Post on 24-May-2015
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1. Pengertian Sistem.
Dalam bukunya Sistem Informasi Managemen, Mc. Leod (2004, p9), sistem
adalah sekelompok elemen – elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk
mencapai suatu tujuan.
Menurut O’Brien (2005), sistem adalah sekumpulan dari elemen yang saling
berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk suatu kesatuan, salain itu sistem juga
dapat diartikan sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan
output dalam proses transformasi yang teratur.
Oleh karena itu dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa system adalah
sekumpulan dari elemen – elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam
melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
2.1.2. Pengertian Informasi
Menurut Mc. Leod (2004, p12) informasi adalah data yang telah diproses, atau
data yang memiliki arti.
Dimensi informsi terdiri dari 4 hal, berikut adalah penjelasan dari keempat hal
tersebut :
a. Akurat
Informasi harus bebas dari keasalahan – kesalahan dan harus jelas mencerminkan
maksudnya sehingga tidak menimbulkan banyak gangguan yang dapat merubah dan
merusak informasi tersebut.
b. Tepat pada waktunya
Informasi yang datang pada penerima harus tepat pada waktunya, informasi yang
terlambat sudah tidak bernilai lagi karena informasi merupakan hal penting dalam
pengambilan keputusan.
c. Relevan
Informasi yang diterima harus bermanfaat bagi penerimanya.
d. Kelengkapan
Informasi harus menyajikan gambaran lengkap dari suatu permasalahan atau suatu
penyelesaian.
Menurut O’Brien (2005, p5), informasi adalah data yang telah diubah menjadi
suatu konteks yang memiliki arti yang berguna bagi pemakai akhir.
2.1.3. Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi adalah sebuah kombinasi teratur
apapun dari orang – orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya
data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah
organisasi.
Menurut Hall (2006, p6), Sistem informsi adalah serangkaian prosedur formal di
mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para
pengguna.
Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah
kombinasi yang teratur apapun dari orang – orang, hardware, software, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan
menyebarkan informasi ke dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan tertentu yang
berguna untuk memproses data menjadi informasi dan pengetahuan.
2.1.4. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jones dan Rama (2006, p6), “ The Accounting Information Sistem is
a subsistem of an MIS (Management Information Sistem) that provides accounting and
financial information, as well as other information obtained in the routine processing of
accounting transaction” yang apabila diterjemahkan menjadi, sistem informasi
akuntansi merupakan subsistem dari MIS (Sistem Informasi Manajemen) yang
menyediakan informasi keuangan, serta informasi lainnya yang diperoleh dalam proses
rutin transaksi akuntansi.
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), “ Accounting Information Sistem
is a sistem that collects, records, stores, and processes data to produce information for
decision makers “ Pendapat Jones dan Rama tersebut dapat diterjemahkan bahwa sistem
informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan
dan memproses data untuk menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan.
Berdasarkan definisi – definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi akuntansi adalah subsistem dari MIS yang terdiri dari sekumpulan sumber
daya yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data untuk
menyediakan informasi keuangan bagi pembuat keputusan yang dibutuhkan manajemen.
Menurut Hall (2001, p181), perputaran transaksi dan proses bisnis terdiri dari
4 macam, yaitu :
1. Siklus Pendapatan (p180)
Perusahaan ekonomis, baik yang berorientasi profit maupun non profit, mendapatkan
keuntungan melalui proses usaha yang merupakan siklus pendapatan mereka. Dalam
bentuk yang sangat sederhana siklus pendapatan merupakan perubahan langsung dari
produk akhir menjadi uang tunai. Oleh karenanya siklus pendapatan sebenarnya terdiri
atas dua subsistem utama, yaitu :
a. Subsistem proses pesanan penjualan
b. Subsistem penerimaan uang tunai
2. Konversi Siklus Pengeluaran (p.262)
Tujuan dari siklus pengeluaran adalah untuk mengkonversi kas organisasi ke bahn fisik
dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Siklus
pengeluaran terdiri dari 2 jenis :
a. Prosedur pembelian dan pengeluaran kas : memiliki 2 subsistem utama yang
membentuk siklus pengeluaran yaitu subsistem pemrosesan pembelian dan
subsistem pengeluaran kas (p.262)
b. Pemrosesan gaji dan prosedur aktiva tetap : untuk memproses transaksi tenaga kerja
dan aktiva tetap (p.318)
3. Siklus Konversi (p.368)
Siklus konversi suatu perusahaan mentransformasikan (mengkonversi) sumber daya
input, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead, ke barang jadi atau jasa untuk
dijual. Siklus konversi menjadi siklus yang paling formal dan nyata dalam perusahaan
manufaktur. Namun demikian secara konseptual siklus ini terdapat dalam industri jasa
tertentu, seperti perawatan kesehatan, konsultasi, dan akuntan public.
4. Sistem Buku Besar Umum, Sistem Pelaporan Keuangan, dan Sistem Pelaporan
Manajemen (p428)
Sistem Buku Besar Umum (GeneralLedger Sistem-GLS), Sistem Pelaporan Keuangan
(Financial Reporting Sistem-FRS), dan Sistem Pelaporan Manajemen (Manajemen
Reporting Sistem-MRS) merupakan tiga sistem yang saling berkaitan. Karena
interdepedensi operasional dari GLS dan FRS, pada umumnya lebih praktis memandang
mereka sebagai satu sistem yang terintegrasi (GL/FRS).
2.1.5. Karakteristik Sitem Informasi Akuntansi
Menurut Mc. Leod (2007, p239), karakteristik sistem informasi adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan tugas yang diperlukan
Perusahaan diharuskan memelihara catatan kegiatannya. Manajemen pasti
menerapkan sistem informasi akuntansi sebagai suatu cara dalam mencapai dan
menjaga pengendalian.
b. Berpegang pada prosedur yang relative standar
Peraturan dan praktek yang diterima oleh perusahaan dapat menentukan cara
pelaksanaan pengolahan data.
c. Menangani data yang rinci
Data – data yang etrsedia harus lengkap dan terperinci, sehingga memudahkan dalam
penanganan dan penemuan solusi jika terdapat masalah.
d. Berfokus pada historis
Data yang terkumpul oleh sistem informasi akuntansi umumnya menjelaskan apa
yang terjadi di masa lampau.
e. Menyediakan informasi pemecahan masalah minimal
Sistem informasi akuntansi menghasilkan sebagian dari output informasi bagi
manager perusahaan seperti laporan rugi / laba.
