Post on 06-Mar-2019
1
ABSTRAK
Negoro, InggitTrisna. 2009. Problematika Yang Dihadapi Mahasiswa PPKn Dalam Melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Di SMP Kota Malang Semester Genap Tahun 2008/2009. Skripsi, Jurusan PendidikanPancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Drs. H.Suparman A.W, S.H., M.Hum., (II) Dra Arbaiyah Prantiasih, M.Si. Kata kunci: problematika, mahasiswa jurusan PPKn, melaksanakan PPL
Universitas Negeri Malang (UM) merupakan lembaga pendidikan yang bertugas mencetak mahasiswanya baik sebagai tenaga kependidikan yakni guru maupun tenaga non kependidikan agar profesional sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam pelaksanaan studi, Universitas Negeri Malang (UM) tidak hanya menyelenggarakan pengajaran di kampus, namun mahasiswa juga diberi kesempatan untuk melaksanakan praktik yang salah satunya melalui PPL. Menurut Buku Pedoman Pendidikan UM Bab VI pasal 33 ayat 1 (2007:52) disebutkan bahwa “Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah mata kuliah yang mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan praktik kependidikan dan non kependidikan agar mahasiswa siap menjadi tenaga profesional dalam bidang keahliannya”. Seperti halnya mahasiswa dari jurusan lain, mahasiswa jurusan PPKn pun juga wajib menempuh PPL yakni PPL keguruan karena nantinya para lulusan dari jurusan tersebut akan diprioritaskan untuk menjadi tenaga-tenaga pendidik. Dalam pelaksanaannya para mahasiswa tersebut tentunya banyak mengalami problem dikarenakan mereka belum mengetahui kondisi lapangan tempatnya praktik.
Tujuan penelitian ini adalah: 1)Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam menyusun perangkat pembelajaran meliputi:program tahunan, program semester, silabus, dan RPP pada pembelajaran PKn; 2)Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam melaksanakan praktik peer teaching pada PPL I kampus; 3)Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam melaksanakan praktik real teaching pada PPL II di sekolah; 4)Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam hubungannya dengan pihak sekolah tempatnya praktik; 5)Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam hubungannya dengan guru pamong; 6)Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam hubungannya dengan sesama praktikan lainnya; 7)Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa UM jurusan PPKn dalam hubungannya dengan dosen pembimbing; 8)Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam menyusun studi kasus. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif survai. Sampel penelitian sebesar 30 sampel yang diambil dengan teknik purposive random sampling. Untuk mengumpulkan data digunakan metode angket sebagai metode
2
utama, metode wawancara sebagai metode penyerta. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan mencari persentase dari hasil jawaban angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 56,67% mahasiswa yang melaksanakan praktik mengajar bidang studi PKn masih mengalami kesulitan dalam menyusun program tahunan (prota); 53,33% mahasiswa yang melaksanakan praktik mengajar bidang studi PKn masih mengalami kesulitan dalam menyusun program semester; 53,33% mahasiswa yang melaksanakan praktik mengajar bidang studi PKn masih mengalami kesulitan dalam menyusun RPP, sedangkan 63,33% mahasiswa yang melaksanakan praktik mengajar bidang studi PKn sudah tidak mengalami kesulitan lagi dalam menyusun silabus. Selain itu dalam pelaksanaan peer teaching 53,33% mahasiswa masih mengalami kesulitan. Dalam pelaksanaan praktik real teaching 66,67% mahasiswa yang melaksanakan praktik mengajar bidang studi PKn belum dapat mengelola kelas dengan baik. Terkait hubungannya dengan pihak sekolah: sebanyak 83,33% mahasiswa selalu mendapat kemudahan ijin dari koordinator PPL sekolah bila akan meninggalkan sekolah; 83,33% mahasiswa yang melaksanakan praktik mengajar bidang studi PKn disiplin dalam melaksanakan tugas piket; 70% mahasiswa yang melaksanakan praktik mengajar bidang studi PKn selalu datang tepat waktu ke sekolah; dan 86,67% mahasiswa yang melaksanakan praktik mengajar bidang studi PKn mampu bersosialisasi dengan baik di sekolah. Terkait hubungannya dengan guru pamong:100% mahasiswa yang melaksanakan praktik mengajar bidang studi PKn menyatakan bahwa guru pamong telah membimbing dengan baik selama PPL di sekolah dan memberikan kemudahan ijin saat praktikan akan meninggalkan sekolah. Terkait hubungannya dengan sesama praktikan:66,67% mahasiswa yang melaksanakan praktik mengajar bidang studi PKn tidak pernah berkonflik dengan sesama teman praktikan. Terkait hubungannya dengan dosen pembimbing:40% mahasiswa jurusan PPKn menyatakan kuantitas kunjungan dosen pembimbing ke sekolah sebanyak 4 kali. Sedangkan dalam menyusun tugas studi kasus 80% mahasiswa yang melaksanakan praktik mengajar bidang studi PKn tidak mengalami kesulitan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan agar para mahasiswa jurusan PPKn lebih meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya dalam menyusun perangkat pembelajaran (prota,promes,silabus,dan RPP) agar keprofesionalannya sebagai seorang tenaga pendidik dapat menjadi lebih baik. Kemampuan lain yang perlu ditingkatkan adalah terkait pengelolaan kelas dan juga sikap tegas sebagai seorang guru. Untuk jurusan PPKn disarankan agar lebih meningkatkan kualitas pembelajaran pada PPL I kampus agar penyajian dan pengadaan materi yang akan menjadi bekal para mahasiswa dalam melaksanakan PPL dapat secara mendalam dipahami sehingga mahasiswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang didapatnya di kampus saat melaksanakan PPL di sekolah. Selain itu bagi jurusan PPKn hal ini dapat dijadikan wacana untuk lebih memperhatikan kinerja dan meningkatkan lagi kualitas profesionalitas mahasiswanya sebagai calon tenaga pendidik agar dapat semakin baik lagi.
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam pembangunan, karena
pendidikan merupakan ‘kunci pembangunan’ (Buchori,1994:62). Dari pendidikan
ini akan lahir generasi bangsa yang nantinya akan melanjutkan pembangunan di
Indonesia. Sekolah merupakan lembaga yang digunakan untuk melaksanakan
proses pendidikan tadi. Dalam sebuah proses pendidikan, guru merupakan salah
satu komponen yang sangat penting selain kurikulum, murid, sarana dan
prasarana, sampai dengan lingkungan yang akan menentukan kualitas pendidikan
itu sendiri.
Di era globalisasi ini SDM yang unggul di bidang pendidikan sangat
diperlukan, karena itu sudah merupakan tuntutan jaman untuk bisa bersaing dan
bertahan di tengah-tengah persaingan global. Implementasi dari tuntutan tersebut
yang digunakan sebagai titik acuan umum adalah Tujuan Pendidikan Nasional
yang intinya adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang mandiri dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selaras dengan itu tujuan secara khusus
tertuang dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3 (2007:3) yang menyebutkan bahwa:
Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
4
Dalam pelaksanaan studi, Universitas Negeri Malang tidak hanya
menyelenggarakan pengajaran di kampus, namun mahasiswa juga diberi
kesempatan untuk melaksanakan praktik yang salah satunya melalui PPL.
Penyelenggaraan PPL tersebut merupakan tanggung jawab UPT- PPL Universitas
Negeri Malang yang kemudian melakukan kerjasama dengan sekolah-sekolah
yang nantinya akan digunakan sebagai sekolah latihan bagi mahasiswa praktikan
Universitas Negeri Malang tersebut. Pada Semester Genap Tahun Akademik
2008/2009, mahasiswa Universitas Negeri Malang yang memprogram PPL
berjumlah 1.229 orang yang tersebar di 58 sekolah yang ada di Malang (UPT-PPL
UM, 2009).
Seperti halnya mahasiswa dari jurusan lain, mahasiswa jurusan PPKn pun
juga wajib menempuh PPL yakni PPL Keguruan karena nantinya para lulusan dari
jurusan tersebut akan diprioritaskan untuk menjadi tenaga-tenaga calon guru.
Dalam pelaksanaannya, PPL Keguruan Universitas Negeri Malang
diselenggarakan dalam dua tahap, yakni:tahap pertama (PPL I) dilaksanakan di
kampus selama empat minggu dan tahap kedua (PPL II) dilaksanakan di sekolah
selama 12 minggu setelah mengikuti PPL I. Pada PPL I kampus ini para
mahasiswa praktikan dibimbing oleh guru inti yang ditunjuk dari sekolah-sekolah
untuk menyusun perangkat pembelajaran untuk kemudian dipraktikan dengan
jalan micro teaching yang dilaksanakan di dalam kelompok-kelompok pelatihan
dalam jumlah mahasiswa dan waktu terbatas. Praktik micro teaching ini memiliki
dua pengertian yakni peer teaching (pengajaran dengan teman sejawat) dan real
teaching (pengajaran riil di kelas). Dalam hal ini pada PPL I yang dilaksanakan di
kampus, latihan praktik mengajar yang diselenggarakan adalah peer teaching.
5
Seperti yang dikemukakan oleh Cooper dan Allen (dalam Hamalik, 2008:167)
bahwa “pengajaran mikro (micro teaching), yang dalam hal ini disebut peer
teaching adalah suatu situasi pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu dan
jumlah siswa yang terbatas yakni selama 4-20 menit dengan jumlah siswa
sebanyak 3-10 orang”.
Sedangkan pada tahap PPL II mahasiswa tidak lagi mengajar teman
sejawatnya, namun langsung terjun ke kelas-kelas untuk mengajar para siswa di
sekolah tempat praktikan tersebut. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa akan
dibimbing oleh seorang guru pamong yang membawahi beberapa mahasiswa
sesuai dengan bidang studinya dan seorang dosen pembimbing. Hal ini tentu saja
akan menjadi tantangan bagi para mahasiswa tersebut, karena sebelumnya mereka
belum mengetahui lapangan tempat praktiknya, termasuk karakteristik siswa dan
juga guru-guru yang ada di sekolah tersebut. Mengingat belum diketahuinya
situasi dan kondisi lapangan, tentu saja hal ini akan banyak mendatangkan
problem tersendiri bagi para mahasiswa tersebut. Melihat kenyataan-kenyataan
yang ada di lapangan, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “
Problematika yang Dihadapi Mahasiswa PPKn Dalam Melaksanakan
Praktik Mengajar (PPL) di SMP Kota Malang Semester Genap Tahun
2008/2009”.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Tabel 1.1 Jabaran Variabel Penelitian
Variabel Indikator Teknik Pengumpul
an Data
Sumber Data
1. Problem yang dihadapi mahasiswa praktikan UM
1.1 Praktik menyusun program tahunan 1.2 Praktik menyusun program semester
1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner
Mahasiswa Mahasiswa
6
jurusan PPKn dalam menyusun perangkat pembelajaran meliputi:program tahunan, program semester, silabus, dan RPP.
2. Problem yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam melaksanakan praktik peer teaching di kampus. 3. Problem yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam melaksanakan praktik real teaching di sekolah.
