
agar siswa dapat menerapkan keterampilan
berpikir reflektif dalam materi larutan asam
basa?
Diberikan model pembelajaran yang
berbasis masalah, karena model seperti itu
dapat meningkatkan penguasaan konsep
dan berpikir reflektif siswa untuk lebih aktif
mengikuti pembelajaran.
Kesimpulan/catatan:
Metode pembelajaran yang dipakai di sekolah masih menggunakan metode ceramah yang mana
salah satu media pembelajarannya adalah papan tulis.
Salah satu materi pembelajaran di sekolah yang dapat menigkatkan keterampilan berpikir
reflektif siswa di kelas XI yaitu termokimia, laju reaksi, larutan asam basa dan koloid.
Dengan model pembelajaran guru saat ini kurang meningkatkan keterampilan berpikir reflektif
siswa, contohnya saja pada materi larutan asam basa siswa mengalami kesulitan sehingga siswa
cenderung untuk menghapal teorinya tanpa mengaitkan konsep yang sudah diajarkan
sebelumnya. Walaupun kita tahu materi ini dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Upaya yang dapat digunakan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah.
Tangerang Selatan, 15 September 2016
Interviewer
Eka Yulli Kartika
NIM. 1112016200031
66
Lampiran 3
Analisis Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model Problem Based Learning pada Materi Asam Basa
Analisis KD dan Indikator Pembelajaran
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/ Semester : XI/Genap
Tahun Ajaran : 2016/2017
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
Tahapan Problem
Based Learning
Indikator Berpikir
Reflektif
Aktivitas Pembelajaran Instrumen
4.10
Menganalisis
trayek perubahan
pH beberapa
indikator yang
diekstrak dari
bahan alam
melalui
percobaan
4.10.1 Menguji sifat
asam dan basa
menggunakan
indikator alam,
kertas lakmus dan
indikator universal
Indikator
alam, kertas
lakmus,
indikator
universal
(1) Orientasi siswa
pada masalah
Reacting Siswa membaca wacana
indikator asam dan basa
dalam LKS sesuai arahan
guru setelah guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran.
LKS,
Lembar
Obsrvasi
Indikator
alam, kertas
lakmus,
indikator
universal
(2)Mengorganisir
siswa untuk
belajar
Reacting Siswa mengidentifikasi
masalah pada wacana
indikator asam dan basa
dengan berdiskusi kelompok
LKS,
Lembar
Obsrvasi
Larutan asam
dan basa
(3)Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
Reacting Siswa mengidentifikasi sifat
jeruk dan sabun setelah diuji
berdasarkan indra peraba dan
pengecap.
LKS,
Lembar
Obsrvasi,
Tes
Indikator
alam, kertas
(3)Membimbing
penyelidikan
Reacting Siswa menuliskan perubahan
warna dari berbagai larutan
LKS,
Lembar
67
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
Tahapan Problem
Based Learning
Indikator Berpikir
Reflektif
Aktivitas Pembelajaran Instrumen
lakmus,
indikator
universal
individu maupun
kelompok
setelah diuji menggunakan
indikator alam, kertas
lakmus, dan indikator
universal.
Observasi,
Tes
4.10.2 Membedakan
sifat larutan asam
dan basa
menggunakan
beberapa indikator
Larutan asam
dan basa
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Comparing Siswa mempresentasikan
perbedaan larutan asam dan
basa berdasarkan indra
peraba atau pengecap.
LKS,
Lembar
Observasi,
Tes
Larutan asam
dan basa
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Contemplating Siswa mempresentasikan
untuk menyimpulkan
mengenai larutan asam dan
basa berdasarkan indra
peraba atau pengecap
LKS,
Lembar
Observasi,
Tes
Indikator
alam, kertas
lakmus,
indikator
universal
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Comparing Siswa mempresentasikan
untuk membedakan larutan
asam dan basa berdasarkan
perubahan warna dari
berbagai larutan setelah diuji
menggunakan indikator alam,
kertas lakmus, dan indikator
universal.
LKS,
Lembar
Observasi,
Tes
Indikator
alam, kertas
lakmus,
indikator
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Contemplating Siswa mempresentasikan
untuk menyimpulkan larutan
asam dan basa berdasarkan
perubahan warna dari
LKS,
Lembar
Observasi,
Tes
68
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
Tahapan Problem
Based Learning
Indikator Berpikir
Reflektif
Aktivitas Pembelajaran Instrumen
universal berbagai larutan setelah diuji
menggunakan indikator alam,
kertas lakmus, dan indikator
universal.
Reaksi ionisasi
asam dan basa
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Reacting Siswa mempresentasikan
untuk menuliskan reaksi
ionisasi dari larutan NaOH,
H2SO4, CH3COOH,
Mg(OH)2 dan H2O
berdasarkan data hasil
percobaan.
LKS,
Lembar
Observasi,
Tes
Indikator
alam, kertas
lakmus,
indikator
universal
(5)Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Contemplating Siswa menyimpulkan
kembali mengenai sifat
larutan asam dan basa dari
indikator alam, kertas
lakmus, dan indikator
universal.
LKS,
Lembar
Observasi,
Tes
3.10 Menjelaskan
konsep asam dan
basa serta
kekuatannya dan
kesetimbangan
pengionannya
dalam larutan
13.10.1 Menjelaskan
konsep asam dan
basa menurut
Arrhenius melalui
sumber yang relevan
Teori asam
dan basa
Arrhenius
(1) Orientasi siswa
pada masalah
Reacting Siswa membaca wacana
manfaat obat maag setelah
guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
LKS,
Lembar
Observasi
Teori asam
dan basa
(2)Mengorganisir
siswa untuk
Comparing Siswa membagi tugas dalam
kelompok untuk membeda-
LKS,
Lembar
69
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
Tahapan Problem
Based Learning
Indikator Berpikir
Reflektif
Aktivitas Pembelajaran Instrumen
Arrhenius belajar kan teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Observasi
Teori asam
dan basa
Arrhenius
(3)Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
Reacting Siswa bertanya apabila
mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah yang
ada pada LKS asam dan basa
setelah melakukan percoba-
an.
LKS,
Lembar
Observasi
Teori asam
dan basa
Arrhenius
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Comparing Siswa memberi tanggapan
berupa saran, komentar, atau
pertanyaan kepada kelompok
penyaji untuk membedakan
teori Arrhenius, Bronsted-
Lowry, dan Lewis.
LKS,
Lembar
Observasi,
Tes
Teori asam
dan basa
Arrhenius
(5)Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Contemplating Masing-masing kelompok
menyimpulkan kembali teori
asam dan basa menurut
Arrhenius.
LKS,
Lembar
Observasi,
Tes
13.10.2 Menjelaskan
konsep asam dan
basa menurut
Bronsted-Lowry
menggunakan
berbagai sumber
Teori asam
dan basa
Bronsted-
Lowry
(2)Mengorganisir
siswa untuk
belajar
Comparing Siswa membagi tugas dalam
kelompok untuk
membedakan teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
LKS,
Lembar
Observasi
Teori asam (3)Membimbing Reacting Siswa bertanya apabila LKS,
70
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
Tahapan Problem
Based Learning
Indikator Berpikir
Reflektif
Aktivitas Pembelajaran Instrumen
dan basa
Bronsted-
Lowry
penyelidikan
individu maupun
kelompok
mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah yang
ada pada LKS asam dan basa
setelah melakukan percoba-
an.
Lembar
Observasi
Teori asam
dan basa
Bronsted-
Lowry
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Comparing Siswa memberi tanggapan
berupa saran, komentar, atau
pertanyaan kepada kelompok
penyaji untuk membedakan
teori teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
LKS,
Lembar
Observasi,
Tes
Teori asam
dan basa
Bronsted-
Lowry
(5)Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Contemplating Masing-masing kelompok
menyimpulkan kembali teori
asam dan basa menurut
Bronsted-Lowry.
LKS,
Lembar
Observasi,
Tes
13.10.3 Menjelaskan
konsep asam dan
basa menurut Lewis
menggunakan
berbgai sumber
Teori asam
dan basa
Lewis
(2)Mengorganisir
siswa untuk
belajar
Comparing Siswa membagi tugas dalam
kelompok untuk
membedakan teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
LKS,
Lembar
Observasi
Teori asam
dan basa
Lewis
(3)Membimbing
penyelidikan
individu maupun
kelompok
Reacting Siswa bertanya apabila
mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah yang
ada pada LKS asam dan basa
setelah melakukan percoba-
LKS,
Lembar
Observasi
71
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
Tahapan Problem
Based Learning
Indikator Berpikir
Reflektif
Aktivitas Pembelajaran Instrumen
an.
Teori asam
dan basa
Lewis
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Comparing Siswa memberi tanggapan
berupa saran, komentar, atau
pertanyaan kepada kelompok
penyaji untuk membedakan
teori Arrhenius, Bronsted-
Lowry, dan Lewis.
LKS,
Lembar
Observasi,
Tes
Teori asam
dan basa
Lewis
(5)Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Contemplating Masing-masing kelompok
menyimpulkan kembali teori
asam dan basa menurut Teori
Lewis.
LKS,
Lembar
Observasi,
Tes
13.10.4 Menuliskan
kesetimbangan
pengionan asam dan
basa
Asam dan basa (1) Orientasi siswa
pada masalah
Reacting Siswa membaca wacana noda
kunyit yang menempel pada
baju setelah guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran.
LKS,
Lembar
Observasi
Urutan
kekuatan asam
basa dan
kesetimbangan
pengionan
asam dan basa
(2)Mengorganisir
siswa untuk
belajar
Comparing Siswa membagi tugas dalam
kelompok untuk
membedakan urutan kekuatan
asam dan basa berdasarkan
tetapan asam (Ka) dan
tetapan basa (Kb) serta
kesetimbangan pengionan
asam-basa dalam air.
LKS,
Lembar
Observasi
13.10.5 Menentukan Urutan (3)Membimbing Comparing Siswa berdiskusi membahas LKS,
72
Kompetensi
Dasar
Indikator
Pembelajaran
Materi
Pembelajaran
Tahapan Problem
Based Learning
Indikator Berpikir
Reflektif
Aktivitas Pembelajaran Instrumen
urutan kekuatan
asam atau basa
berdasarkan harga
tetapan asam (Ka)
atau tetapan basa
(Kb) berdasarkan
data hasil percobaan.
kekuatan asam
basa dan
kesetimbangan
pengionan
asam dan basa
penyelidikan
individu maupun
kelompok
pertanyaan-pertanyaan yang
ada pada LKS untuk
membedakan urutan kekuatan
asam basa dan tetapan
kesetimbangan air
Lembar
Observasi
4.10
Menganalisis
trayek perubahan
pH beberapa
indikator yang
diekstrak dari
bahan alam
melalui
percobaan
4.10.3 Menganalisis
trayek perubahan pH
menggunakan
beberapa indikator
Indikator
Universal
(4)Mengembangkan
dan menyajikan
hasil karya
Comparing Siswa memberi tanggapan
berupa saran, komentar, atau
pertanyaan kepada kelompok
penyaji untuk membedakan
urutan kekuatan asam basa
menggunakan indikator
universal.
LKS,
Lembar
Observasi
Indikator
alam,
kesetimbangan
pengionan
asam-basa,
dan urutan
kekuatan
asam-basa
(5)Menganalisis dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Contemplating Masing-masing kelompok
menyimpulkan kembali
tentang trayek perubahan pH
dan warna indikator bahan
alam, kesetimbangan
pengionan asam-basa, dan
urutan kekuatan asam-basa
LKS,
Lembar
Observasi
73
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Tahun Ajaran : 2016 - 2017
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 1
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 4.10 Menganalisis trayek perubahan pH beberapa indikator yang diekstrak dari bahan alam melalui percobaan
Indikator:
4.10.1 Menguji sifat asam dan basa menggunakan indikator alam, kertas lakmus dan indikator universal
74
4.10.2 Membedakan sifat asam dan basa menggunakan beberapa indikator
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menguji sifat asam dan basa menggunakan indikator alam, kertas lakmus dan indikator universal
2. Siswa mampu mendiskusikan sifat asam dan basa menggunakan beberapa indikator
D. Materi Pembelajaran
Indikator Asam Basa
Indikator adalah suatu zat yang digunakan untuk membedakan asam atau basa (Brady, 2000, hlm. 201). Secara umum,
indikator adalah asam atau basa lemah yang membentuk kesetimbangan dalam air (Syukri, 1999, hlm. 425).
Indikator Asam
dan Basa
Indikator alami:
- Kulit buah naga -Bunga terompet
- Bunga mawar -Kubis ungu
- Bawang merah -Kunyit
- Bawang putih -dll
Indikator buatan :
- Kertas lakmus : -lakmus merah
- lakmus biru
- Indikator universal
- pH meter
75
E. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, tanya jawab dan percobaan
F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Berpikir Reflektif Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam untuk
membuka kegiatan, dan berdoa.
1. Siswa menjawab salam dan berdoa
5’
2. Guru memeriksa kehadiran siswa 2. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan guru
Inti
Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
materi asam dan basa yang akan dicapai
1. Siswa menyimak tujuan pembelajaran
materi asam dan basa yang akan dicapai
Reacting
15’
2. Guru melakukan apersepsi:
Bertanya tentang contoh asam dan basa
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru mengenai contoh asam
dan basa dalam kehidupan sehari-hari.
3. Guru memberikan LKS berbasis masalah
yang berisi wacana indikator asam dan
basa.
3. Siswa membaca wacana indikator asam
dan basa.
4. Guru meminta pendapat siswa mengenai
wacana indikator asam dan basa.
4.Siswa mengemukakan pendapat mereka
tentang konsep asam dan basa melalui
wacana indikator asam dan basa.
Tahap 2: Mengorganisasi siswa dalam
belajar
1. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok
1. Siswa menyimak pembagian kelompok
10’
76
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Berpikir Reflektif Alokasi
waktu Guru Siswa
dan mempersilahkan untuk duduk bersama
kelompoknya masing-masing.
yang telah diatur oleh guru
Reacting
2. Guru mempersilahkan siswa untuk
mengidentifikasi masalah pada
wacana indikator asam dan basa
dengan berdiskusi kelompok
2. Siswa mengidentifikasi masalah
pada wacana indikator asam dan
basa dengan berdiskusi kelompok
Tahap 3: Membimbing penyelidikan
individual maupun
kelompok
1. Guru membimbing siswa untuk
mengidentifikasi sifat jeruk dan sabun
berdasarkan indra peraba dan pengecap.
1. Siswa mengidentifikasi sifat jeruk dan
sabun berdasarkan indra peraba dan
pengecap.
Reacting
25’
2. Guru mendorong siswa melakukan
percobaan untuk pemecahan masalah yang
terdapat dalam LKS larutan asam dan
basa.
2. Siswa melakukan percobaan untuk
menemukan solusi dari masalah yang
ada di LKS larutan asam dan basa
3. Guru menginstruksikan siswa untuk
menuliskan perubahan warna dari berbagai
larutan setelah diuji menggunakan
indikator alam, kertas lakmus, dan
indikator universal.
3. Siswa menuliskan perubahan warna
dari berbagai larutan setelah diuji
menggunakan indikator alam, kertas
lakmus, dan indikator universal.
Tahap 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
1. Guru membimbing siswa untuk
1. Siswa mempresentasikan perbedaan
Comparing
15’
77
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Berpikir Reflektif Alokasi
waktu Guru Siswa
mempresentasikan perbedaan larutan
asam dan basa berdasarkan indra peraba
atau pengecap.
larutan asam dan basa berdasarkan
indra peraba atau pengecap.
2. Guru membantu siswa untuk
menyimpulkan mengenai larutan asam
dan basa berdasarkan indra peraba atau
pengecap
2. Siswa menyimpulkan mengenai
larutan asam dan basa berdasarkan
indra peraba atau pengecap Contemplating
3. Guru membimbing siswa untuk
membedakan larutan asam dan basa
berdasarkan perubahan warna dari
berbagai larutan setelah diuji
menggunakan indikator alam, kertas
lakmus, dan indikator universal.
3. Siswa membedakan larutan asam dan
basa berdasarkan perubahan warna dari
berbagai larutan setelah diuji
menggunakan indikator alam, kertas
lakmus, dan indikator universal.
Comparing
4. Guru membantu siswa untuk
menyimpulkan larutan asam dan basa
berdasarkan perubahan warna dari
berbagai larutan setelah diuji
menggunakan indikator alam, kertas
lakmus, dan indikator universal.
4. Siswa menyimpulkan larutan asam dan
basa berdasarkan perubahan warna dari
berbagai larutan setelah diuji
menggunakan indikator alam, kertas
lakmus, dan indikator universal.
