Post on 26-Jul-2015
PROTAP (PROSEDUR TETAP)SOP (STANDART OPERATING PROCEDUR)
SMF MATA RSUD Dr.SOEBADI JEMBERBy. Dr.LUTFI ZEIN, Sp.M
RSUD Dr. SOEBANDI
PROTAP ALUR PASIEN RAWAT INAPLEWAT POLIKLINIK MATA
No. Dokumen /SMF.Mata/……..
No. Revisi1
Halaman 1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit……………………..
Ditetapkan oleh : Direktur
Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077
Pengertian Semua pasien baru atau lama, Askes atau umum yang datang ke poliklinik mata pada jam dan hari kerja, yang kemudian dirawat di Ruang Rawat Inap
TujuanPasien dilayani dengan cepat, tepat dan merasa puas
KebijakanSemua pasien setelah dilayani di klinik mata, kemudian dirawat di Ruang Rawat Inap sudah mendapat terapi dan rencana tindakan lengkap serta dokumen medik yang lengkap
Prosedur 1. Pasien baru dengan status dan nomor Rekam Medik baru, setelah dari Loket Admisi mendaftar ke
Loket Poliklinik Mata2. Pasien lama dengan status dan nomor Rekam Medik lama (pasien wajib membawa kartu berobat) dari
Loket Admisi, lalu mendaftar di Loket Poliklinik Mata3. Semua pasien baru atau lama setelah diperiksa dan perlu rawat inap, wajib mengurus dokumen medis
di Admisi / Unit Rekam Medik4. Dokumen Rekam Medik Rawat Inap setelah diisi kelengkapannya oleh petugas Loket Poliklinik Mata
dan Dokter, baru dibawa ke Ruang Rawat Inap Mata / Paviliun5. Dokter menulis di Dokumen Rekam Medik : Instruksi, rencana tindakan dan terapi yang diberikan
dengan lengkap
Unit TerkaitLoket AdmisiPoliklinik MataRuang Rawat Inap Mata / Paviliun
RSUD Dr. SOEBANDI
PROTAP PERSIAPAN OPERASI MATA DENGAN ANESTESI UMUM
No. Dokumen /SMF.Mata/……..
No. Revisi1
Halaman 1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit……………………..
Ditetapkan oleh : Direktur
Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077
Pengertian Semua tindakan operasi mata dengan anestesi umum baik di IGD maupun di IBS, baik operasi sendiri maupun bersama bagian lain
Tujuan Semua pasien disiapkan dan dilakukan operasi dengan cepat, tepat, hasil optimal dan pasien merasa puas
Kebijakan Semua pasien wajib disiapkan pemeriksaan laboratorium lengkap (DL, Kadar Gula Darah, RFT,LFT
dll) sesuai yang diperlukan, X photo Thorax dan ada persetujuan tindakan operasi (tanda tangan informed consent)
Semua pasien wajib dikonsulkan ke Kardiologi bila berumur > 40 tahun, bila anak – anak ke bagian Pediatri atau ke bagian lain terkait penyakitnya, bila berkas lengkap selanjutnya dikonsultasikan ke bagian anestesi
Prosedur1. Perawat menyiapkan pasien : potong bulu mata, tetes mata Pantocain, tetes midriasil, injeksi valium
10mg intra muskular, tanda tangan persetujuan tindakan, obat – obatan lain yang diberikan dokter2. Dokter yang memeriksa keadaan terakhir pasien, melakukan anel test, tanda tangan persetujuan
tindakan, melengkapi dokumen medis3. Dokter segera mengkonsulkan ke bagian lain bila dijumpai ada kelainan di luar bagian mata4. Dokter wajib menjelaskan kepada pasien dan atau keluarga pasien tentang kemungkinan hasil operasi
dan risiko yang mungkin terjadi (resiko anestesi dan resiko operasi)
Unit TerkaitSMF MataSMF AnestesiSMF KardiologiLaboratorium (LPK), Radiologi IBS (Instalasi Bedah Sentral)IGD (Instalasi Gawat Darurat)
RSUD Dr. SOEBANDI
PROTAP KONSULTASI PASIEN RAWAT INAPNo. Dokumen
/SMF.Mata/……..No. Revisi
1 Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit……………………..