4. Problem yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam hubungannya dengan pihak sekolah
1.3 Praktik menyusun silabus: a. Perumusan indikator b. Perumusan dan pengembangan tujuan
pembelajaran c. Sumber/bahan belajar 1.4 Praktik menyusun RPP: a. Pemilihan metode b.Pemilihan/pengoperasian media
pembelajaran c. Penetapan evaluasi: ● Penetapan kisi-kisi soal ● Jenis soal untuk evaluasi d.Waktu penyusunan RPP 2.1 Praktik peer teaching: a. Pelaksanaan praktik peer teaching b. Alokasi waktu untuk peer teaching c. Kuantitas pelaksanaan peer teaching d. Pemberian permodelan oleh dosen pembimbing e. Kelengkapan fasilitas di jurusan untuk mendukung peer teaching: ● Ketersediaan ruangan khusus untuk peer teaching ● Kelengkapan buku di perpustakaan jurusan 2.2 Rutinitas kehadiran mahasiswa saat peer teaching 2.3 Rutinitas kehadiran dosen pembimbing saat peer teaching: a. Kesadaran mahasiswa untuk
menghubungi dosen pembimbing saat tidak hadir di kampus
2.4 Kesiapan mahasiswa untuk melaksanakan PPL II 3.1 Pengelolaan kelas 3.2 Pemberian sanksi pada siswa 3.3 Pemberian penguatan pada siswa 3.4 Keaktifan siswa saat praktikan mengajar di kelas 3.5 Pengaturan tata letak kursi 3.6 Pengoptimalan suara praktikan saat mengajar di kelas 3.7 Pengadaan variasi gerak saat mengajar 3.8 Pengamatan guru pamong saat real teaching 4.1 Kelengkapan fasilitas di sekolah 4.2 Pemberian tugas piket di sekolah: a. Kedisiplinan dalam menjalankan tugas piket 4.3 Kemudahan ijin oleh koordinator PPL pada praktikan
2.Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2.Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2.Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara
Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
7
5. Problem yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam hubungannya dengan guru pamong. 6. Problem yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam hubungannya dengan sesama praktikan. 7. Problem yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam hubungannya dengan dosen pembimbing. 8. Problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn dalam menyusun studi kasus.
4.4 Ketepatan kehadiran praktikan di sekolah 4.5 Kemampuan praktikan bersosialisasi di sekolah 5.1 Pembimbingan oleh guru pamong 5.2 Permudahan ijin oleh guru
pamong pada praktikan 5.3 Pelibatan praktikan dalam
diskusi pasca praktik real teaching
5.4 Keterbukaan penilaian oleh guru pamong
6.1 Konflik antar sesama praktikan 6.2 Ketegasan koordinator
kelompok PPL 7.1 Kuantitas kunjungan dosen pembimbing ke sekolah 7.2 Keterbukaan mahasiswa pada
dosen pembimbing terkait problem yang dihadapi di sekolah
7.3 Pemberian saran oleh dosen pembimbing
8.1 Problem dalam menyusun studi kasus 8.2 Pembimbingan oleh konselor BK 8.3 Kerjasama siswa yang menjadi obyek studi kasus dalam mendukung penyelesaian tugas studi kasus
1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2.Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2.Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2.Wawancara 1. Kuesioner 2.Wawancara 1. Kuesioner 2.Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara 1. Kuesioner 2.Wawancara 1. Kuesioner 2. Wawancara
Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa
C. Rumusan Masalah
1. Problematika apakah yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn
dalam menyusun perangkat pembelajaran meliputi:program tahunan, program
semester, silabus, dan RPP pada pembelajaran PKn?
2. Problematika apakah yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan PPKn
dalam melaksanakan praktik peer teaching pada PPL I yang diselenggarakan di
kampus?
8
3. Problematikan apa sajakah yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan
PPKn dalam melaksanakan praktik real teaching pada PPL II yang
diselenggarakan di sekolah?
4. Problematika apa sajakah yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan
PPKn dalam hubungannya dengan pihak sekolah tempatnya praktik?
5. Problematika apa sajakah yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan
PPKn dalam hubungannya dengan guru pamong?
6. Problematika apa sajakah yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan
PPKn dalam hubungannya dengan sesama praktikan lainnya?
7. Problematika apa sajakah yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan
PPKn dalam hubungannya dengan dosen pembimbing?
8. Problematika apa sajakah yang dihadapi mahasiswa praktikan UM jurusan
PPKn dalam menyusun studi kasus?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM
jurusan PPKn dalam menyusun perangkat pembelajaran meliputi: program
tahunan, program semester, silabus, dan RPP pada pembelajaran PPKn.
2. Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM
jurusan PPKn dalam melaksanakan praktik peer teaching pada PPL I yang
diselenggarakan di kampus.
3. Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM
jurusan PPKn dalam melaksanakan praktik real teaching pada PPL II yang
diselenggarakan di sekolah.
9
4. Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM
jurusan PPKn dalam hubungannya dengan pihak sekolah tempatnya praktik.
5. Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM
jurusan PPKn dalam hubungannya dengan guru pamong.
6. Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM
jurusan PPKn dalam hubungannya dengan sesama praktikan lainnya.
7. Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM
jurusan PPKn dalam hubungannya dengan dosen pembimbing.
8. Untuk mendeskripsikan problematika yang dihadapi mahasiswa praktikan UM
jurusan PPKn dalam menyusun studi kasus.
E. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka harapan
peneliti dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Mahasiswa Jurusan PPKn
a. Sebagai sarana untuk menambah wawasan dalam melaksanakan praktik
mengajar dalam rangka mempersiapkan diri menjadi guru PPKn nantinya.
b. Sebagai wacana untuk lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi PPL.
2. Jurusan PPKn
a. Dapat menambah bahan kajian dan juga kepustakaan yang mungkin bisa
menjadi bahan pertimbangan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di
UM khususnya di jurusan PPKn.
b. Dapat menjadi wacana agar dapat diketahui hal-hal apa saja yang sering
menjadi problem mahasiswa dalam melaksanakan PPL sehingga problem-
problem tersebut bisa dicari solusinya demi perbaikan kualitas PPL berikutnya.
10
F. Definisi Operasional
Definisi-definisi yang dikemukakan dan berhubungan dengan
permasalahan yang diteliti dalam penelitian dijelaskan seperti di bawah ini:
1. PPL Keguruan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) keguruan adalah “mata kuliah yang
mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam melaksanakan praktik keguruan
agar mahasiswa siap menjadi tenaga pendidikan yang profesional” (UPT-PPL
UM, 2007:3).
2. Praktik Mengajar
Praktik mengajar adalah “latihan keterampilan untuk menjalankan model-
model pembelajaran bidang studi, latihan keterampilan menggunakan metode
khusus pembelajaran bidang studi dan/atau latihan menerapkan teknik-teknik
khusus atau keterampilan dasar mengajar bidang studi” (UPT-PPL UM, 2007:14).
4. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memiliki
visi yakni terwujudnya suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana
pembinaan watak bangsa (nation and character building) dan pemberdayaan
warga negara. Sedangkan misinya adalah membentuk warga negara yang baik,
yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan UUD 1945. Selain itu aspek-
aspek kompetensi yang hendak dikembangkan dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yakni mencakup pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills), dan watak atau karakter
kewarganegaraan (civic dispositions) (BSNP, 2006:744).
11
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan
penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis
dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi (Sukmadinata, 2008:52).
Suatu metode penelitian tentunya memiliki rancangan penelitian (research design)
tertentu. Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah
deskriptif survai. Penelitian deskriptif ditujukan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau
(Sukmadinata, 2008:54). Jadi penelitian deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan kondisi dengan apa adanya. Sukmadinata (2008:82) menjelaskan
bahwa “survai digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang
populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil dan ditujukan
untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi”.
B. Populasi dan Sampel
Sukmadinata (2008:82) menjelaskan bahwa populasi adalah “keseluruhan
subyek penelitian”. Arikunto (2006:131) menjelaskan bahwa “berdasarkan
karakteristiknya populasi dibagi menjadi dua macam, yaitu populasi yang
homogen dan populasi heterogen. Populasi disebut homogen apabila seluruh
karakteristik yang ada secara merata dipunyai oleh setiap anggota populasi.
Sedangkan populasi disebut heterogen apabila sejumlah anggota populasi hanya
mempunyai satu atau beberapa karakteristik yang ada dalam populasi”. Dalam
penelitan ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa jurusan PPKn yang
12
telah melaksanakan PPL di SMP Kota Malang pada Semester Genap Tahun
2008/2009 yakni 55 orang mahasiswa.
Sebelum ditetapkan mengenai besarnya penarikan sampel, maka perlu
diketahui mengenai sifat-sifat populasi yang ada. Dalam penelitian ini sifat
populasi yang ada adalah relatif homogen, alasannya adalah pengalaman
mahasiswa jurusan PPKn dalam melaksanakan PPL di sekolah tempatnya praktik
dianggap sama karena sama-sama belum pernah secara langsung mengetahui
kondisi di lapangan yang akan dijadikan tempat praktik. Selain itu para
mahasiswa yang telah memenuhi syarat bisa memprogram PPL. Menurut
Arikunto (2006:131) sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Menurut pendapat Surachmad (1978:91) mengenai penarikan sampel ini
ditegaskan sebagai berikut:
“Untuk pedoman umum saja dapat dikatakan bahwa bila populasi cukup homogen terhadap populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50%, dan diatas seribu sebesar 15%. Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematis tadi”. Berdasarkan pendapat di atas maka untuk menetapkan besarnya sampel
dari keseluruhan jumlah populasi yang ada maka peneliti menentukan sampel
sebesar 50% dari keseluruhan populasi yakni sebanyak 30 orang mahasiswa yang
nantinya dijadikan sampel penelitian, mengingat sifat populasi yang ada relatif
homogen. Jumlah tersebut dinilai sudah mewakili seluruh dari populasi yang ada
(representatif). Teknik pengambilan sampel ini adalah dengan menggunakan
teknik purposive random sampling. Arikunto (2006:141) menjelaskan bahwa “
sampel purposive dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan
atas strata, random,daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Lebih
lanjut Sukmadinata (2008:253) menjelaskan random (acak) berarti setiap individu
13
dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Individu-
individu tersebut memiliki peluang yang sama bila mereka memiliki karakteristik
yang sama.
C. Data dan Sumber Data
Jenis data yang ada pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yakni:
1. Data primer
Jenis data primer diperoleh secara langsung dari subyek yang diteliti
dalam hal ini adalah informasi tentang problem yang dihadapi mahasiswa terkait
pelatihan penyusunan perangkat mengajar dan juga problem yang muncul saat
praktik peer teaching. Selain informasi yang akan digali adalah terkait problem
dalam pelaksanaan praktik mengajar real teaching, hubungan praktikan dengan
pihak sekolah, guru pamong, dosen pembimbing, dan juga antar sesama praktikan.
2. Data Sekunder
Data sekunder ini untuk melengkapi data primer. Yang termasuk data
sekunder antara lain adalah catatan-catatan dan dokuman-dokumen yang berkaitan
dengan praktik mengajar yang telah dilaksanakan oleh para mahasiswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kuesioner
Menurut Arikunto (2006:151) kuesioner adalah “sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang lainnya”. Dilihat dari cara
14
menjawab bentuk kuesioner, dalam penelitian ini terdapat dua macam kuesioner
yaitu:
a. Kuesioner terbuka
Kuesioner yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab
dengan kalimatnya sendiri.
b. Kuesioner tertutup
Kuesioner tertutup adalah bentuk kuesioner yang sudah disediakan jawabannya
sehingga responden tinggal memilih yakni dengan memberikan tanda check list
(√) pada pilihan jawaban yang tersedia dan dianggap sebagai jawaban yang
tepat. Dalam penelitian ini digunakan adalah jenis kuesioner tertutup, yakni
responden tinggal memilih pilihan jawaban yang telah disediakan di dalam
kuesioner dengan memberikan tanda check list (√).
