Post on 25-Oct-2021
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Analisis Data
Pada penelitian yang berjudul “Analisis Soal High Order Thinking Skills pada Buku
Siswa Matematika Kurikulum 2013 Kelas VIII Semester 1 Materi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel”, ini dilakukan dengan melihat muatan soal HOTS pada Buku Siswa
Matematika Kurikulum 2013 Kelas VIII Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi. Dalam ketentuan Taksonomi Bloom Revisi, untuk
menentukan soal tersebut HOTS dan bukan HOTS yaitu, jika soal berada pada tingkat C1-
C3 soal tersebut bukan HOTS, sedangkan jika soal berada pada tingkat C4-C6 maka soal
tersebut termasuk ke dalam soal HOTS.
Pada penelitian ini, buku teks siswa yang dianalisis adalah bagian dari soal-soal yang
ada pada bab sistem persamaan linear dua variabel dengan rincian 10 soal pada sub-bab 5.1
Memahami Konsep Persamaan Linear Dua Variabel, 5 soal pada sub-bab 5.2
Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Menggunakan Grafik, 7
soal pada sub-bab 5.3 Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan
Substitusi, 10 soal pada sub-bab 5.4 Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
dengan Eliminasi, 6 soal pada sub-bab 5.5 Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel Khusus, dan 30 soal pada Uji Kompetensi, maka keseluruhan soal yang dianalisis
sebanyak 68 soal.
Berdasarkan analisis soal-soal materi sistem persamaan linear dua variabel pada
buku siswa matematika yang dilakukan oleh peneliti, maka berikut ini disajikan hasil
analisis beberapa soal yang termasuk ke dalam soal bertipe HOTS berdasarkan Taksonomi
Bloom Revisi yaitu dengan indikator menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta
(C6). Soal yang akan dipaparkan untuk indikator menganalisis (C4) yaitu soal pada uji
kompetensi dalam pilihan ganda nomor 3 dan untuk indikator mengevaluasi (C5) adalah
soal pada sub-bab 5.2 nomor 2, karena soal-soal ini sudah dapat mewakili tipe-tipe soal
yang ada pada buku yang diteliti oleh peneliti pada indikator tersebut. Sedangkan, untuk
indikator mencipta (C6) yang akan dipaparkan pada hasil analisis adalah soal pada sub-bab
5.3 nomor 3, karena pada buku ini hanya terdapat 1 soal yang masuk dalam indikator
mencipta (C6). Berikut hasil analisis beberapa soal yang termasuk dalam kriteria HOTS:
1. Deskripsi soal uji kompetensi bagian pilihan ganda nomor 3
Soal tingkat C4 Menganalisis
Selesaian sistem persamaan 2𝑥 + 3𝑦 = 12 dan 3𝑥 + 2𝑦 = 8 adalah 𝑥 = 𝑎 dan 𝑦 =𝑏.
Nilai 𝑎 + 𝑏 adalah ....
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
21
Alasan :
Soal di atas memuat C1, C2, C3, dan C4 jika di analisis tahap penyelesaiannya,
dengan rincian :
C1 :
Penyelesaian : -
Alasan : Dari soal dapat dianalisis, bahwa langkah pertama siswa perlu mengulang
kembali bagaimana cara untuk menemukan selesaian dari sistem persamaan linear
dua variabel dengan metode eliminasi. Maka soal tersebut termasuk dalam tingkatan
C1 mengingat dengan KKO “Mengulang”.
C4 :
Penyelesaian : -
Alasan : Selanjutnya siswa bisa memecahkan masalah yang ada pada soal. Dari soal
tersebut siswa diminta untuk mencari penyelesaian dari sistem persamaan di atas,
setelah itu mencari nilai dari 𝑎 + 𝑏, dimana 𝑎 = 𝑥 dan 𝑏 = 𝑦. Maka soal tersebut
termasuk dalam tingkatan C4 menganalisis dengan KKO “Memecahkan”.