Ditetapkan oleh : Direktur
Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077
Pengertian Semua pasien rawat inap mata yang memerlukan konsultasi ke SMF lain atau pasien yang dirawat karena kasus di luar mata di Ruang Rawat Inap, IGD, Ruangan Paviliun & ICU yang dikonsultasikan ke SMF Mata
TujuanPasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap,IGD,Paviliun, ICU mendapat pelayanan multidisipliner terkait penyakitnya secara memuaskan
Kebijakan Semua pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap, Paviliun,IGD,ICU yang ada kelainan atau keluhan penyakitnya, wajib dikonsultasikan ke bagian yang terkait dengan penyakitnya dan dokter yang mendapat konsul wajib segera menjawab.
Prosedur1. Pasien mata yang sedang dirawat bila ada kelainan di bidang lain segera dikonsulkan, ditulis di
lembar konsultasi dalam dokumen medis2. Pasien mata yang sedang dirawat di bagian lain, bila perlu dirawat mata, maka wajib dirawat gabung
dengan bidang lain selain mata3. Pasien di bidang lain yang dikonsulkan ke bagian mata, segera dijawab, diperiksa dan ditulis hasilnya
di lembar konsultasi dalam dokumen medis4. Bila pasien yang dikonsulkan bisa berjalan, sebaiknya pasien dibawa ke poliklinik mata sehingga
dapat memperoleh pemeriksaan yang lengkap menggunakan sarana pemeriksaan standar.5. Bila pasien yang dikonsulkan tidak mungkin berjalan, dokter wajib mendatangi, memeriksa dan
menjawab konsul di tempat pasien rawat inap6. Bila memungkinkan dalam menjawab konsultasi, dokter bisa didanpingi perawat mata atau dokter
muda di bagian mata7. Dalam menjawab konsul, bila ada dokter muda di bagian mata, maka dokter muda bisa melakukan
pemeriksaan tonometri dan pemberian tetes mata midriasil lebih dahulu.
Unit TerkaitInstalasi Rawat Inap (Ruangan dan Paviliun)SMF MataIGDICU
RSUD Dr. SOEBANDI
PROTAP ALUR PASIEN RAWAT JALAN MATANo. Dokumen
/SMF.Mata/……..No. Revisi
1 Halaman
1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit……………………..
Ditetapkan oleh : Direktur
Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077
Pengertian Semua pasien baru atau lama, umum atau askes, yang datang periksa atau berobat di Poliklinik Mata pada jam dan hari kerja.
TujuanPasien dilayani dengna cepat, tepat dan puas
KebijakanSemua pasien sebelum ke poliklinik Mata harus ke loket karcis dan Loket Admisi dulu untuk mendaftar dan mendapat kartu berobat serta lembar status rawat jalan
Prosedur1. Pasien baru mendafar ke loket karcis dan Loket Admisi diberi kartu berobat dan diberi lembar status
rawat jalan2. Pasien lama harus membawa kartu berobat ke Loket Admisi, didaftar dan diberi lembar status rawat
jalan yang lama3. Setelah dari Admisi, pasien mendaftar ke Loket Administrasi Poliklinik Mata (kamar 1) dengan
membawa status rawat jalan4. Setelah dicatat, didaftar di Loket Administrasi Poliklinik Mata, terus masuk ke Ruang Refraksi
(kamar 4)5. Selanjutnya pasien menunggu untuk dilakukan pemeriksaan di kamar 3 oleh dokter spesialis mata,
ataupun dialkukan pemeriksaan tambahan lain seperti pemeriksaan tonometri, fluoresein,dan lain-lain oleh paramedik
6. Bila diperlukan tindakan, pasien menuju ruang tindakan di Poliklinik Mata7. Selanjutnya pasien kembali ke loket membawa status rawat jalan dan pasien pulang atau MRS atau ke
SMF lain untuk konsultasi
Unit TerkaitLoket AdmisiLoket SMF IP. Mata (Poliklinik Mata)
RSUD Dr. SOEBANDI
PROTAP PERSIAPAN OPERASI MATADENGAN ANESTESI LOKAL
No. Dokumen /SMF.Mata/……..