2.1.6. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), terdapat lima komponen dalam
sistem informasi akuntansi, yaitu :
a. People, yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi.
b. Procedure, baik cara yang manual maupun terotomatisasi, termasuk mengumpulkan,
memproses, dan menyimpan data yang berhubungan dengan aktiva organisasi.
c. Data, mengenai kegiatan atau proses bisnis organisasi.
d. Software, digunakan untuk memproses data yang ada di organisasi.
e. Information Technology Infrastructure, yang termasuk computer dan peralatan
komunikasi jaringan.
2.1.7. Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Kegunaan dan tujuan sistem informasi menurut Jones dan Rama (2006, p6-7),
sebagai berikut:
a. Menghasilkan laporan eksternal
Dalam Dunia bisnis, penggunaan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan
laporan – laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan
oleh para investor, kreditur, petugas pajak, dan lain – lain.
b. Mendukung aktivitas rutin
Sistem informasi akuntansi mendukung manager dalam menangani aktivitas
operasional yang rutin dalam siklus operasi perusahaan.
c. Mendukung pengambilan keputusan
Informasi juga dibutuhkan dalam pengambilan keputusan yang tidak rutin yang
terdapat dalam semua tingkatan perusahaan atau organisasi.
d. Perencanaan dan pengendalian
Sistem informasi akuntansi sangat dibutuhkan untuk merencanakan dan
mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan secara baik.
e. Implementasi pengendalian internal
Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur, dan sistem informasi yang
digunakan untuk melindungi harta perusahaan dari kerugian pencurian atau
penggelapan dan untuk menjaga keakuratan data keuangan.
Sedangkan menurut Romney dan Steinbart (2006, p12), sistem informasi akuntansi
yang terancang dengan baik dapat memberikan kegunaan, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya dari barang dan jasa.
2. Meningkatkan efisiensi.
3. Saling berbagi pengetahuan
4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari rantai pemasoknya
5. Meningkatkan struktur pengendalian internal dalam perusahaan
6. Mempermudah pengambilan keputusan.
2.2. Piutang Usaha dan Penerimaan Kas
2.2.1. Pengertian Piutang
Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p295), piutang dagang adalah uang yang
terutang oleh konsumen atas barang yang telah dijual atau jasa yang diberikan
kepadanya.
Menurut Horngren et al (2002, p287), piutang merupakan sejumlah uang yang
dihutangkan kepada perusahaan oleh pelanggannya sebagai hasil dari pengiriman barang
atau jasa. Piutang itu merupakan suatu perjanjian untuk menerima kas dari pelanggan,
dimana perusahaan telah menjual atau menyerahkan jasanya kepada pelanggan tersebut.
Menurut Narko (2002, p106), fungsi piutang dagang meliputi :
1. Memelihara buku pembantu piutang masing – masing lanngganan.
2. Mengirim surat pernyataan piutang secara periodic.
Menurut Narko (2002, p106), informasi yang diperlukan manajemen sehubungan
dengan piutang dagang meliputi:
1. Jumlah piutang tiap – tiap pelanggan
2. Jumlah piutang dan identitas pelanggan yang menunggak.
Menurut Narko (2002, p107), bukti transaksi yang digunakan sebagai dasar
pembukuan ke buku pembantu piutang terdiri dari :
1. Faktur penjualan kredit
2. Bukti kas masuk
3. Bukti memorial.
2.2.2. Sistem akuntansi penerimaan kas
Menurut IAI seperti pada Standar Akuntansi Keuangan (2007, pasal 2). Kas
terdiri dari saldo kas(cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent)
adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat
dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan.
Menurut Warren, Reeve, Fees (2005, p284), kas adalah termasuk juga uang koin,
uang kertas, cek, money order, dan deposito, yang tersedia untuk langsung digunakan
baik yang ada di bank ataupun institusi keuangan lainnya.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p335), proses bisnis pengeluaran kas
mengontrol pengeluaran cek dengan pengeluaran cek aktual. Cek digunakan mayoritas
pengeluaran, dengan pengeluaran uang terbatas pada jumlah kecil yang diambil dari dan
bertanggung jawab pada petty cash imprest fund.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kas meliputi koin, uang
kertas, cek, dan segala sesuatu yang dapat dijadikan simpanan di bank, serta bersifat cair
(liquid) dan sulit dipertukarkan.
Menurut Hall (2004, p239) Diagram arus data paad gambar menggambarkan
penerimaan kas untuk pembayaran piutang dagang. Ada banyak variasi dalam proses ini,
entitas yang tidak terkait dengan ritel atau manufaktur, seperti bank, perusahaan
asuransi, dan rumah sakit, biasa menggunakan metode yang berbeda.
1. Cek dan informasi akuntansi pendukung lainnya (nomor akun pelanggan, nama
pelanggan, nilai cek, dan sebagainya) yang tertera pada permintaan pembayaran,
dikirim ke bagian penerimaan dokumen, dimana dokumen – dokumen tersebut
dipilah – pilah. Cek dikirim ke kasir pada Departemen piutang dagang.
2. Cek yang diterima oleh kasir dicatat pada jurnal penerimaan kas dan langsung
disetorkan ke bank.
3. Permintaan pembayaran yang diterima oleh departemen piutang dagang digunakan
untuk mengurangi saldo akun pelanggan sebesar nilai pembayaran.
4. departemen penerimaan kas dan departemen piutang dagang mengirimkan
rangkuman informasi tersebut ke departemen buku besar umum. Informasi ini
dikonsiliasikan dan digunakan untuk memperbarui akun pengendali piutang dagang
dan akun kas.
