Post on 05-Dec-2014
LAPORAN
TUTORIAL BLOK 13 SKENARIO B
Disusun Oleh:
KELOMPOK B3
Anggota Kelompok:
Anantya D. sophan 04111401004
Keidya Twintananda 04111401022
Ali Zainal 04111401026
Roby Juniadha 04111401034
M. Addien Prima Nanda 04111401037
Deswan Capri N 04111401062
Tria Yunita 04111401063
Kristian Sudana H 04111401085
Gnanambhikaiy Ganapathi 04111401098
Tutor: Dra. Enny Kusumastuti, Apt, M.Kes
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSTAS SRIWIJAYA
TAHUN 2012
1
KATA PENGANTAR
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada Dosen pembimbing
yang telah membimbing tutorial pada blok 13 ini sehingga proses tutorial dapat berlangsung
dengan sangat baik.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang
tua, yang telah memberi dukungan baik berupa materil dan moril yang tidak terhitung jumlah
nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario B di blok 13 ini hingga
selesai.
Ucapan terima kasih juga kepada para teman-teman sejawat di Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya atas semua semangat dan dukungannya.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata mendekati sempurna. Oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan di penyusunan laporan berikutnya. Mudah-mudahan laporan ini dapat memberikan
sumbangan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.
Palembang, 27 Desember 2012
Penyusun Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………. 2
Daftar Isi ………………………………………………………………………………..… 3
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….. 4
1.2 Maksud dan Tujuan……………………………………………….….. 4
BAB II : Pembahasan
2.1 Data Tutorial…………………………………………………………. 5
2.2 Skenario Kasus ……………………………………………………..... 6
2.3 Paparan
I. Klarifikasi Istilah. ............…………………………………...... 7
II. Identifikasi Masalah...........………………………………….... 8
III. Analisis Masalah ...............................……………………........ 9
IV. Keterkaitan Antar Masalah .......................................................11
V. Learning Issues ...………………...…………………….............12
VI. Jawaban Analisis Masalah ..……...…………………….............13
VII. Sintesis .......................................................................................
VIII. Kerangka Konsep..................………………………………......
BAB III : Penutup
3.1 Kesimpulan .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok 13 Patologi Anatomi dan Patologi Klinik pada semester 3 dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran
untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang. Penulis
memaparkan kasus yang diberikan mengenai
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari
skenario ini.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor : Dra. Enny Kusumastuti, Apt, M.Kes
Moderator : Roby Juniadha
Sekretaris Papan : Keidya Twintananda
Sekretaris Meja : Tria Yunita
Hari, Tanggal : Rabu, 26 Desember 2012
Kamis, 27 Desember 2012
Rule Peraturan : 1. Alat komunikasi di nonaktifkan
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat (aktif)
3. Dilarang makan dan minum
5
2.2 Skenario Kasus
Mrs. Mona, a 41-year-old woman came to the clinic eith chief complaint of weakness
and palpitation. She is having symptom of nauseous and need medication to relieve it.
She has had suffered from prolonged and excessive menstruation (twice in a month)
since 1,5 year ago. She likes planting and taking care of flowers in her garden without
gloves.
Physical examination:
General appearance: pale, fatique,
HR: 110x/minute, RR : 22x/menit, Temperature : 36,6ºC, BP : 120/80 mmHg
Liver and spleen non palpable, no lymphadenopathy, no epigastric pain
Cheilitis positive, tongue : papil atrophy
Koilonychia positive
Laboratory :
Hb : 6,2 g/dL, Ht : 18 vol%, RBC : 2.480.000/mm³, WBC : 7.400/mm³, trombosit:
386.000/mm³, Diff.count : 0/2/5/63/26/4, MCV : 72 fL, MCH: 25 pg, MCHC: 30%
Fecal Occult Blood : Negative, Hookworm’s eggs positive.
6
2.3 Paparan
I. Klarifikasi Istilah
1. Palpitation : perasaan berdebar-debar atau denyut jantung tidak teratur yang sifatnya subjektif.
2. Nauseous : sensasi tidak menyenangkan yang samar pada epigastrum dan abdomen dengan kecengderungan untuk muntah.
3. Excessive menstruation : an abnormaly heavy and prolonged menstrual period at regular intervaise.
4. Lymphadenophaty : Penyakit KGB biasanyan terjadi pembengkakan KGB
4. cheilitis : peradangan pada bibir
5. Papil Atrophy : permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidahnya menghilang.
6. Koilonychia : distrofi kuku jari dengan kuku menjadi tipis dan cekung, dengan tepi meninggi.
7. Fecal Occult Blood : suatu tes untuk mendeteksi adanya darah yang tidak kasat mata, biasanya melalui feses.
7
II. Identifikasi Masalah
No. Masalah Konsen Kesesuaian
1.
2.
3.
4.
5
Mrs. Mona, a 41-year-old woman came to the clinic
eith chief complaint of weakness and palpitation.
She is having symptom of nauseous and need
medication relieve it.She has had suffered from
prolonged and excessive menstruation (twice in a
month) since 1,5 year ago.
She likes planting and taking care of flowers in her
garden without gloves.
Physical examination:
General appearance: pale, fatique,
HR: 110x/minute, RR : 22x/menit, Temperature :
36,6ºC, BP : 120/80 mmHg
Liver and spleen non palpable, no lymphadenopathy,
no epigastric pain
Cheilitis positive, tongue : papil atrophy
Koilonychia positive
Laboratory :
Hb : 6,2 g/dL, Ht : 18 vol%, RBC : 2.480.000/mm³,
WBC : 7.400/mm³, trombosit: 386.000/mm³,
Diff.count : 0/2/5/63/26/4, MCV : 72 fL, MCH: 25
pg, MCHC: 30%
Fecal Occult Blood : Negative, Hookworm’s eggs
positive.