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dipakai
peneliti melalui tanya jawab yang dilakukan secara lisan dengan guru pamong
untuk memeriksa ulang data dari hasil angket responden. Dari kedua metode yang
digunakan itu, teknik kuesioner yang menjadi metode utama dalam penelitian ini.
Wawancara digunakan sebagai teknik penyerta yakni untuk melengkapi data.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis datanya menggunakan teknik analisis
data deskriptif kuantitatif. Arikunto (1993:209) mengemukakan bahwa
”selanjutnya data bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil
perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan beberapa cara antara lain
dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan akan diperoleh
15
persentase”. Patokan atau rumus yang digunakan untuk menghitung persentase
tersebut adalah seperti di bawah ini:
F
P =
N X 100%
Keterangan:
P = persentase problem yang dihadapi mahasiswa PPKn dalam melaksanakan
PPL.
F = jumlah subyek yang menjadi alternatif jawaban
N = Jumlah keseluruhan responden (subyek penelitian) dan konstanta 100%
16
HASIL PENELITIAN
A. Problematika Mahasiswa Praktikan Jurusan PPKn Dalam Menyusun
Perangkat Pembelajaran
Tabel 4.1 Penyusunan Program Tahunan (Prota)
No. Penyusun Program Tahunan (Prota) f % 1. 2.
Mengalami kesulitan dalam menyusun prota Tidak mengalami kesulitan dalam menyusun prota
17 13
56,67 43,33
Jumlah 30 100
Tabel 4.1 menunjukkan 56,67% mahasiswa mengalami problem dalam
menyusun program tahunan. Sedangkan 43,33% mahasiswa tidak mengalami
problem dalam menyusun program tahunan.
Tabel 4.2 Penyusunan Program Semester (Promes)
No. Problem Dalam Menyusun Program Semester (Promes)
f %
1. 2.
Mengalami kesulitan dalam menyusun promes Tidak mengalami kesulitan dalam menyusun promes
16 14
53,33 46,67
Jumlah 30 100 Tabel 4.2 menunjukkan 53,33% mahasiswa mengalami problem dalam
menyusun program semester, 46,67% tidak mengalami problem dalam menyusun
program semester.
Tabel 4.3 Penyusunan Silabus Pembelajaran
No. Problem Dalam Membuat Silabus f % 1. 2.
Mengalami kesulitan dalam membuat silabus Tidak mengalami kesulitan dalam membuat silabus
11 19
36,67 63,33
Jumlah 30 100 Tabel 4.3 menunjukkan 36,67% mahasiswa mengalami problem dalam
membuat silabus. Sedangkan 63,33% sisanya tidak mengalami problem dalam
membuat silabus pembelajaran.
17
Tabel 4.4 Perumusan Indikator No. Perumusan Indikator f % 1. 2.
Mengalami kesulitan/problem dalam merumuskan indikator Tidak mengalami kesulitan/problem dalam merumuskan indikator
11
19
36,67
63,33
Jumlah 30 100
Tabel 4.4 menunjukkan 36,67% mahasiswa mengalami problem dalam
merumuskan indikator, 63,33% sisanya tidak mengalami problem dalam
merumuskan indikator.
Tabel 4.5 Perumusan dan Pengembangan Tujuan Pembelajaran
No. Perumusan dan Pengembangan Tujuan Pembelajaran f % 1. 2.
Mengalami kesulitan/problem dalam merumuskan dan mengembangkan tujuan pembelajaran Tidak mengalami kesulitan/problem dalam merumuskan dan mengembangkan tujuan pembelajaran
9
21
30
70
Jumlah 30 100
Tabel 4.5 menunjukkan 30% mahasiswa mengalami problem dalam
merumuskan tujuan pembelajaran. Sedangkan 70% sisanya tidak mengalami
problem dalam merumuskan tujuan pembelajaran.
Tabel 4.6 Sumber Yang Dipakai Untuk Memperoleh Materi Pelajaran No. Sumber yang Dipakai f % 1. 2.
Buku paket dan buku penunjang Lain-lain
23 7
76,67 23,33
Jumlah 30 100 Tabel 4.6 menunjukkan 76,67% mahasiswa menggunakan buku paket dan
buku penunjang sebagai sumber untuk memperoleh materi pelajaran, 23,33%
menjawab lain-lain, yakni antara lain menggunakan artikel dari internet, koran.
Tabel 4.7 Praktik Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) No. Problem Dalam Membuat RPP f % 1. 2.
Mengalami kesulitan dalam menyusun RPP Tidak mengalami kesulitan dalam menyusun RPP
16 14
53,33 46,67
Jumlah 30 100
18
Tabel 4.7 menunjukkan 53,33% mahasiswa mengalami problem dalam
menyusun RPP saat PPL I kampus, sedangkan 46,67% mengalami problem.
Tabel 4.8 Pemilihan Metode Pembelajaran
No. Kesulitan Dalam Memilih Metode f % 1. 2.
Mengalami kesulitan dalam memilih metode yang tepat Tidak mengalami kesulitan dalam memilih metode yang tepat
15 15
50 50
Jumlah 30 100
Tabel 4.8 menunjukkan 50% mahasiswa mengalami kesulitan dalam
memilih metode yang tepat untuk pembelajaran, sedangkan 50% menyatakan
tidak mengalami kesulitan dalam memilih metode yang tepat untuk pembelajaran.
Tabel 4.9 Pemilihan/Pengoperasionalan Media Pembelajaran
No. Kesulitan Dalam Memilih/Mengoperasionalkan Media Pembelajaran
f %
1. 2.
Mengalami kesulitan dalam memilih/mengoperasionalkan media pembelajaran Tidak mengalami kesulitan dalam memilih/mengoperasionalkan media pembelajaran
15
15
50
50
Jumlah 30 100 Tabel 4.9 menunjukkan 50% mengalami kesulitan dalam
memilih/mengoperasionalkan media pembelajaran. Sedangkan 50% tidak
mengalami kesulitan dalam memilih/mengoperasionalkan media pembelajaran.
Tabel 4.10 Penetapan Kisi-Kisi Soal
No. Penetapan Kisi-Kisi Soal f % 1. 2.
Mengalami problem dalam menetapkan kisi-kisi soal Tidak mengalami problem dalam menetapkan kisi-kisi soal
15 15
50 50
Jumlah 30 100
Tabel 4.10 menunjukkan 50% mahasiswa mengalami problem dalam
menetapkan kisi-kisi soal, 50% sisanya tidak mengalami problem.
19
Tabel 4.11 Jenis Soal Yang Dipakai Untuk Mengevaluasi Hasil Belajar Siswa No. Jenis Soal f % 1. 2. 3.
Obyektif Subyektif Obyektif dan Subyektif
1 2 27
3,33 6,67 90
Jumlah 30 100
Tabel 4.11 menunjukkan 3,33% mahasiswa biasa menggunakan soal
berbentuk obyektif, 6,67% mahasiswa biasa menggunakan soal berbentuk
subyektif dan sebanyak 90% mahasiswa biasa menggunakan perpaduan soal
berbentuk obyektif dan subyektif dalam mengevaluasi hasil belajar siswa.
Tabel 4.12 Waktu Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) No. Waktu Penyusunan RPP f % 1. 2. 3.
Setiap kali mengajar Langsung dalam satu semester Langsung untuk satu tahun
18 9 3
60 30 10
Jumlah 30 100 Tabel 4.12 menunjukkan 60% mahasiswa diminta guru pamong membuat
RPP setiap kali mengajar, 30% mahasiswa membuat RPP langsung dalam satu
semester, dan 10% sisanya diminta guru pamong untuk membuat RPP langsung
untuk 1 tahun.
B. Problematika Mahasiswa Praktikan Jurusan PPKn Dalam Melaksanakan
Praktik Peer Teaching Pada PPL I Kampus
Tabel 4.13 Pelaksanaan Praktik Peer Teaching No. Kesulitan Dalam Pelaksanaan Praktik Peer Teaching f % 1. 2.
Mengalami kesulitan dalam praktik peer teaching Tidak mengalami kesulitan dalam praktik peer teaching
16 14
53,33 46,67
Jumlah 30 100
Tabel 4.13 menunjukkan 53,33% mahasiswa mengalami kesulitan dalam
melaksanakan praktik peer teaching. 46,67% tidak mengalami kesulitan dalam
melaksanakan praktik peer teaching.
20
Tabel 4.14 Alokasi Waktu Yang Diberikan Untuk Setiap Mahasiswa Dalam Peer Teaching Pada PPL I Kampus
No. Alokasi Waktu f % 1. 2. 3.
10-15 menit 20 menit Lebih dari 20 menit
9 13 8
30 43,33 26,67
Jumlah 30 100 Tabel 4.14 menunjukkan 30% mahasiswa diberikan waktu selama 10-15
menit untuk melaksanakan peer teaching, 43,33% mahasiswa diberikan waktu
selama 20 menit dan 26,67% sisanya diberikan waktu untuk praktik peer teaching
selama lebih dari 20 menit.
Tabel 4.15 Kuantitas Pelaksanaan Peer Teaching Pada PPL I Kampus No. Kuantitas Pelaksanaan Peer Teaching f % 1. 2.
Kurang dari 2 kali 2 kali atau lebih
5 25
16,67 83,33
Jumlah 30 100 Tabel 4.15 menunjukkan 16,67% mahasiswa melaksanakan praktik peer
teaching kurang dari 2 kali, 83,33% mahasiswa melaksanakan praktik peer
teaching 2 kali atau lebih.
Tabel 4.16 Pemberian Permodelan Oleh Dosen Pembimbing Dalam Praktik Peer Teaching Pada PPL I Kampus
No. Pemberian Permodelan Oleh Dosen Pembimbing f % 1. 2.
Memberikan permodelan sebelum praktik peer teaching Tidak memberikan permodelan sebelum praktik peer teaching
30 0
100 0
Jumlah 30 100 Tabel 4.16 menunjukkan seluruh mahasiswa menyatakan dosen
pembimbingnya selalu memberikan permodelan kepada mahasiswa sebelum
pelaksanaan praktik peer teaching.
21
Tabel 4.17 Kelengkapan Fasilitas Yang Ada di Kampus/Jurusan Untuk Mendukung Kegiatan Peer Teaching Pada PPL I No. Kelengkapan Fasilitas yang Ada di Kampus/Jurusan f % 1. 2.
Lengkap Kurang lengkap
23 7
76,67 23,33
Jumlah 30 100 Tabel 4.17 menunjukkan 76,67% mahasiswa menyatakan fasilitas yang
ada di jurusan sangat lengkap untuk mendukung kegiatan peer teaching, 23,33%
sisanya menyatakan fasilitas yang ada di jurusan kurang lengkap untuk
mendukung kegiatan peer teaching.