2.2.2.1. Prosedur penerimaan kas
Menurut Hall (2004, p240) ada 5 prosedur penerimaan kas:
1. Prosedur ruang penerimaan dokumen. Ruang penerimaan dokumen menerima
cek dari pelanggan bersama dengan permintaan pembayaran. Dokumen ini berisi
informasi utama yang diperlukan untuk akun pelanggan.Permintaan pembayaran
merupakan contoh dari dokumen perputaran. Biasanya, ini adalah bagian dari faktur
yang telah ditagihkan ke pelanggan. Ketika pembayaran diakukan, pelanggan
merobek bagian permintaan pembayaran dan mengembalikannya ke penjual bersama
dengan pembayaran tunai. Kegunaan dari dokumen ini lebih terlihat pada perusahaan
yang mempunyai banyak pelanggan dan memproses banyak transaksi penerimaan
aks setiap hari. Sebagai contoh, untuk memproses cek dari John Smith untuk
pembayaran tagihannya tanpa disertai informasi pendukung secara terperinci akan
memerlukan pencairan banyak data untuk mencari John Smith yang tepat. Pencarian
semacam ini memakan banyak waktu dan biaya, tetapi tugas ini dapat dipermudah
jika pelanggan menyediakan data nomor akun dan informasi penting lainnya. Karena
adanya kemungkinan kesalahan penulisan, penjual biasanya enggan untuk meminta
para pelanggan menyediakan informasi tersebut langsung pada cek mereka. Metode
yang lebih efisien dalam menghadapi masalah ini adalah penjual menyediakan
informasi permintaan pembayaran ke pembeli melalui proses penagihan. Kemudian,
ketika dokumen ini dikembalikan bersama dengan pembayaran dari pelanggan,
penjual dapat mengandalkan keakuratannya.Staf ruang penerimaan dokumen
mengirimkan cek dan permintaan pembayaran ke staf administrasi yang akan
menstempel cek tersebut “ hanya untuk disetor” dan mencocokan jumlah pada
permintaan pembayaran dengan cek tersebut. Staf kemudian mencatat setiap cek
pada lembaran yang disebut daftar permintaan pembayaran (atau pendaftar
pembayaran kas). Daftar permintaan pembayaran adalah catatan dari semua kas yang
diterima. Pada contoh ini, staf menyiapkan tiga salinan daftar permintaan
pembayaran. Dokumen aslinya dikirim ke kasir, bersama dengan ceknya. Salinan
kedua dikirim ke departemen piutang dagang bersama dengan permintaan
pembayaran. Salinan ketiga dikirim ke asisten kontroler untuk rekonsiliasi kas
secara keseluruhan.
2. Departemen penerimaan kas. Kasir memverifikasi keakuratan dan kelengkapan
antara cek dengan permintaan pembayaran. Setelah cek yang hilang dan salah
dikirimkan dari ruang penerimaan dokumen dan departemen penerimaan kas
diidentifikasi pada proses ini. Setelah rekonsiliasi antara cek dengan permintaan
pembayaran, kasir mencatat penerimaan kas pada jurnal penerimaan kas.
3. Departemen piutang dagang. Staf departemen ini melakukan proses pembukuan
permintaan pembayaran pada akun pelanggan di buku besar pembantu piutang
dagang. Setelah proses pembukuan, permintaanpembayaran disimpan untuk jejak
audit. Pada akhir hari kerja, staf departemen piutang dagang merangkum akun buku
besar pembantu piutang dagang dan menyerahkan rangkumannya ke departemen
buku besar umum.
4. Departemen buku besar. Secara berkala, departemen buku besar menerima
voucher jurnal dari departemen penerimaan kas dan rangkuman akun dari
departemen piutang dagang. Staf melakukan proses pembukuan dari voucher jurnal
keakun pengendali piutang dagang dan akun pengendali kas, merekonsiliasi akun
pengendali piutang dagang dengan rangkuman buku besar pembantu piutang dagang,
dan menyimpan voucher jurnal.
5. Departemen kontroler. Secara berkala (mingguan atau bulanan), staf dari
departemen kontroler (atau karyawan yang tidak terkait dengan prosedur penerimaan
kas) mencocokan penerimaan kas dengan membandingkan dokumen berikut ini : (1)
salinan dari daftar permintaan pembayaran, (2) slip setoran bank yang diterima dari
bank, (3) voucher jurnal dari departemen penerimaan kas dan departemen piutang
dagang.
2.3. Pembiayaan syariah Murabahah
2.3.1. Pengertian Pembiayaan Syariah
Jenis pembiayaan syariah yang akan dilakukan oleh Unit Syariah akan mengacu
kepada ijin pembiayaan multifinance, yaitu pembiayaan konsumen (consumer finance),
sewa guna usaha (leasing)
Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan/ lembaga
keuangan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
dalam penetapan fatwa di bidang syariah (dikutip oleh Wiroso dalam bukunya berjudul
“Akuntansi Perbankan Syariah”)
Syariah merupakan ketentuan hukum islam yang mengatur aktivitas umat
manusia yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan interaksi
vertical dengan Tuhan maupun interaksi horizontal dengan sesama makhluk
(KDPPLKS), (dikutip oleh Wiroso dalam bukunya berjudul “Akuntansi Perbankan
Syariah”)
Dalam struktur organisasi bank syariah / unit usaha syariah harus ada Dewan
Pengawas Syariah (DPS), yang bertugas mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak
menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan.
Tabel 2.1. Perbedaan Bank Syariah Dengan Konvensional
Bank / lembaga Syariah Bank/ lembaga Konvensional
Fungsi dan Kegiatan Manager Investasi, Investor, Sosial, Jasa Keuangan
Mekanisme dan Objek Usaha
MagrhribDilarang Maghrib Tidak Ada Larang
Kegiatan Usaha Tidak membedakan sector ril dan moneter
Sektor Moneter (Keuangan)
Keterangan
Maisir : Judi / Gambling
Gharar : Ada Unsur Penipuan
Bathil :Rusak atau tidak Syah
Tabel 2.2. Perbedaan Lembaga Keuangan konvensional dengan
lembaga keuangan syariah
Lembaga Keuangan Bukan Syariah
Lembaga Keuangan Syariah
Leasing Ijarah
Anjak Piutang Hawalah / Hiwalah
Consumer Financing Murabahah
Modal Ventura Musyarakah
Pegadaian Rahn
Penjaminan Kafalah
Prinsip Distribusi Hasil Usaha
• Revenue Sharing
- Yang Dibagikan adalah pendapatan ( revenue )
- Shahibul maal menanggung kerugian => usaha dilikiuidasi, jumah aktiva lebih kecil
dari kewajiban
• Profit Sharing
- Yang dibagikan adalah keuntungan (profit)
- Tidak loss sharing => kerugian bukan kelalaian mudharin ditanggung oleh shanibul
maal
Tabel 2.3. Prinsip distribusi hasil usaha
Uraian Jumlah Metode
Penjualan
Harga Pokok
Laba kotor
Beban
Laba Rugi Bersih
100
65
35
25
10
Net Revenue Sharing
Profit Sharing
2.3.1.1. Asas Transaksi Syariah
Asas Transaksi pada pembiayaan syariah adalah sebagai berikut :
• Prinsip Persaudaraan (ukhuwah)
Esensinya merupakan nilai universal yang menata interaksi social dan harmonisasi
kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dengan semangat saling
tolong menolong.