No. Revisi1
Halaman 1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit……………………..
Ditetapkan oleh : Direktur
Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077
PengertianSemua pasien yang direncanakan operasi mata dengan menggunakan anestesi lokal, baik dari poliklinik mata, IGD maupun dari ruangan mata.
TujuanPasien dilayani dan disiapkan dengna cepat, tepat dan merasa puas
Kebijakan - Semua pasien yang disiapkan operasi mata dengan anestesi lokal dilakukan persiapan pemeriksaan
Laboratorium yaitu Kadar Gula Darah dan bila usia diatas 40 tahun wajib dikonsultasikan ke Kardiologi.
- Bila gula darah acak < 200 gr% dan tensi badan < 150/90 atau telah mendapat persetujuan dari bagian kardiologi maka operasi dapat dijadwalkan / dilaksanakan.
- Bila kadar gula darah masih tinggi (Gula Darah Acak > 200 mg%) dikonsultasikan ke bagian Penyakit Dalam sampai teregulasi/mendapat persetujuan dari bagian Penyakit Dalam
Prosedur1. Pasien dari Poliklinik Mata disiapkan dari klinik mata, dilengkapi dokumen medis rawat jalan
maupun dokumen rawat inap dan tanda tangan persetujuan tindakan (informed consent).2. Pasien dari ruang Rawat Inap / Paviliun / IGD disiapkan dari IGD, ruang Rawat Inap / Paviliun,
dilengkapi tanda tangan persetujuan tindakan, kelengkapan catatan dokumen medis dan obat yang diperlukan.
3. Dokter menulis persiapan tindakan meliputi : resep obat, surat ke IBS, surat ke Ruangan / Paviliun, Konsul ke Kardiologi maupun pemeriksaan Laboratorium.
4. Persiapan operasi mata misalnya : potong bulu mata, pemberian tetes Pantocain maupun Midriasil. Premedikasi injeksi valium 10 mg intra muskular oleh paramedis dan anestesi lokal oleh dokter.
Unit TerkaitPoliklinik SMF MataRuangan Mata / PaviliunIBS
RSUD Dr. SOEBANDI
PROTAP ALUR PASIEN RAWAT INAP MATALEWAT IGD
No. Dokumen /SMF.Mata/……..
No. Revisi1
Halaman 1/1
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit……………………..
Ditetapkan oleh : Direktur
Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077
Pengertian Semua pasien baru atau lama, Askes atau Umum yang datang ke IGD dan memerlukan rawat inap
TujuanSemua pasien dilayani cepat, tepat dan merasa puas
KebijakanSemua pasien yang dilayani di IGD sebelum ke Ruang Rawat Inap (Ruang Bedah Umum atau Paviliun) ditangani secara tuntas dan ada lembar status Rawat Inap dengan prinsip satu pasien satu nomor registrasi.
Prosedur1. Pasien yang dilayani di IGD, keluarga mengurus dokumen medik di Loket Rekam Medik2. Pasien baru mendapat dokumen medik dengan nomor Rekam Medik baru3. Pasien lama harus mendapat dokumen medik dengan nomor Rekam medik lama (sesuai yang pernah
didaftar)4. Pasien ditangani dokter jaga dulu sesuai kemmapuan, dan dikonsulkan ke dokter spesialis bila perlu
penanganan spesialis5. Setelah dilakukan tindakan / operasi pasien bisa dipindah ke Ruang Rawat Inap Mata ( Ruang Bedah
Umum / Paviliun ) dengan instruksi yang jelas di lembar Rekam Medik6. Semua pasien sebelum dikirim ke Ruangan Mata / Rawat Inap / Paviliun harus ada terapi yang jelas
dan lengkap
Unit TerkaitLoket Rekam MedikIGDRuang Rawat Inap Mata (Ruang Bedah Umum / Paviliun )
PROTAP (PROSEDUR TETAP)SOP (STANDART OPERATING PROCEDUR)
KEGAWAT DARURATAN MATASMF MATA RSUD Dr.SOEBADI JEMBER
By.Br.LUTFI ZEIN,Sp.M
1. PROTAP PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN AKIBAT TRAUMA KIMIA MATA
2. PROTAP PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN AKIBAT TRAUMA MEKANIK TUMPUL MATA
3. PROTAP PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN AKIBAT TRAUMA MEKANIK TAJAM MATA
RSUD Dr. SOEBANDI
PROTAP PENANGANAN KEGAWAT DARURATANAKIBAT TRAUMA KIMIA MATA
No. Dokumen /SMF.Mata/……..
