Post on 31-Jul-2015
DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI (DTSS) PEMERIKSAAN SARANA PENGANGKUT
MODUL
MATERI PEMERIKSAAN KAPAL SECARA SISTEMATIK
OLEH :
TIM PENYUSUN MODUL PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BEA DAN CUKAI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA
2008
KATA PENGANTAR
KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI
Sebagai bagian dari proses belajar mengajar yang berlangsung di Pusdiklat Bea dan
Cukai, kebutuhan akan modul yang mudah dan dapat dipelajari oleh para peserta Diklat
Pemeriksaan Sarana Pengangkut adalah sangat mendesak diperlukan.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas, maka disusunlah Modul Pemeriksan
Kapal Secara Sistematik.
Rangkuman yang dijadikan dasar pembuatan modul terdiri dari berbagai ketentuan
dan peraturan yang sedang dan masih berlaku antara lain diambil dari Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006 tanggal 15 Nopember 2006 tentang Perubahan atas Undang Nomor
10 Tahun 1995 tanggal 30 Desember 1995 tentang Kepabeanan, Undang-Undang Nomor
39 Tahun 2007 tanggal 15 Agustus 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1995 tanggal 30 Desember 1995 tentang cukai, dan Peraturan Pemerintah RI,
Surat Keputusan Menteri Keuangan RI, Surat Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai,
dan aturan-aturan lain yang berkaitan dengan topik bahasan dalam modul ini.
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi
sehingga modul ini dapat disajikan. Kami menyadari akan keterbatasan prasarana dan
sarana penunjang dalam pembuatan modul ini, karena itu kami harapkan saran-saran dan
kritik dari pihak yang berkepentingan akan modul ini, yang nantinya akan dapat
menyempurnakan modul ini.
Jakarta, Nopember 2007
Kepala Pusdiklat Bea dan Cukai
Ttd.
Endang Tata NIP. 060044462
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar . ............................................................................................................ i
Daftar Isi . .................................................................................................................... ii
MODUL – PEMERIKSAAN KAPAL SECARA SISTEM ATIK ............. 1
1. Pendahuluan . ..................................................................................................... 1
1.1. Deskripsi Singkat.................................................................................................. 1
1.2. Tujuan Pembelajaran Umum ............................................................................... 3
1.3. Tujuan Pembelajaran Khusus ............................................................................. 3
1.4. Petunjuk Pembelajaran ........................................................................................ 3
1. Kegiatan Belajar (KB) 1 ..................................................................................... 4
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematik ............................................................ 4
1.1. Uraian, Contoh dan Non Contoh ......................................................................... 4
1.2. Latihan ………………………………………………………………………… 37
1.3. Rangkuman …………………………………………………………………… 39
2. Test Formatif …………………………………………………………………. 40
3. Kunci Jawaban Test Formatif ……………………………………………….. 43
4. Umpan Balik dan Tindak Lanjut …………………………………………… .. 43
5. Daftar Pustaka . ……………………………………………………………….. 44
MODUL
PEMERIKSAAN KAPAL SECARA SISTEMATIK
2. Pendahuluan
1.1.Deskripsi Singkat
Sarana pengangkut yang tiba dari luar daerah pabean mempunyai resiko untuk
dijadikan alat untuk melakukan pelanggaran di bidang kepabeanan. Hal ini mengingat
banyak pihak memiliki akses terhadap sarana pengangkut ketika sarana pengangkut
tersebut berada di luar daerah pabean. Dapat anda bayangkan bagaimana ramainya
suatu pelabuhan laut internasional atau bandara internasional. Belum lagi bila hal
tersebut dikaitkan dengan kemungkinan adanya konspirasi internal antara pelaku pelaku
dengan oknum di lingkungan agen sarana pengangkut tersebut.
Dari pemikiran seperti itu maka pemeriksaan sarana pengangkut menjadi penting, hal
ini dimaksudkan agar hak-hak negara, berupa penerimaan pajak, dapat terjamin. Juga
agar jangan sampai barang-barang impor yang masuk jenis larangan dan pembatasan
masuk secara illegal dengan menggunakan sarana pengangkut tersebut. Penghentian
sarana pengangkut untuk pemeriksaan terhadap sarana pengangkut dan/atau barang di
atasnya dalam rangka penindakan dilakukan oleh Satuan Tugas yang terdiri dari
sekurang-kurangnya dua Pejabat Bea dan Cukai berdasarkan Surat Perintah yang
dikeluarkan oleh Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang dan diterbitkan berdasar kan
petunjuk yang cukup.
Penghentian sebagaimana dimaksud dapat dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai tanpa
Surat Perintah hanya dalam keadaan mendesak dan berdasarkan petunjuk yang cukup
bahwa sarana pengangkut dan/atau barang di atasnya belum dipenuhi/diselesaikan
kewajiban pabeannya, tersangkut pelanggaran Kepabeanan, Cukai atau peraturan
larangan/ pembatasan impor atau ekspor. Keadaan mendesak sebagaimana dimaksud
adalah suatu keadaan dimana penegahan harus seketika itu dilakukan dan apabila tidak
dilakukan dalam arti harus menunggu surat perintah terlebih dahulu, barang dan sarana
pengangkut tidak dapat lagi ditegah sehingga penegakan hukum tidak dapat lagi
dilakukan.
Petunjuk yang cukup sebagaimana dimaksud adalah bukti permulaan ditambah dengan
keterangan dan data yang diperoleh antara lain, laporan pegawai; laporan hasil
pemeriksaan biasa; keterangan saksi dan/atau informan; hasil intelijen; atau hasil
pengembangan penyidikan. Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan penghentian
sebagaimana dimaksud segera melaporkan penghentian sarana pengangkut kepada
Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang menerbitkan Surat Perintah dalam waktu satu
kali dua puluh empat jam terhitung sejak penghentian dilakukan.
Dalam hal Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang sebagaimana dimaksud tidak
menerbitkan Surat Perintah dalam waktu satu kali dua puluh empat jam sejak menerima
laporan dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan penghentian, pengangkut/sarana
pengangkut dan/atau barang di atasnya dapat segera meneruskan perjalanannya. Yang
dimaksud pemeriksaan dengan cara konvensional adalah pemeriksaan dengan
menggunakan alat dan peralatan yang sederhana, yang dominan menggunakan
pengalaman dalam pelaksanaan tugas, dan biasanya dilakukan untuk kapal yang belum
memiliki peralatan dan kelengkapan yang modern.
Sedangkan pemeriksaan kapal secara modern adalah pemeriksaan kapal secara
sistematik dengan menggunakan peralatan modern dan dibutuhkan keahlian khusus
dibidang pemeriksaan kapal, yaitu ships search. Kegiatan dalam rangka impor ekspor,
dan pengangkutan barang tertentu, di lakukan di Pelabuhan, dan dominan mengguna
kan kapal, untuk itu agar penanganan dan penyelesaian perkara atau pelanggaran
Kepabeanan dan Cukai oleh Pegawai Ditrektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)
menjadi optimal dan berdaya guna serta berhasil guna disusunlah modul berdasarkan
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 Tanggal 15 Nopember 2006 Tentang
Perubahan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 Tanggal 30 Desember 1995 Tentang
Kepabeanan, Undang-undang Lain yang pelaksanaannya dibebankan kepada DJBC
beserta ketentuan pelaksanaannya, disusun dalam bentuk Modul dengan judul
“Pemeriksaan Kapal Secara Sistematik” disusun untuk memenuhi kebutuhan Diklat
Ships Search.