Tabel 4.18 Ketersediaan Ruangan Khusus Yang Disediakan Untuk Praktik Peer Teaching Pada PPL I Kampus
No. Ketersediaan Ruangan Khusus Untuk Praktik Peer
Teaching f %
1. 2.
Tersedia Tidak tersedia
0 30
0 100
Jumlah 30 100 Tabel 4.18 menunjukkan seluruh mahasiswa menyatakan tidak ada
ruangan khusus yang disediakan untuk praktik peer teaching. Ruangan yang
digunakan untuk penyelenggaraan praktik peer teaching antara lain di kelas-kelas
tempat kuliah, dan apabila ruangan tersebut penuh maka praktik peer teaching ada
yang dilakukan di perpustakaan jurusan.
Tabel 4.19 Kelengkapan Buku-Buku Di Perpustakaan Jurusan Untuk Mendukung Kegiatan Peer Teaching Pada PPL I Kampus No. Kelengkapan Buku Di Perpustakaan Jurusan Untuk
Mendukung Kegiatan Peer Teaching f %
1. 2.
Cukup lengkap Kurang lengkap
13 17
43,33 56,67
Jumlah 30 100 Tabel 4.19 menunjukkan 43,33% mahasiswa menyatakan di perpustakaan
jurusan buku-buku untuk mendukung kegiatan peer teaching cukup lengkap,
56,67% menyatakan buku-buku yang ada di perpustakaan jurusan kurang tersedia
lengkap.
22
Tabel 4.20 Rutinitas Kehadiran Mahasiswa Saat Kegiatan Peer Teaching Pada PPL I Kampus
No. Rutinitas Kehadiran Mahasiswa Saat Kegiatan PPL I
Kampus f %
1. 2.
Rutin hadir Kurang rutin hadir
16 14
53,33% 46,67%
Jumlah 30 100 Tabel 4.20 menunjukkan 53,33% mahasiswa rutin hadir saat peer teaching
pada PPL I kampus berlangsung, 46,67% kurang rutin hadir saat peer teaching
PPL I kampus.
Tabel 4.21 Rutinitas Kehadiran Dosen Pembimbing Saat Praktik Peer Teaching Pada PPL I Kampus
No. Rutinitas Kehadiran Dosen Pembimbing Saat Praktik Peer Teaching
f %
1. 2.
Rutin hadir Kurang rutin hadir
22 8
73,33 26,67
Jumlah 30 100 Tabel 4.21 menunjukkan 73,33% mahasiswa menyatakan dosen
pembimbing rutin hadir pada saat praktik peer teaching, 26,67% sisanya
menyatakan dosen pembimbing kurang rutin untuk hadir pada saat praktik peer
teaching pada PPL I kampus berlangsung.
Tabel 4.22 Kesadaran Mahasiswa Untuk Mencoba Menghubungi Dosen Pembimbing Apabila Tidak Hadir Di Kampus No. Kesadaran Mahasiswa Untuk Menghubungi Dosen
Pembimbing Apabila Tidak Hadir
f %
1. 2.
Mencoba menghubungi dosen pembimbing apabila beliau tidak hadir Tidak mencoba menghubungi dosen pembimbing apabila beliau tidak hadir
21 9
70
30
Jumlah 30 100
Tabel 4.22 menunjukkan 70% mahasiswa \berusaha menghubungi dosen
pembimbing apabila beliau tidak hadir di kampus pada saat praktik peer teaching,
30% sisanya tidak berusaha menghubungi dosen pembimbing apabila beliau tidak
hadir di kampus pada saat praktik peer teaching.
23
Tabel 4.23 Kesiapan Mahasiswa Untuk Melaksanakan PPL II Di Sekolah Setelah Mendapat Pembekalan Pada PPL I Kampus
No. Kesiapan Mahasiswa Untuk Melaksanakan PPL Di Sekolah
f %
1. 2.
Siap Kurang siap
23 7
76,67 23,33
Jumlah 30 100
Tabel 4.23 menunjukkan 76,67% mahasiswa siap untuk melaksanakan
PPL II di sekolah setelah mendapatkan pembekalan pada PPL I kampus, 23,33%
sisanya kurang siap untuk melaksanakan PPL II di sekolah meskipun telah
mendapatkan pembekalan pada saat PPL I di kampus.
C. Problematika Mahasiswa Praktikan Jurusan PPKn Dalam Melaksanakan
Praktik Real Teaching Pada PPL II Di Sekolah
Tabel 4.24 Pengelolaan Kelas No. Pengelolaan Kelas f % 1. 2.
Dapat mengelola kelas saat pelajaran berlangsung Tidak dapat mengelola kelas saat pelajaran berlangsung
10 20
33,33 66,67
Jumlah 30 100
Tabel 4.24 menunjukkan 33,33% mahasiswa dapat mengelola kelas
dengan baik saat pelajaran berlangsung di kelas, 66,67% sisanya tidak dapat
mengelola kelas dengan baik saat pelajaran berlangsung di kelas. siswa yang
mengganggu saat proses KBM berlangsung.
Tabel 4.25 Pemberian Sanksi/Hukuman Pada Siswa No. Pemberian Sanksi/Hukuman Pada Siswa f % 1. 2.
Selalu memberikan sanksi/hukuman pada siswa yang gaduh/mengganggu di kelas Tidak pernah memberikan sanksi/hukuman pada siswa yang gaduh/mengganggu di kelas
25 5
83,33
16,67
Jumlah 30 100 Tabel 4.25 menunjukkan 83,33% mahasiswa selalu memberikan sanksi
pada siswa yang gaduh/mengganggu di kelas saat pelajaran berlangsung, 16,67%
24
sisanya tidak pernah memberikan sanksi pada siswa yang gaduh/mengganggu di
kelas saat pelajaran berlangsung di kelas. di luar kelas.
Tabel 4.26 Pemberian Reinforcement (Penguatan) No. Pemberian Reinforcement/Penguatan f % 1.
2.
Selalu memberikan penguatan pada siswa yang aktif/mendapat nilai baik di kelas Tidak pernah memberikan penguatan pada siswa yang aktif/mendapat nilai baik di kelas
28 2
93,33
6,67
Jumlah 30 100
Tabel 4.26 menunjukkan 93,33% mahasiswa yang selalu memberikan
penguatan pada siswa yang aktif/mendapat nilai baik di kelas, 6,67% tidak pernah
memberikan penguatan (reinforcement) pada siswa yang aktif/mendapat nilai baik
di kelas.
Tabel 4.27 Keaktifan Siswa Saat Mahasiswa Praktikan Mengajar Di Kelas No. Keaktifan Siswa Saat Mahasiswa Praktikan Mengajar
Di Kelas f %
1. 2.
Siswa selalu aktif saat pembelajaran di kelas Siswa tidak pernah aktif saat pembelajaran di kelas
26 4
86,67 13,33
Jumlah 30 100
Tabel 4.27 menunjukkan 86,67% mahasiswa menyatakan siswa yang
mereka ajar di kelas selalu aktif saat pelajaran berlangsung, 13,33% sisanya
menyatakan siswa yang mereka ajar tidak pernah aktif di kelas saat pelajaran
berlangsung.
Tabel 4.28 Pengaturan Tata Letak Kursi Sesuai Dengan Kegiatan Pembelajaran/Metode Yang Akan Diterapkan Di Kelas No. Pengaturan Tata Letak Kursi f % 1. 2.
Selalu mengatur tata letak kursi Tidak pernah mengatur tata letak kursi
13 17
43,33 56,67
Jumlah 30 100
Tabel 4.28 menunjukkan 43,33% mahasiswa selalu mengatur tata letak
kursi sesuai dengan kegiatan pembelajaran/metode yang akan diterapkan di
25
kelasnya, 56,57% mahasiswa tidak pernah mengatur tata letak kursi sesuai dengan
kegiatan pembelajaran/metode yang akan diterapkan di kelas.
Tabel 4.29 Pengoptimalan Suara Mahasiswa Praktikan Saat Mengajar Di Kelas Sehingga Dapat Didengar Seluruh Siswa
No. Pengoptimalan Suara f % 1.
2.
Suara cukup bisa didengar oleh seluruh siswa dalam satu kelas Suara kurang bisa didengar oleh seluruh siswa dalam satu kelas
23 7
76,67
23,33
Jumlah 30 100 Tabel 4.29 menunjukkan 76,67% mahasiswa menyatakan suara mereka
cukup bisa didengar oleh seluruh siswa di kelasnya pada saat mengajar di kelas,
23,33% sisanya menyatakan suara mereka kurang bisa didengar oleh seluruh
siswa di kelas pada saat mengajar.
Tabel 4.30 Variasi Gerak Yang Dilakukan Mahasiswa Praktikan Pada Saat Mengajar Di Kelas No. Pengadaan Variasi Gerak Saat Mengajar f % 1. 2.
Selalu Jarang
24 6
80 20
Jumlah 30 100 Tabel 4.30 menunjukkan 80% mahasiswa selalu mengadakan variasi gerak
pada saat mengajar di kelas, 20% sisanya jarang melakukan variasi gerak pada
saat mereka mengajar para siswa di kelas.
Tabel 4.31 Pengamatan Oleh Guru Pamong Saat Mahasiswa Praktikan
Mengajar Di Kelas (Real Teaching)
No. Pengamatan Guru Pamong Saat Mahasiswa Praktikan Mengajar
f %
1.
2.
Guru pamong sering ikut ke kelas mengamati/melihat cara mahasiswa praktikan mengajar Guru pamong jarang ikut ke kelas mengamati/melihat cara mahasiswa praktikan mengajar di kelas
19
11
63,33
36,67
Jumlah 30 100
26
Tabel 4.31 menunjukkan 63,33% mahasiswa menyatakan guru pamong
sering ikut ke kelas mengamati/melihat cara praktikan mengajar. 36,67% sisanya
menyatakan guru pamong jarang ikut ke kelas mengamati/melihat cara mahasiswa
praktikan mengajar.
D. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Terkait
Hubungannya Dengan Pihak Sekolah Tempatnya Praktik
Tabel 4.32 Kelengkapan Fasilitas Yang Ada Di Sekolah No. Kelengkapan Fasilitas Yang Ada Di Sekolah f % 1. 2.
Cukup lengkap Kurang Lengkap
19 11
63,33 36,67
Jumlah 30 100
Tabel 4.32 menunjukkan 63,33% mahasiswa menyatakan fasilitas di
sekolah tempatnya praktik cukup lengkap, 36,67% sisanya menyatakan fasilitas
yang ada di sekolahnya tersebut kurang lengkap.
Tabel 4.33 Pemberian Tugas Piket Guru Di Sekolah Pada Mahasiswa Praktikan Selama PPL Di Sekolah Berlangsung No. Pemberian Tugas Piket Di Sekolah f % 1. 2.
Diberi tugas menggantikan piket guru selama PPL Tidak diberi tugas menggantikan piket guru selama PPL
30 0
100 0
Jumlah 30 100
Tabel 4.33 menunjukkan seluruh mahasiswa mendapatkan tugas piket
guru selama PPL berlangsung di sekolah.
Tabel 4.34 Kedisiplinan Mahasiswa Praktikan Dalam Menjalankan Tugas Piket Guru Di Sekolah Sesuai Jadwal
No. Kedisiplinan Dalam Menjalankan Tugas Piket Guru f % 1. 2.
