Post on 30-Oct-2014
AMPUTASI DAN PROSTETIK (KAKI PALSU)19:15 | Author: ortotis prostetis
Amputasi biasanya dilakukan guna mengambil / mengangkat penyakit, bagian yang tidak berfungsi /
mati atau rusak, walaupun ilmu kedokteran telah maju baik pada bidang antibiotik, bedah perifer dan
mikrovaskuler serta pengobatan neoplasma dapat menyelamatkan anggota badan, tapi jika hal
tersebut diperpanjang maka akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Untuk penentuan
dilakukan amputasi atau tidak, seorang ahli bedah harus memahami bagaimana proses operasi dan
rehabilitasinya, apakah prognosisnya cukup realistis sehingga dapat berfungsi maksimal.
Keputusan untuk mengamputasi melewati suatu proses emosional yang sering bersama dengan suatu
kegagalan perilaku atau gangguan perilaku yang ada hubungan dengan nilai pendekatan yang dianut
adalah pendekatan yang positif dan rekonstruktif yang tidak berlebihan. Guna mencapai fungsi yang
maksimal, amputasi kedepan memerlukan pemahaman yang jelas tentang operasi amputasi itu
sendiri, dalam penggunaan prostetik post operatif, rehabilitasi amputasi dan jenis prostetiknya, untuk
itu dibutuhkan suatu team yang dapat melakukan pendekatan, termasuk menerima masukan dari
perawat, ahli prostetik, kelompok pendorong para amputama, yang dapat memberi dorongan dan
pengertian sehingga para amputama dapat hidup layak.
Pertimbangan Pada Anak
Amputasi pada anak biasanya dilakukan akibat tumor dan gangguan kongenitas anggota badan.
Umumnya menggunakan klasifikasi Franz dan O’Rakilly yang direvisi oleh Bentch. Yaitu : Amelia
adalah suatu teknik menghilangkan seluruh angggota badan bawah. Hemimelia menghilangkan
sebagian besar anggota bagian bawah sedangkan phocomelia menghilangkan angggota bagian akhir /
bagian dekat dengan anggota badan bawah. Preaksial menunjukkan sisi radial atau tibial pada
anggota badan. Post aksial menunjukkan sisi ulna atau fibular. Amputasi jarang dilakukan pada
gangguan kongenital anggota badan atas.Bahkan anggota rudimeter biasanya masih berguna / dapat
difungsikan. Pada anggota bawah pembedahan dilakukan pada defisiensi lokal femur proksimal dan
tidak terdapat secara kongenital pada fibula atau tibia mengakibatkan sisa anggota yang berfungsi
dan mempengaruhi pemasangan prostetik. Pada pertumbuhan anak, terdapat 2 pertimbangan utama
dalam perubahan yang preporsional pada sisa anggota badan dan pertumbuhan yang berlesikan di
bagian terminal. Amputasi diaphisis mengangkat pusat pertumbuhan epiphisis dan tulang menjadi
tidak tumbuh. Apakah hal ini merupakan suatu tanda awal pada amputasi di atas lutut yang panjang
pada anak kecil dapat menyebabkan anggota badan tersebut menjadi pendek dan sulit dipasang
prostetik. Semua usaha harus dilakukan untuk menjaga epipisis distal dengan diartikulasi atau jika hal
ini tidak mungkin, usahakan sisakan sepanjang mungkin.
Pertumbuhan bagian terminal yang berlebihan terjadi serat bagian lain dari tulang anak yang
dilakukan amputasi diaphisis tumbuh disekitar jaringan lunak : jika tidak diobati dapat menembus
kulit. Pertumbuhan bagian terminal yang berlebihan biasanya terjadi di tulang humerus, tibia, fibula
dan femur. Dilaporkan sekitar 8%-12% pada amputasi yang dilakukan pada anak-anak. Sejumlah
prosedur pembedahan telah diterangkan untuk mengatasi masalah ini. Tapi metode terbaik adalah
seperti yang diterangkan oleh Manguardi yaitu dengan eksisi adekuat atau ostogenus osteokondral.
Walaupun tehnik autologos telah diterangkan / dilakukan tapi komplikasinya masih tetap muncul.
Pemasangan prostetik ketika anak sedang tumbuh merupakan suatu tantangan. Menurut ahli
amputasi, anak mampu mengatasi masalah ini, dengan dukungan keluarga, maka pembiayaan
perawatan menjadi cukup efisien. Pemasangan prostetik harus diawali dengan latihan ketrampilan
motorik seperti pada orang normal. Pada anggota badan atas, diawali dengan keseimbangan ketika
sedang duduk, biasanya pada usia 4-6 bulan. Awalnya dibantu alat dengan sisi yang melingkar kawat
kontrol aktif untuk membuka ditambahkan ketika anak tertarik terhadap obyek alat tersebut. Biasanya
pada tahun ke-2 dan ke-3 alat mioelektrik biasanya tidak digunakan hingga anak dapat menggunakan
sendiri alat tersebut dengan tenaganya. Dikarenakan adanya kebutuhan fisik untuk memindahkan
prostetiktersebut, pada anak-anak dapat berlebihan dalam penggunaan alat mioelektrik baik biaya,
perawatan dan perbaikannya harus dipertimbangkan.
Pemasangan prostetik pada ekstremitas bawah yang diamputasi biasanya dari gerak yang pelan,
menarik hingga berdiri pada usia 8-12 bulan. Pada amputasi diatas lutut, kontrol lutut tak usahkan
diharapkan segera. Unit pengunci lutut harus digunakan hingga anak dapat berjalan dan menunjukkan
untuk lebih efisiensi dalam penggunaan prostetik. Pada langkah awal belum dapat berjalan secara
jalan normal, dimana pola jalan tumit tak dapat diharapkan. Latihan berjalan formal jarang di tuntut
hingga anak berusia 5 atau 6 tahun. Usaha agar tenaga berjalan segera muncul dengan sendirinya
anak akan menyesuaikan pola berjalan yang efisien sesuai dengan perkembangan motoriknya.
Penilaian Preoperatif dan Pengambilan Keputusan
Keputusan untuk mengamputasi anggota badan, merupakan suatu keputusan yang amat sulit. Lain
halnya pengambilan keputusan dalam keuntungan pada pengobatan injeksi, penyakit vaskular perifer
dan replantasi yang berfungsi untuk mempertahanan anggota badandan mencegah kematian.
Penyakit Vaskuler dan Diabetes
Iskemia pada penyakit vaskuler perifer menjadi makin sering sebagai alasan amputasi dalam
masyarakat. Kurang lebih ½ dari pasien-pasien ini juga menderita diabetes. Penilaian pre op pada
pasien ini terdiri atas; pemeriksaan fisik dan penilaian perfusi, nutrisi dan imunokompetensi skrening
pre op dapat membantu prediksi penyembuhan yang sukses, tapi tak ada uji tunggal yang 100%
akurat, dan semua test / uji memiliki angka flase negatif. USG dopler merupakan alat yang mudah
tersedia untuk mengukur aliran darah di ekstremitas tapi kalsifikasi dinding arteri meningkatkan
tekanan akibat pembuluh darah yang terkena. Tekanan yang rendah menunjukkan perfusi yang jelek.
Walaupun nilai normal dan tinggi dapat terjadi akibat kalsifikasi dinding pembuluh darah dan
menunjukkan perfusi yang normal pada luka yang sembuh. Tekanan darah di tumit nampaknya lebih
menunjukkan prediksi kesembuhan dibanding di engkel. Kadang PO2 dan CO2 transkutaneus non
invasif lebih mudah dikerjakan dibanyak laboratorium vaskuler. Kedua zat itu menunjukkan secara
statistik akurat dalam memprediksi penyembuhan luka amputasi, tapi false negatif masih nampak
pengaruh. Xenon 133 merupakan pembersih kulit yang digunakan secara sukses untuk memprediksi
penyembuhan amputasi, tapi preparat salep / solutio Xenon 133 tergantung teknik penilaian, butuh
waktu lama dan biaya mahal . Setelah dihubungkan dengan percobaan-percobaan prospektif, seorang
penulis yang antusias tidak yakin bahwa Xenon 133 memiliki nilai prediksi, dan percaya bahwa TcPO2
dan TcPCO2 lebih prediktif.