• Transaksi syariah menunjang tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat
(sharing economics ) sehingga seseorang tidak boleh mendapat keuntungan diatas
kerugian orang lain.
• Ukhuwah dalam transaksi syariah berdasarkan prinsip saling mengenal (ta’aruf),
saling memahami (tafahum), saling menolong (ta’awun), saling menjamin (takaful),
saling bersinegri dan beraliansi (tahaluf)
• Prinsip Keadilan (‘adalah)
• Esensinya menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan memberikan sesuatu
hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuai posisinya.
• Implementasi => berupa aturan prinsip muamalah yang melarang adanya unsure :
- Riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik riba nasiah maupun
fadhl)
- Kezaliman (unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan)
- Maysir (unsur judi dan sikap spekulatif)
- Gharar (unsur ketidakjelasan)
- Haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas operasional
yang terkait)
• Esensi riba adalah setiap tambahan pada pokok piutang yang dipersyaratkan dalam
transaksi pinjam meminjam serta derivasinya dan transaksi tidak tunai lainnya, dan
setiap tambahan yang dipersyaratkan dalam transaksi pertukaran antar barang –
barang ribawi termasuk pertukaran uang (money exchange ) yang sejenis secara
tunai maupun tangguh dan yang tidak sejenis secara tidak tunai.
• Esensi Kezaliman (dzulm) adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya,
memberikan sesuatu tidak sesuai ukuran, kualitas dan temponya , mengambil sesuatu
yang bukan haknya dan memperlakukan sesuatu tidak sesuai posisinya. Kezaliman
dapat menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat secara keseluruhan, bukan hanya
sebagian atau membawa kemudharatan bagi salah satu pihak atau pihak – pihak yang
melakukan transaksi.
• Esensi Masyir adalah setiap transaksiyang bersifat spekulatif dan tidak berkaitan
dengan produktivitas serta bersifat perjudian (gambling).
• Esensi Gharar adalah setiap transaksi yang berpotensi merugikan salah satu pihak
karena mengandung unsur ketidakjelasan, manipulasi dan eksploitasi informasi
informasi serta tidak adanya kepastian pelaksanaan akad.
• Esensi haram adalah segala unsur yang dilarang secara tegas dalam Al Quran dan As
Sunah.
• Prinsip Kemaslahatan (maslahah)
• Esensinya merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi
dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan kolektif.
• Kemaslahatan yang diakui harus memenuhi dua unsur yakni kepatuhan syariah
(halal) serta bermanfaat dan membawa kebaikan (thayib) dalam semua aspek secara
keseluruha yang tidak menimbulkan kemudharatan.
• Transaksi syariah yang bermaslahat harus memenuhi secara keseluruhan unsur –
unsur yang menjadi tujuan ketepatan syariah (maqasid syariah) atau berupa
pemeliharaan terhadap :
- Akidah, keimanan dan ketakwaan (dien)
- Intelek (aql)
- Keturunan (nasl)
- Jiwa dan keselamatan (nafs)
- Harta benda (mal)
• Prinsip keseimbangan (tawazun)
• Esensinya meliputi keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat dan
publik, sektor keuangan dan sektor rill, bisnis dan sosial, dan keseimbangan aspek
pemanfaatan dan pelestarian.
• Transaksi syariah tidak hanya menekankan pada maksimalisasi keuntungan
perusahaan semata untuk kepentingan pemilik
• Manfaat yang didapatkan tidak hanya difokuskan pada pemegang saham, akan tetapi
pada semua pihak yang dapat merasakan manfat adanya suatu kegiatan ekonomi.
• Prinsip universalisme (syumuliyah)
• Esensinya dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang
berkepentingan tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan, sesuai dengan
semangat kerahmatan semesta.
2.3.1.2. Karakteristik dan persyaratan transaksi syariah
• Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha
• Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayib)
• Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
komoditas
• Tidak mengandung unsur riba, kezaliman, maysir, gharar, dan haram
• Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang
- Karena keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan resiko
yang melekat pada kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip al-ghunmu
bil ghurmi (no gain without accompanying risk).
• Transaksi dilakukan berdasarkan
- Suatu perjanjian yang jelas dan benar
- Untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain.
- Tidak diperkenankan menggunakan standar ganda harga untuk satu akad
- Tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan (ta’alluq)
dalam satu akad
• Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha
• Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayib)
• Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
komoditas.
• Tidak mengandung unsur riba, kezaliman, maysir, gharer, haram.
• Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang
- Karena keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan
risikoyang melekat pacda kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip al-
ghunmu bil ghurmi ( no gain without accompanying risk).
• Transaksi dilakukan berdasarkan :
- Suatu perjanjian yang jelas dan benar.
- Untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain.
- Tidak diperkenankan menggunakan standar ganda harga untuk satu akad.
- Tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan dalam satu
akad.
• Tidak ada distorsi harga melalui :
- Rekayasa permintaan (najasy)
- Rekayasa penawaran (ihtikar)
• Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah)
• Tarnsaksi syariah komersial berupa :
- Investasi untuk mendapatkan bagi hasil.
- Jual beli barang untuk mendapatkan laba dan atau
- Pemberian layanan jasa untuk mendapatkan imbalan.
• Transaksi syariah nonkomersial berupa :
- Pemberian dana pinjaman atau talangan (qardh)
- Penghimpunan dan penyaluran dana sosial seperti zakat, infak, sedekah,
wakaf, dan hibah.