TSH
TSH
TSH
TSH
TSH
VVV
VV
V
V
VV
III. Analisis Masalah
8
1. Mrs. Mona, a 41-year-old woman came to the clinic eith chief complaint of
weakness and palpitation.
1.1. Apa etiologi dari waeakness dan palpitation?
Penyebab weakness
1. Jumlah Asupan Makanan
Makan terlalu sedikit atau pola makan salah merupakan penyebab kelelahan. Jika Anda memulai hari Anda dengan donat atau makanan manis lainnya, gula darah anda akan meningkat tajam, menjadikan gerakan Anda lamban yang akhirnya memicu kelelahan.
2. Anemia
Anemia adalah penyebab utama kelelahan pada wanita. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke jaringan dan organ. Anemia mudah didiagnosis dengan tes darah.
3. Depresi
Depresi bukan saja merupakan sebuah gangguan emosional, tetapi menyebabkan banyak gejala fisik. Kelelahan, sakit kepala, dan kehilangan nafsu makan adalah salah satu gejala yang paling umum. Jika merasa lelah selama lebih dari dua minggu, periksakan diri ke dokter.
4. Hypothyroidism
Tiroid adalah kelenjar kecil di pangkal leher yang mengendalikan metabolisme tubuh mengubah makanan menjadi energi. Apabila aktivitas kelenjar kurang aktif dan fungsi metabolisme terlalu lambat, akibatnya Anda akan merasa kelelahan.
5. Kelebihan Kafein
Sebagian besar kita menganggap kopi adalah menghilangkan kelelahan. Berlebihan mengkonsumsi minuman satu ini bisa berakibat sebaliknya. Kafein dalam dosis moderat meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi. Namun penelitian menunjukkan konsumsi kafein menyebabkan kelelahan.
6. Infeksi Saluran Kemih
Jika Anda pernah mengalami infeksi saluran kemih (ISK), Anda mungkin akrab dengan rasa sakit dan terbakar. Namun ISK tak selalu identik dengan gejala diatas. Dalam beberapa kasus, penderita ISK menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Tes urin akan memastikan adanya ISK.
Penyebab Denyut Jantung tidak Teratur
1. Denyut Jantung tidak Teratur karena adanya Penyakit jantung : 9
Kebanyakan orang yang mengalami palpitasi tidak memiliki penyakit jantung. Sebagian kecil palpitasi disebabkan oleh gangguan irama jantung (aritmia). Fibrilasi atrial, yaitu gangguan irama jantung yang melibatkan kedua sisi serambi jantung adalah salah satu masalah jantung yang menyebabkan palpitasi. Kondisi yang disebut takikardia atrium paroksismal (ATP) juga menyebabkan jantung berdenyut kencang (seringkali dua kali kecepatan normal). Hal ini terkait dengan gangguan konduksi listrik antar bilik jantung yang berlangsung selama beberapa detik atau menit sebelum kembali normal. Masalah jantung lain seperti kebocoran katup, penyakit jantung koroner, dll juga dapat menyebabkan palpitasi.
2. Denyut Jantung tidak Teratur karena Pengaruh emosi: respon emosi terhadap peristiwa stres dan emosional.
3.Denyut Jantung tidak Teratur karena melakukan Kegiatan fisik: melakukan kegiatan fisik yang intensif melebihi kemampuan
4. Denyut Jantung tidak Teratur karena Anemia: anemia menyebabkan otot jantung kekurangan pasokan oksigen.
5. Denyut Jantung tidak Teratur karena Kekurangan magnesium dan kalium.
6. Denyut Jantung tidak Teratur di sebabkan mengkonsumsi Makanan: kebiasaan merokok berat, meminum alkohol, kafein berlebihan (dari teh, kopi atau minuman cola), pengawet, penyedap dan pewarna makanan tertentu, dan beberapa jenis obat (misalnya obat asma).
7. Denyut Jantung tidak Teratur karena Masalah hormon: produksi hormon tiroid berlebihan atau peningkatan berbagai hormon pada wanita hamil.
8. Denyut Jantung tidak Teratur karena Tumor kelenjar adrenal
1.2. Bagaimana keterkaitan umur dan jenis kelamin terhadap kasus?
Hubungannya mungkin kearah jenis kelamin yaitu wanita, karena wanita
memiliki siklus menstruasi yang mana siklus mentruasi itu akan membuang besi
sebanyak 0,5-1 mg/hari. Pada kasus ini siklus mentruasinya sudah abnormal
karena terjadi dua kali dalam satu bulan dan sudah terjadi sejak satu setengah
tahun yang lalu. Jika pada kasus ini Mrs. Mona tidak mempunyai asupan besi
yang cukup sedangkan besi yang dikeluarkan melalui menstruasi meningkat ini
akan menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi yang mana gejala klinisnya
itu berupa weakness dan palpitation pada kasus ini
1.3. Bagaimana kaitan weakness dan palpitation dengan keluhan?
Keluhan lemah dan pucat dapat dikaitkan dengan terjadinya defisiensi eritrosit.
Hal ini jika dihubungkan dengan fungsi eritrosit, yaitu mengangkut oksigen dan
10
mengedarkannya ke seluruh tubuh . Jika eritrosit berkurang, maka pengangkutan
O2 pun ikut berkurang. Akibatnya, proses pembakaran glukosa pada sel sel tubuh
untuk menghasilkan energi juga akan berkurang. Akibat kekurangan energi akan
menyebabkan kondisi tubuh lemah dan terlihat pucat .
