Post on 04-Apr-2018
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 1/16
LBM 3
STEP 1
Defekasi : Sisa metabolisme tubuh yng dikeluarkan oleh anus
Flatus : gas yang dikeluarkan dari saluran pencernaan melalui anus
Fecal : Memiliki sifat feses
Vomitus : Muntah
Darm contour : lekukan usus yang tampak dari luar pada dinding abdomen ;
gambaran distensi usus yang tampak dari luar
Darm steifung : gambaran pergerakan peristaltik dari bagian bawah terlihat
Metallic sound : suara bising usus yang bunyi ; kasar
Turgor : kerutan ; kemampuan elastisitas menurun, biasanya pada
org yang dehidrasi
Muscle rigidity / defense muscular : kekakuan otot
PEKAK SISI NORMAL
PEKAK ALIH NORMAL
PEKAK HEPAR (-) : Tidak terdapat hepato megali
STEP 2
1. Apa hubungan riwayat dengan dd?
2. Mekanisme defekasi & flatus secara fisiologi?
3. Mengapa pasien beratbadan berkurang ?
4. Mengapa vomitus awalnya makanan menjadi vacal ?
5. Mengapa p.f ditemukan tugor dahi menurun, mulut kering seperti pd skenario?
6. Mgapa pda inspeksi tampak distensi tegang, darm contour dan steifung (+) ?
7. Mengapa pada saat auskultasi ditemukan peristaltik meningkat dan metalic sound
(+) ?
8. Mengapa ditemukan hipertimpani ?
9. Diagnosa?
10. DD ?
STEP 3
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 2/16
1. Mekanisme defekasi & flatus secara fisiologi?
DEFEKASI
Defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran
atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem pencernaan mahkluk
hidup.
FISIOLOGI BUANG AIR BESAR
Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai
kebiasaan teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yangsama setiap hari. Hal ini disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja
sesudah makan pagi. Setelah makanan ini mencapai lambung dan setelah pencernaan
dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang, merambat ke kolon, dan sisa makanan
dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum mulai bergerak. Isi kolon pelvis
masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik keras terjadi di dalam kolon dan terjadi
perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal bertambah dengan penutupan
glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal, sfinkter anus mengendor dan
kerjanya berakhir (Pearce, 2002).
MEKANISME
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 3/16
Jenis gelombang peristaltik yang terlihat dalam usus halus jarang timbul pada sebagian
kolon, sebaliknya hampir semua dorongan ditimbulkan oleh pergerakan lambat kearah
anus oleh kontraksi haustrae dan gerakan massa. Dorongan di dalam sekum dan kolon
asenden dihasilkan oleh kontraksi haustrae yang lambat tetapi berlangsung persisten
yang membutuhkan waktu 8 sampai 15 jam untuk menggerakkan kimus hanya dari katup
ileosekal ke kolon transversum, sementara kimusnya sendiri menjadi berkualitas feses
dan menjadi lumpur setengah padat bukan setengah cair.
Pergerakan massa adalah jenis pristaltik yang termodifikasi yang ditandai timbulnya
sebuah cincin konstriksi pada titik yang teregang di kolon transversum, kemudian dengan
cepat kolon distal sepanjang 20 cm atau lebih hingga ke tempat konstriksi tadi akan
kehilangan haustrasinya dan berkontraksi sebagai satu unit, mendorong materi feses
dalam segmen itu untuk menuruni kolon.
Kontraksi secara progresif menimbulkan tekanan yang lebih besar selama kira-kira 30
detik, kemudian terjadi relaksasi selama 2 sampai 3 menit berikutnya sebelum terjadi
pergerakan massa yang lain dan berjalan lebih jauh sepanjang kolon. Seluruh rangkaian
pergerakan massa biasanya menetap hanya selama 10 sampai 30 menit, dan mungkin
timbul kembali setengah hari lagi atau bahkan satu hari berikutnya. Bila pergerakan
sudah mendorong massa feses ke dalam rektum, akan timbul keinginan untuk defekasi.
(Fisiologi Guyton. EGC. 1997)
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 4/16
Diakses di http://fisiologibhe1.blogspot.com/2011/09/kelompok-fisiologi-v-defekasi.html
pada 26 Desember 2012
Menurut seorang ilmuwan yang mengadakan penelitian tentang kentut mengatakan,Kita jangan cuma tahu bau dan suaranya saja(ghoib).