2.3.2. Pengertian Akuntansi Syariah
Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, serta
mengkomunikasikan transaksi ekonomi yang terjadi pada suatu organisasi kepada pihak
yang berkepentingan , yang berfungsi :
1. Mengidentifikasi => transaksi keuangan dan non keuangan
2. Mencatat => secara kronologis dan sistematis
3. Mengkomunikasikan => dalam bentuk laporan keuangan
Tabel 2.4. Acuan Akuntansi menurut PSAK
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Transaksi non syariah Transaksi syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK)
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS)
PSAK 01-99 PSAK 101-199 Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS)
PSAK 31 –Akuntansi Perbankan (Konvensional) PSAK 59 – Akuntansi Perbankan Syariah
Asumsi Dasar
• Kelangsungan Usaha (Going Concern)
- Dasar yng berbeda dapat digunakan jika:
- Ada pembatasan kelangsungan usaha
- Ingin melikuidasi perusahaan
- Mengurangi secara material skala usahanya
• Dasar Akrual (Accrual Basis)
- Pengaruh transaksi diakui pada saat kejadian (bukan pada saat kas diterima atau
dibayar )
- Perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha menggunakan dasar
kas
Pengakuan pendapatan dalam bank syariah
• Akrual pendapatan
- Hanya pendapatan atas aktiva produktif performing
- Non performing => pendapatan diakui dijurnal balik
Gambar 2.1. Alur Akuntansi Syariah
Gambar 2.2. Akun – Akun Dalam Akuntansi Syariah
Pembagian Ledger (Buku Besar)
• Akun riil (laporan posisi keuangan)
- Aktiva
- Kewajiban
- Dana syirkah temporer => tidak dapat dikelompokan sebagai kewajiban atau
equity.
- Equity
• Akun Nominal (Laba Rugi)
- Pendapatan usaha utama
- Hak pihak ketiga atas bagi hasil => tidak dikelompokan sebagai beban atau
pendapatan.
- Pendapatan operasi lainnya.
- Beban.
Tabel 2.5. Perbedaan Laporan Keungan Non Syariah dengan
Laporan Keuangan Syariah
Entitas Non Syariah Entitas Syariah
Laporan Keuangan
• Neraca • Laporan laba Rugi • Laporan Arus Kas • Laporan Perubahan
Ekuitas • Catatan Atas Laporan
Keuangan
• Neraca • Laporan Laba Rugi • Laporan Arus Kas • Laporan Perubahan Ekuitas • Catatan Atas Laporan
Keuangan • Laporan Perubahan Dana
Investasi Terkait • Laporan sumber dan
penggunaan zakat • Laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan
Gambar 2.3. Neraca Bank Syariah (On balance Sheet)
Gambar 2.4. Neraca Bank Syariah
Gambar 2.5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebijakan
2.4. Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek (OOAD)
2.4.1. Pengertian Analisis Berorientasi Objek
Menurut Manthiassen et al (2000, p5), analisys objects describe phenomena
outside the sistem, such a people and things, which are typically independent.
Although we cannot always command them, we must register the event they perform
or experience. Artinya adalah analisis objek menguraikan fenomena di luar sistem,
seperti orang dan barang, yang secara khusus berdiri sendiri. Walaupun perintah
tidak selalu dapat diberikan mereka, event yang dijalankan harus didaftarkan.
2.4.2. Pengertian Perancangan Berorientasi Objek
Menurut Manthiassen et al (2000, p5), analisys objects describe phenomena
outside the sistem, such a people and things, which are typically independent. Although
we cannot always command them, we must register the event they perform or
experience. Artinya adalah analisis objek menguraikan fenomena di luar sistem, seperti
orang dan barang, yang secara khusus berdiri sendiri. Walaupun perintah tidak selalu
dapat diberikan mereka, event yang dijalankan harus didaftarkan.
Menurut Mathiassen, et al (2000, p13), analisis melihat sistem dari sisi luarnya.
Analisis merupakan suatu kegiatan di mana beberapa hal dipisahkan dan kemudian
dijelaskan.sedangkan desai melihat sistem dari sisi dalamnya. Desain adalah aktivitas
yang membangun bagian yang telah dikenal dan disatukan dengan cara yang baru.
Objek merupakan dasar dalam Object Oriented Analysis and Design (OOAD).
Dari pengertian – pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa OOAD adalah suatu
kegiatan dimana beberapa hal dipisahkan dan kemudian disatukan dengan cara yang
baru secara logis berbasiskan pada objek. Setiap objek digambarkan secara berkelompok
karena ada beberapa objek yang memiliki sifat atau fungsi yang sama yang dikenal
sebagai class.
Menurut Mathiassen et al (200), OOAD terbagi ke dalam empat aktivitas utama,
yaitu problem-domain analysis, application-domain analysis, architectura design, dan
component design.
Ada 4 aktifitas utama dalam OOAD yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.6. aktivitas utama OOA &D (Mathiassen)
2.4.2.1. Prinsip Umum OOAD
Menurut Mathiassen (2000, p18) terdapat empat prinsip umum OOAD, yaitu:
1. Model the context
Sistem yang bermanfaat sesuai dengan konteks OOAD. Maka adalah penting untuk
model kedua-duanya baik application domain dan problem domain selama analisis dan
desain.
2. Emphasize the architecture
Merupakan arsitektur yang mudah dipahami yang memfasilitasi kolaborasi antara
designer dan programmer. Arsitektur yang fleksibel membuat modifikasi dan perbaikan
sistem yang lebih baik.
3. Reuse Patters
Dibangun berdasarkan gagasan-gagasan yang kuat dan komponen pretested
memperbaiki kualitas sistem dan produktivitas dari proses development.
4. Tailor the method to suit specific projects
Setiap usaha devlopment masing-masing mempunyai tantangan yang unik. OOA&D
harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang khusus dari situasi analisis dan
desain yang diberikan.
2.4.3. System Definition
System Definition menurut Mathiassen (2000, p301) adalah penggambaran dari
properti sistem secara keseluruhan. System Definition ini menggambarkan sistem dalam
konteks, informasi apa yang harus diisi, fungsi mana yang harus disediakan, dimana
harus digunakan, dan kondisi pengembangan yang sesuai. System Definition harus
singkat dan tepat, serta berisi keputusan yang paling dasar mengenai sistem.
Gambar 2.7. Activities in Problem Domain Analysis
2.4.4. Rich Picture
Menurut Mathiassen et al, (2000, p26), Rich Picture adalah sebuah gambaran
informal yang digunakan oleh pengembang sistem untuk menyatakan pemahaman
mereka terhadap situasi dari sistem yang sedang berjalan. Rich Picture juga dapat
digunakan sebagai alat yang berguna untuk menfasilitasi komunikasi yang baik antara
pengguna dalam sistem.