Contemplating
Inti
5. Guru membimbing siswa untuk
menuliskan reaksi ionisasi dari larutan
NaOH, H2SO4, CH3COOH, Mg(OH)2 dan
H2O berdasarkan data hasil percobaan.
5. Siswa menuliskan reaksi ionisasi dari
larutan NaOH, H2SO4, CH3COOH,
Mg(OH)2 dan H2O berdasarkan data
hasil percobaan.
Reacting
78
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Berpikir Reflektif Alokasi
waktu Guru Siswa
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
1. Guru menginstruksikan siswa masing-
masing kelompok untuk menyimpulkan
kembali mengenai sifat larutan asam dan
basa dari beberapa indikator.
1. Siswa menyimpulkan kembali
mengenai sifat larutan asam dan basa
dari beberapa indikator.
Contemplating
10’
Penutup
1. Guru menugaskan siswa untuk membaca
materi asam-basa menurut teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry dan Lewis
1. Siswa memperhatikan tugas yang
diberikan guru.
10’
2. Guru menutup pembelajaran dengan
membaca doa
2. Siswa membaca doa bersama
G. Sumber Belajar
1. Petrucci, Ralph, H. (1987). Kimia dasar jilid 1. Bogor: Erlangga.
2. A. Haris Watoni. (2013). Kimia untuk SMA/MA kelas XI Kurikulum 2013. Bandung: Yarma Widya
H. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan tulis dan spidol
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Laptop dan infocus
I. Penilaian
Teknik Instrumen : Tertulis
79
Bentuk Instrumen : Uraian
Instrumen : Terlampir
Guru Kimia SMA.N 9 Tangerang Selatan
Menik Stri Wuranti., ST
Tangerang Selatan, 16 Januari 2017
Peneliti
Eka Yulli Kartika
NIM. 1112016200031
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Tahun Ajaran : 2016 - 2017
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 2
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 3.10 Menjelaskan konsep asam dan basa serta kekuatannya dan kesetimbangan pengionannya dalam larutan
Indikator:
3.10.1 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Arrhenius melalui sumber yang relevan
3.10.2 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Bronsted-Lowry menggunakan berbagai sumber
81
3.10.3 Menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Lewis menggunakan berbagai sumber
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Arrhenius melalui sumber yang relevan
2. Siswa mampu menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Bronsted-Lowry menggunakan berbagai sumber
3. Siswa mampu menjelaskan konsep asam dan basa menurut teori Lewis menggunakan berbagai sumber
D. Materi Pembelajaran
Teori Asam Basa
Asam dan basa (alkali) sudah dikenal sejak jaman dulu. Istilah asam berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka.
Istilah basa (alkali) diambil dari bahasa arab untuk abu. Jauh sebelum Arrhenius, berabad-abad yang lalu para ilmuan telah
mendefinisikan asam dan basa atas dasar sifat-sifatnya. Pada tahun 1777, Lavoisier menyatakan bahwa semua asam selalu
mengandung suatu unsur dasar yaitu oksigen. Selanjutnya di tahun 1810, Davy menunjukkan bahwa asam muriatat (asam
hidriklorida) hanya mengandung hidrogen dan klor. Tidak mengandung oksigen dan dengan itu menetapkan bahwa hidrogenlah
dan bukan oksigen yang menjadi unsur dasar di dalam asam (Petrucci, 1987, hlm. 260).
1. Asam dan basa menurut Arrhenius
Menurut Arrhenius, larutan bersifat asam apabila suatu jenis zat yang jika terurai menghasilkan ion hidrogen (H+).
Contoh :
HCl(aq) H+
(aq) + Cl-(aq)
Sedangkan basa apabila larutan terurai menghasilkan ion hidroksida (OH-).
NaOH(aq) Na+
(aq) + OH-(aq)
Teori Arrhenius juga berhasil menerangkan aktivitas katalis dari asam dalam reaksi-reaksi tertentu. Asam yang
merupakan katalis yang paling efektif adalah asam yang mempunyai daya konduksi yang paling baik, yaitu asam kuat.
Semakin kuat asam, semakin tinggi konsentrasi H+di dalam larutannya (Petrucci, 1987, hlm. 261).
2. Asam dan Basa Menurut Bronsted-Lowry
Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah donor (pemberi) proton sedangkan basa adalah akseptor (penerima) proton.
Contoh:
82
HCl + NH3 Cl- + NH4
+
Suatu asam (1) kehilangan proton akan menjadi basa (1) dan basa (2) yang mendapatkan proton akan menjadi asam
(2). Secara umum perpindahan proton berlaku dua arah (reversibel). Jika basa (1) mendapatkan kembali proton, asam (1)
terbentuk. Basa (1) disebut basa konjugasi dari asam. Begitu juga asam (2) adalah asam konjugat dari basa (2) (Patrucci,
1987, hlm. 262)
3. Asam dan Basa Menurut Lewis
Menurut Lewis, asam adalah akseptor (penerima) pasangan elektron dan basa adalah donor (pemberi) pasangan
elektron. Dalam hal ini dapat diketahui tentang ikatan kimia, asam adalah zat yang mempunyi orbital yang belum penuh dan
kekurangan elektron. Basa adalah zat yang memiliki pasangan elektron yang dapat digunakan bersama. Contoh :
Dalam reaksi di atas, BF3 berfungsi sebagai basa lewis dan NH3 sebagai basa lewis sebuah ikatan pasangan elektron (ikatan
koordinat kovalen) terbentuk diantara atom B dan N (Patrucci, 1987, hlm 263-264).
E. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi dan tanya jawab
(1) (2) (1) (2) (asam) (basa) (basa konjugasi) (asam konjugasi)
83
F. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Berpikir Reflektif Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam untuk
membuka kegiatan, dan berdoa.
1.Siswa menjawab salam dan berdoa
5’
2. Guru memeriksa kehadiran siswa 2.Siswa mendengarkan dan
memperhatikan guru
3. Guru meriview pembelajaran kemarin
mengenai sifat larutan asam dan basa dari
beberapa indikator.
3.Siswa menjawab sifat larutan asam dan
basa dari beberapa indikator.
Inti
Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
materi asam dan basa yang akan dicapai
1. Siswa menyimak tujuan pembelajaran
materi asam dan basa yang akan dicapai
Reacting
15’
2. Guru melakukan apersepsi:
Bertanya tentang kegunaan obat maag
2.Siswa memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru tentang kegunaan obat
maag
3. Guru memberikan LKS berbasis masalah
yang berisi wacana manfaat obat maag
3. Siswa membaca wacana manfaat obat
maag
4. Guru meminta pendapat siswa mengenai
wacana manfaat obat maag
4.Siswa mengemukakan pendapat mereka
tentang manfaat obat maag
Tahap 2: Mengorganisasi siswa dalam
belajar
1. Guru mempersilahkan siswa duduk
bersama kelompoknya masing-masing.
1. Siswa duduk berdasarkan kelompoknya
masing-masing
10’
2. Guru mengarahkan setiap kelompok
mencari sumber untuk memecahkan
masalah yang ada dalam LKS asam dan
2. Siswa mencari sumber terkait untuk
memecahkan masalah yang ada dalam
LKS asam dan basa mengenai teori
84
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Berpikir Reflektif Alokasi
waktu Guru Siswa
basa mengenai teori Arrhenius, Bronsted-
Lowry, dan Lewis.
Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis. Comparing
3. Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi
mengenai masalah yang ada dalam LKS
asam dan basa tentang teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
3.Siswa membagi tugas dalam kelompok
untuk membedakan teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Tahap 3: Membimbing penyelidikan
individual maupun
kelompok
1. Guru memberikan bimbingan kepada
kelompok yang mengalami kesulitan
dalam memecahkan masalah yang ada
pada LKS asam dan basa
1. Siswa bertanya apabila mengalami
kesulitan dalam memecahkan masalah
yang ada pada LKS asam dan basa
Reacting
25’
2.Guru mendorong siswa bekerjasama dalam
memecahkan masalah
2. Siswa bekerjasama dalam
memecahkan masalah
3.Guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi
membahas pertanyaan-pertanyaan yang
ada pada LKS asam dan basa.
3.Siswa berdiskusi membahas pertanyaan-
pertanyaan yang ada pada LKS asam
dan basa.
Tahap 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
1. Guru meminta perwakilan masing-masing
kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusi di depan kelas.
1. Siswa perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusi di depan
kelas.
15’
85
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Berpikir Reflektif Alokasi
waktu Guru Siswa
2. Guru meminta kelompok lain untuk
memberi tanggapan berupa saran,
komentar, atau pertanyaan kepada
kelompok penyaji.
2.Siswa memberi tanggapan berupa saran,
komentar, atau pertanyaan kepada
kelompok penyaji untuk membedakan
teori Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan
Lewis.
Comparing
3. Guru memberi motivasi kepada siswa
berupa pertanyaan apabila diskusi tidak
hidup
3.Siswa menjawab pertanyaan guru apabila
diskusi tidak hidup
Inti
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
1. Guru menginstruksikan siswa masing-
masing kelompok menyimpulkan kembali
teori asam dan basa menurut Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis
1. Masing-masing kelompok
menyimpulkan kembali teori asam
dan basa menurut Arrhenius, Bronsted-
Lowry, dan Lewis.
Contemplating
10’
Penutup
1. Guru menugaskan siswa untuk membaca
materi tentang kekuatan asam basa dan
kesetimbangannya
1. Siswa memperhatikan tugas yang
diberikan guru.
10’
2. Guru menutup pembelajaran dengan
membaca doa
2.Siswa membaca doa bersama
G. Sumber Belajar
1. Petrucci, Ralph, H. (1987). Kimia dasar jilid 1. Bogor: Erlangga.
2. A. Haris Watoni. (2013). Kimia untuk SMA/MA kelas XI Kurikulum 2013. Bandung: Yarma Widya
86
H. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan tulis dan spidol
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Laptop dan infocus
I. Penilaian
Teknik Instrumen : Tertulis
Bentuk Instrumen : Uraian
Instrumen : Terlampir
Guru Kimia SMA.N 9 Tangerang Selatan
Menik Stri Wuranti., ST
Tangerang Selatan, 18 Januari 2017
Peneliti
Eka Yulli Kartika
NIM. 1112016200031
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :SMA Negeri 9 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Tahun Ajaran : 2016 - 2017
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 3
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator 3.10 Menjelaskan konsep asam dan basa serta kekuatannya dan kesetimbangan pengionannya dalam larutan
Indikator:
3.10.4 Menuliskan kesetimbangan pengionan asam dan basa
88
3.10.5 Menentukan urutan kekuatan asam atau basa berdasarkan harga tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb) berdasarkan
data hasil percobaan
4.10 Menganalisis trayek perubahan pH beberapa indikator yang diekstrak dari bahan alam melalui percobaan
Indikator:
4.10.3 Menganalisis trayek perubahan pH menggunakan beberapa indikator
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menuliskan kesetimbangan pengionan asam dan basa
2. Siswa mampu menentukan urutan kekuatan asam atau basa berdasarkan harga tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb)
berdasarkan data hasil percobaan
3. Siswa mampu menganalisis trayek perubahan pH menggunakan beberapa indikator
D. Materi Pembelajaran
Kesetimbangan Pengionan
Senyawa elektrolit dalam air terurai menjadi ion positif dan negatif disebut pengionan atau ionisasi. Senyawa yang
termasuk elektrolit adalah asam, basa, dan garam. Asam dan basa yang larut tetapi terion sebagian disebut asam dan basa lemah.
Kesetimbangan ionisasi air
H2O(l) H+
(aq) + OH-(aq)
Kesetimbangan asam lemah
CH3COOH(aq) H+
(aq) + CH3COO-(aq)
Maka nilai :
89
Ka = [H+] [CH3COO
-]
[CH3COOH]
Kesetimbangan basa lemah
NH4OH(aq) OH-(aq) + NH4
+(aq)
Ka = [H+] [NH4
+]
[NH4OH]
Konstanta kesetimbangan air (Kw) merupakan hasil kali antara konsentrasi molar ion H+ dengan ion OH
- pada suhu tertentu.
Dalam air murni pada suhu 25oC, konsentrasi ion H
+ sama dengan ion OH
-. Penambahan suatu asam akan menyebabkan [H+]
dalam larutan bertambah, tetapi tidak akan mengubah hasil kali [H+] dan [OH
-]. Hal ini disebabkan karena kesetimbangan akan
bergeser ke kiri yang menyebabkan pengurangan [OH-], begitu pula sebaliknya. Sehingga :
Dalam air murni (larutan netral) : [H+] = [OH
-]
Dalam larutan asam : [H+] > [OH
-]
Dalam larutan basa : [H+] < [OH
-]
Kekuatan asam dan basa
Tabel konstanta kesetimbanagn asam (Ka)
Nama Rumus Ka
Asam sulfat H2SO4 1,0 x 1010
Asam klorida HCl 1,0 x 107
Asam fluorida HF 6,6 x 10-4
Asam format CH2OH 1,8 x 10-4
Asam asetat CH3COOH 1,8 x 10-5
Asam benzoat C6H5COOH 6,5 x 10-5
Asam sulfida H2S 1,1 x 10-7
Asam sianida HCN 4,9 x 10-10
90
Asam askorbat H2C6H6O6 1,6 x 10-10
Asam fosfit H3PO3 2,6 x 10-12
Tabel konstanta kesetimbanagn basa (Kb)
Nama Rumus Kb
Amonia NH3 1,8 x 10-5
Metilamin CH3NH2 4,2 x 10-4
Trimetilamin (CH3)3N 6,3 x 10-5
Hidroksilamin HONH2 1,1 x 10-8
Anilin C6H5NH2 3,8 x 10-10
E. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
Model : Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi dan tanya jawab
Note:
Semakin besar nilai Ka, semakin kuat asam.
Semakin besar nilai Kb, semakin kuat basa.
91
F. Langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Berpikir Reflektif Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam untuk
membuka kegiatan, dan berdoa.
1. Siswa menjawab salam dan berdoa
5’
2. Guru memeriksa kehadiran siswa 2.Siswa mendengarkan dan
memperhatikan guru
3. Guru meriview pembelajaran kemarin
mengenai teori asam dan basa menurut
Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis
3.Siswa menjawab teori asam dan basa
menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan
Lewis.
Inti
Tahap 1: Orientasi siswa pada masalah 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
materi asam dan basa yang akan dicapai
1. Siswa menyimak tujuan pembelajaran
materi asam dan basa yang akan dicapai
Reacting
15’
2. Guru melakukan apersepsi:
Bertanya tentang noda kunyit yang
menempel pada baju.
2.Siswa memperhatikan dan menjawab
pertanyaan guru tentang noda kunyit
yang menempel pada baju.
3. Guru memberikan LKS berbasis masalah
yang berisi wacana noda kunyit yang
menempel pada baju.
3. Siswa membaca wacana noda kunyit
yang menempel pada baju.
4. Guru meminta pendapat siswa mengenai
wacana noda kunyit yang menempel pada
baju.
4.Siswa mengemukakan pendapat mereka
tentang noda kunyit yang menempel
pada baju.
Tahap 2: Mengorganisasi siswa dalam
belajar
1. Guru mempersilahkan siswa duduk
bersama kelompoknya masing-masing.
1. Siswa duduk berdasarkan
kelompoknya masing-masing Comparing
10’
92
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Berpikir Reflektif Alokasi
waktu Guru Siswa
2. Guru mengarahkan setiap kelompok
membuat irisan garis ketiga indikator
untuk menunjukkan kisaran pH larutan
2. Siswa membuat irisan garis ketiga
indikator untuk menunjukkan kisaran
pH larutan
3.Mengarahkan siswa untuk membagi tugas
dalam kelompok untuk membedakan
urutan kekuatan asam dan basa
berdasarkan tetapan asam (Ka) dan tetapan
basa (Kb) serta kesetimbangan pengionan
asam-basa dalam air.
3. Siswa membagi tugas dalam kelompok
untuk membedakan urutan kekuatan
asam dan basa berdasarkan tetapan
asam (Ka) dan tetapan basa (Kb) serta
kesetimbangan pengionan asam-basa
dalam air.
Tahap 3: Membimbing penyelidikan
individual maupun
kelompok
1. Guru memberikan bimbingan kepada
kelompok yang mengalami kesulitan
dalam memecahkan masalah yang ada
pada LKS
1. Siswa bertanya apabila mengalami
kesulitan dalam memecahkan masalah
yang ada pada LKS
Comparing
25’
Inti
2. Guru mendorong siswa bekerjasama
dalam memecahkan masalah
3. Siswa bekerjasama dalam memecahkan
masalah
3. Guru mengarahkan siswa untuk
berdiskusi membahas pertanyaan-
pertanyaan yang ada pada LKS untuk
membedakan urutan kekuatan asam basa
dan tetapan kesetimbangan air
4. Siswa berdiskusi membahas pertanyaan-
pertanyaan yang ada pada LKS untuk
membedakan urutan kekuatan asam basa
dan tetapan kesetimbangan air
93
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Berpikir Reflektif Alokasi
waktu Guru Siswa
Tahap 4: Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
1. Guru meminta perwakilan masing-masing
kelompok untuk menyampaikan hasil
diskusi
1. Siswa perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusi
Comparing
15’
2. Guru meminta kelompok lain untuk
memberi tanggapan berupa saran,
komentar, atau pertanyaan kepada
kelompok penyaji.