C2 :
Penyelesaian :
Langkah pertama, samakan terlebih dahulu koefisien salah satu variabel dari kedua
persamaan tersebut. kita samakan koefisien dari variabel 𝑥, sehingga persamaan
pertama dikalikan 3 dan persamaan kedua kita kalikan 2, maka diperoleh :
2𝑥 + 3𝑦 = 12
3𝑥 + 2𝑦 = 8
(dikalikan 3)
(dikalikan 2) 6𝑥 + 9𝑦 = 36
6𝑥 + 4𝑦 = 16
Alasan : Pada tahap ini siswa perlu mengartikan maksud dari soal terlebih dahulu.
Selanjutnya siswa perlu mengubah bentuk dari persamaan agar dapat memudahkan
dalam proses mengeliminasi. Maka soal tersebut termasuk dalam tingkatan C2
memahami dengan KKO “Mengartikan” dan “Mengubah”.
C3 :
Penyelesaian :
Langkah selanjutnya, karena koefisien variabel 𝑥 dari kedua persamaan tersebut
sudah sama, maka bisa langsung dikurangkan. Sehingga diperoleh :
6𝑥 + 9𝑦 = 36
6𝑥 + 4𝑦 = 16
5𝑦 = 20
𝑦 = 4
Nilai dari 𝑦 = 4 disubstitusikan ke salah satu persamaan awal, sehingga diperoleh :
2𝑥 + 3𝑦 = 12
2𝑥 + 3(4) = 12
2𝑥 = 0
𝑥 = 0
Jadi, diperoleh nilai dari 𝑥 = 0 dan 𝑦 = 4 dengan kata lain nilai dari 𝑎 = 0 dan 𝑏 =4, sehingga nilai dari 𝑎 + 𝑏 = 0 + 4 = 4. B.
Alasan : Langkah selanjutnya yaitu siswa mengoperasikan persamaan tersebut
sehingga diperoleh nilai dari 𝑥 = 𝑎 dan 𝑦 = 𝑏. Lalu siswa bisa menghitung nilai 𝑎 +
22
𝑏. Maka soal tersebut termasuk dalam tingkatan C3 mengaplikasikan dengan KKO
“Mengoperasikan” dan “Menghitung”.
2. Deskripsi soal sub-bab 5.2 nomor 2
Soal tingkat C5 mengevaluasi
Pasangkan dua sistem persamaan berikut dengan tiga grafik A,B, atau C di
bawahnya. Kemudian, gunakan grafik untuk memperkirakan selesaiannya.
a. 𝑦 = 1,5𝑥 − 2 𝑦 = −𝑥 + 13 b. 𝑦 = 𝑥 + 4
𝑦 = 3𝑥 − 1
Alasan :
Soal di atas jika dianalisis tahap penyelesaiannya memuat tingkat C1, C2, C3, C4,
dan C5, dengan rincian :
Penyelesaian poin a :
C1 :
Penyelesaian : -
Alasan : Dari soal dapat dianalisis bahwa siswa perlu mengulang kembali
bagaimana cara menggambar grafik dari sebuah sistem persamaan linear dua
variabel. Maka soal tersebut termasuk dalam tingkatan C1 mengingat dengan KKO
“Mengulang”.
C2 :
Penyelesaian : -
Alasan : Setelah siswa sudah bisa cara untuk menggambar grafik dari sistem
persamaan linear, selanjutnya siswa mampu mengartikan maksud dari soal, yaitu
memasangkan 2 buah sistem persamaan linear dengan 3 grafik yang telah diberikan
dan menentukan selesaiannya dilihat dari grafik tersebut. Maka soal nomor 2
termasuk dalam tingkatan C2 memahami dengan KKO “Mengartikan”.