Rich Picture difokuskan pada aspek – aspek penting dari sistem tersebut, yang
ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan mengunjung perusahaan untuk
melihat bagaimana perusahaan terebut beroperasi. Jadi Rich Picture menggambarkan
proses bisnis di dalam suatu perusahaan, yang di dalamnya dapat terdiri dari orang,
benda, peraturan, dan organisasi.
2.4.5. Kriteria FACTOR
Menurut Mathiassen et al (2000, p39), criteria factor terdiri dari 6 elemen, yaitu :
- Functionality
Berkaitan dengan fungsi sistem yang mendukung tugas application – domain.
- Application Domain
Bagian dari suatu organisasi yang mengadministrasi, memonitor, ataupun
mengendalikan problem domain.
- Conditions
Berkaitan dengan kondisi bagaimana sistem akan dikembangkan dan digunakan.
- Technology
Berkaitan dengan semua teknologi yang digunakan untuk mengembangkan dan
menjalankan siste0m dan teknologi.
- Objects
Berkaitan dengan objek – objek utama di dalam problem domain.
- Responsibility
Berkaitan dengan tanggung jawab sistem (kegunaan) secara keseluruhan dalam
hubunganya dengan konteks sistem.
2.4.6. Problem Domain
2.4.6.1. Object, Attribute, Method, Encapsulation
Menurut Mathiasen (2000, p4), objek adalah suatu entitas yang mempunyai
identitas, state dan behavior. Contoh pelanggan, karyawan.
• Atribut adalah data yang dipresentasikan serta memiliki karakteristik yang menarik
dari sebuah objek. Menurut Mathiassen, atribut adalah properti deskriptif dari sebuah
kelas atau event. Contoh seperti pelanggan yang memiliki nama ,alamat, nomor
identitas pelanggan disebut sebagai atribut.
• Objek instance adalah setiap hal yang khusus misalnya orang, tempat benda, sebagai
nilai atribut dari objek.
• Behavior adalah apa yang dapat dilakukan suatu objek. Dalam analisis berorientasi
objek, behavior dari objek biasanya mengacu pada method, operation dan service.
Encaplusation adalah penggabungan dari beberapa item bersama-sama kedalam satu
unit.
• Problem domain adalah bagian dari sebuah konteks yang diadministrasikan,
dimonitor atau dikontrol oleh sebuah sistem.
Problem domain terdiri dari :
1. Classes
Class adalah sebuah deskripsi dari kumpulan objek-objek yang memiliki struktur
behavior pattern dan atribut yang sama.
Abstraksi, klasifikasi, dan seleksi adalah tugas utama dalam aktifitas kelas. Kelas
merupakan tujuan utama dalam mendefinisikan dan membatasi problem domain.
Kelas terdiri dari tiga bagian yaitu:
a. Nama kelas yaitu yang mendefinisikan kelas itu sendiri.
b. Atribut, Atribut memiliki beberapa sifat antara lain:
Private
Private memiliki sifat yang tidak bisa dipanggil dari luar kelas itu sendiri.
Protected
Merupakan suatu sifat yang hanya dapat dipanggil dikelas itu sendiri dan dan
hanya bisa diwarisi pada sub kelas yang bersangkutan.
Public
Public merupakan sebuah sifat dalam kelas yang dapat dipanggil oleh dan
digunakan oleh kelas yang lain
c. Operasi
Merupakan sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah kelas.
2. Structure
Aktifitas structure difokuskan pada hubungan antara classes dan objek. Struktur
antar class terdiri dari empat tipe yaitu :
a. Struktur generalisasi
Generalisasi adalah super class yang menjelaskan sub class
Generalisasi adalah sebuah classumum (super class) yang menjelaskan properties
umum pada suatu kelompokclass spesialisasi (subclasses) (p.72).
Gambar 2.8. Stucture generalisasi
b. Struktur Cluster
Cluster adalah sebuah kumpulan dari classes yang berhubungan. Kelas didalam
Cluster biasanya berhubungan secara struktur generalisasi atau struktur agregasi.
Gambar 2.9. Stucture clutser
c. Struktur aggregasi
Struktur aggregasi adalah sebuah hubungan antara dua atau lebih objek.
d. Struktur asosiasi
Struktur asosiasi adalah sebuah hubungan antara dua atau lebih objek tetapi berbeda
dengan aggregasi di mana hubungan objek-objek yang terasosiasi tersebut tidak
mendefinisikan property dari suatu objek.
Asosiasi adalah hubungan struktural yang menjelaskan keterkaitan antar satu object
dengan object yang lainnya (p.77).
Gambar 2.10. Stucture asosiasi
3. Events
Event adalah sebuah kejadian seketika yang melibatkan satu atau lebih objek.
Event table mempermudah dalam menganalisa sistem agar tidak ada event yang
terlupakan dalam membuat suatu class diagram.
Tabel 2.6Event Table
Event
Classes
Di p
esan
Di b
ayar
Di c
ek
Di k
irim
Di
Di c
etak
Di d
afta
r
Men
erim
a
Di p
ilih
Sales Counter + + +
Mobil + * + +
Pelanggan + * + + +
SPK + +
Bukti
Pembayaran
* +
Pembatalan
SPK
+ +
4. Behaviour Pattern
Behavior pattern adalah deskripsi dari event trace yang mungkin untuk semua objek
di dalam class. Event trace adalah urutan event-event dari suatu objek tertentu. Behavior
pattern dapat digambarkan dalam state diagram.
State Diagram menggambarkan behavior umum dari semua objek dari class tertentu,
yang terdiri dari bagian-bagiannya dan transisi di antaranya dan juga dapat menjelaskan
usecase. Statechart diagram menggambarkan transisi dan perubahan keadaan suatu
objek pada sistem sebagai akibat dari stimulasi yang diterima.
Notasi pada behavioral pattern terdiri dari tiga macam yaitu:
1. Sequence merupakan events yang terjadi sekali saja
2. Selection merupakan sesuatu yang keluar dari peristiwa yang terjadi
3. Iteration merupakan events yang terjadi nol atau lebih
2.4.7. Application Domain
Menurut Mathiassen at el (2000, p117), “Application Domain adalah suatu
organisasi yang mengatur, memonitor, dan mengendalikan problem – domain.