Nutrisi dan imunokompetensi menunjukkan hubungan langsung dengan penyembuhan luka amputasi.
Sehingga banyak test laboratorium bersedia untuk menilai nutrisi dan imunocompetensi , walaupun
mahal. Albumin serum dan jumlah limfosit total merupakan parameter yang murah. Beberapa
penelitian menunjukkan peningkatan kesembuhan amputasi pada penderita dengan gangguan
sirkulasi tapi albuminnya > 3,0/3,5 g/dl dan jumlah total limfosit > 1.500 cell/mm3. Secrening gizi
preoperatif direkomendasikan untuk diperbaiki sebelum operasi. Jika perbaikan gizi tak
memungkinkan, amputasi pada tingkat yang lebih tinggi dipertimbangkan.
Tingkat aktivitas pasien potensi rawat jalan, ketrampilan kognin dan semua kondisi medis lainnya
harus dinilai untuk menentukan apakah amputasi pada tingkat yang lebih rendah dimungkinkan pada
pasien rawat jalan, tujuannya adalah untuk mencapai kesembuhan pada tingkat amputasi yang lebih
rendah dapat menguntungkan pada pemasangan prostetik dan rehabilitasi dapat berjalan sukses.
Penelitian terbaru pada pasien dengan gangguan sirkulasi dan diabetes 70-80% sembuh dengan
amputasi di bawah lutut atau lebih rendah lagi. Hal ini berbeda sekali dengan 25 tahun yang lalu
ketika 80% amputasi sukses dilakukan di bawah lutut. Pada penderita non rawat jalan tujuannya untuk
mencapai kesembuhan luka, meminimalisasi komplikasi dan memperbaiki keseimbangan dalam
duduk, perpindahan dan perawatan. Sebagai contoh posisi tidur pasien dengan kontraktif fleksi lutut
lebih baik dilakukan disartikulasi lutut. Penilaian pre op. pada pasien yang potensial untuk dipasang
prostetik dapat membantu pemilihan tingkat amputasi secara bijak dan rehabilitasi post operasinya.
TRAUMA
Indikasi mutlak muncul dilakukan amputasi yaitu pada trauma yang mengakibatkan iskemi pada
ekstremitas tanpa bisa memperbaiki kerusakan vaskulernya, kemudian dipertahankan tapi akhirnya
diamputasi dengan prosedur pembedahan yang rumit, membuang waktu, uang dan emosional.
Penelitian-penelitian terbaru menunjukkan nilai / kesimpulan bahwa amputasi awal akan mencegah
gangguan emosional, kekeluargaan, financial dan keraguan.
Panduan perawatan / penanganan pada awal setelah amputasi berbeda antara ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah. Pada ekstremitas atas dengan gangguan fungsi yang berat biasanya kurang
terpelihara dibanding pemakaian prostetik sebagai alat bantu tangan, pada waktu awal. Walaupun
disfungsi ekstremitas bawah tidak mampu menahan beban berat badan, timbul nyeri, deformitas atau
akibat kehilangan tensor sering berkurang di banding dengan kaki prostetik, khususnya jika amputasi
di bawah lutut, syme’s atau sebagian kaki.
Akhir-akhir ini grade pada ekstremitas bawah sudah ada, dengan sistem skoring. Prediktor tidak dapat
secara mutlak menilai fungsi atau outcome, tapi harus melayani dengan membantu ahli bedah untuk
menerangkan titik berat luka dan risikonya jika dipertahankan.
TUMOR
Pasien yang menderita neoplasma muskuloskeletal keputusan awalnya adalah untuk mempertahankan
ekstremitas dan diberi khemoterapi adjuvan dan radioterapi. Energi yang dikeluarkan setelah operasi
dapat ditentukan perbandingaan kecepatan berjalan, konsumsi oksigen setiap berjalan 1 m,
presentase kapasitas aerobik maksimal yang digunakan selama berjalan menunjukkan bahwa pasien
dengan reseksi blok dan lutut pengeluaran energinya lebih rendah selama berjalan dibanding
amputasi di bawah lutut, reseksi anthrodesis atau pemisahan, tumor-tumor maligna yang berada pada
lutut, menunjukkan tidak ada perbedaan dengan perbedaan kecepatan berjalan atau konsumsi
oksigennya. Analisis outcome fungsional mengungkapkan bahwa pasien dengan amputasi tidak
khawatir terhadap kerusakan yang terjadi pada ekstremitasnya tapi penderita ini kesulitan untuk
melangkah pada tempat yang rata atau licin. Pasien dengan anthrodesis lebih memiliki ekstremitas
yang stabil dan nampaknya tergantung kerja fisik dan aktivitasnya dan sulit untuk duduk. Pasien-
pasien dengan anthroplasti hidupnya menetap dan lututnya perlu dilindungi tapi mereka lebih
mengerti perawatan anggota badannya.
Pada pasien-pasien tumor, tingkat amputasinya harus diputuskan dengan hati-hati guna mencapai
operasi yang tepat. Jika operasi incisi mengenai lesi, dan jika operasi incisi mengiris daerah
peradangan tapi bukan lesi disebut marginal. Jika operasi mengincisi beberapa bagian, tapi tepinya
merupakan daerah peradangan, maka tepinya luas. Dan jika incisi operasi di luar daerah yang
terpengaruh lesi disebut radikal, hal ini memungkinkan outcomenya jelek atau menjadi rencana
amputasi yang jelek.
TEKNIK OPERASI DAN DEFINISI
Teknik operasi amputasi berbeda dibanding prosedur operasi lainnya khususnya penanganan jaringan
lunak dapat teratasi dalam hal penyembuhan luka dan outcome fungsional. Akibat trauma jaringan
sirkulasinya sering terganggu dan resiko kegagalan cukup tingggi terhadap penyembuhan tanpa
memperhatian teknik penanganan jaringan. Flap harus dijaga tetap tebal, dicegah agar terpisah
dengan kulit, sub cutan, fasial dan otot. Pada orang dewasa, periosteum harus dibuang di bagian distal
dari tingkat reseksinya. Pada anak-anak pengambilan periosteum sejauh 0,5 cm dari distal dapat
membantu mencegah pertumbuhan terminal berlebihan dan seluruh tepi tulang dalam keadaan lunak.
Bagian otot yang berfungsi sebagai contraktif yang menempel pada tulang dihilangkan ketika operasi.
Insersi otot bagian distal dapat diperbaiki dengan memanfaatkan fungsi anggota badan yang tersisa
untuk mencegah atrofi dengan melakukan keseimbangan dengan merubah tenaga/gaya yang
dihasilkan anggota badan yang amputasi. Myodesis, hubungan langsung otot dan tendon atau otot
dan tulang, sangat efektif untuk amputasi di atas lutut atau di atas siku dan pada diartikulasi lutut dan
siku. Myoplasti memperbaiki hubungan otot dan periosteum atau otot dengan otot. Stabilisasi massa
otot mencegah pembentukan otot yang bergerak tertarik yang dapat menimbulkan nyeri.
Semua pengembalian nervus mengakibatkan pembentukan neuroma. Pembedahan mengusahakan
untuk mengurangi timbulnya neuroma termasuk pada transeksi yang bersih, ligasi, pemotongan,
kauterisasi, dan penutupan perineural dan anastomosis. Tindakan yang terbukti lebih efektif selain
dengan retraksi yang hati-hati dan reseksi nervus yang bersih dengan melakukan pemotongan di
ujung untuk menarik ke jaringan lunak, guna menghindarkan jaringan parut dan titik penekanan
prostetik. Terikatnya nervus ditandai adanya perdarahan dari pembuluh darah yang terdapat nervus
cukup besar.