2.Siswa memberi tanggapan berupa saran,
komentar, atau pertanyaan kepada
kelompok penyaji untuk membedakan
urutan kekuatan asam basa dan tetapan
kesetimbangan air
3. Guru memberi motivasi kepada siswa
berupa pertanyaan apabila diskusi tidak
hidup
3.Siswa menjawab pertanyaan guru apabila
diskusi tidak hidup
Inti
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
1. Guru menginstruksikan siswa masing-
masing kelompok menyimpulkan kembali
tentang trayek perubahan pH dan warna
indikator bahan alam, kesetimbangan
pengionan asam-basa, dan urutan kekuatan
asam-basa
1. Masing-masing kelompok
menyimpulkan kembali tentang trayek
perubahan pH dan warna indikator
bahan alam, kesetimbangan pengionan
asam-basa, dan urutan kekuatan asam-
basa
Contemplating
10’
Penutup 1. Guru menugaskan siswa untuk membaca
kembali materi asam-basa
1. Siswa memperhatikan tugas yang
diberikan guru.
10’
94
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Berpikir Reflektif Alokasi
waktu Guru Siswa
2. Guru menutup pembelajaran dengan
membaca doa
2.Siswa membaca doa bersama
E. Sumber Belajar
1. Petrucci, Ralph, H. (1987). Kimia dasar jilid 1. Bogor: Erlangga.
2. A. Haris Watoni. (2013). Kimia untuk SMA/MA kelas XI Kurikulum 2013. Bandung: Yarma Widya
F. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan tulis dan spidol
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Laptop dan infocus
G. Penilaian
Teknik Instrumen : Tertulis
Bentuk Instrumen : Uraian
Instrumen : Terlampir
Guru Kimia SMA.N 9 Tangerang Selatan
Menik Stri Wuranti., ST
Tangerang Selatan, 30 Januari 2017
Peneliti
Eka Yulli Kartika
NIM. 1112016200031
95
Lampiran 5
TES BERPIKIR REFLEKTIF
Mata pelajaran : Kimia
Pokok Bahasan : Asam Basa
Waktu : 2 x 45 menit
Petunjuk:
1. Berdoalah sebelum mengisi soal !
2. Tuliskan nama lengkap dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan !
3. Bacalah soal dengan teliti, kemudian selesaikan lebih dahulu soal yang kamu
anggap mudah !
4. Dalam menjawab soal tuliskan apa yang diketahui, ditanya, jawaban, dan
kesimpulan !
5. Periksa kembali hasil kerjaanmu sebelum dikumpulkan !
1. Perhatikan gambar !
Noni menguji salah satu senyawa yang ada di komposisi sabun. Senyawa
tersebut mudah terionisasi, berwarna putih, dapat membirukan lakmus merah,
memiliki Mr 40, dikenal
dengan sebutan soda kaustik
dan bahan utama dalam
pembuatan sabun. Uraikan
informasi apa yang diketahui,
ditanya, kemudian berikan
jawaban berdasarkan teori
Arrhenius disertai reaksi ionisasinya yang berkaitan dengan informasi tersebut
dan berikan kesimpulan !
2. Buang angin adalah penumpukan tekanan dari dalam perut yang dilepaskan
dengan kekuatan dan dorongan yang berasal dari berbagai sumber. Peristiwa
Komposisi : Coconut Oil, Sodium
Hidroksida, Milk, Wather, Sodium
Benzoat, Olive Oil, Ealaeis
Guneensis, Propylparaben dan
Metylpraben.
96
buang angin ini biasanya menyebabkan bau yang tidak sedap. Bau yang tidak
sedap ini karena adanya gas hidrogen sulfida. Ketika hidrogen sulfida (H2S)
bereaksi dengan air (H2O) maka akan meredam bau tak sedapnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui,
ditanya, kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan teori Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan !
3. Tania kesulitan memahami sifat senyawa dari persamaan reaksi ini :
Agar Tania memahami sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut, bantu
Tania untuk menjawabnya. Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya,
kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa dari persamaan reaksi tersebut
berdasarkan teori Lewis dan berikan kesimpulan !
4. Perhatikan gambar obat !
Marina merasakan sakit dibagian
lambung, hal ini karena asam
lambungnya naik. Kemudian Marina
meminum obat yang dapat mengurangi
rasa sakit dibagian lambungnya. Obat
yang diminum tersebut dapat
membirukan lakmus merah. Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian tuliskan tetapan
kesetimbangan pengionan dari senyawa tersebut dan berikan kesimpulan !
97
5. Terdapat nilai tetapan ionisasi asam dari asam asetat, asam format, asam
florida, asam benzoat, asam sianida, dan asam propanoat yaitu 1,8x10-5
,
1,8x10-4
, 6,8x10-4
, 6,5x10-5
, 4,9x10-10
, dan 1,4 x 10-5
. Berdasarkan data
tersebut, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian urutkan
kenaiakan asam dan berikan penjelasan serta berikan kesimpulan !
6. Siswa diberi tugas oleh guru untuk menguji sifat asam basa dari bahan-bahan
dalam kehidupan sehari-hari yaitu obat tetes mata, air sabun, pasta gigi, obat
maag, air tomat, dan air wortel dengan menggunakan indikator kertas lakmus.
Zat Kertas Lakmus
Merah Biru
Obat tetes mata … …
Air sabun … …
Pasta gigi … …
Obat maag … …
Air tomat … …
Air wortel … …
Berdasarkan pernyataan tersebut,
uraikan informasi apa yang diketahui,
ditanya, kemudian bagaimana
perubahan kertas lakmus setelah
dilakukan uji pada masing-masing zat
tersebut dan berikan kesimpulan !
7. Dari pengujian larutan dengan beberapa indikator diperoleh data sebagai
berikut :
No Zat Indikator Alam Kertas Lakmus Indikator
Universal Bunga sepatu Kunyit Merah Biru
1. Air Jeruk Merah Kuning cerah Merah Merah 2
2. Air Sabun Coklat Merah Biru Biru 9
3. Air Kapur Hijau kecoklatan Coklat Biru Biru 12
4. Cuka Merah Kuning cerah Merah Merah 3
5. Air sumur Merah Kuning Merah Biru 7
6. Air vit Merah Kuning Merah Biru 7
98
Berdasarkan data pada tabel, uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya,
kemudian bedakan sifat asam dan basa menggunakan indikator alam dan kertas
lakmus serta berikan kesimpulan !
8. Pak Bani membawa sampel air sungai untuk mengetahui kelayakan air sungai
tersebut, maka siswa ditugaskan untuk melakukan beberapa uji, salah satunya
adalah uji pH. Berdasarkan hasil percobaan uji pH dengan menggunakan
berbagi larutan indikator, diperoleh data sebagai berikut:
Indikator Air sungai setelah
ditetesi indikator
Nilai pH
Alam Buatan
Kunyit Bromtimol biru Kuning <6,0
Wortel Metil jingga Kuning >4,4
Bunga
bugenfil Metil merah Merah
<4,8
Jeruk nipis Fenolfhtalein Tidak berwarna <8,0
Berdasarkan data percobaan tersebut :
a. Perkirakan berapa pH air sungai tersebut!
b. Apakah pH air sungai tersebut layak digunakan ? (Menurut peraturan
menkes RI air yang layak digunakan yakni antara pH 6,5-7,5)
(Ket: sertakan diketahui, ditanyakan dan kesimpulan)
99
Lampiran 6
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
ASAM DAN BASA
Nama :
Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
KIMIA
100
Tahap 1 : Orientasi siswa pada masalah
Indikator
Wacana 1
Menguji sifat asam dan basa menggunakan indikator alam, kertas lakmus dan
indikator universal
Saat libur sekolah Zee membantu Ibu memasak untuk makan siang. Menu
makanan untuk siang nanti adalah Soto Betawi. Ibu meminta Zee untuk
menyiapkan bumbunya, termasuk mengupas dan menghaluskan kunyit. Setelah
membantu Ibu, Zee menyadari bajunya kotor dengan noda kuning karena kunyit.
Lalu, Zee mencuci baju yang kotor tadi dengan menggunakan sabun. Zee terkejut,
ternyata noda kunyit berubah menjadi merah kecoklatan, bukan menjadi bersih.
Zee pun bertanya pada Ibu yang masih memasak di dapur, “Ibuu, noda
kunyit di bajuku berubah menjadi merah kecoklatan.” Ibu menjawab, “Itu karena
kamu mencuci noda kunyit dengan sabun Zee.” Kemudian Zee bertanya, “Ibu,
jika noda kunyitnya dikasih larutan air jeruk nipis apakah bisa putih Bu?”. Ibu
menjawab, ”Warnanya akan kuning cerah jika diberikan larutan air jeruk”.
“Kenapa bisa begitu bu ?” Zee bertanya.
Ibu menjawab, “Salah satu contoh larutan asam adalah air jeruk dan
contoh larutan basa yaitu sabun. Kunyit adalah salah satu bahan indikator alam
yang bisa membedakan larutan asam dan basa. Selain itu, untuk membedakan
larutan asam dan basa dapat menggunakan berbagai indikator lain seperti kertas
lakmus dan indikator universal”. Kemudian Zee menyimpulkan dan bertanya-
tanya dalam hati, “Ooh berarti larutan asam basa sifatnya dapat mengubah warna
pada kunyit yang termasuk pada indikator alam. Lalu, kira-kira apa saja ya sifat
yang dapat ditimbulkan oleh larutan asam dan basa jika menggunakan indikator
alam yang lain, kertas lakmus dan indikator universal ?”
(Sumber: mystupidtheory.com).
Bacalah wacana berikut !
Sumber: google.com
Indikator alam
Kertas Lakmus Indikator Universal
Kegiatan 1
101
Tahap 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar
3.Bagaimana cara membedakan asam dan basa berdasarkan wacana tersebut?
(Comparing)
Jawab :
1.Tuliskan permasalahan apa yang anda temukan pada wacana tersebut ? (Reacting)
Jawab :
2.Tuliskan contoh asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pada
wacana tersebut! (Reacting)
Jawab :
Mari diskusikan
bersama kelompokmu !
4.Identifikasi masalah pada wacana 1? (Reacting)
Jawab :
102
Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
6. Tabel Pengamatan : (Reacting)
No Zat Indra Indikator Alam Kertas Lakmus Indikator
Universal Pengecap Peraba Kulit buah naga
Bawang putih Kunyit Merah Biru
1. Air Jeruk
….. …..
2. Air Sabun
….. …..
3. Odol - -
4. Air Kentang - -
5. Air Keran - -
6. Air Tomat - -
7. Obat Maag - -
8. Cuka - -
Mari kita Lakukan percobaan !
5.Sebutkan sifat jeruk dan sabun berdasarkan indra peraba dan pengecap ? (Reacting)
Jawab:
103
Indikator
Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Diskusikan bersama kelompokmu !
7.Apa perbedaan larutan asam dan basa pada air jeruk dan air sabun berdasarkan indra
peraba atau pengecap ?(Comparing)
Jawab :
8.Apa perbedaan larutan-larutan tersebut setelah diuji menggunakan indikator alam !
(Comparing)
Jawab :
No Zat Indikator Alam
Kulit buah naga Bawang putih Kunyit
1. Air Jeruk
2. Air Sabun
3. Odol
4. Air Kentang
5. Air Keran
6. Air Tomat
7. Obat Maag
8. Cuka
Membedakan sifat asam dan basa menggunakan beberapa indikator
104
9.Apa perbedaan larutan-larutan tersebut setelah diuji menggunakan kertas lakmus!
(Comparing)
Jawab :
No Zat Kertas Lakmus
Merah Biru
1. Air Jeruk
2. Air Sabun
3. Odol
4. Air Kentang
5. Air Keran
6. Air Tomat
7. Obat Maag
8. Cuka
10.Apa perbedaan larutan-larutan tersebut setelah diuji menggunakan indikator
universal ! (Comparing)
Jawab :
No Zat Indikator
Universal
1. Air Jeruk
2. Air Sabun
3. Odol
4. Air Kentang
5. Air Keran
6. Air Tomat
7. Obat Maag
8. Cuka
11.Tuliskan reaksi ionisasi dari larutan NaOH, H2SO4, CH3COOH, Mg(OH)2 dan H2O!
(Reacting)
Jawab :
H2O
NaOH
H2SO4
CH3COOH
Mg(OH)2
105
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Indikator
Tahap 1 : Orientasi siswa pada masalah
Mengevaluasi hasil percobaan yang telah dipresentasikan
12.Simpulkan kembali sifat larutan asam dan basa berdasarkan indikator alam, kertas
lakmus, dan indikator universal ! (Contemplating)
Jawab :
106
Indikator
Wacana 2
Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Arrhenius melalui sumber yang relevan
Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Bronsted-Lowry menggunakan berbagai
sumber
Menjelaskan konsep asam dan basa menurut Lewis menggunakan berbagai sumber
Pagi hari Marina bergegas pergi ke sekolah. Setibanya di sekolah ia langsung masuk ke
kelas dan tidak sempat sarapan karena bel sudah berbunyi. Setelah 2 pelajaran selesai bel istirahat
pun berbunyi. Ia dan temannya bergegas pergi ke kantin. Lalu mereka memesan mie, Marina
menambahkan 4 sendok sambal kedalam mienya. Setelah pulang sekolah Marina bergegas pulang
ke rumah. Malam hari setelah makan, tiba-tiba ia merasa sakit di bagian lambung. Ia merasa sakit
sekali dan keringat dingin keluar disekujur tubuhnya. Hal ini disebabkan, kadar asam lambung
Marina naik. Ibu Marina memberikan obat sakit mag. Beberapa jam kemudian rasa sakit Marina
sudah tidak terasa lagi. Obat mag tersebut dapat menurunkan asam lambung Marina yang berlebih.
Di dalam obat mag terkandung zat yang bersifat basa yang dapat mengurangi kelebihan asam
lambung. Asam yang terkandung dalam lambung yaitu HCl dan basa yang terkandung dalam obat
mag yaitu Mg(OH)2, Al(OH)3, atau campuran keduanya. Obat mag dapat mengurangi kelebihan
asam lambung karena terjadi reaksi antara asam lambung dengan bahan aktif dalam obat mag.
(Sumber : kompasiana.com)
Bacalah wacana berikut !
Sumber: google.com
Kegiatan 2
107
Tahap 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar
Mari diskusikan bersama kelompokmu !
2.Tuliskan reaksi yang terjadi antara asam lambung dengan obat maag! (Reacting)
Jawab :
1.Tuliskan permasalahan apa yang anda temukan pada wacana tersebut ? (Reacting)
Jawab :
3.Apa perbedaan teori asam-basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis !
(Comparing)
Jawab :
a. Arrhenius :
b. Bronsted Lowry :
c. Lewis :
108
Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4.Tuliskan reaksi ionisasi asam atau basa berikut dalam air! (Reacting)
a. H2SO4(aq) →
b. HNO3(aq) →
c. Ba(OH)2(aq) →
d. KOH(aq) →
5.Lengkapi reaksi berikut kemudian tentukan manakah yang donor ion H+ atau
akseptor ion H+ ! (Reacting)
a. CH3COOH(aq) + H2O (l) CH3COO- (aq) + …..
b. ...…. + H2O(l) H3O+(aq) + HSO4
-(aq)
c. NH4+(aq) + …… NH3(aq)+ H3O
+(aq)
6.Bedakan pasangan asam-basa konjugasi dalam reaksi asam-basa berikut !
(Comparing)
a. HCl + H2O H3O+ + Cl
-
b. HF + HCl H2F+
+ Cl-
7.Bedakan asam dan basa Lewis pada reaksi berikut! (Comparing)
a. NH3 + H+ → NH4
+
b. NH3 + BF3 → BF3NH3
109
Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Tuliskan hasil jawabanmu
di depan kelas !
8.Simpulkan kembali jawabanmu jika ada yang salah ! (Contemplating)
Jawab :
9.Simpulkan kembali teori asam dan basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan
Lewis ! (Contemplating)
Jawab :
110
Tahap 1 : Orientasi siswa pada masalah
Indikator
Wacana 3
Menganalisis trayek perubahan pH menggunakan beberapa indikator
Pada wacana 1 dapat diketahui bahwa noda kunyit akan memberikan warna
yang berbeda. Ketika noda kunyit diberi larutan asam akan berubah warna menjadi
kuning cerah dan ketika diberi larutan basa akan berubah warna menjadi coklat.