1.2. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu melaksanakan dan
menjelaskan peraturan dan ketentuan Pemeriksaan Kapal Secara Sistematik, atas
pelaksanaan penyelesaian pelanggaran Kepabeanan dan Cukai secara optimal.
1.3. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Bahan ajar atau Modul Pemeriksaan Kapal Secara Sistematik ini dibuat dengan tujuan
untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian petegas Bea dan Cukai sehingga
memiliki kompetensi yang tinggi dalam melakukan pemeriksaan kapal. Bermanfaat
bagi peserta didik dan/atau peserta Diklat sebagai pedoman dalam mengikuti ujian,
evaluasi pembelajaran dan nantinya berguna bagi peserta Diklat Ships Search dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaannya sewaktu bekerja sesuai bidang specialisasinya.
1.4. Petunjuk Pembelajaran
Baca dan pelajari modul ini dengan seksama serta teliti dan pada bagian berupa data,
definisi, pengertian, hal-hal yang dianggap penting agar dihafal dengan baik. Pelajari
terlebih dahulu sistematika penyajian modul, latar belakang, diskripsi singkat, tujuan
pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus.
Kerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar, dalam hal ada yang tidak dapat
difahami/dimengerti atas penjelasan, keterangan, data yang ada pada modul agar
dibuatkan catatan untuk ditanyakan kepada pengajar.
Setiap akan belajar untuk mata pembelajaran ini agar modul dibaca dan dipelajari,
berdasarkan sistem pembelajaran KBK (pembelajaran atau kuliah berbasiskan
kompetensi), artinya sistem ini memacu peserta diklat harus lebih aktif belajar, diskusi
dan bertanya kepada pengajar, widyaiswara, diruang pembelajaran untuk memandu
diskusi sebagai moderatur atau fasilitator, untuk memacu peserta diklat lebih maju dan
kreatif.
1. Kegiatan Belajar (KB) 1
Pemeriksaan Kapal Secara Sistematik
1.1.Uraian, Contoh, dan Non Contoh:
Sarana pengangkut ialah setiap kendaraan/angkutan melalui laut, udara ataupun melalui
darat , seperti pesawat udara, kapal laut, truk atau sarana lain yang dapat digunakan
untuk mengangkut barang atau orang. Terhadap sarana pengangkut Pejabat Bea dan
Cukai mempunyai wewenang untuk melakukan penindakan di bidang Kepabeanan
sebagai upaya untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai
pelanggaran ketentuan Undang-undang untuk menjamin hak-hak negara dan
dipatuhinya ketentuan Undang-undang, penindakan tersebut meliputi penghentian dan
pemeriksaan terhadap sarana pengangkut dan/atau barang diatasnya, penegahan
terhadap barang dan sarana pengangkut, dan penguncian, penyegelan, dan/atau
pelekatan tanda pengaman yang diperlukan terhadap sarana pengangkut. maupun
barang yang ada diatasnya
Sarana pengangakut laut yaitu kapal dalam kegiatan pelayarannya terikat ketentuan
internasional, dalam rangka pelaksanaan tugas kepabeanan Bea dan Cukai dapat
melakukan pemeriksaan kapal, pelaksanaan tugas biasanya diawali dengan cara
pinindakan, dalam hal tempat penghentian tidak mungkin dilakukan pemeriksaan
karena alasan mengganggu ketertiban umum; dan membahayakan keselamatan
pengangkut, kapal, dan petugas Bea dan Cukai.
Satuan Tugas Bea dan Cukai memerintahkan pengangkut untuk membawa kapal nya ke
tempat lain yang sesuai untuk pemeriksaan, Kantor Pabean terdekat atau Kantor Pabean
tempat kedudukan pejabat penerbit surat perintah, sekarang ketentuannya dapat dibawa
ketempat atau kantor pabean yang muda dicapai.Satuan tugas bea dan cukai yang
melakukan pemeriksaan kapal di tempat penghentian atau tempat yang sesuai untuk
pemeriksaan, wajib menunjukkan surat perintah kepada pengangkut;dan
memberitahukan maksud dan tujuan pemeriksaan Dalam pemeriksaan, pengangkut
wajib menunjukkan semua surat dan dokumen yang berkaitan dengan sarana
pengangkut dan/atau barang di atasnya serta denah situasi bagi kapal di laut kepada
pejabat Bea dan Cukai.
Dalam hal pengangkut tidak memenuhi kewajibannya, satuan tugas Bea dan Cukai
berwenang mencari semua surat dan dokumen dan memeriksa tempat-tempat dimana
disimpan surat atau dokumen yang diperlukan. Setiap tindakan, satuan tugas Bea dan
Cukai wajib membuat Laporan Penindakan. Untuk keperluan pemeriksaan barang di
atas kapal, pengangkut/nakhoda atau kuasanya wajib menunjukkan bagian-
bagian/tempat-tempat dimana disimpan barang; menyerah-kan barang dan membuka
peti kemas/kemasan barang; dan menyaksikan pemeriksaan. Dalam hal pengangkut
atau kuasanya tidak memenuhi kewajibannya , satuan tugas Bea dan Cukai berwenang
melakukan pemeriksaan karena jabatan. Setiap tindakan pemeriksaan kapal secara
jabatan, Satuan tugas Bea dan Cukai wajib membuat Laporan Penindakan. Dalam hal
hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya pelanggaran, pengangkut/sarana pengangkut
dan/atau barang di atasnya dapat segera meneruskan perjalanannya.
Dalam hal hasil pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran, kapal dan/atau barang di
atasnya ditegah dan dibawa ke Kantor Pabean yang mudah dicapai atau Kantor Pabean
tempat kedudukan pejabat penerbit Surat Perintah dan diserahkan kepada Pejabat
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bea dan Cukai (PPNC DJBC) untuk dilakukan
penyidikan lebih lanjut. Atas hasil pemeriksaan kapal dan/atau barang di atasnya,
pejabat Bea dan Cukai wajib membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Dalam rangka pemeriksaan kapal, diperlukan juga pengetahuan ketentuan dan
terminologi nautika, nautika ini penting agar kapal berlayar tidak ada gangguan teknis,
maupun non teknis. Untuk optimalisasi hasil pemeriksaan kapal dilakukan pemeriksaan
kapal secara sistematisn dan menggunakan pengetahuan dan alat yang lebih maju atau
modern.
Maksud dari suatu pemeriksaan kapal adalah agar setiap pihak yang terkait dengan
pengoperasian kapal yang datang dari luar daerah pabean mematuhi ketentuan tentang
kewajiban untuk memberitahukan barang-barang impor yang dibawanya dari luar
daerah pabean, sebagaimana diperintahkan oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995
tentang kepabeanan, khususnya ketentuan yang diatur dalam pasal 7 Undang-Undang
tersebut. Sedangkan tujuan dari suatu pemeriksaan kapal adalah untuk mencegah,
mencari dan menemukan adanya suatu tindakan yang dapat diduga sebagai pelanggaran
ketentuan kepabeanan dan cukai.