Graft kulit split-thickness umumnya dilakukan dengan harapan sendi lutut atau siku tulang-tulangnya
stabil dan dapat ditutupi otot dengan baik. Graft kulit yang dilakukan dengan baik yang di dukung
jaringan lunak yang adekuat dan paling tidak tahan lama. Prostetik harus terbuat dari silikon, dapat
membantu mengurangi pengguntingan permukaan dan memperbaiki daya tahan graft kulit.
Perawatan Post Op
Amputasi ditawarkan kesempatan untuk memanipulasi lingkungan fisik dari pada luka selama
penyembuhan. Balutan yang halus, pengawasan terhadap ruangan di sekitar, balutan yang lembut,
dan traksi kulit merupakan metode yang dapat diterangkan. Penggunaan balutan yang halus akan
mengontrol udem, mencegah trauma, menurunkan nyeri, dan membuat mobilisasi lebih awal demikian
juga rehabilitasinya. Penggunaan (IPOP) prosthesis segera setelah operasi membuktikan jumlah waktu
untuk maturasi ekstremitas menurun dan waktu pemasangan prostetik sebagian besar ahli bedah
akan memulai penumpuan berat badan sebagian/parsial setelah terjadi perubahan pertama pada hari
ke-5-10. Jika luka nampak steril. Penumpuan berat badan segera setelah Op dapat diawali dilakukan
pada pasien tertentu. Balutan kaku dan IPOP harus digunakan secara hati-hati, tapi aplikasi mudah
dipelajari oleh para ahli bedah ortopedi. IPOP juga mungkin dipakai pada amputasi ekstremitas atas,
dan latihan prostetik awal dengan alat ini diyakini meningkatkan lama penggunaan prostetik.
Komplikasi
Sensasi nyeri phantom, dirasakan pada seluruh bagian yang diamputasi. Hal ini terjadi pada awal
setelah amputasi tapi tidak selalu sama. Sensasi Pantom biasanya timbul pada bagian yang
diamputasi misalnya pada kaki atau tangan yang diamputasi pada saat digerakan. Sebanyak 1% dan
10% penderita yang diamputasi mengalami nyeri phantom dikarenakan Intervensi pembedahan tidak
berhasil. Pengobatan non invasif, seperti pijat, kompresi terus menerus, penggunaan prostetik atau
stimulasi listrik trankutaneus kadang dapat membantu. Sering gejala-gejalanya sama berupa distrophi
simpatik reflex. Distrophi simpatik reflex dapat terjadi pada ekstremitas yang diamputasi dan harus di
obati dengan sungguh-sungguh. Walaupun jarang, nyeri tidak berkaitan dengan amputasi. Diagnosis
banding antara lain nyeri nervusradikuler, antritis sendi di proksimal, dan nyeri iskemik. Nyeri phantom
dapat dicegah atau diturunkan dengan anestesi epidural ketika operasi atau anestesi intraneural
setelah op dengan cara langsung memotong nervus.
Udem.
Udem post op. umum terjadi pada amputasi. Balutan yang kaku dapat membantu mengurangi
masalah ini. Apabila digunakan balutan lunak harus dikombinasikan dengan bungkus pada ujung
distalnya, guna mengontrol edem, khususnya jika direncanakan akan memakai prostetik. Komplikasi
utama pada bungkus ini jika digunakan bungkus yang terlalu tebal yang dapat menimbulkan kongesti,
edem dan ujung amputasi bentuknya tidak bagus. Kesalahan umum lainnya adalah pada bungkus
amputasi atas lutut dengan pinggang amputasi yang lunak termasuk juga pangkal paha dengan ujung
amputasi bungkusnya tidak baik, ekstremitas sempit tapi dengan abduktor yang besar. Bentuk ideal
dari ujung amputasi adalah siku aksis bukan konus.
Pemasangan prostetik yang jelek akan menimbulkan masalah pada ujung amputasi, sindrom udem
ujung amputasi umumnya disebabkan kontriksi distal. Tanda udem, yaitu ; nyeri, darah di kulit,
peningkatan pigmentasi keadaan ini biasanya merupakan respon awal pemasangan prostetik, revasi,
dan kompensi. Veruka hiperplasi seperti pertumbuhan kulit yang berlebihan; disebabkan kekurangan
kontak distal dan akibat kegagalan pengangkatan keratin normal. Massa tebal merupakan keratin
dengan fisura dan tumbuh “oozzing” di ujung distal amputasi, dan sering terinfeksi. Infeksi harus
dihilangkan, kemudian ekstremitas di sabun dan keratin yang lembut dihilangkan dengan pasta asam
salisilat. Kadang hidrokortison topikal dapat membantu pada kasus yang ektrim. Prostetik yang
dimodifikasi untuk memperbaiki kontak distal harus dibuat sehingga kekambuhan tidak terjadi. Sebab
ujung distal yang lunak membuat modifikasi prostetik tidak nyaman, prostetik agresif dengan
pendekatan terapi fisik.
Kontraktur sendi :
kontraktur sendi biasanya terjadi di waktu antara operasi dan pemasangan prostetik. Kontraktur pre
op jarang diperbaiki pada post op amputasi atas lutut, dengan deformasi gaya fleksi dan abduksi.
Stabilisasi abduktor dan hematuring dapat melawan gaya deforming. Ketika post op pasien harus
dicegah kaki diletakkan di atas bantal dan dilakukan gerakan aktif dan gerak pasif sejak awal
termasuk posisi telungkup guna menarik pinggul, pada amputasi bawah lutut kontraktur fleksi lutut
lebih dari 15° dapat menyebabkan kesulitan dalam pemasangan prostetik bahkan gagal penggunaan
balutan panjang yang kaku pada pemasangan prostetik awal post op. Latihan penarikan otot
Quadricep dan hamstring dapat mencegah kontraktur tersebut. Pencegahan adalah terbaik, karena
bagian di bawah lutut sangat pendek mengakibatkan kontraktur di lutut sulit diperbaiki. Kontraktur
siku terjadi pada amputasi bawah siku, khususnya jika sisa amputasi di bawah siku sangat pendek.
Usaha pencegahan dapat dilakukan secara langsung, tapi jika kontraktur sudah terjadi dengan
pemasangan engsel dapat merubah ROM yang terbatas menjadi lebih besar dengan gerakan prostetik.
Penyembuhan luka yang gagal
Kegagalan penyembuhan luka tidak umum, khususnya pada diabetes dan iskemia. Sebagian besar ahli
bedah melakukan perawatan terbuka pada luka yang luasnya kurang dari 1cm dan operasi revisi
untuk memperbaiki luka. Terdapat laporan bahwa dengan balutan keras dan IPOP dapat digunakan
pada daerah luka.
Masalah Dermatologi :
Piginitas umum yang baik, termasuk menjaga kaki dan prostetik tetap bersih, dengan menggunakan
sabun dan dijaga tetap kering. Reaksi hiperemia pada awal dan nyeri setelah amputasi, hal ini
biasanya berkaitan dengan perbaikan yang spontan. Kista epidermoid umumnya terjadi pada tepi
soket prostetik, khususnya bagian belakang. Kista epidermal sangat sulit untuk diobati dan umumnya
terjadi, bahkan setelah dieksisi. Pendekatan awal terbaik adalah dengan memodifikasi soket dan
mengurangi penekanan yang berlebihan pada kista.
Dermatitis kontak dapat menjadi berat jika disertai infeksi. Dermatitis kontak iritasi primer disebabkan
oleh zat asam basa atau benda tajam. Deterjen, dan sabun umumnya sebagai penyebab. Biasanya zat
iritan tidak dibersihkan pada prostetik. Pasien dengan masalah ini harus menggunakan sabun yang
ringan dan dicuci dengan baik. Dermatitis kontak alergika umumnya disebabkan oleh nikel dan krom
dalam logam, anti oksidan dalam karet, karbon pada neoprene, garam Chromium yang digunakan
untuk mengobati kulit, epoksi anplomer dan resin poliester yang merupakan pelapis soket. Setelah
menghilangkan infeksi, zat iritan harus dijauhkan, ekstremitas direndam, gunakan cream steroid,
dikompresi dengan balutan khusus atau “skrinkers”.