Apabila kita menjumpai beberapa larutan yang tidak dikenal, misalnya bahan-bahan
larutan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, atau bahan-bahan di
laboratorium, bagaimana cara kita memperkirakan pH suatu larutan yang tidak
dikenal itu untuk mengetahui apakah larutan tersebut termasuk asam atau basa? Note :
Gunakan data hasil percobaan nilai pH pada kegiatan 1.
Bacalah wacana berikut !
Sumber: google.com
1.Tuliskan permasalahan apa yang anda temukan pada wacana tersebut ? (Reacting)
Jawab :
Kegiatan 3
111
Tahap 2 : Mengorganisir siswa untuk belajar
Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
3.Tuliskan kembali data hasil percobaan pada kegiatan 1! (Reacting)
Jawab :
No Zat Indikator Alam
Kulit buah naga Bawang putih Kunyit
1. Air Jeruk
2. Air Sabun
3. Odol
4. Air Kentang
5. Air Keran
6. Air Tomat
7. Obat Maag
8. Cuka
No Zat Indikator
Universal
1. Air Jeruk
2. Air Sabun
3. Odol
4. Air Kentang
5. Air Keran
6. Air Tomat
7. Obat Maag
8. Cuka
2.Sebutkan masalah pada wacana 3? (Reacting)
Jawab :
Mari diskusikan bersama kelompokmu !
112
Tabel trayek pH berbagai indikator
Indikator Trayek pH Perubahan Warna
Metil jingga 3,1-4,4 Merah-kuning
Bromtimol biru 6,0-7,6 Kuning-biru
Fenoftalein 8,0-9,6 Tidak berwarna-merah
Kuning alizarin 10,1-12,0 Kuning- merah
Analisislah data pengamatan
yang kalian peroleh dari
percobaan yang telah dilakukan
sebelumnya !
Dari hasil pengamatan perubahan
warna larutan, kemudian
cocokkan dengan tabel perubahan
warna yang menunjukkan harga
pH tertentu !
4.Buatlah irisan garis ketiga indikator untuk masing-masing larutan yang berbeda
untuk menunjukkan kisaran pH larutan tersebut! (Comparing)
Air Jeruk
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
Air Sabun
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
Odol
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
Air Kentang
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
Air Keran
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
Air Tomat
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
113
Indikator
Kesetimbangan Pengionan
Senyawa elektrolit dalam air terurai menjadi ion positif dan negatif disebut
pengionan atau ionisasi. Senyawa yang termasuk elektrolit adalah asam, basa, dan garam.
Asam dan basa yang larut tetapi terion sebagian disebut asam dan basa lemah.
Kesetimbangan ionisasi air
H2O(l) H+
(aq) + OH-(aq)
Kesetimbangan asam lemah
CH3COOH(aq) H+
(aq) + CH3COO-(aq)
Ka = [H+] [CH3COO
-]
[CH3COOH]
Kesetimbangan basa lemah
NH4OH(aq) OH-(aq) + NH4
+(aq)
Ka = [H+] [NH4
+]
[NH4OH]
Kekuatan asam dan basa
Tabel konstanta kesetimbanagn asam (Ka)
Nama Rumus Ka
Asam sulfat H2SO4 1,0 x 1010
Asam klorida HCl 1,0 x 107
Asam fluorida HF 6,6 x 10-4
Asam format CH2OH 1,8 x 10-4
Asam asetat CH3COOH 1,8 x 10-5
Asam benzoat C6H5COOH 6,5 x 10-5
Asam sulfida H2S 1,1 x 10-7
Asam sianida HCN 4,9 x 10-10
Asam askorbat H2C6H6O6 1,6 x 10-10
Asam fosfit H3PO3 2,6 x 10-12
Menuliskan kesetimbangan pengionan asam dan basa
Obat maag
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
Cuka
Kulit buah naga
Bawang putih
Kunyit
114
Tabel konstanta kesetimbanagn basa (Kb)
Nama Rumus Kb
Amonia NH3 1,8 x 10-5
Metilamin CH3NH2 4,2 x 10-4
Trimetilamin (CH3)3N 6,3 x 10-5
Hidroksilamin HONH2 1,1 x 10-8
Anilin C6H5NH2 3,8 x 10-10
Indikator
5.Berdasarkan nilai pH di atas, kelompokkan larutan kedalam asam kuat, asam lemah,
basa kuat dan basa lemah ! (Comparing)
Jawab :
Menentukan urutan kekuatan asam atau basa berdasarkan harga tetapan asam (Ka) atau
tetapan basa (Kb) berdasarkan data hasil percobaan
Note:
Semakin besar nilai Ka, semakin kuat asam.
Semakin besar nilai Kb, semakin kuat basa.
115
Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Tuliskan hasil jawabanmu
di depan kelas !
7.Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, simpulkan kembali mengenai
trayek perubahan pH dan warna indikator bahan alam, kesetimbangan pengionan asam-
basa, dan urutan kekuatan asam-basa!(Contemplating)
Jawab :
6.Bagaimana rentang pH untuk asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah ?
(Comparing)
Jawab :
116
Lampiran 7
Lembar Observasi
Keterlaksanaan Berpkir Reflektif Siswa
Nama :
Materi : Asam Basa
Pertemuan ke : 1
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan proses berpikir reflektif siswa
yang dilakukan oleh siswa.
Fase PBL Berpikir
Reflektif No
Kegiatan Pembelajaran Beri Tanda Ceklis Presentase
Guru Siswa 4 3 2 1 0
Pendahuluan
1 Guru mengucapkan salam untuk
membuka kegiatan, dan berdoa.
Siswa menjawab salam dan
berdoa
2 Guru memeriksa kehadiran
siswa
Siswa mendengarkan dan
memperhatikan guru
Orientasi
siswa pada
masalah
3 Tahap 1: Orientasi siswa pada
masalah Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran materi asam dan
basa yang akan dicapai
Siswa menyimak tujuan
pembelajaran materi asam dan
basa yang akan dicapai
4 Guru melakukan apersepsi:
Bertanya tentang contoh asam
dan basa dalam kehidupan
sehari-hari.
Siswa memperhatikan dan
menjawab pertanyaan guru
mengenai contoh asam dan basa
dalam kehidupan sehari-hari.
Reacting 5 Guru memberikan LKS berbasis
masalah yang berisi wacana
Siswa membaca wacana
indikator asam dan basa.
117
indikator asam dan basa.
6 Guru meminta pendapat siswa
mengenai wacana indikator asam
dan basa.
Siswa mengemukakan pendapat
mereka tentang konsep asam
dan basa melalui wacana
indikator asam dan basa.
Mengorgani-
sasi siswa
dalam belajar
7 Tahap 2: Mengorganisasi
siswa dalam belajar
Guru membagi siswa menjadi 6
kelompok dan mempersilahkan
untuk duduk bersama
kelompoknya masing-masing.
Siswa menyimak pembagian
kelompok yang telah diatur oleh
guru
Reacting
8 Guru mempersilahkan siswa
untuk mengidentifikasi masalah
pada wacana indikator asam dan
basa dengan berdiskusi
kelompok
Siswa mengidentifikasi
masalah pada wacana indikator
asam dan basa dengan
berdiskusi kelompok
Membimbing
penyelidikan
individual
maupun
kelompok
Reacting
9 Tahap 3: Membimbing
penyelidikan individual
maupun kelompok
Guru membimbing siswa untuk
mengidentifikasi sifat jeruk dan
sabun berdasarkan indra peraba
dan pengecap.
Siswa mengidentifikasi sifat
jeruk dan sabun berdasarkan
indra peraba dan pengecap.
10 Guru mendorong siswa
melakukan percobaan untuk
pemecahan masalah yang
terdapat dalam LKS larutan
asam dan basa.
Siswa melakukan percobaan
untuk menemukan solusi dari
masalah yang ada di LKS
larutan asam dan basa
Reacting
11 Guru menginstruksikan siswa
untuk menuliskan perubahan
warna dari berbagai larutan
setelah diuji menggunakan
indikator alam, kertas lakmus,
Siswa menuliskan perubahan
warna dari berbagai larutan
setelah diuji menggunakan
indikator alam, kertas lakmus,
dan indikator universal.
118
dan indikator universal.
Mengembang-
kan dan
menyajikan
hasil karya
Comparing
12 Tahap 4: Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
Guru membimbing siswa untuk
mempresentasikan perbedaan
larutan asam dan basa
berdasarkan indra peraba atau
pengecap.
Siswa mempresentasikan
perbedaan larutan asam dan
basa berdasarkan indra peraba
atau pengecap.
Contempla-
ting
13 Guru membantu siswa untuk
menyimpulkan mengenai larutan
asam dan basa berdasarkan indra
peraba atau pengecap
Siswa menyimpulkan
mengenai larutan asam dan basa
berdasarkan indra peraba atau
pengecap
Comparing
14 Guru membimbing siswa untuk
membedakan larutan asam dan
basa berdasarkan perubahan
warna dari berbagai larutan
setelah diuji menggunakan
indikator alam, kertas lakmus,
dan indikator universal.
Siswa membedakan larutan
asam dan basa berdasarkan
perubahan warna dari berbagai
larutan setelah diuji
menggunakan indikator alam,
kertas lakmus, dan indikator
universal.
Contempla-
ting
15 Guru membantu siswa untuk
menyimpulkan larutan asam dan
basa berdasarkan perubahan
warna dari berbagai larutan
setelah diuji menggunakan
indikator alam, kertas lakmus,
dan indikator universal.
Siswa menyimpulkan larutan
asam dan basa berdasarkan
perubahan warna dari berbagai
larutan setelah diuji
menggunakan indikator alam,
kertas lakmus, dan indikator
universal.
Reacting
16 Guru membimbing siswa untuk
menuliskan reaksi ionisasi dari
larutan NaOH, H2SO4,
CH3COOH, Mg(OH)2 dan H2O
berdasarkan data hasil
percobaan.
Siswa menuliskan reaksi
ionisasi dari larutan NaOH,
H2SO4, CH3COOH, Mg(OH)2
dan H2O berdasarkan data hasil
percobaan.
119
Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Contempla-
ting
17 Tahap 5: Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru menginstruksikan siswa
masing-masing kelompok untuk
menyimpulkan kembali
mengenai sifat larutan asam dan
basa dari beberapa indikator.
Siswa menyimpulkan kembali
mengenai sifat larutan asam dan
basa dari beberapa indikator.
18 Guru menugaskan siswa untuk
membaca materi asam-basa
menurut teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry dan Lewis
Siswa memperhatikan tugas
yang diberikan guru.
Penutup
19 Guru menutup pembelajaran
dengan membaca doa
Siswa membaca doa bersama
20 Guru mengucapkan salam untuk
membuka kegiatan, dan berdoa.
Siswa menjawab salam dan
berdoa
Keterangan :
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang baik
0 = Sangat kurang baik
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan /observasi :
......................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................................
120
......................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................................
Mengetahui, 16 Januari 2017
Observer
( )
121
Lembar Observasi
Keterlaksanaan Berpkir Reflektif Siswa
Nama :
Materi : Asam Basa
Pertemuan ke : 2
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan proses berpikir reflektif siswa
yang dilakukan oleh siswa.
Fase PBL Berpikir
Reflektif No
Kegiatan Pembelajaran Beri Tanda Ceklis Presentase
Guru Siswa 4 3 2 1 0
Pendahuluan
1 1. Guru mengucapkan salam
untuk membuka kegiatan,
dan berdoa.
1.Siswa menjawab salam dan
berdoa
2 2. Guru memeriksa kehadiran
siswa
2.Siswa mendengarkan dan
memperhatikan guru
3 3. Guru meriview pembelajaran
kemarin mengenai sifat
larutan asam dan basa dari
beberapa indikator.
3.Siswa menjawab sifat larutan
asam dan basa dari beberapa
indikator.
Orientasi
siswa pada
masalah
4 Tahap 1: Orientasi siswa pada
masalah 1. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran materi asam
dan basa yang akan dicapai
1. Siswa menyimak tujuan
pembelajaran materi asam dan
basa yang akan dicapai
Reacting
5 2. Guru melakukan apersepsi:
Bertanya tentang kegunaan
obat maag
2.Siswa memperhatikan dan
menjawab pertanyaan guru
tentang kegunaan obat maag
122
6 3. Guru memberikan LKS
berbasis masalah yang berisi
wacana manfaat obat maag
3. Siswa membaca wacana manfaat
obat maag
7 4. Guru meminta pendapat
siswa mengenai wacana
manfaat obat maag
4.Siswa mengemukakan pendapat
mereka tentang manfaat obat
maag
Mengorgani-
sasi siswa
dalam belajar
Reacting
8 Tahap 2: Mengorganisasi
siswa dalam belajar
1. Guru mempersilahkan siswa
duduk bersama kelompoknya
masing-masing.
1. Siswa duduk berdasarkan
kelompoknya masing-masing
9 2. Guru mengarahkan setiap
kelompok mencari sumber
untuk memecahkan masalah
yang ada dalam LKS asam
dan basa mengenai teori
Arrhenius, Bronsted-Lowry,
dan Lewis.
2. Siswa mencari sumber terkait
untuk memecahkan masalah
yang ada dalam LKS asam dan
basa mengenai teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Comparing
10 3. Guru mengarahkan siswa
untuk berdiskusi mengenai
masalah yang ada dalam LKS
asam dan basa tentang teori
Arrhenius, Bronsted-Lowry,
dan Lewis.
3.Siswa membagi tugas dalam
kelompok untuk membedakan
teori Arrhenius, Bronsted-
Lowry, dan Lewis.
Membimbing
penyelidikan
individual
maupun
kelompok
Reacting
11 Tahap 3: Membimbing
penyelidikan individual
maupun kelompok
1. Guru memberikan
bimbingan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan
dalam memecahkan masalah
yang ada pada LKS asam
1. Siswa bertanya apabila
mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah yang ada
pada LKS asam dan basa
123
dan basa
12 2.Guru mendorong siswa
bekerjasama dalam
memecahkan masalah
2. Siswa bekerjasama dalam
memecahkan masalah
13 3.Guru mengarahkan siswa
untuk berdiskusi membahas
pertanyaan-pertanyaan yang
ada pada LKS asam dan basa.
3.Siswa berdiskusi membahas
pertanyaan-pertanyaan yang ada
pada LKS asam dan basa.
Mengembang
kan dan
menyajikan
hasil karya
14 Tahap 4: Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
1. Guru meminta perwakilan
masing-masing kelompok
untuk menyampaikan hasil
diskusi di depan kelas.
1. Siswa perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusi di
depan kelas.
Comparing
15 2. Guru meminta kelompok lain
untuk memberi tanggapan
berupa saran, komentar, atau
pertanyaan kepada kelompok
penyaji.
2.Siswa memberi tanggapan berupa
saran, komentar, atau pertanyaan
kepada kelompok penyaji untuk
membedakan teori Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
16 3. Guru memberi motivasi
kepada siswa berupa
pertanyaan apabila diskusi
tidak hidup
3.Siswa menjawab pertanyaan guru
apabila diskusi tidak hidup
Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Contem-
plating
17 Tahap 5: Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
1. Guru menginstruksikan siswa
masing-masing kelompok
menyimpulkan kembali teori
asam dan basa menurut
1. Masing-masing kelompok
menyimpulkan kembali teori
asam dan basa menurut
124
Arrhenius, Bronsted-Lowry,
dan Lewis
Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan
Lewis.
Penutup
18 1. Guru menugaskan siswa
untuk membaca materi
tentang kekuatan asam basa
dan kesetimbangannya
1. Siswa memperhatikan tugas
yang diberikan guru.
19 2. Guru menutup pembelajaran
dengan membaca doa
2.Siswa membaca doa bersama
Keterangan :
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang baik
0 = Sangat kurang baik
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan /observasi :
......................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................................
Mengetahui, 18 Januari 2017
Observer
( )
125
Lembar Observasi
Keterlaksanaan Berpkir Reflektif Siswa
Nama :
Materi : Asam Basa
Pertemuan ke : 3
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pengamatan anda terhadap keterlaksanaan proses berpikir reflektif siswa
yang dilakukan oleh siswa.
Fase PBL Berpikir
Reflektif
No Kegiatan Pembelajaran Beri Tanda Ceklis Presentase
Guru Siswa 4 3 2 1 0
Pendahuluan
1 1. Guru mengucapkan salam
untuk membuka kegiatan,
dan berdoa.