Persiapan Pemeriksaan Kapal
Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan kapal adalah sebagai
berikut :
� Mempersiapkan Surat Perintah Pemeriksaan Kapal,
� Mempersiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti :
- Cermin
- Obeng
- kunci pas
- lampu senter
- kamera
- narcotest, dll
� Mempersiapkan Formulir-Formulir,
� Mempelajari denah kapal,
� Menghubungi agen atau kantor perwakilan untuk kapal yang berbendera asing,
� Mengatur pembagian tugas pemeriksaan kapal.
Yang perlu diingat disini adalah bahwa kapal yang dapat diperiksa di kade atau di
perairan pelabuhan adalah kapal yang melakukan pembongkaran, atau singgah lebih
dari 1 x 24 jam.
Pelaksanaan Pemeriksaan Kapal
� Menaiki kapal setelah bendera kuning diturunkan, yang merupakan tanda bahwa
kapal telah selesai dilakukan pemeriksaan oleh pihak Karantina dan dinyatakan bersih
� Mencatat dan menghitung draft kapal secara kasar, untuk dibandingkan dengan berat
muatan kapal yang tercantum dalam manifes
� Menemui nokhoda dan menunjukan Surat Tugas/Perintah serta identitas yang
menyatakan kapal akan diperiksa oleh satuan tugas Bea dan Cukai (Customs)
� Meminta nakhoda untuk mengiisi daftar isian yang meliputi :
- nama kapal
- kebangsaan
- pelabuhan terakhir yang disinggahi
- nama nakhoda kapal
- nama agen pelayaran
- tempat dan tanggal mulai berlayar
- pelabuhan terakhir dalam daerah pabean yang disinggahi sebelum keluar dari
daerah pabean Indonesia
- tempat berlabuh kapal sekarang
- muatan narkotika/drugs, senjata api yang peruntukan bukan untuk keperluan kapal
- muatan MMEA
� Meminta nakhoda untuk mengisi daftar isian tentang data-data kapal, yang meliputi :
- nama kapal
- kebangsaan
- pelabuhan terakhir yang disinggahi
- nama nakhoda
- pelabuhan tujuan lanjutan
- draft kapal (depan dan belakang)
- berat muatan kapal
- berat bahan bakar
- berat air tawar/air minum
- berat air balast
- berat bahan makanan
- jumlah berat keseluruhan
- hasil pemeriksaan draft
- selisih berat muatan
- tanggal, bulan, tahun dan jam tinggal di ambang luar
- tanggal, bulan, tahun, dan jam sandar di pelabuhan
- tanda tangan nakhoda
� Meminta nakhoda untuk mengisi surat pernyataan tentang muatan kapal, meliputi :
- berat keseluruhan muatan
- berat bongkaran transit
- berat muatan ekspor
- berat muatan re-ekspor dan pelabuhan tujuan barang tersebut
- tanda tangan
� Meminta nakhoda menyerahkan dokumen kapal, yang meliputi :
- Manifes
- Crew list
- Passanger list (bila ada)
- Narcotic/drug list
- Arms and amunition list
- Inventory list
- Personal effect list
- Voyage memo
� Meminta seorang perwira kapal untuk mendampingi pelaksanaan pemeriksaan kapal,
� Melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, yang meliputi antara lain :
- haluan kapal
o bagian antara tangki balast dan palka
o bagian di bawah lantai cerobong angin, ruang kontrol, bagian antara locker
rantai dan ruang palka
o ruang antara tumpukan balok-balok kayu yang terdapat di ruang tukang kayu
o bagian dalam dari selang karet
o di bawah lantai deck store, tempat laci-laci dalam ruang penyimpanan cat,
dalam saluran ventilasi ruang lampu
- Tiang Utama Kapal
o bagian atas tiang utama
o di dalam ventilasi pada bagian kamar pompa
o bagian atas palfond tempat memasukan cargo
o bagian bawah mesin derek
- Ruang Palka
o bagian tersembunyi di antara dua ruang palka
o bagian atas saluran kabel di atas palka
o bagian bawah dari kayu-kayu penutup palka
- Ruang tengah kapal (sebelah dalam) kamar ABK
o di balik dinding kayu kamar
o di balik tempat penyimpanan barang pribadi
o di balik kaca cermin
o di balik sofa dan tempat duduk
o locker bagian atas
o di bawah bantal-bantal sofa
o di bawa dasar locker
o di sekitar rangka jendela
o laci bawah meja tulis
o ranka kayu tempat tidur
o bagian tersembunyi lemari pakaian
o di bawah lantai kamar
o bagian bawah tempat tidur
o di bawah pipa ventilasi
- Tempat untuk minum (restoran, bar, dll)
o langit-langit
o di dalam vacuum cleaner
o di dalam sambungan pipa toilet
o di balik rak-rak perbekalan
o di balik lemari gantung kamar tempat penyimpanan makanan
o bagian atas saluran kabel ruang ganti
o di bawah pot-pot tanaman
- Bagian tengah kapal (sebelah luar)
o di dalam perahu karet dan sekoci
o saluran udara di dek
o di dalam saluran ventilasi
o bagian dasar menara radar
o di dalam kotak pasir
o di dalam tangga tali
o di bawah ember-ember pasir
o di dalam besi-besi berongga
o di bawah palang kayu
- Buritan
o di dalam tangki air
o ruang-ruang tersembunyi di antara tangki kemudi dan tangki air segar
o di bawah gulungan-gulungan tali di atas dek
o di bawah gulungan tali di bawah ruangan penyimpan tali
o bagian-bagian tersembunyi di antara lorong-lorong palka
o di bawah lantai penyimpanan barang-barang kebutuhan dek
o bagian-bagian, ruangan-ruangan lainnya yang mencurigakan
- Kamar Mesin
o di dalam tangki keperluan sehari-hari
o di dalam tangki minyak pelumas
o di dalam lobang-lobang tiang penyangga meja kerja ABK kamar mesin
o bagian dan kelengkapan mesin bubut
o di dalam pipa ventilasi
o bagian-bagian tersembunyi di dalam tangki bahan bakar
o bagian-bagian tersembunyi di antara kamar mesin dengan ruang palka
o di dalam saluran udara ke msin uap
o bagian tersembunyi di sekitar as
o rongga-rongga di dalam switch control board
o tempat-tempat, bagian-bagian lainnya yang dicurigai dapat dipakai untuk
menyembunyikan barang-barang
- Menegah dan menyimpan barang-barang yang nyata-nyata merupakan barang
larangan,
- Menahan orang yang dianggap pemiliknya atau yang bertanggung jawab atas
barang yang ditegah,
- Membuat Berita Acara Penegahan barang yang ditandatangani oleh nakhoda kapal
sebagai saksi,
- Melaporkan setiap kejadian adanya pelanggaran kepada atasan langsung,
- Menegah dan mengamankan barang yang termasuk barang yang diimpornya
dibatasi,
- Membuat Berita Acara Penegahan atas barang pembatasan tersebut yang
ditantangani juga oleh Nakhoda sebagai saksi,
- Membawa barang-barang yang ditegah ke tempat menyimpanan barang-barang
tegahan,
- Memberikan tembusan Berita Acara Penegagan barang yang bersangkutan kepada
pihak-pihak yang barangnya ditegah,
- Meminta Nakhoda untuk menandatangani Surat Pernyataan Hasil Pemeriksaan
Sarana Pengangkut,
- Membuat laporan pemeriksaan kapal untuk dilaporkan kepada atasan langsung.