Infeksi kulit superficial umum terjadi pada amputasi. Follikulitis terjadi pada tempat berambut, kadang
muncul segera setelah anggota yang diamputasi memakai prostesis. Palpitasi disekitar kelenjar ekrin.
Follikulitis terjadi pada pasien yang dicukur. Hidradenitis terjadi pada kelenjar apokrin di daerah aksila,
cenderung kronik dan respon terhadap pengobatan jelek. Soket yang dimodifikasi untuk mengurangi
tekanan dapat membantu. Kandidiasis dan penyebab dermatophit lainnya mengakibatkan kulit
bersisik dan kulit gatal, sering disertai vesikel dengan batas tegas dan tengah terang. Infeksi jamur
yang didiagnosa melalui preparat potasium hidroksid (KOH) dan diobatai dengan agen anti jamur
topikal.
Prostetik :
Keuntungan utama prostetik pada anggota badan bawah termasuk penggunaan bahan baru yang
dicampur dengan respon elastik dengan desain “menyimpan energi” dan juga dengan desain
komputer dan dibantu perusahaan teknologi komputer (CAD-CAM). Pada pembuatan soket makin
menyukseskan penggunaan prostetik mioelektrik untuk ekstremitas atas. Ahli bedah yang meresepkan
prostetik Ekstremitas harus memahami secara mendasar gambaran umum sehingga komponen yang
digunakan penderita maksimal sesuai dengan keperluannya. Resep prostetik yang baik tipe soketnya
spesifik, apakah tipe dengan suspensi, dengan konstruksi untuk berjalan, dengan sendi khusus atau
alat terminal. Soket dapat sebagai socket yang keras dengan permukaan yang minimal atau dapat
berupa garis. Pada amputasi di atas lutut, dengan luas soket berbagai tipe tersedia dari desain
quadrilateral tradisional hingga desain lebih baru mediolateral yang sempit. Prostesis tergantung pada
badan dengan pengikat, sabuk, kontur soket, penyedot, penggesek, dan kontrol otot fisiologis.
Kontruksi “Shank” dapat berupa kerangka sistem eksoskeletal dapat lebih bertahan lama tapi
teknologi materialnya lebih baik, jadi daya tahan dan penampakannya sebagai sistem eksoskeletal.
Berbagai tipe sendi siku, jari, lutut, engkel tersedia sebaik alat terminal multiguna, termasuk tangan,
kepalan, kaki yang sudah disesuaikan untuk olah raga dan kerja. Tanpa sensasi tujuan gerak sering
diganti propioseptip ekstremitas atas, yang akan menghambat tujuan gerak dan membuat
penggunaan ekstremitas atas menjadi sulit. Maka dari itu dokter harus membuat resep sesuai dengan
keadaan individu.
Akhir-akhir ini prosthesis dibuat dari bahan thermoplastik atau soketnya dilapisi lebih, dari cetakan-
cetakan ini tidak mencontoh sisa anggota, tapi berupa modifikasi agar soket tidak menyesuaikan
dengan tekanan. Uji soket dari plastik umumnya dibuat guna melihat kulit di daerah yang bermasalah.
Teknologi AFMA (Automated Fabrilasi of Mobility Aids) desainnya menggunakan bantuan komputer dan
pabrik memiliki ahli prostesis dengan digitalisasi sisa ekstremitas ditambah modifikasi standar
biasanya digunakan untuk cetakan dan ditawarkan tambahan menipulasi yang baik bentuk dengan
skreen komputer. Komputer dapat secara langsung membuat cetakan atau membuat soket. Teknologi
AFMA dapat menurunkan waktu prothesis dalam membuat cetakan dan menawarkan waktu untuk
dievaluasi tentang kelurusan prostesis dan latihan berjalannya.
Komponen mioelektrik umumnya tidak di resepkan hingga pasien dapat menggunakan alat tenaga
badan utama, alat mioelektrik telah digunakan secara sukses pada amputasi di bawah siku tengah
walaupun amputasi bawah siku panjang rotasinya lebih baik jika ruangannya sempit dapat diisi
elektronik mirip ekstremitas kebutuhan lebih besar pada amputasi ekstremitas atas pada tingkat yang
lebih proksimal, tapi berat dan kecepatan komponen mioelektronik telah dihindari. Alat myorid yang
digunakan dengan tenaga badan dan komponen mioelektrik dapat menjadi efektif. Otot yang stabil
dengan miodesis atau teknik mioplasti nampaknya sebagai tanda penggunaan mioelektrik akan lebih
baik.
Tingkat Amputasi Dan Princip Prostetik
EKSTREMITAS ATAS
Amputasi Tangan. Walaupun teknik replantasi pembedahan mikro menurunkan insidensi amputasi.
Masih banyak pasien yang mengalami kegagalan pada replantasi. Rekonstruksi dilakukan menyeluruh
pada pemasangan ibu jari dengan tranposisi sinar, atau transfer tumit ke tangan. Sebagian protesis
tangan berfungsi untuk menyiapkan stabilnya ekstremitas setelah amputasi dengan melawan sisa jari
atau palmar. Fungsinya terbatas, tangan sangat berguna dan bagian tubuh yang penting untuk
mencitrakan tubuh. Banyak pasien dengan amputasi sebagian dapat lebih menguntungkan jika dibuat
prothesis tangan kosmetik.
Disarticulasi Jari.
Disartikulasi jari punya 2 keuntungan dibanding amputasi yang lebih pendek dan amputasi bawah
siku. Penopang sendi radio-ulna distal tetap dipertahankan agar dapat berotasi. Dan penopang radial
distal untuk melebar secara dramatik memperbaiki suspensi prostetik dan tak ada keuntungan untuk
menopang tulang karval, tenodesis gerak lengan atas guna menstabilisasi otot. Perbaikan fisiologi dan
penampilan mioelektrik substitusi prosthetik pada disartikulasi jari, yang kecil lebih rumit dibanding
amputasi bawah siku. Unit jari konvensional umumnya tidak digunakan karena akan bertambah
panjang dan kadang alat terminal harus dimodifikasi karena panjangnya. Disartikulasi jari juga lebih
sulit untuk dipasang prostesis mioelektrik sebab ruangannya kurang untuk mendapatkan sumber
energi (power suplai). Meskipun demikian pada pasien tetap menggunakan prostesis. Beberapa pasien
yang tidak puas dengan fungsi tangannya dapat memperbaikinya dengan melakukan disartikulasi jari
dan menggunakan prostesis standar. Keputusannya bersifat individual dan didasarkan pada faktor-
faktor pendukung seperti : tingkat keparahan jaringan lunak yang hilang, nyeri, penampakkan, fungsi
yang didapat dan citra badan pasien.
Amputasi bawah siku.
Pasien amputasi bawah siku sangat fungsional dan rehabilitasi dengan prostesis telah berhasil
diperkirakan mencapai 70-80%. Rotasi lengan kedepan dan kekuatannya proposional dan panjangnya
tetap mioplastika. Penutupan harus dilakukan untuk mencegah nyeri bursa, untuk memfasilitasi
suspensi otot secara fisiologis dan untuk memfasilitasi protesis mioelektrik yang digunakan. Amputasi
bawah siku yang pendek memerlukan tambahan suspensi, soket munster, atau sisi engsel pinggir dan
sebuah kancing humeral. Suspensi tipe ini mempertahankan flexi dan ekstensi siku tapi dengan rotasi
yang terbatas, dengan mempertahanan sendi siku dan perhatian yang tidak berlebihan. Skin graft
harus dipertimbangkan agar fungsinya lebih menguntungkan. Pemasangan engsel dilakukan apabila
ROM siku aktif walaupun prostesis dengan tenaga badan dapat berfungsi pada keadaan ini. Pada
keadaan ini juga dapat sukses dengan menggunakan alat mioelektrik.