No. Revisi1
Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit……………………..
Ditetapkan oleh : Direktur
Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077
PengertianTrauma kimia mata adalah trauma/ruda paksa akibat paparan terhadap bahan kimia, dapat berupa bahan kimia asam (asam cuka, asam sulfat,dll), maupun bahan kimia basa (gamping,kapur,deterjen,pembnersih lantai, pembersih porselen/keramik,dll)
Tujuan Mengatasi kegawat daruratan akibat trauma kimia mata sesegera mungkin secara adekuat melalui
tindakan medik yang memenuhi standar medik
Kebijakan Penerapan tindakan medikm yang cepat, tepat, adekuat dan memenuhi standar medik yang berlaku
Prosedur 1. Tentukan bahan kimia penyebab trauma, apakah jenis asam atau basa, baik dari anamnesis maupun
test dengan kertas pH meter ( pH < 7 asam, dan pH > 7 basa) atau dengan kertas lakmus.2. Teteskan anestesi topikal Pantocain/Tetracain tetes mata 0,5 % atau 2% 2-3 tetes sampai rasa nyeri
berkurang.3. Irigasi dengan cairan fisiologis/aquadest steril secara sistematis pada kornea, konjungtiva, forniks
superior dan inferior untuk menetralisir pH.4. Untuk bahan kimia asam dilakukan minimal ½ jam, sedang bahan kimia basa minimal 1 jam.5. Bila ada sisa bahan kimia, bersihkan dengan bantuan lidi kapas.
6. Untuk bahan kimia asam, dapat diberikan sikloplegik tetes mata “short acting” (misal Homatropin 2%), diberikan antibiotik tetes/salep mata profilaktik. Bila didapatkan erosi kornea/defek epitel kornea mata dibebat, dapat rawat jalan.
7. Untuk bahan kimia basa : Derajat I-II
- Sikloplegik tetes mata- Antibiotika tetes/salep mata- Bebat mata bila ada erosi kornea/defek epitel kornea- Rawat jalan
Derajat III-IV - Rawat inap, irigasi dilanjutkan secara intensif di ruang rawat inap, bila perlu dengan
menggunakan ”infusion set” atau ”continuous irrigation”. Sebelum irigasi dapat diberikan Pantocain tetes mata 0,5 % - 2 %
- Sikloplegik tetes mata- Antibiotika topikal (tetes/salep mata)- Kortikosteriod tetes mata 7-14 hari, bila klinis membaik dilakukan tappering off setelah 14
hari. Bila klinis menjelek, stop pemberian kortikosteroid topikal.- Bebat mata bila ada erosi kornea/ defek epitel kornea- Mengatasi penyulit-penyulit yang timbul, misal simblefaron, glaukoma sekunder, dll.- Bila klinis membaik (pH normal, kornea mengalami epitelialisasi, inflamasi berkurang)
dapat rawat jalan
Unit TerkaitPoliklinik /Unit Rawat Jalan MataInstalasi Gawat Darurat (IGD)Ruang Rawat Inap ( Ruang Bedah Umum, Paviliun )
PROTAP PENANGANAN KEGAWAT DARURATANAKIBAT TRAUMA MEKANIK TUMPUL PADA MATA
RSUD Dr. SOEBANDI
No. Dokumen /SMF.Mata/……..
No. Revisi1
Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit……………………..
Ditetapkan oleh : Direktur
Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077
PengertianTrauma mekanik tumpul pada mata adalah trauma/ruda paksa pada mata akibat kontak dengan benda tumpul dengan penyulit- penyulitnya a.l hematoma/edema/ruptur palpebra, perdarahan sub konjungtiva, ruptur konjungtiva, ruptur kornea, ruptur sklera, hifema, dislokasi lensa, perdarahan badan kaca, ablasio retina dll.