1. Siswa menjawab salam dan
berdoa
2 2. Guru memeriksa kehadiran
siswa
2.Siswa mendengarkan dan
memperhatikan guru
3 3. Guru meriview pembelajaran
kemarin mengenai teori
asam dan basa menurut
Arrhenius, Bronsted-Lowry,
dan Lewis
3.Siswa menjawab teori asam
dan basa menurut Arrhenius,
Bronsted-Lowry, dan Lewis.
Orientasi
siswa pada
masalah
4 Tahap 1: Orientasi siswa pada
masalah 1. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran materi asam
dan basa yang akan dicapai
1. Siswa menyimak tujuan
pembelajaran materi asam
dan basa yang akan dicapai
5 2. Guru melakukan apersepsi:
Bertanya tentang noda kunyit
2.Siswa memperhatikan dan
menjawab pertanyaan guru
126
yang menempel pada baju. tentang noda kunyit yang
menempel pada baju.
Reacting
6 3. Guru memberikan LKS
berbasis masalah yang berisi
wacana noda kunyit yang
menempel pada baju.
3. Siswa membaca wacana
noda kunyit yang menempel
pada baju.
7 4. Guru meminta pendapat
siswa mengenai wacana noda
kunyit yang menempel pada
baju.
4.Siswa mengemukakan
pendapat mereka tentang
noda kunyit yang menempel
pada baju.
Mengorgani-
sasi siswa
dalam belajar
8 Tahap 2: Mengorganisasi
siswa dalam belajar
1. Guru mempersilahkan siswa
duduk bersama
kelompoknya masing-
masing.
1. Siswa duduk berdasarkan
kelompoknya masing-
masing
9 2. Guru mengarahkan setiap
kelompok membuat irisan
garis ketiga indikator untuk
menunjukkan kisaran pH
larutan
2. Siswa membuat irisan garis
ketiga indikator untuk
menunjukkan kisaran pH
larutan
Comparing
10 3.Mengarahkan siswa untuk
membagi tugas dalam
kelompok untuk
membedakan urutan kekuatan
asam dan basa berdasarkan
tetapan asam (Ka) dan
tetapan basa (Kb) serta
kesetimbangan pengionan
asam-basa dalam air.
3. Siswa membagi tugas dalam
kelompok untuk
membedakan urutan
kekuatan asam dan basa
berdasarkan tetapan asam
(Ka) dan tetapan basa (Kb)
serta kesetimbangan
pengionan asam-basa dalam
air.
127
Membimbing
penyelidikan
individual
maupun
kelompok
11 Tahap 3: Membimbing
penyelidikan individual
maupun kelompok
1. Guru memberikan
bimbingan kepada kelompok
yang mengalami kesulitan
dalam memecahkan masalah
yang ada pada LKS
1. Siswa bertanya apabila
mengalami kesulitan dalam
memecahkan masalah yang
ada pada LKS
12 2. Guru mendorong siswa
bekerjasama dalam
memecahkan masalah
3. Siswa bekerjasama dalam
memecahkan masalah
Comparing
13 3. Guru mengarahkan siswa
untuk berdiskusi membahas
pertanyaan-pertanyaan yang
ada pada LKS untuk
membedakan urutan
kekuatan asam basa dan
tetapan kesetimbangan air
4. Siswa berdiskusi membahas
pertanyaan-pertanyaan yang ada
pada LKS untuk membedakan
urutan kekuatan asam basa dan
tetapan kesetimbangan air
Mengembang-
kan dan
menyajikan
hasil karya
14 Tahap 4: Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
1. Guru meminta perwakilan
masing-masing kelompok
untuk menyampaikan hasil
diskusi
1. Siswa perwakilan
kelompok menyampaikan
hasil diskusi
Comparing
15 2. Guru meminta kelompok lain
untuk memberi tanggapan
berupa saran, komentar, atau
pertanyaan kepada kelompok
penyaji.
2.Siswa memberi tanggapan
berupa saran, komentar, atau
pertanyaan kepada kelompok
penyaji untuk membedakan
urutan kekuatan asam basa dan
tetapan kesetimbangan air
16 3. Guru memberi motivasi
kepada siswa berupa
3.Siswa menjawab pertanyaan
guru apabila diskusi tidak hidup
128
pertanyaan apabila diskusi
tidak hidup
Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Contempla-
ting
17 Tahap 5: Menganalisis dan
mengevaluasi
proses pemecahan
masalah
1. Guru menginstruksikan siswa
masing-masing kelompok
menyimpulkan kembali
tentang trayek perubahan pH
dan warna indikator bahan
alam, kesetimbangan
pengionan asam-basa, dan
urutan kekuatan asam-basa
1. Masing-masing kelompok
menyimpulkan kembali tentang trayek perubahan pH
dan warna indikator bahan
alam, kesetimbangan
pengionan asam-basa, dan
urutan kekuatan asam-basa
Penutup
18 1. Guru menugaskan siswa
untuk membaca kembali
materi asam-basa
1. Siswa memperhatikan tugas
yang diberikan guru.
19 2. Guru menutup pembelajaran
dengan membaca doa
2.Siswa membaca doa bersama
Keterangan :
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang baik
0 = Sangat kurang baik
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan /observasi :
......................................................................................................................................................................................................................
129
......................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................................
Mengetahui, 30 Januari 2017
Observer
( )
130
Lampiran 8
VALIDASI INSTRUMEN TES BERPIKIR REFLEKTIF
(Asam Basa)
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Bentuk Soal : Essay
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
3.10.1
Menjelaskan
konsep asam
dan basa
menurut
teori
Arrhenius
melalui
sumber yang
relevan
Disajikan
gambar
komposisi
sabun dan
informasi
mengenai
ciri-ciri
senyawa
NaOH, siswa
mampu
menjelaskan
1. Perhatikan gambar !
Diketahui :
1) Senyawanya mudah
terionisasi
2) Senyawanya berwarna
putih
3) Dapat membirukan
lakmus merah
4) Memiliki Mr 40
5) Dikenal dengan sebutan
soda kaustik
6) Bahan utama dalam
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
1
Dapat menuliskan 1- 2
informasi yang
diketahui dan 2
Komposisi : Coconut Oil,
Sodium Hidroksida, Milk,
Wather, Sodium Benzoat, Olive
Oil, Ealaeis Guneensis,
Propylparaben dan Metylpraben.
131
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
basa menurut
teori
Arrhenius
Noni menguji salah satu senyawa yang ada di
komposisi sabun. Senyawa tersebut mudah
terionisasi, berwarna putih, dapat membirukan
lakmus merah, memiliki Mr 40, dikenal
dengan sebutan soda kaustik dan bahan utama
dalam pembuatan sabun. Uraikan informasi
apa yang diketahui, ditanya, kemudian berikan
jawaban berdasarkan teori Arrhenius disertai
reaksi ionisasinya yang berkaitan dengan
informasi tersebut dan berikan kesimpulan !
pembuatan sabun. ditanyakan dengan
tepat
Dapat menuliskan 3-
4 informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
3
Ditanya :
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
berikan jawaban berdasarkan
teori Arrhenius disertai reaksi
ionisasinya yang berkaitan
dengan informasi tersebut
dan berikan kesimpulan !
Dapat menuliskan 5-6
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat 4
Jawaban:
Berdasarkan ciri-ciri yang
telah diketahui maka dapat
diidentifikasi senyawa
tersebut adalah NaOH.
Sehingga reaksi ionisasinya :
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
Menurut Arrhenius apabila
suatu larutan terurai
menghasilkan ion
hidroksida(OH-) maka
Compa-
ring
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
0
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
penjelasan namun
tidak tepat
1
Dapat
mengidentifikasi 2
132
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
larutan tersebut bersifat basa.
persamaan reaksi
dengan tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
penjelasan kurang
tepat
3
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
penjelasan dengan
tepat
4
Jadi, senyawa tersebut adalah
NaOH yang bersifat basa
berdasarkan teori Arrhenius
karena menghasilkan ion
hidroksida(OH-) jika terurai
dalam air.
Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
tidak tepat
1
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
yaitu sifat senyawanya
tetapi kurang lengkap
2
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
yaitu sifat senyawanya
3
133
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
namun kurang tepat
menghubungkan
dengan teori
Arrhenius.
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
yaitu sifat senyawanya
yang di hubungkan
dengan teori Arrhenius
secara tepat.
4
Disajikan
gambar dan
ciri-ciri
senyawa
CH3COOH,
siswa mampu
menjelaskan
asam menurut
teori
Arrhenius
2. Perhatikan gambar !
Prili memakan bakso yang ada pada gambar
bersama teman-temannya. Bakso Prili
ditambahkan larutan yang berbau tajam,
wujudnya cair, dapat memerahkan lakmus biru,
termasuk elektrolit lemah, hanya terionisasi
Diketahui:
1) Larutannya berbau tajam
2) Wujudnya cair
3) Dapat memerahkan
lakmus biru
4) Termasuk elektrolit
lemah
5) Hanya terionisasi
sebagian
6) Pemberi rasa pada
makanan Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
1
Dapat menuliskan 1- 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Ditanya:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
berikan jawaban berdasarkan
teori Arrhenius disertai reaksi
ionisasinya yang berkaitan
Dapat menuliskan 3-
4 informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
3
Dapat menuliskan 5-6 4
134
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
sebagian dan pemberi rasa pada makanan.
Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya,
kemudian berikan jawaban berdasarkan teori
Arrhenius disertai reaksi ionisasinya yang
berkaitan dengan informasi tersebut dan
berikan kesimpulan !
dengan informasi tersebut
dan berikan kesimpulan !
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Jawaban
Berdasarkan ciri-ciri yang
telah diketahui maka dapat
diidentifikasi senyawa
tersebut adalah CH3COOH
Sehingga reaksi ionisasinya :
Menurut Arrhenius apabila
suatu larutan terurai
menghasilkan ion H+ maka
larutan tersebut bersifat
asam.
Compa-
ring
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
0
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
penjelasan namun
tidak tepat
1
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
2
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
penjelasan kurang
tepat
3
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
penjelasan dengan
tepat
4
135
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
Jadi, larutan yang
ditambahkan kedalam soto
Prili adalah CH3COOH
(asam cuka/asam asetat) yang
bersifat asam karena jika
terurai di dalam air
menghasilkan ion H+
Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan tetapi
tidak tepat
1
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
yaitu sifat senyawanya
tetapi kurang lengkap
2
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
yaitu sifat senyawanya
namun kurang tepat
menghubungkan
dengan teori
Arrhenius.
3
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
yaitu sifat senyawanya
yang di hubungkan
dengan teori Arrhenius
secara tepat.
4
136
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
13.10.2
Menjelaskan
konsep asam
dan basa
menurut
Bronsted-
Lowry
mengguna-
kan berbagai
sumber
Disajikan
informasi
mengenai
hujan asam,
siswa mampu
menjelasakan
asam dan
basa menurut
teori
Bronsted-
Lowry
3. Perhatikan gambar !
Hujan asam adalah hujan yang mempunyai kadar
keasaman (pH) < 7 pada setiap tetes airnya. Hal ini
disebabkan senyawa nitrogen dioksida bereaksi
dengan air. Hasil dari reaksi tersebut adalah asam
nitrit dan ion hidroksida. Berdasarkan pernyataan
tersebut,
Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya,
kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa
dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori
Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan !
Diketahui:
1) Hujan asam mempunyai
pH < 7
2) Senyawa nitrogen
dioksida bereaksi dengan
air.
3) Salah satu hasil dari
reaksinya yaitu senyawa
asam nitrit.
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
1
Ditanya:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat
senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan
teori Bronsted-Lowry dan
berikan kesimpulan !
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
3
Dapat menuliskan 3
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
4
Jawab: Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu : NO2 + H2O HNO2 + OH-
Compa-
ring
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
0
137
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
NO2 merupakan basa karena
menerima ion H+ (akseptor
proton) dari H2O untuk
berubah menjadi HNO2 yang
merupakan asam
konjugasinya. Sedangkan
H2O merupakan asam karena
memberikan ion H+ (donor
proton) kepada molekul NO2
untuk berubah menjadi OH-
yang merupakan basa
konjugasinya.
Hal ini sesui dengan teori
asam basa Bronsted-Lowry,
asam adalah donor (pemberi)
proton (H+) sedangkan basa
adalah akseptor (penerima)
proton (H+).
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya namun
tidak tepat
1
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
2
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
menjelaskan sifat
senyawanya kurang
tepat
3
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya dengan
tepat
4
Jadi, NO2 merupakan basa
dan HNO2 adalah asam
konjugasinya sedangkan H2O
merupakan asam dan OH-
adalah basa konugasinya.
Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
namun tidak tepat
1
Dapat menyimpulkan 2
138
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
3-4 sifat senyawa
namun tidak tepat
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
dengan tepat
3
Dapat menyimpulkan
3-4 sifat senyawa
dengan tepat
4
Disajikan
informasi
mengenai
buang angin,
siswa mampu
menjelasakan
asam dan
basa menurut
teori
Bronsted-
Lowry
4. Buang angin adalah penumpukan tekanan dari
dalam perut yang dilepaskan dengan kekuatan dan
dorongan yang berasal dari berbagai sumber.
Peristiwa buang angin ini biasanya menyebabkan
bau yang tidak sedap. Bau yang tidak sedap ini
karena adanya gas hidrogen sulfida. Ketika
hidrogen sulfida (H2S) bereaksi dengan air (H2O)
maka akan meredam bau tak sedapnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat senyawa dari
persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori
Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan !
Diketahui:
1) Bau yang tidak sedap
saat buang angin karena
ada gas hidrogen sulfida.
2) Saat Hidrogen sulfida
(H2S) bereaksi dengan
air (H2O) akan meredam
bau tak sedapnya.
3) Teori Bronsted -Lowry
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
1
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Ditanya:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat
senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan
teori Bronsted-Lowry dan
berikan kesimpulan !
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
3
Dapat menuliskan 3
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
4
139
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
tepat
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu :
H2S + H2O HS- + H3O
+
H2S merupakan asam karena
memberikan ion H+ (donor
proton) kepada molekul H2O
untuk berubah menjadi HS-
yang merupakan basa
konjugasinya. Sedangkan
H2O merupakan basa karena
menerima ion H+ (akseptor
proton) dari molekul H2S
untuk berubah menjadi H3O+
yang merupakan asam
konjugasinya.
Hal ini sesui dengan teori
asam basa Bronsted-Lowry,
asam adalah donor (pemberi)
proton (H+) sedangkan basa
adalah akseptor (penerima)
proton (H+).
Compa-
ring
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
0
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya namun
tidak tepat
1
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
2
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
menjelaskan sifat
senyawanya kurang
tepat
3
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
4
140
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
menjelaskan sifat
senyawanya dengan
tepat
Jadi, H2S merupakan asam
dan HS- basa konjugasinya
dsedangkan H2O merupakan
basa dan H3O+ asam
konjugasinya.
Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
namun tidak tepat
1
Dapat menyimpulkan
3-4 sifat senyawa
namun tidak tepat
2
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
dengan tepat
3
Dapat menyimpulkan
3-4 sifat senyawa
dengan tepat
4
Disajikan
gambar dan
ciri-ciri
formalin,
siswa mampu
menjelasakan
asam dan
basa menurut
teori
5. Perhatikan gambar !
Diketahui :
1) Larutan tersebut
digunakan untuk
membasmi bakteri
2) Sering digunakan sebagai
bahan pengawet.
3) Umumnya digunakan
untuk mengawetkan
mayat.
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat 1
141
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
Bronsted-
Lowry
Larutan tersebut
digunakan untuk
membasmi sebagian besar
bakteri, sehingga sering
digunakan sebagai bahan
pengawet. Umumnya,
larutan ini digunakan
untuk mengawetkan
mayat.
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat senyawa dari
persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori
Bronsted-Lowry dan berikan kesimpulan !
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
3
Ditanya :
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat
senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan
teori Bronsted-Lowry dan
berikan kesimpulan !
Dapat menuliskan 3
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat 4
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu : HCOOH + H2O HCOO- + H3O
+
HCOOH merupakan asam
karena memberikan ion H+
(donor proton) kepada
molekul H2O untuk berubah
Compa-
ring
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
0
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya namun
1
HCOOH
142
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
menjadi HCOO- yang
merupakan basa
konjugasinya. Sedangkan
H2O merupakan basa karena
menerima ion H+ (akseptor
proton) dari molekul H2S
untuk berubah menjadi H3O+
yang merupakan asam
konjugasinya.
Hal ini sesui dengan teori
asam basa Bronsted-Lowry,
asam adalah donor (pemberi)
proton (H+) sedangkan basa
adalah akseptor (penerima)
proton (H+).