Amputasi Krukern Berg’s
Operasi kineplastik krukern berg’s memudah ujung amputasi bawah siku ke arah penjepit radial ulna
sehingga memegang dengan kuat dan penggunaan manipulasi yang baik akibat sensasi pada “jari”
lengan bawah. Hal ini dapat dilakukan sebagai prosedur sekunder pada amputasi bawah siku dengan
ekstremitas sisa < 10 cm dari olekranon. Kontraktur flexi siku < 70% dan preparat fisiologi baik. Hal ini
tak harus dilakukan amputasi primer. Amputasi krukern berg dapat sempurna tidak tergantung
aktifitas hariannya sebab sensor penyempit terpelihara, sebagai mekanisme genggaman. Secara
sederhana, prosedur ini ditujukan pada amputasi bawah siku bilateral, tapi hal ini menunjukkan sedikit
pada unilateral. Pada amputasi bawah siku dengan tujuan untuk dipasang prostesis atau pada pasien
yang sulit dipasang prostesis karena fasilitas tak tersedia. Konvensional prostesis tidak hanya dipakai
pada lengan bawah Krukern berg saja dan alat mioelektrik dapat disesuaikan pada penggunaan
gerakan lengan bawah. Ketidakuntungan yang utama adalah penampakan lengan bawah yang unik,
yang mana beberapa orang mempertimbangkan untuk tidak memakai, sebagaimana masyarakat yang
mudah mengerti dan menerima seseorang yang cacat Preparasi pre op yang intensif dan konseling
disarankan. Disartikulasi siku; disartikulasi siku menguntungkan kondilus karena mudah prostetik
diperbaiki amputasinya dan memindahkan rotasi humerus. Pengungkit lengan yang makin panjang
sehingga menjadi kuat. Ketidakuntungannya adalah pada desain sisi siku. Sisi luar besar dan keras.
Unit siku konvensional mengakibatkan panjang lengan atas tidak proporsional dan lengan bawah
pendek.
Amputasi Atas Siku :
Pada pasien amputasi atas siku Semua jaringan lunak menutupi harus dipelihara pada amputasi atas
siku. Bahkan jika hanya disisakan caput kumerus dan ekstremitas sisa yang panjang tidak berfungsi
harus dipelihara. Kontur lengan yang merupakan bagian kosmetik harus diperbaiki. Miodesis
membantu memelihara kekuatan bisep dan trisep, kontrol prostetik dan tanda mioelektrik. Balutan
kaku pada awal post op. dan pemasangan prostetik hampir pada semua amputasi dapat berhasil.
Terapi fisik post amputasi pada amputasi lengan atas dibatasi sendi proksimal dan fungsi otot, Sebab
alat terminal biasanya dikontrol gerakan aktif bahu. Penggunaan prostetik awal dan terapi dapat
mencegah kontraktur dan pemeliharaan kekuatan. Suspensi prostetik secara sederhana bergabung
dengan tenaga tubuh, tapi hal ini dapat membuat tidak nyaman. Teknik suspensi sedot atau osteotomi
angulasi humerius merupakan teknik yang jarang dilakukan. Beberapa pilihan prostetik untuk
amputasi di atas siku, termasuk yang menggunakan tenaga manusia atau prostesis cangkokan yang
menggunakan kontrol mioelektrik pada siku atau alat terminal dan tenaga tubuh untuk lainnya.
Banyak amputasi atas siku bilateral disarankan untuk tidak memakai prostesis atau kadang-kadang
saja sebagai prostesis kosmetik.
Kadang amputasi atas siku dipili sebagai management lengan disfungsi akibat luka pada plexus
brachialis dengan keuntungan bahu tidak terbebani juga sendi skapulo thoraks dan pengambilan
lengan yang paralisis yang menghalangi fungsinya. Dilakukannya anthrodesis pada bahu masih
kontroversial dan harus dilihat secara individual. Pada studi klinik menemukan, pasien dengan
amputasi di atas siku dapat kembali bekerja dengan baik. Diharapkan prostetik pada pasien ini harus
dibatasi, karena prostesis akan menambah berat dan mengganggu gerakan bahu.
Disartikulasi bahu dan Amputasi ke 4 anggota Badan.
Hal ini jarang, amputasi mutilasi dilakukan hanya pada kasus keganasan atau trauma yang berat.
Penggabungan prosthesis mioelektrik dapat dilakukan, tapi sangat mahal, dan perlu perawatan yang
intensif. Tenaga tubuh prostesis sangat berat, keras dan kurang nyaman dan sulit digunakan oleh
sebagian besar pasien dengan amputasi proksimal dan mendapat prostetik memperbaiki kosmetik dan
penilaian baju sering dengan cetakan lembut yang sederhana bagian luar bahu dengan harapan
sebagai prosthesis alternatif dengan tangan yang penuh.
EKSTREMITAS BAWAH
Amputasi kaki. Amputasi kaki dapat dilakukan dengan cara tertutup dari sisi ke sisi atau dari dorsal ke
plantar merupakan cara yang terbaik. Tulang harus dipotong sependek mungkin agar jaringan lunak
yang menutup tidak terjadi penarikan sehingga dilakukan disartikulasi atau metaphisis. Pada amputasi
kaki, sesamoid dapat stabilkan pada posisinya untuk menopang berat badan dengan melepas dasar
phalank proksimal atau tenodesis tendon plexor kalus brevis. Diharapkan hati-hati pada amputasi kaki,
sebab dapat terjadi deformitas falgus yang berat pada kaki. Deformitas dapat dicegah dengan
amputasi sinar kedua atau dengan penyatuan metatarsal-palank pertama. Pada amputasi palank
metatarsal, pemindahan tendon ekstensor ke kaput dapat membantu mengangkat kepala metatarsal,
pemasangan prostetik tidak khas ditemukan setelah amputasi jari kaki.
Amputasi sinar untuk mengangkat jari kaki dan semua atau beberapa yang berkaitan dengan
metatarsal. Amputasi sinar yang terisolasi dapat menjadi lama, meskipun dengan amputasi sinar
multipel, khususnya pada pasien dengan gangguan sirkulasi dapat menyempitkan luka kaki yang
eksesis, dan berpengaruh terhadap tumpuan berat badan dan daerah baru yang mendapat tekanan
kalus-kalus dan ulserasi. Pemberian prostesis termasuk dalam dengan model cetakan yang sesuai.
Transmetatarsal dan amputasi lisfranc mudah dikerjakan dan kuat. Penutup plantar yang panjang
dianjurkan, tapi ½ dari plantar dan ½ dorsal dapat dikerjakan juga. Maka dari itu perlu pembungkus
yang lebih kuat dibanding tingkat amputasinya, tulang harus sependek mungkin agar diperoleh
jaringan penutup yang cukup sehingga tak terjadi tegangan. Otot yang seimbang disekeliling kaki
harus dievaluasi dengan hati-hati, khususnya ketegangan urat jari kaki, tibialis anterior, tibialis
posterior dan kekuatan otot per oneal. Amputasi pertengahan kaki lebih baik pendek sebagai
pengungkit kaki, untuk itu tendon achius diperpanjang jika diperlukan. Insersio Muskulus tibial atau
per oneal harus direkatkan lagi jika lepas ketika reseksi tulang. Sebagai contoh, jika dasar jari kaki
kelima di reseksi, insersi perineus brevis harus di pasang lagi ke luboid. Pada pasien dengan gangguan
sirkulasi, reinsensi dapat dilakukan dengan minimanl diseksi untuk mencegah kerusakan jaringan
dikemudian hari. Latihan post op. dapat mencegah deformitas, mengkontrol udem dan rehabilitasi
dengan cepat. Pemberian prostetik bermacam-macam. Beberapa pasien beruntung sejak awal dengan
atrosis engkel-kaki dengan lempeng kaki yang panjang dan dengan prostetik jari. Kemudian prostetik
jari dikombinasi dengan sepatu khusus, akan lebih baik prostetik kosmetik sebagian kaki juga tersedia.