2. She is having symptom of nauseous and need medication to relieve it. She has
had suffered from prolonged and excessive menstruation (twice in a month) since
1,5 year ago.
2.1 Bagaimana mekanisme nausea pada kasus?
Infestasi cacing tambang pada usus halus → mengaktivasi makrofag →
menskresikan IL12 → mengaktivasi sel Th → mensekresikan IL 3 → m’aktivasi
sel mast → menskresikan H2 → pesekresi As. Lambung → NAUSEA
Kurangnya eritrosit maupun hemoglobin akan berdampak pada kurangnya asupan
oksigen dalam gastrointestinal. Hal ini dapat menyebabkan penimbunan asam
laktat pada otot-otot polos sehingga gaster, intestinal, colon, menjadi kelelahan,
dan manifestasinya adalah berupa disritmia dan kontraksinya tidak teratur. Selain
kekurangan oksigen keadaan kekurangan besi juga dapat menyebabkan disritmia
dan gangguan kontraksi otot karena penurunan fungsi mioglobin, enzim sitokrom,
dan gliserofosfat oksidase yang akan menyebabkan glikolisis terganggu sehingga
adanya penumpukan asam laktat. Keadaan ini akan menyebabkan mual dan rasa
penuh pada perut.
2.2 Bagaimana penatalaksanaan Nausea?
11
2.3 Apa etiologi menstruasi (2x dalam sebulan)? (cari keterkaitan dengan infestasi
Hookworm’s)
2.4 Apa dampak menstruasi yang berlebihan dan berkepanjangan?
Dalam ilmu kedokteran kondisi ini disebut Menorrhagia, perdarahan menstruasi
yang banyak dan berkepanjangan (melebihi masa normal menstruasi yaitu; 3 – 10
hari).
Kondisi ini sebenarnya normal dialami oleh perempuan yang memasuki masa
premenopause, tetapi bagi perempuan berusia produktif, hal ini memang tidak
wajar.
Menorrhagia menyebabkan kehilangan darah yang berlebihan dan
berkepanjangan (kronik), sehingga dapat menimbulkan anemia.
Kehilangan darah yang berlebihan ini diikuti dengan hilangnya Fe (zat besi) yang
merupakan prekusor untuk sintesis Hb.Sehingga berdampak pada :
1. Penurunan sintesis Hb -> Hb turun, MCH dan MCHC berkurang
2.EnzimFerukatalase
Enzim Ferukatalase dibutuhkan untuk eritropoesis. Enzim ini akan terus bekerja
selama tidak mendapat feed back negative dari Fe. Pada kasus ini terjadi
defisiensi zat besi, sehingga eritropoesis akan terus berlanjut dan dihasilkan RBC
yangmikrositik(padakasusiniMCVturun)
3.Enzim SitokromZat besi tersimpan paling banyak dalam hemoglobin dan
mioglobin,juga berperan dalam enzim sitokrom. Enzim ini berguna untuk reaksi
oksidatif atau trasnpor elektron yang menghasilkanATP.Defisiensi zat besi
12
berdampak pada penurunan produksi ATP (pada kasus ini menyebabkan
weakness)
2.5 Bagaimana mekanisme menstruasi berlebihandan berkepanjangan?
Pada kasus ini menstruasi yg berlebihan disebabkan mungkin disebabkan oleh
Ketidakseimbangan hormone-Dalam siklus menstruasi normal ,keseimbangan
hormone estrogen dan progesterone menyesuaikan kondisi dari dinding
uterus(endometrium).Akibat adanya ketidakseimbangan hormone ini maka terjadi
hypermenorrhea
3. She likes planting and taking care of flowers in her garden without gloves.
3.1 Bagaiman keterkaitan kebiasaan dan keluhan utama penderita?
Kebiasaan hidup disini yang dibahas adalah pada hobi kontak langsung pada tanah tanpa mengunakan sarung tangan. Kenapa demikian karena pada tanah terdapat banyak berbagai bakteri seperti pada kasus ini adanya parasit( cacing tambang ancylostoma duodenale.telur nya akan dikeluarkan bersama dengan kotoran manusia. Telur akan menetas menjadi larva dluar tubuh manusia dan menembus kulit yang tanpa perlindugan
4. Physical examination:
General appearance: pale, fatique,
HR: 110x/minute, RR : 22x/menit, Temperature : 36,6ºC, BP : 120/80 mmHg
Liver and spleen non palpable, no lymphadenopathy, no epigastric pain
Cheilitis positive, tongue : papil atrophy
Koilonychia positive
4.1 Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?
General appearance: Pale,fatigue
Pale/pucat: karena anemia
13
Perdarahan terus menerus akan menyebabkan cairan ekstraseluler terutama darah akan mengalami penurunan drastic. Pendarahan ini menyebabkan pengikatan oksegen oleh hemoglobin yang ada didalam darah berkurang sehingga kulit terlihat pucat.
Warna kuku, telapak tangan, dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna menilai kepucatan.
Fatigue/kelelahan: karena anemia
• Nadi 110 x/menit = Tachycardi
60 – 100 = Normal< 60x/menit = Bradycardi>100x/menit = Tachycardi• RR 22 x/menit = Normal
14-24 x/menit = Normal• Temperature 36,6 0 = Normal
Suhu rectal = 37,2°C NormalSuhu Axilla = 36,2°C NormalSuhu Oral = 36,6°C Normal
• Tekanan darah 120/80 mmHg = Normal
120/80 mmHg = Tekanan darah normal
• Liver dan empedu tidak teraba = Normal
• Tidak ada lymphadenophaty = Normal
• Tidak ada nyeri pada epigastric = Normal
• Cheilitis : adanya keradangan pada sudut mulut sehingga tampak sebagai
bercak berwarna pucat keputihan.