Application domain analysis memfokuskan pada bagaimana target sistem akan
digunakan dengan menentukan kebutuhan function dan interface”Application domain
analysis dimulai dari system definition, meliputi 3 aktivitas, yaitu :
1) Usage
a. Usecase
Usage menggambarkan bagaimana sistem berinteraksi dengan orang dan
sistem di dalam konteks. Usage terdiri dari sequence diagram dan use case
diagram. Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi
antara sistem dan actor di dalam application domain.
Actor adalah abstraksi dari user atau sistem lain yang berinteraksi dengan
sistem target. Actor merupakan abtraksi orang-orang dan sistem yang lain yang
aktif pada sistem function. Sebuah use case adalah abtraksi dari interaksi dengan
target sistem. Use case dapat diaktifkan oleh actor atau oleh target sistem. Use
case yang lengkap menentukan semua penggunaan target sistem didalam
application domain.
b. Sequence
Menurut Simon Bennett (p252,2006) Sequence diagram merupakan
peralatan untuk interaksi berkomunikasi diagram. Sebuah interaksi didesign
antara objek atau sistem yang berpartisipasi dalam sebuah kolaborasi. Interaksi
dijelaskan oleh pesan-pesan yang diletakkan pada sebuah waktu atau lebih dari
dua pesan yang akan dikirim pada saat yang sama. Interaksi merupakan peran
komunikasi yang penting yang kenyataannya. beberapa konsep dapat diterapkan
pada konteks yang bervariasi.
Sequence diagram menggambarkan interaksi antara objek secara
beraturan sesuai dengan waktu. Sequence diagram dapat digambarkan dalam
beberapa level secara detail dan untuk tujuan yang berbeda pada beberapa
langkah yang dikembangkan secara lifecycle.
Ketika pesan dikirim pada sebuah objek akan meminta sebuah operasi
dari objek. nama pesan biasanya sesuai dengan operasi yang akan diminta.
Sebuah pesan diterima, operasi yang telah diminta akan melaksanakan pesan
tersebut. pada beberapa tahap selama operasi yang dilakukan tersebut disebut
sebagai aktivasi.
Periode aktivasi pada periode termasuk beberapa rentang waktu selama
operasi yang menunggu respon dari operasi yang lain bahwa yang diminta akan
segera dilaksanakan. Berikut ini merupakan tampilan sequence diagram menurut
Simon Bennett :
2) Function
Function adalah sebuah fasilitas untuk membuat sebuah model yang berguna
bagi actor. Function terdiri dari complete function list. Ada beberapa tipe dari
function antara lain:
a. Update Function diaktifkan oleh sebuah event dari problem domain dan hasilnya
adalah sebuah perubahan pada model state.
b. Signal Function diaktifkan oleh sebuah perubahan pada model state dan hasilnya
sebuah reaksi pada konteks. Reaksi ini mungkin sebuah tampilan kepada actor di
application domain.
c. Read Function diaktifkan oleh sebuah kebutuhan informasi pada sebuah tugas kerja
pada actor dan hasilnya tampilan sistem yang berhubungan dengan bagian model.
d. Compute Function diaktifkan oleh sebuah kebutuhan informasi pada sebuah tugas
kerja pada actor dan terdiri dari sebuah perhitungan yang melibatkan informasi yang
disediakan oleh actor atau model. Hasilnya sebuah tampilan hasil perhitungan.
3) Interface
Interface adalah fasilitas-fasilitas yang membuat model dan fungsi-fungsi
tersedia bagi actor. Hasil dari interfaces adalah userinterface dan system interface.
User interface adalah style dialogue dan bentuk-bentuk presentasi, daftar elemen
dari user interface yang lengkap, windows diagram yang dipilih dan navigation
diagram.
System interface adalah class diagram untuk eksternal device dan protokol-
protokol untuk interaksi dengan sistem lain. Navigation diagram merupakan semua
window dari user interface dan hubungan dinamiknya.
2.5. Design System
2.5.1. Architectural Design
Menurut Mathiassen (2000, p177), Aktivitas dalam architectural design:
1. Criterion
Criterion merupakan sebuah properti dari sebuah arsitektur. Kriteria umum disain:
a. Usable : kesesuaian sistem dalam organisasi, hubungan kerjadan konteks teknis.
b. Flexible : biaya yang dibutuhkan untuk memodifikasi sistem yang
dikembangkan.
c. Comprehensible : usaha yang dibutuhkan untuk memperolehpemahaman yang
masuk akal dari sebuah sistem.
d. Secure : adanya autorisasi pada saat menggunakan datadanfasilitas sistem
tersebut.
e. Efisien : sistem yang sudah ada dan dapat secara cepat sesuaia dengan fungsinya.
f. Correct : kemampuan dari sistem yang ada dan memberikan kepuasan kepada
pengguna
g. Testable : sistem yang sudah ada mudah ditelusuri dan dapat mudah diketahui
secara otomat
h. Realible : menjaga tingkat performance pada waktu dan situasitertentu.
i. Reusable : mempermudah perubahan dari sistem yang lama ke sistem yang baru.
j. Maintanable : pengalokasian biaya dan perbaikan sistem yang rusak
k. Portable : biaya dari pemindahan suatu sistem ke sistem platform yang lainnya.
l. interoparable : biaya dari coupling sistem dengan sistem
lainnya.
2. Komponen arsitektur
Komponen arsitektur merupakan struktur sistem, yang saling berhubungan dengan
komponen-komponen. Komponen adalah sebuah kumpulan dari bagian-bagian
program yang membentuk sebuah kesatuan dan mempunyai tugasnya masing-
masing. Dalam komponen diagram dapat menggambarkan distribusi dalam client
server architecture:
Tabel 2.7. Client Server Achictecture
Client Server Architecture
U U + F + M Distributed presentation
U F + M Local presentation
U + F F + M Distributed functionality
U + F M Centralized data
U + F + M M Distributed data
3. Proses
Proses menggambarkan bagaimana proses sistem didistribusi dan dikoordinasi
Arsitektur proses: struktur eksekusi sistem diubah pada independent proses. Tujuan
dari desain proses arsitektur adalah untuk menyusun eksekusi pada
levelphysical.Hasil dari aktivitas ini adalah deployment diagram yang menunjukan
processor dengan komponen program dan objek yang aktif. Berbagai bentuk
distribusi dari proses arsitektur antara lain :
a. The Centralized Pattern
Pada pola ini, semua data tersimpan pada server pusat dan client hanya bisa
melihat user interface saja.
b. The Distributed Pattern
Pada pola ini, semua data terdistribusi ke client dan pada server hanya terdapat
model yang diakses oleh client.
c. The Decentralized Pattern
Pola ini adalah gabungan dari pola diatas. Client memiliki data sendiri dan data
umum tersimpan didalam server.