Amputasi Chopart mengamputasi tungkai bawah dan tungkai atas, dengan mempertahankan talus dan
calcaneus. Penyeimbangan dapat mencegah deformitas equinus dan varus yang disertai pemotongan
tendo achiles, tendon tibialis anterior atau extensor di gitorius di pindah ke talus dan dibalut post
operatif. Jika deformitas terjadi, pasien dengan amputasi chopart dan Syme’s disamakan dengan
tingkat Chopart. Amputasi kaki bagian belakang Boyd adalah amputasi dengan telectomi dengan
antrodesis calcaneal-tibial setelah transeksi ventikal melalui kalkaneus tengah, dan rotasi kearah
depan pada calcaneus posterior dibawah tibia. Amputasi yang dilakukan pada anak seperti di atas
dengan mempertahankan pusat pertumbuhan dan panjangnya, mencegah terjadi perpindahan tumit
kaki dan memperbaiki suspensi soket. Penelitian pada anak menunjukkan perbaikan pada amputasi
kaki bagian belakang dibanding amputasi cara Syme’s, yang membuktikan bahwa kaki belakang
seimbang dan tidak terjadi deformitas equinus. Prostesis kaki belakang/bawah dapat lebih
memperbaiki stabilitas dibanding prostesis kaki tengah guna menjaga posisi tumit kaki ketika berjalan.
Komponen bagian depan dapat ditambahkan pada autotik engkel kaki tipe prostetik, atau prostetik
terbuka bagian posterior.
Amputasi Syme’s.
amputasi syme’s merupakan disartikulasi engkel yang mana calkaneus dan talus diangkat dengan
hati-hati, kulit jari kaki dipelihara dan juga lemaknya guna menutupi tibia distal. Maleolus harus
diangkat. Masih kontroversial apakah untuk mengangkat maleolus sejak awal atau pada operasi tahap
ke-2, yaitu 7/8 mg setelah operasi. Keuntungan pada 2 x op. adalah bahwa sirkulasi pada pasien
dengan gangguan sirkulasi menjadi baik. Dan ketidakuntungannya, rehabilitasinya terlambat.
Berdasarkan penelitian tidak ada komplikasi pada amputasi Syme’s berupa migrasi lemak di posterior
atau medial. Pilihan untuk menstabilkan lemak adalah dengan tenodesis tendon achiles ke tepi
posterior tibia melewati lubang dengan memindahkan di tibia anterior dan extensor tendon digitorius
ke bagian lemak anterior, dengan memindahkan kartilago dan tulang subchondral untuk
menempelkan lemak pada tulang, tanpa atau dengan fiksasi. Balutan secara hati setelah op. dapat
juga membantu menjaga lemak tetap di bawah tibia selama penyembuhan.
Amputasi Syme’s merupakan tingkat penopang tubuh terakhir. Mempertahankan permukaan tetap
lembut pada tibia distal dan tumit kaki. Amputasi bawah dan dan atas lutut tidak membuat
pemindahan penopang berat badan secara langsung sebab pada ini, amputasi jarang dapat gunakan
tanpa prostesis pada keadaan darurat. Prosthesis untuk amputasi syme’s lebih luas dibanding pada
tingkat engkel dibanding prosthesis untuk bawah lutut. Dalam hal kepentingan keduanya sama saja.
Material yang lebih baru dan operasi yang lebih sempit yang melewati maleolus kurang
memperhatikan hal ini sebab beberapa amputasi profil yang lebih bawah dari beberapa kaki dengan
respon elastik yang lebih baru, amputasi syme’s saat ini lebih menguntungkan karena teknologi yang
menyimpan tenaga soket tidak memerlukan kontur yang tinggi pada desain penumpu tendon patela
sebab kualitas anggota badan jika untuk menopang berat badan. Soket dapat diganti-ganti untuk
posterior atau medial. Apabila anggota badan ujungnya bulat, atau soket yang flexibel tapi didesain
sehingga dapat dipakai pada ujung anggota badan yang kurang bulat. Disebabkan bagian tibia yang
melebar, soket amputasi syme’s mempunyai suspensi sendiri.
Amputasi bawah lutut.
Amputasi bawah lutut merupakan amputasi anggota badan yang paling umum. Teknik dengan Flap
posterior, merupakan suatu standar dan harapannya akan baik pada penderita dengan gangguan
sirkulasi. Flap anterior posterior, sagital dan miring dapat digunakan pada pasien-pasien tertentu.
Transeksi tingkat tibia sepanjang mungkin antara tuberkel tibia dan hubungan antara tibia tengah
dengan 1/3 bawah tibia, karena tersedia jaringan yang sehat sebagai dasar. Amputasi di 1/3 distal
tibia memiliki jaringan lunak yang sedikit dan lebih sulit untuk dipasang prostesis sehingga dipakai
tidak nyaman. Tujuannya adalah sisa anggota badan berbentuk silinderis dengan otot yang stabil,
bantalan di tibia distal, dan bekas luka/jaringan parut yang tidak melekat atau menempel. Amputasi
bawah lutut yang baik khususnya membutuhkan dengan balutan keras/kaku dan penatalaksanaan
prostetik post op. yang segera.
Synostosis tibiofibular distal, dengan prosedur Ertl tidak lazim dilakukan. Prinsipnya adalah membuat
bentuk tulang bagian distal sebaik mungkin untuk menopang berat badan, tapi hal ini jarang dipakai.
Komplikasi nyeri karena non union sulit untuk diobati. Synostosis tibiofibular distal menunjukkan
diastrosis trauma yang luas akan memperbaiki stabilitas tulang dan jaringan lunak, tapi hal ini jarang
ditunjukkan pada pasien dengan gangguan sirkulasi.
Bagian variasi desain prosthesis tersedia untuk amputasi bawah lutut. Soket dapat didesain sebagai
gabungan penggaris untuk meningkatkan kenyamanan dan untuk mengakomodasi perubahan sedikit
pada sisa anggota badan yang diamputasi. Penggaris ini juga meningkatkan perspirasi, tapi dapat
menjadi tidak nyaman dan kurang bersih pada iklim panas dan dingin. Soket keras didesain dari
katoon atau wool sebagai pembungkus anggota badan yang diamputasi dalam bentuk tipis atau tebal
yang bersinggungan dengan kaki dan soket. Soket yang keras mudah dibersihkan dan lebih kuat
dibanding penggaris. Soket ISNT (Icelendic-Sweden New York) menggunakan bahan yang flexibel
dengan lapisan luar yang lebih halus soket yang flexibel bentuknya berubah-ubah untuk
mengakomodasi kontraksi otot. Soket ini juga dapat berguna yang berjaringan parut dan sulit di
pasang prosthesis.
Soket dengan ujung terbuka dengan sisi sendi dan korset paha saat ini tidak banyak digunakan kecuali
pada pasien yang sebelumnya telah berhasil memakai, atau pada pasien yang jauh dari perawatan
prosthesis. Bentuk penumpu tendon patella umumnya digunakan untuk amputasi bawah lutut.
Meskipun demikian posthesis ini mayoritas penumpu berat badan di medial tibial dan lateralnya
diruangan interosseus, dan sejumlah lebih sedikit pada tendo patella.
Sispensi prosthesis bawah lutut sangat mahal. Sispensi yang paling sederhana dan paling umum
adalah tali pengikat suprapatellar, yang bungkusnya di atas lorsilus femoris dan patella. Soket dapat
didesain untuk menggabungkan suprakondiler atau lempeng pegangan diatas condilus femoral, tapi
bentuknya yang lebih tinggi, lebih besar dan kurang bagus dilihat. Sabuk pinggang dan suspensi
pengikat “garpu” sangat membantu amputasi bawah lutut yang pendek menurunkan pengocokan
pada soket, atau pada pasien yang aktifitasnya banyak memerlukan suspensi. Untuk anggota badan
yang miskin jaringan lunak atau nyeri lutut intrinsik, tepi lebar dan korset paha dapat membantu kaki
bawah dan memindahkan berat badan ke paha. Lengan baju suspensi dibuat dari latek atau
neopyrene yang lebih umum dipakai. Latek lebih bagus, tapi kurang tahan lama dan dapat mengkerut.
Neoprene lebih awet dan tidak mengkerut, tapi kadang pasien dapat menderita dermatitis kontak.