• Papil atrofy : Permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil
lidah menghilang.
• Koilonychia : kuku sendok (spoon tail), kuku menjadi rapuh, bergaris-garis
vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok. Hal ini dihubungkan
dengan status nutrisi yang buruk seperti pada anemia defisiensi besi dan
kurangnya intake asam amino yang mengandung sulfur.
• Chelitis, papil atrofy, koilonychia menandakan anemia defiesinsi zat besi
• Koilonikia disebabkan oleh kurangnya zat besi pada epitel yang juga
menyebabkan atropi papil lidah serta cheilitis. Cheilitis juga dapat disebabkan
14
karena kurangnya oksigenasi pada jaringan tersebut dikarenakan mengutamakan
suplai oksigen ke organ-organ vital.
4.2 Bagaimana mekanisme terjadi pucat dan lemas?
Pucat : hypoxia jaringan O2 dialihkan terlebih dahulu ke organ vital; ex
jantung O2 di perifer
Lemas : akibat Fe sintesis Hb daya angkut O2 pada RBC Supply O2
ke jaringan berkurang (tissue hypoxia) pengiriman O2 untuk metabolism pada
otot berkurang Metabolisme anaerob meningkat penumpukan asam laktat
LEMAS
4.3 Bagaimana mekanisme terjadi HR meningkat?
Proses patofisiologi dari syok hipovolemik adalah searah. Darah dan atau cairan keluar tubuh, menyebabkan penurunan jumlah volume di pembuluh darah. Aliran balik vena menurun karena kurangnya cairan di ruang vaskuler, menyebabkan penurunan pengisian ventrikel. Ventrikel tidak memiliki darah sebanyak seperti biasa untuk memompa keluar, jadi stroke volume menurun. Denyut jantung akan meningkat untuk mengkompensasi. Stroke volume berkurang sehingga output jantung rendah dan tekanan darah rendah. Akhirnya, jika cairan atau kehilangan darah terus berlangsung, denyut jantung tidak akan dapat mengkompensasi penurunan Stroke volume. Hasil akhir dari syok hipovolemik adalah perfusi jaringan yang tidak memadai.
4.4 Bagaimana mekanisme terjadi cheilitis (+)?
Adanya keradangan pada sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna
pucat keputihan.
4.5 Bagaimana mekanisme terjadi papil atrophy?
Atrophic glossitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan kondisi lidah yang
kehilangan rasa karena degenerasi ujung papil (bagian menonjol pada selaput
yang berlendir dibagian atas lidah).Penderita yang mengalami penyakit ini,
lidahnya akan tampak licin dan mengkilat, baik seluruh bagian lidah maupun
15
hanya sebagian. Penyakit ini sering kali timbul akibat kekurangan zat besi. Oleh
karena itu, penyakit ini banyak ditemukan pada penderita anemia.
4.6 Bagaimana mekanisme trejadi Koilonychia?
Defisiensi besi dalam waktu yang lama juga dapat menyebabkan gangguan dari
perkembangan kuku di jari sehingga akan menyebabkan terjadinya koilonychia.
Jaringan kuku menjadi lunak sehingga ketika diberikan dengan tekanan ringan
pada ujung kuku seperti ketika menulis dengan menggunakan pen dapat
menyebabkan deformitas bentuk kuku menjadi konkaf. Kelainan ini sering terjadi
pada kuku jari pertama, hal ini disebabkan karena populasi orang dengan
dominan tangan kanan lebih banyak dibandingkan tangan kiri.
5. Laboratory :
Hb : 6,2 g/dL, Ht : 18 vol%, RBC : 2.480.000/mm³, WBC : 7.400/mm³, trombosit:
386.000/mm³, Diff.count : 0/2/5/63/26/4, MCV : 72 fL, MCH: 25 pg, MCHC: 30%
Fecal Occult Blood : Negative, Hookworm’s eggs positive.
5.1 Bagaimana interpretasi dari hasil lab?
Hb -> 6,2 g/dL (tidak normal) / normal : 14-18 g/dL
Ht -> 18 % vol (tidak normal) / normal : 37-43 %
RBC -> 2.480.000/mm (tidak normal) / normal : 4.000.000 – 5.000.000/mm
WBC -> 7400/mm (normal) / normal : 5000-10.000/mm
Trombosit -> 386.000/mm (normal) / normal: 150.000-400.000/mm
Diff.count -> 0/2/5/63/26/4 (normal)
- Basofil : 0-1 %
- Eosinofil : 1-3%
16
- Netrofil Batang : 2-6 %
- Netrofil Segmen : 50-70%
- Limfosit : 20-40%
- Monosit : 2-8%
MCV -> 72 fL (tidak normal) / normal : 80-96 fL
MCH -> 25 pg (tidak normal / normal : 27-31 pg
MCHC -> 30% (tidak normal) / normal : 31-35 %
5.2 Bagaimana mekanisme abnormal Hb, Ht dan RBC?
Hb Pada anemia defisiensi besi, besi yang dibutuhkan untuk sintesis heme tidak
tersedia sehingga heme yang terbentuk hanya sedikit dan pada akhirnya jumlah
hemoglobin yang dibentuk juga berkurang
Ht hematokrit menurun akibat RBC yang menurun
RBC perdarahan kronis akibat infeksi telur cacing tambah ditambah menstruasi
yang berlebihan sehingga terjadi penurunan kadar RBC
5.3 Bagaimana mekanisme abnormal MCV, MCH, MCHC?
MCV enzim penentu kecepatan yaitu enzim ferokelatase memerlukan besi
untuk menghentikan sintesis heme. Padahal besi pada anemia defisiensi besi tidak
tersedia sehingga pembelahan sel tetap berlanjut selama beberapa siklus tambahan
namun menghasilkan sel yang lebih kecil (mikrositik). Hal ini ditandai dengan
menurunnya MCV (mean corpuscular volume) < 80 fl.