2.5.2. Desain komponen
Menurut Mathiassen (2000, p231), Ada beberapa aktifitas dalam component design
antara lain:
a. Model Component
Model component adalah sebuah bagian dari sebuah sistem yang
mengimplementasikan problem domain model. Tujuannya adalah mengirim data
yang sekarang dan yang lalu kepada fungsi, interfaces dan kepada userdan sistem
yang lain. Hasil dari aktivitas model component adalah sebuah versi revisi pada class
diagram dari aktivitas analisis. Dalam desain analisis model digambarkan sebagai
kelas diagram yang dikombinasikan dengan statechart diagram untuk setiap kelas.
Dalam model component desain lebih fokus pada informasi yang diambil dari event.
Untuk menentukan Revised Class, pertama-tama harus ditentukan private dan
common event. Private event adalah event yang hanya melibatkan hanya satu abjek
pada problem domain. Common event adalah adalah event yang melibatkan beberapa
objek, event ini menggambarkan hubungan antara satu objek dengan objek lainnya
dan memungkinkan menambahkan hubungan struktural, untuk memungkinkan objek
lain mengakses atributnya.
Untuk event yang terjadi sekali tampilkan event tersebut sebagai atribut pada
kelas dimana event itu berada. Event ini ditandai dengan ” + ”. Untuk event yang
terjadi berkali-kali atau iterasi keluarkan event ini sebagai kelas baru. Event ini
ditandai dengan ” * ”. Hubungkan kelas baru dengan class dari mana event itu
berasal dengan hubungan agregasi.
b. Function Component
Merupakan sebuah bagian dari sistem yang mengimplementasikan
kebutuhan-kebutuhan fungsional. Tujuan dari function component adalah untuk
memberikan user interfaces dari system components yang diakses kedalam model.
Hasil dari function component adalah sebuah kelas diagram dengan operasi
dan spesifikasi operasi yang kompleks. Ada empat tipe dari function component
yaitu:
1. Update : berhubungan langsung dengan problem domain. Jika tidak terjadi dalam
problem domain maka tidak dilakukan perubahan dalam model system.
Menerima data input yang mendeskripsikan dan data output yang
mendeskripsikan suatu model.
2. Read : menjelaskan kebutuhan dari user atau system lain untuk mendapatkan
informasi dari model.
3. compute : menandakan kebutuhan useratau sistem yang lain yang memproses data
yang melibatkan pembajakan dari model.
4. signal : merupakan kebutuhan untuk mengontrol pada sistem dimana pada saat
system atau control model diatur sehingga status problem domain membutuhkan
status yang membutuhkan reaksi.
Contoh dari spesifikasi operasi function component dapat digambarkan dalam
tabel dibawah ini:
Tabel 2.8. Spesifikasi function component
Name Register transactions
Category Active update
Passive read,compute,signal
Purpose Membuat transaksi baru
Input data Nomor account, tanggal,jumlah
Conditions Objek dalam kelas account dengan
memberikan nomor account
Effect Sebuah objek kelas transaksi
Algorithm Algorithm,program
Data structures Type data yang digunakan
Placement Accounts
Involved Object Account,transactions
Triggering events Jumlah deposito, jumlah penarikan
c. Connecting Component
Connecting component terbagi dua yaitu coupling dan cohesion.Coupling
adalah sebuah ukuran seberapa dekat dua kelas atau komponen dihubungkan
sedangkan Cohesion adalah sebuah ukuran seberapa baik sebuah kelas atau
komponen digabungkan bersama.
2.5.3. Pengertian Perancangan Berorientasi Objek
Menurut Mathiassen et al (2000, p5). Perancangan objek menguraikan fenomena
di dalam sistem yang dapat dikontrol dan dapat dideskripsikan behavior-nya sebagai
operation untuk komputer yang menyelesaikannya.
Perancangan sistem merupakan tindak lanjut dari analisis sistem, jika analisis
sistem dilakukan dengan baik maka pelaksanaan perancangan sistem yang diusulkan
akan menghasilkan sistem yang baik dan mampu mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi sistem lama namun tidak menimbulkan suatu masalah baru.
Menurut Mc Leod (alih bahasa oleh Hendra Teguh , 2001, p192) rancangan
sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.
Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan pemakai
sistem serta untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap.
Perancangan sistem mengandung dua pengertian yaitu merancang sistem yang
baru dan memperbaiki rancangan sistem yang sudah ada.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perancangan sistem yaitu :
a) Menyiapkan rancangan sistem yang terinci
b) Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
c) Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
d) Memilih konfigurasi terbaik
e) Menyiapkan usulan penerapan
f) Menyetujui atau menolak penerapan sistem
2.5.4. Analisis Sistem
Menurut McLeod (2001, p190) analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang
telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbarui.
Tahapan-tahapan dalam analisis sistem adalah sebagai berikut :
a) Mengumumkan penelitian sistem
b) Mengorganisasikan tim proyek
c) Mendefinisikan kebutuhan informasi
d) Mendefinisikan kriteria kinerja system
e) menyiapkan usulan rancangan
f) Menyetujui atau menolak rancangan proyek
2.5.5. Keuntungan OOAD
Keuntungan dari OOAD menurut Mathiassen (2000,p5) adalah :
1. Menurut konsep umum yang dapat digunakan untuk memodelkan hampir
semuafenomena dan dapat dinyatakan dalam bahasa umum (natural language).
a. Noun menjadi object atau class
b. verb menjadi behavior
c. Adjective menjadi attributes
2. Memberikan informasi yang jelas tentang context dari sistem
3. Mengurangi biaya maintainance
4. Memudahkan untuk mencari hal yang akan diubah
5. Membuat perubahan menjadi lokal tidak berpengaruh pada modul yang lain.