C3 :
Penyelesaian :
Gambarlah terlebih dahulu dari sistem persamaan linear dua variabel di bawah ini :
23
𝑦 = 1,5𝑥 − 2𝑦 = −𝑥 + 13
Langkah pertama menyusun tabel untuk mempermudah menggambar grafik dari
sistem persamaan linear dua variabel di atas. Diperoleh tabel sebagai berikut :
Untuk persamaan 𝑦 = 1,5𝑥 − 2
𝑥 0 1 2 3 4
𝑦 -2 -1,5 1 2,5 4
(𝑥, 𝑦) (0,-2) (1,-1.5) (2,1) (3,2.5) (4,4)
Untuk persamaan 𝑦 = −𝑥 + 13 𝑥 0 1 2 3 4
𝑦 13 12 11 10 4
(𝑥, 𝑦) (0,13) (1,12) (2,11) (3,10) (4,4)
Dari tabel diatas dapat dibuat menjadi grafik sebagai berikut :
Alasan : Langkah selanjutnya setelah siswa memahami maksud dari soal tersebut
yaitu, menggambar grafik dari sistem persamaan linear dua variabel dari soal
nomor 2a. Sebelum menggambar grafik siswa dapat terlebih dahulu menyusun
tabel untuk mempermudah dalam menggambarkan grafik. Maka soal tersebut
termasuk dalam tingkatan C3 mengaplikasikan dengan KKO “Menyusun” dan
“Menggambarkan”.
C4 :
Penyelesaian :
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pasangan grafik dari sistem persamaan
linear dua variabel poin a adalah grafik B, serta dapat diperkirakan bahwa
perpotongan antara kedua garis tersebut adalah (6,7).
Alasan : Setelah siswa menggambar grafik dari sistem persamaan linear dua
variabel tersebut, maka siswa bisa menyimpulkan grafik mana yang merupakan
pasangan dari sistem persamaan linear poin a, serta bisa mendiagnosis titik potong
dari dua garis tersebut dengan melihat grafik yang telah digambar. Maka soal
tersebut termasuk dalam tingkatan C4 menganalisis dengan KKO “Menyimpulkan”
dan “Mendiagnosis”.
C5 :
Penyelesaian :
Membuktikan kebenaran perkiraan titik potong (6,7) :
Untuk persamaan 𝑦 = 1,5𝑥 − 2
𝑦 = 1,5𝑥 − 2
24
𝑦 − 1,5𝑥 = −2
7 − 1,5 × 6 = −2
7 − 9 = −2
−2 = −2
Untuk persamaan 𝑦 = −𝑥 + 13
𝑦 = −𝑥 + 13
𝑦 + 𝑥 = 13
7 + 6 = 13
13 = 13
Jadi, selesaian dari sistem persamaan linear dua variabel di atas adalah (6,7).
Alasan : Selanjutnya siswa membuktikan diagnosis jika dari titik potong yang
diperkirakannya melalui grafik yang digambar sudah tepat. Maka soal tersebut
termasuk dalam tingkatan C5 mengevaluasi dengan KKO “Membuktikan”.
Penyelesaian poin b :
C1 :
Penyelesaian : -
Alasan : Dari soal dapat dianalisis bahwa siswa perlu mengulang kembali
bagaimana cara menggambar grafik dari sebuah sistem persamaan linear dua
variabel. Maka soal tersebut termasuk dalam tingkatan C1 mengingat dengan KKO
“Mengulang”.
C2 :
Penyelesaian : -
Alasan : Setelah siswa sudah bisa cara untuk menggambar grafik dari sistem
persamaan linear, selanjutnya siswa mampu mengartikan maksud dari soal, yaitu
memasangkan 2 buah sistem persamaan linear dengan 3 grafik yang telah diberikan
dan menentukan selesaiannya dilihat dari grafik tersebut. Maka soal nomor 2
termasuk dalam tingkatan C2 memahami dengan KKO “Mengartikan”.
C3 :
Penyelesaian :
Gambarlah grafik dari sistem persamaan linear dua variabel di bawah ini : 𝑦 = 𝑥 + 4𝑦 = 3𝑥 − 1
Langkah pertama membuat grafik yaitu dengan menyusun tabel terlebih dahulu.
Tabel sistem persamaan linear dua variabel di atas sebagai berikut :
Untuk persamaan 𝑦 = 𝑥 + 4
𝑥 0 1 2 3 4
𝑦 4 5 6 7 8
(𝑥, 𝑦) (0,4) (1,5) (2,6) (3,7) (4,8)
Untuk persamaan 𝑦 = 3𝑥 − 1
𝑥 0 1 2 3 4
𝑦 -1 2 5 8 11
25
(𝑥, 𝑦) (0,-1) (1,2) (2,5) (3,8) (4,11)
Dari tabel diatas dapat dibuat menjadi grafik sebagai berikut :
Alasan : Langkah selanjutnya setelah siswa paham arti dari soal tersebut adalah
menggambar grafik dari sistem persamaan linear dua variabel dari soal nomor 2b.