1. Dari mana asal kentut? Dari gas dalam usus. Gas dalam usus berasal dari udara yang kita
telan, gas yang menerobos ke usus dari darah, gas dari reaksi kimia & gas dari bakteria
dalam perut.
2. Apa komposisi kentut? Bervariasi. Makin banyak udara ditelan, makin banyak kadar
nitrogen dalam kentut (oksigen dari udara terabsorbsi oleh tubuh sebelum sampai di
usus). Adanya bakteria serta reaksi kimia antara asam perut & cairan usus menghasilkan
karbondioksida. Bakteria juga menghasilkan metana & hidrogen. Proporsi masing-
masing gas tergantung apa yang anda makan, berapa banyak udara tertelan, jenis
bakteria dalam usus, berapa lama kita menahan kentut. Makin lama menahan kentut,
makin besar proporsi nitrogen, karena gas-gas lain terabsorbsi oleh darah melalui
dinding usus. Orang yang makannya tergesa-gesa kadar oksigen dalam kentut lebih
banyak karena tubuhnya tidak sempat mengabsorbsi oksigen.
3. Kenapa kentut berbau busuk? Bau kentut karena kandungan hidrogen sulfida &
merkaptan. Kedua senyawa ini mengandung sulfur (belerang). Makin banyak kandungan
sulfur dalam makanan, makin banyak sulfida & merkaptan diproduksi oleh bakteri dalam
perut, & makin busuklah kentut. Telur & daging punya peran besar dalam memproduksi
bau busuk kentut. Kacang-kacangan berperan dalam memproduksi volume kentut, bukan
dalam kebusukannya.
4. Kenapa kentut menimbulkan bunyi? Karena adanya vibrasi lubang anus saat kentut
diproduksi. Kerasnya bunyi tergantung pada kecepatan gas.
5. Kenapa kentut yg busuk itu hangat & tidak bersuara? Salah satu sumber kentut adalah
bakteri. Fermentasi bakteri & proses pencernaan memproduksi panas, hasil sampingnya
adalah gas busuk. Ukuran gelembung gas lebih kecil, hangat & jenuh dengan produk
metabolisme bakteria yg berbau busuk. Ini kemudian menjadi kentut, walau hanya kecil
volumenya,tapi SBD (Silent But Deadly)
Diakses di http://tidakmenarik.wordpress.com/2009/10/22/asal-usul-flatus-kentut-dan-
karakteristiknya/ pada 26 Desember 2012
Mengapa kita sendawa dan kentut (flatus)
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 5/16
SENDAWA
Sendawa adalah pengeluaran gas secara involuntary atau volunteer dari lambung dan
esophagus. Peristiwa ini sering terjadi setelah makan, saat distensi lambung yang
mengakibatkan relaksasi esophagus. Sendawa merupakan reflek yang normal dan tidak
menunjukkan kelainan pada gastrointestinal. Sebenarnya semua gas dalam lambung dari
udara yang terhisap. Nomarnya udara yang terhisap sekitar 2-5 mL, jika berlebihan akan
menyebabkan distensi, kembung dan sakit perut. Hal ini bisa terjadi pada makan yang
cepat, mengunyah permen karet, merokok dan minum minuman berkarbonasi. Sendawa
berlebihan yang kronik sebagian besar disebabkan oleh menelan udara, sering terjadi
pada individu yang depresi. Evaluasi harus dibatasi untuk pasien yang menampakkan
gejala sulit menelan, nyeri dada, kenyang lebih awal, atau mual.
KENTUT (flatus)
Rata-rata dan volume kentut mempunyai variasi yang tinggi. Flatus merupakan gejala
dari dua peristiwa yaitu : menelan udara dan fermentasi karbohidrat yang tidak dapat
diserap oleh bakteri. Udara yang tertelan yang tidak dikeluarkan dengan sendawa akan
menyebabkan kentut. Udara yang tertelan lebih dari 500 mL perhari akan menyebabkan
flatus (terutama nitrogen). Fermentasi karbohidrat yang tidak dapat diserap oleh bakteri
akan menghasilkan gas yang terdiri dari H2 , CO2 dan metana. Sebagian besar fermentasi
terjadi dikolon. Bagaimanapun juga hal ini disebabkan oleh banyaknya substrat kecil yangdapat difermentasi terdapat dikolon. Substansi ini termasuk fruktosa, laktosa, sorbitol,
trehalose, raffinose dan stachynose. Zat tepung dan serat yang kompleks juga
menyebabkan gas. Produksi gas juga mungkin meningkat pada meningkatnya asupan
karbohidrat dan malabsorbsi karbohidrat.