� Pemeriksaan Sistematis
Kita lebih sering menganggap pemeriksaan kapal sebagai kegiatan yang tidak sulit,
sehingga kita sangat mudah melewatkan atau luput terhadap sesuatu yang sebenarnya
kita cari. Pemeriksaan kapal adalah kegiatan pemeriksaan yang paling rumit yang
dilakukan sebuah tim. Ketika melaksanakan pemeriksaan yang sulit, petugas harus
melakukannya secara sistematik. Pemeriksaan secara sistematik memiliki ciri-ciri:
metodis, terorganisasir, efisiens, logis, tertib, dan disiplin. Pemeriksaan secara
sistematik akan membuka kesempatan yang lebih besar dalam menemukan apa yang
sebenarnya kita cari, jika benar-benar ada, dan apat dijadi kan dasar untuk
menyimpulkan bahwa apa yang kita cari benar-benar tidak ada.
Untuk melaksanakan pemeriksaan secara sistematik, setiap petugas harus mengerti
peran dan tanggung jawabnya masing-masing, yaitu:
- Anggota Tim Pemeriksa–tahu bagaimana melaksanakan pemeriksaan dan
berkomunikasi dengan petugas yang lain.
- Ketua Tim Pemeriksa–merencanakan pemeriksaan berdasarkan sumber daya terbaik
yang dapat digunakan, batasi tempat-tempat di kapal yang akan diperiksa yang
mungkin dijadikan tempat untuk menyembunyikan barang selundupan (berdasarkan
informasi).
� Pemeriksaan
Sangatlah tidak mungkin untuk memeriksa seluruh tempat yang ada pada kapal niaga.
Lebih baik melakukan tingkat pemeriksaan 5% namun dilakukan secara mendalam
(100%) dan sistematik daripada memeriksa seluruh tempat/ruang yang ada di kapal.
Karena keterbatasan kemampuan mental dan fisik petugas yang hanya mampu melakukan
pemeriksaan secara efektif selama 2 - 4 jam pada kondisi udara yang panas, lebih dari itu
pemeriksaan tidak efektif lagi karena faktor lelah (mental dan fisik). Petugas yang
merencanakan pemeriksaan, harus menjamin bahwa tempat-tempat yang ditargetkan
memiliki potensi yang sangat besar dalam menemukan apa yang kita cari (keputusan
peneentuan target lokasi didasarkan pada informasi yang tersedia)
� Informasi
Merencanakan pemeriksaan kapal harus didasarkan pada informasi yang diperoleh dari:
- Target–siapa / apa / dimana
- Hasil analisa jurnal kapal dan dokumen terkait.
- Peninjauan kapal
- Denah kapal
Pertimbangan penyusunan rencana pemeriksaan adalah:
- Apa yang kita cari
- Dimana kita mencarinya
- Sumber daya (petugas dan/atau peralatan) yang diperlukan
- Sumber daya (petugas dan/atau peralatan) yang tersedia
- Waktu pemeriksaan
- Dana
� Rangkaian kegiatan pemeriksaan:
- Nakhoda atau perwira kapal yang bertanggung jawab dihubungi untuk ditanyai dan
dimintai informasi
- Menilai resiko secara lengkap, berdasarkan:
o hasil analisa jurnal kapal
o hasil peninjauan kapal
o hasil (laporan) pemeriksaan kapal sebelumnya
o hasil menghitung draf kapal
- Segala kebutuhan dasar pemeriksaan tersedia
- Petugas berada di atas kapal
- Catatan pemeriksaan kapal
o Sebagai data tetap pemeriksaan kapal
o Sebagai informasi (keamanan dan keselamatan) yang perlu diperhatikan oleh
seluruh petugas
o Data intelijen untuk pemeriksaan yang akan datang
Pemeriksaan sebenarnya
- Hal-hal yang harus diingat
o Batasi pergerakan manusia – terlalu banyak orang (petugas atau awak kapal)
dapat mengacaukan dan membatasi ruang gerak pemeriksaan.
o Denah kapal sering diperlukan untuk mununjukkan kepada petugas mengenai
tempat/ruang yang akan dilakukan pemeriksaan, dan pastikan pemeriksaan
dilakukan secara mendalam dan sistematik.
o Jika pemeriksaan berhasil dengan baik, pemahaman mengenai kapal yang
diperiksa menjadi suatu hal yang sangat penting. Sebelum memulai pemeriksaan,
lihat sekeliling, apakah segalanya seperti yang seharusnya (normal). Apakah ada
yang tidak wajar karena campur tangan manusia.
- Yang dicari, adalah:
o Jejak kaki atau tapak tangan
o Segel/pengaman yang rusak
o Baut dan sekrup yang tampak telah dibuka sebelumnya
o Adanya debu atau oli pada area yang tidak wajar
o Suatu tempat yang sangat bersih (yang jika dibandingkan dengan sekitarnya)
- Mengenal Ruang Kosong (Hampa)
o Perhatikan kemungkinan menyembunyikan di ruang-ruang kosong (void space)
seperti ruang yang ada pada peralatan, dibalik dinding/sekat kapal, ruang di
sekitar barang furniture, ruang di bawah lantai kapal, bahkan ruang-ruang yang
ada pada struktur kapal. Jika ragu lihat denah kapal.
o Periksa apakah tangki muatan yang kecil atau peralatan sedang digunakan.
Tempat tersebut yang tidak terpakai merupakan tempat yang sempurna untuk
menyembunyikan barang.
- Pemeriksaan
o Kenali di mana kita akan memulai, bagaimana kita melakukannya dan di mana
lokasi terakhir pemeriksaan.
o Bagilah lokasi yang diperiksa menjadi beberapa bagian dan tempatkan anggota
tim di tiap lokasi. Penting bagi anggota tim untuk mengetahui tempat yang
menjadi tanggung jawabnya untuk menghindari pengulangan dan memastikan
pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dan lengkap.
o Sangatlah penting menjaga komunikasi antar petugas selama pemeriksaan,
komunikasi yang bagus akan membantu dalam pemeriksaan secara menyeluruh.
o Cobalah untuk berusaha apakah ada jalan termudah untuk memasuki tempat
yang akan diperiksa
o Selain hal-hal tersebut di atas, lihat dan berfikir!!
- Awak Kapal
o Kenali lingkungan (tempat kerja) mereka.
o Waktu-mereka memiliki banyak waktu untuk menyembunyikan barang dengan
rapi atau dengan cara yang sangat sederhana (bahkan kadang disembunyikan
tepat di hadapan atau di bawah kita).
o Perlu diingat bahwa awak kapal telah sering menghadapi pemeriksaan kapal
yang dilakukan oleh Petugas Bea dan Cukai di seluruh dunia. Mereka
mengetahui bagaimana cara petugas melakukan pemeriksaan, dimana petugas
melakukan pemeriksaan, dan seberapa jauh petugas melaksanakannya.