Teratur dalam menjalankan tugas piket guru di sekolah sesuai jadwal yang telah disepakati bersama Kurang teratur dalam menjalankan tugas piket guru di sekolah sesuai jadwal yang telah disepakati bersama
25 5
83,33
16,67
Jumlah 30 100
27
Tabel 4.34 menunjukkan 83,33% mahasiswa selalu teratur dalam
menjalankan tugas piket guru di sekolah selama PPL, 16,67% diantaranya sering
kurang teratur dalam menjalankan tugas piket guru di sekolah tempatnya praktik.
Tabel 4.35 Kemudahan Ijin Yang Diberikan Pada Mahasiswa Praktikan Oleh Koordinator PPL Saat Ingin Meninggalkan Sekolah No. Kemudahan Ijin Dari Kepala Sekolah/Koordinator
PPL f %
1. 2.
Mudah dalam pemberian ijin saat mahasiswa akan meninggalkan sekolah Sulit memberikan ijin saat mahasiswa akan meninggalkan sekolah
25 5
83,33
16,67
Jumlah 30 100
Tabel 4.35 menunjukkan 83,33% mahasiswa mendapatkan kemudahan ijin
dari koordinator PPL saat akan meninggalkan sekolah, 16,67% sisanya
menyatakan sulit diberi ijin oleh koordinator PPL saat akan meninggalkan
sekolah.
Tabel 4.36 Ketepatan Kehadiran Mahasiswa Praktikan Di Sekolah No. Ketepatan Kehadiran Mahasiswa Praktikan f % 1. 2.
Tepat Waktu Terlambat
21 9
70 30
Jumlah 30 100
Tabel 4.36 menunjukkan 70% mahasiswa selalu datang tepat waktu ke
sekolah, sedangkan 30% sisanya menyatakan sering terlambat datang ke sekolah.
Tabel 4.37 Kemampuan Mahasiswa Praktikan Dalam Bersosialisasi Dengan Guru dan Kepala Sekolah No. Kemampuan Bersosialisasi f % 1. 2.
Mampu bersosialisasi dengan baik Kurang mampu bersosialisasi dengan baik
26 4
86,67 13,33
Jumlah 30 100
Tabel 4.37 menunjukkan 86,67% mahasiswa mampu bersosialisasi dengan
baik di sekolah, sedangkan 13,33% diantaranya menyatakan kurang mampu
bersosialisasi dengan baik di sekolah tempatnya praktik.
28
E. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Terkait
Hubungannya Dengan Guru Pamong
Tabel 4.38 Pembimbingan Oleh Guru Pamong Pada Mahasiswa Praktikan Di Sekolah
No. Pembimbingan Oleh Guru Pamong Pada Mahasiswa
Praktikan f %
1.
2.
Guru pamong membimbing mahasiswa praktikan dengan baik Guru pamong tidak membimbing mahasiswa praktikan secara baik
30 0
100 0
Jumlah 30 100 Tabel 4.38 menunjukkan seluruh mahasiswa menyatakan bahwa guru
pamong mereka membimbing mereka dengan baik di sekolah.
Tabel 4.39 Permudahan Ijin Dari Guru Pamong Kepada Mahasiswa Praktikan Saat Akan Meninggalkan Sekolah
No. Permudahan ijin Dari Guru Pamong f % 1. 2.
Guru pamong memberi kemudahan ijin pada mahasiswa praktikan saat akan meninggalkan sekolah Guru pamong tidak memberi kemudahan ijin pada mahasiswa praktikan saat akan meninggalkan sekolah
30 0
100 0
Jumlah 30 100 Tabel 4.39 menunjukkan seluruh mahasiswa menyatakan guru pamong
memberikan kemudahan ijin saat akan meninggalkan sekolah.
Tabel 4.40 Pelibatan Mahasiswa Praktikan Dalam Diskusi Dengan Guru Pamong Untuk Mengoreksi Kelebihan Dan Kekurangan Saat Mengajar
No. Pelibatan Mahasiswa Dalam Diskusi Dengan Guru
Pamong f %
1. 2.
Guru pamong selalu mengajak berdiskusi terkait kekurangan dan kelebihan mahasiswa praktikan saat mengajar di kelas Guru pamong jarang mengajak berdiskusi terkait kekurangan dan kelebihan mahasiswa praktikan saat mengajar di kelas
25 5
83,33
16,67
Jumlah 30 100
29
99 Tabel 4.40 menunjukkan 83,33% mahasiswa selalu diajak guru pamong
untuk berdiskusi terkait kelebihan dan kekurangan saat mengajar di kelas.
Sedangkan 16,67% sisanya jarang diajak guru pamong berdiskusi terkait
kelebihan dan kekurangan saat mengajar di kelas.
Tabel 4.41 Keterbukaan Penilaian Yang Dilakukan Oleh Guru Pamong Pada Mahasiswa Praktikan No. Keterbukaan Penilaian Yang Dilakukan Oleh Guru
Pamong f %
1. 2.
Guru pamong terbuka terhadap penilaian yang dilakukan terhadap mahasiswa praktikan Guru pamong kurang terbuka terhadap penilaian yang dilakukan terhadap mahasiswa praktikan
22 8
73,33
26,67
Jumlah 30 100 Tabel 4.41 menunjukkan 73,33% mahasiswa menyatakan guru pamong
cukup terbuka dalam memberikan penilaian, 26,67% sisanya menyatakan guru
pamong kurang terbuka terhadap penilaian yang dilakukan kepada mahasiswa
praktikan.
F. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Terkait
Hubungannya Dengan Sesama Praktikan
Tabel 4.42 Konflik Yang Terjadi Antar Sesama Mahasiswa Praktikan Saat PPL Di Sekolah
No. Konflik Yang Terjadi Antar Sesama Mahasiswa PPL f % 1. 2.
Pernah berkonflik dengan sesama teman praktikan Tidak pernah berkonflik dengan sesama teman praktikan
10 20
33,33 66,67
Jumlah 30 100
Tabel 4.42 menunjukkan 33,33% mahasiswa pernah mengalami konflik
dengan sesama teman praktikan yang lain, 66,67% sisanya tidak pernah
berkonflik dengan sesama teman praktikan yang lain.
30
Tabel 4.43 Ketegasan Koordinator Kelompok PPL Dalam Menegur Praktikan Yang Tidak Melaksanakan Tugas Dengan Baik No. Ketegasan Koordinator Kelompok PPL f % 1. 2.
Tegas Kurang tegas
20 10
66,67 33,33
Jumlah 30 100
Tabel 4.43 menunjukkan 66,67% mahasiswa menilai koordinator
kelompok PPL sangat tegas dalam menegur praktikan yang tidak melaksanakan
tugasnya dengan baik. 33,33% sisanya menyatakan koordinator kelompok PPL
kurang tegas dalam menegur praktikan yang tidak melaksanakan tugasnya dengan
baik.
G. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Terkait
Hubungannya Dengan Dosen Pembimbing
Tabel 4.44 Kuantitas Kunjungan Dosen Pembimbing Ke Sekolah No. Kuantitas Kunjungan Dosen Pembimbing Ke Sekolah f % 1. 2. 3. 4.
4 kali Lebih dari 4 kali Kurang dari 4 kali Belum pernah
12 3 11 4
40 10
36,67 13,33
Jumlah 30 100
Tabel 4.44 menunjukkan 40% mahasiswa menyatakan dosen pembimbing
datang berkunjung ke sekolah sebanyak 4 kali, 10% mahasiswa menyatakan dosen
pembimbing datang berkunjung ke sekolah lebih dari 4 kali, 36,67% menyatakan
dosen pembimbing datang berkunjung ke sekolah kurang dari 4. Sedangkan
13,33% sisanya menyatakan dosen pembimbing belum pernah sama sekali datang
berkunjung ke sekolah.
31
Tabel 4.45 Keterbukaan Mahasiswa Praktikan Kepada Dosen Pembimbing Terkait Problem Yang Dialami Di Sekolah
No. Keterbukaan Mahasiswa Praktikan Kepada Dosen
Pembimbing f %
1. 2.
Terbuka pada dosen pembimbing Kurang terbuka pada dosen pembimbing
21 9
70 30
Jumlah 30 100
Tabel 4.45 menunjukkan 70% mahasiswa sangat terbuka dalam
berkonsultasi terkait problem yang dihadapinya di sekolah, 30% sisanya kurang
terbuka kepada dosen pembimbingnya terkait problem yang dihadapinya di
sekolah.
Tabel 4.46 Pemberian Saran Oleh Dosen Pembimbing Kepada Mahasiswa Praktikan Yang Menjadi Bimbingannya No. Pemberian Saran Oleh Dosen Pembimbing Kepada
Mahasiswa Bimbingannya f %
1. 2.
Dosen pembimbing selalu memberikan saran Dosen pembimbing jarang memberikan saran
30 0
100 0
Jumlah 30 100 Tabel 4.46 menunjukkan seluruh mahasiswa menyatakan dosen
pembimbing selalu memberikan saran-saran kepada mahasiswa yang
dibimbingnya.
H. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Dalam Menyusun
Studi Kasus
Tabel 4.47 Problem Dalam Menyusun Studi Kasus No. Kesulitan Dalam Menemukan Obyek Untuk Studi
Kasus f %
1. 2.
Mengalami kesulitan dalam menyusun studi kasus Tidak mengalami kesulitan dalam menyusun studi kasus
6 24
20 80
Jumlah 30 100 Tabel 4.47 menunjukkan 20% mahasiswa mengalami problem dalam
menyusun tugas studi kasus, 80% sisanya tidak mengalami kesulitan dalam
menyusun tugas studi kasus.
32
Tabel 4.48 Pembimbingan Yang Dilakukan Oleh Konselor BK Terhadap Mahasiswa Praktikan Di Sekolah
No. Pemberian Bantuan Oleh Konselor BK f % 1. 2.
Konselor BK membimbing dengan baik Konselor BK tidak membimbing dengan baik
27 3
90 10
Jumlah 30 100 Tabel 4.48 menunjukkan 90% mahasiswa menyatakan konselor BK di
sekolah membimbing dengan baik, 10% sisanya menyatakan konselor BK di
sekolah tidak membimbing dengan baik.
Tabel 4.49 Kerjasama Siswa Obyek Studi Kasus Dalam Hal Mendukung Penyelesaian Tugas Studi Kasus No. Kerjasama Siswa Obyek Studi Kasus f % 1. 2.
Siswa dapat bekerja sama dengan baik Siswa kurang dapat bekerja sama dengan baik
30 0
100 0
Jumlah 30 100 Tabel 4.49 menunjukkan seluruh mahasiswa menyatakan siswa yang
dijadikan obyek studi kasus dapat bekerja sama dengan baik.
Tabel 4.50 Kuantitas Konsultasi Mahasiswa Praktikan Ke Konselor BK Terkait Penyusunan Tugas Studi Kasus
No. Kuantitas Konsultasi f % 1. 2.