Membedakan normal dan abnormal flatus sangatlah sulit. Percobaan dengan diet bebas
laktosa dianjurkan seperti pisang, bawang dan yang lainnya.Kemudian kita perhatikan
intensitas flatusnya. Intoleransi fructosa mungkin perlu diberikan perhatian yang lebih.
Fructosa tidak hanya terdapat pada buah-buahan, namun juga didapatkan pada pemanis
buatan atau pemanis jagung, jus buah dan soda. Bau yang tidak enak bisa disebabkan
oleh bawang merah, bawang putih dan bebrapa tanaman lain.
Untuk pengobatan bisa dengan mengurangi penyebab kelebihan gas. Diet rendah lemah
dapat mengurangi produksi gas, dan dianjurkan.
Sumber : current MD&T 2005
Diakses di http://kedokteran-febrian.blogspot.com/2009/03/mengapa-kita-sendawa-dan-
kentut-flatus.html pada 26 Desember 2012
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 6/16
2. Mengapa pasien beratbadan berkurang ?
Obstruksi Mekanis Usus Halus
Obstruksi mekanik lokal pada usus halus menyebabkan nyeri keram yang hebat (kolik usus),
sedangkan ileus adinamik sering tidak menimbulkan nyeri. Segmen usus di atas area obstruksi
mekanik berdilatasi dan terisi oleh cairan dan gas. Tekanan di segmen ini meningkat, dan
pembuluh darah di dindingnya tertekan sehingga terjadi iskemia lokal. Aktivitas serabut-serabut
saraf aferen viseral dari segmen yang melebar ini menyebabkan pengeluaran keringat,
penurunan tekanan darah, dan muntah-muntah hebat, dengan akibat alkaliosis metabolik dan
dehidrasi. Apabila obstruksi tidak dihilangkan, kelainan ini dapat menimbulkan kematian.
Fisiologi Kedokteran W.F. Ganong ed 22. : 2005 EGC Hal 526.
3. Mengapa vomitus awalnya makanan menjadi vacal ?
4. Mengapa p.f ditemukan tugor dahi menurun, mulut kering seperti pd skenario?
Obstruksi Mekanis Usus Halus
Obstruksi mekanik lokal pada usus halus menyebabkan nyeri keram yang hebat (kolik usus),
sedangkan ileus adinamik sering tidak menimbulkan nyeri. Segmen usus di atas area obstruksi
mekanik berdilatasi dan terisi oleh cairan dan gas. Tekanan di segmen ini meningkat, dan
pembuluh darah di dindingnya tertekan sehingga terjadi iskemia lokal. Aktivitas serabut-serabut
saraf aferen viseral dari segmen yang melebar ini menyebabkan pengeluaran keringat,
penurunan tekanan darah, dan muntah-muntah hebat, dengan akibat alkaliosis metabolik dan
dehidrasi. Apabila obstruksi tidak dihilangkan, kelainan ini dapat menimbulkan kematian.
Fisiologi Kedokteran W.F. Ganong ed 22. : 2005 EGC Hal 526.
Muntah dan penyedotan usus setelah dimulainya pengobatan merupakan penyebab utama
kehilangan cairan dan elektrolit. Pengaruh kehilangan ini adalah pengerutan ruang cairan
ekstrasel yang mengakibatkan syok-hipotensi, berkurangnya curah jantung, berkurangnya perfusi
jaringan, dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terjadi secara terus menerus
mengakibatkan timbulnya lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi
cairan ke dala usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat peregangan dan
peninngkatan permeabilitas yang disebabkan oleh nekrosis, disertai dengan absorpsi toksin
bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik.
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 7/16
Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.
5. Mgapa pda inspeksi tampak distensi tegang, darm contour dan steifung (+) ?
Dinding usus yang terletak disebelah proksimal dari segmen yang tersumbat secara progresif
akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70% dari udara yang tertelan) dalam lumen.
Distensi berat pada dinding usus akan mengurangi pengakiran air dan natrium dari lumen usus ke
darah. Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran cerna setiap hari, sehingga tidak adanya
absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intalumen dengan cepat.
Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.
6. Mengapa pada saat auskultasi ditemukan peristaltik meningkat dan metalic
sound (+) ?