Suspensi paling baru dengan menggunakan bahan dasar silikon yang dapat berputar, dengan gesekan
yang ringan. Sedikit logam diujung distal penggaris/batang dan terkunci pada soket prostetik yang
terjamin penggantung soket pada penggaris. Beberapa/banyak pasien menyukai suspensi yang
terjamin dan merasakan kontrolnya membaik. Penggaris dengan bahan dasar silikon kurang tahan
lama dan umumnya sering diganti/dipindah. Banyak kaki prostetik saat ini tersedia, dari engkel solid
asli dengan bantal jari kaki, hingga yang lebih baru yang menyimpan energi, dengan teknologi elastik.
Dengan berbagai macam desain tumit kaki, engkel dan pylon. Biaya dan fungsi sangat bervariasi
dapat dibuat resep yang tepat untuk pasien indifidu.
Amputasi melewati lutut : Disartikulasi yang melewati lutut menandakan pasien ini tidak dapat
berpindah-pindah, tapi dapat disediakan jaringan lunak pada disartikulasi lutut. Hal ini dilakukan
karena trauma. Pada pasien dengan gangguan sirkulasi, suplai darahnya harus baik. Disartikulasi lutut
pada pasien dengan gangguan sirkulasi menunjukkan tak dapat berjalan. Khususnya jika disertai
kontraktur flexor. Penutup sagital nampaknya lebih cepat sembuh dibanding anterior-posterior. Patela
dipertahankan dan tendon patela, dijahit sebagai dasar untuk stabilisasi komplek quadrisep. Tendon
patela, potongan yang pendek gastrocnemius dapat dijahit ke kapsul anterior sebagai ujung distal kaki
yang diamputasi. Walaupun banyak teknik telah diterangkan berbagai hal mengenai condilus femur.
Hal ini jarang dibutuhkan dan perlengkapan yang banyak dapat menurunkan keuntungan disartikulasi
lutut.
Untuk pasien rawat jalan pada amputasi atas lutut keuntungannya tidak hanya garis pembentuknya
yang diatas condilus femoral tapi juga penambahan kekuatan pengungkit yang lebih panjang,
pemeliharaan keseimbangan otot paha, dan yang lebih penting, pemindahan penumpu berat badan
secara langsung pada prosthesis. Pada waktu dahulu, tujuan prostesis yang besar dan tingkat operasi
pada sendi lutut yang asimetris batas dilakukan. Bahan-bahan baru ditawarkan untuk prostesis yang
kurang besar dibuat dengan 4 unit sambungan lutut, yang dapat diikat pada soket, akan memperbaiki
penampilan ketika dipakai pasien ini pada bentukl rendah, dengan stabilitas yang baik dan dapat
digabung dengan bentuk hydraulic untuk kontrol samping.
Pada pasien bukan rawat jalan, disartikulasi lutut akan mengurangi masalah kontraktur flexi lutut,
dengan keseimbangan paha akan menurunkan kontraktur pinggul dan pengungkitnya panjang untuk
pemasangan yang baik dan pencopotannya.
Pada amputasi Gritistoke, patela didistal dan orthodesis femur distal dapat menopang berat badan.
Tipe ini tidak dapat menopang berat badan secara fisiologis, sebab dalam keadaan normal penumpu
berat badan pada pretibial dan daerah tendo patela n tidak di patela.
Penambahan panjang dengan pemasangan prostesis dan sendi lututnya asimetris. Amputasi ini tidak
direkomendasikan. Amputasi transkondiler dapat dilakukan, meskipun ujung penopang berat badan
suspensinya terbatas, bila dibanding dengan disartikuasi lutut.
Amputasi di atas lutut. Amputasi di atas lutut biasanya dengan Flap anterior dan posterior mulut ikan.
Tipe Flap yang harus digunakan agar panjang femur baik pada kasus trauma akan meningkatkan
fungsi stabilisasi otot lebih penting pada amputasi di atas lutut dibanding amputasi besar yang lain.
Gaya utama mendorong ke abduksi dan flexi. Miodesis otot abduktor melewati lubang pada femur
dapat terikat pada abduktor, sehingga memperbaiki kontrol pada prostetik, mencegah kesulitan
jaringan aduktor memutar. Tanpa stabilisasi otot umumnya femur berpindah ke lateral melewati
jaringan lunak yang membungkus. Desain soket yang lebih baru dapat lebih baik mengkontrol posisi
femur, tapi tidak efektif untuk stabilisasi otot. Bahkan pada pasien tidak rawat jalan, stabilisasi otot
membantu membuat lebih awet, ujung amputasi mencegah migrasi femur.
Balutan kaku prostetik segera setelah operasi pada amputasi lutut lebih sulit dilakukan dan menjaga
posisi agar tidak lebih distal.
Teknik IPOP ditawarkan dengan keuntungan rehabilitasnya lebih awal dan nyeri dan udem dapat
dikontrol. Disamakan dikerjakan jika ada tenaga ahli. Pembalut yang menekan dapat digunakan.
Pembalut ini dapat diberikan lebih proksimal sebagaimana spica yang memiliki suspensi lebih baik
juga menjaga paha medial, yang mencegah terjadinya pemutaran jaringan aduktor. Pemosisian post
op. dan terapi sangat baik untuk mencegah kontraktur flexi pinggang. Anggota badan harus
diangkat/elevasi di atas bantal, tapi harus pada bed yang datar, dan latihan ekstensi pinggul dan
posisi pronasi harus dimulai sejak awal.
Suspensi pada amputasi atas lutut lebih kompleks dibanding protesis yang lebih distal sebab sisa
ekstremitasnya lebih pendek, kurang kontur tulangnya, dan protesis yang lebih berat. Prostesis dapat
lebih lentur dengan sedotan, balutan silesian, atau bidai pelvis dan sendi pinggul. Suspensi sedot
bekerja ketika bentuk kulit kedap udara disekitar soket. Udara memaksa keluar katup 1 arah yang
kecil didistal ketika prothesis di pasang dan dengan tiap langkah kaki, mempertahankan tekanan
negatif disoket sebelah distal. Tidak ada sock prostetik atau penggaris lainnya digunakan antara soket
yang keras dengan ekstremitas sebab udara akan keluar di sekitar sock dan mencegah penyedot
bekerja.
Menerima prosthesis dengan suspensi penyedot dapat dilatih dan menggunakan tekanan, dan pasien
harus memiliki koordinasi yang baik, fungsi tangan yang baik, dan keseimbangan untuk melakukan
latihan ini. Suspensi penyedot/suction bekerja baik pada amputasi di atas lutut dengan jaringan lunak
yang baik, dan dengan bentuk volume yang stabil. Hal ini biasanya sangat nyaman dan dengan
metode kosmetik yang menggunakan suspensi soket.
Bidai silesian dengan tali pengikat yang menempel di sisi lateral prosthesis, bungkus melingkar
dipinggang dan kontralateral dengan crista iliaca lalu ke depan melekat pada soket proksimalanterior.
Dengan ini menjadikan suspensinya jadi baik ditambah dengan kontrol rotasi. Bidai silesian umumnya
digunakan pada suspensi sedot dengan sisa ekstremitas yang pendek atau untuk pasien yang pada
aktifitasnya memerlukan suspensi dengan suction.
Sendi pinggul dan pelvis membuat suspensi sangat perlu, tapi sendi ini juga besar dan metode
suspensi kosmetiknya tidak banyak. Hal ini juga kurang nyaman ketika duduk. Bidai pelvis dapat
dibuat dari logam atau plastik dan lebih tebal dari bidai selisian. Bidai pelvis diikatkan dari pangkal
paha pinggul melingkari pinggang antara krista iliaca dan trochanter belakang.