Sebelum menggambar grafik siswa bisa terlebih dahulu menyusun tabel untuk
mempermudah dalam menggambarkan grafik. Maka soal tersebut termasuk dalam
tingkatan C3 mengaplikasikan dengan KKO “Menyusun” dan “Menggambarkan”.
C4 :
Penyelesaian :
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pasangan grafik dari sistem persamaan
linear dua variabel poin b adalah grafik A, serta dapat diperkirakan bahwa titik
potong antara kedua garis tersebut adalah (2.5,6.5).
Alasan : Setelah siswa menggambar grafik dari sistem persamaan linear dua
variabel tersebut, maka siswa bisa menyimpulkan grafik mana yang merupakan
pasangan dari sistem persamaan linear poin b, serta bisa mendiagnosis titik potong
dari dua garis tersebut dengan melihat grafik yang telah digambar. Maka soal
tersebut termasuk dalam tingkatan C4 menganalisis dengan KKO “Menyimpulkan”
dan “Mendiagnosis”.
C5 :
Penyelesaian :
Membuktikan kebenaran perkiraan titik potong (2.5,6.5):
Untuk persamaan 𝑦 = 𝑥 + 4
𝑦 = 𝑥 + 4
𝑦 − 𝑥 = 4
6,5 − 2,5 = 4
4 = 4
Untuk persamaan 𝑦 = 3𝑥 − 1
𝑦 = 3𝑥 − 1
𝑦 − 3𝑥 = −1
6,5 − 3 × 2,5 = −1
6,5 − 7,5 = −1
−1 = −1
Jadi, selesaian dari sistem persamaan linear dua variabel di atas adalah (2.5,6,5).
26
Alasan : Selanjutnya siswa membuktikan diagnosis jika dari titik potong yang
diperkirakannya melalui grafik yang digambar sudah tepat. Maka soal tersebut
termasuk dalam tingkatan C5 mengevaluasi dengan KKO “Membuktikan”.
3. Deskripsi soal sub-bab 5.3 nomor 6
Soal tingkat C6 mencipta
Jumlah digit-digit dari suatu bilangan puluhan adalah 8. Jika kedua digit ditukarkan,
bilangan tersebut bertambah 36. Tentukan bilangan tersebut semula.
Alasan :
Soal di atas jika dianalisis tahap penyelesaiannya memuat C1, C2, C3, C4, C5, dan C6
dengan rincian :
C1 :
Penyelesaian :
Bentuk umum persamaan linear dua variabel : 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0
Alasan : Dari soal dapat dianalisis, bahwa siswa terlebih dahulu perlu mengulang
kembali bagaimana bentuk umum dari persamaan linear dua variabel. Maka soal tersebut
termasuk dalam tingkatan C1 mengingat dengan KKO “Mengulang”.
C2 :
Penyelesaian :
Diketahui :
Jumlah digit-digit dari suatu bilangan puluhan adalah 8.
Jika kedua digit ditukarkan, bilangan tersebut bertambah 36.
Alasan : Setelah siswa mengingat bentuk umum dari persamaan linear dua variabel,
selanjutnya siswa merinci apa saja yang telah diketahui dari soal, untuk mempermudah
siswa mengubah kalimat tersebut menjadi kalimat matematika. Maka soal tersebut
termasuk dalam tingkatan C2 memahami dengan KKO “Merinci”.
C4 :
Penyelesaian : -
Alasan : Setelah siswa merinci apa saja yang diketahui dari soal, kemudian siswa
menganalisis lagi informasi yang diketahuu tersebut untuk dapat merumuskan
persamaan yang tepat, karena untuk menyusun persamaan dari soal nomor 6 ini butuh
pemahaman lebih dari siswa. Maka soal tersebt termasuk dalam tingkatan C4
menganalisis dengan KKO “Menganalisis”.