Tujuan Mengatasi kegawat daruratan akibat trauma mekanik tumpul pada mata secara cepat, tepat dan adekuat
serta memenuhi standar medik yang berlaku
Kebijakan Peningkatan mutu pelayanan melalui penerapan tindakan medikm yang cepat, tepat, adekuat dan
memenuhi standar medik yang berlaku
Prosedur 1. Pemberian tetes mata Pantocain/Tetracain 0,5% untuk menghilangkan nyeri sehingga dapat dilakukan
pemeriksaan klinis2. Pada penyulit hematoma palpebra dan perdarahan subkonjungtiva diberikan analgesik,
antiinflamasi, vasokonstriktor tetes mata serta dapat rawat jalan3. Pada penyulit erosi kornea (defek epitel kornea) diberikan Antibiotik salep mata dan dibebat serta
dapat rawat jalan4. Bila terjadi ruptur palpebra :
Dilakukan rekonstruksi dengan penjahitan lapis demi lapis dengan aposisi luka yang baik- Otot, mukosa, tarsus dengan benang Catgut, Vicryl, Dexon 5.0,6.0 atau 7.0- Kulit dengan benang silk 5.0-6.0, Prolene atau Dermalon 5.0, 6.0 atau Vicryl 5.0, 6.0 pada
anak- anak sehingga tidak perlu aff hechting Bila disertai ruptur kanalis lakrimalis repair dengan bantuan pigtail Bila disertai ruptur 1/3 medial palpebra inferior hanging di glabella dengan zeide 3.0 – 4.0
5. Bila terjadi robekan konjungtiva > 1 cm, perlu dijahit dengan benang Vicryl 7.0,8.06. Bila terjadi ruptur kornea atau ruptur sklera (Test Siedel positif) prinsipnya :
a. Pertahankan bola mata dan setiap kebocoran harus ditutup/dijahit ( sklera dengan Vicryl 6.0-7.0, kornea dengan Nylon 10.0)
b. Setiap jaringan yang keluar/prolaps harus digunting/dibuang (prolaps iris iridektomi, prolaps choroids choroidektomi, prolaps vitreous vitrektomi)
c. Tindakan dilakukan di kamar bedah steril, dapat dengan bius lokal atau umum.d. Diberikan Antibiotika topikal ( tetes mata/salep mata) , Antibiotika injeksi subkonjungtiva
maupun Antobiotika sistemik dan sikloplegik bila perlue. Dapat diberikan kortikosteroiod sistemik / oral misal Prednison 30-60 mg/hari pada dewasa untuk
mengantisipasi penyulit seperti uveitis, oftalmia simpatetik dan menekan proses radangf. Penderita dirawat inap dengan monitoring keluhan penderita, visus, segmen anterior dan posterior.g. Bila tidak mungkin dilakukan evaluasi segmen posterior dengna oftalmoskop, dianjurkan USG
(sambil rawat jalan)h. Penderita dengan trauma tembus disertai visus LP (-) diberikan edukasi yang baik, bila perlu
untuk mencegah oftalmia simpatetik disarankan eviserasi atau enukleasii. Bila klinis membaik dapat rawat jalan
5. Untuk semua prosedur tindakan diberikan informed consent yang jelas, dapat dilakukan dengan bius lokal atau umum, dengan bantuan loupe atau mikroskop.
6. Bila terjadi Hifema atau perdarahan di bilik mata depan : MRS(rawat inap), tirah baring sempurna, posisi kepala lebih tinggi dari badan (semi fowler) Kompres dingin Antibiotika topikal( tetes/salep mata ), bila ada erosi /defek epitel kornea bebat mata Koagulansia. Obat penenang (pada anak-anak) serta analgesik (simptomatis) Paracentesa bila terjadi penyulit Glaukoma sekunder yang tidak terkontrol dengan obat anti
glaukoma, hemosiderosis atau perdarahan yang menetap > 5 hari Edukasi prognosis Bila dalam perawatan segmen posterior tidak dapat dievaluasi dengan oftalmoskop
direncanakan pemeriksaan USG (sambil rawat jalan) Mobilisasi boleh dilakukan setelah hifema atau koagulum hilang (hari 3-5 post trauma)
mencegah rebleeding atau hifema sekunder Bila klinis membaik dapat rawat jalan
Unit TerkaitPoliklinik /Unit Rawat Jalan MataInstalasi Gawat Darurat (IGD)Ruang Rawat Inap ( Ruang Bedah Umum, Paviliun )
PROTAP PENANGANAN KEGAWAT DARURATANAKIBAT TRAUMA MEKANIK TAJAM PADA MATA
RSUD Dr. SOEBANDI
No. Dokumen /SMF.Mata/……..