Mereka dapat menyembunyikan barang di tempat yang tidak mudah ditemukan
oleh petugas yang dengan hanya menggunakan senter dan cermin. Mereka akan
menempatkannya di tempat sangat tersembunyi, di belakang sesuatu yang
terpasang sehingga sangat sulit untuk memasuki ruangan tersebut dan
melakukan pemeriksaan.
Ketika memeriksa di tempat-tempat tersebut, kita harus berusaha lebih keras
untuk memastikan bahwa tempat tersebut tidak digunakan untuk
menyembunyikan barang.
Denah kamar mesin
� Anjungan (Ruang Kemudi) dan Peralatannya
Ajungan (Ruang Kemudi) sebuah kapal adalah ruang tertutup yang berada di tempat
yang paling tinggi di atas di atas deck. Di tempat tersebut terdapat alat-alat navigasi
kapal. Dari ruang inilah kapal dikendalikan. Pada umumnya alat-alat navigasi yang
digunakan sangat sensitif dan perlu diketahui bahwa alat tersebut tidak boleh
terganggu.
Pada setiap sisi anjungan terdapat sayap anjungan (bridge wing). Di tempat ini terdapat
kompas gyro yang digunakan perwira kapal menetapkan posisi kapal pada peta.
Anjungn sayap juga merupakan tempat untuk lampu navigasi. Daerah ini seharusnya
diperiksa dengan seksama karena banyak terdapat ruang-ruang untuk menyembunyikan
barang.
Sayap Anjungan dengan kompas gyro dan lampu sorot.
Bagian belakang anjungan biasanya adalah ruang peta, ruang peta terdiri dari peta
untuk keperluan navigasi yang dibutuhkan kapal dalam pelayarannya. Peta ini terpisah
lembar per lembar. Di tiap lembarnya terdiri peta dari daerah tertentu. Terkadang peta
pelayaran terbagi dalam beberapa lembar jika kapal sering melakukan rute yang sama.
Peta biasanya disimpan di dalam meja peta dan disimpan di laci besar dengan ruang
kosong dibelakang laci. Terdapat banyak rak, yang terdiri dari berita navigasi yang
dibutuhkan kapal. Locker di tempat ini berisi isyarat keadaan darurat, jas hujan, dll.
Ruang peta
Terdapat juga ruang atau tempat untuk menyimpan bendera isyarat dan bendera dari
berbagai macam negara. Di dermaga, pintu masuk ke anjungan hanya disediakan bagi
perwira jaga, dan selalu dalam keadaan terkunci. Di laut, anjungan selalu ditempati
perwira jaga dan juru mudi. Di atas anjungan terdapat daerah yang disebut dek
embarkasi (monkey island). Tempat ini berada pada posisi tertinggi di kapal. Biasanya
memiliki ruang battery yang terdiri dari batery darurat yang menjadi cadangan bagi
semua alat komunikasi apabila terjadi kerusakan sistem power. Pemeriksaan ruang
battery tersebut harus hati-hati mengingat bahaya yang dapat ditimbulan dari cairan
asam baterry. Di monkey island juga terdapat kompartemen tahan air lainnya berisi
tanda isyarat dengan bentuk khusus (bola dan belah ketupat) yang harus dibawa
kapal.Tiang isyarat kapal, yang berhubungan dengan lampu navigasi dan lampu isyarat
lainnya digunakan untuk menginformasikan keadaan tertentu di kapal. Tiang isyarat
juga disebut pohon natal. Scanner radar juga terpasang di atas tiang (pohon natal).
Karena besarnya tegangan dan transimisi gelombang radio yang digunakan radar,
sangat penting bagi kita untuk memastikan bahawa radar dalam keadaan mati ketika
kita bekerja di sekitar monkey island. Antena alat navigasi dan komunikasi juga dapat
ditemukan di area ini.
Tiang utama tampak dari sayap anjungan
Anjungan adalah area dari kapal dimana kapal dikenal. Terdiri dari alat navigasi,
komunikasi, alat pencegah tabrakan, dan alat kendali kapal. Di bawah dek anjungan
terdapat dek akomodasi. Tepat di bawah anjungan adalah ruang/cabin kapten/nakhoda.
Pada kebanyakan kapal Juru Mudi akan ditemukan di sisi kanan (startboard) kapal
sementara Kepala Kamar Mesin berada di sisi kiri (port) kapal. Tempat penyimpanan
barang (bonded store) juga terdapat di dek ini, begitu juga brankas kapal.
Semua dek lain di bawahnya adalah akomodasi bagi perwira lain dan awak kapal.
Berbagai lemari penyimpan/locker miliki bagian lain juga terdapat di gang/lorong
akomodasi. Denah kapal menunjukakan beberapa area dari kapal, denah umum, palka,
tanki, denah pemadam kebakaran, prosedur darurat, isyarat darurat dll akan tampak di
dinding sekat akomodasi.
Tempat Penyimpanan kepala pelayan biasanya pada dek dasar-terdiri la macam
permintaan dari kapal. Semua persediaan kering, alat masak, alat pemotong, kain, toilet
dll disimpan dan kuncinya dipegang kepala pelayan. Juga terdapat ruang pendingin di
kapal niaga. Alasan untuk ini adalah setiap kamar harus dijaga pada suhu berbeda.
Empat ruang pendingin biasanya ruangan daging, ikan, susu dan sayuran. Suhu sekitar -
18 derajat biasanya untuk daging, pemakaian pakaian dingin dianjurkan selama dalam
daerah ini.Terdapat tempat makan berbeda antara perwira dan awak kapal yang disebut
ruang makan. Juga terdapat ruangan terpisah untuk memasak yang disebut galley.
Terminologi nautika
Abaft mengarah ke belakang/buritan kapal
Abeam garis tegak lurus dari tengah buritan ke arah depan/haluan
kapal
Aboard di atas kapal
Aft (buritan) bagian belakang kapal
Alleyway seluruh lorong/gang dan jalan terusan di dalam wilayah
akomodasi
Amidship di bagian tengah kapal
Anchor (Jangkar) alat yang digunakan untuk menahan posisi kapal di laut yang
dihubungkan dengan rantai. Biasanya berada di bagian depan
kapal, tetapi ada juga kapal yang mempunyai jangkar di
belakang (stream anchor)
Jangkar cadangan
Rantai Jangkar dan Pipa Rantai Jangkar
(Anchor cable and hawes pipe)
Anchor Cable (Rantai Jangkar) rantai besar yang menghubungkan
jangkar engan kapal (disimpan di dalam chain locker)
Astern di belakang kapal. Juga mengacu pada gerakan buritan
(seperti mundur ke belakang )
Athwartship garis lurus kapal ke arah depan dan belakang kapal
Ballast biasanya berisi air laut, dimuat untuk tujuan meningkatkan
stabilitas kapal (dimuat dalam tangki ballast). Juga digunakan
untuk meningkatkan draft kapal saat tidak berisi muatan.
Beam lebar kotor kapal
Berth bagian dari dok yang digunakan untuk mengikat kapal.