C6 :
Penyelesaian :
Misal suatu bilangan puluhan tersebut adalah 𝑎𝑏, maka :
Nilai bilangan tersebut adalah:
𝑎𝑏 = 10𝑎 + 𝑏 … (1)
Jumlah digit-digit bilangan tersebut = 8, maka bentuk persamaannya adalah :
27
𝑎 + 𝑏 = 8 diubah menjadi 𝑏 = 8 − 𝑎 … (2)
Bentuk persamaan dari digit yang ditukarkan adalah : 𝑏𝑎 = 10𝑏 + 𝑎 … (3)
Karena jika digit-digit bilangan dipertukarkan nilainya bertambah 36, maka bentuk
persamaannya menjadi :
10𝑏 + 𝑎 = 10𝑎 + 𝑏 + 36
9𝑏 = 9𝑎 + 36
𝑏 = 𝑎 + 4 … (4)
Alasan : Langkah selanjutnya setelah siswa menganalisis informasi yang diberikan
nomor 6 dengan teliti, selanjutnya siswa membuat atau merumuskan persamaan yang
tepat untuk mencari jawaban yang diinginkan. Maka soal tersebut termasuk dalam
tingkatan C6 Mencipta dengan KKO “Merumuskan”.
C5 :
Penyelesaian : -
Alasan : Setelah siswa mendapatkan persamaan yang sesuai dengan informasi nomor 6,
maka siswa memvalidasi apakah persamaan yang disusun siswa tersebut sudah benar.
Dalam hal ini siswa memvalidasi apakah persamaan 𝑎𝑏 = 10𝑎 + 𝑏 dan 𝑏𝑎 = 10𝑏 + 𝑎
apakah sudah benar. Maka soal tersebut termasuk dalam tingkatan C5 mengevaluasi
dengan KKO “Memvalidasi”.
C3 :
Penyelesaian :
Setelah itu, untuk mencari nilai dari 𝑎 dan 𝑏, substitusikan persamaan (4) ke persamaan
(2), sehingga diperoleh :
𝑏 = 8 − 𝑎
𝑎 + 4 = 8 − 𝑎
2𝑎 = 4
𝑎 = 2
Lalu, substitusikan 𝑎 = 2 ke persamaan (4) untuk mencari nilai dari 𝑏, sehingga
diperoleh :
𝑏 = 𝑎 + 4
𝑏 = 2 + 4
𝑏 = 6
Jadi, diperoleh nilai dari 𝑎 = 2 dan 𝑏 = 6, sehingga bilangan dua digit tersebut yang jika
ditambahkan digit-digitnya bernilai 8 dan jika kedua digitnya dipertukarkan bertambah
36 adalah bilangan 26.
Alasan : Langkah terakhir, setelah siswa sudah merumuskan persamaan yang tepat,
maka siswa bisa mengoperasikan persamaan yang telah diketahui tersebut, sehingga
mendapatkan jawaban yang diinginkan. Maka soal tersebut termasuk dalam tingkatan
C3 mengaplikasikan dengan KKO “Mengoperasikan”.
28
Berdasarkan hasil analisis terhadap soal-soal pada buku siswa matematika
kurikulum 2013 materi sistem persamaan linear dua variabel, peneliti menyajikan data hasil
analisis soal berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Sub-bab
Banyaknya Soal dengan Tingkatan Soal
berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi HOTS
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Ya Tidak
5.1 1 1 7 1 0 0 1 9
5.2 0 0 3 0 2 0 2 3
5.3 0 0 6 0 0 1 1 6
5.4 0 2 7 1 0 0 1 9
5.5 0 0 4 2 0 0 2 4
UK 1 0 17 11 0 0 11 18
Jumlah 2 3 44 15 2 1 18 49
Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil analisis soal
4.1.2 Analisis Soal Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi
Analisis soal pada penilitian ini berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi. Hal ini
berarti soal-soal pada buku siswa matematika kurikulum 2013 kelas VIII materi sistem
persamaan linear dua variabel akan diklasifikasikan dalam 6 tingkatan, yaitu mengingat
(C1), memahami (C2), mengaplikasian (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
mencipta (C6). Data hasil analisis soal sistem persamaan linear dua variabel dapat dilihat
pada tabel berikut.