Selalu berkonsultasi dengan konselor BK Jarang berkonsultasi dengan konselor BK
24 6
80 20
Jumlah 30 100
Tabel 4.50 menunjukkan 80% mahasiswa selalu berkonsultasi dengan
konselor BK terkait penyusunan tugas studi kasus. Sedangkan 20% sisanya
menyatakan jarang berkonsultasi dengan BK terkait penyusunan tugas studi kasus
33
PEMBAHASAN
A. Problematika Mahasiswa Praktikan Jurusan PPKn Dalam Menyusun
Perangkat Pembelajaran Meliputi: Program Tahunan, Program
Semester, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.1 ditemukan 56,67% mahasiswa
mengalami problem dalam menyusun program tahunan, sedangkan 43,33%
sisanya tidak mengalami problem dalam menyusun program tahunan.
Mulyasa (2007:249) menjelaskan bahwa “program tahunan merupakan
program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh
guru mata pelajaran yang bersangkutan”. Program ini perlu dipersiapkan dan
dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-program berikutnya diantaranya adalah program
semester.
Setelah menyusun program tahunan, program lain yang perlu disusun
adalah program semester. Mulyasa (2007:253) “program semester berisikan garis-
garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam
semester tersebut”. Untuk dapat menyusun program semester ini harus
berdasarkan kalender pendidikan. Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.2
ditemukan 53,33% mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam menyusun
program semester, sedangkan 46,67% sisanya menyatakan tidak mengalami
kesulitan dalam menyusun program semester.
Langkah selanjutnya yang dilakukan seorang calon guru setelah menyusun
program semester adalah menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus.
34
Mulyasa (2007:190) menjelaskan bahwa “silabus adalah rencana pembelajaran
pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu yang mencakup standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap
satuan pendidikan”. Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.3 ditemukan 36,67%
mahasiswa mengalami kesulitan dalam membuat silabus, dan 63,33% sisanya
tidak mengalami kesulitan dalam membuat silabus pembelajaran.
Indikator merupakan “karakteristik, ciri/tanda perbuatan atau respon yang
harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan bahwa
siswa telah mencapai kompetensi dasar tertentu” (BSNP, 2006:1052).
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.4 menunjukkan 36,67% mahasiswa masih
mengalami problem dalam merumuskan indikator, dan 63,33% sisanya tidak
mengalami kesulitan dalam merumuskan indikator. Hasil temuan pada tabel 4.5
menunjukkan 30% mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam merumuskan
dan mengembangkan tujuan pembelajaran, sedangkan 70% sisanya tidak
mengalami kesulitan
Sedangkan dari hasil temuan pada tabel 4.6 ditemukan 76,67% mahasiswa
menggunakan buku paket dan buku penunjang sebagai sumber untuk memperoleh
materi pelajaran, namun ada pula praktikan yang juga menggunakan artikel dari
internet dan koran sebagai sumber belajar.
Setelah menyusun silabus, maka RPP sebagai penjabaran dari silabus juga
penting untuk disusun guru agar saat melaksanakan pengajaran di kelas guru
memiliki pedoman. Mulyasa (2007:212) menjelaskan bahwa “Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur
35
dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus”. Berdasarkan
hasil temuan pada tabel 4.7 menunjukkan 53,33% mahasiswa masih mengalami
kesulitan dalam menyusun RPP, sedangkan 46,67% sisanya tidak mengalami
kesulitan dalam menyusun RPP.
Metode merupakan salah satu komponen yang ada dalam RPP. Hasil
temuan pada tabel 4.8 ditemukan separuh (50%) mahasiswa masih mengalami
kesulitan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat.
Gintings (2008:82) mengemukakan bahwa “metode pembelajaran berguna
untuk membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru,
sehingga dalam pemilihan metode pembelajaran tersebut harus disesuaikan
dengan: (a)karakteristik materi yang diajarkan, (b)karakteristik siswa,
(c)kompetensi guru dalam metode yang akan digunakan, (d)ketersediaan sarana
dan waktu”.
Selain metode, dari hasil temuan pada tabel 4.9 menunjukkan separuh
mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam memilih/mengoperasionalkan
media pembelajaran.
Gintings (2008:140) mengemukakan bahwa “media diartikan sebagai
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru sebagai
komunikator kepada siswa sebagai komunikan dan sebaliknya”.
Terkait perencanaan untuk evaluasi berdasarkan hasil temuan pada tabel
4.10 menunjukkan separuh (50%) mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam
menetapkan kisi-kisi soal.
36
Gintings (2008:190) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kisi-kisi
soal adalah “peta yang menggambarkan komposisi soal yang akan dijadikan
sebagai pedoman bagi pembuat soal”. Oleh sebab itu kisi-kisi soal harus dibuat
sebelum soal disusun.
Hasil temuan tabel 4.11 menunjukkan 90% mahasiswa biasa
menggunakan perpaduan jenis soal obyektif dan subyektif untuk mengevaluasi
hasil belajar siswa. Sedangkan terkait waktu penyusunan RPP, dari hasil temuan
pada tabel 4.12 menunjukkan 60% mahasiswa diminta guru pamong membuat
RPP setiap kali mengajar, 30% mahasiswa diminta guru pamong untuk membuat
RPP langsung dalam satu semester, 10% sisanya diminta guru pamong untuk
membuat RPP langsung untuk 1 tahun.
B. Problematika Mahasiswa Praktikan Jurusan PPKn Dalam Melaksanakan
Praktik Peer Teaching Pada PPL I Kampus
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.13 ditemukan 53,33% mahasiswa
masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan praktik peer teaching, sedangkan
46,67% nya lagi tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan praktik peer
teaching.
Cooper dan Allen (dalam Hamalik, 2008:167) menjelaskan bahwa
“pengajaran mikro (micro teaching) adalah suatu situasi pengajaran yang
dilaksanakan dalam waktu dan jumlah siswa yang terbatas, yakni selama 4 sampai
20 menit dengan jumlah siswa sebanyak 3 sampai 10 orang”. Jadi jelas bahwa
peer teaching merupakan salah satu bentuk dari pengajaran mikro yang memiliki
alokasi waktu terbatas.
37
Hasil temuan tabel 4.14 menunjukkan 30% mahasiswa diberikan waktu
selama 10-15 menit untuk melaksanakan peer teaching, 43,33% mahasiswa
diberikan waktu selama 20 menit dan 26,67% sisanya diberikan waktu untuk
praktik peer teaching selama lebih dari 20 menit.
Sedangkan dari hasil temuan pada tabel 4.15 menunjukkan 16,67%
mahasiswa melaksanakan praktik peer teaching kurang dari 2 kali, dan 83,33%
diantaranya melaksanakan praktik peer teaching 2 kali atau lebih. Sejalan dengan
itu dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan PPL Keguruan UM (2007:15) dijelaskan
bahwa penyelenggaraan praktik peer teaching bagi mahasiswa dalam kelompok
pelatihan harus menjalani latihan praktik peer teaching sebanyak dua kali.
Selain itu dari temuan pada tabel 4.16 diketahui bahwa seluruh mahasiswa
menyatakan dosen pembimbing selalu memberikan permodelan sebelum
mahasiswa melaksanakan praktik peer teaching. Berdasarkan hasil temuan tabel
4.17 ditemukan 76,67% mahasiswa menyatakan fasilitas yang ada di jurusan
sangat lengkap untuk mendukung kegiatan peer teaching, sedangkan 23,33% nya
lagi menyatakan bahwa fasilitas yang ada di jurusan kurang lengkap untuk
mendukung kegiatan peer teaching. Bafadal (2008:2) dalam teorinya menyatakan
bahwa “faktor ekstern (dari luar) yang mempengaruhi belajar salah satunya terkait
fasilitas (sarana dan prasarana)”. Karena secara tidak langsung untuk dapat
menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan baik, sarana dan
prasarana/fasilitas yang tersedia di jurusan pun juga berpengaruh.
Hasil temuan tabel 4.18 menunjukkan seluruh mahasiswa menyatakan
tidak ada ruangan khusus yang disediakan untuk praktik peer teaching. Ruangan
yang digunakan untuk penyelenggaraan praktik peer teaching antara lain di kelas-
38
kelas tempat kuliah, dan apabila ruangan tersebut penuh maka praktik peer
teaching ada yang dilakukan di perpustakaan jurusan.
Dari temuan pada tabel 4.19 menunjukkan 43,33% mahasiswa menyatakan
di perpustakaan jurusan buku-buku untuk mendukung kegiatan peer teaching
cukup lengkap tersedia, 56,67% menyatakan bahwa buku-buku yang ada di
perpustakaan jurusan kurang tersedia dengan lengkap untuk mendukung kegiatan
peer teaching.
Hasil temuan pada tabel 4.20 menunjukkan 53,33% mahasiswa rutin hadir
saat peer teaching pada PPL I kampus berlangsung, 46,67% mahasiswa kurang
rutin hadir saat peer teaching PPL I kampus.
Rutinitas kehadiran mahasiswa tersebut merupakan salah satu komponen
yang ada dalam penilaian. Hal tersebut seperti yang dijelaskan dalam Buku
Petunjuk Pelaksanaan PPL Keguruan UM (2007:16) yang menyatakan bahwa
“kehadiran merupakan salah satu sasaran penilaian saat PPL I kampus”. Selain
rutinitas kehadiran mahasiswa kelancaran dalam melaksanakan praktik peer
teaching juga dipengaruhi oleh rutinitas kehadiran dosen pembimbing..
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.21 diketahui 73,33% mahasiswa
menyatakan dosen pembimbing rutin hadir pada saat praktik peer teaching,
sedangkan 26,67% sisanya menyatakan dosen pembimbing kurang rutin untuk
hadir pada saat praktik peer teaching.
Hasil temuan pada tabel 4.22 menunjukkan 70% mahasiswa berusaha
menghubungi dosen pembimbing apabila beliau tidak hadir di kampus pada saat
praktik peer teaching, 30% sisanya tidak berusaha menghubungi dosen
pembimbing apabila beliau tidak hadir di kampus pada saat praktik peer teaching.
39
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.23 ditemukan 76,67% mahasiswa
siap untuk melaksanakan PPL II di sekolah setelah mendapatkan pembekalan
pada PPL I kampus, 23,33% sisanya kurang siap untuk melaksanakan PPL II di
sekolah.
C. Problematika Mahasiswa Praktikan Jurusan PPKn Dalam Melaksanakan
Praktik Real Teaching Pada PPL II Di Sekolah
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.24 ditemukan 33,33% mahasiswa
dapat mengelola kelas dengan baik saat pelajaran berlangsung di kelas, 66,67%
diantaranya belum dapat mengelola kelas dengan baik saat pelajaran berlangsung
di kelas.
Fathurrohman dan Sutikno (dalam Gintings, 2008:160) menyimpulkan
bahwa ‘…pengelolaan kelas merupakan usaha yang dengan sengaja dilakukan
oleh guru agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien guna mencapai
tujuan pembelajaran’. Dengan demikian secara praktis pengelolaan kelas dapat
diartikan sebagai upaya dan tindakan yang dilakukan oleh guru untuk
menciptakan suasana belajar dan pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya
tujuan pembelajaran.
Salah satu komponen pengelolaan kelas adalah menciptakan disiplin kelas. Maka
apabila terjadi pelanggaran terhadap disiplin kelas, disamping melakukan
pendekatan guru harus menindak dengan pemberian hukuman (punishment). Dari
hasil temuan pada tabel 4.25 menunjukkan sebanyak 83,33% mahasiswa selalu
memberikan sanksi pada siswa yang gaduh/mengganggu di kelas saat pelajaran
berlangsung, sedangkan 16,67% nya lagi tidak pernah memberikan sanksi pada
siswa yang gaduh/mengganggu di kelas saat pelajaran berlangsung.