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
2
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
menjelaskan sifat
senyawanya kurang
tepat
3
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya dengan
tepat
4
Jadi, HCOOH merupakan
asam dan HCOO- adalah basa
konjugasinya sedangkan
H2O merupakan basa dan
H3O+
asam konjugasinya.
Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
namun tidak tepat
1
Dapat menyimpulkan
3-4 sifat senyawa
dengan tepat
2
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
dengan tepat
3
143
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
Dapat menyimpulkan
3-4 sifat senyawa
dengan tepat
4
3.10.3
Menjelaskan
konsep asam
dan basa
menurut
Lewis
mengguna-
kan berbagai
sumber
Disajikan
gambar dan
informasi
mengenai
kapur tohor,
siswa mampu
menjelasakan
asam dan
basa menurut
teori Lewis.
6. Perhatikan gambar !
Gambar tersebut adalah batu kapur. Batu kapur
dalam proses kalsinasi menguraikan kalsium
karbonat (batu kapur, CaCO3) menjadi kalsium
oksida (kapur bakar, CaO) dan gas karbon
dioksida atau CO2.
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat senyawa dari
persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori Lewis
dan berikan kesimpulan !
Diketahui :
1) Gambar tersebut adalah
batu kapur.
2) Batu kapur dalam proses
kalsinasi menguraikan
kalsium karbonat (batu
kapur, CaCO3) menjadi
kalsium oksida (kapur
bakar, CaO) dan gas
karbon dioksida atau CO2.
3) Teori Lewis
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
1
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
3
Ditanya :
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat
senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan
teori Lewis dan berikan
kesimpulan !
Dapat menuliskan 3
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat 4
Jawab: Compa- Tidak dapat 0
144
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu :
CaCO3 CaO +
CO2
Berdasarkan pembentukkan
ikatan kimianya, O
memberikan pasangan
elektron kepada C, yang
berarti O adalah basa. Atom
C menerima pasangan
elektron dari O, yang
menandakan adalah asam.
Jadi O pada CaO adalah
suatu basa karena
memberikan pasangan
elektron , sedangkan C pada
CO2 adalah suatu asam
karena menerima pasangan
elektron.
ring menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya namun
tidak tepat
1
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
2
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
menjelaskan sifat
senyawanya kurang
tepat
3
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya dengan
tepat
4
Jadi, atom O pada CaCO3
bertindak sebagai basa dan C Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal 0
145
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
pada CaCO3 bertindak
sebagai asam.
yang disimpulkan
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
namun tidak tepat
1
Dapat menyimpulkan
1 sifat senyawa
dengan tepat
2
Dapat menyimpulkan
1 sifat senyawa
dengan tepat namun 1
sifat senyawa tidak
tepat
3
Dapat menyimpulkan
2 sifat senyawa
dengan tepat
4
Disajikan
persamaan
reaksi
berdasarkan
struktur
Lewis, siswa
mampu
menjelaskan
sifat asam
dan basa dari
senyawa
tersebut
berdasarkan
teori Lewis.
7. Tania kesulitan memahami sifat senyawa dari
persamaan reaksi ini :
Diketahui :
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
1
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Dapat menuliskan 2 3
146
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
Agar Tania memahami sifat senyawa dari
persamaan reaksi tersebut, bantu Tania untuk
menjawabnya. Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian jelaskan masing-
masing sifat senyawa dari persamaan reaksi
tersebut berdasarkan teori Lewis dan berikan
kesimpulan !
informasi yang
diketahui namun salah
satu kurang tepat dan
ditanyakan dengan
tepat
Ditanyakan:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat
senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan
teori Lewis dan berikan
kesimpulan !
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat 4
Jawab:
Berdasarkan persamaan
reaksi yang telah diketahui
maka maka sifat senyawa
tersebut, yaitu :
Pembentukkan ikatan kimia
pada persamaan reaksi
pertama, Ba memberikan
pasangan elektron kepada O,
yang berarti Ba adalah basa.
Atom O menerima pasangan
elektron dari Ba, yang
menandakan atom O adalah
asam.
Pembentukkan ikatan
kimianya pada persamaan
Compa-
ring
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
0
Dapat
mengidentifikasi 1-2
sifat senyawa namun
tidak tepat
1
Dapat
mengidentifikasi 3-4
sifat senyawa namun
tidak tepat
2
Dapat
mengidentifikasi 1-2
sifat senyawa dengan
3
147
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
reaksi kedua, Mg
memberikan pasangan
elektron kepada Cl, yang
berarti Mg adalah basa. Atom
Cl menerima pasangan
elektron dari Mg, yang
menandakan atom Cl adalah
asam.
tepat.
Dapat
mengidentifikasi 3-4
sifat senyawa dengan
tepat. 4
Jadi, pada persamaan reaksi
pertama Ba pada BaO
bertindak sebagai basa dan O
bertindak sebagai asam. Pada
persamaan reaksi kedua Mg
pada MgCl2 bertindak
sebagai asam dan Cl
bertindak sebagai basa. Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menyimpulkan
2 sifat senyawa namun
tidak tepat
1
Dapat menyimpulkan
1 sifat senyawa
dengan tepat
2
Dapat menyimpulkan
1 sifat senyawa
dengan tepat namun 1
sifat senyawa tidak
tepat
3
Dapat menyimpulkan
2 sifat senyawa
dengan tepat
4
Disajikan
beberapa
molekul,
siswa mampu
8. Reaksi amonia (NH3) dengan alumunium
klorida (AlCl3) adalah molekul yang penting
dalam kimia. Salah satu teori yang berlaku untuk
menjelaskan reaksi tersebut adalah teori Lewis.
Diketahui :
1) Reaksi amonia (NH3)
dengan alumunium klorida
2) Teori yang berlaku untuk
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
148
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
menjelaskan
sifat molekul
tersebut
berdasarkan
teori Lewis
Uraikan informasi apa yang diketahui, ditanya,
kemudian jelaskan masing-masing sifat senyawa
dari persamaan reaksi tersebut berdasarkan teori
Lewis dan berikan kesimpulan !
menjelaskan reaksi di atas
adalah teori Lewis.
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
1
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Ditanyakan :
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
jelaskan masing-masing sifat
senyawa dari persamaan
reaksi tersebut berdasarkan
teori Lewis dan berikan
kesimpulan !
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu kurang tepat dan
ditanyakan dengan
tepat
3
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
4
Jawab :
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu :
Compa-
ring
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
0
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
1
149
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
Atom Al pada molekul AlCl3
bertindak sebagai asam,
karena ia menerima pasangan
elektron bebas dari molekul
NH3 . Sedangkan atom N
pada NH3 bertindak sebagai
basa, karena ia memberikan
pasangan elektron untuk
atom Al pada molekul AlCl3
senyawanya namun
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
2
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
menjelaskan sifat
senyawanya kurang
tepat
3
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
menjelaskan sifat
senyawanya dengan
tepat
4
Jadi, AlCl3 bertindak sebagai
asam dan NH3 bertindak
sebagai basa.
Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menyimpulkan
1-2 sifat senyawa
namun tidak tepat
1
Dapat menyimpulkan
1 sifat senyawa
dengan tepat
2
Dapat menyimpulkan
1 sifat senyawa 3
150
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
dengan tepat namun 1
sifat senyawa tidak
tepat
Dapat menyimpulkan
2 sifat senyawa
dengan tepat
4
3.10.4
Menuliskan
kesetimba-
ngan
pengionan
asam dan
basa
Disajikan
gambar obat
dan ciri-ciri
senyawa
Mg(OH)2 dan
Al(OH)3,
siswa mampu
menuliskan
kesetimba-
ngan
pengionan
dari senyawa
tersebut
9. Perhatikan gambar obat !
Marina merasakan sakit di bagian lambung, hal ini
karena asam lambungnya naik. Kemudian Marina
meminum obat yang dapat mengurangi rasa sakit
dibagian lambungnya. Obat yang diminum
tersebut dapat membirukan lakmus merah.
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
Diketahui:
1) Marina meminum obat
yang dapat mengurangi
rasa sakit dibagian
lambungnya.
2) Obat tersebut dapat
membirukan lakmus
merah.
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
1
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu kurang tepat dan
ditanyakan dengan
tepat
3
Ditanyakan:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
tuliskan tetapan
kesetimbangan pengionan
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
4
151
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian
tuliskan tetapan kesetimbangan pengionan dari
senyawa tersebut dan berikan kesimpulan !
dari senyawa tersebut dan
berikan kesimpulan !
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu :
Kb = [Al3+
] [OH-]
[Al(OH)3]
Compa-
ring
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
0
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
tetapan kesetimbangan
pengionan namun
tidak tepat
1
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
2
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
tetapan kesetimbangan
pengionan namun
tidak tepat
3
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
tetapan
kesetimabangan
4
152
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
pengionan dengan
tepat
Jadi, tetapan kesetimbangan
pengionan dari Alumunium
Hidroksida Al(OH)3 adalah
basa.
Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi tidak tepat
1
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
2
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
3
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat dan tepat
4
Disajikan
gambar kopi
beracun dan
ciri-ciri
10. Perhatikan gambar kopi beracun !
Diketahui:
1) Kopi yang diminum Mirna
mengandung senyawa
beracun yang bersifat
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
153
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
senyawa
HCN, siswa
mampu
menuliskan
kesetimbanga
n pengionan
dari senyawa
tersebut
Peristiwa meninggalnya almarhumah Wayan
Mirna Salihin, disebakan meminum kopi yang
mengandung senyawa bersifat racun yang sangat
bebahaya. Senyawa ini bersifat volatil (mudah
menguap) dan dapat memerahkan lakmus biru.
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian
tuliskan tetapan kesetimbangan pengionan dari
senyawa tersebut dan berikan kesimpulan !
volatil (mudah menguap)
2) Dapat memerahkan
lakmus biru.
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
1
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu informasi kurang
tepat dan ditanyakan
dengan tepat
3
Ditanyakan:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
tuliskan tetapan
kesetimbangan pengionan
dari senyawa tersebut dan
berikan kesimpulan !
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
4
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
persamaan reaksinya, yaitu :
Tetapan kesetimbangan
pengionan :
Compa-
ring
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
0
Dapat
mengidentifikasi 1
154
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
Ka = [H+] [CN
-]
[HCN]
persamaan reaksi dan
tetapan kesetimbangan
pengionan namun
tidak tepat
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat
2
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi
dengan tepat namun
tetapan kesetimbangan
pengionan tidak tepat
3
Dapat
mengidentifikasi
persamaan reaksi dan
tetapan
kesetimabangan
pengionan dengan
tepat
4
Jadi, kesetimbangan
pengionan dari senyawa
tersebut adalah
kesetimbangan pengionan
asam. Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan hal 2
155
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
3
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
dengan singkat dan
tepat
4
3.10.5
Menentukan
urutan
kekuatan
asam atau
basa
berdasarkan
harga
tetapan asam
(Ka) atau
tetapan basa
(Kb)
berdasarkan
data hasil
Disajikan
tabel tetapan
ionisasi asam
(Ka)
beberapa zat,
siswa mampu
mengurutkan
kekuatan
asam dari
kuat ke
rendah
11. Terdapat nilai tetapan ionisasi asam dari asam
asetat, asam format, asam florida, asam benzoat,
asam sianida, dan asam propanoat yaitu 1,8x10-5
,
1,8x10-4
, 6,8x10-4
, 6,5x10-5
, 4,9x10-10
, dan 1,4 x
10-5
. Berdasarkan data tersebut, uraikan informasi
apa yang diketahui, ditanya, kemudian urutkan
kenaiakan asam dan berikan penjelasan serta
berikan kesimpulan !
Diketahui :
Nilai tetapan ionisasi asam
(Ka) pada tabel.
Nama Ka Asam Asetat 1,8x10
-5
Asam
Format 1,8x10
-4
Asam
Florida 6,8x10
-4
Asam Benzoat
6,5x10-5
Asam
sianida 4,9x10
-10
Asam propanoat
1,4 x 10-5
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
1
Dapat menuliskan 1-2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Dapat menuliskan 3-4 3
156
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
percobaan informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
Ditanyakan:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
urutkan kenaiakan asam dan
berikan penjelasan serta
berikan kesimpulan !
Dapat menuliskan 5-6
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
4
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka urutkan
kenaiakan asam, yaitu :
Semakin besar nilai Ka maka
kekuatan asam makin kuat,
maka
urutan dari yang paling kuat
ke yang rendah adalah :
1.Asam Fluorida Ka=6,8x10-4
2.Asam Format Ka=1,8x10-4
3.Asam Benzoat Ka=6,5x10-5
4.Asam Asetat Ka=1,8x10-5
5. Asam propanoat Ka = 1,4
x 10-5
6.Asam Sianida Ka=4,9x10-10
Compa-
ring
Tidak mengurutkan
kekuatan asam 0
Mengurutkan 1-6
kekuatan asam namun
tidak tepat
1
Mengurutkan 1-2
kekuatan asam
dengan tepat
2
Mengurutkan 3-4
kekuatan asam
dengan tepat
3
Mengurutkan 5-6
kekuatan asam
dengan tepat
4
Jadi, urutan kekuatan asam
yaitu: Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal 0
157
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
HF > HCOOH > C6H5COOH
> CH3COOH
>CH3CH2COOH> HCN
yang disimpulkan
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
2
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
3
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
dengan singkat dan
tepat
4
Disajikan
tetapan
ionisasi basa,
siswa mampu
menentukan
kekuatan basa
berdasarkan
12. Basa LOH dan MOH mempunyai tetapan
ionisasi (Kb) berturut-turut 2x10-5
dan 1x10-7
.
Berdasarkan data tersebut, uraikan informasi apa
yang diketahui, ditanya, kemudian jelaskan basa
manakah yang lebih kuat dari pernyataan tersebut
dan berikan kesimpulan !
Diketahui :
1) Kb LOH adalah 2x10-5
2) Kb MOH adalah 1x10-7
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Ditanyakan:
Uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
1
158
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
tetapan
ionisasi basa
(Kb)
jelaskan basa manakah yang
lebih kuat dari pernyataan
tersebut dan berikan
kesimpulan !
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu informasi kurang
tepat dan ditanyakan
dengan tepat
3
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
4
Jawab :
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka basa
yang lebih kuat, yaitu :
LOH lebih kuat daripada
MOH karena nilai Kb LOH
lebih besar. Semakin besar
nilai Kb maka semakin kuat
suatu basa. Oleh karena itu,
Kb mencerminkan kekuatan
basa.
Compa-
ring
Tidak dapat
menemukan informasi
dalam soal sehingga
tidak dapat
mengidentifikasi
penyelesaian masalah
0
Dapat mengurutkan
kekuatan basa dan
memberikan
penjelasan namun
tidak tepat
1
Dapat mengurutkan
kekuatan basa dengan 2
159
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
tepat
Dapat mengurutkan
kekuatan basa namun
memberikan
penjelasan kurang
tepat
3
Dapat mengurutkan
kekuatan basa dan
memberikan
penjelasan dengan
tepat
4
Jadi,. LOH > MOH.
Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
2
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
3
160
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
dengan singkat dan
tepat
4
4.10.1
Menguji
asam dan
basa
mengguna-
kan
indikator
alam, kertas
lakmus dan
indikator
universal
Disajikan
informasi
mengenai
beberapa
bahan untuk
pengujian
asam basa,
siswa mampu
menguji sifat
larutan asam
dan basa
berdasarkan
pengujian
indikator
kertas lakmus
dari beberapa
bahan.
13.Siswa diberi tugas oleh guru untuk menguji
sifat asam basa dari bahan-bahan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu obat tetes mata, air sabun, pasta
gigi, obat maag, air tomat, dan air wortel dengan
menggunakan indikator kertas lakmus.
Zat Kertas Lakmus
Merah Biru
Obat
tetes
mata
… …
Air sabun
… …
Pasta
gigi
… …
Obat maag
… …
Air
tomat
… …
Air wortel
… …
Berdasarkan pernyataan tersebut, uraikan
informasi apa yang diketahui, ditanya, kemudian
bagaimana perubahan kertas lakmus setelah
dilakukan uji pada masing-masing zat tersebut dan
Diketahui:
1) Bahan yang digunakan
adalah obat tetes mata, air
sabun, pasta gigi, obat
maag, air tomat, dan air
wortel
2) Indikator yang digunakan
adalah kertas lakmus.
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
1
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu informasi kurang
tepat dan ditanyakan
dengan tepat
3
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
4
Ditanyakan:
Berdasarkan pernyataan
tersebut, uraikan informasi
161
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
berikan kesimpulan ! apa yang diketahui, ditanya,
kemudian bagaimana
perubahan kertas lakmus
setelah dilakukan uji pada
masing-masing zat tersebut
dan berikan kesimpulan !