Sub-
bab
Banyaknya Soal dengan Tingkatan Soal berdasarkan Taksonomi Bloom
Revisi
C1 C2 C3 C4 C5 C6
J P(%) J P(%) J P(%) J P(%) J P(%) J P(%)
5.1 1 10 1 10 7 70 1 10 0 0 0 0
5.2 0 0 0 0 3 60 0 0 2 40 0 0
5.3 0 0 0 0 6 85,71 0 0 0 0 1 14,29
5.4 0 0 2 20 7 70 1 10 0 0 0 0
5.5 0 0 0 0 4 66,67 2 33,33 0 0 0 0
UK 1 3,33 0 0 1
7 56,67
1
1 36,67 0 0 0 0
Jumlah 2 2,94 3 4,41 4
4 64,71
1
5 22,06 2 2,94 1 1,47
Tabel 4.2 Data jumlah dan presentase soal untuk masing-masing tingkat
29
Berdasarkan tabel di atas untuk jumlah presentase soal pada masing-masing sub-bab
ditinjau dari taksonomi bloom revisi dapat disajikan dalam bentuk diagram berikut.
Diagram 4.1 Presentase soal untuk masing-masing tingkat
Dari diagram 4.1 terlihat bahwa penyebaran soal tingkat C1-C6 tidak merata pada
masing-masing sub-bab. Tingkat soal C3 (mengaplikasikan) memiliki presentase tertinggi
sebesar 64,71%. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa soal pada buku siswa
matematika kelas VIII materi sistem persamaan linear dua variabel sebagian besar hanya
menekankan siswa untuk menjalankan prosedur dalam menyelesaikan masalah.
1,47%
0,00%
0,00%
0,00%
14,49%
0,00%
0,00%
2,94%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
40,00%
0,00%
22,06%
36,67%
10,00%
10,00%
0,00%
0,00%
10,00%
64,71%
56,67%
70,00%
70,00%
85,71%
60,00%
70,00%
4,41%
0,00%
20,00%
20,00%
0,00%
0,00%
10,00%
2,94%
33,33%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
10,00%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
Jumlah
UK
5.5
5.4
5.3
5.2
5.1
C1 C2 C3 C4 C5 C6
30
4.1.3 Analisis Proporsi Soal HOTS pada Buku Siswa Materi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel
Analisis soal HOTS pada penelitian ini menggunakan Taksonomi Bloom Revisi.
Soal pada buku siswa matematika kurikulum 2013 materi sistem persamaan linear dua
variabel setelah dianalisis tingkatan, selanjutnya dikategorikan ke dalam soal HOTS dan
bukan HOTS. Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi soal dengan tingkat C1-C3 termasuk
ke dalam soal bukan HOTS, sedangkan soal dengan tingkat C4-C6 termasuk ke dalam soal
HOTS. Jumlah seluruh soal pada penelitian ini adalah sebanyak 68 soal. Data untuk banyak
soal yang termasuk ke dalam HOTS dan bukan HOTS dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Sub-
bab
Jumlah Soal HOTS dan Bukan
HOTS
HOTS Bukan HOTS
J P(%) J P(%)
5.1 1 10 9 90
5.2 2 40 3 60
5.3 1 14,29 6 85,71
5.4 1 10 9 90
5.5 2 33,33 4 66,67
UK 11 36,67 18 60
Jumlah 18 26,47 49 72,06
Tabel 4.3 Rekapitulasi soal HOTS dan bukan
HOTS
Berdasarkan tabel di atas, untuk presentase jumlah soal yang termasuk dalam HOTS dan
bukan HOTS dapat disajikan dalam bentuk diagram berikut ini.