7. Mengapa ditemukan hipertimpani ?
Dinding usus yang terletak disebelah proksimal dari segmen yang tersumbat secara progresif
akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70% dari udara yang tertelan) dalam
lumen. Distensi berat pada dinding usus akan mengurangi pengakiran air dan natrium dari lumen
usus ke darah. Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran cerna setiap hari, sehingga tidak
adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intalumen dengan cepat. Muntah dan
penyedotan usus setelah dimulainya pengobatan merupakan penyebab utama kehilangan cairan
dan elektrolit. Pengaruh kehilangan ni adalah pengerutan ruang cairan ekstrasel yang
mengakibatkan syok-hipotensi, berkurangnya curah jantung, berkurangnya perfusi jaringan, dan
asidosis metabolik. Peregangan usus yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan timbulnya
lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek
lokal peregangan usus adalah iskemia akibat peregangan dan peningkatan permeabilitas yang
disebabkan oleh nekrosis, disertai dengan absorpsi toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum
dan sirkulasi sistemik.
Gas di perut timpani.
Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.
Gejala kardinal obstruksi usus halus adalah peregangan abdomen, nyeri, muntah, dan konstipasiabsolut. Nyeri biasanya menyerupai kejang dan dipertengahan abdomen (terutama daerah
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 8/16
paraumbilikalis) dan memberat bila letak obstruksi makin tinggi. Abdomen dapat terasa nyeri.
Frekuensi muntah bervariasi tergantung pada letak obstruksi. Bila obstruksi terjadi di usus halus
bagian atas , maka muntah akan lebih sering terjadi dibandingkan dengan obstruksi yang terjadi
pada ileum atau usus besar. Konstipasi absolut sering terjadi dini pada obstruksi usus besar,
tetapi flatus dan feses mungkin dapat dikeluarkan pada permulaan obstruksiusus halus.
Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.
8. Diagnosa?
Ileus Adinamik
Jika usus mengalami trauma, terjadi inhibisi langsung otot polos yang menyebabkan penurunan
motilitas usus. Hal ini sebagian disebabkan oleh aktivasi reseptor opioid dan dikurangi dengan
obat penghambat-opioid. Apabila peritoneum mengalami iritasi, inhibisi refleks akan terjadi
akibat peningkatan pelepasan muatan dari serabut noradrenergik di saraf splanknikus. Kedua
jenis inhibisi ini menyebabkan ileus paralitik (adinamik) setelah tindakan bedah abdomen
dilakukan. Karena penurunan difus aktivitas peristaltik di usus halus, isi usus tidak dapat didorong
ke kolon, dan kolon mengembang tak teratur oleh “kantong-kantong” gas dan cairan. Peristaltis
usus kembali dalam 6-8 jam, diikuti oleh peristaltis lambung, tetapi aktifitas kolon memerlukan
waktu 2-3 hari untuk pulih. Ileus adinamik dapat dikurangi dengan memasukkan sebuah selangmelalui hidung ke usus halus dan menyedot cairan dan gas selama beberapa hari sampai
peristaltsis pulih.
Obstruksi Mekanis Usus Halus
Obstruksi mekanik lokal pada usus halus menyebabkan nyeri keram yang hebat (kolik usus),
sedangkan ileus adinamik sering tidak menimbulkan nyeri. Segmen usus di atas area obstruksi
mekanik berdilatasi dan terisi oleh cairan dan gas. Tekanan di segmen ini meningkat, dan
pembuluh darah di dindingnya tertekan sehingga terjadi iskemia lokal. Aktivitas serabut-serabut
saraf aferen viseral dari segmen yang melebar ini menyebabkan pengeluaran keringat,
penurunan tekanan darah, dan muntah-muntah hebat, dengan akibat alkaliosis metabolik dan
dehidrasi. Apabila obstruksi tidak dihilangkan, kelainan ini dapat menimbulkan kematian.
Fisiologi Kedokteran W.F. Ganong ed 22. : 2005 EGC Hal 526.
Obstruksi Usus
Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi
sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat bersifat akut maupun kronis, parsial maupun total.
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 9/16
Obstruksi usus kronis biasanya mengenai kolon akibat adanya karsinoma atau pertumbuhan
tumor, dan perkembangannya lambat. Sebagian besar obstruksi mengenai usus halus. Obstruksi
total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dari tindakan
pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup.
Terdapat dua jenis obstruksi usus: (1) Non-Mekanis (mis, ileus paralitik atau ileus adinamik), peristaltik usus dihambat akibat pengaruh toksin atau trauma yang memengaruhi pengendalian
otonom motilitas usus. (2) Mekanis, terjadi obstruksi di dalam lumen usus obstruksi mural yang
disebabkan oleh tekanan ekstrinsik.