MCH dan MCHC Dengan berkurangnya Hb yang terbentuk, eritrosit pun
mengalami hipokromia (pucat). Hal ini ditandai dengan menurunnya MCV dan
MCHC (mean corpuscular Hemoglobin Concentration) < 32%
17
5.4 Bagaimana infestasi Hookworm’s eggs pada kasus?
Daur hidup Ancylostoma duodenale yaitu telur cacing dikeluarkan bersama feses dalam waktu 1-2 hari di dalam tanah, telur tersebut akan menetas menjadi larva rabditiform. Dalam waktu sekitar tiga hari larva rabditiform tumbuh menjadi larva filariform, yang dapat menembus kulit dan dapat bertahan hidup 7-8 minggu di tanah. Setelah menembus kulit, larva ikut masuk melalui aliran darah menuju jantung terus ke paru-paru. Di paru-paru larva menembus pembuluh darah masuk ke bronkus lalu ke trakea dan laring. Dari laring, larva ikut tertelan dan masuk ke dalam usus halus dan menjadi cacing dewasa.
Proses infeksiAncylostoma duodenale hidup di dalam rongga usus halus tapi melekat pada dinding usus dan mengisap darah sebagai makanannya. Infeksi cacing ini menyebabkan kehilangan darah secara perlahan-lahan sehingga penderita mengalami kekurangan darah (anemia) yang disebab oleh perdarahan pada bekas gigitan cacing, karena cacingnya mengeluarkan anticoagulani ketika ia mengisap darah, akibatnya dapat menurunkan gairah kerja serta menurunkan produktivitas. Tetapi kekurangan darah ini biasanya tidak dianggap sebagai cacingan namun dianggap karena kekurangan darah yang biasa terjadi karena banyak sebab. Kebiasaan defekasi di tanah dan pemakaian tinja sebagai pupuk kebun (berbagai daerah tertentu) penting dalam penyebaran infeksi. Biasanya terjadi pada golongan pekerja perkebunan yang langsung berhubungan dengan tanah, mendapat infeksi lebih besar 70%. Untuk menghindari infeksi ini dengan menggunakan sandal atau sepatu.
5.5 Bagaimana cara pemeriksaan Fecal Occult Blood ?
Pemeriksaan darah samar : tujuan untuk mendeteksi adanya pendarahan saluran
cerna, pendarahan yang besar(>150ml) dapat langsung diketahui secara
makroskopik, tapi bila pendarahan <100ml/hari maka feses akan terlihat normal.
Dengan pemeriksaan in lesi yang masih asimtomatis atau ringan atau lokal dapat
dideteksi lebih cepat. Ada 2 cara yaitu cara dengan benzidine basa dan cara
dengan benzidine dihidrochlorida.
5.6 Bagaimana cara pemeriksaan hasil lab?
1. Sediaan Apus Darah Tepi
a) Ukuran sel
b) Anisositosis
18
c) Poikolisitosis
d) Polikromasia
2. Hitung Retikulosit ( N: 1-2%)
3. Persediaan Zat Besi
a) Kadar Fe serum ( N: 9-27µmol/liter )
b) Total Iron Binding Capacity ( N: 54-64 µmol/liter)
c) Feritin Serum ( N ♀: 30 µmol/liter ; ♂: 100 µmol/liter
1. Pemeriksaan Complete Blood Count (CBC)
Kriteria apakah seseorang menderita anemia dapat dilihat dari kadar
hemoglobindan hematokritnya. Selain itu, indeks eritrosit dapat digunakan untuk
menilaiabnormalitas ukuran eritrosit dan defek sintesa hemoglobin.Bila MCV <
80, maka disebut mikrositosis dan bila > 100 dapat disebut sebagaimakrositosis.
Sedangkan MCH dan MCHC dapat menilai adanya defek dalam sintesa
hemoglobin (hipokromia)
2. Sediaan apusan Darah tepi
SADT akan memberikan informasi yang penting apakah ada gangguan atau
defek pada produksi sel darah merah. Istilah anisositosis menunjukkan ukuran
eritrosityang bervariasi, sedangkan poikilositosis menunjukkan adanya bentuk
darieritrosit yang beraneka ragam.
3. Hitung Retikulosit
Pemeriksaan ini merupakan skrining awal untuk membedakan etiologi
anemia. Normalnya, retikulosit adalah sel darah merah yang baru dilepas dari
sumsum tulang. Retikulosit mengandung residual RNA yang akan di metabolisme
dalam waktu 24-36 jam (waktu hidup retikulosit dalam sirkulasi). Kadar normal
retikulosit 1-2% yang menunjukkan penggantian harian sekitar 0,8-1% dari jumlah
sel darah merah di sirkulasi.Indeks retikulosit merupakan perhitungan dari
produksi sel darah merah. Nilai retikulosit akan disesuaikan dengan kadar
hemoglobin dan hematokrit pasien berdasarkan usia, gender, sarta koreksi lain bila
ditemukan pelepasan retikulosit prematur (polikromasia). Hal ini disebabkan
karena waktu hidup dari retikulosit prematur lebih panjang sehingga dapat
menghasilkan nilai retikulosit yang seolah-olah tinggi.