40
Namun sebagai mahasiswa praktikan pemberian sanksi tentunya tidak
boleh merugikan dan memberatkan siswa. Bahkan dalam Buku Petunjuk
Pelaksanaan PPL Keguruan UM (2007:49) poin “k” menyebutkan bahwa “sikap
mahasiswa terhadap tugas mengajar salah satunya adalah menghindari pemberian
hukuman dalam proses belajar mengajar”. Hal ini tentunya menjadi dilema
tersendiri bagi para praktikan karena di satu sisi pemberian punishment yang
mendidik dirasa diperlukan apabila cara pendekatan sudah tidak dapat efektif,
namun mereka terbentur peraturan yang ditetapkan oleh pihak kampus.
Dari hasil temuan pada tabel 4.26 ditemukan 93,33% mahasiswa selalu
memberikan penguatan pada siswa yang aktif/mendapat nilai baik di kelas,
sedangkan 6,67% diantaranya tidak pernah memberikan penguatan.
Usman (2008:80) menjelaskan bahwa “tujuan pemberian penguatan antara
lain adalah: (a)meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, (b)merangsang
dan meningkatkan motivasi belajar, (c)meningkatkan kegiatan belajar dan
membina tingkah laku siswa yang produktif”.
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.27 diketahui 86,67% mahasiswa
menyatakan siswanya selalu aktif saat pelajaran berlangsung, sedangkan 13,33%
sisanya menyatakan bahwa siswanya tidak pernah aktif di kelas saat pelajaran
berlangsung.
Dimyati dan Mudjiono (2009:63) menyatakan bahwa “untuk dapat
menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa, maka guru diantaranya dapat
melaksanakan usaha-usaha berikut: (a)menggunakan multimetode dan
multimedia, (b)memberikan tugas secara individual dan kelompok,
(c)memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam
41
kelompok kecil, (d)memberikan tugas untuk membaca bahan ajar, mencatat hal-
hal yang kurang jelas, (e)mengadakan tanya jawab dan diskusi”.
Hasil temuan pada tabel 4.28 menunjukkan sebanyak 43,33% mahasiswa
selalu mengatur tata letak kursi sesuai dengan kegiatan pembelajaran/metode yang
akan diterapkan di kelasnya, 56,57% nya lagi tidak pernah mengatur tata letak
kursi.
Seperti yang telah dikemukakan oleh Gintings (2008:163) bahwa “tata
letak kursi ini diantaranya dipengaruhi oleh tiga hal yakni: (1)banyaknya siswa
atau besar kecilnya kelompok, (2)kegiatan belajar mengajar yang akan
dilaksanakan, (3)bentuk dan ukuran ruangan”.
Selain itu hasil temuan pada tabel 4.29 diketahui 76,67% mahasiswa
menyatakan suara mereka cukup bisa didengar oleh seluruh siswa di kelas pada
saat mengajar di kelas, sedangkan 23,33% sisanya menyatakan suara mereka
kurang bisa didengar oleh seluruh siswa pada saat mengajar.
Dalam hal variasi gerak, hasil temuan pada tabel 4.30 diketahui 80%
mahasiswa selalu mengadakan variasi gerak pada saat mengajar di kelas,
sedangkan 20% sisanya menyatakan jarang melakukan variasi gerak.
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.31 ditemukan 63,33% mahasiswa
menyatakan guru pamong sering ikut ke kelas mengamati/melihat cara praktikan
mengajar. 36,67% sisanya menyatakan guru pamong jarang ikut ke kelas
mengamati/melihat cara praktikan mengajar.
Sejalan dengan itu, seperti yang dikemukakan dalam Buku Petunjuk
Pelaksanaan PPL Keguruan UM (2007:31) bahwa “pengamatan latihan praktik
mengajar oleh pembimbing dilakukan untuk mencatat data mengenai keadaan atau
42
perkembangan keterampilan mengajar mahasiswa yang dikontrakkan pada
supervisi awal”.
D. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Terkait
Hubungannya Dengan Pihak Sekolah Tempatnya Praktik
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.32 diketahui 63,33% mahasiswa
menyatakan fasilitas di sekolah tempatnya praktik cukup lengkap. Selain tugas
menyusun perangkat pembelajaran dan mengajar di kelas, para praktikan biasanya
juga diberikan tugas lain yakni tugas piket guru. Berdasarkan hasil temuan pada
tabel 4.33 diketahui bahwa seluruh mahasiswa mendapatkan tugas piket guru
selama PPL berlangsung di sekolah.
Sedangkan hasil temuan pada tabel 4.34 menunjukkan 83,33% mahasiswa
selalu teratur dalam menjalankan tugas piket guru di sekolah sesuai jadwal,
sedangkan 16,67% diantaranya sering kurang teratur dalam menjalankan tugas
piket guru di sekolah.
Selain melaksanakan PPL di sekolah, kebanyakan dari praktikan juga
memprogram mata kuliah lain. Hal tersebut juga menjadikan praktikan harus
mampu membagi waktu antara mengajar dan kuliah. Berdasarkan hasil temuan
pada tabel 4.35 diketahui 83,33% mahasiswa mendapatkan kemudahan ijin dari
koordinator PPL saat akan meninggalkan sekolah. 16,67% sisanya sulit diberi ijin
oleh koordinator PPL saat akan meninggalkan sekolah.
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.36 menunjukkan 70% mahasiswa
selalu datang tepat waktu ke sekolah, sedangkan 30% sisanya sering terlambat
datang ke sekolah.
43
Terkait aspek afektif, yang salah satunya adalah kehadiran seperti yang
dikemukakan dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan PPL Keguruan UM (2007:71)
bahwa “ketepatan kehadiran sesuai dengan jumlah dan jam efektif merupakan
salah satu komponen penilaian bagi masing-masing praktikan”. Ketepatan
kehadiran di sekolah tentu saja harus diperhatikan karena dengan kedisiplinan
yang ditunjukkan praktikan penilaian yang diberikan pihak sekolah pun juga akan
baik.
Sebagai bagian dari warga sekolah, praktikan dituntut untuk dapat
bersosialisasi dengan baik di sekolah. Hasil temuan pada tabel 4.37 menunjukkan
86,67% mahasiswa mampu bersosialisasi dengan baik di sekolah, sedangkan
13,33% diantaranya kurang mampu bersosialisasi dengan baik di sekolah
tempatnya praktik.
Dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan PPL Keguruan UM (2007:48)
dijelaskan bahwa “dengan adanya penilaian dari aspek tersebut maka para
mahasiswa praktikan pun dituntut untuk dapat bersosialisasi dan membaur dengan
guru dan juga kepala sekolah sehingga tidak tampak sebagai kelompok sendiri”.
E. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Terkait
Hubungannya Dengan Guru Pamong
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.38 diketahui bahwa seluruh
mahasiswa menyatakan guru pamong membimbing dengan baik di sekolah.
Pembimbingan yang dilakukan guru pamong lebih pada membantu praktikan
dalam mengatasi segala permasalahan dan kendala yang dihadapi selama
mengajar di kelas maupun dalam penyusunan perangkat pembelajaran.
44
Sebagai seorang calon pendidik praktikan harus dapat menjadi contoh bagi
siswanya. Untuk itu para praktikan harus bisa menjaga sikapnya dengan baik
selama di sekolah, salah satunya dengan ijin terlebih dahulu bila ingin
meninggalkan sekolah untuk kepentingan tertentu. Berdasarkan hasil temuan pada
tabel 4.39 menunjukkan bahwa seluruh mahasiswa (100%) menyatakan bahwa
guru pamong memberikan kemudahan ijin saat akan meninggalkan sekolah.
Terkait pelaksanaan diskusi pasca mengajar, dari hasil temuan pada tabel
4.40 menunjukkan 83,33% mahasiswa selalu diajak guru pamong untuk
berdiskusi terkait kelebihan dan kekurangan saat mengajar di kelas, sedangkan
16,67% sisanya menyatakan jarang diajak guru pamong berdiskusi terkait
kelebihan dan kekurangan saat mengajar di kelas.
Sedangkan perihal keterbukaan penilaian yang dilakukan oleh guru
pamong berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.41 menunjukkan 73,33%
mahasiswa menyatakan guru pamong cukup terbuka dalam memberikan penilaian.
Hal ini merupakan kewenangan dari guru pamong sendiri, untuk itu apabila guru
pamong tidak berkenan memberitahu praktikan tentang skor penilaian maka
praktikan pun juga tidak dapat memaksakan kehendaknya.
F. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Terkait
Hubungannya Dengan Sesama Praktikan
Berdasarkan hasil temuan pada pada tabel 4.42 ditemukan 33,33%
mahasiswa pernah mengalami konflik dengan sesama teman praktikan yang lain,
sedangkan 66,67% sisanya tidak pernah berkonflik dengan sesama teman
praktikan yang lain.
45
Untuk mengatasi segala konflik dan juga ketidakdisiplinan terhadap tugas
dan tanggung jawab dari para praktikan di satu kelompok tersebut maka menjadi
tugas koordinator kelompok PPL dibantu dengan praktikan lain untuk
menegur/memperingatkan anggota kelompok yang bersangkutan. Berdasarkan
hasil temuan pada tabel 4.43 menunjukkan 66,67% mahasiswa yang
melaksanakan praktik mengajar bidang studi PKn menilai koordinator kelompok
PPL sangat tegas dalam menegur praktikan tidak melaksanakan tugasnya dengan
baik.
G. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Terkait
Hubungannya Dengan Dosen Pembimbing
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.44 diketahui 40% mahasiswa
menyatakan dosen pembimbing datang berkunjung ke sekolah sebanyak 4 kali,
sedangkan 10% mahasiswa menyatakan dosen pembimbing datang berkunjung ke
sekolah lebih dari 4 kali, 36,67% menyatakan dosen pembimbing datang
berkunjung ke sekolah kurang dari 4 kali. Sedangkan 13,33% sisanya menyatakan
bahwa dosen pembimbing belum pernah sama sekali datang berkunjung ke
sekolah.
Selama melaksanakan PPL di sekolah, para praktikan yang sebelumnya belum
pernah mengenal lapangan tempatnya praktik tentu saja banyak mengalami
problem yang menyebabkan mereka sering tidak nyaman berada di sekolah.
Problem-problem yang terjadi tersebut tentunya harus dapat diselesaikan dengan
baik sehingga tidak sampai mempengaruhi kinerja para praktikan dalam
melaksanakan tugas praktik di sekolah. Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.45
diketahui 70% mahasiswa sangat terbuka kepada dosen pembimbingnya terkait
46
problem yang dihadapinya di sekolah, sedangkan 30% sisanya kurang terbuka
kepada dosen pembimbingnya terkait problem yang dihadapinya di sekolah.
Selain melaksanakan tugas kunjungan ke sekolah, sebagai dosen pembimbing
para dosen tersebut juga harus memberikan perhatian dan memberikan solusi
kepada para mahasiswa bimbingannya apabila para praktikan tersebut mengalami
permasalahan di sekolah. Pemberian saran yang bersifat membangun sangat
dibutuhkan oleh para praktikan PPKn dalam menghadapi segala permasalahan
yang mungkin menimpanya di sekolah. Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.46
diketahui bahwa seluruh mahasiswa menyatakan bahwa dosen pembimbing selalu
memberikan saran-saran kepada mahasiswa yang dibimbingnya.
H. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Dalam Menyusun
Studi Kasus
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.47 ditemukan 20% mahasiswa
masih mengalami kesulitan dalam menyusun tugas studi kasus, sedangkan 80%
sisanya tidak mengalami kesulitan dalam menyusun tugas studi kasus.
Dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan PPL Keguruan UM (2007:35)
disebutkan bahwa tujuan layanan studi kasus kesulitan belajar bidang studi adalah
“untuk mengenal latar belakang pribadi dan sosial siswa yang mengalami
kesulitan belajar, khususnya kesulitan belajar bidang studi serta memahami dan
menetapkan jenis dan sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya dan
penetapan kemungkinan pemecahannya baik cara pencegahan maupun
penyembuhannya”.
Selain itu berdasarkan hasil temuan pada tabel 4.48 menunjukkan 90%
mahasiswa menyatakan bahwa konselor BK membimbing dengan baik di sekolah,
47
sedangkan 10% sisanya menyatakan konselor BK tidak membimbing dengan baik
di sekolah. Sejalan dengan itu dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan PPL Keguruan
UM (2007:47) dijelaskan bahwa “tugas konselor sekolah antara lain adalah:
(a)membimbing mahasiswa berlatih mengidentifikasi kasus, mendiagnosisnya,
mengadakan prognosa, dan upaya memberikan bantuan kepada siswa terkait;
(b)menilai laporan akhir praktik layanan bimbingan siswa”.
Siswa yang dijadikan obyek studi kasus merupakan komponen penting
yang mendukung kelancaran proses penyusunan studi kasus dan siswa merupakan
sumber dari segala informasi yang dibutuhkan praktikan dalam memperoleh data
untuk mendukung penyelesaian tugas tersebut. Untuk itulah kerjasama dari siswa
mutlak dibutuhkan oleh praktikan. Hasil temuan dari tabel 4.49 diketahui bahwa
seluruh mahasiswa menyatakan siswa yang dijadikan obyek studi kasus dapat
bekerja sama dengan baik.
Terkait kuantitas konsultasi pada konselor BK dari hasil temuan pada tabel
4.50 diketahui 80% mahasiswa selalu berkonsultasi dengan konselor BK terkait
penyusunan tugas studi kasus, sedangkan 20% sisanya menyatakan jarang
berkonsultasi dengan konselor BK.
Dari hasil penelitian terkait penyusunan tugas studi kasus menunjukkan
para mahasiswa praktikan jurusan PPKn pada umumnya tidak mengalami
kesulitan. Terbukti dengan hasil penelitian yang menunjukkan 90% konselor BK
membimbing mahasiswa dengan baik di sekolah. Selain itu semua mahasiswa
(100%) menilai siswa dijadikan obyek studi kasus dapat bekerjasama dengan baik
dalam penyelesaian tugas studi kasus tersebut.
48
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Problematika Mahasiswa Praktikan Jurusan PPKn Dalam Menyusun
Perangkat Pembelajaran
Dari temuan penelitian tentang problematika yang dihadapi mahasiswa
praktikan jurusan PPKn dalam menyusun perangkat pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa 56,67% mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam
menyusun program tahunan; 53,33% mahasiswa mengalami kesulitan dalam
menyusun program semester; dan 53,33% mahasiswa masih mengalami kesulitan
dalam menyusun RPP.
2. Problematika Mahasiswa Praktikan Jurusan PPKn Dalam Melaksanakan
Praktik Peer Teaching Pada PPL I Kampus
Dari temuan penelitian terhadap pelaksanaan peer teaching pada PPL I
kampus dapat disimpulkan bahwa 53,33% mahasiswa masih mengalami kesulitan
dalam melaksanakan praktik peer teaching. Hal ini dikarenakan beberapa sebab,
antara lain:rata-rata setiap mahasiswa praktikan hanya diberi waktu oleh dosen
pembimbing untuk praktik peer teaching selama 20 menit. Alokasi waktu tersebut
dinilai kurang karena mahasiswa merasa dikejar waktu sehingga praktiknya tidak
dapat maksimal. Selain itu buku-buku yang dapat menunjang pelaksanaan praktik
peer teaching di perpustakaan jurusan kurang tersedia dengan lengkap sehingga
para mahasiswa praktikan kesulitan dalam mencari sumber untuk materi
pelajaran.
49
3. Problematika Mahasiswa Praktikan Jurusan PPKn Dalam Melaksanakan
Praktik Real Teaching Pada PPL II Di Sekolah
Dari hasil penelitian terhadap pelaksanaan praktik real teaching pada PPL
II di sekolah dapat disimpulkan bahwa 66,67% mahasiswa belum dapat mengelola
kelas dengan baik. Sejalan dengan hal tersebut, komponen-komponen kegiatan
dalam pengelolaan kelas yang harusnya diperhatikan oleh praktikan pun belum
seluruhnya dilakukan, terbukti dengan masih adanya 56,67% mahasiswa yang
melaksanakan praktik mengajar bidang studi PKn tidak pernah mengatur tata letak
kursi sesuai dengan pembelajaran/metode yang akan dilakukan padahal hal
tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kelancaran proses
belajar mengajar di kelas.
4. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Terkait
Hubungannya Dengan Pihak Sekolah Tempatnya Praktik
Dari hasil temuan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya para mahasiswa praktikan jurusan PPKn tidak memiliki
permasalahan dengan pihak sekolah.
5. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Terkait
Hubungannya Dengan Guru Pamong
Dari hasil temuan terkait hubungannya dengan guru pamong dapat
disimpulkan bahwa guru pamong pada dasarnya telah melaksanakan tugas dan
kewajibannya dengan baik, terbukti 100% mahasiswa yang melaksanakan praktik
mengajar bidang studi PKn menyatakan guru pamong telah membimbing dengan
baik selama PPL II di sekolah. Disamping itu para guru pamong juga sangat
membantu dan memberikan kebebasan yang bertanggung jawab pada mahasiswa
50
bimbingannya, contohnya dengan memberi kemudahan ijin pada para mahasiswa
yang akan meninggalkan sekolah untuk keperluan tertentu, keterbukaan penilaian
yang dilakukan, dan pelibatan mahasiswa dalam diskusi pasca praktik mengajar.
6. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Terkait
Hubungannya Dengan Sesama Praktikan
Dari hasil penelitian terkait hubungan dengan sesama praktikan dapat
disimpulkan bahwa rata-rata hubungan diantara sesama praktikan tersebut baik
dan jarang terjadi konflik karena hanya 33,33% mahasiswa praktikan saja yang
pernah berkonflik dengan praktikan lain. Namun meskipun konflik tersebut
pernah terjadi diantara sesama praktikan, pada akhirnya para praktikan bisa
menyelesaikannya secara personal maupun intern dalam kelompok sehingga tidak
berlarut-larut dan tidak sampai melibatkan pihak sekolah.
7. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Terkait
Hubungannya Dengan Dosen Pembimbing
Dari hasil penelitian terkait hubungannya dengan dosen pembimbing dapat
disimpulkan bahwa rata-rata dosen pembimbing telah melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik. Terbukti kehadiran dosen pembimbing ke
sekolah sudah memenuhi prosedur yakni sebanyak 4 kali kunjungan dan seluruh
dosen pembimbing selalu memberikan saran-saran pada mahasiswa bimbingannya
terkait pelaksanaan tugas praktik di sekolah.
Saran-saran dari dosen pembimbing tersebut sangat diperlukan untuk
membantu para praktikan yang mengalami masalah di sekolah sehingga dapat
dicarikan solusi secara bersama-sama sehingga tidak sampai mengganggu
konsentrasi praktikan dalam melaksanakan PPL II di sekolah. Selain itu saran-
51
saran yang diberikan dosen pembimbing juga berguna untuk membangun
semangat dalam diri praktikan itu sendiri untuk dapat lebih baik lagi.
8. Problematika Mahasiswa Praktikan UM Jurusan PPKn Dalam Menyusun
Studi Kasus
Dari hasil penelitian terkait penyusunan tugas studi kasus dapat
disimpulkan bahwa para mahasiswa praktikan jurusan PPKn pada umumnya tidak
mengalami kesulitan. Terbukti dengan hasil penelitian yang menunjukkan 90%
konselor BK telah membimbing praktikan dengan baik di sekolah. Selain itu
semua mahasiswa (100%) menilai siswa yang dijadikan obyek studi kasus dapat
bekerjasama dengan baik dalam penyelesaian tugas studi kasus tersebut sehingga
penyelesaian tugas studi kasus pun juga dapat berjalan dengan lancar dan baik.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Jurusan PPKn
a. Dari hasil penelitian ini disarankan agar para mahasiswa jurusan PPKn lebih
meningkatkan kemampuan dan juga pengetahuannya dalam menyusun
perangkat pembelajaran misalnya:program tahunan, program semester, silabus,
dan juga RPP agar keprofesionalannya sebagai seorang tenaga pendidik dapat
menjadi lebih baik sehingga dalam pelaksanaan tugas tidak akan mengalami
kesulitan lagi.
b. Untuk mahasiswa jurusan PPKn peneliti menyarankan agar lebih mengasah
kemampuannya dalam mengelola kelas dan meningkatkan lagi sikap
tegas sebagai seorang guru agar proses belajar mengajar di kelas dapat berjalan
dengan lancar dan segala permasalahan yang dihadapi di sekolah terkait
52
pengelolaan kelas tidak dialami lagi.
2. Bagi Jurusan PPKn
a. Hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi jurusan
PPKn untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran pada PPL I kampus agar
penyajian dan pengadaan materi yang akan menjadi bekal para mahasiswa
dalam melaksanakan PPL dapat secara mendalam dipahami sehingga
mahasiswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan pengetahuan
yang didapatnya di kampus saat melaksanakan PPL di sekolah.
b. Dengan adanya penelitian ini maka dapat diketahui problem apa saja yang
seringkali dialami oleh para mahasiswa dalam melaksanakan program PPL
sehingga hal ini dapat dijadikan wacana bagi jurusan PPKn agar dapat lebih
memperhatikan kinerja dan meningkatkan lagi kualitas profesionalitas
mahasiswanya sebagai seorang tenaga pendidik agar dapat semakin baik lagi.
53
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim. 2008. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasinya. Jakarta:Bumi Aksara. Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gintings, Abdorrakhman. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran
Disiapkan Untuk Pendidikan Sertifikasi Guru-Dosen.Bandung:Humaniora. Hamalik, Oemar. 2008. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta:PT Bumi Aksara. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Soetjipto & Kosasi, Raflis. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta:PT Rineka Cipta. Sukardi, Ketut Dewa. 1985. Pengantar Teori Konseling Suatu Uraian Ringkas.
Jakarta:Ghalia Indonesia. Universitas Negeri Malang. 2007. Pedoman Pendidikan UM. Malang:UM Pers. UPT PPL. 2007. Buku Petunjuk Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) Keguruan Universitas Negeri Malang. Malang: UPT PPL Universitas Negeri Malang.
54
55