Obstruksi mekanis selanjutnya digolongkan sebagai obstruksi mekanis simpleks (hanya terdapat
satu tempat obstruksi) dan obstruksi lengkung-tertutup (sedikitnya terdapat 2 tempat
obstruksi). Onstruksi lengkung tertutup tidak dapat didekompresi, sehingga tekanan intralumen
meningkat cepat dan mengakibatkan terjadinya tekanan pembuluh darah, iskemia, dan infark
(strangulasi).
ETIOLOGI
Obstruksi non mekanis atau ileus adinamik sering terjadi setelah pembedahan abdomen karena
adanya refleks penghambatan peristaltik akibat viscera abdomen yang tersentuh tangan. Refleks
penghambatan peristaltik ini sring disebut sebagai ileus paralitik, walaupun paralisis peristaltik ini
tidak terjadi secara total. Keadaan lain yang sering menyebabkan terjadinya ileus adinamik adalah
peritonitis. Atoni usus dan peregangan gas sering tombul meyertai berbagai kondisi traumatik,
terutama setelah fraktur iga, trauma medula spinalis, dan fraktur tulang belakang.
Penyebab obstruksi mekanis berkaitan dengan kelompok usia yang terserang dan letak
obstruksi. Sekitar 50% onstruksi terjadi pada kelompok usia pertengahan dan tua., dan terjadi
akibat perlekatan yang disebabkan oleh pembedahan sebelumnya. Tumor ganas dan volvulus
merupakan penyebab tersering obstruksi usus besar pada usia pertengahan dan orang tua.
Kanker kolon merupakan penyebab 90% obstruksi yang terjadi. Volvulus adalah usus yang
terpelintir, paling sering terjadi pada pria usia tua dan biasanya mengenai kolon sigmoid.
Inkarserasi lengkung usus pada hernia inguinalis atau femoralis sangat sering menyebabkan
terjadinya obstruksi usus halus. Intususepsi adalah invaginasi salah satu bagian usus ke dalam
bagian berikutnya dan merupakan penyebab obstruksi yang hampir selalu ditemukan pada bayi
dan balita. Intususepsi sering terjadi pada ileum terminalis yang masuk ke dalam sekum. Benda
asing dan kelainan kongenital merupakan penyebab lain obstruksi yang terjadi pada anak danbayi.
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 10/16
Patofisiologi
Terdapat kemiripan proses patofisiologis yang terjadi setelah obstruksi usus, tanpa memandang
penyebab obstruksi yang disebabkan oleh mekanis atau fungsional. Perbedaan utamanya adalah
pada obstruksi paralitik, peristaltik dihambat sejak awal, sedangkan pada obstruksi mekanis,
awalnya peristaltik diperkuat kemudian timbul intermiten, dan akhirnya menghilang.
Perubahan patoofisiologi utama yang terjadi pada obstruksi usus dapat dilihat dalam gambar.
Dinding usus yang terletak disebelah proksimal dari segmen yang tersumbat secara progresif
akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70% dari udara yang tertelan) dalam lumen.
Distensi berat pada dinding usus akan mengurangi pengakiran air dan natrium dari lumen usus ke
darah. Sekitar 8 liter cairan disekresi ke dalam saluran cerna setiap hari, sehingga tidak adanya
absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan intalumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan
usus setelah dimulainya pengobatan merupakan penyebab utama kehilangan cairan dan
elektrolit. Pengaruh kehilangan ni adalah pengerutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan
syok-hipotensi, berkurangnya curah jantung, berkurangnya perfusi jaringan, dan asidosis
metabolik. Peregangan usus yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan timbulnya
lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek
lokal peregangan usus adalah iskemia akibat peregangan dan peningkatan permeabilitas yang
disebabkan oleh nekrosis, disertai dengan absorpsi toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum
dan sirkulasi sistemik.