No. Revisi1
Halaman 1/2
PROSEDUR TETAP
Tanggal terbit……………………..
Ditetapkan oleh : Direktur
Dr. HM. Cholid Baktir, MM NIP. 140 054 077
PengertianTrauma mekanik tajam pada mata adalah trauma/ruda paksa pada mata akibat kontak dengan benda tajam dengan penyulit- penyulitnya a.l ruptur palpebra dengan atau tanpa ruptur kanalis lakrimalis, ruptur konjungtiva, ruptur kornea, ruptur sklera dll.
Tujuan Mengatasi kegawat daruratan akibat trauma mekanik tajam pada mata secara cepat, tepat dan adekuat
serta memenuhi standar medik yang berlaku
Kebijakan Peningkatan mutu pelayanan melalui penerapan tindakan medik yang cepat, tepat, adekuat dan memenuhi
standar medik yang berlaku
Prosedur 1. Pemberian tetes mata Pantocain/Tetracain 0,5% untuk menghilangkan nyeri sehingga dapat dilakukan
pemeriksaan klinis2. Bila terjadi ruptur palpebra :
Dilakukan rekonstruksi dengan penjahitan lapis demi lapis dengan aposisi luka yang baik- Otot, mukosa, tarsus dengan benang Catgut, Vicryl, Dexon 5.0,6.0 atau 7.0- Kulit dengan benang silk 5.0-6.0, Prolene atau Dermalon 5.0, 6.0 atau Vicryl 5.0, 6.0 pada
anak- anak sehingga tidak perlu aff hechting Bila disertai ruptur kanalis lakrimalis repair dengan bantuan pigtail Bila disertai ruptur 1/3 medial palpebra inferior hanging di glabella dengan zeide 3.0 – 4.0
3. Bila terjadi robekan konjungtiva > 1 cm, perlu dijahit dengan benang Vicryl 7.0,8.04. Bila terjadi ruptur kornea atau ruptur sklera (Test Siedel positif) prinsipnya :
a. Pertahankan bola mata dan setiap kebocoran harus ditutup/dijahit ( sklera dengan Vicryl 6.0-7.0, kornea dengan Nylon 10.0)
b. Setiap jaringan yang keluar/prolaps harus digunting/dibuang (prolaps iris iridektomi, prolaps choroids choroidektomi, prolaps vitreous vitrektomi)
c. Tindakan dilakukan di kamar bedah steril, dapat dengan bius lokal atau umum.d. Diberikan Antibiotika topikal (tetes mata/salep mata), Antibiotika injeksi subkonjungtiva maupun
sistemik dan sikloplegik bila perlue. Dapat diberikan kortikosteroid sistemik/oral misal Prednison 30-60 mg/hari pada dewasa untuk
mengantisipasi penyulit uveitis, oftalmia simpatetik serta menekan proses radangf. Penderita dirawat inap dengan monitoring keluhan penderita, visus, segmen anterior dan posteriorg. Bila tidak mungkin dilakukan evaluasi segmen posterior dengan oftalmoskop dianjurkan
pemeriksaan USG (sambil rawat jalan)h. Pada penderita dengan trauma tembus disertai visus Lp(-) diberikan edukasi yang baik, bila
perlu untuk mencegah oftalmia simpatetik, dianjurkan eviserasi atau enukleasii. Bila klinis membaik rawat jalan
5. Untuk semua prosedur tindakan diberikan informed consent yang jelas, dapat dilakukan dengan bius lokal atau umum, dengan bantuan loupe atau mikroskop.
Unit Terkait
Poliklinik /Unit Rawat Jalan MataInstalasi Gawat Darurat (IGD)Ruang Rawat Inap ( Ruang Bedah Umum, Paviliun )