Tempat tidur di dalam kabin
Bilge (got) bagian terendah di dalam dinding/badan kapal (hull) yang
digunakan untuk saluran cairan
Bill Of Lading dokumen kepemilikan/kontrak pengangkutan atas muatan
kapal
Bitts (bolder) tiang/tonggak yang digunakan untuk tambatan kapal
Bow ujung depan kapal
Bow line tali tross kapal di depan (disebut juga tali utama)
Bridge ruang navigasi (anjungan)
Bulk carrier kapal yang dirancang untuk mengangkut barang curah
Bulkhead dinding/sekat kapal
Bridge with radar
Bulwark pagar (railing) kapal di sekeliling luar geladak utama
Bunkers bahan bakar kapal
Cabin ruang akomodasi awak kapal
Capstan mesin derek dengan tiang vertikal untuk menarik tambang
kapal (biasanya pada kapal kecil)
Catwalk gang/jalan yang berada di atas bagian tengah geladak utama
Chain Locker ruang menyimpan rantai jangkar
Cofferdam ruang kosong (kedap) diantara dua kompartemen (tangki) dan
berfungsi sebagai pemisah keduanya
Companionway tangga di dalam superstruktur kapal
Crow’s Nest posisi untuk melihat yang ada di tiang utama kapal
Davits batang/lengan pengangkat sekoci
Deadweight ukuran berat kotor kapal, termasuk muatan, bahan bakar,
awak kapal, penumpang dan persediaan
Deck (geladak) lantai kapal
Deck head langit-langit kapal
Tiang utama kapal dengan christmas tree dan crow’s nest
Sekoci penyelamat
Derrick mesin derek yang digunakan untuk mengangkat/
menurunkan/ memindahkan ke posisi yang ditentukan
dengan cepat. Digunakan untuk memuat dan membongkar
muatan pada kapal barang model lama
Draught biasa juga disebut draft kapal adalah kedalaman kapal di
bawah air (jarak antara lunas sampai permukaan air)
Fairlead pemandu untuk menambatkan kapal
Fathom ukuran kedalaman (6 feet)
Fender bantalan yang ada di sisi kapal untuk mencegah kerusakan
akibat benturan
Flotsam puing kapal yang hancur dan mengapung di air
Fore & Aft sejajar dengan garis tengah kapal
Frames tulang iga (ribs) kapal atau kerangka melintang yang kuat
Freeboard jarak dari permukaan air sampai dengan geladak utama
Galley dapur kapal
Gangway tangga/jembatan yang menghubungkan dermaga dengan
kapal (kadang lebih rendah ketika kapal kosong)
Gantry sejenis mesin derek/batang pemuat
Guys tambang atau kawat untuk menahan mesin derek
Hatch lubang untuk masuk ke palka
Helm kemudi kapal
Hold ruang penyimpanan muatan (palka) di kapal
Hull badan kapal (kulit luar kapal)
In Ballast tidak membawa muatan
Keel (lunas) batang membujur di dasar kapal (tulang punggung kapal)
Knot satuan kecepatan kapal yaitu 1 nautical mile per jam
List kapal miring pada satu sisi
Rakit Penyelamat (Life raft), memiliki masa kadaluarsa
Life Raft rakit penyelamat yang dapat ditiup (biasanya disimpan di
geladak kapal)
Load line tanda berupa garis di sisi kapal (di tengah), sebagai petunjuk
kedalaman atau kemampuan kapal mengangkut muatan
dalam kondisi yang berbeda
Log alat untuk mengukur kecepatan kapal
Log book buku harian kapal, biasa disebut juga rough log book atau
deck log book
Manifest daftar muatan, pemilik, dan persediaan
Mess ruang makan di dalam kapal
Monkey Island daerah di atas bridge (disebut juga sebagai compass deck)
Mooring Line tambang yang digunakan untuk menambat kapal
O.B.O Minyak (Oil) – Curah (Bulk) – Bijih (Ore)
Old man master/captain kapal
Pilot Ladder tangga khusus terbuat dari tambang kapal sesuai peraturan
internasional, digunakan untuk naik ke kapal di laut, biasa
disebut juga tangga pandu atau tangga monyet.
Poop geladak utama di bagian belakang kapal
Port sisi kiri kapal di bagian depan
Rudder alat yang digunakan sebagai alat kendali kapal
Samson Posts tiang vertikal yang kokoh yang digunakan dengan derek
Smokestack cerobong kapal (funnel)
Sounding kedalaman air di dalam tangki
Tangga pandu yang disimpan
Tanda bahaya di tempat masuk monkey island
Starboard sisi kanan kapal menghadap ke depan
Stem ujung depan kapal
Stern buritan kapal
Superstructure daerah ruang akomodasi di dalam kapal
Stern buritan kapal
Superstructure daerah ruang akomodasi di dalam kapal
Tanker kapal yang dibuat khusus mengangkut muatan dlm bentuk
cairan
Gross Tonnage kapasitas muat kotor kapal. Ukuran untuk kapasitas total
adalah 1 volumetric tons dari 100 cubic feed
Smokestack (cerobong kapal/funnel)
Net tonnage kapasitas muat kapal yang dapat menghasilkan penerimaan
Trim perbedaan antara draft bagian depan dan belakang kapal
Windlass alat untuk menarik rantai jangkar dan jangkarnya
Winch alat yang igunakan untuk mengangkat dan menurunkan cargo
dan juga digunakan untuk menarik tambang kapal
mooring winches
� Draft kapal
- Cara menghitung berat muatan:
Menghitung dwt dengan memakai deadweight scale
Menghitung displacement dengan menggunakan hydrostatic curve
Menghitung displacement dengan menggunakan ukuran utama kapal
Menggunakan volume ruang muat yang tertera pada surat ukur kapal
- Tonage (tonase), adalah sebuah harga yang didapat dengan menghitung sesuai
peraturan dan cara tertentu yang dapat dianggap menunjukkan internal capacity suatu
kapal, yaitu banyaknya ruangan didalam kapal yang dapat memberikan keuntungan.
Terdapat dua macam register tonage, yaitu Brt (bruto register tonage), dan Nrt (netto
register tonage)
- Cb = coefisient block adalah perbandingan antara volume badan kapal di bawah air
dengan volume kotak yang dibatasi oleh panjang (l), lebar (b) dan sarat air (d)
yang sama. Rumus: Cb = volume displacement : (l x b x d)
- Batasan coefisient block :
kapal barang (general cargo) = 0,65 - 0,75
kapal cepat (fast boat) = 0,35 - 0,50
kapal tanker = 0,75 - 0,80
barge (tongkang) = 0,80 - 0,95
tug boat (kapal tunda) = 0,65 - 0,70
- Displacement adalah jumlah air dalam ton yang dipindahkan oleh kapal terapung,
atau gaya tekan keatas oleh air terhadap kapal yang besarnya sama dengan berat
zat cair yang dipindahkan atau sama dengan volume badan kapal yang tercelup
dikalikan dengan berat jenis air laut (BD air laut = 1,025).
Rumus, Displacement = volume x BD air laut = l x b x t x cb x bd
- Dead weight ( Dwt ) atau bobot mati adalah gabungan berat dalam ton untuk
berat muatan, bahan bakar, minyak pelumas, air tawar, bahan makanan dan
minuman, awak kapal, penumpang dan barang bawaan.