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka
perubahan kertas lakmus
yang telah diuji, yaitu :
Zat Kertas Lakmus
Merah Biru
Obat
tetes mata
biru biru
Air
sabun
biru Biru
Pasta gigi
biru biru
Obat
maag
biru biru
Air tomat
merah merah
Air
wortel
merah merah
Compa-
ring
Tidak
mengidentifikasi sifat
asam dan basa
0
Mengidentifikasi sifat
asam dan basa namun
tidak tepat
1
Mengidentifikasi 1-2
zat dengan tepat
2
Mengidentifikasi 3-4
zat dengan tepat
3
Mengidentifikasi 5-6
zat dengan tepat
4
Jadi, zat yang bersifat asam
akan mengubah kertas
lakmus biru menjadi merah.
Sedangkan larutan basa akan
Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menemukan hal 1
162
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
mengubah kertas lakmus
merah menjadi biru.
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
2
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
3
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
dengan singkat dan
tepat
4
4.10.2Mem-
bedakan
sifat asam
dan basa
mengguna-
kan
beberapa
indikator
Disajikan
tabel data
hasil
percobaan
beberapa
larutan, siswa
mampu
membedakan
14.Dari pengujian larutan dengan beberapa
indikator diperoleh data sebagai berikut : No Zat Indikator Alam Kertas Lakmus Indikator
Universal
Bunga
sepatu
Kunyit Merah Biru
1. Air
Jeruk
Merah Kuning
cerah
Merah Merah 2
2. Air
Sabun
Coklat Merah Biru Biru 9
3. Air
Kapur
Hijau
kecoklatan
Coklat Biru Biru 12
Diketahui: N
o
Zat Indikator Alam Kertas Lakmus
Bunga
sepatu
Kunyit Merah Biru
1
.
Air
Jeruk
Merah Kunin
g cerah
Merah Merah
2
.
Air
Sabun
Coklat Merah Biru Biru
3
.
Air
Kapur
Hijau
kecokl
atan
Coklat Biru Biru
4
.
Cuka Merah Kunin
g cerah
Merah Merah
5
.
Air
sumur
Merah Kunin
g
Merah Biru
6 Air vit Merah Kunin Merah Biru
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
1
163
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
sifat larutan
asam dan
basa
menggunakan
indikator
alam dan
kertas
lakmus.
4. Cuka Merah Kuning
cerah
Merah Merah 3
5. Air
sumur
Merah Kuning Merah Biru 7
6. Air vit Merah Kuning Merah Biru 7
Berdasarkan data pada tabel, uraikan informasi apa
yang diketahui, ditanya, kemudian bedakan sifat
asam dan basa menggunakan indikator alam dan
kertas lakmus serta berikan kesimpulan !
. g
Ditanyakan:
Berdasarkan data pada tabel,
uraikan informasi apa yang
diketahui, ditanya, kemudian
bedakan sifat asam dan basa
menggunakan indikator alam
dan kertas lakmus serta
berikan kesimpulan !
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu informasi kurang
tepat dan ditanyakan
dengan tepat
3
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
4
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka sifat
asam dan basa setelah diuji
menggunakan indikator alam
dan kertas lakmus, yaitu :
N
o
Zat Indikator Alam Kertas Lakmus
Bunga
sepatu
Kunyit Merah Biru
1
.
Air
Jeruk
Merah Kunin
g cerah
Merah Merah
2
.
Air
Sabun
Coklat Merah Biru Biru
3
.
Air
Kapur
Hijau
kecokl
atan
Coklat Biru Biru
4
.
Cuka Merah Kunin
g cerah
Merah Merah
Compa-
ring
Tidak
mengidentifikasi sifat
asam dan basa
0
Mengidentifikasi sifat
asam dan basa namun
tidak tepat
1
Mengidentifikasi 1-2
zat dengan tepat
2
Mengidentifikasi 3-4
zat dengan tepat
3
Mengidentifikasi 5-6
zat dengan tepat
4
164
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
5
.
Air
sumur
Merah Kunin
g
Merah Biru
6
.
Air vit Merah Kunin
g
Merah Biru
Perbedaan Larutan
Asam Basa
Memerahkan kertas
lakmus
Membirukan kertas
lakmus
Terjadi perubahan warna
menjadi merah setelah
ditetesi indikator alam
bunga sepatu
Terjadi perubahan warna
menjadi kuning cerah
setelah ditetesi indikator
alam kunyit
Terjadi perubahan warna
menjadi hijau kecoklatan-
coklat setelah ditetesi
indikator alam bunga
sepatu
Terjadi perubahan warna
menjadi merah-coklat
setelah ditetesi indikator
alam kunyit
Maka:
Zat
Asam
Basa
Air jeruk
Air sabun
Cuka Air kapur
Jadi, larutan asam dapat
memerahkan lakmus biru,
mengubah warna menjadi
merah pada indikator alam
bunga sepatu, dan mengubah
warna menjadi kuning cerah
pada indikator alam kunyit.
Sedangkan larutan basa dapat
membirukan lakmus merah,
mengubah warna menjadi
Contemp-
lating
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan hal
yang penting untuk 2
165
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
hijau kecoklatan-coklat pada
indikator alam bunga sepatu,
dan mengubah warna
menjadi merah-coklat pada
indikator alam kunyit.
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
3
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
dengan singkat dan
tepat
4
Disajikan
tabel data
hasil
percobaan
beberapa
larutan, siswa
mampu
membedakan
sifat larutan
asam dan
basa
berdasarkan
indikator
universal.
15.Berdasarkan tabel di no 14, uraikan informasi
apa yang diketahui, ditanya, kemudian bedakan
sifat asam dan basa menggunakan indikator
universal serta berikan kesimpulan !
Diketahui: No Zat Indikator
Universa
l
1. Air Jeruk 2
2. Air
Sabun
9
3. Air
Kapur
12
4. Cuka 3
5. Air
sumur
7
6. Air vit 7
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Ditanyakan:
Uraikan informasi apa yang
Dapat menuliskan
informasi yang 1
166
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
diketahui, ditanya, kemudian
bedakan sifat asam dan basa
menggunakan indikator
universal serta berikan
kesimpulan !
disajikan pada soal
namun tidak tepat
Dapat menuliskan 1
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui namun salah
satu informasi kurang
tepat dan ditanyakan
dengan tepat
3
Dapat menuliskan 2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
4
Jawab:
Berdasarkan pernyataan yang
telah diketahui maka sifat
asam dan basa setelah diuji
menggunakan indikator
universal, yaitu :
No Zat Indikator
Universal
1. Air Jeruk 2
Compa-
ring
Tidak
mengidentifikasi sifat
asam dan basa
0
Mengidentifikasi sifat
asam dan basa namun
tidak tepat
1
Mengidentifikasi 1-2
zat dengan tepat
2
Mengidentifikasi 3-4
zat dengan tepat
3
Mengidentifikasi 5-6 4
167
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
2. Air Sabun 9
3. Air Kapur 12
4. Cuka 3
5. Air Sumur 7
6. Air Vit 7
Asam Basa
Memiliki pH < 7
Memiliki pH > 7
Maka: Zat
Asam Basa
Air jeruk Air sabun
Cuka Air kapur
zat dengan tepat
Jadi, larutan asam memiliki
pH < 7 sedangjan basa
memiliki pH > 7.
Contemp-
lating
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
2
168
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
3
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
dengan singkat dan
tepat
4
4.10.3
Menganali-
sis trayek
perubahan
pH
mengguna-
kan
beberapa
indikator
Siswa
disajikan data
hasil
percobaan uji
kelayakan air
sungai
menggunakan
berbagai
indikator,
siswa mampu
memperkirak
an nilai pH
dan mampu
menentukan
kelayakan air
sungai
16.Pak Bani membawa sampel air sungai untuk
mengetahui kelayakan air sungai tersebut, maka
siswa ditugaskan untuk melakukan beberapa uji,
salah satunya adalah uji pH. Berdasarkan hasil
percobaan uji pH dengan menggunakan berbagi
larutan indikator, diperoleh data sebagai berikut:
Indikator Air sungai
setelah
ditetesi
indikator
Nilai
pH
Alam Buatan
Kunyit Bromtimol
biru Kuning
<6,0
Wortel Metil jingga Kuning >4,4
Bunga
bugenfil Metil merah Merah
<4,8
Diketahui:
1) Berdasarkan hasil
percobaan uji pH dengan
menggunakan berbagi
larutan indikator alam,
diperoleh data sebagai
berikut:
Indikator
Air
sungai
setelah
ditetesi
indikator
Nilai
pH
Alam Buatan
Kunyit
Bromti
mol
biru
Kuning
<6,0
Wortel Metil
jingga Kuning
>4,4
Bunga
bugenfil
Metil
merah Merah
<4,8
Jeruk
nipis
Fenolfh
talein
Tidak
berwarna
<8,0
Reacting
Tidak dapat
menuliskan informasi
yang disajikan pada
soal
0
Dapat menuliskan
informasi yang
disajikan pada soal
namun tidak tepat
1
Dapat menuliskan 1-2
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat
2
Dapat menuliskan 3-4
informasi yang
diketahui namun salah
satu informasi kurang
3
169
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
Jeruk
nipis Fenolfhtalein
Tidak
berwarna
<8,0
Berdasarkan data percobaan tersebut :
a. Perkirakan berapa pH air sungai tersebut!
b. Apakah pH air sungai tersebut layak
digunakan ? (Menurut peraturan menkes RI air
yang layak digunakan yakni antara pH 6,5-7,5)
(Ket: sertakan diketahui, ditanyakan dan
kesimpulan)
tepat dan ditanyakan
dengan tepat
Ditanyakan:
a. Perkirakan berapa pH air
sungai tersebut!
b. Apakah pH air sungai
tersebut layak digunakan ?
(Menurut peraturan menkes
RI air yang layak
digunakan yakni antara pH
6,5-7,5)
Dapat menuliskan 3-4
informasi yang
diketahui dan
ditanyakan dengan
tepat 4
Jawab:
a. Berdasarkan pernyataan
yang telah diketahui maka
perkiraan air sungai
tersebut, yaitu :
Indikator
Air sungai setelah
ditetesi larutan
indikator
Nilai
pH
Bromtimol biru
Kuning <6,0
Metil jingga Merah >4,4
Metil merah Merah <4,8
Fenolfhtalein Tidak berwarna <8,0
Dari tabel tersebut maka
perkiraan pH air sungai
Compa-
ring
Tidak
mengidentifikasi sifat
asam dan basa
0
Mengidentifikasi sifat
asam dan basa namun
tidak tepat
1
Mengidentifikasi 1-2
zat dengan tepat
2
Mengidentifikasi 1-2
zat kelayakan air
sungai dengan tepat
3
Mengidentifikasi 3-4
zat dan kelayakan air
sungai dengan tepat
4
170
Indikator
Pembela-
jaran
Indikator
Soal Soal Kunci Jawaban
Indikator
Berpikir
Reflektif
Rubrik Penilaian
Siswa Skor
Kesesuaian
soal dengan
indikator
pembelajaran,
indikator soal,
dan indikator
berpikir
Reflektif
Ket
Ya Tidak
adalah antara 4,4 – 4,8
sehingga air sungai bersifat
asam.
b. pH air sungai tersebut
tidak layak digunakan
menurut peraturan menkes
RI karena memiliki pH
antara 4,4 – 4,8.
Jadi, trayek pH antara 4,4–
4,8 air sungai tidak layak
digunakan.
Contempla
ting
Tidak dapat
menemukan hal-hal
yang disimpulkan
0
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi kesimpulan
yang dibuat tidak tepat
1
Dapat menemukan hal
yang penting untuk
membuat kesimpulan
tetapi seluruh
kesimpulan yang
dibuat kurang tepat
2
Dapat menemukan
hal-hal yang penting
untuk membuat
kesimpulan dengan
singkat namun kurang
tepat
3
Dapat menemukan hal 4
171
172
Lampiran 9
173
Lampiran 10
174
Lampiran 11
175
176
177
178
179
Lampiran 12 Hasil Tes Berpikir Reflektif Siswa
No Nama
Skor Soal Skor
Total Nilai Reacting Comparing Contemplating
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Ainaya Febi Amalia 4 4 3 4 4 4 4 4 1 3 1 2 2 1 1 2 3 4 2 4 4 4 4 4 73 76.0417
2 Amalina Nur Choiriah 2 4 3 4 2 4 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 4 0 3 0 2 2 61 63.5417
3 Ananda Fadjar R.F.R 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 0 3 2 2 3 0 0 2 0 2 2 3 2 0 55 57.2917
4 Cahyaning A.P.W 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 3 2 2 1 4 4 1 2 75 78.125
5 Dhika Faiz Fadrian 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 4 3 1 4 3 2 2 3 72 75
6 Dimas Bayu P.M 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 2 2 3 2 2 3 1 1 71 73.9583
7 Elsa Damayanti 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 0 4 4 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 55 57.2917
8 Fadilah Karamun N.S 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 0 2 3 3 4 0 1 2 0 1 2 3 2 59 61.4583
9 Fajar Akbardipura 1 3 3 2 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 1 4 2 4 4 4 4 4 3 3 78 81.25
10 Indrianto Bayu Aji 4 3 3 4 4 4 4 4 2 1 1 2 1 2 1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 74 77.0833
11 Joseph F.P 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 93 96.875
12 Lala Tiara Alifdinia 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 91 94.7917
13 Lalita Indah Sari 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 2 4 3 4 73 76.0417
14 Lawrencea Perdana F 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 1 3 2 2 2 1 4 3 3 2 3 4 2 4 70 72.9167
15 Meliyana 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 0 2 1 1 2 0 0 1 57 59.375
16 M. Nuralamsyah 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 1 3 3 2 3 2 3 72 75
17 M. Levin R 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 4 75 78.125
18 M.Taufiqurrahman 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 74 77.0833
19 Muthia Nurul Izzah 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 3 2 2 1 2 3 1 73 76.0417
180
No Nama
Skor Soal Skor
Total Nilai Reacting Comparing Contemplating
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
20 Nabila Nur Hayyuni 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 0 4 4 4 4 3 4 83 86.4583
21 Nadim Firas 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 74 77.0833
22 Nisrina Aflah H 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 70 72.9167
23 Nova Mutiara Putri 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 4 3 4 73 76.0417
24 Nur Ratna An Nabilah 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 2 1 69 71.875
25 Nuringtyas Hasanah 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 3 3 2 1 2 2 1 3 3 4 71 73.9583
26 Nurul Azizah P 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 1 0 2 2 1 1 55 57.2917
27 Putra Mochamad R 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 2 3 2 2 1 70 72.9167
28 Quratul Aini Adilia 3 3 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 83 86.4583
29 Rafli Hakim 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 72 75
30 Raihan Rafif H.W 3 4 4 3 4 4 3 4 1 4 2 4 3 2 4 4 3 1 4 4 3 2 3 1 74 77.0833
31 Raissa Jenna Asia 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 72 75
32 Rasyad Firzatila 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 1 2 1 3 3 2 70 72.9167
33 Russel Alfredo G 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 2 4 3 1 2 75 78.125
34 Sheryne Moulissa 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 2 4 1 4 2 3 2 72 75