10%
40%
14,29%10%
33,33% 36,67%
26,47%
90%
60%
85,71%90%
66,67%60%
72,06%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 UK Jumlah
HOTS bukan HOTS
31
Diagram 4.2 Presentase soal HOTS dan bukan HOTS pada masing-masing
sub-bab
Dari diagram 4.2 terlihat bahwa pada masing-masing sub-bab presentase untuk soal
yang bukan HOTS dapat dikatakan lebih mendominasi. Presentase soal yang bukan HOTS
dari keseluruhan soal dalam buku siswa matematika kurikulum 2013 kelas VIII materi
sistem persamaan linear dua variabel mencapai 72,06%. Selain itu, dari diagram di atas
terlihat bahwa presentase untuk soal HOTS sebesar 26,47% dengan jumlah soal sebanyak
18 soal dari 68 soal. Tingkatan menganalisis (C4) sebanyak 15 soal, dimana sebagian besar
tipe soalnya mengharapkan siswa dalam menyelesaikan soal tersebut dengan
mengkorelasikan informasi-informasi yang ada pada soal. Tingkatan mengevaluasi (C5)
sebanyak 2 soal, dimana semua tipe soalnya mengharapkan siswa dalam menyelesaikannya
membuktikan kebenaran dari selesaian yang telah mereka peroleh. Sedangkan tingkatan
mencipta (C6) sebanyak 1 soal, dimana tipe soalnya mengharapkan siswa membuat atau
merumuskan sebuah persamaan baru untuk mencari selesaian dari soal tersebut. Dari
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebaran soal HOTS pada Buku Siswa
Matematika Kurikulum 2013 Kelas VIII Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
belum merata. Hal ini menandakan bahwa masih perlu adanya penambahan soal yang
bertipe HOTS yang diharapkan dapat memberikan stimulus siswa untuk berpikir tingkat
tinggi.
4.2 Pembahasan
Buku Siswa Matematika Kurikulum 2013 Kelas VIII Semester 1 Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang
Kemendikbud edisi revisi 2017 memiliki jumlah soal sebanyak 68 soal. Pada sub-bab 5.1
memahami konsep persamaan linear dua variabel terdapat 10 soal, 5 soal pada sub-bab 5.2
menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggambar grafik, lalu soal
pada sub-bab 5.3 menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan subtitusi ada
sebanyak 7 soal, 10 soal pada sub-bab 5.4 menyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel dengan eliminasi, selanjutnya 6 soal pada sub-bab 5.5 menyelesaikan sistem
persamaan linear dua variabel khusu, dan yang terakhir pada uji kompetensi ada sebanyak
30 soal. Presentase soal yang termasuk ke dalam tipe HOTS pada penelitian ini sebesar
26,47% dengan jumlah soal 18 dari 68 soal.
Pada penelitian ini, penulis mengkategorikan tingkatan soal berdasarkan Taksonomi
Bloom Revisi dengan cara menganalisis setiap tahap penyelesaiannya. Hasil analisis
tersebut telah disajikan pada bagian 4.1.1 Hasil Analisis Data di atas. Terlihat bahwa, jika
soal tersebut termasuk dalam tingkatan C4 maka soal tersebut memuat juga tingkatan soal
C1, C2, dan C3. Begitu juga dengan soal dengan tingkatan C5 dan C6 juga memuat
tingkatan soal yang ada dibawahnya. Setyaningsih dan Ekayanti (2019) menyatakan bahwa
jika siswa sudah menguasai berpikir tingkat rendah maka siswa tersebut akan mencapai
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk menyelesaikan
32
suatu masalah seorang siswa harus mampu menguasai semua tingkatan yang ada
dibawahnya.