Rumus, Dwt = Displacement - Lwt
- Light weight (lwt) atau berat kapal kosong adalah berat badan kapal,bangunan atas,
peralatan/perlengkapan kapal, permesinan kapal dan lain-lain
Rumus, Lwt = Displacement-Dwt
- Berat muatan ( PB ) hasil perhitungan berat muatan yang secara kasar tersebut akan
dibandingkan dengan berat muatan yang tercantum dalam manifest kapal, dari
perbandingan tersebut petugas dapat memperkirakan kemungkinan ada/tidak nya
kelebihan atau pelanggaran. Rumus, PB = Dwt-Lwt
Denah Kapal
DDeennaahh KKaappaall
DDeennaahh KKaappaall
DDeennaahh KKaappaall
Skala Draf Kapal
Draf Kapal
� Sarat kapal adalah kedalaman bagian kapal yang terendam air. Sarat kapal ini terkait
dengan berat kapal beserta isinya. Hubungan antara bobot mati (dead weight) kapal
dengan saratnya dapat di ambil sebagai perkiraan sebagai berikut.
Bobot Mati Kapal Dalam Ton
Sarat Kapal Dalam Kaki (FT)
Sarat Kapal Dalam Desimeter (DM)
10.000 26 79
20.000 30 91
50.000 38 115
100.000 48 146
200.000 60 183
300.000 72 219
500.000 90 274
1.2.Latihan
1). Pertanyaan:Jelaskan apa saja yang harus dipersiapkan sebelum Petugas Bea dan Cukai
melakukan pemeriksaan kapal!
Jawab: Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan kapal
adalah sebagai berikut mempersiapkan Surat Perintah Pemeriksaan Kapal,
mempersiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti cermin, obeng, kunci
pas, lampu senter, kamera, dan narcotest, dll. Mempersiapkan Formulir-Formulir,
mempelajari denah kapal, menghubungi agen atau kantor perwakilan untuk kapal
yang berbendera asing, dan mengatur pembagian tugas pemeriksaan kapal. Yang
perlu diingat disini adalah bahwa kapal yang dapat diperiksa di kade atau di perairan
pelabuhan adalah kapal yang melakukan pembongkaran, atau singgah lebih dari satu
kali dua puluh empat jam.
2). Pertanyaan: Jelaskan secara singkat pelaksanaan pemeriksaan kapal pada umumnya
dilakukan oleh petugas Bea dan Cukai!
Jawab: Secara singkat pelaksanaan pemeriksaan kapal pada umumnya dilakukan
oleh petugas Bea dan Cukai, adalah Menaiki kapal setelah bendera kuning
diturunkan, yang merupakan tanda bahwa kapal telah selesai dilakukan pemeriksaan
oleh pihak Karantina dan dinyatakan bersih. Mencatat dan menghitung draft kapal
secara kasar, untuk dibandingkan dengan berat muatan kapal yang tercantum dalam
manifes. Menemui nokhoda dan menunjukan Surat Tugas/Perintah serta identitas
yang menyatakan kapal akan diperiksa oleh satuan tugas Bea dan Cukai (Customs),
eminta nakhoda untuk mengisi daftar isian tentang data-data kapal, meminta nakhoda
untuk mengisi surat pernyataan tentang muatan kapal. Meminta nakhoda menyerahkan
dokumen kapal, yang meliputi Manifes, Crew list, Passanger list (bila ada), Narcotic/
Drug list, Arms and amunition list, Inventory list , Personal effect list, dan Voyage
memo, Meminta seorang perwira kapal untuk mendampingi pelaksanaan pemeriksaan
kapal. Melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, haluan kapal, tiang Utama Kapal,
Ruang Palka, Ruang tengah kapal (sebelah dalam) kamar ABK, Tempat untuk minum
(restoran, bar, dll), Bagian tengah kapal (sebelah luar), Buritan, Kamar Mesin.
Menegah dan menyimpan barang-barang yang nyata-nyata merupakan barang
larangan. Menahan orang yang dianggap pemiliknya atau yang bertanggung jawab
atas barang yang ditegah. Membuat Berita Acara Penegahan barang yang
ditandatangani oleh nakhoda kapal sebagai saksi. Melaporkan setiap kejadian adanya
pelanggaran kepada atasan langsung. Menegah dan mengamankan barang yang
termasuk barang yang diimpornya dibatasi. Membuat Berita Acara Penegahan atas
barang pembatasan tersebut yang ditantangani juga oleh Nakhoda sebagai saksi.
Membawa barang-barang yang ditegah ke tempat menyimpanan barang-barang
tegahan. Memberikan tembusan Berita Acara Penegagan barang yang bersangkutan
kepada pihak-pihak yang barangnya ditegah. Meminta Nakhoda untuk menanda-
tangani Surat Pernyataan Hasil Pemeriksaan Sarana Pengangkut. Membuat laporan
pemeriksaan kapal untuk dilaporkan kepada atasan langsung.
1.3.Rangkuman
Dalam pelaksanaan tugas pegawai Bea dan Cukai masih ada yang menganggap
pemeriksaan kapal sebagai kegiatan yang tidak sulit, sehingga kita sangat mudah
melewatkan atau luput terhadap sesuatu yang sebenarnya kita cari. Pemeriksaan kapal
adalah kegiatan pemeriksaan yang paling rumit yang dilakukan sebuah tim.
Ketika melaksanakan pemeriksaan yang sulit, petugas harus melakukannya secara
sistematik. Pemeriksaan secara sistematik memiliki ciri-ciri: metodis, terorganisasir,
efisiens, logis, tertib,dan disiplin.
Pemeriksaan secara sistematik akan membuka kesempatan yang lebih besar dalam
menemukan apa yang sebenarnya kita cari, jika benar-benar ada, dan apat dijadikan
dasar untuk menyimpulkan bahwa apa yang kita cari benar-benar tidak ada.
Sangatlah tidak mungkin untuk memeriksa seluruh tempat yang ada pada kapal niaga.
Lebih baik melakukan tingkat pemeriksaan 5% namun dilakukan secara mendalam
(100%) dan sistematik daripada memeriksa seluruh tempat/ruang yang ada di kapal.
Karena keterbatasan kemampuan mental dan fisik petugas yang hanya mampu
melakukan pemeriksaan secara efektif selama 2 - 4 jam pada kondisi udara yang panas,
lebih dari itu pemeriksaan tidak efektif lagi karena faktor lelah (mental dan fisik).