35 Siti Nur Adila 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 0 4 4 4 4 4 4 84 87.5
36 Syifa Amelia 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 2 2 73 76.0417
37 Yasher Risnur Adam 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 1 4 4 4 3 2 1 2 3 2 4 3 4 3 75 78.125
38 Zachrazella Nurifka Y 4 4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 73 76.0417
39 Ziyad Athallah Sulun 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 74 77.0833
Jumlah 130 138 133 135 141 140 140 140 93 117 104 117 108 116 108 115 85 85 102 89 109 105 95 94 2739 2930.21
181
No Nama
Skor Soal Skor
Total Nilai Reacting Comparing Contemplating
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
Rata-Rata 90.21381579 72.20394737 62.82894737 75.082237 75.1335
Kelompok Tinggi
No Nama
Skor Soal Skor
Total Nilai Reacting Comparing Contempalting
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
6 Dimas Bayu P.M 3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 2 2 3 2 2 3 1 1 71 73.9583
8
Fadilah Karamun Nisaa
Nadiyah 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 0 2 3 3 4 0 1 2 0 1 2 3 2 59 61.4583
12 Lala Tiara Alifdinia 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 91 94.7917
30
Raihan Rafif Habibi
Wibowo 3 4 4 3 4 4 3 4 1 4 2 4 3 2 4 4 3 1 4 4 3 2 3 1 74 77.0833
Jumlah 13 15 16 13 16 14 15 14 10 15 12 12 12 12 12 16 8 7 13 10 10 11 11 8 295 76.8229
Rata-Rata 90.625 78.90625 60.9375 76.822917
Kelompok Sedang
No Nama
Skor Soal
Skor
Total Nilai Reacting Comparing Contemplating
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Ainaya Febi Amalia 4 4 3 4 4 4 4 4 1 3 1 2 2 1 1 2 3 4 2 4 4 4 4 4 73 76.0417
2 Amalina Nur Choiriah 2 4 3 4 2 4 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 4 0 3 0 2 2 61 63.5417
3 Ananda Fadjar R.F.R 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 0 3 2 2 3 0 0 2 0 2 2 3 2 0 55 57.2917
7 Elsa Damayanti 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 0 4 4 2 2 1 1 1 0 1 1 1 1 55 57.2917
182
No Nama
Skor Soal Skor
Total Nilai Reacting Comparing Contemplating
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
9 Fajar Akbardipura 1 3 3 2 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 1 4 2 4 4 4 4 4 3 3 78 81.25
10 Indrianto Bayu Aji 4 3 3 4 4 4 4 4 2 1 1 2 1 2 1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 74 77.0833
11 Joseph F.P 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 93 96.875
13 Lalita Indah Sari 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 2 3 3 2 3 2 2 4 3 3 2 4 3 4 73 76.0417
14 Lawrencea Perdana F 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 1 3 2 2 2 1 4 3 3 2 3 4 2 4 70 72.9167
15 Meliyana 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 0 2 1 1 2 0 0 1 57 59.375
16 M. Nuralamsyah 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 1 3 3 2 3 2 3 72 75
17 M.Levin Rakavinanda 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 4 75 78.125
18 M. Taufiqurrahman 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 2 4 3 2 3 2 2 3 2 3 74 77.0833
19 Muthia Nurul Izzah 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 3 2 2 1 2 3 1 73 76.0417
21 Nadim Firas 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 74 77.0833
22 Nisrina Aflah H 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 70 72.9167
23 Nova Mutiara Putri 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 4 3 4 73 76.0417
24 Nur Ratna An Nabilah 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 2 1 69 71.875
25 Nuringtyas Hasanah 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 3 3 2 1 2 2 1 3 3 4 71 73.9583
26 Nurul Azizah P 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 2 1 0 2 2 1 1 55 57.2917
27 Putra Mochamad R 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 2 3 2 2 1 70 72.9167
28 Quratul Aini Adilia 3 3 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 83 86.4583
29 Rafli Hakim 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 72 75
31 Raissa Jenna Asia 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 72 75
32 Rasyad Firzatila 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 1 2 1 3 3 2 70 72.9167
183
No Nama
Skor Soal Skor
Total Nilai Reacting Comparing Contemplating
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
33 Russel Alfredo G 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 2 4 3 1 2 75 78.125
34 Sheryne Moulissa 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 2 4 1 4 2 3 2 72 75
35 Siti Nur Adila 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 0 4 4 4 4 4 4 84 87.5
37 Yasher Risnur Adam 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 1 4 4 4 3 2 1 2 3 2 4 3 4 3 75 78.125
38 Zachrazella Nurifka Y 4 4 3 4 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 73 76.0417
39 Ziyad Athallah Sulun 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 74 77.0833
Jumlah 106 114 106 112 114 114 114 114 77 91 82 93 87 93 86 88 69 74 83 70 88 84 79 77 2215 74.4288
Rata-Rata 90.12096774 70.26209677 62.90322581 74.428763
Kelompok Rendah
No Nama
Skor Soal
Skor
Total Nilai Reacting Comparing Contemplating
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
4 Cahyaning Aprillia P.W 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 3 2 2 1 4 4 1 2 75 78.125
5 Dhika Faiz Fadrian 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 1 1 3 2 2 3 67 69.7917
20 Nabila Nur Hayyuni 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 0 4 4 4 4 3 4 83 86.4583
36 Syifa Amelia 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 3 2 3 2 4 3 1 2 2 2 3 2 2 2 68 70.8333
Jumlah 15 13 15 13 15 15 14 16 8 13 14 13 11 13 12 14 10 7 9 8 14 12 8 11 293 76.3021
Rata-Rata 90.625 76.5625 61.71875 76.302083
184
Lampiran 13
Hasil Pengamatan Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model PBL Berdasarkan LKS
No Nama Reacting Comparing Contemplating 1 Ainaya Febi Amalia 84.6 88.6 100 2 Amalina Nur Choiriah 78.8 81.8 68.7 3 Ananda Fadjar R.F.R 84.6 88.6 100 4 Cahyaning Aprillia P.W 85 84 93.7 5 Dhika Faiz Fadrian 84.6 88.6 100 6 Dimas Bayu P.M 80.7 84 93.7 7 Elsa Damayanti 84.6 88.6 100 8 Fadilah Karamun N.N 83 91 87.5 9 Fajar Akbardipura 83 91 87.5
10 Indrianto Bayu Aji 85 84 93.7
11 Joseph Frentkovstein P 72 93 100
12 Lala Tiara Alifdinia 80.7 84 93.7
13 Lalita Indah Sari 72 93 100
14 Lawrencea Perdana F 84.6 88.6 100
15 Meliyana 83 91 87.5
16 Muhamad Nuralamsyah 83 91 87.5
17 Muhammad Levin R 85 84 93.7
18 Muhammad Taufiqurrahman 80.7 84 93.7
19 Muthia Nurul Izzah 78.8 81.8 68.7
185
20 Nabila Nur Hayyuni 85 84 93.7
21 Nadim Firas 72 93 100
22 Nisrina Aflah Hamdaniyah 78.8 81.8 68.7
23 Nova Mutiara Putri 80.7 84 93.7
24 Nur Ratna An Nabilah 78.8 81.8 68.7
25 Nuringtyas Hasanah 80.7 84 93.7
26 Nurul Azizah Paramitha 85 84 93.7
27 Putra Mochamad Rivaldi 84.6 88.6 100
28 Quratul Aini Adilia 83 91 87.5
29 Rafli Hakim 83 91 87.5
30 Raihan Rafif Habibi W 78.8 81.8 68.7
31 Raissa Jenna Asia 72 93 100
32 Rasyad Firzatila 85 84 93.7
33 Russel Alfredo Gurning 85 84 93.7
34 Sheryne Moulissa 72 93 100
35 Siti Nur Adila 72 93 100
36 Syifa Amelia 80.7 84 93.7
37 Yasher Risnur Adam 78.8 81.8 68.7
38 Zachrazella Nurifka Y 72 93 100
39 Ziyad Athallah Sulun 83 91 87.5
Jumlah 3141.8 3402.4 3542.8
Rata-Rata 80.55897436 87.24102564 90.84102564
186
Kelompok Tinggi
No Nama Pertemuan Ke
Jumlah Rata-Rata
1 2 3 6 Dimas Bayu P.M 80.7 84 93.7 258.4 86.1333333 8 Fadilah Karamun N.N 83 91 87.5 261.5 87.1666667 12 Lala Tiara Alifdinia 80.7 84 93.7 258.4 86.1333333 30 Raihan Rafif Habibi W 78.8 81.8 68.7 229.3 76.4333333 Rata-Rata 80.8 85.2 85.9 83.9666667
Kelompok Sedang
No Nama Pertemuan Ke
Jumlah Rata-Rata
1 2 3 1 Ainaya Febi Amalia 84.6 88.6 100 273.2 91.0666667 2 Amalina Nur Choiriah 78.8 81.8 68.7 229.3 76.4333333 3 Ananda Fadjar R.F.R 84.6 88.6 100 273.2 91.0666667 7 Elsa Damayanti 84.6 88.6 100 273.2 91.0666667 9 Fajar Akbardipura 83 91 87.5 261.5 87.1666667 10 Indrianto Bayu Aji 85 84 93.7 262.3 87.4333333 11 Joseph Frentkovstein P 72 93 100 265 88.3333333 13 Lalita Indah Sari 72 93 100 265 88.3333333
187
14 Lawrencea Perdana F 84.6 88.6 100 273.2 91.0666667 15 Meliyana 83 91 87.5 261.5 87.1666667 16 Muhamad Nuralamsyah 83 91 87.5 261.5 87.1666667 17 Muhammad Levin R 85 84 93.7 262.3 87.4333333 18 M Taufiqurrahman 80.7 84 93.7 258.4 86.1333333 19 Muthia Nurul Izzah 78.8 81.8 68.7 229.3 76.4333333 21 Nadim Firas 72 93 100 265 88.3333333 22 Nisrina Aflah H 78.8 81.8 68.7 229.3 76.4333333 23 Nova Mutiara Putri 80.7 84 93.7 258.4 86.1333333 24 Nur Ratna An Nabilah 78.8 81.8 68.7 229.3 76.4333333 25 Nuringtyas Hasanah 80.7 84 93.7 258.4 86.1333333 26 Nurul Azizah Paramitha 85 84 93.7 262.3 87.4333333 27 Putra Mochamad R 84.6 88.6 100 273.2 91.0666667 28 Quratul Aini Adilia 83 91 87.5 261.5 87.1666667 29 Rafli Hakim 83 91 87.5 261.5 87.1666667 31 Raissa Jenna Asia 78.8 81.8 68.7 229.3 76.4333333 32 Rasyad Firzatila 72 93 100 265 88.3333333 33 Russel Alfredo Gurning 85 84 93.7 262.3 87.4333333 34 Sheryne Moulissa 85 84 93.7 262.3 87.4333333 35 Siti Nur Adila 72 93 100 265 88.3333333 37 Yasher Risnur Adam 78.8 81.8 68.7 229.3 76.4333333 38 Zachrazella Nurifka Y 72 93 100 265 88.3333333 39 Ziyad Athallah Sulun 83 91 87.5 261.5 87.1666667 Rata-Rata 80.3516129 87.41290323 89.89677419 85.8870968
188
Kelompok Rendah
No Nama Pertemuan Ke
Jumlah Rata-Rata
1 2 3 4 Cahyaning Aprillia P.W 85 84 93.7 262 87 5 Dhika Faiz Fadrian 84.6 88.6 100 273 91 20 Nabila Nur Hayyuni 85 84 93.7 262 87 36 Syifa Amelia 80.7 84 93.7 258 86 Rata-Rata 84 85 95 88
189
Lampiran 14
Hasil Pengamatan Berpikir Reflektif Siswa Melalui Model PBL Berdasarkan Observasi
No Nama Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Rata-Rata
1 Ainaya Febi Amalia 82.7 87.5 84.2 84.8
2 Amalina Nur Choiriah 80 87.5 84.2 83.9
3 Ananda Fadjar R.F.R 80 87.5 84.2 83.9
4 Cahyaning Aprillia P.W 82.7 75 80.2 79.3
5 Dhika Faiz Fadrian 80 87.5 84.2 83.9
6 Dimas Bayu P.M 80 87.5 84.2 83.9
7 Elsa Damayanti 80 87.5 84.2 83.9
8 Fadilah Karamun N.N 82.7 75 80.2 79.3
9 Fajar Akbardipura 82.7 75 80.2 79.3
10 Indrianto Bayu Aji 82.7 75 80.2 79.3
11 Joseph Frentkovstein P 82.7 75 80.2 79.3
12 Lala Tiara Alifdinia 80 87.5 84.2 83.9
13 Lalita Indah Sari 82.7 75 80.2 79.3
14 Lawrencea Perdana F 80 87.5 84.2 83.9
15 Meliyana 82.7 75 80.2 79.3
16 Muhamad Nuralamsyah 82.7 75 80.2 79.3
17 Muhammad Levin R 82.7 75 80.2 79.3
18 Muhammad Taufiqurrahman 80 87.5 84.2 83.9
19 Muthia Nurul Izzah 80 87.5 84.2 83.9
190
20 Nabila Nur Hayyuni 82.7 75 80.2 79.3
21 Nadim Firas 82.7 75 80.2 79.3
22 Nisrina Aflah Hamdaniyah 80 87.5 84.2 83.9
23 Nova Mutiara Putri 80 87.5 84.2 83.9
24 Nur Ratna An Nabilah 80 87.5 84.2 83.9
25 Nuringtyas Hasanah 80 87.5 84.2 83.9
26 Nurul Azizah Paramitha 82.7 75 80.2 79.3
27 Putra Mochamad Rivaldi 80 87.5 84.2 83.9
28 Quratul Aini Adilia 82.7 75 80.2 79.3
29 Rafli Hakim 82.7 75 80.2 79.3
30 Raihan Rafif Habibi W 80 87.5 84.2 83.9
31 Raissa Jenna Asia 82.7 75 80.2 79.3
32 Rasyad Firzatila 82.7 75 80.2 79.3
33 Russel Alfredo Gurning 82.7 75 80.2 79.3
34 Sheryne Moulissa 82.7 75 80.2 79.3
35 Siti Nur Adila 82.7 75 80.2 79.3
36 Syifa Amelia 80 87.5 84.2 83.9
37 Yasher Risnur Adam 80 87.5 84.2 83.9
38 Zachrazella Nurifka Y 82.7 75 80.2 79.3
39 Ziyad Athallah Sulun 82.7 75 80.2 79.3
Jumlah 3179.4 3150 3199.8
Rata-Rata 81.52307692 80.76923077 82.04615385 81.446154
191
Kelompok Tinggi
No Nama Pertemuan Ke
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
6 Dimas Bayu P.M 80 87.5 84.2 251.7 83.9
8 Fadilah Karamun N.N 82.7 75 80.2 237.9 79.3
12 Lala Tiara Alifdinia 80 87.5 84.2 251.7 83.9
30 Raihan Rafif Habibi W 80 87.5 84.2 251.7 83.9
Rata-Rata 80.675 84.375 83.2 82.75
Kelompok Sedang
No Nama Pertemuan Ke
Jumlah Rata-Rata
1 2 3
1 Ainaya Febi Amalia 82.7 87.5 84.2 254.4 84.8
2 Amalina Nur Choiriah 80 87.5 84.2 251.7 83.9
3 Ananda Fadjar R.F.R 80 87.5 84.2 251.7 83.9
7 Elsa Damayanti 80 87.5 84.2 251.7 83.9
9 Fajar Akbardipura 82.7 75 80.2 237.9 79.3
10 Indrianto Bayu Aji 82.7 75 80.2 237.9 79.3
11 Joseph Frentkovstein P 82.7 75 80.2 237.9 79.3
13 Lalita Indah Sari 82.7 75 80.2 237.9 79.3
14 Lawrencea Perdana F 80 87.5 84.2 251.7 83.9
15 Meliyana 82.7 75 80.2 237.9 79.3
192
16 Muhamad Nuralamsyah 82.7 75 80.2 237.9 79.3
17 Muhammad Levin R 82.7 75 80.2 237.9 79.3
18 M Taufiqurrahman 80 87.5 84.2 251.7 83.9
19 Muthia Nurul Izzah 80 87.5 84.2 251.7 83.9
21 Nadim Firas 82.7 75 80.2 237.9 79.3
22 Nisrina Aflah H 80 87.5 84.2 251.7 83.9
23 Nova Mutiara Putri 80 87.5 84.2 251.7 83.9
24 Nur Ratna An Nabilah 80 87.5 84.2 251.7 83.9
25 Nuringtyas Hasanah 80 87.5 84.2 251.7 83.9
26 Nurul Azizah Paramitha 82.7 75 80.2 237.9 79.3
27 Putra Mochamad R 80 87.5 84.2 251.7 83.9
28 Quratul Aini Adilia 82.7 75 80.2 237.9 79.3
29 Rafli Hakim 82.7 75 80.2 237.9 79.3
31 Raissa Jenna Asia 82.7 75 80.2 237.9 79.3
32 Rasyad Firzatila 82.7 75 80.2 237.9 79.3
33 Russel Alfredo Gurning 82.7 75 80.2 237.9 79.3
34 Sheryne Moulissa 82.7 75 80.2 237.9 79.3
35 Siti Nur Adila 82.7 75 80.2 237.9 79.3
37 Yasher Risnur Adam 80 87.5 84.2 251.7 83.9
38 Zachrazella Nurifka Y 82.7 75 80.2 237.9 79.3
39 Ziyad Athallah Sulun 82.7 75 80.2 237.9 79.3
Rata-Rata 81.65483871 80.24193548 81.87741935 81.25806452
193
Kelompok Rendah
No Nama
Skor Soal
Jumlah Rata-Rata Pertemuan Ke
1 2 3
4 Cahyaning Aprillia P.W 82.7 75 80.2 237.9 79.3
5 Dhika Faiz Fadrian 80 87.5 84.2 251.7 83.9
20 Nabila Nur Hayyuni 82.7 75 80.2 237.9 79.3
36 Syifa Amelia 80 87.5 84.2 251.7 83.9
Rata-Rata 81.35 81.25 82.2
81.6
194
Lampiran 15
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pertemuan 1:
195
Pertemuan 2:
196
Pertemuan 3:
197
Lampiran 16
198
Lampiran 17
199
200
201
202
203
204
205
206