19
RI = (% retikulosit x kadar hematokrit/45%) x (1/ faktor koreksi)
Faktor koreksi untuk:
Ht 35% : 1,5
Ht 25% : 2,0
Ht 15% : 2,5
Keterangan: RI < 2-2,5% : produksi atau pematangan eritrosit yang tidak
adekuatRI > 2,5% : penghancuran eritrosit yang berlebihan
4. Persediaan dan Penyimpanan Zat Besi
Saturasi transferin didapatkan dari pembagian kadar Fe serum dengan TIBC dikali
100 (N: 25-50%). Pada pengukuran kadar Fe plasma dan persen saturasi transferin,
terdapat suatu variasi diurnal dengan puncaknya pada pk 09.00 dan pk.10.00.
Serum feritin digunakan untuk menilai cadangan total besi tubuh. Namun,feritin
juga merupakan suatu reaktan fase akut, dan pada keadaan inflamasi baik akut
maupun kronis, kadarnya dapat meningkat.
5.7 Bagaimana penatalaksaan pada kasus?(Farmakoterapi dan nutrisi)
Terapi terhadap anemia defisiensi besi adalah :
Terapi kausal : terapi terhadap penyebab pendarahan, misalnya pengobatan
caacing tambang, pengobatan hemoroid, pengobatan menorhagia. Terap kausal
harus dilakukan, kalau tidak makan anemia akan kambul lagi.
Pemberian preparat besi : untuk mengantikan kekurangan besi dalam tubuh
(iron replacement therapy).
a. terapi besi oral : terapi besi oral merupakan terapi pilihan pertama oleh
karena efektif, murah dan aman. Preparat yang tersedia adalah ferrous
sulphat (sulfa ferosus) merupakan preparat pilihan pertama oleh karena
paling murah tetapi efektif. Dosis anjuran adalah 3 x 200 mg. Setiap 200
mg sulfa ferosus mengandung 66 mg besi elemental. Pemberian sulfa
ferosus 3 x 200 mg mengakibatkan absorbsi besi 50 mg per hari yang
dapat meningkatkan eritropoesis dua sampai tiga kali normal. Preparat lain
: ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, dan ferrous succinate.
20
Preparat besi sebaiknya diberikan saat lambung kosong, tetapi efek
samping lebih sering dibandingkan dengan pemberian setelah makan. Pada
pasien yang mengalami intoleransi, sulfa ferosus dapat diberikan saat
makan atau setelah makan.
Efek samping utama besi per oral adalah gangguan gastrointestinal yang
dijumpai pada 15 sampai 20%, yang sangat mengurangi kepatuhan pasien.
Keluhan ini dapat berupa mual, muntah, serta konstipasi. Untuk
mengurangi efek samping besi diberikan saat makan atau dosis dikurangi
menjadi 3 x 100 mg.
Pengobatan besi diberikan 3 sampai 6 bulan, ada juga yang menganjurkan
sampai 12 bulan, setelah kadar Hb normal untuk mengisi cadangan besi
tubuh. Dosis pemeliharaan yang diberikan adalah 100 sampai 200 mg. Jika
tidak diberikan dosis pemeliharaan, anemia sering kambuh kembali.
Untuk meningkatkan penyerapan besi dapat diberikan preparat vit C, tetapi
dapat meningkatkan efek samping terapi. Dianjurkan pemberian diet yang
banyank mengandung hati dan daging yang banyak mengandung besi.
Terapi besi parenteral : terapi besi parenteral sangat effektif tetapi
mempunyai resiko lebih besar dan harganya lebih mahal. Preparat yang
tersedia ialah iron dextran complex ( mengandung 50 mg besi/ml) iron
sorbitol citric acid complex dan yang terbaru adalah iron ferric gluconate
dan iron sucrose yang lebih aman. Besi parenteral dapat diberikan secara
i.m dalam dan i.v pelan. Pemberian i.m memberikan rasa nyeri dan
memberikan warna hitam pada kulit. Efek samping yang dapat timbul
adalah reaksi anafilaksis, meskipun jarang (0,6%). Efek samping lain
adalah flebitis, sakit kepala, flushing, mual, muntah, nyeri perut dn sinkop.
Pengobatan lain : diet : sebaiknya diberikan makanan bergizi dengan
tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani. Vitamin c :
diberikan 3 x 100 mg per hari untung meningkatkan absorbsi besi.
Tranfusi darah tetapi jarang.
Respon terhadapa terapi : respon baik bila retikulosit naik pada minggu
pertama , mencapai puncak pada hari ke-10 dan normal lagi pada hari ke-
21
14, diikuti kenaikan Hb 0,15 g/hari-2 g/hari setelah 3-4 minggu. Hb
menjadi normal setelah 4-10 minggu.
Pencegahan : berupa pendidikan kesehatan, pemberantasan infeksi cacing
tambang, suplementasi besi dan fortifikasi bahan makanan dengan besi.
Pengobatan spesifik
Pirantel pamoat
Dosis tunggal 10 mg/kgBB . cukup efektif dengan toksisitas yg rendah.
Mebendazole
100 mg dua kali sehari slama 3 hari
Albendazole
Diberikan dengan dosis tunggal 400 mg
Creeping eruption
Albendazole diberikan 400 mg slama 5 hari
Pengobatan terhadap cacing dewasa
Diberikan gabungan pirantel-pamoat dengan mebendazole dgn cara pirantel
pamoat dosis tunggal 10 mg/kgBB diberikan pagi hari diikuti pemberian
mebendazole 100 mg 2 kali sehari selama 3 hari.
22
IV. Learning issue
1. Anemia
1. Anemia
- Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah (sel) atau kurang dari jumlah
normal hemoglobin dalam darah. [1] [2] Namun, hal ini dapat mencakup
menurunnya pengikatan oksigen kemampuan setiap molekul hemoglobin karena cacat
atau kekurangan dalam numerik pengembangan seperti jenis lain hemoglobin
kekurangan. Karena hemoglobin (ditemukan di dalam sel) biasanya mengangkut
oksigen dari paru-paru untuk kapiler, menyebabkan anemia hipoksia (kurangnya
oksigen) di organ.