Petugas yang merencanakan pemeriksaan, harus menjamin bahwa tempat-tempat yang
ditargetkan memiliki potensi yang sangat besar dalam menemukan apa yang kita cari
(keputusan peneentuan target lokasi didasarkan pada informasi yang tersedia)
2.Test Formatif
1). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk
tempat yang ada di Tiang Utama Kapal, yang diperhatikan adalah bagian atas tiang
utama, di dalam ventilasi pada bagian kamar pompa, bagian atas palfond tempat
memasukan cargo, dan pada:
a. Ruang di bawah lantai kapal
b. Bagian dasar menara radar
c. Bagian atas saluran kabel ruang ganti
d. Bagian bawah mesin derek
2). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk
tempat yang ada di Ruang Palka, yang diperhatikan adalah bagian tersembunyi di
antara dua ruang palka, bagian atas saluran kabel di atas palka, dan pada:
a. Bagian bawah dari kayu-kayu penutup palka
b. Ruang di bawah lantai kapal
c. Bagian dasar menara radar
d. Bagian atas saluran kabel ruang ganti
3). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk
tempat yang ada di Ruang tengah kapal (sebelah dalam) kamar ABK yang
diperhatikan adalah di balik dinding kayu kamar, di balik tempat penyimpanan
barang pribadi, di balik kaca cermin, di balik sofa dan tempat duduk, locker bagian
atas, di bawah bantal-bantal sofa, di bawa dasar locker, di sekitar rangka jendela, laci
bawah meja tulis, rangka kayu tempat tidur, bagian tersembunyi lemari pakaian,
bagian bawah tempat tidur, di bawah pipa ventilasi , dan pada:
a. Ruang di bawah lantai kapal
b. Bagian dasar menara radar
c. Di bawah lantai kamar
d. Bagian atas saluran kabel ruang ganti
4). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk
tempat yang ada di Tempat untuk minum (restoran, bar, dll) yang diperhatikan adalah
langit-langit, di dalam vacuum cleaner, di dalam sambungan pipa toilet, di balik rak-
rak perbekalan, di balik lemari gantung kamar tempat penyimpanan makanan, di
bawah pot-pot tanaman, dan pada:
a. Ruang di bawah lantai kapal
b. Bagian atas saluran kabel ruang ganti
c. Bagian bawah mesin derek
d. Bagian dasar menara radar
5). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk
tempat yang ada di Bagian tengah kapal (sebelah luar), yang diperhatikan adalah di
dalam perahu karet dan sekoci, saluran udara di dek, di dalam saluran ventilasi, , di
dalam kotak pasir, di dalam tangga tali, di bawah ember-ember pasir, di dalam besi-
besi berongga, di bawah palang kayu, dan pada :
a. Ruang di bawah lantai kapal
b. Bagian dasar menara radar
c. Bagian atas saluran kabel ruang ganti
d. Bagian bawah mesin derek
6). Petugas Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan ruangan-ruangan, untuk
tempat yang ada di Buritan, yang diperhatikan adalah, ruang-ruang tersembunyi di
antara tangki kemudi dan tangki air segar, di bawah gulungan-gulungan tali di atas
dek, di bawah gulungan tali, di bawah ruangan penyimpan tali, bagian-bagian
tersembunyi di antara lorong-lorong palka, di bawah lantai penyimpanan barang-
barang kebutuhan dek, bagian-bagian ruangan-ruangan lainnya yang mencurigakan,
dan pada:
a. Di dalam tangki air
b. Ruang di bawah lantai kapal
c. Bagian dasar menara radar
d. Bagian bawah mesin derek
7). Rangkaian kegiatan pemeriksaan Kapal dilakukan oleh petugasBea dan Cukai dengan
cara menilai resiko secara lengkap, berdasarkan, hasil analisa jurnal kapal, hasil
peninjauan kapal, hasil (laporan) pemeriksaan kapal sebelumnya, dan dengan cara:
a. Hasil menghitng volume barang
b. Hasil menghitung tonase barang impor/ekspor
c. Hasil menghitung draf kapal
d. Hasil menghitung panjang, lebar dan tinggi kapal
8). Perhatikan kemungkinan menyembunyikan di ruang-ruang kosong (void space)
seperti ruang yang ada pada peralatan, dibalik dinding/sekat kapal, ruang di sekitar
barang furniture, , bahkan ruang-ruang yang ada pada struktur kapal, dan pada:
a. Ruang di bawah lantai kapal
b. Bagian dasar menara radar
c. Bagian atas saluran kabel ruang ganti
d. Bagian bawah mesin derek
9). Ukuran berat kotor kapal, termasuk muatan, bahan bakar, awak kapal, penumpang
dan persediaan, adalah:
a. Brt
b. Nrt
c. Deadweight
d. Displacement
10). Tanda berupa garis di sisi kapal (di tengah), sebagai petunjuk kedalaman atau
kemampuan kapal mengangkut muatan dalam kondisi yang berbeda, adalah:
a. Log book
b. Load line
c. List
d. Life Raft
3. Kunci Jawaban Test Formatif
1. d 6. a
2. a 7. c
3. c 8. a
4. b 9. c
5. b 10. b
4.Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci jawaban yang disediakan pada modul ini. Hitung
jawaban Anda yang kedapatan benar. Kemudian gunakan rumus untuk mengetahui
tingkat pemahaman terhadap materi. Perhatikan dan cocokan hasil jawaban Anda
dengan hasil perhitungan sesuai rumus dengan hasil pencapaian prestasi belajar
sebagaimana data pada kolom dibawa ini.
TP = Jumlah Jawaban Yang Benar X 100%
Jumlah keseluruhan Soal
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari
mencapai
91 % s.d 100 % : Amat Baik
81 % s.d. 90,00 % : Baik
71 % s.d. 80,99 % : Cukup
61 % s.d. 70,99 % : Kurang
Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori “Baik”), maka
disarankan mengulangi materi.
5.Daftar Pustaka .
� Undang-undang No. 17 tahun 2006 Tanggal 15 Nopember 2006 tentang Perubahan
Undang-undang No. 10 tahun 1995 Tanggal 30 Desember 1995 tentang Kepabeanan.
� Territoriale Zee En Maritieme Kringen Ordonantie (TZEMKO) No. 442 Th 1939
� Peraturan Pemerintah RI No. 69 Tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan
� Indische Scheepvaart-Wet (Staatablad 1936 No. 700) Tentang Pelabuhan
� Undang-undang No. 19 Tahun 1960 Tentang Pengelola Pelabuhan
� Keputusan Mahkamah Internasional tahun 1951 dalam Anglo-Norwegian Fisheries
Case yang membenarkan penarikan garis-garis dasar lurus (straight base lines) dalam
point to point theory dari Archipellagic State Principle, melalui Pengumuman
Pemerintah Indonesia tanggal 13 Desember 1957 yang dikenal dengan nama
’Deklarasi Juanda’
� UU No. 9 Tahun 1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan
� Instruksi Presiden No. 17/1967 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan
� PP No. 18/1969 Tentang Perusahaan Negara Pelabuhan
� PP No. 11/Tahun 1983 Tentang Perum Pelabuhan
� PP No. 3/Tahun 1983 Tentang pelabuhan di Indonesia dibagi dalam empat Perum.
� Undang-Undang Otonomi Daerah, yaitu UU No. 22/1999 dan PP No. 25/2000
Tentang kewenangan provinsi sebagai daerah otonom oleh Pemerintah.
� SK Menhub No. 53 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional.
� SK Menhub No. 54 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut.
� SK Menhub No. 55 tentang Pengelolaan Pelabuhan Khusus.
� Shipping-Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut, Edisi Revisi, oleh
Capt. R.P.Suyono, penerbit PPM-Jakarta Tahun 2003
� Buku Panduan –Customs Course – Ships Search – Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai-Jakarta Tahun 2005 – Pemeriksaan Kapal (Buku Panduan ini
diperoleh dari hasil Shipsearch Training Course di National Enforcement Training
Course – Australian Customs Service pada bulan April – Mei 2005, dan telah
diterjemahkan oleh, Pegawai DJBC Nama Sonny Wibisono, I Wayan Sapta Darma,
Andhi Pramono, dan Fabian Cahyo Wibowo