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 11/16
Sistemik:
Hipovolemia
Syok
Oliguria
Gangguan elektrolit
Perut gembung
Kelebihan cairan usus
Kelebihan gas dalam usus
Akumulasi gas dan cairan intralumen di sebelah
proksimal dari letak obstruksi
Distensi Kehilangan H2O dan
elektrolit
Proliferasi bakteri yang
berlangsung cepat
Iskemia dinding usus
Tekanan intralumen
meningkat dipertahankan
Kehilangan cairan menuju
ruang peritoneum
Pelepasan bakteri dan toksin dari usus
yang nekrotik ke dalam peritoneumdan sirkulasi sistemik
Peritonitis septikemia
S ok Hi ovolemik
Volume ECF menurun
Obstruksi Usus
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 12/16
Gejala dan Tanda
Gejala kardinal obstruksi usus halus adalah peregangan abdomen, nyeri, muntah, dan konstipasi
absolut. Nyeri biasanya menyerupai kejang dan dipertengahan abdomen (terutama daerah
paraumbilikalis) dan memberat bila letak obstruksi makin tinggi. Abdomen dapat terasa nyeri.
Frekuensi muntah bervariasi tergantung pada letak obstruksi. Bila obstruksi terjadi di usus halus
bagian atas , maka muntah akan lebih sering terjadi dibandingkan dengan obstruksi yang terjadi
pada ileum atau usus besar. Konstipasi absolut sering terjadi dini pada obstruksi usus besar,
tetapi flatus dan feses mungkin dapat dikeluarkan pada permulaan obstruksi usus halus.
Pemeriksaan radiografi abdomen sangat penting dalam menegakkan diagnosis obstruksi usus.
Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh adanya udara dalam usus halus, tetapi tidak terdapat
dalam kolon. Sedangkan obstruksi kolon diandai oleh adanya gas diseluruh kolon, tetapi sedikit
atau tidak ada gas dalam usus halus. Bila foto polos tidak memberikan kepastian diagnosis akhir,
dilakukan pemeriksaan radiografi dengan barium untuk mengetahui letak obstruksi
Pengobatan
Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan,
menghilangkan peregangan dan muntah dengan melakukan intubasi dan dekompresi.
Memperbaiki peritonitis dan syok (bila ada), dan menghilangkan obstruksi untuk memulihkan
kontinuitas dan fungsi usus kembali normal.
Banyak kasus ileus adinamik yang dapat sembuh haya dengan dekompresi intubasi saja. Obstruksi
usus halus jauh lebih berbahaya dan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan obstruksi
kolon. Mortalitas obstruksi tanpa strangulasi adalah 5-8% asalkan dapat segera dilakukan operasi.Keterlambatan pembedahan atau timbulnya strangulasi atau penyulit lain akan meningkatkan
mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%.
Patofisiologi Sylvia A price & Wilson vol. 1. EGC: 2003. Hal 450-452.
Penegakan diagnosis
o Keadaan umum : anemis , bibir kering, kurus , dehirdrasi
o Inspeksi : distensi, darm countor , darm steifung
o Palpasi : turgor dahi turun , nyeri, kadang juga teraba ada massa ,
lien tidak teraba
o Auskultasi : metallic sound meningkat , hiper peristaltik
o Perkusi : hipertimpani
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 13/16
Pemeriksaan Penunjang
Radiografi : foto 3 posisi
Toraks tegak
Abdomen tegak
Abdomen datar
Bila perlu : abdomen lateral decubitus
Pemeriksaan radiografi abdomen sangat
penting dalam menegakkan diagnosisobstruksi usus. Obstruksi mekanis usus
halus ditandai oleh adanya udara dalam
usus halus, tetapi tidak terdapat dalam
kolon. Sedangkan obstruksi kolon diandai
oleh adanya gas diseluruh kolon, tetapi
sedikit atau tidak ada gas dalam usus
halus. Bila foto polos tidak memberikan
kepastian diagnosis akhir, dilakukan
pemeriksaan radiografi dengan barium untuk mengetahui letak obstruksi
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 14/16
sumbatan usus halus
Sumbatan colon
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 15/16
ultrasonografi
Penatalaksanaan
Pemasangan sonde lambung
Puasa
Rehidrasi intravena, perbaikan elektrolit
Pada obstruksi parsial: konservatif
Tindakan bedah apabila ditemukan:
o Strangulasi
o Obstruksi total
o Hernia inkarserata
o Konservatif gagal
7/30/2019 Amel Lbm 3 Git
http://slidepdf.com/reader/full/amel-lbm-3-git 16/16
Terapi Bedah
Laparotomi
Reseksi usus
By-pass usus
Kolostomi
Ileostomi
PROGNOSIS
Angka kematian keseluruhan untuk obstruksi usus halus kira-kira 10 %
Angka kematian untuk obstruksi non strangulata adalah 5-8 %, sedangkan pada obstruksi
strangulata telah dilaporkan 20-75 %
Angka mortalitas untuk obstruksi kolon kira-kira 20 %