Soket didesain untuk amputasi atas lutut telah mengalami perubahan soket quadri lateral tradisional
telah memiliki diameter anterior posterior yang sempit untuk menjaga ischium berada di belakang dan
berada di atas posterior soket untuk menopang berat badan dinding anterior dengan ukuran 5-7 cm
lebih tinggi dari dinding posterior untuk memegang kaki belakang. Nyeri anterior sering menjadi
keluhan dan sering menetap, contohnya pada SIAS. Jika lebih rendah atau ischium akan berada di
dalam soket dan semuanya berubah, isi perubahan dan daerah penekanannya. Bahkan dinding
lateralnya memegang femur ketika aduksi, dan semua dimensi quadilateral tidak anatomik dan
stabilitas femur yang jelak pada sumbu koronal. Soket ISNY merupakan soket berbentuk quadrilateral
yang terbuat dari bahan yang fleksibel yang ada di dinidng posterior dan medial. Bahan fleksibel pada
dinding soket yang terdesak oleh kontraksi otot di bawahnya. Pasien dilaporkan lebih nyaman ketika
jalan atau duduk dan kemungkinan perbaikan ototnya lebih efisien. Bagian belakang yang fleksibel
kurang tahan lama, dan susoensi suction juga dapat hilang.
Desain soket di atas lutut dengan lempeng medial – lateral yang tipis, diusahakan untuk mengatasi
masalah yang dialami soket. tradisonal quadri lateral karena kontur dinding posterior untuk ileum
dibawah dalam soket. Berat badan dipindah lw\eewat massa otot glutens dan paha lateral bahkanpada
ichium. Tekanan anterior dibatasi karena dinding anterior yang tinggi. Yang lebih menarik /
diperhatikan adalah kontur medial –alteral yang tipis yang dibuat untuk menahan gerakan aduksi dan
untuk meminimalisasi gerakan-gerakan relatif antara anggota badan soket. Soket normal Shape
Normal Aligment (NSNA) dan countoured adducted trochanteric controlled aligment metode (CAT –
CAM) merupakan desain soket dengan tipe tipis yang tersedia.
Prostetik sendi lutut tersedia dalam banyak jenis desain bagi pasien yang membutuhkan. Standar
tradisional untuk aksisi tungal dengan gerakan lutut yang konstan. Gerakan lutut yang konstan itu
sudah lama, awet, tidak mahal serta ringan. Gesekan dapat di setel pada satu tingkat agar fungsinya
diyakini baik, dan pasien harus menyesuaikan ketika kecepatan berjalannya berubah. Sisi luar
merupakan standar lama untuk pasien dengan disartikulasi lutut, untuk mencapai pusat gerakan lutut
lebih baik.
Tapi soket ini kurang bagus dilihat/penampilan, akan dapat dipindah/ganti dengan unit lutut policentrik
dengan 4-bar, kecuali pada pasien yang menggunakan tepi luar dengan berhasil sebelumnya dan tidak
berniat merubahnya. Lutut yang aman memiliki unit friksi diaktifkan oleh berat, makan akan
meningkatkan gesekan, untuk itu stabilitas dan resistensi yang meningkat apabila berat meningkat.
Sebagian unit ini berguna untuk pasien usia lanjut atau lemah. Dan pada pasien-pasien ini mempunyai
ekstremitas yang pendek sekali, ekstensur pinggul yang jelek, atau kontraktur flexi pinggul. Faktor
yang mempengaruhi gesekan lutut berubah menurut lingkar flexi lutut. Untuk itu perlu memperbaiki
fase “saving”. Unit ini lebih murah dankurang tahan lama dibanding unit hidraulik, dan ini tidak efektif.
Suatu lutut policentrik lebih menyediakan pusat pengubah rotasi dan berada di posterior dibanding
sendi lutut lainnya. Pusat rotasi belakang menyediakan stabilitas yang baik pada stance dan pada
tingkat awal fleksi dibanding disediakan unti lutut yang lain. Lutut 4-bar merupakan suatu unit
policentrik yang saat ini telah tersedia.
Suatu unit hidraulik dapat ditambahkan pada sendi lutut yang menyediakan kontrol superior
prosthesis pada “phase swing” dengan menggunakan cairan hidraulik dengan berbagai jenis sesuai
dengan kecepatan berjalan. Pilihan-pilihan ini sangat berguna pada pasien amputasi yang aktif
berjalan dan berlari dengan kecapatan yang berbeda. Pilihan kunci manual dapat juga ditambahkan
untuk lutut-lutut ketika ekstensi penuh. Kunci amat berguna pada amputasi bilateral, pada pasien
yang lemah dan buta dan memiliki sisa ekstremitas yang sangat pendek.
Pasien dengan amputasi lutut bilateral yang merupakan tantangan rehabilitasi. Penggunaan Stubbis
sebagai prothesis awal disarankan untuk semua pasien dengan bilateral disartikulasi lutut atau
amputasi di atas lutut, tanpa melihat umur, yang menjadi calon untuk berjalan dan bagi pasien yang
kehilangan keduanya secara simultan. Stubbis terdiri soket prostetik mounted secara langsung dengan
dsar lebih sekedar rokher – bottom, sepanjang ekstensi posterior untuk mencegah kecenderungan
punggungnya jatuh. Proses pemendekan anterior untuk gerakan yang halus ketika berputar hingga
mendorong ketika berjalan. Penggunaan stubbis mengakibatkan penurunan pusat granulasi, dan dasar
yang keras menyediakan untuk menganga guna menyeimbangkan badan dan stabilitasnya dan
kepercayaannya menjadi baik selama berjalan dan berdiri. Dengan kepercayaan pasien dan
ketrampilan yang membaik, pemanjangan secara periodik merupakan syarat hingga tingginya hingga
maksimal dan dapat menggunakan prosthesis dengan panjang maksimal. Beberapa pasien gagal
mencapai panjang yang penuh dan hanya memakai strubbis.
Disartikulasi pinggul atau hemipelvectomi disartikulasi pinggul jarang dilakukan pada pasien dengan
gangguan sirkulasi, tidak dianjurkan untuk dipasang prostetik. Prostetik dapat sukses digunakan pada
pasien yang lebih sehat yang didisartikulasi akibat tumor atau trauma. Prostesisnya berat, sulit
digunakan dan perlu banyak energi. Prostesis standar adalah prosthesis disartikulasi pinggul kanadian.
Soket meliputi hemipelvis dan suspensinya melebihi crista iliaca. Sendi pinggul dengan kunci dan
komponen endoskeletal yang digunakan untuk menjaga beratnya minimum. Beberapa pasien rawat
jalan akan menggunakan alat bantu dan tanpa prosthesis sebab ini nyaman dan lebih cepat, tapi
prostetik digunakan untuk menyeimbangkan dengan ekstremitas.
Hemipelvectomi bahkan jarang ditemukan, biasanya karena trauma atau keganasan di pelvis.
Prostetik jarang digunakan. Hal ini dipertimbangkan khususnya untuk tempat duduk, tapi juga jarang.
Klasifikasi Prostesis1.Lowwer extremity prosthesis Telting table prosthesis
~> prostesis yang diberikan pasien amputasi tepat pangkal paha Above knee prosthesis
~> prostesis yang diberikan pasien amputasi pada daerah paha (femur) Knee disarticulation prosthesis
~> prostesis yang diberikan pasien amputasi tepat pada knee joint Below knee prosthesis
~> prostesis yang diberikan pasien amputasi pada daerah tibia dan fibula Syme prosthesis
~> prostesis yang diberikan pasien amputasi pada pergelangan tangan Pirrogaf prosthesis
~> prostesis yang diberikan pasien amputasi pada daerah jari kaki Chopart prosthesis
~> prostesis yang diberikan pasien amputasi pada daerah telapak kaki
2.Upper extremity prosthesis Shoulder dis articulation prosthesis
~> prostesis yang diberikan pasien amputasi tepat pada shoulder joint Above elbow prosthesis
~> prostesis yang diberikan pasien amputasi pada daerah humerus Elbow dis articulation prosthesis
~> prostesis yang diberikan pasien amputasi tepat pada elbow joint Below elbow prosthesis
~> prostesis yang diberikan pasien amputasi pada daerah radius ulna Wrist dis articulation prosthesis
~> prostesis yang diberikan pasien amputasi pada daerah pergelangan tangan Finger prosthesis
~> prostesis yang diberikan pasien amputasi pada daerah jari tangan