Ada lebih dari 400 jenis anemia, yang dibagi menjadi tiga kelompok:
• Disebabkan oleh kehilangan darah anemia
• produksi sel darah merah penurunan atau rusak
• Anemia disebabkan oleh pembinasaan sel darah merah
Sel-sel darah merah yang bisa hilang melalui perdarahan, yang dapat terjadi perlahan-
lahan selama jangka waktu yang panjang, dan sering bisa tak terdeteksi. Semacam ini
pendarahan kronis sering hasil dari berikut:
• Kondisi pencernaan seperti borok, wasir, gastritis (radang perut) dan kanker
• Penggunaan non-steroid anti-inflamasi obat (NSAID) seperti aspirinatau
ibuprofen, yang dapat menyebabkan bisul dan gastritis
• Haid dan melahirkan pada wanita, terutama jika menstruasi pendarahan
berlebihan dan jika ada kehamilan jamak
Anemia yang disebabkan oleh penurunan atau rusak produksi sel darah merah
Dengan jenis anemia, tubuh dapat menghasilkan sel-sel darah yang terlalu sedikit atau
sel darah mungkin tidak berfungsi dengan benar. Dalam kedua kasus, anemia dapat
menghasilkan. Sel darah merah mungkin rusak atau penurunan karena abnormal sel-
sel darah merah atau kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan untuk sel-sel
23
darah merah untuk bekerja dengan baik. Kondisi yang terkait dengan penyebab
anemia meliputi:
• Anemia sel sabit
• Anemia defisiensi besi
• Kekurangan vitamin
• Masalah sumsum tulang dan sel induk
• Kondisi kesehatan
Sel darah merah menjadi berbentuk bulan sabit karena cacat genetik.Sel darah merah
berbentuk bulan sabit juga terjebak dalam pembuluh darah kecil, menyebabkan nyeri.
Anemia defisiensi besi terjadi karena kurangnya besi mineral dalam tubuh. Sumsum
tulang di pusat tulang kebutuhan besi untuk membuat hemoglobin, Bagian dari sel
darah merah yang mengangkut oksigen ke organ tubuh. Tanpa memadai besi, tubuh
tidak dapat menghasilkan cukup hemoglobin untuk sel-sel darah merah. Hasilnya
adalah anemia defisiensi besi. Jenis anemia dapat disebabkan oleh:
• Diet kurang besi
• Menstruasi
• Donor darah sering
• Pelatihan ketahanan
• Obat-obatan, makanan, dan minuman berkafein tertentu
Anemia defisiensi vitamin dapat terjadi ketika vitamin B12 dan folat kekurangan.
Vitamin ini dua yang diperlukan untuk membuat sel darah merah. Kondisi yang
mengarah ke disebabkan oleh kekurangan vitamin anemia meliputi:
• Megaloblastic anemia: Vitamin B12 atau folat atau keduanya adalah
kekurangan
• Anemia pernisiosa: penyerapan B12 vitamin miskin yang disebabkan oleh
kondisi seperti penyakit Crohn, infeksi parasit usus, operasi pengangkatan dari bagian
dari perut atau usus, atau infeksi HIV
• Kekurangan makanan: makan daging sedikit atau tidak ada dapat
menyebabkan kekurangan vitamin B12, sementara overcooking atau makan sayuran
terlalu sedikit dapat menyebabkan folat kekurangan.
24
Anemia yang dihasilkan dari sumsum tulang atau sel induk masalah meliputi:
• Anemia aplastik terjadi ketika ditandai penurunan jumlah sel-sel induk atau
tidak adanya sel-sel ini. Aplastik anemia dapat diwarisi, dapat terjadi tanpa alasan
yang jelas, atau dapat terjadi ketika sumsum tulang terluka oleh obat, radiasi,
kemoterapi, atau infeksi.
• Thalassemia terjadi ketika sel-sel merah tidak berumur dan tumbuh dengan
baik. Thalassemia adalah kondisi warisan yang biasanya mempengaruhi orang-orang
keturunan Mediterania, Afrika, Timur Tengah dan Asia Tenggara. Kondisi ini dapat
berkisar dalam tingkat keparahan dari ringan untuk mengancam kehidupan; bentuk
yang paling parah ini disebut Cooley's anemia.
Anemia disebabkan oleh pembinasaan sel darah merah :
Ketika sel-sel darah merah rapuh dan tidak dapat menahan rutin stres dari sistem
sirkulasi, mereka mungkin pecah prematur, menyebabkan anemia hemolisis.Anemia
hemolitik dapat hadir pada saat lahir atau berkembang kemudian. Kadang-kadang ada
penyebab yang tidak diketahui. Diketahui penyebab hemolitik anemia dapat
mencakup:
• Kondisi warisan, seperti anemia sel sabit dan thalassemia
• Stres seperti infeksi, obat, racun ular atau spider atau makanan tertentu
• Racun dari lanjutan hati atau penyakit ginjal
• Tidak pantas serangan oleh sistem imun (disebut hemolisis penyakit bayi
ketika itu terjadi pada janin wanita hamil)
• Cangkokan vaskular, katup prostetik jantung , tumor, parah luka bakar,
paparan kimia, parah hipertensi, dan gangguan pembekuan
Perawatan
• Oral besi : Defisiensi besi dari penyebab gizi langka pada pria dan wanita
postmenopause. Diagnosis defisiensi besi mandat mencari sumber-sumber potensi
kerugian, seperti pendarahan pada saluran pencernaan dari borok atau kanker usus
besar. Ringan sampai sedang anemia defisiensi besi diobati dengan suplemen oral besi
dengan ferrous sulfat, ferrous fumaratatau glukonat ferrous. Ketika mengambil besi
suplemen, perut marah dan/atau penggelapan dari kotoran yang umumnya
berpengalaman. Sakit perut dapat dikurangi dengan mengambil besi dengan makanan;
25
Namun, hal ini menurunkan jumlah besi diserap. Vitamin C aids di kemampuan tubuh
untuk menyerap besi, sehingga mengambil besi lisan suplemen dengan jus jeruk
adalah manfaat.Dalam anemias penyakit kronis, terkait dengan kemoterapi, atau
terkait dengan penyakit ginjal, beberapa dokter meresepkan rekombinan eritropoietin
atau epoetin alfa, untuk merangsang produksi RBC.