Berdasarkan data diagram 4.1 presentase untuk soal-soal yang ada pada buku siswa
matematika kurikulum 2013 kelas VIII materi sistem persamaan linear dua variabel
didominasi oleh soal dengan tingkatan mengaplikasikan (C3) yaitu sebesar 64,71% dari
keseluruhan soal. Presentase untuk soal dengan tipe HOTS semua masih di bawah
presentase soal dengan tingkatan mengaplikasikan (C3). Presentase untuk soal yang
termasuk dalam tingkatan menganalisis (C4) adalah sebesar 22,06%, mengevaluasi (C5)
sebesar 2,94%, dan mencipta (C6) sebesar 1,47%. Terlihat bahwa tingkatan menganalisis
(C4) lebih mendominasi, hal ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Darus,dkk
2021) bahwa pada buku siswa matematika kelas VII semester 1 tingkatan soal C4 juga
lebih mendominasi. Menurut (Anderson dan Krathwohl, 2001) kemampuan menganalisis
(C4) yaitu kemampuan siswa untuk memecahkan suatu kesatuan menjadi bagian-bagian
dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan datu dengan yang lain
atau bagian tersebut dengan keseluruhannya. Pada Buku Siswa Matematika Kurikulum
2013 Kelas VIII Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ini banyak sekali soal
menganalisis (C4) yang muncul, dimana siswa diminta untuk menyelesaikan soal tersebut
dengan menghubungkan atau mengaitkan informasi-informasi yang ada pada soal untuk
dapat menyelesaikannya bukan hanya sekedar mengaplikasikan rumus yang telah ada. Dari
diagram 4.1 juga terlihat soal yang termasuk dalam tingkatan mencipta (C6) hanya ada 1
soal dan berada pada sub-bab 5.3 menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
dengan substitusi. Sedikitnya jumlah soal yang termasuk dalam tingkatan mencipta (C6)
karena pada buku yang peneliti analisis belum banyak muncul soal yang memerintah siswa
untuk menciptakan atau merumuskan ide baru dalam penyelesaian soal tersebut.
Dari hasil analisis pada masing-masing sub-bab dapat dikatakan bahwa penyebaran
soal HOTS belum merata. Hal tersebut dapat dilihat pada diagram 4.2, bahwa presentase
soal HOTS pada sub-bab 5.1 sebesar 10%, presentase soal HOTS pada sub-bab 5.2 sebesar
40%, presentase soal HOTS pada sub-bab 5.3 sebesar 14,29%, presentase pada sub-bab 5.4
sebesar 10%, presentase soal HOTS pada sub-bab 5.5 sebesar 33,33%, dan presentase pada
uji kompetensi sebesar 36,67%. Tetapi pada uji kompetensi terdapat salah satu soal yang
tidak valid pada soal pilihan ganda, karena jawaban dari soal tersebut tidak tersedia pada
pilihan yang telah disediakan. Namun jika dianalisis tanpa memperhatikan ada tidaknya
jawaban soal pada pilihan yang telah disediakan, soal tersebut termasuk dalam soal dengan
tipe bukan HOTS dengan tingkatan mengingat (C1).
Sudjana (2004) dalam (Abadi, dkk, 2021) mengatakan bahwa perbandingan soal
yang baik untuk kriteria soal mudah, sedang, dan sulit yaitu 3:4:3. Soal-soal tersebut
mengikuti urutan Taksonomi Bloom Revisi, sehingga perbandingan untuk kategori soal
mudah (C1-C2) sebesar 30%, kategori sedang (C3-C4) 40%, dan 30% untuk kategori soal
sulit (C5-C6). Pada buku yang peneliti analisis presentase untuk soal dengan kategori sulit
(C5-C6) hanya sebesar 4,41%, sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah soal yang bertipe
33
HOTS masih sedikit. Masih sedikitnya jumlah soal yang bertipe HOTS pada Buku Siswa
Matematika Kurikulum 2013 Kelas VIII Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
belum searah dengan tujuan utama dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu
mengharapkan siswa mampu meningkatkan kemampuan intelektual, khususnya
kemampuan tingkat tinggi siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian (Paicasari, dkk, 2021)
pada buku paket matematika soal dengan tipe HOTS masih sangat sedikit jumlahnya.
Menurut (Dinni, 2018) berpikir tingkat tinggi mampu melatih kemampuan siswa untuk
secara kritis dan kreatif mengasosiasikan, memanipulasi, dan mengubah pengetahuan
secara pengalaman yang sudah dimiliki untuk membuat keputusan untuk mememcahkan
masalah dalam situasi baru. Sehingga dapat dipahami bahwa hasil studi PISA terkait
dengan tingkat kemampuan matematika siswa di Indonesia masih rendah.