Parenteral besi: Dalam kasus mana lisan besi telah baik terbukti tidak efektif, akan
terlalu lambat (misalnya, pre-operatively) atau mana penyerapan dihambat (misalnya
dalam kasus peradangan), besi parenteral dapat digunakan. Tubuh dapat menyerap
untuk 6 mg besi setiap hari dari saluran pencernaan.
• Transfusi darah : Prinsip fisiologis yang pengurangan pengiriman oksigen
yang terkait dengan anemia mengarah ke hasil klinis yang merugikan seimbang
dengan menemukan bahwa transfusi tidak selalu mengurangi hasil klinis yang
merugikan tersebut. Darah memiliki risiko yang terkait, seperti penyakit transmisi dan
host ketidakcocokan, bahkan dalam kasus yang mana crossmatching dilakukan
dengan benar. Setiap unit darah hanya setara dengan 200–250 mg besi, sehingga
membutuhkan beberapa unit per pasien ke toko-toko besi penuh.
2. Farmakologi untuk Hookworm
26
3. Pemeriksaan Anemia Hipokrom Mikrositik
1.Sediaan Apus Darah Tepi
a) Ukuran sel
b) Anisositosis
c) Poikolisitosis
d) Polikromasia
2.Hitung Retikulosit ( N: 1-2%)
3.Persediaan Zat Besi
a) Kadar Fe serum ( N: 9-27µmol/liter )
b) Total Iron Binding Capacity ( N: 54-64 µmol/liter)
c) Feritin Serum ( N ♀: 30 µmol/liter ; ♂: 100 µmol/liter
5. Pemeriksaan Complete Blood Count (CBC)
Kriteria apakah seseorang menderita anemia dapat dilihat dari kadar
hemoglobindan hematokritnya. Selain itu, indeks eritrosit dapat digunakan untuk
menilaiabnormalitas ukuran eritrosit dan defek sintesa hemoglobin.Bila MCV <
80, maka disebut mikrositosis dan bila > 100 dapat disebut sebagaimakrositosis.
27
Sedangkan MCH dan MCHC dapat menilai adanya defek dalam sintesa
hemoglobin (hipokromia)
6. Sediaan apusan Darah tepi
SADT akan memberikan informasi yang penting apakah ada gangguan atau
defek pada produksi sel darah merah. Istilah anisositosis menunjukkan ukuran
eritrosityang bervariasi, sedangkan poikilositosis menunjukkan adanya bentuk
darieritrosit yang beraneka ragam.
7. Hitung Retikulosit
Pemeriksaan ini merupakan skrining awal untuk membedakan etiologi
anemia. Normalnya, retikulosit adalah sel darah merah yang baru dilepas dari
sumsum tulang. Retikulosit mengandung residual RNA yang akan di metabolisme
dalam waktu 24-36 jam (waktu hidup retikulosit dalam sirkulasi). Kadar normal
retikulosit 1-2% yang menunjukkan penggantian harian sekitar 0,8-1%
dari jumlah sel darah merah di sirkulasi.Indeks retikulosit merupakan perhitungan
dari produksi sel darah merah. Nilai retikulosit akan disesuaikan dengan kadar
hemoglobin dan hematokrit pasien berdasarkan usia, gender, sarta koreksi lain
bila ditemukan pelepasan retikulosit prematur (polikromasia). Hal ini disebabkan
karena waktu hidup dari retikulosit prematur lebih panjang sehingga dapat
menghasilkan nilai retikulosit yang seolah-olah tinggi.
RI = (% retikulosit x kadar hematokrit/45%) x (1/ faktor koreksi)
Faktor koreksi untuk:
Ht 35% : 1,5
Ht 25% : 2,0
Ht 15% : 2,5
Keterangan: RI < 2-2,5% : produksi atau pematangan eritrosit yang tidak
adekuatRI > 2,5% : penghancuran eritrosit yang berlebihan
8. Persediaan dan Penyimpanan Zat Besi
Saturasi transferin didapatkan dari pembagian kadar Fe serum dengan TIBC
dikali 100 (N: 25-50%). Pada pengukuran kadar Fe plasma dan persen saturasi
transferin, terdapat suatu variasi diurnal dengan puncaknya pada pk 09.00 dan
pk.10.00. Serum feritin digunakan untuk menilai cadangan total besi tubuh.
28
Namun,feritin juga merupakan suatu reaktan fase akut, dan pada keadaan
inflamasi baik akut maupun kronis, kadarnya dapat meningkat.
BAB III
PENUTUP
29
I. Kesimpulan
Mrs. Mona, 41 tahun mengalami anemia hipokrom mikrositer karena defisiensi Fe
akibat infestasi Hookworm dan menstruasi yang berlebihan dan berkepanjangan.
30
DAFTAR PUSTAKA
o Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi
V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
o Kamus Kedokteran Dorland. 2011. Jakarta: EGC.
31